Anda di halaman 1dari 6

Nama Peserta : Silvia Amita

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 6 Singingi

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1 Siswa jarang  Kajian Literatur Analisis penyebab masalah
membaca Adapun beberapa faktor yang yang bisa saya simpulkan
materi mempengaruhi minat membaca setelah melakukan kajian
pembelajaran adalah: literatur dan wawancara
yang sudah 1. Lingkungan merupakan hal adalah:
dibahas atau yang sangat berpengaruh 1. Peserta didik tidak bisa
yang belum dalam kehidupan seseorang, mengatur waktunya
dibahas dimana kepribadian dan karena terpengaruh
pola fikir seseorang akan oleh gadget, game
terbentuk dari online dan media
lingkungannya. social.
2. Kurang penguasaan kosakata 2. Kurangnya pengawasan
bahasa Inggris orang tua karena orang
3. Generasi serba instan. tua sibuk bekerja.
Generasi sekarang merasa Karena kebanyakan
malas, bosan dan monoton keluarga disini
ketika membaca berekonomi rendah
4. Gadget, game online and menengah.
media social. 3. Kemampuan membaca
(Tarihoran dan Dewi 2019) beberapa peserta didik
 Wawancara yang rendah.
Berdasarkan hasil wawancara
wakil kepala sekolah, guru dan
pakar yang sudah dilakukan, ada
beberapa pendapat yang
didapatkan, yaitu:
 Pendapat Waka dan Guru
1. Peserta didik tidak bisa
mengatur waktunya antara
belajar dan bermain.
2. Peserta didik merasa kegiatan
belajar hanya dikerjakan di
sekolah
 Pendapat Pakar
1. Peserta didik tidak terbiasa
dengan membaca sehingga
merasa kegiatan membaca itu
menyiksa
2. Kurangnya pengawasan orang
tua sehingga peserta didik
lebih terbiasa dengan
smartphone daripada buku
2 Siswa masih  Kajian Literatur Analisis penyebab masalah
misspelling Penyebab pengejaan bahasa Inggris yang bisa saya simpulkan
menuliskan peserta didik buruk, sebagai setelah melakukan kajian
kata-kata berikut: literatur dan wawancara
bahasa 1. Siswa tidak menuliskan sebuah adalah:
Inggris. kata dengan lengkap. Contoh : 1. Rendahnya minat baca
behin – behind siswa terhadap teks
2. Siswa mengganti sebuah huruf berbahasa Inggris
yang benar dengan huruf yang rendah sehingga siswa
lain, contoh: hangry – hungry tidak menuliskan
3. Siswa menambahkan sebuah sebuah kata tidak
huruf tambahan ketika menulis, lengkap dan terkadang
contoh: famouse – famous siswa juga
4. Siswa menulis sebuah kata yang menyamakan
menyamakannya dengan bahasa pelafalannya dengan
bahasa daerah mereka.
daerah. Contoh: permision - 2. Siswa tidak terbiasa
permission menuliskan kata
Altamimi and Rashid (2019) berbahasa Inggris
hingga terjadilah
 Wawancara kesalahan.
Berdasarkan hasil wawancara
dengan pakar, yaitu:
1. Siswa jarang membiasakan
membaca teks berbahasa Inggris
yang mengakibatkan kegiatan
menulis siswa juga tidak
terbiasa.
2. Bahasa inggris merupakan
bahasa asing dan sulit bagi siswa
memahaminya.
3 Siswa masih  Kajian Literatur Analisis penyebab masalah
ragu menulis Menurut Kumala, Aimah dan yang bisa saya simpulkan
sebuah Ifadah (2018) ada beberapa setelah melakukan kajian
kalimat kesalahan grammar dalam menulis, literatur dan wawancara
dengar yaitu: adalah:
grammar yang 1. Siswa menghilangkan kata yang 1. Pembelajaran yang
benar tepat. kurang intensif
2. Siswa menambahkan beberapa membuat siswa ragu
item yang membuat sebuah menulis kalimat
kalimat menjadi tidak jelas dengan benar sesuai
3. Siswa menggunakan bentuk grammar sehingga
grammar yang salah terkadang siswa
4. Siswa menulis kalimat dengan menghilangkan kata,
susunan grammar yang tidak menggunakan bentuk
tepat. kalimat yang salah dan
juga terkadang
Wawancara susunan kata nya tidak
Berdasarkan hasil wawancara tepat.
dengan pakar, yaitu: 2. Tidak diragukan
1. Grammar tidak dipelajari secara memang kemampuan
intensif di kurikulum 2013. berbahasa Indonesia
