Anda di halaman 1dari 28

INFERTILITAS

Disusun Oleh:
Kelompok 9
YUNITA SARAH TANARUBUN (12114201190295)
GRES JUNITA OJU (12114201190320)
YUNITA TIMONOYO (12114201180103)
POPLIUS DAKDAKUR (12114201190309)

PRODI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU
AMBON
2021

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................i
DAFTAR ISI ii
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN 1
A. Pengertian Infertilitas 1
B. Epidemologi Infertilitas 1
C. Etiologi dan Faktor yang Mempengaruhi Infetilitas 2
D. Manifestasi klinis 2
E. Patofisiologi 2
F. Komplikasi 4
G. Penatalaksanaan 4
Farmakoterapi 4
Tindakan Medis 5
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFERTILITAS 7
A. PENGKAJIAN 7
BAB IV PENUTUP 22
A. KESIMPULAN 22
B. SARAN 22
DAFTAR PUSTAKA 23

2
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian Infertilitas
Infertilitas didefenisikan sebagai ketidakmampuan pasangan suami istri untuk
mendapatkan kehamilan secara alamiah setelah selama 1 tahun menjalani
hubungan seksual tanpa kontrasepsi.
Infertilitas merupakan suatu masalah klinis yang sering ditemukan.infertilitas
mempengaruhi sekitar 13-15% pasangan diseluruh dunia. Prevalensi invertilitas
sangat bervariasi. Negara-negara maju cenderung memiliki angka prevalensi
yang lebih kecil. (1 dari 6 pasangan mengalami infertilitas ) dibandingkan
dengan negara-negara yang sedang berkembang karena negara berkembang
cenderung memiliki keterbatasan sumber daya untuk investigasi dan terapi
infertilitas.
Selain itu, infertilitas juga dianggap sebagai suatau permasalahan publik yang
memiliki dampak luas. Infertilitas tidak hanya mempengaruhi kehidupan
pasangan yang bersangkutan saja, namun juga mempengaruhi pelayanan
kesehatan dan lingkungan sosial. Infertilitas juga mengakibatkan dampak
psikososial dalam diri pasangan infertil yang meliputi perasaan depresi, rasa
sedih, bersalah dan merasa dikucilkan secara sosial.
Saat ini, banyak pasien infertilitas yang tidak menerima layanan medis
berbasis bukti. Hal ini disebabkan oleh karena banyak klinis yang belum
memiliki informasi yang tepat mengenai teapi infertilitas standar yang berbasis
bukti. Oleh karena itu, diperlukan usaha pembuatan panduan klinis dengan
tujuan untuk mendukung praktik berbasiskan bukti yang dapat meningkatkan
hasil pengelolaan pasien yang lebih baik.

B. Epidemologi Infertilitas
Peluang untuk mendapatkan kehamilan per siklus reproduksi pada pasangan
muda yang sehat adalah sekitar 20-50%. Peluang kumulatif terjadinya kehamilan
dalam waktu 6 bulan pertama adalah 60 % dalam kurun waktu tahun pertama,
dan 92% dalam kurun waktu 2 tahun dengan aktivitas seksual yang terarut.

1
C. Etiologi dan Faktor yang Mempengaruhi Infetilitas
Tabel 1 Faktor Penyebab Infertilitas dan Presentasenya.

Penyebab Infetilitas Presentasenya (%)

Faktor Wanita (Tunggal) 36

Faktor Tuba 14

Endometriosis 6

Disfungsi Ovulasi 6

Berkurangnya Cadangan Ovarium 9

Faktor Uterus 1

Faktor Pria (Tunggal) 17

Penyebab lain 7

Penyebab yang tidak bisa dijelaskan 10

Multiple factor ( wanita saja) 13

Multiple factor ( wanita + pria) 17

D. Manifestasi klinis
Tanda infertilitas pada pria dan wanita adalah sebagai berikut :
1. Siklus menstruasi tidak teratur atau tidak terjadi siklus
Hal ini bisa diakibatkan oleh hipotalamus dan kelenjar pituitari di
otak bersama ovarium tidak sejalan sehingga hormonnya tidak seimbang.
Pada beberapa wanita yang mengalami predisposisi genetik atau penyakit
autoimun, menopause akan terjadi lebih cepat ketika mereka menginjak
usia 20-an.
2. Periode yang berat atau menyakitkan
Periode yang berat disini dapat diakibatkan fibroid uterus
(pertumbuhan non-kanker dari jaringan otot rahim), sedangkan periode
yang menyakitkan dapat berarti endometritis (peradangan lapisan
endometrium rahim) dan sebagainya.

