Anda di halaman 1dari 10

“PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA DALAM PEMBANGUNAN

IPOLEKSOSBUDHANKAM”

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
penyertaannya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu

Kami juga ingin berterimakasih kepada ibu Senimbar, S,Pd,M.Pd selaku dosen
mata kuliah pendidikan pancasila yang telah membimbing kami dalam proses
pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan,untuk itu kami
menerima saran maupun kritik yang membangun makalah ini agar lebih baik untuk
kedepannya.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN PENULISAN

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian paradigma
B. Pancasila sebagai paradigma pembangunan politik
C. Pancasila sebagai paradigma pembagunan ekonomi
D. Pancasila sebagai paradigma pembagunan sosial budaya
E. Pancasila sebagai paradigma pembagunan pertahanan keamanan
F. Kasus-kasus terkait paradigma pembagunan dalam bidang
IPOLEKSOSBUDHANKAM

BAB III PENUTUP

A. Saran
B. Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu


pengetahuan. Menurut Thomas Kuhn.,orang yang pertama kali menegmukakan
istilah tersebut menyatakan bahwa ilmu pada waktu tertentu didominasi oleh suatu
paradigma. Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa
yang menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan.

Dengan demikian paradigma sebagai alat bantu para ilmuwan dalam


merumuskan apa yang harus dipelajari,apa,apa yang harus dijawab,bagaimana
seharusnya dalam menjawab dan aturan-aturan yang bagaimana yang harus
dijalankan dalam mengetahui persoalan tersebut. Suatu paradigma mengandung
sudut pandang,kerangka acuan yang harus dijalankan oleh ilmuwan yang
mengikuti paradigma tersebut.

Istilah paradigma makin lama makin berkembang dan biasa dipergunakan


dalam berbagai bidang kehidupan dan ilmu pengetahuan.
Misalnya,politik,hukum,ekonomi,sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dalam
kehidupan sehari-hari,paradigma berkembang menjadi terminology yang
mengandung pengertian sumber nilai,kerangka piker,orientasi dasar,sumber
asas,tolak ukur,parameter,serta arah dan tujuan dari suatu
perkembangan,perubahan,dan proses dalam bidang tertentu,termasuk dalam
pembangunan.
1.2 Rumusan Masalah

 Apa itu Paradigma


 Pancasila sebagai paradigma pembangunan politik
 Pancasila sebagai paradigma pembagunan ekonomi
 Pancasila sebagai paradigma pembangunan sosisal budaya
 Pancasila sebagai paradigma pembagunan pertahanan keamanan
 Kasus-kasus terkait paradigma dalam pembangunan
IPOLEKSOSBUDHANKAM

1.3 Tujuan Penulisan

 Untuk mengetahui pancasila sebagai paradigma pembangunan


IPOLEKSOSBUDHANKAM
 Untuk mengetahui kasus-kasus yang terkait dengan pembagunan dalam
bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paradigma

Paradigma merupakan suatu landasan berpikir,konsep dasar,dan juga landasan


berpikir yang dipakai atau dianut sebagai model ataupun konsep dasar para
ilmuwan dalam melakukan studinya. Selain itu paradigma dalam disiplin
intelektual adalah cara pandang orang terhadap diri dan lingkunganngya yang akan
mempengaruhinya dalam berpikir,bersikap,dan bertingkah laku.

2.2 Pancasila sebagai paradigma pembangun politik


selaku warga negara harus ditempatkan sebagai subjek atau pelaku politik
bukan sekadar objek politik
 Sistem politik Indonesia yang bertolak dari manusia sebagai subjek harus
mampu menempatkan kekuasaan
tertinggi pada rakyat
 Sistem politik Indonesia yang sesuai pancasila sebagai paradigma adalah
sistem politik demokrasi bukan
otoriter Berdasar hal itu, sistem politik Indonesia harus
dikembangkan atas asas kerakyatan (sila IV Pancasila).
 Perilaku politik, baik dari warga negara maupun penyelenggara negara
dikembangkan atas dasar moral tersebut sehingga menghasilkan perilaku
politik yang santun dan bermoral

2.3 Pancasila sebagai paradigma pembangunan ekonomi


 sistem ekonomi harus mendasarkan pada dasar moralitas ketuhanan (sila I
Pancasila) dan kemanusiaan ( sila II Pancasila)
 Sistem ekonomi yang berdasar pancasila berbeda dengan sistem ekonomi
liberal yang hanya menguntungkan individu- individu tanpa perhatian pada
manusia lain.Sistem ekonomi demikian juga berbeda dengan sistem
ekonomi dalam sistem sosialis yang tidak mengakui kepemilikan individu
 Sistem ekonomi yang berdasar pancasila adalah sistem ekonomi kerakyatan
yang berasaskan kekeluargaan
 Pancasila sebagai paradigma pengembangan ekonomi lebih mengacu pada
Sila Keempat Pancasila; sementara pengembangan ekonomi lebih mengacu
pada pembangunan Sistem Ekonomi Indonesia