2. Kemampuan siswa dalam siswa belum begitu
menyusun kalimat bahasa bagus karena siswa
indonesia masih kurang terlebih tidak terbiasa
lagi bahasa asing. menggunakan bahasa
nasionalnya.
4 Siswa tidak  Kajian Literatur Analisis penyebab masalah
tau cara Menurut Lestari, Suryani dan yang bisa saya simpulkan
mengucapkan Nuraeningsih, 2020 ada setelah melakukan kajian
kata-kata beberapa faktor yang literatur dan wawancara
bahasa inggris menyebabkan kesalahan siswa adalah:
ketika diminta mengucapkan kata dalam bahasa 1. Siswa tidak terbiasa
untuk Inggris, yaitu: mendengarkan
speaking 1. Faktor internal, yaitu faktor pengucapan bahasa
yang berasal dari siswa itu Inggris karena faktor
sendiri, bisa dikarenakan internal mereka seperti
praktek pengucapan, minat dan motivasi.
motivasi, minat, kecemasan 2. Pengaruh bahasa ibu
dll yang selalu dipakai
2. Faktor eksternal, yaitu faktor dikehidupan sehari-
luar yang mempengaruhi hari.
kemampuan siswa, contohnya 3. Siswa kurang melatih
kurangnya waktu dan kemampuan mereka
kesempatan menggunakan karena guru tidak
bahasa Inggris di kehidupan mengajarkan
sehari-hari pronunciation
3. Faktor antar bahasa, yaitu kontinual.
pengaruh dari bahasa daerah
yang digunakan siswa
 Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara
dengan pakar, yaitu:
1. Peserta didik kurang melatih
pronunciation.
2. Terpengaruh dialek lokal atau
bahasa daerah.
3. Siswa kurang terbiasa dengan
ucapan bahasa Inggris
5 Rendahnya  Kajian Literatur Analisis penyebab masalah
motivasi motivasi belajar adalah dorongan yang bisa saya simpulkan
belajar peserta internal dan eksternal pada anak setelah melakukan kajian
didik yang sedang belajar untuk literatur dan wawancara
perempuan mengadakan perubahan tingkah adalah:
karena tidak laku yang pada umumnya 1. Pemikiran orang tua
ada dukungan dengan beberapa indikator yang yang beranggapan
dari orang tua mendukung (Nurhayati, 2011) seperti itu sebagai
dorongan eksternal
 Wawancara membuat motivasi
Berdasarkan hasil wawancara wakil siswi ini rendah untuk
kepala sekolah, guru dan pakar menuntut ilmu.
yang sudah dilakukan, ada 2. Sebagian peserta didik
beberapa pendapat yang perempuan ini juga
didapatkan, yaitu: tidak mempunyai cita-
1. Pemikiran orang tua yang cita yang tinggi.
beranggapan perempuan pada
akhirnya hanya akan menjadi
ibu rumah tangga
2. Perempuan tidak perlu
berkarir.
6 Penggunaan  Kajian Literatur Analisis penyebab masalah
model Hasil observasi Mislinawati dan yang bisa saya simpulkan
pembelajaran Nurmasyitah (2018) setelah melakukan kajian
yang sama di menunjukkan terdapat beberapa literatur dan wawancara
setiap kegiatan yang belum maksimal adalah:
perangkat dilakukan oleh guru, diantaranya 1. Guru yang terbiasa
ajar. guru kurang memahami langkah- dengan pembelajaran
langkah sesuai sintak yang ada model konvensional
pada model pembelajaran, guru kurang memahami
menuliskan model pada RPP sintak model
tetapi dalam langkah- langkah pembelajaran inovatif
pembelajaran tidak ada sintak karena guru sudah
yang sesuai dengan model yang nyaman menggunakan
dimaksud. Dengan kata lain guru model konvensional
masih menggunakan model tersebut dan
pembelajaran lama dan tidak mengganggap siswa
sesuai dengan instruksi pada bisa memahami
kurikulum 2013. pembelajaran dengan
 Wawancara cara tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara 2. Pembelajaran berbasis
wakil kepala sekolah, guru dan teacher centre
pakar yang sudah dilakukan, ada membuat keadaan
beberapa pendapat yang kelas pasif dan
didapatkan, yaitu: perangkat yang sudah
disiapkan tidak
 Pendapat Waka dan Guru digunakan semaksimal
1. Peserta didik lebih memahami mungkin di kelas.
pembelajaran dengan cara 3. Guru menyusun sintak
yang sama. pembelajaran tidak
2. Pembelajaran berbasis sesuai dengan model