2
3. Gangguan penglihatan
Jika penglihatan Anda terganggu, bisa jadi Anda memiliki
prolaktinoma, atau tumor non-kanker di kelenjar pituitari yang
mengganggu hormon FSH (hormon penghasil sel telur).
Kelenjar pituitari tepat berada di optik siasma, yang mana
prolaktinoma bisa menekan sel penghasil FSH yang berdampak ke
penglihatan. Jika dokter menemukan kadar prolaktin Anda tinggi maka
akan dianjurkan melakukan tes MRI. Jika tumor masih kecil, bisa
dilakukan pengobatan, tapi jika sudah besar harus dilakukan operasi dan
setelahnya siklus menstruasi Anda akan kembali teratur.
4. Tumbuh rambut yang tidak diinginkan atau berlebihan
Misalnya tumbuh di area wajah atau anggota tubuh lainnya maka
Anda bisa saja mengalami polycystic ovary syndrome (PCOS), kelainan
hormon yang mengganggu komunikasi antara otak dan ovarium. Gejala
lainnya dari PCOS yaitu siklus tidak teratur, naiknya berat badan atau
munculnya jerawat.
5. Kehilangan libido dan fungsi seksual
Pria yang kehilangan libido, memiliki masalah ereksi. Bahkan
ketika ejakulasi, merasa sakit, bengkak atau ada benjolan di testis maka
kemungkinan dia mengalami masalah kesuburan.
6. Bertambahnya berat badan
Wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas sebelum hamil
biasanya sulit untuk hamil. Begitu pula wanita yang terlalu kurus.
Latihan berlebih atau atletis juga bisa mengalami siklus tidak teratur
yang berdampak infertilitas. Bicarakan dengan dokter atau ahli gizi
Anda untuk mendapatkan berat badan ideal.
7. Sakit saat berhubungan seks
Jika sakit saat berhubungan, lubrikasi bisa membantu. Tapi jika
vagina yang kering, biasanya diakibatkan berkurangnya estrogen bisa jadi
Anda menuju menopause yang menghalangi untuk hamil.
8. Rambut tipis atau rontok
Rambut menipis atau rontok dapat disebabkan Anda mengalami
gangguan fungsi tiroid yang berdampak pada ovulasi. Gejala lainnya
yaitu kecemasan, kehilangan berat badan, denyut jantung yang cepat dan
kelelahan.
9. Kekurangan vitamin D

3
Meskipun penelitian mengenai seseorang yang kekurangan vitamin
D berhubungan dengan infertilitas masih sedikit, namun hal ini patut
dipertimbangkan. Jadi sebaiknya, konsultasikan dengan dokter apakah
Anda memerlukan suplemen

E. Patofisiologi
a) Patofisiologi pada wanita
Beberapa penyebab dan gangguan infertilitas dari wanita diantaranya gangguan
stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH dan LH tidak
adekuat sehingga terjadi gangguan dalam pembentukan folikel di ovarium. Penyebab
lain yaitu radiasi dan toksik yang mengakibatkan gangguan pada ovulasi. Gangguan
bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor dari infertilitas, diantaranya
cidera tuba dan perletakkan tuba sehingga ovum tidak dapat lewat dan tidak terjadi
fertilisasi dari ovum dan sperma. Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil
konsepsi tidak berkembang normal walaupun sebelumnya terjadi fertilisasi.
Abnormalitas ovarium, mempengaruhi pembentukan folikel. Abnormalitas servik
mempengaruhi proses pemasukan sperma.

b) Patofisiologi pada pria


Abnormalitas androgen dan testoteron diawali dengan disfungsi hipotalamus dan
hipofisis yang mengakibatkan kelaian status fungsional testis. Gaya hidup
memberikan peran yang besar dalam mempengaruhi infertilitas diantaranya merokok,
penggunaan obat-obatan dan zat adikltif yang berdampak pada abnormalitas sperma
dan penurunan libido.

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan infertilitas wanita bergantung pada penyebab infertilitas.
Beberapa obat dan tindakan medis dapat dilakukan, seperti pemberian klomifen
sitrat ataupun bayi tabung.

