NAMA : RAMAN
SULEMAN NIM : S6522013
PRAKATA
“Alangkah luasnya dunia ini, aku selalu tertinggal pada saat terasa telah mencapainya”
“Setiap orang tahu politik, tetapi tak seorang pun yang memahaminya”
(Iskandar Ibrahim, M.Si).
Ungkapan diatas menjadi tantangan yang besar bagi penulis, yang hendak
“menjangkau dunia” dengan menyusun modul atau bahar ajar sebagai resume materi-materi
Politik adalah gejala yang tak terelakan, politik senantiasa hadir di sekitar kita. Ia
menstrukturkan kehidupan kita, dan membatasi pilihan kita. Tetapi kajian tentang politik
tidaklah semutlak praktek dalam kenyataan. Andaikata benar, ilmu politik “lebih ilmiah”
daripada prakterk politik, dan nasib para pelaku yang berkuasa bukanlah semata-mata hasil
kesempatan murni dan lelucon sejarah ketimbang politik dalam pengertian praktis.
politik ala Machiavelli (1469-1527) sedang digandrungi oleh sejumlah politikus dan partai
politik. Bagi Machiavelli seperti terungkap dalam bukunya Il Principe dunia politik itu bebas
nilai. Artinya, politik jangan dikaitkan dengan etika (moralitas). Yang terpenting dalam
politik adalah bagaimana seorang penguasa berusaha dengan berbagai macam cara untuk
Hal ini tampak dalam praksis sejumlah kader partai politik yang menghalalkan segala
cara untuk meraih kekuasaan bahkan melakukan tindakan korupsi untuk melanggengkan
kekuasaan di masa yang akan datang. Praktik Kolusi, Korupsi dan Nepotisme yang kental
dalam “area kekuasaan” menjadi salah satu indikator mewabahnya politik ala Machiavelli.
Atau mungkin saja terjadi dalam usaha penggalangan dana partai-partai politik secara tidak
pilpres/pemilu/pemilukada menjadi salah satu tanda menguatnya teori politik ini diterapkan
dari teori politik ala Machiavellisme-aliran politik yang menerapkan teori Sang Maestro. Hal
ini tampak kental dalam tubuh Partai Demokrat saat ini ketika Presiden SBY menjadi Ketua
Jika hal ini terus terjadi maka pantaslah jika banyak masyarakat Indonesia terutama
kaum muda saat ini menjadi alergi dengan politik, alergi dengan partai politik, karena praksis
politik di negeri ini sudah benar-benar kotor alias menjauhkan diri dari etika.
Ketika ada politikus yang mengatakan, “buang moralitas atau etika jika masuk
dalam dunia politik” sesungguhnya ungkapan ini telah menggambarkan bahwa memang
aliran Machiavellisme dalam perpolitikkan “demi kekuasaan semata” telah menjadi sebuah
Sebagai dosen pengampuh mata kuliah Pengantar Ilmu Politik, saya selalu
menganjurkan kepada mahasiswa untuk selalu membaca dan belajar, saya menguak diantara
kesulitan dan perjalanan yang tak berujung, dan barangkali satu-satunya keuntungan yang
saya raih dalam menyusun bahan ajar ini adalah keyakinan bahwa mahasiswa akan tahu
kemana hendak pergi, meskipun masih kabur bagaiman bisa sampai tujuan.
Penyusunan bahan ajar ini lebih kolaboratif ketimbang apa yang anda dapatkan pada
satu buku, sehingga lebih menginspirasi bagi pembaca untuk selalu memahami ilmu politik
mahasiswa dalam hal memahami dan mencari sebuah pembenaran dari setiap kebenaran yang
Akhir kata, jika masa depan begitu buruk, tidak ada usaha yang dapat
berpikir bagi pengembangan intelektual kita dalam memahami tentang kekaburan politik
Wassalam…
PENULIS
PANGANTAR
adalah Ilmu, termasuk Prof. Soltau juga seorang Ilmu Politik mengakui bahwa ilmu politik
bukanlah Ilmu, malah menyebutkan bahwa poltik lebih tepat dengan sebutan politics atau
government. Bahkan Prof. Mac Iver seorang sarjana Ilmu sosial, masih menyangsikan adanya
ilmu politik.
