BASIC LEVEL
SAP2000-2D
(Structural Analysis Program)
oleh :
Soehartono, ST.,MT
sungguh,
3. Ketika kita tidak memperdulikan omongan orang lain maka pada saat
apa yang belum kita ketahui dan jangan takut dibilang orang bodoh
sebetulnya mereka adalah orang yang zalim pada diri mereka sendiri.
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Wassalaamu’alaikum Wr. Wb
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Wassalaamu’alaikum Wr. Wb
2.4 Restraints
Restraints merupakan kondisi pengekangan di titik nodal. Mengingat kembali
pada elemen ruang (3 D) setiap titik nodal mempunyai 6 (enam) komponen
perpindahan atau biasa disebut Degree of Freedom (derajat kebebasan struktur)
yang terdiri 3 (tiga) pergeseran global X, Y, Z dan 3 (tiga) perputaran global RX,
RY, RZ. Arahnya berhubungan dengan 6 (enam) komponen perpindahan dari tiap
titik nodal.
Kode pada restraint terdiri dari angka biner, yaitu 1 (satu) dan 0 (nol).
a. Angka 1 (satu) : Adalah untuk menunjukkan titik nodal dapat
berpindah atau berputar;
b. Angka 0 (nol) : Adalah menyatakan titik nodal tidak dapat berpindah
atau berputar.
Ilustrasi kondisi restraints pada struktur 2D dan 3D terlihat pada Gambar 2.4
D+ D-
N+ N-
A B
C
RAV a L–a RBV
L
Gambar A. Balok Sederhana
A B
C (+)
M+
Mc =RA . a
Gambar B. Bidang Momen
DA
D+ RA
A V (+)
P
DB
D-
(-)
DC RBV
A
Gambar C. Bidang D / Gaya Lintang
P
N- (-)
3.1 Latihan 1
2,5 m 2,5 m 5m
A. Propertis material :
➢ Propertis material beton
a. Mutu beton : K225; f′c = 0,083 x 225 = 18,675 MPa;
b. Modulus elastisitas beton : 4.700 √𝑓 ′ 𝑐 = 20.310,853 MPa;
c. Angka poisson beton : 0,2 ;
d. Berat jenis beton : 2,4 ton/m3;
➢ Propertis material baja tulangan
a. Mutu baja tulangan : U40 (ulir) ; fy = 400 MPa;
U24 (polos) ; fy = 240 MPa;
b. Modulus elastisitas baja : 200.000 MPa;
c. Angka poisson baja : 0,3 ;
d. Berat jenis baja : 7,85 ton/m3;
B. Profil balok : 20 x 30 cm
C. Kombinasi pembebanan : COMB = 1,2 DL + 1,6 LL
a. Beban mati : Berat sendiri struktur;
b. Beban hidup : Beban luar.
Masukan pada input Number of Spans berupa jumlah batang yaitu 2, dan
Span Length berupa masing – masing batang yaitu 6. Section Properties kita
biarkan default karena akan kita definisikan nanti. Check point Restaint untuk
memberikan tumpuan di ujung – ujung batang. Setelah selesai klik OK dan akan
muncul tampilan seperti gambar dibawah.
Samakan kondisi tumpuan sesuai dengan contoh kasus. Select joint yang
akan dirubah lalu klik Assign – Joint – Restraints.
Untuk nodal kiri adalah tumpuan jepit, sehingga kita check semua point
karena tumpuan jepit mempunyai restraint terhadap U1, U2, U3, R1, R2, R3. Atau
kita bisa pilih model tumpuan pada gambar default yang tersedia. Sehingga model
akan berubah sebagai berikut :
Terdapat 2 default material saat pertama kali di buka, 4000Psi adalah default
material untuk beton, A992Fy50 adalah default adalah material untuk baja. Kita
bisa membuat material baru dengan cara klik Add New Material Quick.
Add New Material Quick : Adalah untuk membuat material baru dengan
pilihan material;
Add Copy of Material : Adalah untuk membuat material baru dari
duplikasi material yang telah kita buat;
Modify/Show Material : Adalah untuk memodifikasi material yang telah
kita buat;
Delete Material : Adalah menghapus material yang telah kita buat.
Klik Add New Material maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
Beri nama material pada input Material Name, pilih jenis material pada
Material Type. Untuk unit satuan bisa kita ganti sesuaikan di jendela ini. Masukan
berat jenis material, modulus elastisitas, angka poisson, dan kuat beton lalu Klik
OK.