Farmakoterapi
Beberapa obat digunakan untuk menstimulasi ovarium secara terkontrol,
misalnya klomifen sitrat dan letrozole.
a. Klomifen Sitrat
Klomifen sitrat merupakan selective estrogen receptor modulator (SERM)
yang memiliki efek untuk meningkatkan sekresi gonadotropin dari pituitari
anterior. Umumnya klomifen sitrat disarankan pada pasien dengan anovulasi

4
kelas 2 dan ditemukan tidak efektif pada pasien dengan anovulasi kelas 1 dan
3.
Dosis klomifen sitrat yang disarankan adalah dimulai dari 50 mg sehari
dan dimulai pada hari ke 2-6 siklus haid. Pasien kemudian perlu menjalani
pemantauan folikel dengan USG transvaginal pada hari ke 12 untuk
mengevaluasi terjadinya kehamilan ganda. Pasien disarankan melakukan
hubungan seksual pada hari ke 12 siklus haid. Efek samping dari klomifen
sitrat adalah sindrom hiperstimulasi, rasa kurang nyaman pada perut, dan
kehamilan ganda.
b. Letrozole
Letrozole merupakan obat inhibitor aromatase yang bekerja dengan
mencegah konversi androstenedione dan testosterone menjadi estron dan
estradiol. Obat ini umumnya digunakan sebagai terapi adjuvant kanker
payudara. Akan tetapi, obat ini juga ditemukan dapat digunakan untuk induksi
ovulasi.
Dosis letrozole yang disarankan adalah dimulai dengan dosis 2,5, 5, atau
7,5 mg/hari pada siklus hari ke 3–7 dengan melakukan hubungan seksual 5
hari setelah menyelesaikan obat. Pada pasien PCOS, letrozole lebih
disarankan penggunaannya dibandingkan klomifen sitrat.
c. Terapi Gonadotropin
Terapi gonadotropin disarankan penggunaannya pada pasien dengan
gangguan anovulasi kelas 1, 2, dan 3. Terapi ini digunakan apabila terapi
klomifen sitrat gagal. Beberapa preparat dapat digunakan, seperti human
menopausal gonadotropin, urinary FSH, rekombinan HCG, dan rekombinan
FSH. Protokol penggunaan terapi gonadotropin sesuai dengan masing-masing
fasilitas kesehatan. Penggunaan preparat gonadotropin kombinasi FSH dan
LH rekombinan ditemukan memiliki efikasi yang lebih tinggi dibandingkan
FSH rekombinan saja.

Tindakan Medis
Tindakan atau prosedur medis umumnya dilakukan apabila farmakoterapi
tidak memiliki efek yang maksimal. Fertilisasi in vitro dan inseminasi
intrauterine merupakan prosedur yang umumnya dilakukan pada pasien
infertilitas.
a. Fertilisasi In Vitro
Fertilisasi in vitro (IVF) merupakan salah satu terapi utama infertilitas
pada wanita, terutama pada wanita dengan kerusakan tuba falopii dan

5
infertilitas persisten. Prosedur IVF dilakukan dengan pemberian injeksi
gonadotropin untuk hiperstimulasi ovarium terlebih dahulu dan 36 jam
kemudian pasien menjalani aspirasi jarum dengan ultrasonografi transvaginal
dan pengambilan oosit. Setelah itu, oosit akan ditaruh di media khusus dan
dilakukan inseminasi dengan sperma.
b. Inseminasi Intrauterin
Inseminasi intrauterine merupakan pilihan tata laksana infertilitas
idiopatik. Prosedur ini dapat dilakukan dengan atau tanpa prosedur stimulasi
ovarium. Inseminasi intrauterine dilakukan dengan menempatkan sperma pada
dekat 1 atau lebih oosit saat ovarium diperkirakan sedang pembuahan.

