Anda di halaman 1dari 6

PELATIHAN Abstraksi

PENGGUNAAN MODEL Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan pelatihan
PEMBELAJARAN kepada guru-guru di KB TK Suryamarta Yogyakarta tentang penggunaan
model pembelajaran Jurisprudensial . Program pengabdian masyarakat ini
JURISPRUDENSIAL PADA dilaksanakan selama tiga hari penuh dan diikuti oleh semua guru. Aktivitas
utama dimulai dari pengenalan terhadap model pembelajaran
GURU DI KB TK SURYA Jurisprudensial , meliputi pengertian, tahapan, kelebihan dan kekurangannya
yang kemudian dilanjutkan dengan praktik langsung penggunaan model
MARTA YOGYAKARTA pembelajaran Jurisprudensial dengan pendampingan selama 3 bulan. Hasil
dari pengabdian ini menunjukkan pemahaman dan skill guru menjadi lebih
meningkat, sehingga dapat mendukung pembelajaran di kelas.
T. Heru Nurgiansah1, Yitno
Kata kunci: Model Jurisprudesial, Pembelajaran, Guru
Pringgowijoyo2

1)2) Universitas PGRI Yogyakarta


Abstract
The purpose of this community dedication was to provide training to teachers
in KB TK Suryamarta Yogyakarta about the use of the Jurisprudence learning
Email : nurgiansah@upy.ac.id model. This community service Program was implemented for three full days
and is followed by all teachers. The main activity began with the introduction
of the learning model of jurisprudence, including its understanding, stages,
strengths and weaknesses. The activity then continued with direct practice the
use of learning jurisprudence model with assistance for 3 months. The outcome
of this devotion demonstrated the understanding and skill of the teacher to
increase, so that it can support learning in the classroom.

Keywords: Model jurisprudence, learning, teachers

© 2020 Penerbit PKN STAN Press. All rights reserved

PENDAHULUAN permasalahan dalam pembelajaran yang


Perkembangan zaman mengharuskan guru untuk ditimbulkan oleh perbedaan pandangan tersebut,
terus berkembang dan meningkatkan siswa dituntut agar mampu berbicara, bernegosiasi
kompetensinya. Namun fakta di lapangan, sekaligus mempertahankan argumennya untuk
kemampuan dan kemauan guru untuk mahir dalam mencapai kesepakatan.
penggunaan beragam model pembelajaran aktif Tujuan dari Model Pembelajaran Jurisprudensial di
masih kurang. Kurangnya pengetahuan dan antaranya adalah:
pemahaman guru terhadap penggunaan beragam a. melatih anak untuk peka dan memiliki kepedulian
model pembelajaran menjadi tanggung jawab terhadap permasalahan sosial yang terjadi di
semua pihak, termasuk sekolah dan pimpinannya lingkungan sekitar, mampu untuk mengambil
dalam menerapkan kebijakan sekolah. Pihak sekolah keputusan dan posisi/sikap terhadap beragam
diharapkan dapat bekerja sama dengan pihak lain persoalan, serta mampu mempertahankan sikap
untuk memberikan pelatihan kepada guru tentang tersebut berdasarkan argumentasi yang ilmiah,
penggunaan model-model pembelajaran. rasional, dan dapat dipertanggungjawabkan;
Salah satu model pembelajaran yang wajib b. memberikan motivasi kepada anak untuk aktif
diketahui dan dipelajari oleh guru-guru adalah berbicara, berani berdialog dan mengutarakan
model pembelajaran Jurisprudensial . Model ini pendapat, bersikap analitis terhadap segala
merupakan gagasan dari Donal Oliver dan James P. persoalan, berargumentasi dengan logis juga
Shaver dari Harvard (Winataputra, 2001) yang rasional, dan belajar untuk menghargai setiap
mendasarkan pada persepsi dan pemahaman perbedaan pendapat dari anak lainnya;
bahwasanya setiap orang, siswa, atau anak c. memberikan motivasi anak untuk aktif
mempunyai perbedaan pandangan, gagasan, pola menganalisis berbagai macam kasus yang terjadi
pikir, serta prioritas antara satu dengan yang lainnya sehingga tidak dengan mudahnya menentukan
serta dengan nilai sosial yang saling bersinggungan. dan memilih sikap serta menyimpulkan tanpa
Untuk memecahkan dan menyelesaikan alasan yang jelas; dan