Lakukan hal sama untuk mendifinisikan material tulangan dengan Material
Type adalah rebar.
(dipilih A992Fy50 – Add New Material – MAT, ditulis U40 – rebar – OK)
Beri nama profil pada Section Name. Pilih Material untuk profil. Difenisikan
tinggi (depth) dan lebar (width) dari profil. Lalu klik Concrete Reinforcement
untuk mendefinisikan penulangan dari beton bertulang.
Beri nama bentuk beban pada box Load Pattern Name. Pilih type
pembebanan pada box Type. Input pada box Selt Weight Multiplier berupa
angka 0 dan angka 1.
• Angka 0 : Menandakan berat sendiri balok tidak termasuk dalam analisis;
• Angka 1 : Menandakan berat sendiri balok diperhitungkan dalam analisis.
Klik Add New Load Pattern untuk menambahkan bentuk baru atau Modify
Load Pattern untuk memodifikasi bentuk beban yang telah dibuat. Difinisikan
bentuk beban sebagai berikut, lalu klik OK.
Kasus beban Modal adalah default yang telah ada di SAP2000. Modal
berfungsi untuk melihat ragam getar dari struktur analisis dinamik. Untuk kasus
analisis statis yang hanya beban gravitasi, kasus beban Modal tidak dipakai.
Pilih kasus beban Dead, klik Modify/Show Load Case. Ubah Load Case
Name dari Dead menjadi DL (untuk menyeragamkan nama kasus beban, yaitu DL
dan LL). Lalu klil OK.
Karena struktur yang kita buat adalah struktur Beam 2D, oleh karena itu
derajat kebebasan yang terjadi pada struktur hanya translasi arah X, arah Z, dan
arah rotasi Y, untuk lebih mudahnya kita pilih gambar pada XZ Plane, lalu klik OK.
Cek kembali model, propertis dari material, propertis dari section, beban
pada struktur. Jika sudah sesuai dengan kasus yang diberikan, kita jalankan
analisis struktur dengan cara klok Analyze – Run Analysis atau tekan tombol F5.
Setelah itu akan muncul jendela sebagai berikut :
Jika telah selesai maka akan muncul jendela seperti diatas dengan catatan
ANALYSIS COMPLETE. Cek pada jendela analysis information tiidak ada error
dalam analisis. Jika ada error yang terjadi, cek kembali pada model yang dibuat
dan Degree of Freedom yang terjadi pada struktur. Karena kembali lagi, komputer
hanya sebagai alat dan kita yang berperan sebagai engineering Judgement.
3.2.11 Hasil Analisa Struktur
Hasil dari analisa struktur ialah deformasi struktur dan gaya yang terjadi pada
batang dan titik nodal. Untuk melihat deformasi struktur, klik Display – Show
Deformed Shape, maka akan muncul jendela sebagai berikut :
Untuk melihat gaya yang terjadi pada titik nodal adalah dengan cara klik
Display – Show Forces/Stresses – Joint.
Pilih gaya pada titik nodal dari kasus beban atau kombinasi pembebanan di
box Case/Combo Name. Lalu klik OK, sehingga akan muncul gaya pada titik
nodal dari kasus beban yang dipilih.
Untuk melihat gaya yang terjadi pada batang adalah dengan cara klik
Display – Show Forces/Stresses – frames/Cables.
Pilih gaya dalam pada frame dari kasus beban atau kombanasi pembebanan
di box Case/Combo Name. Pilih komponen gaya dalam yang akan dilihat. Pada
pilihan Option, tentukan apakah gambar gaya dalam hanya menampilkan diagram
saja atau beserta nilai dari gaya dalamnya. Lalu klik OK, sehingga akan muncul
gaya dalam pada frame dari kasus beban yang dipilih.
Jika kita pilih 1 elemen lalu klik kanan pada mouse, maka akan menampilkan
informasi gaya – gaya yang terjadi pada elemen tersebut seperti gambar berikut :
4.1 Latihan 2
Struktur Kuda – Kuda 2 D Siku
50.50.5
1,7 m
6m
Klik Add New Material maka akan muncul tampilan sebagai berikut:
Beri nama material pada input Material Name, pilih jenis material pada
Material Type. Untuk unit satuan kita bisa ganti sesuaikan di jendela ini. Masukan
berat jenis material, modulus elastisitas, angka Poisson, tegangan leleh dan
tegangan putus baja lalu Klik OK.
