Anda di halaman 1dari 23

Nama : Ade Erna Sari Gea

Nim : 2061201107

Kelas : Bs1-20

Tugas Manjemen Pemasaran

INDOMIE

Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia. Di Indonesia, Indomie

diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Selain dipasarkan di

Indonesia, Indomie juga dipasarkan secara cukup luas di manca negara, antara lain di

Amerika Serikat, Australia, berbagai negara Asia dan Afrika serta negara-negara

Eropa; hal ini menjadikan Indomie sebagai salah satu produk Indonesia yang mampu

menembus pasar internasional. Di Indonesia sendiri, sebutan “Indomie” sudah umum

dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan.

Indomie dalam perkembangannya mengalami tahapan dan fase dari masa

kemasa hingga sampai pada saat ini terus mengalami pekembangan yang pesat.

Berikut ini adalah beberapa fase perkemangan Indomie di Indonesia.

 Fase Pengenalan Mie Instan pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada

tahun 1969. Indomie sendiri di produksi dan dipasarkan ke konsumen

sejak tahun 1972 dengan varian rasa Ayam dan Udang.

 Fase Pertumbuhan Pada tahun 1982 Indomie meluncurkan varian rasa

baru, yaitu rasa Kari Ayam. Diikuti pada tahun 1983 varian Mie Goreng di
keluarkan. Tahun berikutnya perusahaan PT. Sanmaru Food

Manufacturing Co. Ltd dibeli oleh PT. Sarimi Asli Jaya (produsen

Sarimi). Tiga tahun kemudian Pop Mie, mie instan dalam wadah cup ,

diluncurkan untuk pertama kalinya dengan rasa ayam dan baso. Di tahun

2003, mulai muncul pesaing produk Indomie yang berasal dari PT. Wings

Food, yaitu Mie Sedap. Mie Sedap juga tak kalah populer dengan Indomie

meskipun masih produk baru. Sampai sekarang Indomie terus mencoba

mengembangkan varian mie instan tersebut. Diantaranya Mie Kriuk,

Selera Nusantara, Indomie Jumbo, Mie Kriting, Taste if Asia dan Kuliner

Indonesia. Tidak hanya varian, Indomie pun mencoba untuk meng-

upgrade kemasannya.

 Fase Kematangan Memasuki awal abad ke 20, Indomie mulai mencapai

titik popularitasnya. Di tahun 2001 Indomie mampu meraih penghargaan

Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA) sebagai The Most

Valuable Brand. Kemudian pada tahun 2005 Indomie berhasil meraih

Guinness World of Record sebagai The Largest Pack of Instant Noodles;

Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA); Indonesia Best Brand

Award (IBBA); Indonesia Customer Loyalty Award; Packaging

Consumer Branding Award (Gold), dan masih banyak penghargaan yang

diterima Indomie di tahun tahun berikutnya.

Selain itu di Nigeria Indomie merupakan makanan yang sangat populer.

Saat ini ada 2 pabrik yang memproduksi Indomie di Nigeria, yang pertama

adalah pabrik De United Foods Industries limited yang didirikan 1995 di


Ota Ogun State, merupakan pabrik pertama yang memproduksi Indomie di

Nigeria dan merupakan produsen mi instan terbesar di Afrika Barat.

Pabrik kedua adalah Dufil Prima Foods Plc yang dioperasikan sejak 2001,

terletak di Choba, Port Harcourt, Rivers State. Tidak hanya di Nigeria,

Indomie juga cukup populer di negara Asia seperti Singapura, Malaysia,

dan Brunei.

 Fase Penurunan, Pada 7 Oktober 2010 Pihak berwenang Taiwan

mengumumkan bahwa Indomie yang dijual di negeri mereka mengandung

dua bahan pengawet yang terlarang, yaitu natrium benzoat dan metil p-

hidroksibenzoat. Dua unsur itu hanya boleh digunakan untuk membuat

kosmetik. Sehingga dilakukan penarikan semua produk mi instan

“Indomie” dari pasaran Taiwan. Selain di Taiwan, larangan juga berlaku

di Kanada dan Eropa. Hal ini menyebabkan menurunnya tingkat

permintaan Indomie dari mancanegara. Namun hal ini tidak berlangsung

lama dan Indomie kembali mendapatkan hati masayarakat.

