Anda di halaman 1dari 5

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1 Rendahnya Kajian literature: Berdasarkan kajian
semangat peserta Menurut Rahmat dan Jannatin (2018) leterature dan wawancara
didik dalam mengatakan bahwa gaya mengajar guru
pelajaran bahasa
terkait penyebaba
berpengaruh kuat terhadap motivasi belajar
inggris terkait siswa.
rendahnya semangat
materi Labels peserta didik dalam
Menurut Herawati, dkk (2021) pelajaran bahasa inggris
adanya hubungan antara motivasi terkait materi Label, maka
dengan minat belajar bahasa inggris dapat disimpulkkan
pada siswa-siswi. bahwa peserta didik
memiliki motivasi belajar
Menurut Febrin dalam Dewi (2019: yang rendah, dan gaya
124) mengatakan bahwa motivasi mengajar guru yang
belajar yang tinggi dapat menentukan kurang menarik serta
baik tidaknya dalam mencapai tujuan kurangnya penguasaan
yang ingin dicapai, sehingga semakin vocabulary dan
besar motivasi akan semakin besar pemahaman struktur pada
kesuksesan atau keberhasilan belajar teks Labels sangat
seseorang berpengaruh terhadap
semangat belajar peserta
didik terkait materi Label.
Hasil wawancara:
Guru
1. kurangnya motivasi belajar peserta
didik
2. gaya belajar guru yang monoton
3. kurangnya penguasaan kosa kata
bahasa inggris pada peserta didik
4. peserta didik tidak memahami
struktur teks atau jenis kalimat
yang digunakan

2 Kurangnya Kajian Literature:. Berdasarkan kajian leterature


penguasaan Menurut Sulistiana, dkk (2019) dan wawancara terkait
vocabulary (kosa salah satu faktor kurangnya penguasaan penyebab kurangnya
kata ) bahasa penguasaan vocabulary (kosa
inggris pada peserta
vocabulary adalah siswa menggunakan kata) bahasa inggris pada
didik dalam metode menghafal, sehingga kosa kosa peserta didik dalam menulis
menulis teks kata yang dihafalkan akan hilang teks procedure, maka dapat
procedure karena jarang digunakan dalam disimpulkkan bahwa guru
percakapan. kurang menggunakan metode
dan media yang menarik untuk
Menurut Fiani dan Nadya (2020) semakin meningkatkan penguasaan
tinggi penguasaan vocabulary peserta didik vocabulary pada peserta didik
maka semakin tinggi pula kemampuan menulis dan kurangnya penggunaan
peserta didik terkait materi procedure text. vocabulary peserta didik dalam
sehari-hari
Hasil wawancara:
Guru
1. Kurangnya penerapan media yang
menarik oleh guru untuk
meningkatkan kosa kata peserta
didik
2. Metode belajar guru yang monoton
3. Kemampuan mengingat
vocabulary peserta didik rendah
4. Peserta didik jarang mendengar
dan menggunakan kosa kata dalam
bahasa inggris

3 Peserta didik Kajian Literature: Berdasarkan kajian leterature


belum mampu Menurut Putri (2018) 4 faktor yang dan wawancara terkait peserta
mempengaruhi kemampuan bahasa inggris didik belum mampu menulis
menulis kalimat kalimat teks transaksional
seseorang, salah satunya itu kemampuan
teks menulis, faktor yang mempengaruhi adalah terkait present continous ,
transaksional rendahnya minat yang dimiliki siswa dan maka dapat disimpulkkan
terkait present kurangnya dukungan pada lingkungan sekitar.. bahwa peserta didik memiliki
continous Menurut Kartikasari (2011) kurangnya minat yang kurang dalam
latihan dapat membuat siswa tidak terbiasa menulis teks bahasa inggris,
dengan adanya perbedaan struktur antara serta metode guru yang tidak
bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. menarik sehingga peserta didik
Sebagai akibatnya sering ditemukan adanya juga susah memahami struktur
kesalahan-kesalahan yang dilakukan pada teks pada materi teks
saat menggunakan bahasa Inggris terlebih transaktional present continous
lagi pada kemampuan produktif yaitu
menulis
Menurut Mulia (2008) meminta
siswa menghafal formula grammar
pada pemakaiannya merupakan metode
yang tidak efektif, siswa mengingat
maknanya dalam jangka waktu pendek,
selebihnya mereka akan lupa.