© 2020 Segala bentuk plagiarisme dan penyalahgunaan hak kekayaan intelektual akibat
diterbitkannya paper pengabdian masyarakat ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
T. Heru Nurgiansah dkk, Jurnal Keuangan Umum dan Akuntansi Terapan, Volume 2 Nomor 1, Bulan Maret Tahun 2020 : Halaman 52-57

d. mengembangkan aspek kognitif anak atau mengungkapkan dan mengutarakan gagasan, ide,
pengetahuan tentang berbagai masalah. pendapat, dan opininya.

Dalam Zaenal (2014) dikatakan bahwa langkah- 3. Menetapkan Posisi


langkah Model Pembelajaran Jurisprudensial yang Siswa memilah-milah posisi atau kedudukannya.
harus dilaksanakan oleh guru adalah sebagai berikut Pada tahap ketiga ini anak menyampaikan alasan-
ini. alasan atas pemilihan posisinya. Tentu saja alasan
1. Orientasi Terhadap Kasus yang dikemukakan harus realistis dan bisa di terima
a. Pengajaran mengenalkan bahan-bahan oleh kelompok lainnya. Pemilihan alasan yang logis
b. Pengajaran melihat ulang data yang tersedia mutlak dilakukan oleh anak untuk mengukur sejauh
Pada tahap pertama ini langkah awal yang harus mana kemampuan penguasaan dalam memilih
dilakukan guru adalah mengarahkan anak pada kosa kata yang akan di sampaikan pada khalayak.
berbagai macam kasus yang terjadi dengan Dengan adanya alasan ini menjadikan pilihan anak
memperkenalkan materi-materi kasus pada siswa tidak serta merta berdasarkan keinginan sepihak
yang dapat dilakukan dengan cara membacakan saja, akan tetapi sebagai stimulus bagi anak dalam
sebuah cerita, deskripsi narasi sejarah, memutar film usahanya mengembangkan pemahaman terhadap
dokumenter yang melukiskan adanya dua persoalan objek yang dipilih.
yang menimbulkan pro dan kontra, atau dengan
cara mendiskusikan sebuah kejadian alamiah dalam 4. Mengeksplorasi contoh dan pola argumentasi
kehidupan siswa, baik di lingkungan sekolah, a. Menetapkan titik di tempat terlihat adanya
lingkungan masyarakat atau negara. perusakan nilai atas dasar data yang diperoleh
Langkah selanjutnya adalah menuntun, b. Membuktikan konsekuensi yang diinginkan dan
membimbing, dan mengarahkan anak pada kasus tidak diinginkan dari posisi yang dipilih
tertentu untuk bisa meninjau segala kondisi c. Menjernihkan konflik nilai dengan melakukan
berdasarkan fakta dengan cara merangkum dan proses analogi
menilai serta menganalisis kejadian-kejadian yang d. Menetapkan prioritas dengan cara
terjadi dalam kasus tersebut, kemudian menganalisis membandingkan nilai yang satu dengan yang
siapa pelakunya, apa yang dilakukannya, lain dan mendemonstrasikan kekurangannya bila
bagaimana cara untuk melakukannya, atau memiliki salah satu nilai
memeragakan setiap kontroversi yang terjadi Pada tahap keempat, posisi yang diambil oleh siswa
langkah demi langkah. kemudian dieksplorasi, saat ini guru mengalihkan
perhatian pada sebuah gaya konfrontasi untuk
2. Mengidentifikasi Isu atau Kasus mengetahui posisi masing-masing siswa yang
a. Siswa mengungkakan fakta-fakta yang ada ke meliputi:
dalam isu yang dihadapi a. Meminta para siswa untuk mencoba mengenali
b. Siswa memilih salah satu isu atau kebijakan yang dan mengidentifikasi poin-poin yang dirasa atau
dikeluarkan oleh pemerintah untuk didiskusikan diyakini melanggar nilai-nilai atau norma-norma
bersama rekan kelompoknya yang berlaku di masyarakat;
c. Siswa dituntut untuk mampu mengidentifikasikan b. Memperjelas bahwa nilai yang bertabrakan
nilai-nilai yang ada dan konflik yang terjadi tersebut melanggar peraturan perundang-
d. Siswa menggali fakta yang melatarbelakangi undangan yang berlaku;
kejadian tersebut dan membuat pertanyaan- c. Meminta dan menyuruh siswa untuk bisa atau
pertanyaan yang dijabarkan mampu membuktikan secara logis konsekuensi
Pada tahap yang kedua ini setelah anak diarahkan yang diinginkan serta konsekuensi yang tidak
pada sebuah kasus, anak mulai dilatih untuk diinginkan dalam posisi yang dipilih;
mengidentifikasi isu, dengan membuat beragam d. Meminta siswa untuk belajar mengatur prioritas
sintesis dan gagasan antara fakta-fakta yang nilai yang lebih didahulukan; membantu
ditimbulkan dengan isu-isu kebijakan publik yang membuat satu prioritas satu nilai dengan nilai
terjadi, mencirikan aneka ragam nilai-nilai yang lainnya serta mampu untuk memaparkan
terdapat di dalamnya (misalnya kebebasan untuk kekurangan atau kelebihan dengan tiadanya
mengemukakan pendapat, perlindungan bagi pelanggaran besar yang terjadi dalam nilai atau
kesejahteraan umum, penerapan otonomi daerah, norma tersebut.
atau pemberian kesempatan yang sama rata atau
setara) serta mengidentifikasi permasalahan yang 5. Menjernihkan dan menguji posisi
ditimbulkan oleh konflik antara dua atau beberapa a. Siswa menyatakan posisinya dan memberikan
macam nilai. Anak juga perlu untuk mengenali rasional mengenai posisinya dan kemudian
semua fakta dan permasalahan yang ada. Pada menguji sejumlah situasi yang serupa dengan
tahap kedua ini anak belum diminta untuk bisa pernyataan yang kontra