Desain produk adalah proses menciptakan produk baru yang akan dijual oleh

perusahaan untuk pelanggannya. Sebuah konsep yang sangat luas, pada dasarnya

generasi dan pengembangan ide-ide yang efektif dan efisien melalui proses yang

mengarah ke produk-produk baru. Dalam pendekatan sistematis, desainer produk

konsep dan mengevaluasi ide-ide, dan mengubahnya menjadi penemuan yang nyata

dari produk. Peran produk desainer adalah untuk menggabungkan seni, ilmu

pengetahuan, dan teknologi untuk menciptakan produk-produk baru yang dapat

digunakan orang lain.


Desain produk kemasan indomie yang dipasarkan di Indonesia, mempunyai

warna yang sangat beragam dan berbeda sesuai varian rasanya, terdapat perpaduan

antara warna merah, kuning dan hijau, serta warna-warna lain. Foto dari mi instant

mendominasi hampir di keseluruhan kemasan.

Rasa yang diciptakan Indofood sangat digemari oleh orang Indonesia karena

rasa yang ciri khas Indonesia, dan Indofood memiliki banyak varian rasa yang

menarik dan cocok untuk konsumen sehingga konsumen tetap membeli Indofood

walaupun sudah lama ada.

NAMA MERK

Indomie adalah nama merk mie instan dari Indonesia yang diproduksi oleh PT

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Indomie menjadi satu-satunya brand Indonesia

yang masuk ke dalam top 10 Global Brand 2017 versi Brand Footprint Kantar World

Panel, lembaga riset dari WPP Group, jaringan agensi komunikasi dan marketing

terkemuka di dunia. Menurut riset yang dirilis Kantar Indonesia pada akhir Mei itu,
Indomie menempati peringkat kedelapan merek yang paling sering dibeli oleh rumah

tangga di seluruh dunia.

Survei global yang memasuki tahun kelima tersebut dilakukan dengan

menggunakan metriks Consumer Reach Point (CRP) yang mengukur dua variabel,

yaitu banyaknya rumah tangga yang membeli merek tersebut (penetrasi) dan

seringnya merek tersebut dibeli oleh konsumen (frekuensi).

Pada survei global tersebut, Kantar menjangkau 15.300 merek, 200 kategori,

dan 1 miliar rumah tangga di 43 negara di seluruh dunia—termasuk di Indonesia.

Khusus di Indonesia, Kantar menjangkau 5.700 sampel rumah tangga urban yang

mewakili 28 juta rumah tangga perkotaan Indonesia. Survei Brand Footprint ini

meliputi industri Fast Moving Consumer Good (FMCG) di sektor makanan,

minuman, kebutuhan rumah tangga dan kesehatan, serta kecantikan.

Menurut hasil survei ini, brand yang berada di urutan pertama sampai ketujuh dalam

Top 10 Global Brand berturut-turut adalah Coca-Cola, lalu Colgate, Lifebuoy, Maggi,

Pepsi, Nescafe, dan Lays. Sedangkan di urutan kesembilan dan kesepuluh adalah

Nestle dan Sunsilk.

Menanggapi keberhasilan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. membangun brand

Indomie hingga masuk top 10 global brand, Stefanus Indrayana, General Manager

Corporate Communication Indofood, mengaku bersyukur karena hal ini bisa

mendorong Indomie menjadi lebih baik lagi. Franky Welirang, Direktur Indofood,

setali tiga uang. Di sela-sela acara Buka Bersama dengan Media pada awal Juni lalu

(7/6), di Jakarta, dia bersuka cita menerima kabar itu. Karena pembuktian dan
pengakuan Indomie sebagai global brand ini akan meningkatkan brand equity

Indomie.

Dan brand equity nilainya bisa mencapai 100 kali dari ekuitas perusahaannya.

Langkah awal Indofood membangun brand Indomie di pasar global dilakukannya

melalui penetrasi dan memenuhi ketersediaan produk yang cukup massif pada 1992.

Tanpa gembar-gembor kampanye seperti yang dilakukan Coca-Cola dalam

membangun brand di mancanegara, Indofood memenuhi pasar dengan produk-

produknya, dan secara konsisten menjaga ketersediaannya.

Untuk memenuhi ketersediaan tersebut, menurut Franky Welirang dalam

wawancara dengan KataData, Indofood membentuk Direktorat Ekspor dengan tugas

fokus mengembangkan ekspor Indomie ke berbagai negara. Tim ini, katanya, aktif

mempelajari semua izin impor di setiap negara, untuk selanjutnya menetapkan negara

yang menjadi tujuan ekspor. Saat itu, sasaran utamanya, adalah negara dengan jumlah

tenaga kerja Indonesia paling banyak sehingga Indomie populer di Hong Kong,

Taiwan, Arab Saudi dan lainnya. Selain TKI, Indomie juga dibawa oleh para pelajar

Indonesia di luar negeri, sehingga Indomie populer di negara-negara seperti Amerika

Serikat dan Australia, negara yang menjadi tujuan pelajar Indonesia melanjutkan

pendidikannya.

