Anda di halaman 1dari 2

REFLEKSI PENGALAMAN

DESKRIPSI PERISTIWA:

pengalaman yang paling berkesan dihidupku (berkesan disini dalam artian pengalaman yang paling tidak
bisa dilupakan yaa) adalah kehilangan separuh jiwa ku yang tak lain adalah Ibuku sendiri. Tepat pada
tanggal 23 januari 2021 pada hari minggu malam sekitar pukul 09.00 WITA peristiwa yang tidak pernah
aku sangka-sangka sebelumnya terjadi. Sebelumnya memang ibuku telah dirawat di salah satu rumah
sakit di kotaku karena badannya yang lemas dan tidak dapat merasakan makanan apapun.Di malam itu
aku sedang asyik memainkan game online bersama teman-temanku, ditengah asyik bercanda, tertawa dan
ngobrol dengan teman-temanku tanteku datang ke rumahku dengan wajah sedih dan membingungkan,
saya heran karena barusan malam begini dia datang kerumahku. Dia tidak langsung mengabariku bahwa
ibuku meninggal karna takut saya syok, melainkan dia menyuruhku untuk pergi kerumah nenekku dan
membawa adikku karna sebelumnya yang dirumah cuman saya dan adik, sedangkan ayah dan kakakku
sedang dirumah sakit menjaga ibuku yang sakit pada waktu itu.

PERASAAN:

Pada saat tanteku untuk menyuruh ke rumah nenek itu saya bingung kenapa dan saya juga punya feeling
bahwa nenek saya yang meninggal, karena pada waktu itu nenek saya juga sedang sakit-sakitan. Saat
sudah mau sampai dirumah nenek saya pun tambah bingung ada apa ini ramai-ramai kumpul keluarga dan
tentangga. feeling ku beneran ini kalau neneku memang meninggal, tapi waktu masuk kerumah nenek
ditengah kerumunan orang, aku melihat nenekku duduk masih ada disitu dan langsung memeluk adikku
sambil menangis tersedu-sedu. saya masih bingung dan langsung tersadar kalau memang ibuku yang
sudah tidak ada.

Disitu aku bingung langsung masuk kekamar ,hilang harapan menangis sejadi-jadinya masih tidak
menyangka ini terjadi, memikirkan bagaimana hidupku kedepannya tanpa ibuku sambil dipeluk dan
ditenangkan oleh tanteku dan teman-temanku.

Setelah beberapa hari berlalu saya meratapi nasib,marah, kehilangan harapan, kesepian, kenapa ini semua
harus terjadi dan belum mengikhlaskan sambil melihat sekeliling ruangan dan kamar ibuku bahwa dia
memang benar-benar sudah tiada. Nyesek banget rasanya sadar kalau sudah ngga bisa dengar suaranya,
omelannya, kangen masakannya, ketawanya, rindu ngobrol dan curhat keseharian kita sama ibu dan tiba-
tiba sudah kehilangan itu semua. Beberapa minggu berlalu kini saya sadar kalau kehilangan separuh
jiwamu pun dunia akan tetap berjalan, aku sudah bisa bangkit dan
MENILAI BAIK ATAU BURUK:

beraktivitas seperti biasa, aku sudah bisa bahagia lagi dan sudah mulai mengikhlaskan bahwa semuanya
memang akan kembali pada tuhan nantinya tanpa terkecuali. Dari kepergian ibuku ada banyak pelajaran
dan penyesalan yang aku rasakan seperti belum membahagiakannya adalah salah satu hal yang paling
anak inginkan untuk orang tuanya, lebih menghargai waktu dengan keluarga, mendengarkan nasihatnya
apalagi kalau kita sering membantah kepada orang tua, membantu pekerjaan rumah dan masih banyak
lagi yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

MEMAKNAI SITUASI:

Kehilangan ibuku mengajarkanku proses hidup yang sebenarnya dan membentuk karakter yang lebih
mandiri, dari anak manja yang masih dimasakin, kini yang memasak makanan untuk keluarga dirumah itu
saya. Dari yang malas beres-beres rumah harus beberes agar rumah rapi dan bersih. Dari sini juga
mengajarkan saya lebih taat kepada tuhan dan lebih sering beribadah, kehilangan ibu juga mengajarkan
saya keikhlasan dan kesabaran yang luar biasa, bahwa tidak semuanya bisa kita kendalikan dan kita juga
harus bangkit dari keterpurukan karena dunia akan tetap berjalan walaupun dunia kita hancur.

APA YANG SAYA PELAJARI:

-saya menyadari bahwa walaupun kita terpuruk sekalipun dunia akan tetap berjalan.

-saya tidak seharusnya meratapi nasib terus-terusan

LANGKAH ANTISIPASI:

-saya akan belajar mengahadapi masalah dengan tenang

-saya akan lebih menghargai waktu dengan keluarga

-saya harus mendengarkan nasihat orang tua

Anda mungkin juga menyukai