© 2020 Segala bentuk plagiarisme dan penyalahgunaan hak kekayaan intelektual akibat
diterbitkannya paper pengabdian masyarakat ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
T. Heru Nurgiansah dkk, Jurnal Keuangan Umum dan Akuntansi Terapan, Volume 2 Nomor 1, Bulan Maret Tahun 2020 : Halaman 52-57

b. Siswa meluruskan posisinya setelah guru PEMBAHASAN


melakukan pengujian dengan mencoba Pelaksanaan pengabdian pada masyarakat ini
menggoyahkan pilihannya; guru memberikan dilaksanakan di KB TK Surya Marta Yogyakarta.
statement atau pernyataan yang Pemilihan lokasi ini dikarenakan hasil survei dan
berseberangan dengan siswa untuk mengetahui observasi awal yang dilakukan pengabdi ditemukan
apakah pilihan siswa tersebut berubah posisi permasalahan yang harus dicari jalan keluarnya
atau tetap yaitu terkait pelaksanaan pembelajaran di dalam
Pada tahap kelima adalah tahap di mana anak kelas. Sebagian besar guru di sekolah tersebut belum
menegaskan dan juga mengkualifikasi pilihannya, di menggunakan model pembelajaran yang menarik
mana anak menegaskan posisinya serta alasan karena hanya menggunakan metode kuis seperti
memilih posisi tersebut dengan menguji beberapa mencocokkan gambar buah-buahan dengan
situasi yang sama. Tahap ini sering berjalan secara nama-namanya, ataupun menyusun puzzle,
alamiah dari dialog pada tahap keempat, namun ceramah, dan tanya jawab. Dalam hal ini, sekolah
terkadang guru harus mendorong anak untuk memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk
kembali menegaskan posisi mereka karena khawatir memberikan pengetahuan kepada guru bahwa
pilihan anak belum yakin sepenuhnya. dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas harus
melibatkan siswa. Dengan demikian, guru dituntut
6. Mengetes asumsi Faktual yang melatar- untuk mampu melaksanakan pembelajaran yang
belakangi posisi yang diluluskan inovatif, kreatif, efektif, dan atraktif. Guru dituntut
a. Mengidentifikasi asumsi faktual dan untuk menjadi profesional dalam menjalankan
menetapkan sesuai tindakannya; pemilihan tugasnya sebagai pengajar.
objek dan alasannya harus bersifat konkret dan Seorang guru bisa disebut profesional jika memiliki 4
gamblang (empat) kompetensi, yaitu kompetensi pedagogi,
b. Menetapkan konsekuensi yang diperkirakan dan kompetensi profesional, kompetensi kepribadian,
menguji kesahihan faktual dan konsekuensi itu; dan kompetensi sosial. Kompetensi pedagogi berarti
pengujian ini sifatnya hanya mengetes kemampuan dan keterampilan guru dalam seni
keteguhan siswa pada pilihannya di awal, mengajar, dalam penguasaan materi, pengelolaan