Setelah menetapkan negara tujuan ekspor, Indofood membentuk regional office

di masing-masing negara. “Kami melangkah lebih jauh dengan membangun pabrik di

beberapa negara lain yang menjadi target pasar utama Indomie, seperti Nigeria.”

Perkembangan di pasar ekspor tersebut, katanya, juga didukung oleh keberadaan

toko-toko Indonesia di beberapa negara, seperti di Thailand, Hong Kong, Taiwan


hingga Arab Saudi. Bahkan, di Arab Saudi ada 1.200 toko yang khusus menjual

makanan Indonesia. Saat ini Indofood memiliki pabrik di Malaysia, Saudi Arabia,

Suriah, Mesir, dan Nigeria. Pengembangan pasar Indomie ke mancanegara ini

dilakukan melalui strategi akuisisi, lisensi, joint venture, dan investasi.

Sebagai global brand, kini Indomie berada di lebih dari 100 negara di dunia. Di

sejumlah negara, terutama negara-negara Timur Tengah dan Afrika (seperti Nigeria),

Indomie bahkan menjadi market leader. Dari sisi brand awareness, Indomie kini juga

dikenal di banyak negara, terutama negeri jiran seperti Singapura dan Malaysia,

negara-negara tujuan TKI seperti Hong Kong dan Taiwan, dan negara lainnya seperti

Australia, Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika. Bahkan di negara tertentu

seperti Nigeria, Indomie diklaim sebagai merek asli negara tersebut. Di Sudan dan

Lebanon ketersediaan Indomie juga tercatat sangat tinggi. Brand ini hampir ada di

setiap toko ritel dan supermarket.

POSISI PRODUK
Posisi produk adalah kedudukan merk atau produk pada peta persepsi dan

preferensi konsumen terhadap kedudukan merk-merk atau produk-produk

pesaingnya.

Indomie merupakan market leader untuk pasar mie instant di Indonesia. Begitu

kuatnya citra Indomie di pasar sehingga sebagian besar masyarakat menganggap

seolah setiap mie instan itu adalah Indomie. Perubahan gaya hidup acap

mempengaruhi pola konsumsi masyarakat. Salah satu dari perubahan itu adalah

digemarinya mie instan sebagai makanan substitusi nasi. Bahkan kian hari produk ini

kian menjadi makanan pilihan konsumen, karena selain praktis dan harganya

terjangkau, mie instan juga cukup mengenyangkan perut. Saat ini, Indomie masih

merajai pasar mie instan di Indonesia, sekaligus merupakan perusahaan mie instan

terbesar di dunia dengan kapasitas produksi 16 milyar bungkus pada tahun 2017.

Brand Footprint merilis ranking eksklusif Indonesia Urban (di perkotaan besar)

yang meliputi 5.700 sampel rumah tangga dan merepresentasikan 28 juta, atau 85%

dari total rumah tangga di kawasan Urban Indonesia. Hasilnya, Indomie menempati

posisi nomor 1 Brand Footprint 2017, dan menjadikannya sebagai merek yang paling

sering dipilih oleh konsumen Indonesia di perkotaan besar.

Setidaknya hampir semua penduduk Indonesia pernah membeli merek Indomie,

rata-rata 3 – 4 kali dalam sebulan selama 2016. Brand footprint adalah penelitian

yang dilakukan oleh Kantar Worldpanel setiap tahun, dasar pengukurannya dilakukan

dengan menggunakan metriks Consumer Reach Point (CRP), yaitu seberapa banyak

rumah tangga membeli sebuah merek (penetrasi) dan seberapa sering merek tersebut

dibeli oleh konsumen (frekuensi).


Menurut New Business Development Director Kantar Worldpanel Indonesia, Fanny

Murhayati, kekuatan Indomie membuat merek ini berhasil mempertahankan posisi

teratas dalam survei Brand Footprint sejak tahun lalu (2017). Bahkan Indomie juga

mampu memperoleh posisi ke-8 merek paling banyak dipilih di seluruh dunia. Di

Nigeria, Indomie juga berhasil menjuarai ranking Brand Footprint dan berada pada

posisi nomor satu. Penjualan internasional yang luas, merupakan salah satu faktor

pendukung performance dari Indomie. Di samping Indonesia dan Nigeria, Indomie

juga memiliki pangsa pasar di Ghana, Malaysia, Timur Tengah, Turki, dan Amerika

Serikat.