Hasil wawancara:
Guru
1. Rendahnya minat peserta didik
dalam menulis
2. Siswa tidak memahami struktur
penulisannya
3. metode yang digunakan guru
masih monoton

4 Peserta didik Kajian Literature: Berdasarkan kajian leterature


kesulitan dalam Menurut Astuti (2019) ada dua faktor dan wawancara terkait peserta
belajar pengucapan yang mempengaruhi kemampuan speaking didik kesulitan dalam belajar
(pronuonciation) siswa, yaitu, faktor linguistic dan non linguistic. pengucapan (pronuonciation)
dalam speaking Faktor linguistic yang dialami siswa di dalam speaking terkait teks
terkait teks antaranya adalah kosakata, pengucapan, dan transaksional expression of
transaksional tata bahasa. Dalam pengucapan siswa sering suggestion and agreement,
expression of kali kesulitan karena adanya perbedaan antara maka dapat disimpulkkan
suggestion and ejaan dan ucapan. Sedangkan faktor non bahwa kesulitan peserta didik
agreement linguistik diantaranya adalah kepercayaan diri, dalam pronunciation
kecemasan, dan penguasaan topic. disebabkan beberapa hal yaitu,
.Menurut Sari dan Lestari (2019) Kesulitan ejaan dan ucapan dalam bahasa
berbicara biasanya disebabkan oleh sulit inggris sering kali berbeda
mengungkapkan ide secara lisan, terbatasnya sehingga peserta didik sulit
kosakata, terbatasnya kemampuan tata bahasa melafalkan kosa kata bahasa
sehingga sulit berbicara dengan aturan yang inggris dengan benar, dan
benar, terbatasnya kemampuan melafalkan kurangnya rasa percaya diri
katakata (pronounciation), sehingga sulit peserta didik dalam
mengucapkan kata yang diucapkannya dengan mengucapkan kata-kata dalam
benar, kurangnya keberanian untuk berbicara bahasa inggris.
karena takut salah.

Hasil wawancara
Guru
1. Adanya perbedaan antara ejaan
dan pengucapan
2. Siswa belum terbiasa dengan kata-
kata dan ungkapan tersebut
3. Siswa kurang berlatih dalam
mengucapkan kata-kata bahasa
inggris
4. kurangnya rasa percaya diri
peserta didik dalam belajar bahasa
inggris
5. adanya rasa takut salah dalam diri
peserta didik dalam mengucapkan
bahasa inggris

5 Kurang Kajian Literature: Berdasarkan kajian leterature


optimalnya Menurut Khafid (2021) Adapun penyebab dan wawancara terkait
guru tidak inovatif antara lain: penyebab kurang optimalnya
pemanfaatan pemanfaatan model-model
model-model 1. Manfaat materi yang diajarkan guru dirasa
kurang bermanfaat bagi kehidupan siswa. pembelajaran inovatif oleh
pembelajaran guru berdasarkan karateristik
2. Kurangnya kreatifitas guru dalam
inovatif oleh menyampaikan pembelajaran
peserta didik, maka dapat
guru disimpulkkan bahwa guru
3. Perhatian orang tua masih belum memahami
berdasarkan 4. Terbatasnya sarana dan prasarana model-model pembelajaran
karateristik pembelajaran yang inovatif
peserta didik 5. Guru belum bisa memanfaatkan
lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar.

Menurut Fatoni, dkk (2021) ada dua faktor


yang melandasi kurang optimalnya model
pembelajaran yang inovatif, yaitu faktor
manajemen dan teknis. Dalam faktor
manajemen, guru kesulitan menggunakan
metode pengajaran inovatif, memiliki
keterbatasan waktu mengajar, dan banyak siswa
kurang disiplin dalam belajar. Secara teknis,
kondisi perekonomian keluarga mempengaruhi
keberhasilan belajar mengajar.
Hasil wawancara:
Guru
1. Latar belakang guru yang kurang
memahami model pembelajaran
inovatif
2. Guru selalu merasa aman dengan
menggunakan metode ceramah
3. Guru tidak menguasai materi

