Anda di halaman 1dari 8

LK. 1.2.

Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama Mahasiswa : Maria Viviani Harmin,S.Pd

Asal Sekolah : SMK Pariwisata Dalung

Masalah yang
Analisis eksplorasi penyebab
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
masalah
diidentifikasi
1 Rendahnya minat belajar Hasil kajian literatur Setelah dilakukan analisis terhadap kajian
bahasa inggris siswa. literatur dan hasil wawancara serta
Ariastuti, DKK (2014) menyebutkan Faktor- dikonfirmasi melalui observasi/pengamatan,
faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar dapat diketahui bahwa penyebab masalah
siswa di antaranya yaitu dari siswa sendiri, minat belajar bahasa inggris siswa yang rendah
sarana pembelajaran, kemampuan guru, adalah:
kemampuan rata-rata siswa rendah, siswa
tidak bertanggung jawab terhadap tugas, 1. Metode mengajar guru yang kurang
dan seringkali bahasa inggris masih dianggap inovatif dan sesuai dengan karakteristik
terlalu sukar peserta didik
2. Materi ajar yang sulit dipahami oleh
Athira, DKK (2015) menyebutkan Faktor-faktor peserta didik yang menyebabkan siswa
yang menjadi penyebab kurangnya minat para kurang tertarik untuk belajar bahasa
siswa untuk mempelajari bahasa inggris seperti inggris
berikut:
• Berdasar dari kemampuan diri sendiri
• Kurang memahami pentingnya
mempelajari bahasa inggris
• Lingkungan yang kurang mendukung
• Metode yang diajarkan oleh guru
• Menyepelekan bahasa inggris
• Terlalu metutup diri

Hasil wawancara rekan guru

1. Materi ajar yang sulit dipahami oleh peserta


didik dapat mempengaruhi minat belajar Bahasa
inggris di dalam kelas
2. Metode mengajar guru yang kurang inovatif
3. Materi ajar yang tidak menarik bagi siswa

2 Rendahnya kemampuan Hasil kajian literatur Setelah dilakukan analisis terhadap kajian
membaca peserta didik literatur dan hasil wawancara serta
dalam bahasa inggris Rohani (2019) menuliskan Faktor-faktor rendahnya dikonfirmasi melalui observasi/pengamatan,
kemampuan siswa dalam membaca adalah siswa dapat diketahui bahwa penyebab masalah
malas atau kurang motivasi dari diri sendiri, kurang rendahnya kemampuan membaca peserta didik
minat belajar membaca, kurang dukungan dari orang dalam bahasa inggris adalah :
tua, dan pengaruh dari teman sekelas.
1. Siswa jarang mengulang/berlatih kembali
Rahim, (2006: 16)Faktor-faktor penyebab kesulitan terkait apa yang sudah diajarkan oleh guru
membaca yang dialami oleh setiap anak di dalam kelas secara individu
dapat disebabkan oleh faktor internal pada diri anak 2. Metode pembelajaran yang digunakan
itu sendiri atau faktor ekternal di luar diri anak. oleh guru di dalam kelas masih kurang
Faktor internal pada diri anak meliputi faktor fisik, tepat
intelektual dan psikologis. Adapun faktor eksternal
di luar diri anak mencakup lingkungan keluarga dan
sekolah.

Hasil wawancara rekan guru

1. Kurangnya media bacaan yang menarik bagi


siswa
2. Siswa terkadang kurang percaya diri dalam
mengucapkan kata dalam bahasa inggris
3. Kurangnya latihan membaca nyaring yang
diberikan oleh guru di dalam kelas