Banyaknya jumlah rumah tangga yang membeli suatu merek atau tingginya

tingkat penetrasi sangat mempengaruhi kekuatan suatu merek. Hal ini dibuktikan dari

merek-merek yang menempati posisi lima teratas Brand Footprint 2017, yaitu

Indomie, Royco, Mie Sedaap, Frisian Flag, dan So Klin, yang seluruhnya telah

mencapai 90% penetrasi pasar di Indonesia.

KEMASAN

Prinsip yang penting dan mendasar dari teknologi kemasan yaitu dapat

melindungi, memelihara, mewadahi dan memberi informasi tentang produk. Pada

prinsipnya, tujuan pengemasan adalah mewadahi dan melindungi produk melalui

serangkaian distribusi dan penjualan. Tujuan utama kemasan adalah mewadahi dan

melindungi, tetapi tujuan lain yang dapat bervariasi adalah pada penampilan, tekstur,

grafis, bentuk, biaya dan struktur. Ketika mendesain sebuah kemasan, tidak ada

desain kemasan yang begitu benar atau salah tetapi pertimbangannya adalah layak

atau tidaknya.
Desain kemasan indomie goreng yang dipasarkan di Indonesia, mempunyai

warna yang sangat beragam, terdapat perpaduan antara warna merah, kuning dan

hijau serta warna-warna lain. Secara sepintas warna merah cukup mendominasi

desain kemasannya. Ilustrasi menggunakan teknik fotografi yang menampilkan foto

mi goreng dan telur mata sapi ditambah dengan udang dan sayuran kacang polong

dan bawang goreng. Terdapat sedikit irisan lombok merah, tomat dan seledri sebagai

pemanis. Foto dari mi instant mendominasi hampir di keseluruhan kemasan.

Tipografi dari brand indomie mi instan berada di posisi kiri atas, ditambah

keterangan bahwa brand tersebut telah di-register. Nama produk berada pada sisi

kanan bawah dengan tipografi yang cukup besar untuk dibaca dan menggunakan

huruf script. Kemasan berbentuk kotak dengan berat jenis 85 g (3.00 oz). Posisi

layout desain horizontal dan point of interest dari kemasan ini ada di nama produk

mie goreng. Bisa dikatakan bahwa saat pertama kali produk ini diluncurkan di
Indonesia sekitar tahun 80- an belum terdapat kompetitor yang memasarkan produk

sejenis.

Informasi lain seperti kadaluarsa cukup terlihat jelas di bagian depan kemasan

dan juga logo halal menggunakan tipografi arab dan keterangan pengesahan oleh

Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta nomor keterangan dari LPPOM:00300799.

Terdapat pula nomor SNI di bawah nama produk serta nomor dari BPOM RI.

Terdapat pula keterangan bahwa produk telah dilengkapi dengan bawang goreng

lebih banyak dan lengkap dengan saus cabe, menunjukkan bahwa sebagian konsumen

Indonesia menyukai mi yang cukup pedas dengan bawang goreng. Terdapat pula

keterangan yang dapat menarik konsumen Indonesia untuk membeli adalah

keterangan bahwa produk ini diperkaya vitamin vit A, B1, B6, B12, Niasin, Asam

Folat dan Mineral zat besi. Dengan menambahkan keterangan bervitamin, produsen

ingin menunjukkan bahwa mi instan bergizi untuk dikonsumsi.

Pada desain kemasan bagian depan terdapat gambar flash yang berisi informasi

tentang tambahan bawang goreng dan dilengkapi dengan saos cabe. Gambar flash ini
menunjukkan kelebihan produk dibandingkan dengan kompetitornya atau produk

yang sudah ada. Dengan tambahan bawang goreng diharapakan masyarakat dapat

menikmati mi instant yang mirip dengan mi goreng lainnya yang ditaburi dengan

bawang goreng. Sedangkan untuk saos cabe, karena kebanyakan masyarakat

Indonesia menyukai masakan pedas maka saos cabe diharapakan dapat menjadi daya

tarik untuk pembeli.