Klik Add New Property maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
Pilih tipe dari profil yang akan kita definisikan berupa Steel. Lalu pilih section-
nya berupa Double Angle.
Beri nama profil pada Section Name. Pilih Material untuk profil. Definisikan
parameter dari profil. Lalu klik OK. Buat profil untuk 70.70.7 dan 50.50.5
Untuk melihat kasus beban yang telah terdefinisi pada struktur klik Define –
Load Cases.
Pilih kasus beban Dead, klik Modify/Show Load Case. Ubah Load Case
Name dari Dead menjadi DL (untuk menyeragamkan nama kasus beban, yaitu
DL, LL, WL-Ki, WL-Ka). Lalu klik OK.
Pilih bentuk beban yang akan diaplikasikan, sesuaikan unit satuan dari
beban. Pada points Options, tentukan apakah akan menambahakan beban baru
pada beban yang lama atau menggantikan beban yang lama dan atau menghapus
beban lama. Masukan beban sesuai arah yang terjadi, jika (-) maka akan akan
berlawanan tanda. Masukan untuk semua beban yang teraplikasi pada struktur.
Sehingga struktur terbebani seperti gambar berikut.
Karena struktur yang kita buat adalah struktur 2D, oleh karena itu derajat
kebebasan yang terjadi pada struktur hanya translasi arah X, dan arah Z, untuk
lebih mudahnya kita pilih gambar pada XZ Plane. Lalu klik OK.
Cek kembali model, propertis dari material, propertis dari section, beban pada
struktur. Jika sudah sesuai dengan kasus yang diberikan, kita jalankan analisis
struktur dengan cara klik Analyze – Run Analysis atau tekan tombol F5. Setelah
itu akan muncul jendela sebagai berikut.
Untuk melihat gaya yang terjadi pada titik nodal adalah dengan cara klik
Display – Show Forces/Stresses – Joint.
Untuk melihat gaya yang terjadi pada batang adalah dengan cara klik
Display – Show Forces/Stresses – Frames/Cables.
Jika kita pilih 1 elemen lalu klik kanan pada mouse, maka akan menampilkan
informasi gaya-gaya yang terjadi pada elemen tersebut seperti pada gambar
berikut.
q= 1,5 T/m
3,5 m q= 1 T/m
3,5 m
5m 3m
Pada box 2D Frame Type, pilih untuk Portal. Masukan pada input Number
of Stories berupa jumlah tingkat yaitu 2, dan Story Height berupa tinggi dari
masing-masing tingkat yaitu 3. Masukan pada input Number of Bays berupa
jumlah bentang yaitu 2, dan Bay Width berupa lebar dari masing-masing bentang
yaitu 6 (dianggap lebar bentangnya sama). Section Properties kita biarkan
default karena kita akan defiinisikan nanti. Check point Restraint untuk
memberikan tumpuan di ujung-ujung batang. Setelah selesai Klik OK dan akan
muncul tampilan seperti dibawah ini.
Samakan kondisi tumpuan sesuai dengan contoh kasus. Select joint yang
akan dirubah lalu Klik Assign – Joint – Restraints
Pilih model tumpuan pada gambar default yang tersedia utuk tumpuan rigid.
Sesuaikan bentang balok sebelah kanan dengan memindahkan kolom sisi kanan
pada arah X sebesar -3 m. Pilih kolom yang akan dipindahkan beserta titik
nodalnya, lalu klik Edit – Move.
Isi angka pada input box Delta X sebesar -3. Lalu klik OK. Sehingga model
akan berubah sebagai berikut.
Klik Add New Material maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
Beri nama material pada input Material Name, pilih jenis material pada
Material Type. Untuk unit satuan kita bisa ganti sesuaikan di jendela ini. Masukan
berat jenis material, modulus elastisitas, angka Poisson, dan kuat tekan beton lalu
Klik OK.
Lakukan hal yang sama untuk mendefinisikan material tulangan dengan
Material Type adalah rebar.
Klik Add New Property maka akan muncul tampilan sebagai berikut
Pilih tipe dari profil yang akan kita definisikan berupa beton. Lalu pilih
section-nya berupa rectangular.
Beri nama profil pada Section Name. Pilih Material untuk profil. Definisikan
tinggi (depth) dan lebar (width) dari profil. Lalu klik Concrete Reinforcement
untuk mendefinisikan penulangan dari beton bertulang.