3 Rendahnya kemampuan Hasil kajian literatur Setelah dilakukan analisis terhadap kajian
siswa berkomunikasi literatur dan hasil wawancara serta
dalam bahasa inggris di Zulvitri, Nurlaili (2020) menyebutkan Ada delapan dikonfirmasi melalui observasi/pengamatan,
kelas faktor yeang mempengaruhi rendahnya kemampuan dapat diketahui bahwa penyebab masalah
berbicara siswa. Kedelapan faktor itu adalah rendahnya kemampuan siswa berkomunikasi
rendahnya perbendaharaan kata, tidak adanya teman dalam bahasa inggris adalah :
berbicara Bahasa Inggris, lemahnya penguasaan tata 1. Minimnya kosa kata bahasa inggris
Bahasa Inggris, pengaruh bahasa ibu, tekanan dalam yang dimiliki siswa .
bahasa Inggris, motivasi belajar, metode mengajar 2. Kurangnya rasa percaya diri sisws
para dosen, silang budaya Bahasa Indonesia dengan dalam berbicara bahasa inggris
bahasa Inggris. 3. Kurangnya praktek berbicara siswa
dalam bahasa inggris
Praptiningsih (2021) mengatakan faktor-faktor
penyebab rendahnya kemampuan berkomunikasi
siswa antara lain, Pertama, siswa pada saat di
sekolah dasar kebanyakan belum mendapatkan
pelajaran bahasa Inggris, sehingga sulit bagi siswa
untuk mampu berbicara bahasa Inggris dengan baik.
Kedua, kurangnya praktik yang dilakukan baik di
sekolah ataupun di rumah yang menyebabkan
pengucapan yang kurang tepat. Ketiga, penggunaan
metode yang kurang tepat dalam proses
pembelajaran bahasa Inggris. Keempat, adanya
anggapan dari siswa bahwa berbicara dalam bahasa
Inggris merupakan sesuatu yang sulit karena tidak
ditemui dalam lingkungannya
Hasil wawancara dengan pengawas sekolah
Drs. Wayan Wijana

1. Minimnya kosa kata bahasa inggris yang


dimiliki oleh siswa
2. Metode pembelajaran guru masih bersifat
teacher centered sehingga siswa jarang
mendapatkan kesempatan untuk berbicara di
dalam kelas
3. Kurangnya praktek berbicara secara mandiri
yang dilakukan oleh siswa
4. Kurangnya kepercayaan diri siswa dalam
berbicara bahasa inggris

4 Kurangnya kemampuan Hasil kajian literatur Setelah dilakukan analisis terhadap kajian
siswa dalam memahami literatur dan hasil wawancara serta
isi teks bacaan bahasa 1. Fajri, Numaiati (2019) Hasil penelitian dikonfirmasi melalui observasi/pengamatan,
inggris ditemukan bahwa siswa mengalami kesukaran dapat diketahui bahwa penyebab masalah
memahami teks bahasa Inggris dikarenakan kurangnya kemampuan siswa dalam
mereka kurang memiliki minat dan ketertarikan, memahami isi teks bacaan bahasa inggris
kurangnya kosentrasi dan fokus, dan kurangnya adalah :
penguasaan strategi maupun metode memahami 1. Kurangnya kosa kata yang dimiliki
teks bahasa Inggris. siswa untuk memahami isi dari sebuah
Faktor penyebab timbulnya kesukaran ini adalah teks dalam bahasa inggris
kurangnya penguasaan kosa kata dan tidak 2. Media/ buku ajar yang digunakan oleh
terbentuknya kebiasaan membaca teks-teks guru kurang menarik bagi siswa
bahasa Inggris

2. Hasil dari penelitian Gani, Deliana (2019)


menunjukkan ada empat masalah utama dari
pihak siswa ketika menghadapi materi
pemahaman membaca yaitu : 1) kurangnya
ketertarikan dan semangat belajar, 2) kurangnya
kemampuan dasar Bahasa Inggris siswa, 3) malu
dan takut menggunakan Bahasa Inggris, dan 4)
Buku ajar dianggap kurang menarik.

Hasil wawancara guru sejawat

1. Kurangnya kosa kata yang dimiliki siswa


untuk memahami isi dari teks bacaan
2. Siswa tidak tertarik dengan isi dari teks
bacaan tersebut
3. Kurangnya latihan sendiri dari siswa untuk
memahami isi dari teks bacaan.