Informasi cara memasak seperti kebanyakan produk mie dapat dijumpai di

bagian belakang kemasan. Menggunakan ilustrasi yang sangat jelas karena dilengkapi

dengan keterangan waktu dan komposisi air dalam gambar dan warna yang cukup

terang, informasi ini dengan mudah dapat dibaca oleh konsumen produk dari semua

kalangan. Semua informasi tertulis dengan bahasa Indonesia. Bila dianalisa dari

keterangan yang diberikan di gambar seperti 3 menit, 5 menit, 400 cc, 350 cc,

menunjukkan bahwa desainer ilustrasi ini telah mempertimbangkan bahwa

masyarakat Indonesia lebih memilih melihat visual dibandingkan dengan tulisan,

meskipun disebelah kiri gambar terdapat keterangan cara penyajian.Terdapat dua cara

penyajian yang pertama dengan dimasak di air mendidik dan yang kedua dengan

microwave. Masing-masing keterangan hanya diwakili oleh dua buah illustrasi,

menandakan konsumen sudah banyak yang mengerti cara memasak mi instan.

STRATEGI IKLAN

Iklan biasanya dipasang di media cetak, media elektronik, billboard, iklan di

TV, sebagai sponsor acara, dan iklan lebih terbaru sekarang yaitu gencarnya

pemasangan iklan di media internet. Dengan menggunakan iklan ini semua khalayak

akan tahu dan dengan cepat menyebar kemana-mana apalagi dengan televisi dan
media internet yang begitu gencar saat ini. Strategi pemasaran melalui iklan ini akan

selalu tetap di adopsi dan di pertahankan  oleh PT. Indofood karena merupakan satu-

satunya strategi yang paling laris dan menyeluruh.

PT Indofood juga melakukan strategi event dalam memasarkan produknya.

Event adalah kegitan yang dilakukan  dengan melakuakan roadshow atau membuat

acara-acara meriah di suau wilayah ataupun tempat. Dengan melakukan kegiatan

event ini kita selaku produsen dan masyarakat sebagai konsumen serasa lebih dekat

dengan perusahaan ataupun produk yang ditawarkan.

Event juga bertujuan  menawarkan dan mempromosi malah menjual produk

yang di tawarkan. Biasanya event ini menghadirkan orang-orang terkenal dan

berpengaruh atau juga publik figur seperti artis, motivator dan lain sebagainya

sebagai daya tarik dari acara tersebut. Salah satu dari kegiatan event yaitu seperti :

Indomie menggelar ajang membuat lagu ”jingle” untuk pelajar SMA, acara tersebut

berjudul Jingle Dare, yang berlangsung pada 24 April 2008.

PT Indofood juga melakukan pembuatan shop sign. Pembuatan shop sign ini

adalah membuat pesan-pesan yang menarik tentang produk yang kita tawarkan

berupa spanduk dan itu kita beri secra cuma-cuma dan gratis kepada pihak warung
dan kedai-kedai yang berada di seluruh penjuru negeri Indonesia dengan juga

menampilkan nama toko, kedai dan warung serta pemiliknya, namun pihak warung

atau kedai juga harus bekersama dengan pihak produsen dalam hal memasarkan 

produk yang ingin di pasarkan.

PROMOSI PENJUALAN

1) Tagline   : Indomie Seleraku

2) Iklan      : billboard, iklan TV, sponsor acara

3) Event

DISTRIBUSI PRODUK

Distribusi merupakan proses penyaluran barang dari produsen hingga sampai ke

tangan masyarakat atau konsumen. Distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang

menjembatani kegiatan produksi dan konsumsi. Berkat distribusi, barang dan jasa

dapat sampai ke tangan konsumen. Dengan demikian kegunaan dari barang dan jasa

akan lebih meningkat setelah dapat dikonsumsi. Dalam PT Indofood, terutama

produk Indomie, distribusi yang dilakukan terdiri dari distribusi bahan baku, dan

distribusi produk dari pabrik (gudang) menuju retailer atau supermarket. Untuk

distribusi bahan baku, sumber bahan baku Indomie, yaitu tepung terigu, di mana
bahan tersebut di supply dari PT Indofood divisi Flour Mills (Bogasari), salah satu

kunci sukses Indomie terletak pada Indofood yang juga mempunyai posisi kuat  pada

merek tepung terigunya, yaitu Bogasari.

Tepung terigu ini merupakan bahan pokok dari proses pembuatan Indomie.

Dengan menguasai salah satu bahan pokok, Indofood bisa lebih mudah menekan

harga indomie, sekaligus meningkatkan kualitas mie-nya. Inilah yang membuat para

pesaing semakin sulit untuk mengimbangi indomie.Untuk bumbunya, Indomie

memiliki divisi sendiri di dalamnya. Sedangkan untuk distribusi produk untuk

konsumen, Indofood memiliki moda transportasi yang disebar untuk mengantarkan

produknya ke retailer atau supermarket, dan sebagainya.