6
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFERTILITAS

Ny. LA, 37 tahun, seorang PNS di Sulawesi diantar suami Tn. Y, usia 38 tahun ke Poli
Obgyn pada tanggal 26 November 2016 Pkl 10.00 WIB dengan keluhan sakit kepala
dan tidak menstruasi sejak September 2016. Klien mengatakan sekitar 3 tahun yang
lalu mengeluh belum punya anak selama 4 tahun. Klien kemudian berobat ke Sp.OG
dan diberikan hormon untuk stimulasi. Klien sudah diberikan 3 kali hormon stimulasi
namun tidak membuahkan hasil. Sekitar 2 tahun yang lalu, klien mengeluh nyeri saat
menstruasi, nyeri terutama dirasakan hari pertama dan kedua menstruasi. Nyeri tidak
sampai mengganggu aktivitas. Klien kemudian berobat ke Sp.OG dan dikatakan
menderita endometriosis dan disarankan untuk laparoskopi operatif. Akan tetapi,
klien tidak setuju untuk dilakukan laparoskopi operatif. Sekitar 7 bulan yang lalu,
klien mengeluh nyeri menstruasi yang semakin berat. Nyeri sudah mengganggu
aktivitas, riwayat perdarahan per vaginam (-), riwayat dispareunia (-). Klien berobat
ke Sp.OG lainnya dan setuju untuk dilakukan laparoskopi operatif yang dijadwalkan
bulan Juli 2016. Sekitar 2 bulan yang lalu, klien mengeluh sakit kepala dan tidak
menstruasi. Sakit kepala dirasakan sejak klien mendapatkan injeksi tapros. Sakit
kepala dirasakan hilang timbul dan seperti tertimpa beban berat. Klien hanya istirahat
dan tidak minum obat untuk menghilangkan sakit kepala. Klien juga tidak menstruasi
sejak injeksi tapros. Demam (-), mual muntah (-), mata berkunang-kunang (-), nyeri
perut (-), BAB dan BAK tidak ada keluhan. Klien mengatakan keluarga tidak
memiliki riwayat endometriosis dan infertilitas. Klien mengatakan haid pertama umur
15tahun, haid teratur, siklus 28 hari dengan lama 7 hari. Haid terakhir 8 Agustus
2016. TD: 120/80 mmHg, HR: 80 x/menit, RR: 20x/menit, S: 36,8 0C, TB: 157 cm,
BB: 55 kg.

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Diri Pasien
Nama : Ny.LA
Umur : 37 Tahun
Jenis Kelamin : Perepmpuan
Alamat : Jl.Siberanti.RT 04 RW.01 PLG
Status Perkawinan : Nikah
Agama : Islam

7
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tgl. MRS/tgl Operasi : 12 November 2015 Jam :07:00 wita
Tgl. Pengkajian :12 November 2015 Jam :10:00
Sumber Informasi :Pasien
Keluarga yang dapat dihubungi : Suami
Nama : Tn.B
Umur : 30 Tahun
Pendidikan : SMP
Alamat : Jl.Siberanti.RT 04 RW.01 PLG
Pekerjaan : Petani

2. Status Kesehatan saat ini

b. Keluhan Utama
Saat dikaji klien mengeluh nyeri perut.
c. Riwayat keluhan utama
Keluhan dirasakan pada daerah perut, karena haid tidak teratur ,selama 4
hari sejak tanggal 12 November 2015.
d. Riwayat keluhan MRS.
Klien MRS dengan keluhan nyeri pada bagian perut, karena haid yang
tidak teratur, pusing, kepala terasa melayang dan nyeri seperti ditusuk-
tusuk secara hilang timbul. Pada tanggal 12 November 2015 Jam 07.00
WIB klien dibawa ke RSU Bethesda Via UGD dan dipindahkan ke
Paviliun Maria Jam 12.00 WIB.
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Penyakit yang pernah dialami

Kanak-kanak : Demam,Batuk
Kecelakaan : Belum pernah
Pernah di rawat : Belum pernah
Operasi : Belum pernah
Obat-obatan : menggunakan obat-obatan yanh dijual bebas
untuk mengobati sakit.
b. Pola Nutrisi

8
Sebelum sakit
BB : 49kg
TB : 157cm
Jenis makanan : 4 sehat 5 sempurna.
Makanan yang tidak disukai : Tidak ada
Makanan yang disukai : Lalapan
Makanan pantangan : Tidak ada
Nafsu Makan : Baik
Perubahan setelah sakit
Intake cairan : ± 2500ml
Output cairan : ± 1500ml
Porsi makanan : 2x/hari,masih rasa mual
Nafsu makan : tidak ada
c. Poal Esliminasi
Sebelum sakit
BAB frekuensi : 1-2x/hari
Konsistensi : lembek
Waktu : pagi
Penggunaan pencahar : tidak ada
BAK : frekuensi 4-5x/hari
Warna : Kuning
Bau : amominia
Perubahan setelah sakit
BAB : saat dikaji klien mengatakan belum
BAB BAK : melalui kateter
d. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit

Waktu tidur : 6-7 jam/hari


Kebiasan pengantar tidur : menonton Tv
Kesulitan dalam tidur : tidak ada

Perubahan setelah sakit


Waktu tidur :9-10 jam/hari

9
Kesulitan tidur : tidak ada

e. Pola aktivitas dan latihan


Kegiatan dalam pekerjaan : sebagai IRT
Olahraga : tidak pernah
Kegiatan di waktu luang : menonton TV

4. Riwayat Reproduksi
a. Pertama kali haid umur : 15 tahun, lamanya 6-7 hari, teratur warna
darah merah, konsiostensi cair tanpa gumpalan.
b. Pertama kali menikah usia 20 tahun ,kehamilan banyanya 2x abortus :
tidak pernah.
Section cesarra : tidak pernah
c. Menjadi peserta KB.

5. Riwayat Keluarga
Genogram

: Laki-laki

: perempuan

:
meninggal
: tinggal
bersama

10
Komentar :
Dikeluarga klien tidak ada yang menderita penyakit ini, hanya klien yang
menderita penyakit ini. Mengenai penyakit turunan seperti : hipertensi, DM,
disangkal oleh keluarga. Penyakit menular seperti : TBC, dan infeksi daerah
kewanitaan disangkal oleh keluarga
6. Riwayat Lingkungan
Klien tinggal dilingkungan rumah yang bersih dan masyarakat yang terbuka,
jauh dari bahaya radiasi dan polusi. Klien pernah mengalami ataupun terpajan
dengan udara bahaya dan polusi.

7. Aspek psikososial
a. Pola pikir dan persepsi menggunakan bantuan dengan menurunkan
sensitifitas pengaruh sakit, saat ini lebih berfokus dengan kondisi
penyakit dengan harapan dapat sembuh dan berkumpul kembali
dengan keluarga besar dirumah.
b. Keluarga besar dirumah
Suasana hati tidak terbebani dengan kondisi penyakit, banyak
mendapat dukungan, Dokter, Perawat dan teman.
c. Hubungan/komunikasi
Bicara relevan,jelas dan mampu mengekspresikan,menggunakan adat
istiadat lebih dominant suku tombulu.Pola komunikasi langsung, pola
keuangan memadai, biaya hidup ditanggung oleh suami, kesulitan
dalam keluarga tidak ada.
d. Pertahanan/mekanisme koping
Pengambilan keputusan adalah suami dan dibantu oleh klien sebagai
istri, mampu memecahkan masalah, selau mencari jalan keluar dalam
setiap permasalahan yang dihadapi.
e. System dan nilai kepercayaan
Yakin dan percaya terhadap TYME dan agama yang dianutnya yakni
agama Kristen Protestan Pentakosta.

8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran : Compos mentis
TD : 110/90 mmHg

11
N : 84x/mnt
Rr : 24x/mnt
T : 36,6ºc
b. Kepala
Bentuk : bulat simestris
Keluhan : tidak ada
c. Mata
Reaksi terhadap cahaya : baik
Bentuk : bulat isokor,tepi rata
Konjugtiva : anemis
Fungsi penglihatan : baik
d. Hidung
Nasal septum : centralis
Cancha : tidak kemerahan,tidak ada pengeluran
lendir
Mulut dan kerongkongan : tidak ada peradangan
Kesulitan menelan : tidak ada
e. Dada dan paru-paru
Suara nafas : bronchoveskuler
Batuk : tidak ada
Ronchi/wheezing : tidak ada
Sputum : tidak ada
Pola nafas : thorax
Mamae : agak simetris
f. Jantung dan sirkulasi
Irama : sinkron dengan irama
Jantung nyeri : tidak ada
g. Abdomen
Inspeksi : terdapat luka operasi secara horizontal.
Palpasi : nyeri tekan
Auskultasi : bising usus
h. Status neurology : GCS:E4 V5 M6=15
i. Genetalia
Inspeksi : labio mayor menutupi labio minor yang