meskipun pada tahap sebelumnya guru kelas, serta kemampuan memilah dan memilih
menyampaikan hal-hal negatif dari pilihannya model dan media pembelajaran yang relevan.
tersebut hal ini hanya sebatas menguji anak Kompetensi profesional berarti kompetensi guru
agar memiliki sebuah pendirian yang tidak bisa dalam menjiwai pekerjaannya sesuai dengan kode
diganggu gugat. etik, hak, dan tanggung jawabnya sebagai seorang
Pada tahap terakhir (keenam) dilakukan dengan guru. Kompetensi kepribadian berarti seorang guru
menguji kembali asumsi faktual di balik posisi yang harus mampu menjadi suri teladan yang baik bagi
sudah qualified dan menentukan apakah posisi siswanya, dengan kata lain mampu menjadi contoh
tersebut relevan atau tidak. Kemudian siswa dapat yang patut ditiru. Kompetensi sosial berarti
menentukan konsekuensi yang diperkirakan serta keterampilan guru dalam beradaptasi dengan
menguji validitas faktualnya (apakah benar-benar lingkungan dan bersosialisasi dengan sesama guru,
akan terjadi). Pada tahap terakhir ini guru kembali siswa, dan juga orang tua siswa.
menanyakan perihal pilihan anak tersebut, jika Guru yang profesional yaitu guru yang mampu
pilihan anak tersebut tetap tak berubah maka menggunakan berbagai macam media dan
dipastikan penggunaan model pembelajaran ini metode atau model pembelajaran dalam kegiatan
berhasil. belajar mengajar. Menurut Komalasari dan Saripudin
(2017: 207) dikatakan bahwa:
METODE “Media pembelajaran merupakan salah satu
Metode yang diterapkan dalam kegiatan komponen penting pembelajaran. Media berfungsi
pengabdian pada masyarakat dengan judul sebagai sarana untuk mempermudah siswa
“Pelatihan Penggunaan Model Pembelajaran mencapai kompetensi yang diharapkan dalam
Jurisprudensial Pada Guru KB TK Surya Marta mata pelajaran tertentu.”
Yogyakarta” ini adalah dengan menggunakan Dengan penggunaan media pembelajaran maka
metode ceramah dan diskusi serta praktik kegiatan belajar akan memudahkan guru dalam
menggunakan model pembelajaran Jurisprudensial . mengembangkan profesionalitasnya. Lain halnya
Dengan metode ini diharapkan guru-guru di KB TK dengan pendapat Fakhruddin (2012: 56) yang
Surya Marta Yogyakarta dapat mengaplikasikan mengatakan:
model pembelajaran Jurisprudensial ini di kelas “Seorang guru hendaknya mampu dan terampil
pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, dalam merumuskan TPK, memahami kurikulum dan
sehingga kegiatan pembelajaran semakin menarik dirinya sendiri karena sebagai sumber belajar guru
dan mampu meningkatkan minat serta partisipasi harus terampil dalam memberikan informasi pada
siswa. kelas. Sebagai pengajar, ia pun harus membantu