Maka dengan demikian jikalu Ilmu politik bukanlah ilmu maka sesungguhnya Ilmu
politik itu apa? Ilmu politik adalah hanya sekedar kemahiran belaka?, suatu seni?,
Disisi lain, ada sarjana mengatakan bahwa politik adalah sama dengan sejarah,
dimana sejarah adalah bukanlah ilmu, ketika politik disamakan dnegan sejarah maka memang
politik bukanlah ilmu. Namun demikian bahwa sejarah tidak akan pernah sama dengan
politik adalah menyelidiki konsep negara dalam bentuk-bentuknya yang umum dan ide -ide
perbedaan-perbedaan dari penjelmaan-pemjelmaan dari konsep negara yang umum itu dan
CHAPTER I
PENGERTIAN ILMU
Ilmu adalah pengetahuan, namun tidak semua pengetahuan adalah ilmu. Ilmu
metode-metode tertentu., intinya bahwa ilmu adalah seluruh pengetahuan yang dikordinir
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Depdikbud 1988), ilmu memiliki dua
pengertian, yaitu :
1. Ilmu diartikan sebagai suatu pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara
2. Ilmu diartikan sebagai pengetahuan atau kepandaian, tentang soal duniawi, akhirat, lahir,
bathin, dan sebagainya, seperti ilmu akhirat, ilmu akhlak, ilmu bathin, ilmu sihir, dan
sebagainya.
1. Moh. Nazir, Ph.D (1983:9) Mengemukakan bahwa ilmu tidak lain dari suatu
pengetahuan, baik natural atau pun sosial, yang sudah terorganisir serta tersusun secara
sistematik menurut kaidah umum.
Ahmad Tafsir (1992:15) Memberikan batasan ilmu sebagai pengetahuan logis dan
2. Sikun Pribadi (1972:1-2) Merumuskan pengertian ilmu secara lebih rinci (ia
menggunakan berbagai cara seperti observasi, eksperimen, survey, studi kasus, dan
sebagainya. Pengalaman-pengalaman itu diolah oleh fikiran atas dasar hukum logika yang
tertib. Data yang dikumpulkan diolah dengan cara analitis, induktif, kemudian ditentukan
disusun menurut suatu sistem tertentu yang merupakan suatu keseluruhan yang
kesatuan ide yang mengacu ke obyek (atau alam obyek) yang sama dan saling keterkaitan
secara logis.
Setiap ilmu (sains) adalah pengetahuan (knowledge), tetapi tidak setiap pengetahuan
adalah ilmu. Ilmu adalah semacam pengetahuan yang telah disusun secara sistematis.
Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia
menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik atau isi pikiran manusia yang merupakan
PENGERTIAN POLITIK
Secara etimologi: Politik berasal dari bahasa Yunani Polis yang dapat berarti kota
-negara kota. dari kata Polis ini diturunkan kata-kata lain seperti polites (warganegara) dan
politikos nama sifat lain yang berarti (kewarganegaraan). politike techne yang berarti
kemahiran politik dan politeke episteme adalah ilmu politik. Kemudian orang Rumawi
mengambil oper perkataan Yunani yang menamakan pengethauan itu tentang negara
dimasyarakat
1. Aristoteles, politik adalah usaha yang ditempuh warga Negara untuk mewujudkan
kebaikan bersama
pemerintahan (public policy)
3. Robert Dahl, politik adalah seni memerintah dan mengatur masyarakat manusia
4. Wilbur White merumuskan ilmu politik mempelajari asall mula, bentuk- bentuk, proses
5. Ramlan Surbakti, politik adalah proses interaksi antara pemerintah dan masyarakat untuk
menentukan kebaikan bersama bagi masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah
tertentu
6. Kartini Kartolo, politik adalah aktivitas perilaku atau proses yang menggunakan
7. Harold D. Laswell menyebut bahwa politik itu menyangkut proses penentuan who get
tentang politik:
❖ Politik sebagai usaha-usaha yang ditempuh warga negara untuk membicarakan dan
❖ Politik sebagai segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara dan
pemerintahan
❖ Politik sebagai segala kegiatan yang diarahkan untuk mencari dan mempertahankan
❖ Politik sebagai kegiatan yang berkaitan dengan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
umum
❖ Politik sebagai konflik dalam rangka mencari dan atau mempertahankan sumber-sumber
Ilmu Politik dalam arti sempit, menyangkut hal negara dan pemerintahan. Namun
dalam arti luas, adalah mencakup ( lima ) macam objek, sarana atau pusat perhatian :
1. Penekanan Politik Dari Sudut NEGARA
NEGARA adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan
tertinggi, yang sah dan yang ditaati oleh rakyatnya. Pendekatan ini disebut “ Pendekatan
- J. Barents
tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku. Inti dari politik
adalah semua kegiatan yang menyangkut masalah merebut dan mempertahankan kekuasaan.
