Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 4

Irzi
Yonanda
Revita
Panji
Raya
PENGERTIAN
Puisi adalah teks atau karangan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan mengutamakan keindahan
kata – kata

JENIS JENIS PUISI :


*Puisi Naratif
Puisi naratif mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini terbagi menjadi ke dalam beberapa macam,
yaitu balada dan romansa :
-Balada : Puisi yang berisi cerita tentang orang – orang perkasa ataupun tokoh pujaan. Contoh Balada Orang –
orang Tercinta dan Blues untuk Bonnie karya Ws Rendra.
-Romansa : Jenis puisi cerita yang menggunakan bahasa romantik yang berisi kisah percintaan, yang diselingi
perkelahian dan petualangan

*Puisi Larik
Jenis Puisi ini dibagi ke dalam beberapa macam, misalnya elegi, ode, dan serenada :
-Elegi : adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka
-Serenada : adalah sajak percintaan yang dapat dinyayikan pada waktu senja
-Ode : adalah puisi yang berisi pujian terhadap seseorang, suatu hal, atau suatu keadaan
Puisi Deskriptif

Penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan/peristiwa, benda, atau suasana
yang dipandang menarik perhatiannya.
Puisi deskriptif misalnya satire dan puisi yang bersifat kritik sosial.
-Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu
keadaan, namun dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya.
-Puisi kritik sosial adalah puisi yang juga menyatakan ketidaksenangan penyair terhadap
keadaan atau terhadap diri seseorang, namun dengan cara membeberkan kepincangan atau
ketidakberesan keadaan/ orang tersebut.
Jenis – Jenis Puisi

Berdasarkan Jamannya Berdasarkan Isi

Puisi Lama

(Balada,Romansa)
Kontemporer

Puisi Baru Puisi Deskriptif


Mantra,

Puisi Naratif
Puisi Larik
Pantun,
Puisi

Balada, Ode, (Satire, Kritik


Karmina,
Satire, (Elegi, Sosial)
Seloka
Soneta Serenada,
Gurindam,
Ode)
Syair Talibun
Contoh Puisi Naratif

Romansa : Balada :

= Surat Cinta = Karya: WS Rendra. Saya lebih Suka Mengetahuinya

Kutulis surat cinta ini Cerita masa lalu


kala hujan gerimis Nenek bisa memberitahuku
bagai bunyi rambut mainan Bukan tentang kisah yang
anak-anak peri dunia yang gaib. menginspirasi saya
Dan angin mendesah Dia hanya ingin membuatku tertawa
mengeluh dan mendesah.
Wahai, Dik Narti, Itu saja
aku cinta kepadamu! Ya itu saja
Kutulis surat ini saya tidak tahu kenapa
kala langit menangis Atau mungkin nenek saya tidak
dan dua ekor belibis memiliki sejarah
bercinta-cintaan dalam kolam Yang dia bisa banggakan padauk
bagai dua anak nakal
jenaka dan manis Tapi saya lebih suka belajar
mengibaskan ekor Saya belajar darinya
serta menggetarkan bulu-bulunya. Kamu lebih baik tertawa
Wahai, Dik Narti, Alih-alih kesombongan
kupinang kau menjadi istriku!
Contoh Puisi Larik

Elegi : Serenada : Ode :

Permintaan karya W.S Rendra Serenada Ungu Puisi untuk Guru


Karya: Muhammad Yanuar
Wahai, rembulan yang pudar Musim silam telah kita panjat
Jenguklah jendela kekasihku! Bianglala yang sama setiap Engkau bagaikan cahaya
Ia tidur sendirian, senja Yang menerangi jiwa
Hanya berteman hatinya rindu Dari puncak awan yang Dari segala gelap dunia
menggapai bulan Engkau adalah setetes embun
Kita pandangi ladang jagung Yang menyejukkan hati
Yang kita cita – citakan Hati yang ditikam kebodohan
Kehidupan terus berjalan Sungguh mulia tugasmu guru
Bahkan Tuhan pun telah Tugas yang sangat besar
janjikan kita Guru engkau adalah pahlawanku
Gelas madu kebahagiaan Yang tidak mengharapkan balasan
Segala yang engkau lakukan
Engkau lakukan dengan ikhlas
Guru jasamu takkan kulupa
Guru ingin kuucapkan
Terima kasih atas jasamu
Contoh Puisi Deskriptif Satire : Puisi Kritikan Sosial

Kaya Raya Pendidikan Moral Bangsaku (Gagal)


Pejabat kita kaya raya Oleh:Fadil Que Sera Sera
Lihat saja mewah mobilnya Sungguh mulia jasamu guru
Isi dompet tebal sekali Mengajar kami tentang moral
Bagaimana tak Sejahtera Mengajar kami kesederhanaan
Mengajarkan kami rasa sosial
Atas Nama Rakyat Indonesia Kini kau gagal
Pejabat kita meminta minta Di jalan ini
Utang ke berbagai negara Miris hati
Tapi dimakan oleh mereka Memandang putih abu abu
Penuh hiasan indah
Melukiskan sikap anak didikmu
Apakah aku yang hilang akal?
Atau mereka?
Bukakah masih ada kanvas disana tuk
melukis?
Bukankah disana masih ada buku tuk menulis
Putih abu abu jadi kanvas coret sore tadi
Sementara di kolong jembatan
Sang jelata bertelʌnjang dada
Gagal... gagal pendidikan moral bangsaku
Kini jadi bangsa bangga dengan mubazir
Dimana...
Dan kemana lagi nasib bangsaku...

Anda mungkin juga menyukai