Anda di halaman 1dari 8

KEMENTERIAN AGAMA No.

Dokumen : FITK-FR-AKD-020
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Februari 2010
FITK FORM (FR)
No. Revisi : 02
Hal : 1/1

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

Jurusan/Prodi : Pendidikan IPA / Pendidikan Kimia Hari/Tanggal : Rabu, 8 Juli 2020


Mata Kuliah : Bioteknologi Dosen : Dr. Ir. Hj.Siti Suryaningsih, M.Si
Bobot SKS : 2 SKS Nama : Afy Rizky Awalia
Semester/Kelas : VI A-B Nim : 11170162000045

Tahun Akademik : 2019-2020 :

KAJIAN PENGGUNAAN NUTRISI DAN INTENSITAS CAHAYA TERHADAP


PERTUMBUHAN KANGKUNG SERTA MEDIA PEMBIBITAN KANGKUNG

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jenis nutrisi yang berbeda terhadap
pertumbuhan tanaman kangkung pada sistem Hidroponik. penelitian ini menggunakan rancangan acak
kelompok faktorial yang terdiri dari dua faktor yaitu pemberian nutrisi dan intensitas cahaya. Nurtisi yang
diberikan beruba nutrisi AB mix dan Air Kolam Ikan Koi. dan juga proses pemuaian yang menggunakan
perbedaan perlakuan. Hasil dari pemuaian pada media sekam dan benih direndam lebih efektif
dibandingkan perlakuan lainnya. Sedangan pada proses 10 hst proses penyinaran matahari langsung jauh
lebih efektif. Penggunaan AB mix pun tenyata lebih efektif dibandingan Air kolam ikan Koi. parameter
yang membuktikan panjang akar, daun dan batang serta warna daun.
Kata kunci: Hidroponik, Nutrisi, Cahaya, Media tanam, Kangkung
PENDAHULUAN
Sayuran merupakan makan yang harus dikonsumsi oleh manusia, dari bayi sampai lansia. Sayuran
sangat digerami oleh masyarakat indonesai, bahkan disetiap makanan di indonesia tidak luput dari bahan
dasar sayur. Banyak sekali jenis sayuran yang tumbuh dan juga dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu
sayuran yang menjadi favorit masyarakat indonesia adalah kangkung. Kangkung sangat bergizi Kandungan
gizi dalam setiap 100 gram sayuran kangkung mengandung energi : 29 kkal, protein : 3 g, lemak : 0,3 g,
karbohidrat : 5,4 g, kalsium : 73 mg, fosfor : 50 mg, zat besi : 3 mg, vitamin A: 6300 IU, vitamin B1 : 0,07
mg, vitamin C : 32 mg.
Hidroponik merupakan Hidroponik berasal dari bahasa Latin hydros yang berarti air dan phonos
yang berarti kerja. Arti harfiah dari hidroponik adalah kerja air. Bertanam secara hidroponik kemudian
dikenal dengan bertanam tanpa medium tanah. Menurut Teguh Sutanto (2015) hidroponik merupakan
budidaya tanman yang dapat dilakukan pada ruang yang sempit dan media tanam dapat diatur secara
vertikal. Pada proses tanam hidroponik memiliki aspek-aspek perlu diperhatikan untuk menunjang tanaman
hidroponik seperti air, media tanam, unsur hara dan oksigen. Menurut Roskina dan sumarni (2005)
persiapan bahan media, larutan nutrisi, pemeliharaan, aplikasi larutan nutrisi, panen dan pasca panen juga
perlu untuk penunjang keberhasilan.
Nutrisi yang digunakan pada penelitian kali ini menggunakan nutrisi AB mix dan juga Air kolam
ikan koi. Pada proses tanam hidroponik nutrisi AB mix sudah tidak asing lagi. Rata-rata pembudidaya
hidroponik menggunakan nutrisi AB mix sebagai nutri untuk pertumbuhan hidroponik. Nutrisi yang
terkandung pada AB mix yaitu unsur hara maksro seperti nitrogen, phospor, kalium, kalsium, sulfur dan
magnesium dan unsur mikro seperti alumunium, mangan, tembaga, dan zat besi. Kandungan air kolam ikan
mengandung nitrogen, nitrate, nitrite dan amonia. Pada dasarnya zat-zat itu snagat bermanfaat bagi
tumbuhan.
Intensiatas cahaya pun sangat berpengaruh pada proses hidroponik dari pemuaian sampai panen.
pada proses pemuainya biasanya intesitas cahaya matahasi kurang, atau harus dilakukan ditempat yang
teduh dan lembab sedangkan pada saat proses pendewasan menuju panen intesitas cahaya matahari harus
tinggi. Oleh karena itu perhaian terhadap intensitas sinar matahari harus diperhatikan.
METODE DAN BAHAN
Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial yang terdiri
dari dua faktor yaitu pemberian nutrisi dan intensitas cahaya. Faktor pertama menggunakan nutrisi AB mix
dan menggukan Air kolam ikan koi sedangkan faktor kedua tanaman di letekan dengan intensitas matahari
yang berbeda. Parameter dari pengamatan penelitian antara lain, panjang batang, akar, daun, dan bobot
segar total tanaman, jumlah daun setelah panen.
Alat yang digunakan antara lain :
1. Netpot/ gelas plastik
2. Paralon
3. Nampan
4. Pisau
5. Baskom
Bahan yang akan digunakan antara lain :
1. Benih kangkung
2. Air
3. Nutrisi AB Mix dengan konsentrasi yang berbeda-beda
4. Sekam Bakar
5. Rockwool
Langkah Kerja Hidroponik :
1. Siapkan alat dan bahan untuk persiapan proses Hidroponik
A. penyemaian/ proses pembibitan
1) Perlakuan 1: Siapkan air hangat kuku untuk merendam benih kangkung, rendam
selama 3-4 jam
2) Perlakuan 2: Siapkan benih kering (tanpa perlakuan)
3) Siapkan media penyemaian seperti sekam bakar dan rockwool
4) Benih perlakuan 1 dan 2 di letakan pada sekam bakar lalu tutup tipis benih dengan
sekam bakar, lalu basahi dengan air
5) Benih perlakuan 1 dan 2 di letakan pada rockwool yang telah dibasahi lalu basahi
kembali bersama benih.