- A. Kaplan
- W.A. Robson
Pengambilan keputusan menunjuk pada proses yang terjadi sampai keputusan itu terjadi.
seorang pelaku atau oleh kelompok politik dalam usaha memilih tujuan – tujuan dan cara –
cara untuk mencapai tujuan. Aspek kebijaksanaan umum (Public Policy) menitik beratkan
bahwa setiap masyarakat mempunyai beberapa tujuan bersama, untuk itu perlu ditentukan
rencana – rencana yang mengikat, yang dituangkan dalam kebijakan – kebijakan ( Policies )
TOKOHNYA : - Hoogerwerf
- David Eston
PEMBAGIAN adalah pembagian dan penjatahan dari nilai – nilai (Values) dalam
masyarakat.
CHAPTER II
Mengkaji tentang sejarah ilmu politik bisa dilihat dari dua pandangan yaitu
pembahasan secara luas atau secara sempit. Secara luas berarti ilmu politik telah ada sejak
zaman dahulu berupa pembahasan dalam buku-buku tertentu yang telah dikarang masa
lampau, sedangkan secara sempit berarti ilmu politik dilihat dari aspek sistematisasinya
karya-karya berikut;
a. Yunani tahun 450 SM terdapat buku karya Herodatus, Plato dan Aristoteles.
Sedangkan sejarah secara sempit, ilmu politik telah ada dan dikenal pada :
a. Abad 18 dan 19 di Jerman, Austria dan Prancis telah muncul pembahasan tentang politik
d. Di Inggris tahun 1895 muncul lembaga London School of Economic and Political Science
e. Di AS tahun 1858 diangkat Francis Lieber sebagai guru besar Sejarah dan Ilmu politik di
columbia College.
g. Unesco lembaga dibasah PBB tahun 1948 melahirkan buku Contemporary Political
Science
Dalam Buku Contemporary Political Science ini terdapat 4 bidang ilmu politik, yaitu:
1. Teori Politik
3. Partai
terdiri dari :
a. Tujuan politik
1. Valuational artinya ilmu politik berdasarkan moral dan norma politik. Teori valuational ini
Menurut Harold Laswell terdapat 8 nilai yang dikejar dalam politik, yaitu ;
1. Kekuasaan
2. Pendidikan
3. Kekayaan
4. Kesehatan
5. Keterampilan
6. Kasih sayang
7. Kejujuran/keadilan
8. Keseganan
Ilmu politik tidak berdiri sendiri namun memiiki kaitan dengan ilmu-ilmu lainnya
seperti sejarah, filsafat, hukum (tiga ilmu penting yang mempengaruhi politik), sosiologi,
CHAPTER III
KEKUASAAN DAN PENGARUHU POLITIK
A. Hakikat Politik
Hakikat politk adalah kekuasaan karena Kekuasaan adalah gejala yang selalu ada
dalam proses politik. Politik tanpa kekuasaan bagaikan agama tanpa moral karena begitu
4. Kekuasaana dalah antara individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok.
perilaku seseorang atau kelompok lain, sesuai dengan keinginan para pelaku.
Kekuasaan adalah kemampuan menggunakan sumber pengaruh untuk mempengaruhi
Oleh karena agar kekuasaan tidak disalahartikan maka perlu difahami makna
kekuasaan, yaitu :
5. Pihak yang mempunyai sumber kekuasaan belum tentu punya kekuasaan, bergantung
6. Penggunaan sumber kekuasaan dapat dengan paksaan, konsensus atau kombinasi dari
keduanya.