5 Siswa enggan Hasil kajian literatur Berdasarkan kajian literatur dan hasil
diminta untuk wawancara dengan pakar dan rekan
membaca teks ketika Kegiatan Reading aloud memiliki pengaruh baik sejawat serta refleksi mengajar di
kegiatan reading dalam pengembangan keterampilan literasi anak. kelas sendiri, maka masalah kesulitansiswa
Meskipun dewasa ini jarang dipraktikan, namun tersebut, di kelas Guru terjadi karena:
reading aloud dalam kelas EFL dapat memberikan
pengaruh yang positif diantaranya: 1) mereduksi 1) Cara yang Guru gunakan dalam
kecemasan 2) membantu melatih pelafalan, 3) membawakan kegiatanreading
membantu mengenali konstruksi kalimat, 4) aloud belum dapat mereduksi
menumbuhkan kepercayaan diri, jika kata-kata yang kecemasan merekadalam
mereka lafalkan itu benar. melafalkan kata-kata ketika
membaca
Namun yang perlu digaris bawahi adalah siswa
harus mengatahui terlebih dahulu pronunciation dari 2) Materi yang digunakan guru
kata-kata yang mereka pelajari. Ketika membaca, untuk kegiatan reading aloud
siswa akan cemas apabila guru mengoreksi pelafalan tidak menarik
mereka dan akan semakin percaya diri jika pelafalan
mereka benar, selain itu mereka perlu banyak
mendengar orang dewasa disekitar mereka juga
reading aloud untuk mereka. (Ledger & Merga,
2018).

Hasil wawancara guru sejawat

Agar peserta didik percaya diri dalam kegiatan


reading aloud,kita dapat memberikan mereka
beberapa persiapan:
1) Mengenalkan topik
2) Mempersilahkan mereka membaca di dalam
hati
3) Mempersilahkan mereka mengeksplor
sendiri pelafalanyang tepat untuk kata-
kata yang tidak familiar
4) Mempersilahkan peserta didik yang siap
terlebih dahulu

Hasil kajian literatur Berdasarkan kajian literatur dan hasil


Siswa kesulitan untuk
6 Setyarini (2019) mengatakan bahwa ada beberapa wawancara dengan pakar dan rekan sejawat
mencapai kemampuan
menyusunkalimat strategi yangdapat digunakan dalam serta refleksi mengajar di kelas sendiri,
pendek yang mengantarkan siswa dapat menyusun kalimat maka masalah kesulitan
melibatkan unsur sangat pendek untuk ungkapan-ungkapan tertentu
siswa tersebut, di kelas terjadikarena :
kebahasaan 1. Strategi Questioning, mind-mapping,
1) Guru tidak menggunakan
brainstorming, role-playing,
beberapa strategi yang telah
2. Strategi Questioning, discussing, and
ditemukan literatur
creating new ideas
sebelumnya mengenai
Cara bertanya merupakan hal yang sangat pengembangan kritikal
menentukan dalam proses pengembangan HOT thinking
siswa dan belum banyak diterapkandi dalam 2) Guru belum fleksibel, kreatif dan
kelas. open minded untuk
Itmeizeh & Hasan (2020) mengatakan bahwa mengembangkan metode yang
mendesain dan menerapkan kemampuan critical benar-benar sesuai dengan
thinking mengharuskan seorang guru untuk keadaan dan situasi siswa.
bersikap fleksibel, kreatif dan open-minded.
3) Teknik penilaian yang Guru
Sehingga untuk mencapai tujuan ini, guru perlu
mengembangkan sebuah metode alternative gunakan belum mengarah
dengan sungguh-sungguh yang sesuai dengan pada penilaian HOT.
keadaan dan situasi siswa. Teknik dalam mengatur 4) Cara Guru bertanya dan
kelas, dan penilaian autentik sebagai tambahan menstimulasi siswadi dalam
dari tes-tes tradisional. kelas belum memantik
kemampuan berpikir kritis
Hasil wawancara guru sejawat siswa.

Tidak mungkin tercapai HOT itu apabila LOT nya


belum dilalui. Yang perlu dipikirkan adalah,
bagaimana mempercepat penguasaan konsep pada
bagian LOT sehingga memiliki banyakwaktu untuk
mengembangkan HOT nya.

Wawancara Pakar Putu Ayu Paramita


Dharmayanti, M.Pd :
Critical thinking siswa dapat dinilai dari bagaimana
mereka mendeskripsikan sesuatu. memasukan
persepsi/penilaian mereka sendiri dalam
menggambarkan benda sudah merupakan critical
thinking. Tapi tentu saja, mereka sudah
mengetahui kata-kata dan tata bahasa

Anda mungkin juga menyukai