tampak kemerahan orivisium uretra

12
j. Ekstremitas
i. Ekstremitas atas
Kesimetrisan : simetris
Cyanosis : tidak ada
Hiperpigmentasi : tidak ada
Ederma : tidak ada
Akral : hangat
ii. Eksremitas bawah
Kesimetrisan : simetris
Cyanosis : tidak ada
Hiperpigmentasi : tidak ada
Ederma : tidak ada
Akral : hangat
iii. Terpasang IVFD Sol Ringle laktat : 20gtt/mnt
iv. Lokasi : tangan hangat
9. Data penunjang
Pemeriksaan labotarium
Ureum : 20mg/dl
Kreatinim : 0,8mg/dl
Albumin : 3,8mg/dl
Hb : 11,5mg/dl
10. Klasifikasi data
a. Data subjektif
i. Klien mengatakan nyeri daerah perut
ii. Klien mengatakan cemas dengan keadaan penyakitnya
iii. Klien mengatakan tidak ada nafsu makan
b. Data objektif
i. Nyeri tekanan pada daerah abdomen
ii. Wajah meringis
iii. Cemas dengan keadaan penyakit
iv. Tanda-tanda vital
TD : 110/90mmHg RR : 24x/mnt
N : 84x/menit T : 36,6ºC
11. Analisis Data

Data Etiologi Masalah

13
1 DS : Nyeri akut
● Klien mengatakan
nyeri daerah perut
DO :
● Wajah tampak
meringis
● TD : 110/90 mmHg
● N : 84x/mnt
● R : 24x/mnt

2 DS : Infertilitas Ansietas
● Klien mengatakan
cems dengan
keadaan
penyakitnya Kurang pengetahuan
pasien dam keluarga
DO:
mengenai proses
● Pasien dan keluarga penyakitnya
sering bertanya
pada dokter dan
perawat tentang
penyakitnya
Merupakan stressor bagi
pasien

Ansietas

B. MASALAH KEPERAWATAN
1. Nyeri akut

14
2. Ansietas

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d reseptor
2. Ansietas b/d kurang pengetahuan mengenai proses penyakit
D. INTERVENSI

N Diagnosa Tujuan ( NOC ) Intervensi ( NIC )


o.

1. Nyeri akut b/d NOC : NIC :


reseptor
Pain
Nyeri
Level, Pain Management

Pain ● Kaji tipe dan sumber


DS nyeri untuk
control, menentukan
● Klien
Comfort intervensi
mengatakan
nyeri daerah level ● Observasi
perut reaksi
Kriteria Hasil :
DO nonverbal
● Mampu
● Wajah tampak mengontrol dari
meringis nyeri (tahu ketidaknyamanan
● TD : penyebab
nyeri, ● Gunakan
110/90mmHg
● N : 84x/mnt mampu teknik

● R : 24x/mnt menggunakan komunikasi


tehnik terapeutik untuk
nonfarmakolog mengetahui
i untuk pengalaman nyeri
mengurangi pasien
nyeri, mencari
bantuan) ● Evaluasi pengalaman
nyeri masa

15
lampau
● Melaporkan
bahwa ● Kontrol lingkungan
yang
nyeri
dapat
berkurang dengan
menggunakan mempengaruhi
manajemen nyeri nyeri

● Mamp seperti suhu


u mengenali ruangan,
pencahayaan dan
nyeri
kebisingan

(skala, intensitas, ● Kurangi


frekuensi dan
tanda nyeri) faktor

● Menyatakan presipitasi nyeri


rasa
● Pilih dan
nyaman setelah lakukan
nyeri berkurang penanganan
nyeri
● Tanda vital
dalam (farmakologi, non

rentang normal farmakologi dan


inter personal)
● Ajarkan tentang
teknik non
farmakologi
● Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
● Evaluasi keefektifan

16
kontrol nyeri
● Tingkatkan
istirahat
● Kolaborasikan
dengan dokter
jika ada keluhan
dan tindakan
nyeri tidak
berhasil
Analgesic
Administration
● Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
● Tentukan

lokasi,
karakteristik,
kualitas, dan derajat
nyeri sebelum
pemberian obat
● Cek instruksi
dokter
tentang jenis
obat,
dosis, dan frekuensi
● Cek riwayat
alergi
● Tentukan

17
analgesik
pilihan,
rute
pemberian, dan dosis
optimal
● Pilih rute
pemberian
secara IV, IM
untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
● Berikan analgesik
tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
● Evaluasi
efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)