Jadi kekuasaan bukan hanya paksaan atau kekerasan atau manipulasi tetapi bisa juga
konsensus dan kerelaan. Kekuasaan harus dilihat dari dimensi yang saling melengkapinya,
yaitu :
a. Potensial – aktual artinya sumber kekuasaan bila belum digunakan maka masih bersifat
b. Positif – negatif maksudnya kekuasaan apakah untuk mencapai tujuan tertentu (positif)
juga dengan ketakutan (paksaan) seperti ketakuatan secara fisik, ekonomi dan psikologis.
e. Implisit – eksplisit kekuasaan bisa secara kasat mata dirasakan atau tidak dirasakan
● Bagaimana dilaksanakan
● Bagaimana didistribusikan
B. Teknik Kekuasaan
Semua cara -cara dan kegiatan-kegiatan yang digunakan untuk mencapai tujuan
tertentu dengan penggunaan kkeuasaan, mulai dari kekerasan fisik yang tidak mengenal batas
samapai cara persuarif moral. Bertrand Russel mengklasifikasi teknik kekuasaan, yaitu :
1. Paksaan
2. Ancaman-ancaman hukuman
C. Konsep-Konsep Kekuasaan
1. Influence atau pengaruh, yaitu bagimana seseorang mampu mempengaruhi agar orang
3. Manipulasi adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain namun yang dipengaurhi
tidak menyadari
4. Coersion adalah ancaman atau paksaan agar orang lain sesuai dengan kehendak yang
punya kekuasaan
5. Force yaitu tekanan fisik, seperti membatasi kebebasan. Ini biasanya dilengkapi dengan
D. Sumber-Sumber Kekuasaan
3. Normatif seperti pemimpin agama, kepala suku atau pemerintah yang diakui
● Model pluralis
● Model populis
Teori politik kekuasaan Niccolo Machiavelli dapat dilihat sebagai penanda transisi
dari dunia kuno ke modern yang sangat kontroversi. Melalui karyanya yang berjudul The
Prince tahun 1513 ia sering dituduh gurunya kejahatan karena nasehat-nasehatnya yang
amoral.
Nicollo Machiavelli mengatakan bahwa seorang penguasa yang ingin tetap berkuasa
dan memperkuat kekuasaannya haruslah menggunakan tipu muslihat, licik dan dusta,
Seorang penguasa harus berani untuk melakukan apapun yang diperlukan, betapa pun
tampak tercela karena rakyat pada akhirnya hanya peduli dengan hasilnya, yaitu kebaikan
Negara.
Dengan kata lain, penguasa harus pandai-pandai menggunakan cara-cara manusia dan
cara binatang bila saat-saat tertentu dibutuhkan. Asumsi ini muncul di benak Machiavelli
karena menurutnya manusia memiliki dua sifat yang bertentangan, yaitu sifat manusia –
tulus, penyayang, baik, pemurah, tetapi juga memiliki sifat-sifat binatang atau sifat tak
terpuji, jahat, kikir, bengis, dan kejam. Kedua sifat manusia yang paradoksal ini membawa
implikasi terhadap cara menangani persoalan politik. Cara penanganan persoalan politik
dengan ‘cara manusia’, misalnya lewat prosedur hukum dan pengadilan, tidak efektif tanpa
disertai ‘cra binatang’. Tetapi bisa terjadi sebaliknya, cara binatang juga tidak efektif tanpa
menggunakan cara manusia. Kedua cara itu ibarat two sides of the same coin (dua sisi pada
terutama ketika menghadapi lawan-lawan politiknya. Dalam The Prince dikemukakan bahwa
seorang penguasa bisa menjadi singa (lion) di satu saat, dan menjadi rubah (fox) di saat
lainnya. Menghadapi musuhnya yang ganas bagai seekor serigala, penguasa hendaknya bisa
berperangai seperti singa, karena dengan cara itulah ia bisa mengalahkan lawannya. Tetapi
penguasa harus bersikap seperti rubah bila lawan yang dihadapinya adalah
itu, melainkan rubah. Rubah amat peka dengan perangkap yang akan menjerat dirinya.
a. Untuk melakukannya, seorang penguasa yang bijak hendaknya mengikuti jalur yang
sejarah.
