UNIT 3
OPERASI DASAR SINYAL
LABORATORIUM KOMPUTER DAN TELEKOMUNIKASI
BAB I ...................................................................................................................1
BAB II ..................................................................................................................5
BAB IV ..............................................................................................................27
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Penguatan sinyal a=1.5............................................................................... 8
Gambar 1. 2 penguatan sinyal a =2 ................................................................................. 8
Gambar 1. 3 penguatan sinyal a = 3 ................................................................................ 9
Gambar 1. 4 penguatan sinyal a = 4 ................................................................................ 9
ii
Gambar 3. 24 penguatan sinyal audio noise 0.3............................................................ 24
Gambar 3. 25 penguatan sinyal audio noise 0.5............................................................ 24
Gambar 3. 26 penguatan audio 0.1 ............................................................................... 25
Gambar 3. 27 penguatan audio 0.5 ............................................................................... 25
Gambar 3. 28 Penguatan audio 1.5 ............................................................................... 26
Gambar 3. 29 penguatan audio 2.5 ............................................................................... 26
iii
BAB I
METODOLOGI PERCOBAAN
1.1 Prosedur Percobaan
Ada Lima percobaan yang dilengkapi dengan pencatatan serta perubahan
kriertia didalamnya, Berikut pemaparan secara prosedural:
1.1.1 Penguatan Sinyal
Pada percobaan pertama untuk penguatan sinyal . Dapat
dilakukan penginputkan Listing Program sebagai berikut,
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1;
y1=sin(2*pi*t);
subplot(2,1,1)
plot(t,y1)
y1_kuat=a*sin(2*pi*t);
subplot(2,1,2)
plot(t,y1_kuat)
1
2
t=0:1/T:2;
f1=1; f2=2;
pha2=pi/2;
y1=sin(f1*pi*t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(f2*pi*t+ pha2);
subplot(3,1,2) plot(t,y2)
y3=y1+y2;
subplot(3,1,3) plot(t,y3)
T=100;
t=0:1/T:2;
f1=1; f2=2;
pha2=pi/2;
y1=sin(f1*pi*t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin(f2*pi*t+ pha2);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1.*y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
L=input('Panjang
Gelombang(>=40)=' )
P=input('Posisi pulsa =' )
for n=1:L
if (n==P)
step(n)=1;
else
step(n)=0;
end
end
x=1:L;
stem(x,step)
Fs=8192;
noise_1=var*randn(N,1);
y_1n=y1 + noise_1;
sound(y1,Fs)
5
BAB III
ANALISIS
3.1 Dasar Teori
Pada analisa system pemprosesan sinyal diskrit, deretnya bisa dimanipulasi
dalam bermacam metode. Perkalian( product) serta akumulasi( sum) dari 2 deret
x serta y
diinyatakan selaku sample perkalian serta pembagian dimana selaku berikut.
Penguatan sinyal merupakan suatu proses yang kerap kalo kita jumpai pada fitur
audio radio, tape dsb. Pelemahan sinyal merupakan satu mekanisme dimana
sinyal yang melewati sesuatu medium hadapi pelemahan energy yang berikutnya
diketahui selaku atenuasi sinyal. Penjumlahan 2 buah sinyal kejadian transmisi
sinyal lewat sesuatu medium. Perkalian 2 buah sinyal ialah wujud pembedahan
yang kerap jumpai dalam keadaan real. Pada rangkaian mixer, rangkaian product
6
7
3.2 Analisis
Pada analisa percobaan kali ini diharapkan mahasiswa mampu menjadikan
dasar pemahaman dan juga bekal ilmu dalam praktikum sinyal sitem sendiri
untuk kedepanya dan juga mampu menampilkan proses aritmatika sinyal dan
juga mampu menerapkan proses dari pengolahan sinyal sinyal audio.
3.2.1 Penguatan sinyal
Percobaan ini dimulai dengan menginputkan listing program command
window dan kemudian akan terbentuk sinyal waktu kontinyu yang muncul dari
fungsi plot yang letak figure beserta besar dimensi sumbu x dan y nya diatur
didalam perintah subplot. Disaat listing program dimasukan, sinyal akan
menunjukan sinyal sinusoida yang didominasi oleh t. sinyal tersebut yang akan
menjadi parameter dari bentuk penguat sinyal yang kedua.