Produk mie instan yang digemari di Indonesia kebanyakan berasal dari  produk

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (Sarimi,Indomie,Pop Mie). Tapi yang

mengejutkan ternyata tidak hanya orang Indonesia yang menyukai produk mie instan

dari Indofood, tapi nyaris semua orang di seluruh penjuru dunia menggemari

Indofood (Indomie). Hal itu bisa dibuktikan dari produk mie instan PT Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk yang sudah menembus pasar luar negeri seperti Asia, Australia,

Eropa, Amerika Serikat hingga Afrika.

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk juga telah membuka fasilitas produksi

mie instan di berbagai negera, diantaranya yaitu di Jeddah, Saudi Arabia, dan Nigeria.

Maka jangan heran jika Indofood disebut sebut sebagai produsen mie instan paling

terkemuka dan paling besar di dunia. Ekspansi global pangsa pasar Indomie mampu

menembus diberbagai penjuru dunia (80 negara). Indomie dalam melakukan

ekspansi, selain mengekspor Indomie ke luar negeri Indomie juga membangun pabrik
diluar negeri, selain dinegara tetangga seperti Malaysia Indomie juga membuka

pabrik di benua Afrika yaitu Afrika Selatan, Mesir, Nigeria, dan Kenya. Distribusi

dari Indomie masih cukup bagus dengan dukungan anak perusahaan distribusinya dan

para penjual retailer.

LAYANAN KONSUMEN

Dalam hal layanan kosumen Indomie memiliki layanan yang sangat lengkap sehingga

memudahkan konsumen untuk memberi kritik atau saran dan informasi-informasi lain

tentang Indomie, layanan yang dimiliki Indomie yaitu:

Facebook : Indomie

Twitter : @indomieseleraku

Youtube : Indofoodvideos

Website : www.indomie.com

Instagram : indomie

Call Center : 08001818888

Email : indomie@icbp.indofood.co.id

Ekuitas Merek (Brand Equity) Brand equity adalah seperangkat aset dan

liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya yang

menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada

perusahaan atau para pelanggan perusahaan (Aaker, 1997:22). Dimensi Brand Equity

Aaker, dalam Tjiptono dan Diana (2000:43) mengelompokkan brand equity dalam

empat dimensi, yaitu:


 Brand Awareness (Kesadaran merek) Brand awareness adalah kemampuan

konsumen untuk mengenali dan mengingat bahwa sebuah merek

merupakan anggota dari kategori produk tertentu.

 Produk dari indomie sendiri memiliki ciri khas yang sangat mudah di

kenali ioleh masyarakat baik dari bungkus dan slogan nya

2. Brand Association (Asosiasi merek) Brand association yakni segala

sesuatu yang terkait dengan memori terhadap suatu merek. Asosiasi ini bisa

berupa atribut produk, juru bicara seseorang atau simbol tertentu. Symbol

indomie pun sangat lah mudah di pahami oleh masyrakat sehingga mudah

di ingat nya

 Asosiasi merek dikendalikan oleh identitas merek. Asosiasi merek yang

kuat dapat membantu pelanggan memproses dan menerima informasi,

menjadi alasan untuk membeli serta menciptakan sikap atau perasaan

positif terhadap merek yang bersangkutan.

 Perceived Quality (Persepsi kualitas) Perceived quality merupakan

penilaian konsumen terhadap keunggulan dan superioritas produk secara

keseluruhan. Oleh sebab itu, perceived quality didasarkan pada evaluasi

sunyektif konsumen (bukan manajer atau pasar) terhadap kualitas produk.

Kualitas produk indomie tersendiri pun tidak dapat di ragukan karena

sudah terkenal sampain mancan Negara, bahkan beberapa Negara sudah

memklaim indomie sebagai produk mereka


 Brand Loyalty (Loyalitas merek) Brand loyalty merupakan dimensi inti

dari ekuitas merek. Pelanggan yang loyal akan menjadi hambatan masuk

bagi pesaing, kemungkinan ditetapkannya harga, tersedianya waktu untuk

menanggapi inovasi dari pesaing dan bisa menjadi benteng pelindung dari

kemungkinan kompetisi harga, di balaik rasanya yang melokal indomie pun

memeliki harga yang standar bias di jangkau oleh masyrakat karena harga

yang murah dan rasanya yang enak kerap sekali indomie di cap sebagai

makanan anak kos, daya saiung indomie pun sangat lah tinngi di karenakan

persaingan mie instan di inonesia cukup tinngi.

5. analisis persaingan indomie dan strategi bersaing.