1) Sebuah kemampuan untuk menjadi baik sekaligus buruk, baik dicintai maupun di benci
tulus.
c. Seorang pangeran harus berani untuk melakukan apapun yang diperlukan, betapa pun
tampak tercela karena rakyat pada akhirnya hanya peduli dengan hasilnya, yaitu kebaikan
Negara.
yang mampu dan setia, Machiavelli memperingatkan penguasa agar menjauhkan diri dari
penjilat dan minta pendapat apa yang layak dilakukan. seorang penguasa yang cermat tidak
Dia menambahkan, “Karena tidak ada dasar resmi yang menyalahkan seorang
Penguasa yang minta maaf karena dia tidak memenuhi janjinya,” karena manusia itu begitu
sederhana dan mudah mematuhi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukannya saat itu, dan
bahwa seorang yang menipu selalu akan menemukan orang yang mengijinkan dirinya ditipu.”
Sebagai hasil wajar dari pandangan itu, Machiavelli menasihatkan sang penguasa
Gagasan kekuasaan machiavelli patut dikaji setidaknya karena dua alasan, yaitu :
1. Gagasannya telah menjadi sumber inspirasi yang tak pernah kering bagi banyak penguasa
Banyak negarawan dan penguasa dunia yang secara sembunyi atau terus terang mengakui
telah menjadikan buku Machiavelli itu sebagai hand book (buku pegangan) mereka dalam
Gagasan yang sama telah menjadi basis intelektual bagi pelaksanaan diplomasi kaum
realis (realisme). Realisme sebagai suatu aliran penting dalam kajian diplomasi
total masa kini dengan masa lalu, suatu ciri penting Abad Renaisans. Berbeda dengan
para pemikir abad Pertengahan seperti Santo Agustinus dan Thomas Aquinas yang
mengaitkan kekuasaan dan negara dengan agama dan Tuhan maupun moralitas,
Machiavelli justru berpendapat bahwa kekuasaan hendaknya dipisahkan dari semua itu.
Tidak ada kaitan atau relevansi antara kekuasaan dengan teologi Kristen, kecuali sejauh
agama atau moral itu memiliki nilai utilitarianisme bagi kekuasaan dan negara.
kekuasaan :
Undang-Undang
Doktrin ini pertama kali dikemukakan oleh Filsuf Inggris John Locke (1632-1704)
pada taraf ini masih dikenal sebagai pemisahan kekuasaan yang masih dikenal dengan :
o Kekuasaan federatif ialah kekuasaan yang meliputi segala tindakan untuk menjaga
keamanan negara.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka pada tahun 1748, salah satu pemikir Preancis
Politica adalah system pembagian kekuasaan. Menurut dia ketiga jenis kekuasaan itu haruslah
terpisah satu sama lain baik mengenai tugas (fungsi) maupun alat perlengkapan (organ) yang
Amerika , karena doktrin tersebut paling banyak mencerminkan trias politica dalam konsep
aslinya, sehingga sampai saat ini Indonesia pun menganut trias politica dalam arti Pembagian
Kekuasaan. Hal ini jelas dari pembagian Bab dalam Undang-Undang 1945. Misalnya Bab III
tetang Kekuasaan Pemerintahan Negara, Bab VII tentang Dewan Perwakilan Rakyat dan Bab
CHAPTER IV
A. Kewenangan
Kewenangan adalah kekuasaan yang mendapatkan keabsahan atau legitimasi.
Kewenangan adalah hak moral untuk membuat dan melaksanakan keputusan politik. Hak
1. Sumber kewenangan
2. Tipe kewenangan
2. Kewenangan substansial yaitu berasal dari tradisi, kekuatan sakral, kualitas pribadi dan
instrumental
Setiap masyarakat pasti memakai kedua tipe kewenangan ini hanya yang satu
3. Peralihan kewenangan
1) Menerima
2) Mempertanyakan (skeptis)
3) Menolak
4) Kombinasi
B. LEGITIMASI
Legitimasi adalah pengakuan dan penerimaan masyarakat kepada pemimpin untuk
kewenangan dan legitimasi karena ketiganya berkaitan dengan hubungan antara pemimpin
pembuat dan pelaksana kebijakan politik, sedangkan kewenangan adalah hak moral untuk
membuat dan melaksanakan keputusan politik (bersifat top down), adapun legitimasi adalah
1. Objek legitimasi
krisis ini terjadi secara berurutan ketika sudah mencapai krisis kebijakan maka
sebenarnya sudah terlewati krisis identitas, krisis konstitusi, krisis kelembagaan dan krisis
kepemimpinan. Maka bila semuanya sudah mengalami krisis disebutlah krisis legitimasi.