© 2020 Segala bentuk plagiarisme dan penyalahgunaan hak kekayaan intelektual akibat
diterbitkannya paper pengabdian masyarakat ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
T. Heru Nurgiansah dkk, Jurnal Keuangan Umum dan Akuntansi Terapan, Volume 2 Nomor 1, Bulan Maret Tahun 2020 : Halaman 52-57

perkembangan anak didik untuk dapat menerima, Seorang guru harus mampu untuk selalu mengacu
memahami, serta menguasai ilmu pengetahuan.” dan berpijak pada sebuah paradigma yang baru di
Dengan demikian keberhasilan pembelajaran dalam merancang sebuah perencanaan
merupakan tanggung jawab seorang guru meskipun pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran di
tidak sepenuhnya. Guru harus mampu menilai, kelas. Pemilihan model dan metode serta media
memahami persoalan siswanya dan mencarikan yang digunakan oleh seorang guru di dalam
jalan keluar dari setiap persoalan yang dihadapi pembelajaran harus mampu mengembangkan
siswa, entah itu persoalan mengenai cara kemampuan berpikir kritis dan inovatif anak dan juga
penyampaian materi yang disampaikan guru mampu melakukan tindakan yang dirasa efektif,
ataupun penggunaan model pembelajarannya efisien dan kreatif di dalam ranah yang abstrak dan
yang dirasa kurang menarik dan monoton. juga konkret sebagai pengembangan dari apa yang
Kurniasih dan Sani (2015:8) mengatakan bahwa guru dipelajari di sekolahnya secara mandiri. Oleh karena
profesional adalah semua orang yang mempunyai itu, kegiatan pembelajaran di kelas harus dibuat dan
kewenangan serta bertanggung jawab tentang didesain semenarik mungkin dan juga
pendidikan anak didiknya, baik secara individual menyenangkan dengan cara menggunakan dan
atau klasikal, di sekolah atau di luar sekolah. Aqib menerapkan sebuah model pembelajaran yang
Zainal (2014: 2) mengatakan bahwa belajar tidak inovatif dan juga mudah dipahami oleh para siswa,
hanya sekedar menghafal. Namun siswa harus salah satunya adalah model pembelajaran
mengonstruksikan pengetahuan di benak mereka Jurisprudensial .
sendiri. Tujuan dari diadakannya Pengabdian Kepada
Atas dasar itulah pengabdi menawarkan diri kepada Masyarakat dengan judul “Pelatihan Penggunaan
kepala sekolah untuk melaksanakan pelatihan Model Pembelajaran Jurisprudensial Pada Guru Di
penggunaan model pembelajaran. Adapun model KB TK Surya Marta Yogyakarta” adalah untuk
pembelajaran yang di pilih adalah model memberikan bekal pengetahuan bagi guru-guru di
pembelajaran Jurisprudensial . Model pembelajaran sekolah tersebut tentang penggunaan model
Jurisprudensial dipelopori oleh Donald Oliver dan pembelajaran Jurisprudensial agar dapat
James P. Shaver dari Harvard yang didasari pada mengaplikasikannya dalam kegiatan pembelajaran
