Anda di halaman 1dari 3

1.

Penafsiran ekstensif : interpretasi ekstensif adalah metode penafsiran


yang membuat interpretasi melebihi batas-batas hasil interpretasi
gramatikal

Contoh :
 perkataan “menjual” dalam pasal 1576 KUH Perdata oleh hakim
ditafsirkan secara luas yaitu bukan semata-mata hanya berarti jual
beli, tetapi juga menyangkut peralihan hak.
 Pasal 362 KUHP yakni tentang pencurian ,berarti menyangkut
semua hal tentang mencuri , termasuk mencuri barang yang
terlihat maupun tidak terlihat seperti aliran listrik.
 Pada pasal 492 KUH Pidana ayat (1) “Barang siapa dalam keadaan
mabuk di muka umum merintangi lalu lintas, atau mengganggu
ketertiban, atau mengancam keamanan oranglain, atau
melakukan sesuatu yang harus dilakukan dengan hati–hati atau
dengan mengadakan tindakanpenjagaan tertentu lebih dahulu
agar jangan membahayakan nyawa atau kesehatan orang lain,
diancam dengan pidana kurungan paling lama enam hari, atau
pidana denda paling banyak tiga ratus tujuh puluh lima rupiah.
 Peraturan per Undang-undangan yang melarang orang
menghentikan “Kendaraannya” pada suatu tempat. Kata
kendaraan bisa ditafsirkan beragam, apakah roda dua, roda empat
atau kendaraan bermesin.
PENAFSIRAN HUKUM SECARA SISTEMATIS

MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS BAHASA


INDONESIA HUKUM
OLEH :
APIK HADIARLAMSYAH
160710101592

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JEMBER
2017

Anda mungkin juga menyukai