Anda di halaman 1dari 5

Nama : Sylvia Suzanna Br Perangin-angin

No UKG : 201800304484
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1 Rendahnya  SUMBER KAJIAN LITERATUR Setelah dilakukan
kemampuan analisis terhadap
berbicara JURNAL ILMIAH Rendahnya
(speaking) kemampuan berbicara
siswa dalam Shally Amna, (2021) dkk. Meningkatkan Kemampuan siswa dalam
interaksi Speaking Dan Writing Bahasa Inggris Melalui mempraktekkan
interpersonal Kompetisi Spelling Bee interaksi interpersonal
https://jurnal.stmikroyal.ac.id/index.php/jurdimas melalui berbagai
Rendahnya kemampuan siswa dalam speaking : sumber literatur dan
(1) Memiliki keterbatasan kosakata baik dalam wawancara, maka
membaca maupun menulis dalam bahasa dapat ditentukan
Inggris, (2) Kurangnya rasa percaya diri dan penyebab masalah yang
motivasi dalam belajar bahasa Inggris sesuai sebagai berikut:
1. Siswa memiliki
JURNAL ILMIAH keterbatasan
kosakata
Romasta Naiborhu (2019) Upaya Meningkatkan 2. Siswa tidak
Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris Melalui percaya diri
Metode Bermain Peran 3. Kurangnya
Rendahnya kemampuan berbicara siswa dalam bahasa Inggris dipengaruhi oleh Latihan
berbagai faktor antara lain: minimnya pengetahuan komunikasi
bahasa inggris siswa, masih minimnya 4. Siswa kurang
perbendaharaan kosakakata siswa, kurangnya dalam hal
latihan komunikasi berbahasa Inggris siswa dalam pronounciation
kehidupan sehari-hari, rendahnya aktifitas 5. Metode yang
memahami bahasa Inggris siswa, rendahnya digunakan guru
kualitas tugas-tugas siswa, dan kurang tepatnya belum tepat
tehnik yang digunakan guru.

BUKU
A stepping stone toward mastering English grammar
(Edisi Pertama, cetakan ke 1)
Oleh : Saidna Zulfiqar Bin Tahir, Lc (2011)
Rendahnya kemampuan berbicara Bahasa inggris dipengaruhi oleh:
1. Kurang mengetahui cara pengucapannya
2. Kurang menguasai perbendaharaan kata
3. Kurang aktif, malu berpraktek dan takut
salah
4. Tidak terbiasa mendengar secara langsung
cara pengucapannya

 SUMBER WAWANCARA

1. S. Tarigan (Guru Bahasa Inggris di SMPN 1


Namorambe / Teman Sejawat) :
- Metode yang dibuat guru tidak menarik
- Siswa pasif berbicara, merasa takut salah
dan malu, bahkan kurang berminat berlatih
berbicara di depan kelas.

- Siswa tidak percaya diri


2. Liza H (Guru Bahasa Inggris di SMPN 1
Namorambe / Teman Sejawat) :
- Siswa tidak menyukai pelajaran Bahasa
Inggris karena tidak tahu artinya
- Siswa tidak membawa kamus
- Siswa takut ditertawakan
3. K.S Ginting (Ketua MGMP Bahasa Inggris)
- Guru belum memotivasi siswa tentang
pentingnya kemampuan berbicara

- Guru belum meyakinkan siswa tentang


kemampuannya yang pasti bisa berbicara
Bahasa inggirs
- Metode yang digunakan guru kurang tepat
dalam pembelajaran