pemahaman bahwa setiap orang memiliki yang memungkinkan siswa menjadi lebih antusias
perbedaan pandangan dan prioritas satu sama dan terlatih dalam mengemukakan pendapat dan
lainnya. Model pembelajaran Jurisprudensial ini mempertahankan argumentasinya.
dapat membantu siswa untuk belajar berpikir Adapun manfaat dari diadakannya Pengabdian
sistematis tentang isu-isu kontemporer di masyarakat. Kepada Masyarakat ini antara lain:
Masalah prioritas mitra yang harus dipenuhi saat ini 1. memberikan pengetahuan bagi guru tentang
berkaitan dengan dunia pendidikan adalah model pembelajaran Jurisprudensial , seperti
kompetensi guru dalam penggunaan sebuah model tahapan pelaksanaan, keunggulan, dan
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran kekurangan model ini;
khususnya di dalam kelas, guru harus mampu 2. memberikan keterampilan bagi guru dalam
berperan sebagai seorang fasilitator yang melaksanakan pembelajaran di kelas dengan
memfasilitasi siswanya dalam menyampaikan materi menggunakan model Jurisprudensial untuk
ajar dan juga sebagai seorang motivator yang bisa menciptakan suasana belajar yang lebih aktif
memotivasi siswa agar belajar dengan lebih giat lagi. dan terarah;
Guru pun diharapkan untuk mampu menciptakan 3. memberikan pemahaman pada guru bahwa
dan mengaplikasikan suasana pembelajaran di model pembelajaran ini mampu melatih siswa
dalam kelas yang sangat menyenangkan untuk untuk berpikir logis, kritis dan sistematis dalam
siswa agar siswa tidak merasa adanya paksaan mempertahankan argumentasi; dan
untuk dapat menemukan sendiri pengetahuannya. 4. pada akhirnya penggunaan metode ini
Sebuah proses pembelajaran di kelas dapat diarapkan dapat melatih kemampuan dan
dikatakan berhasil apabila seorang guru mampu pemahaman siswa dalam menentukan
dan mahir serta terbiasa menerapkan dan pilihannya dan kemauannya disertai alasan
menggunakan pendekatan dan model atau yang jelas, dengan model ini siswa terbiasa
metode pembelajaran yang dikuasainya, serta dalam mengemukakan pendapat guna
relevan dengan materi ajar, teori atau konsep dan membangun prinsip dirinya.
kemampuan siswa yang diajarkan. Oleh sebab itu Sedangkan target yang ingin dicapai dari
hendaknya dalam kegiatan pembelajaran di kelas pelaksanaan pengabdian masyarakat ini adalah:
seorang guru itu dituntut untuk dapat menguasai 1. Guru sebagai peserta kegiatan ini diharapkan
berbagai macam dan ragam metode mampu untuk menerapkan model
pembelajaran dan juga mengaplikasikannya di pembelajaran Jurisprudensial ini dalam
dalam kelas secara rutin dan berkesinambungan. kegiatan pembelajarannya sehingga ada
variasi dan tidak monoton.