2 DS : NOC : NIC :

● Klien Anxiety control Anxiety Reduction


mengatakan (penurunan
cemas Coping kecemasan)
dengan Kriteria Hasil : ● Gunakan
keadaan
penyakitnya.
pendekatan
DO : ● Klien
yang menenangkan
mampu
● Pasien dan
mengidentifikasi ● Nyatakan dengan
keluarga
jelas harapan
sering
dan terhadap pelaku
bertanya
mengungkapkan pasien
pada dokter
gejala cemas

18
● Mengid ● Jelaskan semua
tentang
prosedur
penyakitnya. entifikasi,
mengungkapkan dan dan apa yang
menunjukkan tehnik dirasakan selama
untuk mengontol prosedur
cemas
● Temani
● Vital sign pasien
dalam untuk
batas normal
memberikan keamanan
● Postur tubuh,
dan mengurangi takut
ekspresi
wajah, ● Berikan
bahasa tubuh
informasiFaktual
dan
mengenai
tingkat
diagnosis tindakan
prognosis
aktivitas
menunjukkan ● Dengarkan dengan
berkurangnya penuh perhatian
kecemasan
● Identifikasi tingkat
kecemasan
● Bantu pasien
mengenal situasi
yang
menimbulkan
kecemasan
● Intruksi pasien
menggunakan
teknik relaksasi

19
E. Implementasi dan Evaluasi

N DX HARI/ IMPLEMENTAS EVALU


o TGL I ASI
.

Nyeri akut b/d Jum’at 1.Mengatur posisi Tanggal 13


13 pasien dengan november 2015
reseptor nyeri novembe cara posisi kepala Jam :08:30 WIB
DS : r 2015 lebih

● klien 2. observasi TTV S: pasien


mengata dengan hasil mengatakan
kan TD: 110/90mmHg nyeri pada
nyeri daerah perut
daerah N : 84x/mnt
perut RR: 24x/mnt
DO O: ekspresi
T: 36,6ºC wajah pasien
● wajah 3. Mengkaji tampak
tampa tingkat nyeri meringis.
k pasien.
mering
is Hasil: tingkat A: masalah
nyeri 4-7 =nyeri belum teratasi
● TD: sedang dengan
110/90 durasi 2-3 menit
mmHg
4. Mengajarkan P : tindakan
● N :84x pasien relaksasi lanjut.
/mnt dalam dan

20
● R: dilakukan saat
24x/m pasien
nt merasakan nyeri
Hasil: nyeri
belum
berkurang.

Sabtu 14 Tanggal 14
1. Mencatat
novembe november 2015
masalah
r 2015 Jam :08:30 WIB
medis/psikolo
gis S: klien
mengatakan
Hasil: adanya
nyeri masih
nyeri
terasa
2. Mencatat
adanya sakit,
karakteristik O: nyeri tekan
intensitas dan durasi 1-2 detik
durasi hasil:
TD:
nyeri tekan
110/90mmHg
dan lepas 2-3
detik N : 84x/mnt
meningkat
RR: 24x/mnt
dengan
penekanan
dan
pergerakan A: masalah
berlebihan belum teratasi
pada perut
3. Mengkaji P: lanjutkan
TTV intervensi
Hasil:
TD:
110/90mmHg

21
N : 84x/mnt
RR: 24x/mnt
4. Mengkaji
kenyamanan
yang berasal
dari perut
Hasil: klien
merasakan
nyeri hanya di
daerah perut
5. Menganjurka
n teknik
relaksasi,men
arik nafas
dalam
Hasil: klien
mampu
mempraktekk
an dan merasa
sedikit
nyaman.

Minggu Tanggal 15
1. Mencatat adanya
15 november 2015
sakit,
novembe Jam :08:30 WIB
karakteristik
r 2015
intensitas dan
durasi hasil:
S: klien
nyeri tekan dan
mengatakan
lepas 1-2 detik
nyeri berkurang
meningkat
dengan O:
pergerakan
TD:
2. Mengkaji TTV 110/90mmHg

22
Hasil: N : 84x/mnt

TD: 110/90mmHg RR: 24x/mnt

N : 84x/mnt Klien mampu


mempraktekkan
RR: 24x/mnt teknik relaksasi
3. Menganjurkan nafas dalam
teknik relaksasi
Hasil: klien A: masalah
sudah belum teratasi
mempraktekkan
teknik relaksasi,
tarik nafas P: lanjut
dalam setiap tindakan
merasa nyeri.