teacher centre. pembelajarananya bisa
3. Kreatifitas guru rendah dalam disebabkan oleh
memahami karakteristik rendah kreatifitas guru
siswa. dalam memahami
4. Keadaan kelas pasif. karakteristik siswa
 Pendapat Pakar
1. Guru sudah terbiasa
menggunakan model yang
sama sehingga sudah menjadi
zona nyaman
2. Perangkat ajar dibuat hanya
untuk memenuhi kewajiban
dan tidak dilaksanakan.
7 Guru kurang  Kajian Literatur Dapat simpulkan setelah
memahami Mislinawati dan Nurmasyitah melakukan kajian literatur
model-model (2018) menjelaskan bahwa dan wawancara adalah:
pembelajaran kendala yang sangat dirasa oleh 1. Peserta didik merasa
inovatif guru adalah ketika monoton belajara
menyesuaikan sintak dengan didalam kelas karena
kegiatan yang dilakukan oleh guru yang kurang
guru. Guru mengalami kendala meningkatkan kualitas
dalam mengarahkan siswa dirinya dalam
mengidentifikasi masalah, siswa memahami model
belum dapat mengidentifikasi pembelajaran inovatif.
permasalahan yang terdapat 2. Siswa menjadi kurang
pada materi pelajaran. Hal ini kreatif karena guru
bisa disebabkan oleh kebiasaan yang kurang
guru mengajar dengan metode mempersiapkan model
lama yang lebih dominan peran pembelajaran sesuai
guru daripada siswa. Selain itu, dengan karakteristik
guru juga terkendala dalam siswa
mengarahkan siswa terlibat aktif 3. Guru juga kurang
dalam kerja kelompok. termotivasi karena
tidak ada pengawasan
 Wawancara dari atasan seperti
Berdasarkan hasil wawancara kepala sekolah atau
wakil kepala sekolah, guru dan pengawas sekolah
pakar yang sudah dilakukan, ada
beberapa pendapat yang
didapatkan, yaitu:
 Pendapat Waka dan Guru
1. Guru kurang mengupgrade
ilmunya mengenai model
pembelajaran.
2. Guru kurang terbiasa dengan
sintak model pembelajaran
sehingga tidak bisa mengatur
alokasi pembelajaran.
3. Guru kurang kreatif
menggunakan pembelajaran
inovatif yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik
 Pendapat Pakar
1. Guru kurang mendapatkan
pelatihan yang secara
kontiniu tentang sintak model
pembelajaran.
2. Guru tidak mempunyai waktu
yang cukup untuk memahami
model pembelajaran inovatif
karena jam ajar yang banyak.
3. Guru kurang bermotivasi
untuk mengembangkan
kualitas diri sendiri.
4. Tidak adanya pengawasan
maksimal dari atasan.
8 Belum ada  Kajian Literatur Analisis penyebab masalah
pembelajaran Menurut Inayati 2020, penyebab yang bisa saya simpulkan
berbasis HOT pembelajaran HOT dikeleas setelah melakukan kajian
di kelas susah dilakukan adalah literatur dan wawancara
kurangnya persiapan guru untuk adalah:
mengajar dikelas, pembelajaran 1. Karena kurangnya
masih menggunakan metode dan pemahaman guru
strategi yang seadanya dan guru terhadap konsep HOT,
sulit menentukan masalah atau pembelajaran HOT ini
tema untuk dijadikan bahan jarang terjadi di kelas.
pembelajaran dalam HOT. Sehingga siswa kurang
terasah pola
 Wawancara berpikirnya.
Berdasarkan hasil wawancara 2. Guru kurang
wakil kepala sekolah, guru dan memahami latar
pakar yang sudah dilakukan, ada belakang siswa yang
beberapa pendapat yang memiliki rendahnya
didapatkan, yaitu: kemampuan, motivasi
 Pendapat Waka dan Guru dan minat belajar
1. Guru kurang memahani sehingga guru tidak
konsep HOT. bisa menentukan
2. Kemampuan peserta didik model pembelajaran.
yang rendah untuk Jadi guru banyak
memahami bahan ajar. memakai model
3. Guru masih menggunakan pembelajaran
model konvensional konvensional dan
4. Motivasi peserta didik rendah mengganggap
5. Kurangnya kemampuan pembelajaran HOT ini
literasi dan numerasi peserta belum sesuai untuk
didik diajarkan kepada
 Pendapat Pakar murid.
1. Beberapa guru mengganggap
konsep HOT rumit untuk
dipahami
2. Guru kurang memahami
penggunaan kata kerja
operasional untuk
mengembangkannya menjadi
indikator.