© 2020 Segala bentuk plagiarisme dan penyalahgunaan hak kekayaan intelektual akibat
diterbitkannya paper pengabdian masyarakat ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
T. Heru Nurgiansah dkk, Jurnal Keuangan Umum dan Akuntansi Terapan, Volume 2 Nomor 1, Bulan Maret Tahun 2020 : Halaman 52-57

2. Guru ditargetkan mampu menguasai model atau interaktif dalam aktivitas sehari-hari di sekolah
pembelajaran ini untuk kegiatan pembelajaran tersebut yang menjadi lokasi pengabdian.
sehari-hari dan menjadikan model ini sebuah Pengabdian kepada masyarakat ini berbentuk
kebutuhan yang harus dilaksanakan sehingga pelatihan dan pendampingan. Berdasarkan
mengajar pun tidak hanya menggunakan masalah yang dihadapi oleh mitra pengabdian
model konvensional. yakni KB TK Surya Marta Yogyakarta, maka
3. Kemampuan siswa dapat terbentuk dengan pendekatan yang digunakan oleh pengabdi adalah
optimal dalam hal penguasaan materi, praktik secara langsung kepada guru-guru sebagai
mengemukakan pendapat atau gagasan, sasaran pelatihan ini. Pada tahap awal ini guru-guru
mempertahankan argumen, dan akan diberikan materi tentang penggunaan model
menjadikannya siswa yang kompeten. pembelajaran Jurisprudensial . Tahapan selanjutnya
Luaran pada pengabdian ini adalah guru-guru di KB adalah praktik langsung pelaksanaan pembelajaran
TK Surya Marta Yogyakarta dapat mengetahui, dengan model Jurisprudensial , para guru diberikan
memahami, dan mampu melaksanakan model pendampingan dalam praktik mengajar dengan
pembelajaran Jurisprudensial . Dengan kegiatan menggunakan model ini.
pengabdian ini, pengabdi berharap adanya Mulai dari awal pelatihan para guru sudah tampak
perubahan kualitas pembelajaran. Guru diharapkan antusias untuk mengikuti kegiatan pelatihan, hal ini
dapat bekerja sebagai fasilitator dan motivator agar terlihat dari partisipasi guru dalam praktik dan tanya
memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan jawab. Pada kegiatan hari ke dua guru yang
pembelajaran yang dimulai dengan apersepsi, mengikuti semakin antusias karena pelatihan lebih
kegiatan inti, dan evaluasi. inovatif. Materi yang diberikan pada hari ke dua
Pengabdi pun akan membuat sebuah modul khusus adalah simulasi penggunaan game evaluasi. Para
membahas mengenai model pembelajaran guru terlihat sangat bersemangat karena ada
Jurisprudensial yang diharapkan dapat dipelajari, berbagai cara yang dapat dilakukan guru untuk
dipahami, serta diaplikasikan dalam kegiatan memberikan materi pembelajaran agar murid
belajar mengajar. Pembuatan modul ini sangat mampu menerima dengan baik. Pelaksanaan
penting karena dapat membantu permasalahan kegiatan pelatihan dapat berjalan dengan lancar
yang dihadapi guru dalam menerapkan model karena dukungan partisipasi sekolah bersama
pembelajaran. Luaran kegiatan ini juga kepala sekolah dan guru. Para guru merasakan
menghasilkan sebuah artikel ilmiah guna manfaat yang besar dengan pelatihan yang
kepentingan akademik. diberikan oleh pengabdi, dan akan berusaha
Lokasi pelaksanaan pengabdian adalah tempat di mengimplementasikannya dalam proses
mana pengabdi memperoleh informasi mengenai pembelajaran di KB TK Surya Marta Yogyakarta. Dari
permasalahan dan data yang diperlukan dan pihak sekolah ada harapan akan keberlanjutan kerja
sekaligus merupakan tempat di mana pengabdian sama dengan program studi PPKN dan LPPM
akan dilaksanakan. Pemilihan lokasi harus Universitas PGRI Yogyakarta agar pelatihan–
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan
kemenarikan, keunikan, dan kesesuaian dengan kinerja guru dan meningkatkan motivasi belajar siswa
topik yang dipilih. Dengan pemilihan lokasi ini, dapat berlanjut untuk masa yang akan datang.
peneliti diharapkan menemukan hal-hal yang
bermakna dan baru (Suwarma Al Muchtar, 2015: Tabel 1. Jadwal kegiatan
243). Adapun yang menjadi lokasi pelaksanaan
pengabdian adalah KB TK Surya Marta Yogyakarta. Hari Tanggal Kegiatan Tempat
Waktu pelaksanaan pengabdian ini dilaksanakan Senin 29 April 2019 09:00 – 12:00 WIB
mulai bulan April 2019 sampai dengan Juni 2019 Materi I
dengan fokus pelatihannya selama 3 (tiga) hari sejak 13:00 – 16:00 WIB
tanggal 29 April 2019 sampai dengan 2 Mei 2019. Materi II
Selebihnya pengabdi melakukan pendampingan Selasa 30 April 2019 07:00 – 10:00 WIB
Materi III KB TK Surya
sampai guru-guru berhasil menggunakan model
10:00 – 13:00 WIB Marta
pembelajaran Jurisprudensial ini. Materi IV Yogyakarta
Peserta dan sasaran pelaksanaan pengabdian 13:30 – 16:30 WIB
adalah sumber yang dapat memberikan informasi, Materi V
dipilih secara purposive dan pelaksanaannya sesuai Kamis 2 Mei 2019 07:00 – 12:00 WIB
dengan tujuan tertentu. Adapun yang menjadi Materi VI
subjek pelaksanaan pengabdian dalam
pengabdian ini adalah guru-guru di KB TK Surya
Marta Yogyakarta yang berjumlah 13 orang. Hal ini
dipilih karena subjek pengabdian tersebut
merupakan orang-orang yang terlibat langsung