B. Proses Hidroponik
1) Setelah 7 hari penyemaian
2) bibit kangkung dijepit 5-7 batang dengan rockwool basah
3) lalu di masukan kedalam netpot
4) Berilah perilaku sesuai dengan variabel bebas
a. Sinar matahari langsung
i. Nutrisi AB mix
ii. Tidak diberi Nutrisi (air bekas ikan)

b. Sinar matahari tidak langsung (teduh)


i. Nutrisi AB mix
ii. Tidak diberi Nutrisi (air bekas ikan)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses Penyemaian Benih / Pembibitan Kangkung
Perlakuan Media Hari ke- 1 Hari ke- 3 Hari ke- 5 Hari ke-7
Direndam air Sekam Kulit sudah Tumbuh akar Panjang bibit Panjang bibit
hangat selama 3- Bakar mulai dan daun semu ±7 cm ±9 cm
4 jam terkelupas
Rockwool Kulit sudah Tumbuh akar Panjang bibit Panjang bibit
mulai dan daun semu ±6,8 cm (yang ±8 cm
terkelupas (hanya bebrapa tumbuh hanya
yang tumbuh beberapa saja)
karena dapat
gangguan dari
eksternal
(hewan))

Kering/ Tanpa Sekam Tidak ada Tumbuh akar Panjang bibit Panjang bibit
rendaman Bakar perubahan dan daun semu ±6,5 cm ±8 cm

Rockwool Tidak ada Tumbuh akar Panjang bibit Panjang bibit


perubahan dan daun semu ±6,8 cm ±8,5 cm

Proses penyemaian ini dilakukan ditempat teduh dan tidak terkena matahari langsung, bahkan untuk hari
pertama penanaman benih ditutup oleh plastik hitam untuk memancing hormon pertumbuhan dari biji, dan
juga hanya menggunakan air saja tidak menggunakan nutrisi, hal ini dikarenakan bibit masih ada simpanan
cadangan makanan pada biji. Lalu bagaimana jika biji atau benih terkena matahari langsung beberapa kasus
yang dialami teman-teman saya biji tidak berkembang dan pemberian nutrisi diawal membuat benih tidak
tumbuh.
Pada penellitian yang saya lakukan proses penyemaian variabel perendaman benih dan benih kering tidak
berbeda terlalu signifikan karena hari yang dibutuhkan untuk benih tumbuh sama, bahkan hasil benih
rendam yang dilekatan di media rockwool bisa dibilang gagal karena hanya beberapa saja yang dapat
tumbuh hal itu disebabkan faktor eksternal yaitu dapat ganguan dari hewan sehingga biji terganggu pada
proses pertumbuhan.

Proses Pendewasaan tanaman (Panjang Akar)


Perlakuan Nutrisi Hari ke- 12 Hari ke- 17 Hari ke- 22
(5 hst) (10 hst) (15 hts)
Dilekatan di Nutrisi AB 6-13 cm 8-13 cm 8-15 cm
tempat sinar mix
matahari Air Kotoran 4,5-9,5 cm 8-13 cm 8-17 cm
langsung ikan (kolam)
Di tempatkan Nutrisi AB 6-10,5 cm 5-8cm 6-11 cm
Pada sinar mix
matahari tak Air kotoran 5-8 cm 3-7,5 cm 3-7,5 cm
langsung (teduh/ ikan (kolam)
agak gelap))

Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi panjang akar. Salah satu faktornya yaitu pada proses pemuaian
pemuanan dengan mnegunakan media rockwool membuat akan lebih panjag dibandingan denagn media
sekam. Kesalah dari peneliti hal iru tidak diperhatikan ketika pada proses penaman dan tidak dipisahkan
antara pemuaian media rockwool dan media sekam.

Proses Pendewasaan tanaman (Panjang Batang)


Perlakuan Nutrisi Hari ke- 12 Hari ke- 17 Hari ke- 22 (15 hts)
(5 hst) (10 hst)
Dilekatan di Nutrisi AB 6-12 cm 10-19 cm 17-26 cm
tempat sinar mix
matahari
langsung Air Kotoran 5-11 cm 7-15 cm 8-18 cm
ikan (kolam)
Di tempatkan Nutrisi AB 6-10,5 cm 7-12 cm 9-17 cm (tidak menyeluruh dan
Pada sinar mix lebih banyak yang pendek)
matahari tak
langsung (teduh/ Air kotoran 5- 10 cm 5-12 cm 8-15 cm (tidak menyeluruh dan
agak gelap)) ikan (kolam lebih banyak yang pendek)

Proses Pendewasaan tanaman panjang daun


Perlakuan Nutrisi Hari ke- 12 Hari ke- 17 Hari ke- 22
(5 hst) (10 hst) (15 hts)
Dilekatan di Nutrisi AB 1-2 cm 1-6 cm 1,5-9 cm
tempat sinar mix
matahari Air Kotoran 1- 2,5 cm 1-4 cm 1-5 cm
langsung ikan (kolam)
Di tempatkan Nutrisi AB 0-1,3 cm 0,5-3,5 cm 1-4 cm
Pada sinar mix
matahari tak Air kotoran 0-2 cm 0,5-3 cm 1-4 cm
langsung (teduh/ ikan (kolam)
agak gelap))
NB: belum bisa mengontrol jumlah daun sejati karena setiap masing-masing pot berbeda jumlah
Nutrisi AB mix yang digunakan untuk 5 hari setelah 5 hst 5ml/L dan setelahnya mengguankan 10 ml/1,5 L

Pada hari ke 17 yang tertera pada tabel, kualitas daun pun sangat berbeda. Pada tanaman yang intesitas
cahaya matari redup daun mulai menguning dan pertumbuhan sangat lambat ada yang bebrapa panjanganya
semputna tetapi hanya satu atau dua bantang dari total 10 batang sedangakan pada tanaman yang terkena
matahari langung dan pertumbuhannya sangat bagus panjang batang hampit rata dan warna daun pun hijau
segar. Pemberian nutrisi tidak dilakukan pada proses hidroponik biasnya. Proses pemberian nutri dengan
cara disempor kan pada daun tidak melalui akar. Ternyata cara ini cukup efektif dan berkerja dengan baik.
Pada hari ke-22 pun demikian pertmbuhan tanaman ynag terkena matahari dan diberi nutrisi AB mix
tumbuh dengan baik dibandingkan perlakuan lainnya. Pada hari ke 22 ini tanaman sudah bisa dipanen pada
perlakuan matahari yang diberi nutrisi AB mix.