6 Tidak Kajian literature: Berdasarkan kajian leterature


diterapkannya Menurut Laili dkk (2020) beberapa dan wawancara terkait
penyebab tidak diterapkannya
pembelajaran guru mengalami permasalahan dalam pembelajaran berbasis HOTS
berbasis HOTS menerapkan pembelajaran berbasis dalam proses belajar mengajar
dalam proses HOTS antara lain: oleh guru, maka dapat
belajar mengajar a. Siswa memerlukan waktu yang disimpulkkan bahwa guru
oleh guru lebih banyak untuk masih belum memahami
pembelajaran berbasis HOTS
menyelesaikan soal-soal HOTs dan rendahnya daya fikir
sehingga dapat mengganggu peserta didik menjadi kendala
perencanaan pembelajaran yang dalam penerapan pembelajaran
sudah dibuat guru. berbasis HOTS
b. Susahnya membuat stimulus soal
yang mengarah ke HOTS.
Menurut materi pelatihan yang
mereka dapatkan, dalam
membuat soal-soal HOTS harus
didahului dengan stimulus soal
yang dapat membangkitkan daya
pikir siswa. Pada kenyataannya
itu bukan hal yang mudah bagi
guru-guru, mereka masih perlu
banyak bimbingan untuk
membuatnya.
c. Sulitnya membuat indikator soal
yang sesuai taksonomi
Bloom/Anderson.

Hasil wawancara:
Guru
1. Siswa membutuhkan waktu yang
cukup lama untuk menyelesaikan
soal HOTS
2. Siswa sulit memahami instruksi
yang diberikan oleh guru
3. Guru belum menguasai
pembelajaran berbasis HOTS

Sumber kajian literature


Rahmat, H., & Jannatin, M. (2018). Hubungan Gaya Mengajar Guru dengan Motivasi
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris. El Midad, 10(2), 98-111.

Herawati, F., Purwani, R., & Ratnasari, F. (2021). Hubungan Motivasi Dengan Minat Belajar
Bahasa Inggris Pada Siswa-Siswi Di Ma Al-Istiqomah Kabupaten Tangerang Tahun
2020. Nusantara Hasana Journal, 1(2), 46-55.

Sulistiana, E., Nadzifah, W., & Arifin, M. S. (2019). intensive english program (IEP)
meningkatkan penguasaan vocabulary. Jurnal studi guru dan pembelajaran, 2(3), 236-
240.

Fiani, O., & Nadya, N. L. (2020). HUBUNGAN MINAT BACA DAN PENGUASAAN
KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA
KELAS VII SMP YAPI AIR BATU BANYUASIN. JURNAL DIDACTIQUE BAHASA
INDONESIA, 1(2).

Putri, S. O., & Wijayanti, N. S. (2018). Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Berbahasa
Inggris Mahasiswa Pendidikan Administras Perkantoran. Jurnal Pendidikan Administrasi
Perkantoran-S1, 7(2), 155-164.
Kartikasari, I. (2011). Analysis of errors in using the present progressive tense made by the
second year students of SMPN 10 Malang (Doctoral dissertation, Universitas Negeri
Malang).

Mulia, D. The Effectiveness of using pictures in teaching present continuous tense: an


experimental study at the yaer students of SMP Perwira Ulujami Jakarta Selatan.
Astuti, E. S. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi speaking performance mahasiswa
jurusan pendidikan bahasa inggris. Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, Dan
Sosial Budaya, 25(2), 27-33.

Sari, L., & Lestari, Z. (2019, February). Meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Inggris
siswa dalam menghadapi era revolusi 4.0. In Prosiding Seminar Nasional Program
Pascasarjana Universitas PGRI Palembang (Vol. 12, No. 01).

Fatoni, A. F., Tanjungsari, T., & Suprayitno, E. (2021). BAHASA INGGRIS DI MASA
PANDEMI: KENDALA PEMBELAJARAN DI SDN AENGDAKE I SUMENEP. Jurnal
Pendidikan Dasar, 9(1), 15-22.

Laili, M., Aini, N., & Christanti, A. (2020). High Order Thinking Skills (HOTS) dalam
Penilaian Bahasa Inggris Siswa SMA. Lintang Songo: Jurnal Pendidikan, 3(1), 18-25.

Anda mungkin juga menyukai