  Produk (Product)

Produk adalah setiap apa saja yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan

perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keingingan

atau kebutuhan (Sumarni dan Soeprihanto, 2010:274). Produk yang diproduksi oleh

Indomie adalah mie yang memiliki kualitas tinggi dengan macam varian, yaitu

Indomie goreng dengan rasa yang berbagai macam seperti Indomie goreng Special,

Indomie goreng Rendang dan lain-lain, pada Indomie kuah juga memiliki varian rasa,

yaitu Indomie rasa soto special, Indomie kari ayam, Indomie rasa Ayam Bawang dan

bahkan ada Indomie citarasa tradisional seperti Indomie goreng Cakalang, Indomie

rasa soto Betawi dan soto Banjar. Hal tersebut menunjukan bahwa Indomie ingin

terus memberikan mie yang berkualitas kepada konsumennya dengan terus


melakukan inovasi untuk menghasilkan citarasa mie yang sesuai dengan selera

konsumen.

     Harga (Price)

Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang

dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta

pelayanannya (Sumarni dan Soeprihanto, 2010:281).

Indomie selain dapat dibeli per bungkus, dapat juga dibeli dengan paket 5 bungkus

atau paket 1 kardus berisi 30 atau 40 bungkus indomie. Harga Indomie juga sangat

murah dan terjangkau bagi semua kalangan masyarakat di Indonesia, per bungkus

indomie dihargai sekitar Rp 2000.

     Tempat (Place)

Tempat dalam marketing mix biasa disebut dengan saluran distribusi, saluran

dimana produk tersebut sampai kepada konsumen. Saluran distribusi adalah saluran

yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk tersebut dari produsen

sampai ke konsumen atau industry pemakai (Sumarni dan Soeprihanto, 2010:288).

Group Distribusi Indofood memiliki jaringan distribusi terluas di Indonesia,

menembus sampai hampir ke setiap sudut kepulauan. Jumlah titik stok (gudang)

semakin diperbanyak secara agresif sejak tahun 2005 sehingga mampu menyediakan

penetrasi yang lebih luas melalui rantai supplay dan penghantaran. Gudang stok

ditempatkan pada area-area yang memiliki outlet retail yang banyak termasuk pasar
tradisional, sehingga setiap gudang dapat melayani masing-masing area geografis

dalam waktu yang sesingkat mungkin (www.indofood.com).

 Promosi (Promotion)

Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran artinya aktivitas pemasaran

yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk dan atau

meningkatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima,

membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan

(Tjiptono, 2008:218).

Promosi yang dilakukan Indomie adalah dengan melalui tagline “Indomie…

Seleraku” demikian sebuah ‘jingle’ iklan yang nyaris selalu ada pada ingatan

masyarakat terhadap produk makanan mie instan. Selain itu, Indomie juga melakukan

promosi dengan memasang billboard, iklan tv dan sponsor acara.

Segmentasi

Segmentasi pasar dapat diartikan sebagai proses mengelompokan pasar

keseluruhan yang heterogen menjadi kelompok-kelompok atau segmen-segmen yang

memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan, perilaku dan/atau respon

terhadap program pemasaran spesifik (Tjiptono dan Chandra, 2012:150).

Segmentasi pasar Indomie, yaitu :

1.    Geografis : wilayah seluruh Indonesia, dari kepadatan tinggi sampai rendah.

2.    Demografis : jenis kelamin (semua), agama (semua), pekerjaan (semua), pendidikan

(tidak terbatas), ras (tidak terbatas).

3.    Psikografis : gaya hidup konsumtif, praktis dan hemat.


4.    Perilaku : tingkat pemakaian tinggi hingga rendah, loyalitas konsumen, tujuan

penggunaan.

Targeting

Pasar sasaran adalah proses mengevaluasi dan memilih satu atau beberapa

segmen pasar yang dinilai paling menarik untuk dilayani dengan program pemasaran

spesifik perusahaan (Tjiptono dan Chandra, 2012:162). Target pasar Indomie adalah

semua umur kecuali balita.

Positioning

Positioning adalah cara produk, merek atau organisasi perusahaan dipersepsikan

secara relative dibandingkan dengan produk, merek atau organisasi pesaing oleh

pelanggan saat ini maupun calon pelanggan (Tjiptono dan Chandra, 2012:1).

Positioning Indomie, yaitu :

1.    Menanamkan di benak konsumen bahwa Indomie adalah mie-nya orang Indonesia,

dengan citarasa Nusantara dari berbagai daerah, sehingga sesuai dengan tagline

“Indomie…Seleraku”.

2.    Mie instan yang praktis dan nikmat untuk dikonsumsi, dapat dihidangkan dengan

lauk pauk lainnya.