2. Kadar Legitimasi
a. Pra legitimasi, ada dalam pemerintahan yang baru terbentuk yang meyakini memiliki
c. Tak berlegitimasi, ketika pemimpin atau pemerintah gagal mendapat pengakuan dari
masyarakat tapi pemimpin tersebut menolak untuk mengundurkan diri, akhirnya muncul
tak berlegitimasi. Untuk mempertahankan kewenangannya biasanya digunakan cara-cara
kekerasan.
dilakukan secara ritualistik seperti upacara kenegaraan, parade tentara atau pemberian
penghargaan.
3. pemilu untuk memilih orang atau referendum untuk menentukan kebijakan umum.
4. Tipe Legitimasi
kewenangannya.
kualitas pribadi menggunakan metode simbolis. Sedangkan pemimpin hasil dari prinsip
5. Manfaat Legitimasi
6.Krisis Legitimasi
CHAPTER V
PARTAI POLITIK
Partai Politik pertama lahir di Negara-negara Eropa Barat seperti Inggris dan Perancis.
Dengan meluasnya gagasan bahwa rakyat merupakan factor yang perlu diperhitungkan serta
diikutsertakan dalam proses politik, maka partai politik lahir secara spontan dan berkembang
menjadi penghubung antara rakyat disatu pihak dan pemerintah dipihak lain.
terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap
pemerintahan bagi pimpinan partainya, dan berdasarkan penguasaan ini memberikan kepada
Sedangkan menurut R.H. Soltau : “Partai politik adalah sekelompok warga Negara
yang sedikit banyak terorganisir, yang bertindak sebagai suatu kesatuanpolitik yang dengan
politik, dan merebut kedudukan politik dengan cara (yang biasanya) konstitusional yang
juga dengan cara ilegal, seperti melakukan subversif, revolusi atau kudeta.
Dalam negara demokrasi, partai politik mempunyai beberapa fungsi antara lain :
Salah satu tugas dari partai politik adalah menyalurkan aneka ragam pendapat dan
pendapat dalam masyarakat bisa diminimalkan.Di lain pihak partai politik berfungsi juga
dialog dari atas kebawah dan dari bawah keatas, dimana partai politik memainkan
peranan sebagai penghubung antara yang memerintah dengan yang diperintah, antara
Partai politik memainkan peran dalam membentuk pribadi anggotanya. Sosialisasi yang
anggotanya, pendukung dan simpatisannya serta bertanggung jawab sebagai warga negara
juga sebagai sarana sosialisasi politik yang diartikan sebagai proses dimana seseorang
memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik, yang umumnya berlaku
kepentingan umum serta mendidik anggota-anggotanya menjadi manusia yang sadar akan
Partai politik mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk turut aktif dalam kegiatan
politik sebagai anggota partai. Cara-cara yang dilakukan oleh partai politik sangat
beragam, bisa melalui kontrak pribadi, persuasi atau menarik golongan muda untuk
menjadi kader.
Partai politik harus berusaha untuk mengatasi dan memikirkan solusi apabila terjadi
persaingan dan perbedaan pendapat dalam masyarakat merupakan soal yang wajar, jika
sampai terjadi konflik maka partai politik berusaha untuk mengatasinya. Akan tetapi
dalam praktek politik sering dilihat bahwa fungsi-fungsi tersebut diatas lebih sering
diabaikan dan tidak dilaksanakan seperti yang diharapkan. Misalnya informasi yang
dikejar bukan kepentingan nasional, akan tetapi kepentingan partai yang sempit dengan
akibat pengkotakan politik ; konflik tidak diselesaikan akan tetapi malah dipertajam.