Selanjutnya kita harus memasukan listing program tambahan berupa fungsi
a yang memiliki nilai bebas yang ketentuan besar nilainya lebih dari 1. Nilai a
sendiri merupakan variable dari fungsi y1_kuat=a*sin(2*pi*t). dimana nilai
a merupakan amplitudo dari percobaan ini sendiri. Jika semakin besar amplitudo
yang ada maka akan semakin besar tinggi pula titik maksimal dan juga tititk
minimum yang dapat disentuh oleh sinyal. Disaat nilai a diatur sebesar 1.5, maka
titik puncak akan berada pada ketinggian +1.5 sedangkan titik dasar nya berada
pada -2.5. hal ini menandakan bahwa saat perubahan a berada pada nilai 3 dan
juga 4 maka aka nada peningkatan pada titik puncak maupun pada titik dasar
sinyal. Pada percobaan perubahan pada variable a yang mempunyai nilai leih dari
1. Hasil yang didapat pada pengamatan penguatan sinyal yang berlandaskan pada
perubahan amplitudo pada nilai a yang menghasilkan sebuah peningkatan titik
puncak dan titik dasar yang diperlihatkan.
8
a=2
a=3
a=4
highlight yang diperlihatkan pada figure adalah adanya perubahan pada titik
puncak dan juga dasar sinyal pada f1 yang digambarka oleh f2. Pada saat nilai a
=0.9 terdapat penurunan titik puncak-dasar (0.9 – 0.9). begitupun ketika a diatur
0.5, 0.1 yang dimana titik puncak dasar yang diminta berada di nilai a tersebut.
Agar dapat membuktikan analisa yang diatas mari kita lihat bukti bentuk sinyal
pada gambar dibawah ini .
a = 0.1
a= 0.5
a= 0.9
F2 = 2
F2 = 5
F2 = 10
Kemudian ada percobaan tambahan yang berupa perubahan nilai pada sungsi
pha 2 yang berubah menjadi 0.1, 0.25, 0.5 dan 1.5. Perubahan fungsi ini
mengakibatkan perubahan bentuk sinyal pada y1 dan juga y2 yang dimana 0.1
berubah membentuk sinyal yang memiliki sudut 18 derajat, lalu 0.25 membentuk
sinyal sin, dan 45,0.5 kemudian membentuk sinyal 90 derajat, sedangkan 1.5
terbentuk sinyal sudut 270 derajat. Supaya lebih mudah untuk memahami
perubahan pada fungsi pha2 mari kita lihat pada gambar dibawah ini.
14
Pha = 0.1*phi
Pha 2 = 0.25
Pha 2 = 0.5
Pha 2 = 1.5
berubah ubah. Hal tersebut dikarenakan terdapat f2 pada variable fungsi tersebut
yang membentuk frekuensi disetiap kondisi perkalian yang berubah ubah.
Dimana f2 pada percobaaan ini memiliki nilai 3,4,5,6,8,9,10. Hasil dari perkalian
anatar f1 dengan nilai tetap yang dikalikan dengan f2 yang memiliki nilai berubah
ubah. Hasil sinyal perkalian didalam bentuk sinyal y3 dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
F2 = 3
Gambar 3. 11 perkalian f2 = 3
17
F2 = 4
F2 = 5
F2 = 6
F2 = 7
F2 = 8
F2 = 9
F2 = 10
Kemudian dalam perubahan pha2 nilai phi yang diatur akan sama dengan
percobaan sebekumnya. Dimana perkalian pha 2 yang terdapat di dalam nilai 0.1,
0.25, 0.5 dan juga 1.5. gambar dibawah ini menunjukan hasil dari perkalian
variaasi bentuk sinyal.
21
Pha = 0.1
Pha2= 0.25
Pha2 = 1.5
Secara garis besar ketika diberikan noise sebesar 0.1 maka audio yang
dihasilkan rendah, dan jika kita tingkatkan nilai dari noise nya maka audio suara
yang dihasilkan akan semakin meningkat berdasarkan kepada nilai variatif noise
yang besar. Dapat disimpulkan bahwa penguatan sinyal bekerja mengikuti tinggi
23
Noise
Gaussia
n 0.1
Noise
0.2
Noise
0.3
Noise
0.5
Audio
0.1
Audio
0.5
Audio
1.5
Audio
2.5
4.1 Kesimpulan
Pada percobaan yang telah dicoba pada materi pembedahan bawah pada mathlab
ditarik kesimpulan diantara lain:
2. Noise ialah sinyal yang tidak di mau, pada sinyal audio kala sinyal pada
audio tersebut makan hendak di kuatkan noise nya pula.
• Penguatan sinyal.
• Pelemahan sinyal.
27
DAFTAR PUSTAKA
[1] Munarto Rim, dan Asisten Laboratorium Telekomunikasi JTE
UNTIRTA.(2022). ”ARIMATIKA”. In Modul Praktikum Sinyal
dan Sistem Cilegon, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Fakultas
Teknik, 2022, pp. 29- 31