Pemasaran Indomie di Mancanegara

Produk Indomie sudah bisa didapatkan di sekitar 80 negara di dunia. Langkah

pemasaran dan pembangunan brand-nya yang sangat intensif menjadikan banyak

masyarakat sejumlah negara di dunia menganggap Indomie adalah produk asli

negaranya. Setelah Malaysia, Surinah, Saudi Arabia dan Nigeria, Indofood tengah

bersiap membangun fasilitas produksi di Maroko. Brand Indomie bahkan nyaris


mendunia dengan cakupan pasar yang mencapai Asia, Timur Tengah dan Amerika

Latin. Indonesia sudah hadir cukup mapan menguasi pangsa pasar mie instan di

dalam negeri. Produk mie instan ini memang sudah dikenal oleh konsumen-

konsumen dibanyak negara di belahan dunia. Bahkan di dalam negeri, begitu kuatnya

brand awareness Indomie di benak masyarakat, namanya kadang melekat sebagai

pengganti nama mie instan.

Berhasil membangun brand sebagai produk mie instan nomor satu di dalam

negeri, Indofood pun mulai berkespansi memasarkan produknya ke sejumlah negara.

Di Nigeria, Indofood telah eksis sejak 20 tahun silam. Dari Nigeria, Indomie

menyebar menguasai pasar mie instan di Afrika Barat. Indofood menjejakan kakinya

di Nigeria melalui Dufil Group, yang merupakan kelompok usaha kerja sama yang

dijalain antara Salim Group dan Tolaram Group asal Singapura. Ada yang menarik

dari kisah Indomie di Nigeria, yaitu begitu massifnya upaya branding Indomie di

negara tersebut hingga menguasai pasar lokal dan Afrika Barat, banyak penduduk

lokal Nigeria menganggap bahwa Indomie adalah produk mie instan asal Nigeria.

Di Mesir, Indomie hadir melalui perusahaan patungan Salim Wazaran Abu

Alata Co. Ltd. Perusahaan patungan ini kemudian mulai membangun fasilitas

produksi pada 10 tahun silam dan mulali berproduksi pada 2009. Saat ini pabrik

Indomie di Mesir menyerap 1000 tenaga kerja. Sementara di Malaysia, Indofood

mulai mengembangkan bisnisnya dengan membeli fasilitas produksi mie instan milik

perusahaan mie Malaysia Medan Pulangan Sdn Bhd senilai juta ringgit Malaysia pada

Juni 2006. Langkah ini dilakukan untuk menurunkan biaya transportasi dan investasi

bagi kegiatan produksi Indofood di Malaysia. Sejumlah varian Indomie hasil


produksi Malaysia pun sempat dipasarkan di Indonesia, untuk melengkapi pilihan

produk yang ditawarkan bagi para konsumennya.

Saat ini, Salim Group melalui Indofood juga tengah melebarkan ekspansinya ke

Maroko. Perusahaan ini tengah menyelesaikan pembangunan pabrik Indomie di

kawasan Ain Johra Industrial Estate di Tiflet, Maroko. Indomie telah memasuki pasar

Maroko lima tahun lalu, dengan membentuk Indo Marocco Company suatu kemitraan

antara Sawaz Group (Salim Group dan Wazaran/Arab Saudi Group) dan perusahaan

lokal Maroko LINA yang dimiliki oleh pengusaha Abdullah Ghozy.

Analisis

Menurut saya brand name yang telah melekat di masyarakat membuat Indomie

tetap menjadi Market Leader produk mie instan di Indonesia. Bila sudah mendengar

atau membaca jingle “Indomie…Seleraku” otomatis masyarakat langsung teringat

produk mie instan ini. Untuk mempertahankan posisinya sebagai produk mie instan

nomor satu dan berkualitas, Indomie terus melakukan inovasi yaitu, dengan

menciptakan berbagai macam rasa baru yang tidak ada di produk mie instan lain.

Dengan menciptakan citarasa Nusantara, Indomie berhasil memperkenalkan makanan

khas daerah yang ada di Indonesia hanya dengan sebungkus mie instan, sehingga

Indomie mampu mempertahankan budaya Indonesia. Faktor budaya memiliki

pengaruh yang sangat besar dalam kegiatan pemasaran Internasional yang dijadikan

landasan bagi para pelaku bisnis untuk melakukan kegiatan usahanya. Hal ini karena

budaya pada tingkat Internasional sangat beragam, berbeda-beda dan dinamis

sehingga memerlukan cara, strategi yang berbeda-beda pula untuk memasarkan

produk tersebut.

Anda mungkin juga menyukai