Anda di halaman 1dari 6

PENGUKURAN DASAR MEKANIKA

Nama : Handoyo Margi Waluyo


NIM : H12112022
A. Latar Belakang dan Tujuan papan tersebut dapat dituliskan sebagai 5,2
Fisika adalah ilmu pengetahuan yang 0,1 cm. Hasil (“ kurang lebih 0,1 cm”
berbasis pada pengamatan terhadap gejala ) menyatkan perkiraan ketidakpastian pada
alam. Inti dari pengamatan adalah pengukuran itu, sehingga lebar sebenarnya
pengukuran. Dengan demikian, fisika adalah paling mungkin berada diantara 5,1 dan 5,3
ilmu pengetahuan yang berdasarkan pada cm. Persen ketidakpastian merupakan rasio
pengukuran. Kebenaran tertinggi dalam antara ketidakpastian dan nilai yang
fisika adalah hasil pengamatan terukur, dikalikan dengan 100. Misalnya,
(eksperimen). Hal ini berarti jika ada teori jika pengukuran adalah 5,2 dan
yang ramalannya tidak sesuai dengan hasil ketidakpastian antara sekitar 0,1 cm, persen
pengamatan, maka teori tersebut ditolak ketidakpastian adalah .
bagaimanapun bagusnya teori tersebut. Hal
Seringkali, ketidakpastian pada suatu
ini menunjukkan betapa pengamatan dalam
nilai struktur tidak dinyatakan secara
fisika itu sangat penting. Itulah sebabnya
explisit. Pada kasus seperti ini,
pengetahuan tentang cara pengukuran
ketidakpastian biasanya dianggap sebagai
merupakan kebutuhan yang penting.
satu atau dua satuan ( atau bahkan tiga )
Kita harus mempelajari cara
dari digit terakhir yang diberikan. Sebagai
pengukuran besaran fisika dan bagaimana
contoh, jika panjang sebuah benda
menggunakan alat ukur dengan benar.
dinyatakan sebagai 5,2 cm, ketidakpastian
Kesalahan dalam pengukuran alat ukur
dianggap 0,1 cm ( atau mungkin 0,2 cm ).
mengakibatkan data yang diperoleh tidak
Dalam hal ini, adalah penting bagi anda
dapat dipertanggunngjawabkan karena
untuk tidak menulis 5,20 cm, karena hal ini
mengandung kesalahan. Hal lebih fatal lagi
menyatakan ketidakpastian sebesar 0,01
adalah kesalahan penggunaan alat ukur
cm; dianggap bahwa panjang benda
dapat merusak alat ukur itu sendiri, bahkan
tersebut mungkin antara 5,19 dan 5,21 cm,
dapat mencelakakan penggunanya.
sementara sebenarnya anda menyangka
B. Landasan Teori
nilainya antara 5,1 dan 5,3 cm.
Dalam penyelidikan untuk memahami
Jumlah digit yang diketahui dapat
dunia di sekitar kita, para ilmuwan mencari
diandalkan disebut jumlah angka
hubungan antara berbagai besaran fisika
signifikan, dengan demikian ada empat
yang mereka teliti dan ukur.Pengukuran
angka sinifikan pada angka 32,21 dan dua
yang akurat merupakan bagian penting
pada 0,062 cm ( nol pada angka pertama
dalam fisika. Tetapi tidak ada pengukuran
dan kedua hanya merupakan “ pemegang
yang benar – benar tepat. Ada
empat “ yang menunjukan di mana koma
ketidakpastian yang berhubungan dengan
diletakan ). Jumlah angka signifikan
setiap pengukuran. Ketidakpastian muncul
mungkin tidak terlalu jelas.
dari sumber yang berbeda. Di antara yang
(Giancolli, 2001, hal 7-8)
paling penting, selain kesalahan, adalah
Pengukur sering mengindikasikan
keterbatasan ketepatan setiap alat ukur dan
akurasi dari nilai terukur – yaitu, seberapa
ketidakmampuan membaca sebuah
dekat nilai terukur itu terhadap nilai
instrumen di luar batas bagian terkecilyang
sebenarnya – dengan menuliskan bilangan
ditunjukan. Misalnya, jika anda memakai
diikuti symbol ±, dan bilangan kedua yang
sebuah penggaris centimeter untuk
ketidakpastian pengukuran. Jika diameter
mengukur lebar sebuah papan , hasilnya
sebuah batang baja dituliskan sebagai 56,47
dapat dipastikan akurat sampai 0,1 cm,
± 0,02 mm, ini artinya nilai sebenarnya
yaitu bagian terkecil dari penggaris
tidak mungkin kurang dari 56,45 mm atau
tersebut. Alasannya adalah sulit bagi
lebih dari 56,49 mm. dalam notasi pendek
peneliti untuk memastikan suatu nilai di
yang umumnya digunakan, bilangan
antara garis pembagi terkecil tersebut, dan
1,6454(21) memiliki arti 1,6454 ± 0,0021.
penggaris itu sendiri mungkin tidak di buat
Bilangan di dalam tanda kurung
atau dikalibrasi sampai ketepatan yang
menunjukan ketidakpastian pada angka
lebih baik dari ini.
digit – digit bilangan utama.
Ketika menyatakan hasil pengukuran,
(Young dan Freedman,1999)
penting juga untuk menyatakan ketepatan,
1. Jangka Sorong
atau perkiraan tidakpastian, pada
pengukuran tersebut. Sebagai contoh, lebar

FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 1


Jangka sorong adalah alat yang Hydrometer sering juga disebut
digunakan untuk mengukur suatu aerometer. Alat ini terdiri dari sebuah
panjang benda yang mempunyai batas tabung berskala yang bagian bawahnya
ketelitian 0,1 mm. Setiap jangka sorong diberi beban raksa, supaya dapat
memiliki skala utama (SU) dan skala mengapung tegak lurus dalam zat cair
bantu atau sekala nonius (SN). Jangka yang akan diukur berat jenisnya.
sorong terdiri dari dua pasang rahang Pengukuran berat jenis zat cair dengan
pasangan. Rahang yang pertama hydrometer masih harus dibantu
digunakan untuk mengukur diameter dengan perhitungan. Misalnya kita akan
dalam, sedangkan rahang yang kedua mengukur berat jenis alcohol.
digunakan untuk mengukur diameter Hydrometer atau aerometer yang
luar. mempunyai skala yang dapat langsung
(Giancoli, 2001 : 19-20) menunjukkan berat jenis zat cair
2. Mikrometer Sekrup disebut densimeter (tidak perlu dengan
Mikro meter sekrup adalah alat perhitungan). Adapula hydrometer
ukur yang dapat melihat dan mengukur yang tidak dipakai untuk menentukan
benda dengan satuan ukur yang berat jenis zat cair, tetapi untuk
memiliki 0,01 mm. Biasa digunakan menentukan kadar larutan asam, susu,
untuk mengukur ketebalan suatu gula pasir, dan alcohol. Hydrometer
benda. Mikrometer sekrup memiliki dua yang khusus digunakan untuk
bagian skala mendatar (SM) sebagai mengukur kadar larutan gula pasir
skala utama dan skala putar (SP) disebut sakarimeter.
sebagai skala nonius. (Giancoli, 2001 : 14-15)
(Giancoli, 2001 : 16-17) C. Metodologi
3. Termometer Pengamatan dilakukan pada hari
Termometer adalah alat yang rabu, 10 oktober 2012 di lab. Fisika dasar
digunakan untuk temperature suatu zat. FMIPA UNTAN. Pengamatan yang di lakukan
Ada dua jenis termometer yang umum antara lain:
digunakan dalam laboratorium, yaitu 1. Pengukuran Panjang dengan Jangka
termometer air raksa dan termometer Sorong
alcohol. Keduanya adalah termometer - Alat dan Bahan:
jenis batang gelas dengan batas ukur Satu buah Jangka Sorong, satu buah
minimum -10C dan batas ukur Kubus, satu buah Cincin Silindris, dan
maksimum +110C. Nilai skala terkecil Alat Tulis.
untuk dua jenis termometer tersebut - Kegiatan Pengukuran:
dapat ditentukan seperti halnya Pertama, Jangka Sorong diambil
menentukan nilai skala terkecil sebuah kemudian ditentukan nilai skala
mistar biasa, yaitu dengan mengambil utamanya dan dihitung jumlah skala
batas ukur tertentu dan membaginya noniusnya, dan tidak lupa jangka
dengan jumlah skala dari nol sampai sorong untuk selalu dikalibrasikan
pada ukuran yang diambill tersebut. setiap akan digunakan. Ditentukan
(Giancoli, 2001 : 12-13) dahulu NST jangka sorong yang akan
4. Neraca Analitik digunakan. kubus yang telah
Neraca analitik adalah alat yang disiapkan diukur dimensinya
digunakan untuk mengukur massa sebanyak tiga kali dan hasilnya
suatu benda. dicatat dalam tabel. Selanjutnya
(Giancoli, 2001 : 21-22) untuk pengamatan kedua dengan
Dengan menggunakan tiga jangka sorong, diameter dalam dan
lengan, masing – masing lengan neraca diameter luar dari cincin silindris di
mempunyai skala . Lengan pertama ukur masing-masing sebanyak tiga
mempunyai skala ratusan,lengan kedua kali serta hasilnya dicatat dalam tabel.
mempunyai skala puluhan dan lengan 2. Pengukuran Panjang dengan
ketiga mempunyai skala satuan. Untuk Mikrometer
mengetahui massa benda yang diukur, - Alat dan Bahan:
kita hanya menggeser lengan skala Satu buah mikrometer, satu buah
tersebut. koin, dan alat tulis.
5. Viskositas - Kegiatan Pengukkuran:
Hidrometer adalah alat untuk Pertama, mikrometer diambil,
mengukur berat jenis zat cair. kemudian ditentukan nilai skala

FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 2


utamanya dan dihitung jumlah skala menit dan berturut-turut, hasilnya
noniusnya, dan tidak lupa dicatat dalam tabel.
mikrometer sekrup untuk selalu 4. Neraca Analitik
dikalibrasikan setiap akan digunakan. - Alat dan Bahan:
ditentukan dahulu NST mikrometer Satu buah kubus, satu buah neraca
sekrup yang akan digunakan. analitik, dan alat tulis.
selanjutnya koin yang telah disiapkan - Kegiatan Pengukuran:
diukur ketebalannya sebanyak tiga Pertama neraca analitik disiapkan
kali dan hasilnya dicatat dalam tabel. dan dikalibrasikan terlebih dahulu.
3. Pengukuran Temperatur dengan Setelah itu, kubus diletakkan di atas
Termometer neraca analitik. Massa yang ada pada
- Alat dan Bahan: kubus, dihitung sebanyak tiga kali
Satu buah gelas ukur, satu buah dan dicatat dalam tabel.
termometer, satu buah pembakar 5. Menentukan Massa Jenis Zat Cair
spirtus, satu buah batang statif dan - Alat dan Bahan:
kakinya, air 100ml Satu buah hidrometer, tiga buah gelas
- Kegiatan Pengukuran: ukur dan masing-masing diisi dengan
Pertama batang statif dan kakinya air, minyak, dan oli.
disatukan. Kemudian gelas ukur diisi - Kegiatan Pengukuran:
dengan air 100ml dan gelas ukur Pertama gelas ukur diisi dengan
disatukan dengan batang statif. air=500ml, minyak=950ml, dan
Pembakar spirtus dihidupkan dan oli=750ml. Hidrometer dimasukkan
diletakkan di bawah gelas ukur. dalam gelas ukur yang berisi air,
Termometer di masukkan di dalam minyak dan oli secara bergantian dan
Air dengan syarat tidak menyentuh berurutan. Setelah itu, massa jenis
gelasnya. Didihkan air hingga ketiga zat cair tersebut dihitung
mencapai suhu 70 dan pembakar masing masing sebanyak tiga kali.
spirtus dimatikan. Setiap perbedaan Hasilnya dicatat dalam tabel.
atau penurunan suhu selama satu
D. Hasil dan Pembahasan
1. Pengukuran Panjang dengan Jangka Sorong
a) Tabel
Benda Panjang (cm) Lebar (cm) Tebal (cm)
1. 2 cm 1. 2 cm 1. 2 cm
2. 2 cm 2. 2 cm 2. 2 cm
Kubus
3. 2 cm 3. 2 cm 3. 2 cm
̅ 2 cm ̅ 2 cm ̅ 2 cm
Diameter Dalam (cm) Diameter Luar (cm)
1. 2,71 cm 1. 3,225 cm
Cincin
2. 2,71 cm 2. 3,225 cm
Silindris
3. 2,71 cm 3. 3,225 cm
̅ ̅

b) Analisa
Nilai Skala Utama : 1 mm = 0,1 cm
Jumlah Skala Nonius : 20 Skala
NST Jangka Sorong : 0,01 mm = 0,001 cm
Penghitungan Ketidakpastian:
Kubus :

̅ ̅ ̅

Panjang Kubus (p); Lebar Kubus (l); Tebal Kubus (t);

FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 3


| ̅ | | ̅ | | ̅ |
| | | | | |
Cincin Silindris
̅ ̅

Diameter Dalam ( ) DiameterLuar ( )


|̅ | |̅ |
| | | |

2. Pengukuran Panjang dengan Mikrometer


a) Tabel
Benda Penunjukan SU Penunjukan SN Tebal Benda (mm)
1. 1,5 mm 1. 40 x 0,01 = 0,4 mm 1. 1,9 mm
Koin 2. 1,5 mm 2. 40 x 0,01 = 0,4 mm 2. 1,9 mm
3. 1,5 mm 3. 40 x 0,01 = 0,4 mm 3. 1,9 mm

b) Analisa
Nilai Skala Utama : 0,5 mm
Jumlah Skala Nonius : 50 Skala
NST Mikrometer : 0,01 mm
Penghitungan Ketidakpastian:
̅

Tebal Lempeng Logam/Koin


| ̅ |
| |

3. Pengukuran Temperatur dengan Termometer


a) Tabel
No Menit ke- Temperatur Perubahan Temperatur

1 1 69 69 -29 =40

2 2 67 67 -29 =38

3 3 65 65 -29 =36

4 4 64 64 -29 =35

5 5 63 63 -29 =34

6 6 62 62 -29 =33

b) Analisa
NST Thermometer :1
Temperatur mula-mula : 29
Hubungan antara lamanya pemanasan dengan perubahan temperature zat cair:

FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 4


Suhu berpindah dari suhu yang lebih tinggi ke suhu yang lebih rendah, sehingga lamanya
suatu zat yang dipanaskan akan mempengaruhi perubahan suhu. Dan juga, secara induktif
makin besar kenaikan suhu makin besar pula kalor yang akan diserap oleh suatu benda.
4. Neraca Analitik
a) Tabel
Benda Panjang (cm) Lebar (cm) Tebal (cm) Massa (Kg)
1. 1,9 cm 1. 1,9 cm 1. 1,9 cm 1. 6,16 x 10-2 Kg
2. 1,9 cm 2. 1,9 cm 2. 1,9 cm 2. 6,16 x 10-2 Kg
Kubus
3. 1,9 cm 3. 1,9 cm 3. 1,9 cm 3. 6,15 x 10-2 Kg
̅ 1,9 cm ̅ 1,9 cm ̅ 1,9 cm ̅ 6,15 x 10-2 Kg

b) Analisa
Massa Jenis Benda:
2
dik ma a 1 gr 00 1 g 1 10

Penghitungan Ketidakpastian:
̅ ̅ ̅

Panjang Kubus (p); Lebar Kubus (l); Tebal Kubus (t);


| ̅ | | ̅ | | ̅ |
| | | | | |

Massa Kubus:
|̅ |
| |
5. Menentukan Massa Jenis Zat Cair
a) Tabel
Air Minyak Oli
1. 1,000 gr/cm3 1. 0,905 gr/cm3 1. 0,880 gr/cm3
Viskositas 2. 0,990 gr/cm3 2. 0.900 gr/cm3 2. 0,880 gr/cm3
3. 0,990 gr/cm3 3. 0,905 gr/cm3 3. 0,880 gr/cm3
̅̅̅̅ 0,993 gr/cm3 ̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ 0,903 gr/cm3 ̅̅̅̅ 0,880 gr/cm3

b) Analisa
Ketidakpastian Air:
̅̅̅̅

FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 5


Massa Jenis Air adalah:
|̅̅̅̅ |
| |
Ketidakpastian Minyak
̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅

Massa Jenis Minyak adalah:


|̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅ |
| |
Ketidakpastian Oli:
̅̅̅̅

Massa Jenis Oli adalah:


|̅̅̅̅ |
| |

E. Kesimpulan
Dari pengamatan diatas, dapat disimpulkan bahwa alat ukur panjang yang paling teliti adalah
mikrometer sekrup yang memiliki ketelitian 0,01mm. Setiap alat ukur panjang memiliki ketelitian
yang berbeda. Sebaiknya, jika ingin mengukur benda yang tipis, lebih baik menggunakan mikrometer
sekrup. Jangka sorong memiliki ketelitian 0,1 mm, dan mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01
mm. Untuk mengukur massa suatu benda, gunakan neraca analitik. Untuk mengukur massa jenis zat
cair, gunakan hidrometer. Dan untuk mengukur suhu, gunakan termometer. Dari suatu pengukuran
yang berulang, kemungkinan didapat hasil yang berbeda yang disebut sebagai ketidakpastian.

Pustaka
Giancolli, Douglas. 2001. Fisika jilid 1. Jakarta : Erlangga
Young, Freedman.1999. Fisika Universitas Edisi ke-10 jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga
Tippler, P.A.1998. Fisika Untuk Sains dan Teknik jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga

FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 6

Anda mungkin juga menyukai