Perlakuan Nutrisi Massa


basah 12
batang
Dilekatan di Nutrisi AB 0,2 ons
tempat sinar mix
matahari Air Kotoran 0,12 ons
langsung ikan (kolam)
Di tempatkan Nutrisi AB 0,05 ons
Pada sinar mix
matahari tak Air kotoran 0,01 0ns
langsung (teduh/ ikan
agak gelap)) (Kolam)

Massa yang dihasilkan pun memberikan pembuktian bahwa tanaman yang diletakab di tempat yang cukup
mendapatkan sinar matahsi dan diberi nutrisi AB mix tumbuh dan berkembang dnegan baik. Dari hasil
penelitian dan bukti diatas membuttikan bahwa sinar matahari sangat penting bagi pertumbuhan kangkung.
Matahari memang salah satu komponen yang harus ada dalam proses fotosistesis dan salah satu unsur
utama. AB mix pun memiliki kandungan yang cukup lengkap bagi pertumbuhan dan perkembangan dari
tumbuhan kangkung dibandingkan air ikan.
Percobaan ini menggunakan teknik berbeda dari kebanyakan sistem hidroponik. Pemberian nutrisi pada
tumbuhan kangkung tidak dilakukan melalui akar, tetapi pemberian nutrisi ini dilakuakaan dengan
menyemprotkan nutrisi ke daun, pemberian nutrisi bisa dilakukan 3-5 kali dalam sehari. Hal ini bisa
dilakuakn ketika tidak ada pH meter ataupun alat pengukur ppm. Cara ini cukup efektif bagi yang memiliki
tumbuhan hidroponik dirumah. Apabila untuk usaha mungkin cra ini cukup menyulitkan dan cukup boros
karena kemungkinan nutrisi akan terbuang pada saat penyemprotan.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan atas perlakukan tanaman kangkung dapat disimpulkan bahwa perlakukan
penyinaran langsung dan penggunaan AB mix lebih efektid dan lebih singkat waktu pertumbuhannya
dibadingkan dnegan perlaukuan lainnya. Kesimpulan selanjutnya membuktikan bahwa air ikan pun cukup
baik bagi perkembangan ikan. Limbah ikan bisa digunakan untuk proses pertumbuhan tanaman walaupun
harus memerlukan waktu. Proses penyinaran pun juga perlu diperhatikan.

DAFTAR PUSTAKA

Ario W.W dkk. 2017. KAJIAN PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS LARUTAN NUTRISI DAN MEDIA
TANAM SECARA HIDROPONIK SIISTEM SUBSTRAT PADA TANAMAN KAILAN. Jurnal
Produksi Tanaman. Vol. 5 (7): 1119-1125 ISSN: 2527-8452

Anang Masduki. 2017. HIDROPONIK SEBAGAI SARANA PEMANFAATAN LAHAN SEMPIT DI


DUSUN RANDUBELANG, BANGUNHARJO, SEWON, BANTUL. Jurnal Pemberdayaan. Vol.1
(2): 185-192 ISSN: 2580-2569

Irfan Z., Iskandar, Achmad R, Yuli A, Rian R. 2019. EFEKTIVITAS SISTEM AKUAPONIK DENGAN
JENIS TANAMAN YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS AIR MEDIA BUDIDAYA
IKAN. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Vol.9 (1): 81 - 94 p - ISSN 2089 - 3469 e - ISSN 2540 –
9484

Nurul H, Pienyani R, Fitriadi Y, Nanang. 2017. Kajian Penggunaan Nutrisi Anorganik Terhadap
Pertumbuhan Kangkung (Ipomoea reptans Poir) Hidroponik Sistem Wick. Jurnal Daun. Vol. 4(2):
75-81

Rosliana, R dan N. Sumarni, 2005, Budidaya Tanaman Sayuran dengan sistem hidroponik, Jurnal
Monografi No. 27.Balai Penelitian Tanaman Sayuran

LAMPIRAN
Proses penyemaian

Biji rendam media sekam Biji kering media sekam


Biji rendam media rockwool Biji kering media rockwool

Keadaan Terang Keadaan Gelap


Kiri Ab mix, Kanan Air kolam Kiri Ab mix kanan Air Kolam

Anda mungkin juga menyukai