Partai politik harus selalu aktif mempromosikan dirinya untuk menarik perhatian dan
minat warga negara agar bersedia masuk dan aktif sebagai anggota partai tersebut. Partai
Dengan memegang kekuasaan, partai politik akan lebih leluasa dalam menempatkan
orang-orangnya sebagai eksekutif dalam jabatan yang bersifat politis dan berfungsi
a) Menurut faham komunis, sifat dan tujuan partai politik bergantung pada situasi apakah
partai tersebut berkuasa di negara ia berada. Partai komunis bertujuan untuk mencapai
kedudukan kekuasaan yang dapat dijadikan batu loncatan guna menguasai semua partai
b) Partai komunis juga mempunyai beberapa fungsi, namun sangat berbeda dengan yang ada
sebagai sarana sosialisasi juga lebih ditekankan pada aspek pembinaan warga negara ke
arah dan cara berfikir yang sesuai dengan pola yang ditentukan partai. Partai sebagai
c) Jadi pada dasarnya partai komunis mengendalikan semua aspek kehidupan secara
monolitik dan memaksa individu agar menyesuaikan diri dengan suatu cara hidup yang
sarana integrasi nasional dan memupuk identitas nasional, karena negara-negara berkembang
serta suku bangsa yang berbeda corak sosial dan pandangan hidupnya menjadi satu bangsa.
E. Partai Politik (Political Partai) di Indonesia
politik yang didukung kaum terpelajar dan buruh tani. Adapun partai politik yang
● Muhammadiyah (1912),
● PKI (1921),
● PNI (1927),
Kemudian partai politik hasil Pemilu 1955, dapat dikelompokan sebagai berikut :
1. Aliran Nasionalis (Partai Buruh, PNI, PRN, PIR Hazairin, Parindra, SKI, dan
PIR-Wongsonegoro).
Kehidupan politik masa demokrasi liberal (1955 – 1959), banyak ditandai pergantian
kabinet. Persaingan antar elit partai politik besar, telah membawa negara pada instabilitas
tetap), mendorong Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang
Orde Baru (1966) melakukan pembenahan institusi politik, karena jumlah parpol
berdasarkan UU No. 3 Tahun 1975, Pemilu 1977 & 1982 hanya diikuti 3 (tiga) peserta
Komposisi Partai yang memperoleh kursi dalam Pemilu Legislatif 9 April 2009
yaitu :
2. Partai Golkar : 106
NEGARA
A. Pengertian Negara
negara berasal dari kata Staat (bahasa belanda dan jerman) state (bahasa inggris), etat (bahasa
perancis). suatu istilah yang abstrak menunjukkan keadaan yang tegak dan tetap. atau sesuatu
maka negara dapat diartikan sebagai organisasi territorial sesuatu bangsa yang memilki
kedaulatan
Negara dalam arti formil dimaksudkan negara ditinjau dari aspek kekuasaan, negara
Definisi Negara menurut Aristotels Negara adalah persekutuan daripada keluarga dan
Definisi Negara menurut Aristotels Hogo D Groot Negara adalah suatu persekutuan
hokum.
Definisi Negara ecara umum : Negara adalah suatu organisasi kekuasaan, oleh karena
dalam setiap organisasi yang bernma negara, selalu kita jumpai adanya organ atau alat
perlengkapan yang mempunyai kemampuan untuk memaksakan kehendaknya kepada
B. Unsur-unsur Negara
berikut :
● Memiliki Penduduk
● Memiiki Wilayah
● Memiliki Pemerintahan
1. Teori Kenyataan Yaitu teori yang menganggap bahwa memang sudah kenyataannya yakni
negara timbul apabila adanya pemerintah, adanya wilayah, adanya penduduk, dan adanya
2. Teori Ketuhanan. Yaitu teori yang menganggap bahwa memang sudah kehendak Allah
3. Teori Perjanjian. Yaitu teori yang menganggap bahwa sesuatu negara terbentuk
1. keamanan
2. ketertiban internal
3. keadilan.
4. kesejahteraan umum
5. kebebasan.
1. Monarkhi : adalah suatu bentuk pemerintahan dimana seluruh kekuasaan di pegang oleh
2. Tirani : bentuk pemerintahan dimana kekuasaan juga berpusat pada satu orang, tetapi
3. Oligarkhi yaitu bentuk pemerintahan dimana berpusat pada beberapa orang berikhtiar
4. Polity yaitu bentuk pemerintahan dimana seluruh rakyat turut serta mengatur negara
5. Demokrasi yaitu bentuk pemerintahan dimana kedulatan berada ditangan rakyat banyak.
Referensi :
1. Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996
5. Ipong S. Azhar, Benarkah DPR Kita Mandul, Biograf Publishing, Yogyakarta, 1997
7. Inu Kencana Syafe’I, Pengantar Ilmu Politik, Remaja Rosda Karya, bandung, 1998