TINJAUAN PUSTAKA
Apendisitis adalah radang pada usus buntu atau dalam bahasa latinnya
panjang 6-9 cm dengan pangkal terletak pada bagian pangkal usus besar bernama
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai
adalah inflamasi saluran usus yang tersembunyi dan kecil yang berukuran sekitar 4
inci yang buntu pada ujung sekum (Rosdahl dan Mary T. Kowalski, 2015).
vermiformis. Apendiks vermiformis yang disebut dengan umbai cacing atau lebih
dikenal dengan nama usus buntu, merupakan kantung kecil yang buntu dan melekat
Apendik vermiformis merupakan organ kecil tambahan, berada tepat dibawah katup
ileosekal serta melekat pada sekum. Akibat mekanisme pengosongan diri apendik
vermiformis yang pada umumnya kurang efisien, ditambah ukuran lumen kecil, maka
apendik vermiformis mudah mengalami obstruksi dan rentan terjadi infeksi, hal inilah yang
dikenal dengan apendisitis atau penyakit usus buntu. Apendisitis kerap meresahkan
secara permanen. Pola pikir masyarakat juga masih sering mengaitkan kejadian apendisitis
dengan kebiasaan mengonsumsi makanan pedas, mengandung biji, serta efek menahan buang
air besar (Hartawan, I.G.N Bagus Rai Mulya., Ekawati, Ni Putu., Saputra, Herman., Dewi,
2020).
Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis yang dikenal oleh orang
awam sebagai penyakit usus buntu. Apendisitis biasanya di tandai dengan nyeri abdomen
periumbilical, mual, muntah, lokalisasi nyeri ke fosa iliaka kanan, nyeri tekan saat dilepas di
sepanjang titik McBurney, dan nyeri tekan pelvis pada sisi kanan ketika pemeriksaan per
rectal (Thomas & Dkk, 2016). Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis dan
merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini dapat mengenai semua
umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki berusia 10-30
tahun (Wedjo,
2019).
Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing
(apendiks). Usus buntu sebenarnya adalah sekum (caecum). Infeksi ini bisa mengakibatkan
peradangan akut sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi
yang umumnya berbahaya (Saputro, 2018). Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa apendisitis adalah suatu peradangan pada apendik vermiformis akibat mekanisme
pengosongan diri apendik vermiformis yang kurang efisien. Hal ini yang akhirnya
menimbulkan gejala khas nyeri pada abdomen kuadran bawah yang bisa terjadi pada laki-laki
maupun perempuan dalam semua kelompok umur termasuk pada kelompok umur anak yang
Penyebab dari apendisitis adalah adanya obstruksi pada lamen apendikeal oleh
garam kalsium, debris fekal), atau parasit EHistolytica. (Katz 2009 dalam muttaqin,
Selain itu apendisitis juga bisa disebabkan oleh kebiasaan makan makanan
rendah serat sehingga dapat terjadi konstipasi. Konstipasi akan menaikkan tekanan
2.1.3 Klasifikasi
1. Apendisitis akut
setempat. Gejala apendisitis akut antara lain nyeri samar dan tumpul merupakan
nyeri visceral di saerah epigastrium disekitar umbilikus. Keluhan ini disertai rasa
mual muntah dan penurunan nafsu makan. Dalam beberapa jam nyeri akan
berpindah ke titik McBurney. Pada titik ini, nyeri yang dirasakan menjadi lebih
tajam dan lebih jelas letaknya sehingga merupakan nyeri somatik setempat
Apendisitis kronis baru bisa ditegakkan apabila ditemukan tiga hal yaitu
pertama, pasien memiliki riwayat nyeri pada kuadran kanan bawah abdomen
selama paling sedikit tiga minggu tanpa alternatif diagnosa lain. Kedua, setelah
dilakukan apendiktomi, gejala yang dialami pasien akan hilang. Ketiga, secara
histopatologik gejala dibuktikan sebagai akibat dari inflamasi kronis yang aktif
atau fibrosis pada apendiks (Santacroce dan Craig 2006 dalam Mardalena, Ida
2017).
Wedjo (2019), menyatakan pada apendisitis nyeri terasa pada abdomen kuadran bawah
dan biasanya disertai oleh demam ringan, mual, muntah dan hilangnya nafsu makan. Nyeri
tekan lokal pada titik Mc. Burney bila dilakukan tekanan. Nyeri tekan lepas mungkin akan
dijumpai. Derajat nyeri tekan, spasme otot, dan apakah terdapat konstipasi atau diare tidak
tergantung pada beratnya infeksi dan lokasi appendiks. Bila appendiks melingkar di belakang
sekum, nyeri dan nyeri tekan dapat terasa di daerah lumbal; bila ujungnya ada pada pelvis,
Nyeri pada defekasi menunjukkan bahwa ujung appendiks dekat dengan kandung kemih
atau ureter. Adanya kekakuan pada bagian bawah otot rektum kanan dapat terjadi tanda
Rovsing dapat timbul dengan melakukan palpasi kuadran bawah kiri, yang secara paradoksial
menyebabkan nyeri yang terasa pada kuadran bawah kanan. Apabila appendiks telah ruptur,
nyeri dan dapat lebih menyebar; distensi abdomen terjadi akibat ileus paralitik dan kondisi
terjadinya nyeri. Muntah biasanya ringan. Diare dapat terjadi akibat infeksi sekunder dan
iritasi pada ileum terminal atau caecum. Gejala gastrointestinal yang berat yang terjadi
demikian, keluhan GIT ringan seperti indigesti atau perubahan bowel habit dapat terjadi pada
2.1.5 Patofisiologi
fekalit (material garam kalsium, debris fekal), atauparasit E-Histolytica. Selain itu
apendisitis juga bisa disebabkan oleh kebiasaan makan makanan yang rendah serat
peningkatan kongesti dan penurunan perfusi pada dinding apendiks yang berlanjut
pada nekrosis dan inflamasi apendiks. Pada fase ini penderita mengalami nyeri pada
berhubungan dengan perietal peritoneum, maka intensitas nyeri yang khas akan
terjadi (Santacroce, 2009 dalam dalam muttaqin & kumala sari, 2011).
dan bakteri masuk ke rongga abdomen kemudian akan memberikan respon inflamasi
dengan abses, maka akan ditandai dengan gejala nyeri lokal akibat akumulasi abses
dan kemudian akan memberikan respons peritonitis. Gejala yang khas dari perforasi
apendiks adalah adanya nyeri hebat yang tiba-tiba datang pada abdomen kanan bawah
2.1.6 Komplikasi
1. Perforasi apendiks
Perforasi adalah pecahnya apendiks yang berisi nanah sehingga bakteri menyebar
ke rongga perut. Perforasi dapat diketahui dengan gambaran klinis seperti suhu
tubuh lebih dari 38,50C dan nyeri tekan pada seluruh perut yang timbul lebih dari
2. Peritonitis
3. Abses
Abses adalah peradangan pada spendiks yang berisi nanah. Teraba massa lunak di