© 2020 Segala bentuk plagiarisme dan penyalahgunaan hak kekayaan intelektual akibat
diterbitkannya paper pengabdian masyarakat ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
T. Heru Nurgiansah dkk, Jurnal Keuangan Umum dan Akuntansi Terapan, Volume 2 Nomor 1, Bulan Maret Tahun 2020 : Halaman 52-57

Tabel 2. Sebaran materi pelatihan Aqib, Zainal (2014). Model-model, Media, dan Strategi
Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung.
No. Materi Pemateri Waktu YRAMA WIDYA
1. Belajar dan T Heru N, M.Pd 3 Jam Fakhruddin, Asep Umar. (2012). Menjadi Guru Favorit.
Pembelajaran Yogyakarta. DIVA Press
Komalasari, Kokom & Saripudin, Didin. (2017). Pendidikan
2. Model T Heru N, M.Pd 3 Jam
Karakter Konsep dan Aplikasi Living Values
Pembelajaran
Education. Bandung. PT. Refika Aditama
Interaktif
Kurniasih, Imas & Sani Berlin. (2015). Ragam Pengembangan
3. Media T Heru N, M.Pd 3 Jam Model Pembelajaran Untuk Meningkatkan
Pembelajaran Profesionalitas Guru. Yogyakarta. Kata Pena
4. Model T Heru N, M.Pd 3 Jam
Jurisprudensial I
(tahap 1-3)
5. Model T Heru N, M.Pd 3 Jam
Jurisprudensial II
(tahap 4-6)
6. Praktik T Heru N, M.Pd 5 Jam
Penggunaan
Model
Jurisprudensial
Total Pelatihan 20 Jam

KESIMPULAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang
dilakukan oleh dosen dari Program Studi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta dan
dilaksanakan pada tanggal 29 April sampai dengan
2 Mei 2019 dengan bertempat di KB TK Surya Marta
Yogyakarta telah memberikan sumbangan ilmu
pengetahuan tentang model Jurisprudensial .
Kegiatan pelatihan ini merupakan salah satu
perwujudan sosialisasi dan kepedulian terhadap
kualitas guru untuk menghasilkan kegiatan
pembelajaran yang menarik dan inovatif.
Dalam kegiatan survei dan observasi awal pengabdi
melakukan pengamatan langsung pembelajaran di
kelas terkait pembelajaran dan melakukan observasi
terhadap cara mengajar guru. Pengabdi
menemukan permasalahan yaitu guru kurang
optimal dalam penyampaian materi ajar karena
hanya menggunakan metode ceramah. Sedikit
sekali ditemukan guru-guru yang menggunakan
model pembelajaran tertentu oleh karena itu
dibutuhkan pelatihan penggunaan model
pembelajaran yang lebih inovatif, dan dalam hal ini
adalah model Jurisprudensial.
Pelaksanaan pelatihan ini dilakukan selama 3 (Tiga)
hari yang terdiri dari hari pertama dan kedua
penyampaian teori terkait langkah-langkah
penggunaan model pembelajaran Jurisprudensial .
Dan hari ketiga pelaksanaan praktik. Berdasarkan
pengamatan pengabdi pelatihan penggunaan
model pembelajaran Jurisprudensial ini berhasil
membuat pembelajaran menjadi lebih terstruktur
dan menarik.

PUSTAKA
Al Muchtar, Suwarma. (2015). Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung. GELAR PUSTAKA MANDIRI

© 2020 Segala bentuk plagiarisme dan penyalahgunaan hak kekayaan intelektual akibat
diterbitkannya paper pengabdian masyarakat ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

Anda mungkin juga menyukai