Senin 16 Tanggal 16
1. Mencatat
novembe november 2015
adanya sakit,
r 2015 Jam :08:30 WIB
karakteristik
Hasil : klien
mengatakan S: klien
nyeri mengatakan
berkurang nyeri hilang
2. Mengkaji
TTV
Hasil:
O:
TD: 110/90mmHg
TD:
N : 84x/mnt 110/90mmHg
RR: 24x/mnt N : 84x/mnt
3. Memberikan RR: 24x/mnt
obat sesuai

23
A: masalah
indikasi
teratasi

P: intervensi
dihentikan

Selasa Tanggal 17
1. Mengkaji
17 november 2015
tingkat
novembe Jam :09:00 WIB
kecemasan
r 2015
pasien
Hasil : pasien S: pasien
tidak cemas mengatakan
lagi dan tidak cemas lagi
pasien tampak dengan
tenang keadaanya
2. Memberikan
penjelasan
O: pasien
mengenai
memahami dan
penyakit
mengerti dengan
Hasil: pasien keadaanya
mengerti
dengan
penjelasannya A: masalah
teratasi
3. Menganjurka
n keluarga P: intervensi
untuk dihentikan
memberikan
support atau
dukungan
pada pasien.
4. Memberikan
dorongan
spritual

24
terhadap
pasien

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Di bidang reproduksi, infertilitas diartikan sebagai kekurang mampuan
pasangan untuk menghasilkan keturunan, jadi bukanlah ketidak mampuan mutlak
untuk memiliki keturunan. Jadi, pasangan suami istri dikategorikan mengalami
infertilitas bila tidak juga mengalami pembuahan, sekalipun sudah melakukan
hubungan seksual secara teratur - tanpa kontrasepsi - dalam periode setahun.
Sedangkan kemandulan atau sterilitas adalah perempuan yang rahimnya telah
diangkat atau laki-laki yang telah dikebiri (dikastrasi).infertilitas terbagi menjadi
infertilitas primer dab inrfertilitas sekunder. Infertilitas primer adalah bila
pasangan tersebut belum pernah mengalami kehamilan sama sekali, sedangkan
infertilitas sekunder adalah bila pasangan tersebut sudah memiliki anak, kemudian
memakai kontrasepsi namun setelah di lepas selama satu tahun belum juga hamil.

B. SARAN
Setiap pasangan suami istri pasti mendambakan anak dari hasil
perkawinannya itu, anak adalah merupakan suatu pelengkap dari sebuah keluarga
inti,tanpa anak pasangan suami istri tersebut belum bisa dikatakan sebuah keluarga
inti/lengkap. Namun, sebuah keluarga berencana demi kesehatan tidak pernah
lengkap tanpa penanggulangan masalah infertilitas. Ditinjau dari sudut
kesehatanya, keluarga berencana harus meliputi pencegahan dan pengobatan
infertilitas, apalagi kalau kejadiannya sebelum pasangan memperoleh anak-anak
yang diharapkan.
Beberapa saran untuk pasangan kurang subur :
● Mengubah tehnik hubungan seks, dapat memperhatikan masa subur istri.
● Memilih makanan yang dapat meningkatkan kesuburan suami-istri.

25
● Menghitung masa minggu subur dengan jalan menggunakan termokauter
khusus atau menghitung melalui hari pertama dating bulan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kame RM. Management of the infertile couple: an evidance-based protocol.


Reprod Biol Endoccrinol.2010;21.
2. Cates W, Farley TM, Rowe PJ. Worldwide Patterns of Infertillity: is Africa
different? Lancet. 1985 sep 14;2(8455):596-8
3. Whitman-Elia GF, Baxle EG. A Primarry Care Appoarch to the infertile
couple. J Am, Board Fam Pract. 2001 jan-feb;(1):33-45
4. Harapan, Rustam E. 1994. Neoplasia Intraepitel PadServiks. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka.
5. Prawirohardjo,Sarwono.1994.Ilmu kandungan. Jakarta: Gramedia.
6. file:///F:/INFERTILITAS%20&%20ABORTUS/Askep%20Infertilitas
7. %20%C2%AB%20Hidayat2%27s%20Blog.htm

26

Anda mungkin juga menyukai