2 Rendahnya  SUMBER KAJIAN LITERATUR Setelah dilakukan


kemampuan analisis terhadap
siswa dalam JURNAL ILMIAH Rendahnya
menulis 1. Wiji Hastutik (2021), Pemanfaatan Media kemampuan siswa
greeting card Pembelajaran Berbasis Lingkungan dalam menulis greeting
(Mebelbasling) Untuk Meningkatkan card melalui berbagai
Kemampuan Siswa Menulis Teks Berbentuk sumber literatur dan
Greeting Card wawancara, maka
dapat ditentukan
a. Banyak siswat terlihat kesulitan dalam penyebab masalah yang
mengembangkan ide tulisan. sesuai sebagai berikut:
b. Siswa dapat menulis kartu ucapan dalam bahasa 1. Penguasaan
inggris tapi masih membutuhkan banyak bimbingan kosakata yang
dalam merangkai kalimat. rendah
c. Siswa belum mampu mengembangkan sendiri ide 2. Siswa kurang
tulisan (masih terbatas seperti yang dicontohkan mampu
guru) mengambangkan
d. Guru masih belum maksimal dalam ide dalam
mengondisikan siswa selama pembelajaran membuat
berlangsung greeting card
e. Guru kurang memberikan reward (penghargaan) 3. Metode yang
terhadap kemajuan siswa. digunakan guru
tidak menarik
2. Suwanto (2022) Meningkatan Kreatifitas dalam
menyampaikan
Peserta Didik Dalam Menulis Kartu Ucapan
materi pelajaran
Berbahasa Inggris Melalui Metode Praktik greeting card
Berdasarkan data empiris di kelas yang ditemukan
saat pembelajaran adalah motivasi peserta didik,
penguasaan kosakata rendah. Peserta didik merasa
kesulitan menyusun kalimat yang baik dan benar
dan penggunaan tata bahasa. Peserta didik sering
merasa bosan saat belajar menulis kartu ucapan
karena peserta didik tidak bisa membuat gambar
yang bagus sesuai dengan kartu ucapan yang
dibuat. Peserta didik pasif dalam menulis kartu
ucapan dan tidak mempunyai ide untuk dituangkan
dalam tulisan. Salah satu faktor adalah metode
pembelajaran yang disajikan tidak menarik dan
terkesan monoton yaitu metode ceramah

 SUMBER WAWANCARA
Wawancara dilakukan dengan teman sejawat
guru. Penyebab siswa memilki kemampuan
menulis yang rendah :
1. Siswa tidak memiliki penguasaan kosa kata
yang cukup
2. Siswa kurang paham akan tata bahasa
3. Guru kurang menggunakan metode yang
tepat
4. Guru kurang menarik dalam menyampaikan
materi pembelajaran

3 Kurangnya  SUMBER KAJIAN LITERATUR Setelah dilakukan


minat baca analisis terhadap
(reading JURNAL ILMIAH Kurangnya minat baca
compherension) 1. Evi Agustin , Syahfitri Purnama (2020). The (reading compherension)
siswa pada Effect Of Vocabulary Mastery And Reading siswa pada materi
materi recount Interest Towards The Ability To Comprehend recount text
text melalui berbagai
Recount Text.
sumber literatur dan
wawancara, maka
Kemampuan membaca seseorang dipengaruhi oleh
dapat ditentukan
berbagai faktor. Faktor- faktor pokok tersebut, yaitu penyebab masalah yang
faktor linguistik (kebahasaan) dan faktor non- sesuai sebagai berikut:
linguistik. Faktor kebahasaan yang dimaksud, yakni 1. Siswa kurang
keterampilan berbahasa dalam arti kompetensi dalam
berbahasa dan intelegensi seseorang yang meliputi penguasaan tata
penguasaan tata bahasa, morfologi, sintaksis, dan bahasa
2. Siswa kurang
kosakata, sedangkan faktor non-linguistik berupa
termotivasi oleh
latar belakang pengalaman yang berhubungan guru
dengan berbagai afeksi atau kondisi psikologi 3. Pengajaran
peserta didik, seperti motivasi, minat sikap, dan membaca yang
kepercayaan atau pandangan. Kompetensi monoton
profesional guru yang kurang dilandasi minat dan 4. Metode yang
motivasi belajar yang rendah akan menimbulkan digunakan guru
dalam
rendahnya hasil pembelajaran atau keterampilan
pengajaran
yang dimiliki peserta didik. reading
comprehension
2. Yuli Arisandi (2016). Meningkatkan masih kurang
Kemampuan Membaca Recunt Text. tepat
Siswa sangat rendah penguasaan kosa katanya
terutama pada teks recount yang mana kosa kata
yang dipakai berbentuk past tense atau
lampau, suatu bentuk yang memerlukan
skill/ketrampilan khusus, sehingga kemampuan
mereka memahami suatu bacaan sangat minim.
Kebanyakan dari guru bahasa Inggris masih
melakukan cara-cara konvensional yaitu proses
pembelajaran searah, contohnya untuk suatu
bacaan biasanya diterjemahkan secara lisan, siswa
mendengarkan kemudian berdasarkan bacaan
diberikan pertanyaan yang harus dijawab oleh
semua siswa baik secara tertulis atau secara lisan.