Beri nama profil pada Section Name. Pilih Material untuk profil. Definisikan
tinggi (depth) dan lebar (width) dari profil. Lalu klik Concrete Reinforcement
untuk mendefinisikan penulangan dari beton bertulang.
Beri nama bentuk beban pada box Load Pattern Name. Pilih tipe
pembebanan pada box Type. Input pada box Self Weight Multiplier berupa
angka 0 dan 1. Klik Add New Load Pattern untuk menambahkan bentuk beban
baru atau Modify Load Pattern untuk memodifikasi bentuk beban yang telah
dibuat. Definisikan bentuk beban sebagai berikut. Lalu klik OK.
Untuk melihat kasus beban yang telah terdefinisi pada struktur klik Define –
Load Cases.
Pilih kasus beban Dead, klik Modify/Show Load Case. Ubah Load Case
Name dari Dead menjadi DL (untuk menyeragamkan nama kasus beban, yaitu
DL dan LL). Lalu klik OK.
Lakukan juga untuk beban trapesium dan beban segitiga sama seperti cara di
atas. Hasil input beban yang dimasukan akan seperti berikut:
Karena struktur yang kita buat adalah struktur Frame 2D, oleh karena itu
derajat kebebasan yang terjadi pada struktur hanya translasi arah X, arah Z, dan
rotasi Arah Y, untuk lebih mudahnya kita pilih gambar pada XZ Plane. Lalu klik
OK.
Cek kembali model, propertis dari material, propertis dari section, beban
pada struktur. Jika sudah sesuai dengan kasus yang diberikan, kita jalankan
analisis struktur dengan cara klik Analyze – Run Analysis atau tekan tombol F5.
Setelah itu akan muncul jendela sebagai berikut.
Jika telah selesai maka akan muncul jendela seperti di atas dengan catatan
ANALYSIS COMPLETE. Cek pada jendela Analysis Information tidak ada error
dalam analisis. Jika ada error yang terjadi, cek kembali pada model yang dibuat
dan Degree of Freedom yang terjadi pada struktur.
5.2.11. Hasil analisa struktur
Hasil dari analisa struktur ialah deformasi struktur dan gaya yang terjadi pada
batang dan titik nodal. Untuk melihat deformasi struktur, klik Display – Show
Deformed Shape, maka akan muncul jendela sebagai berikut.
Untuk melihat gaya yang terjadi pada titik nodal adalah dengan cara klik
Display – Show Forces/Stresses – Joint.
Untuk melihat gaya yang terjadi pada batang adalah dengan cara klik
Display – Show Forces/Stresses – Frames/Cables.
Pilih gaya dalam pada frame dari kasus beban atau kombinasi pembebanan
di box Case/Combo Name. Pilih komponen gaya dalam yang akan dilihat. Pada
pilihan Options, tentukan apakah gambar gaya dalam hanya menampilkan
Jika kita pilih 1 elemen lalu klik kanan pada mouse, maka akan menampilkan
informasi gaya-gaya yang terjadi pada elemen tersebut seperti pada gambar
berikut.
1) Latihan Soal 1.
Tentukan momen dan gaya geser maksimum Beam gambar dibawah :
P = 4 kN
DL = 3 kN ; LL = 2 kN
A C
2m B
4m 6m
Diketahui :
1. Profil Balok : 20/30 cm;
2. Tumpuan Jepit, Sendi dan Rol;
3. Mutu Beton K200;
4. Mutu Baja Tulangan BJ34;
5. Kombinasi Pembebanan Mu : 1.2 MD + 1.6 ML;
6. Setiap mahasiswa DL dan LL ditambah angka NIM terakhir 1 kN.
LL = 1 kN
LL = 1 kN LL = 1 kN
LL = 0,5 kN LL = 0,5 kN
A B
1,5 m 1,5 m 1,5 m 1,5 m
6m
Diketahui :
A. Propertis material baja ;
a. Mutu baja : BJ34;
b. Jarak antar kuda – kuda : 4 m;
c. COMB 1 : DL + LL;
d. COMB 2 : DL + LL +WL-ki;
e. COMB 3 : DL + LL +WL-ka.
B. Setiap mahasiswa DL ditambah angka NIM terakhir 0,5 kN
C. Pembebanan yang belum diketahui disesuaikan Peraturan Pembebanan
Bangunan Gedung Indonesia/PPIUG.
q = 2 kN/m’ q = 4 kN/m’
3,5 m
q = 6 kN/m’ q = 8 kN/m’
3,5 m
3m 5m
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Wassalaamu’alaikum Wr. Wb