2.3 Pancasila sebagai paradigma pembagunan sosial budaya


 Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang pancasila
bertolak dari hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Hal ini
sebagaimana tertuang dalam sila Kemanusiaan yang adil dan beradab.
 Oleh karena itu, pembangunan sosial budaya harus mampu meningkatkan
harkat dan martabat manusia, yaitu menjadi manusia yang berbudaya dan
beradab
 pembangunan sosial budaya tidak menciptakan kesenjangan, kecemburuan,
diskriminasi, dan ketidakadilan sosial
 Paradigma-baru dalam pembangunan nasional berupa paradigma
pembangunan berkelanjutan, yang dalam perencanaan dan pelaksanaannya
perlu diselenggarakan dengan menghormati hak budaya komuniti-komuniti
yang terlibat, di samping hak negara untuk mengatur kehidupan berbangsa
dan hak asasi individu secara berimbang

2.4 Pancasila Sebagai paradigma pembagunan pertahanan keamanan dan


Keamanan

 Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa


Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna
bahwa tugas dan tanggung jawab tidak hanya oleh penyelenggara negara
saja, tetapi juga rakyat Indonesia secara keseluruhan
 Atas dasar tersebut, sistem pertahanan dan keamanan adalah mengikut
sertakan seluruh komponen bangsa. Sistem pembangunan pertahanan dan
keamanan Indonesia disebut sistem pertahanan dan keamanan rakyat
semesta (sishankamrata).
 Sistem pertahanan yang bersifat semesta melibatkan seluruh warga negara,
wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini
oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total terpadu, terarah, dan
berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman
2.5 Kasus-kasus terkait dengan pembangunan IPOLEKSOSBUDHANKAM
 Ancaman di Bidang Politik
Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari luar negeri maupun dalam
negeri. Dari luar negeri, Ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu
negara dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi,
provokasi, atau blokade politik merupakan bentuk ancaman non-militer
berdimensi politik yang sering kali digunakan oleh pihak-pihak lain untuk
menekan negara lain. Kedepan, bentuk ancaman yang berasal dari luar
negeri diperkirakan masih berpotensi terhadap Indonesia, yang memerlukan
peran dari fungsi pertahanan non-militer untuk menghadapinya.
Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat
berupa penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk
menumbangkan suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang
kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintah. Selain itu,
ancaman separatisme merupakan bentuk lain dari ancaman politik yang
timbul di dalam negeri. Sebagai bentuk ancaman politik, separatisme dapat
menempuh pola perjuangan politik tanpa senjata dan perjuangan bersenjata.
Pola perjuangan tidak bersenjata sering ditempuh untuk menarik simpati
masyarakat internasional. Oleh karena itu, separatisme sulit dihadapi dengan
menggunakan kekuatan militer. Hal ini membuktikan bahwa ancaman di
bidang politik memiliki tingkat resiko yang besar yang mengancam
kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan bangsa.

 Ancaman di Bidang Ekonomi


Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan
perdagangan dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan
pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial
negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh
batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa. Ketika
globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur
dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional
akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka
peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara
kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk
global ke dalam pasar domestik. Hal tersebut tentu saja selain menjadi
keuntungan, juga menjadi ancaman bagi kedaulatan ekonomi suatu negara.
 Ancaman di Bidang Sosial Budaya
Ancaman yang berdimensi sosial budaya dapat dibedakan atas ancaman dari
dalam, dan ancaman dari luar. Ancaman dari dalam didorong oleh isu-isu
kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan. Isu tersebut
menjadi titik pangkal timbulnya permasalahan, seperti separatisme,
terorisme, kekerasan, dan bencana akibat perbuatan manusia. Isu tersebut
akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, nasionalisme, dan
patriotisme.

 Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan


Wujud ancaman di bidang pertahanan dan keamanan pada umumnya berupa
Ancaman militer. Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan
kekuatan bersenjata dan terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan
segenap bangsa. Ancaman militer dapat berupa agresi/invasi, pelanggaran
wilayah, pemberontakan bersenjata, sabotase, spionase, aksi teror bersenjata,
ancaman keamanan laut dan udara, Agresi suatu negara yang dikategorikan
mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap
bangsa Indonesia mempunyai bentuk-bentuk mulai dari yang berskala paling
besar sampai dengan yang terendah. Invasi merupakan bentuk agresi yang
berskala paling besar dengan menggunakan kekuatan militer bersenjata yang
dikerahkan untuk menyerang dan menduduki wilayah Indonesia. Bangsa
Indonesia pernah merasakan pahitnya diinvasi atau diserang oleh Belanda
yang ingin kembali menjajah Indonesia sebanyak dua kali, yaitu 21 Juli
1947 dan 19 Desember 1948.
BAB III
PENDAHULUAN

3.1 Kesimpulan

Istilah paradigma pada mulanya dipakai dalam bidang filsafat ilmu


pengetahuan. Menurut Thomas Kuhn.,orang yang pertama kali mengemukakan
istilah tersebut menyatakan bahwa ilmu pada waktu tertentu didominasi oleh suatu
paradigma. Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa
yang menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan.

3.2 Saran
Pancasila merupakan kepribadian bangsa Indonesia yang dimana setiap
warga Negara Indonesia harus menjunjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari
pancasila tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab. Agar
pancasila tidak terbatas pada coretan tinta belaka tanpa makna
Demikianlah makalah mengenai paradigma pembangunan bidang
Ipoleksosbudhankam.

Anda mungkin juga menyukai