3. Habiburrohim, AffanMas (2017) Improving


Students’ Reading Comprehension of Recount
Text by Using Student Team Achievement
Division (STAD): a Classroom Action Research
on The Eight-Grade Students of SMPN 2
Lumbang Pasuruan

Pengajaran membaca yang monoton dengan


membaca saja membuat siswa menjadi tidak
menarik dan sulit dalam memahami isi bacaan.

 WAWANCARA
1. S. Tarigan (Guru Bahasa Inggris di SMPN 1
Namorambe / Teman Sejawat) :
- Siswa tidak terbiasa/tidak suka membaca
- Hanya berfokus pada buku bacaan
- Belum ada inovasi yang cocok yang
diterapkan oleh guru
2. Liza H (Guru Bahasa Inggris di SMPN 1
Namorambe / Teman Sejawat) :
- Siswa mudah bosan saat melihat text
- Kurang mengerti tentang past tense

- Bahasa bacaan yang terlalu tinggi bagi siswa


- Metode mengajar guru masih monoton
3. K.S Ginting (Ketua MGMP Bahasa Inggris)

- Guru belum memotivasi siswa tentang


pentingnya kemampuan membaca
- Metode yang digunakan guru kurang tepat
dalam pembelajaran

4 Rendahnya - SUMBER KAJIAN LITERATUR Setelah dilakukan


pemanfaatan analisis terhadap
model-model JURNAL ILMIAH Rendahnya
pembelajaran - Nyayu Khodijah (2012) Profesionalisme Guru pemanfaatan model-
inovatif oleh Dalam Penerapan Model-Model Pembelajaran model pembelajaran
guru Inovatif Pada Rintisan Sekolah Bertaraf inovatif oleh guru
Internasional Jurnal Teknodik Vol. XVI - melalui berbagai
Nomor 3, September 2012 sumber literatur dan
wawancara, maka
Belum diterapkannya model-model pembelajaran dapat ditentukan
inovatif oleh semua guru disebabkan oleh rendahnya penyebab masalah yang
pemahaman guru. Rendahnya pemahaman sesuai sebagai berikut:
berakibat pada rendahnya keterampilan guru dalam
menerapkannya 1. Guru kurang
menerapkan
- Said Alwi Problematika Guru Dalam pembelajaran
Pengembangan Media Pembelajaran Itqan, yang inovatif
Vol. 8, No. 2, Juli - Desember 2017 yang sesuai
dengan
Banyak permasalahan yang menyebabkan guru karakteristik
enggan memakai media yang efektif untuk peserta didik
pembelajaran, yang menarik sehingga 2. Guru kurang
menumbuhkan motivasi belajar siswa. Adapun mengerti dengan
permasalahan tersebut di antaranya adalah: pengunaan
- Guru merasa repot b. Mahal c. Tidak bisa d. model
Tidak tersedia e. Kurang penghargaan 3. Pengunaan
metode yang
- Menurut Priyanti (2019) Ph, Rivolan Priyanti. tidak sesuai
"PEMBELAJARAN INOVATIF ABAD 21." (2019): dengan teori
482-505 maupun praktis
Dalam meningkatkan skills di peserta didik, guru
perlu menerapkan pembelajaran yang inovatif yang 1.
sesuai dengan karakteristik peserta didik,

- WAWANCARA
1. Kepala Sekolah (Bapak Munawar,S.Pd):
- Kurangnya pemahaman guru dalam
menentukan model yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran dikelas
- Pengunaan metode yang tidak sesuai dengan
teori maupun praktis
- Guru masih asing dengan model
pembelajaran di sebabkan Guru masih
kurang refrensi dalam model pembelajaran
yang efektif dan inovatif

2. Pengawas Sekolah (Bapak Pollung Sinaga,


S.Pd, M.Hum)
- Guru tidak mau repot, merasa cukup hanya
membawa buku paket ke kelas
- Rendahnya keaktifan dan kepedulian guru
dalam perkembangan model pembelajaran
- Rendahnya wawasan guru mengenai model
pembelajaran, seperti tidak mengikuti diklat
maupun pelatihan serta sharing dengan guru
sejawat dalam mengembangkan model
pembelajaran yang bisa di gunakan

3. Pakar (Ibu Siska AP/ Guru Penggerak)


- Guru belum tahu dan belum paham tentang
model pembelajaran inovatif
- Ada guru yang sudah mengetahui akan
model-model tersebut, namun enggan
memanfaatkannya karena langsung berpikir
bahwa itu akan susah dilakukan sementara
mereka belum mencobanya

Anda mungkin juga menyukai