DOSEN PENGAMPU :
SRI HANDAYANI,M. Pd
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHUlUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah.....................................................................................................
C. Batasan Masalah.......................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN
A.... Sejarah kemunculan Ilmu kalam dan Penyimpangan..........................................
1. Sejarah Kemunculan Ilmu Kalam..............................................................2
2. Timbulnya Persoalan Kalam......................................................................3
BAB III.................................................................................................................................
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Mempelajari mata kuliah ilmu kalam merupakan salah satu dari tiga komponen rukun iman. Ketiga
komponen itu, yaitu nuthqun bi allisani (mengucapkan dengan lisan), ‘amalun bi al-arkani (melaksakan
dengan rukun-rukun), dan tash iqun bi al-qalbi (membenarkan dengan hati). Agar keyakinan itu dapat
tumbuh dengan kukunya, para ulama dahulu telah melakukan kajian secara mendalam.
Ketiga komponen itu, dalam kajian ilmu-ilmu keislaman secara ilmiah, menjadi kajian utamanya.
Hanya terkadang berbeda-beda antara satu wilayah lain atau negara lain. Memang diakui orang-orang
ilmuwan tertentu yang kurang memahami ilmu kalam.
Semoga makalah kami ini dapat memenuhi tuntunan sahabat-sahabat untuk mengenal lebih dekat
sejarah kemunculan ilmu kalam dan permasalahannya, yang selalu menjadi acuan perkembangannya
tersebut. kami ucapkan terimah kasih.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah kemunculan ilmu Kalam ?
2. Bagaimana timbulnya persoalan-persoalan Kalam ?
C. Batasan masalah
1. Hanya membahas sejarah kemunculan ilmu Kalam
2. Hanya membahas timbulnya persoalan-persoalan Kalam
3.
BAB II
PEMBAHASAN
Persoalan di atas telah menimbulkan tiga aliran teologi dalam islam, yaitu sebagai berikut:
1. Aliran Khawarij yang menyatakan bahwa orang yang berdosa besar adalah kafir, dalam arti keluar dari
islam, atau tegasnya murtad dan wajib dibunuh.
2. Aliran Murji’ah yang menegaskan bahwa orang yang berbuat besar tetap mukmin dan bukan kafir.
Adapun soal dosa yang dilakukannya terserah kepada Allah untuk mengampuni atau tidak
mengampuninya.
3. Aliran Mu’tazilah yang tidak menerima pendapat-pendapat diatas.bagi mereka, orang yang berdosa
besar bukan kafir, tetapi bukan pula mukmin. Orang yang serupa ini mengambil posisi antara kedua
posisi mukmin dan kafir.[4]
Dalam perkembangan selanjutnya, pembicaraan al-Khawarij tentang iman dan kufur ini
tidak hanya dihubungkan dengan tindakan menerapkan suatu hukum tidak berdasar Al-quran,
seperti proses tahkim yang ditempuh oleh Ali dan Maawiyah, melainkan dihubungkan dengan pelaku
dosa besar inilah yang kemudian berpengaruh dalam pertumbuhan berbagai aliran kalam.
Dari pembicaraan kaum al-Khawarij tentang iman dan kufur, yang dihubungkan dengan pelaku
tahkim dan pelaku dosa besar, berbagai persoalan kalam lain terus bermunculan dan berkembang
sehingga lahir disiplin ilmu yang terkenal ilmu kalam.
Disiplin ilmu ini diberi nama Ilmu Kalam karena antara lain, masalah yang sangat dibicarakan oleh
para mutakallim pada masa-masa pertama adalah masalah Kalam Allah, Al-quran, atau karena dalam
rangka memperkuat pendapat para mutakallin (ahli ilmu kalam) sangat mengandalkan kelincahan
berbicara atau karena para mutakallin tersebut membericarakan apa yang tidak dibicarakan oleh para
salaf atau karena cara pembuktian atas kepercayaan agama menyerupai logika didalam filsafat. Untuk
membedakan dengan logika yang digunakan dalam filsafat, cara pembuktian para mutakallin itu di
namai kalam[5]
Ilmu Kalam ini pula disebut Ilmu Tuhid, Ilmu Ushuluddin, dan Ilmu Aqaid. Disebut Ilmu
Tauhid karena tujuan pokok dari ilmu ini adalah “meng-Esa-kan Tuhan,” baik dzat, sifat, maupun
perbuatannya. Diberi nama Ilmu Ushuliddin karena objek kajiannya adalah masalah sendi-sendi atau
dasar dari ajaran Islam. Ilmu kalam sama dengan tauhid, tetapi argumentasinya lebih di konsentrasikan
pada penguasahaan logika. Oleh karena itu, sebagian teologi menganggap bahwa ilmu kalam berbeda
dengan tauhid. Adapun Ilmu Aqaid adalah masalah akidah atau kepercayaan dalam agama Islam.[6]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah tentang Sejarah Kemunculan Kalam dan Permasalahannya
ialah sebagai berikut:
1. Dari pembicaraan kaum al-Khawarij tentang iman dan kufur, sehingga berbagai Kalam
bermunculan dan berkembang hingga Dinasti Bani Abbas, disinilah mulai muncul disiplin Ilmu
ini yang diberi nama Ilmu Kalam.
2. Persoalan-persoalan kalam dipicu kemunculannya oleh persoalan-persoalan politik tentang
kekhalifahan(pemimpin). Yang dipimpin Oleh Nabi Muhammad sebagai kepala pemerintah
ketika beliau wafat dan dari sinilah muncul persoalan-persoalan Kalam.
DAFTAR PUSTAKA
[2] Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran, Sejarah Analisa Perbandingan, (Jakarta: UI Press, 1972),
hlm. 3.