9 Masih ada  Kajian Literatur Analisis penyebab masalah


beberapa Menurut annisah dan masfi’ah yang bisa saya simpulkan
siswa yang (2021) kendala siswa tidak setelah melakukan kajian
tidak mengerti mengerti menggunakan teknologi literatur dan wawancara
menggunakan adalah ketidaksiapan tersebut adalah:
google untuk menyebabkan penggunaan dan 1. Peserta didik kurang
belajar pemanfaatan gadget untuk siap denga teknologi
pronunciation. kegiatan belajar kurang optimal, karena tidak semua
sehingga mempengaruhi capaian peserta didik difasilitasi
hasil belajar. dengan gadget oleh
 Wawancara orang tuanya.
Berdasarkan hasil wawancara 2. Baik di sekolah
wakil kepala sekolah, guru dan maupun di rumah,
pakar yang sudah dilakukan, ada peserta didik jarang
beberapa pendapat yang dikenalkan dengan
didapatkan, yaitu: penggunaan teknologi
 Pendapat Waka dan Guru tersebut.
1. Peserta didik belum terlalu
dikenalkan dengan
penggunaan teknologi.
2. Beberapa peserta didik tidak
mempunyai gawai dan
layanan internet.
 Pendapat Pakar
1. Kurangnya sarana prasarana
sekolah dalam mengenalkan
teknologi kepda peserta didik.
2. Pendidik tidak mengharuskan
siswa untuk mencari referensi
menggunakan gawai.
Kajian literatur

1. https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1271988.pdf (spelling errors)


2. https://jurnal.umk.ac.id/index.php/Pro/article/download/5396/pdf
(pronunciation errors)
3. https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/ELLIC/article/download/3513/3338
(grammatical errors)
4. https://journal.uniku.ac.id/index.php/Equilibrium/article/download/4154/2
665 (kemampuan pedagogik)
5. http://ejournal.inaifas.ac.id/index.php/auladuna/article/view/410/312 (HOT)
6. https://eprints.uny.ac.id/7363/1/p-7.pdf (motivasi)
7. http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/article/download/12194/9462 (model
pembelajaran)
8. https://web.archive.org/web/20210813235945id_/https://e-journal.iain-
palangkaraya.ac.id/index.php/mipa/article/download/2812/pdf (teknologi)
9. https://e-prosiding.umnaw.ac.id/2917766d-2a27-4af2-8bc4-c99daf634836 (
minat baca)

Sumber Wawancara

1. https://docs.google.com/spreadsheets/d/1lYthZ1hz6dllXpG8vq0SgS3tUOYBU
Sm9LLswyvvtRrc/edit?usp=sharing
2. https://docs.google.com/spreadsheets/d/1vojSGCeu0hOjaIaZi-
s_9Ip3ER1e5J4MZd9WKor7KBQ/edit?usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai