Anda di halaman 1dari 7

INFORMASI SINGKAT TENTANG KEAMANAN

PANGAN

1. Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang


diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan
cemaran mikrobiologi, kimia, dan fisik/benda lain yang
dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan
kesehatan manusia. Konsumsi pangan beragam dan bergizi
seimbang tidak akan berarti, jika makanan yang dikonsumsi
masyarakat tidak aman dari cemaran, baik cemaran
mikroba, kimia, maupun fisik.
2. Bahan Tambahan Pangan (BTP) merupakan bahan atau
campuran bahan yang secara alami bukan merupakan
bagian dari bahan baku pangan. Produsen makanan
biasanya menambahkan BTP dengan tujuan untuk: (1)
Mengawetkan pangan, (2) Membentuk pangan, (3)
Memberikan warna, (4) Meningkatkan kualitas pangan, (5)
Menghemat biaya, (6) Memperbaiki tekstur, (7)
Meningkatkan cita rasa, dan (8) Meningkatkan stabilitas.
Penambahan BTP ini dibenarkan dan diperbolehkan untuk
meningkatkan mutu dan daya tarik dari makanan tersebut,
sepanjang BTP yang ditambahkan masih dalam batas-batas
yang diperbolehkan oleh pemerintah karena terbukti aman
dikonsumsi dan ditambahkan sesuai dengan aturannya.
3. Beberapa bahan yang dilarang digunakan dalam penyiapan,
pengolahan maupun penyajian makanan, yaitu: (1) Asam
Borat/Boraks dan senyawanya seperti bleng, pijer,
(2) Asam Salisilat dan garamnya, (3) Dietilpirokarbonat, (4)
Dulcin, (5) Kalium Klorat, (6) Kloramfenikol, (7) Minyak
nabati yang dibrominasi, (8) Nitrofurazon, dan (9)
Formalin. Adapun beberapa zat warna berbahaya juga
dilarang digunakan adalah metanil yellow, rhodamin B,
Sudan G, karena biasa digunakan sebagai pewarna tekstil.
4. Pengemasan merupakan salah satu cara pengawetan dan
teknik untuk menjaga agar bahan pangan tetap aman. Untuk
menjaga makanan tetap aman dan terlindungi dari berbagai
cemaran, sebaiknya makanan dikemas dalam kemasan yang
memenuhi syarat. Petunjuk penggunaan kemasan antara
lain adalah :
a. Gunakan bahan-bahan kemasan yang diizinkan atau
yang alami, seperti daun pisang, daun jati, daun kunyit,
dsb.
b. Pastikan bahwa kemasan yang digunakan dalam
keadaan bersih, misalnya telah dicuci dan dijemur di
tempat yang tidak mudah tercemar .
c. Jangan gunakan bahan yang dinyatakan terlarang dan/
atau yang mengandung cemaran yang merugikan/
membahayakan kesehatan manusia, seperti kertas
bekas fotokopi atau koran/kertas bekas yang tintanya
mengandung senyawa timbal (Pb), klips dan jarum .
d. Lakukan pengemasan pangan secara benar untuk
menghindari terjadinya kontaminasi/pencemaran.
5. Tips memilih bahan pangan segar yang aman, diantaranya:
a. Buah dipilih yang bersih, segar dan berwarna cerah.
b. Sayur dipilih yang berdaun bersih dan masih utuh.
c. Daging (sapi, kambing) dipilih yang berbau segar dan
berwarna merah cerah.
d. Ikan dipilih yang kondisi sisik kuat, mata jernih, dan
insang yang merah cerah.
e. Daging unggas yang segar, tidak berair bila ditekan
dan tidak kaku.
6. Ciri-ciri makanan yang mengandung bahan kimia
berbahaya :

a. Formalin
• Mi basah: Tekstur liat (tidak mudah putus), tidak
lengket, lebih mengkilap (seperti berminyak),
tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar
(25ºC), dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu
lemari es (10°C).
• Tahu : Teksturnya terlampau keras, kenyal tetapi
tidak padat, bau agak menyengat, aroma kedelai
tak nyata, tidak mudah hancur dan awet sampai 3
hari dalam suhu kamar (25ºC), dan bertahan 15
hari pada suhu lemari es (10ºC).
• Ikan : Warna insang merah tua tidak cemerlang,
bukan merah segar, warna daging ikan putih
bersih, bau menyengat tetapi bau amis ikan tidak
nyata terasa, dan tidak rusak sampai 3 hari pada
suhu kamar (25ºC).
• Ikan asin : Tekstur liat, warna bersih cerah dan tidak
berbau khas ikan asin. Tidak dihinggapi lalat di
area berlalat, tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan
pada suhu 25ºC.
• Bakso : Teksturnya sangat kenyal, tidak rusak
sampai 2 hari pada suhu kamar (25ºC).
• Ayam potong : Teksturnya kencang, tidak disukai
lalat, warna putih bersih, dan tidak rusak sampai 2
hari pada suhu kamar (25ºC).
Contoh bahan pangan yang beresiko terhadap
penyalahgunaan formalin :

daging sapi ayam bakso mie basah

ikan segar ikan asin tahu

b. Boraks

• Mi basah : Teksturnya kental, lebih mengkilap,


tidak lengket, dan tidak cepat putus.
• Bakso : Teksturnya sangat kenyal, warna tidak
kecoklatan seperti penggunaan daging, tetapi lebih
cenderung lebih putih, dan bau khas daging tidak
nyata terasa.
• Snack : Misalnya lontong, teksturnya sangat kenyal,
berasa tajam, sangat gurih, dan memberikan rasa
getir.
• Kerupuk : Teksturnya renyah dan bisa menimbulkan
rasa getir.
• Gula merah : Tekstur sangat keras dan susah
dibelah, serta terlihat butiran-butiran mengkilap di
bagian dalam.
Contoh penyalahgunaan boraks pada bahan pangan :

mie basah bakso lontong

c. Rhodamin B dan methanyl yellow

• Warnanya cerah mengkilap, mencolok, dan tidak


homogen (ada yang menggumpal)
• Ada sedikit rasa pahit
• Muncul rasa gatal di tenggorokan setelah
mengonsumsinya
• Baunya tidak alami sesuai jenis makanannya

Contoh pangan yang mengandung bahan pewarna


berbahaya (bahan pewarna non pangan) :

terasi kerupuk jajanan arum manis

Anda mungkin juga menyukai