Pd
Kelas : 01 Bahasa Indonesia
2
Nama : Rumia Diniati Sunglan,S.Pd
Kelas : 01 Bahasa Indonesia
C. Literatur berbicara
Modul 5 Profesional
Setyawan Pujiono (2019:2)
menyatakan Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia secara umum bertujuan
agar peserta didik mampu
menyimak, mewicara, membaca,
dan menulis. Keempat keterampilan
berbahasa tersebut di dalam
Kurikulum 2013 diimplementasikan
dalam berbagai genre teks dalam
rangka mencapai kompetensi
pengetahuan dan keterampilan
berbahasa.
3
Nama : Rumia Diniati Sunglan,S.Pd
Kelas : 01 Bahasa Indonesia
Jurnal Penelitian
Menurut (Budden, 2007) ada tiga
ciri seseorang telah mampu
menggunakan penalaranya dengan
baik, yaitu (1) memiliki alasan yang
kuat, (2) mengevaluasi keyakinan
dan tindakan diri sendiri, (3)
mengungkapkan alasan-alasan
kepada orang lain atas tindakan
yang dilakukan. Dengan demikian,
penting untuk memeriksa dasar
keyakinan dan penalaran diri
sendiri karena hal ini akan menjadi
sudut pandang utama seseorang
mulai untuk
berpikir kritis.
D. Literatur materi
Teks editorial
Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), teks editorial merupakan
7
Nama : Rumia Diniati Sunglan,S.Pd
Kelas : 01 Bahasa Indonesia
Modul 6 Profesinal
Kaidah kebahasaan Teks
Editorial
Beniati Lestyarini (2022:90-91)
Kaidah kebahasaan yang digunakan
dalam tek editorial tidak berbeda
jauh dengan teks prosedur
kompleks yaitu menggunakan
verba material. Adverbia,
bertujuan agar pembaca meyakini
teks yang dibahas dengan
menggunakan kata keterangan
seperti selalu, sering, biasanya,
kadang-kadang, jarang dan lain
sebagainya. Konjungsi yaitu kata
penghubung pada teks, seperti
bahkan dan lain sebagainya. Verba
material yaitu verba yang
menunjukan perbuatan fisik atau
peristiwa. Verba rasional yaitu
verba yang menunjukan hubungan
intensitas(Pengertian B adalah C)
dan milik (Mengandung pengertian
B memiliki C). Verba mental yaitu
verba yang menunjukan persepsi
(melihat, dan lainnya), afeksi
(khawatir dan lainnya), dan kognisi
(mengerti dan lainnya). Pada verba
mental ada partisipan pengindera
dan fenomena.
E. Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara,
faktor yang mempengaruhi
kurangnya Kemapuan menagnalisis
struktur teks editorial secara kritis
adalah:
1. Kurangnya stimulus dari guru
untuk memancing anak berfikir
kritis.
2. Kurangnya pengetahuan siswa
dalam berfikir kritis , sehingga
siswa cendrung sulit untuk
menentukan bagian dari
8
Nama : Rumia Diniati Sunglan,S.Pd
Kelas : 01 Bahasa Indonesia
3 Kurangnya rasa percaya A. Literatur rasa percaya diri Berdasarkan litelatur dan hasil
diri siswa ketika Jurnal Penelitian wawancara faktor penyebab
menafsirkan pandangan Mokhammad Ridwan Kurangnya rasa percaya diri siswa
pengarang terhadap Yudhanegara (2015:59) ketika menafsirkan pandangan
kehidupan dalam novel menyatakan bahwa Percaya diri pengarang terhadap kehidupan
secara lisan. adalah suatu sikap yakin akan dalam novel secara lisan ditemukan
kemampuan diri sendiri dan dua faktor yakni dari siswa dan
memandang diri sendiri sebagai guru.
pribadi yang utuh dengan Faktor siswa
mengacu pada konsep diri. 1. Siswa belum yakin dengan
Lebih lanjut dikatakan bahwa kemampuan sendiri dan
indikator percaya diri yaitu 1) belum berani
percaya pada kemampuan sendiri mengemukakan pendapat.
2) bertindak mandiri dalam 2. Siswa masih belum banyak
mengambil keputusan 3) memiliki berlatih berbicara secara baik
konsep diri yang positif 4) berani di kelas maupun diluar kelas,
mengemukakan pendapat. yang mendasar belum
memiliki konsep diri yang
Menurut Tandiling (2012) positif dan belum memiliki
belajar dengan kepercayaan diri keberanian mengemukakan
yang dimiliki dapat digunakan pendapat.
untuk berpikir agar siswa berani 3. Pembendaharaan kata siswa
mengemukakan gagasan baru. yang masih rendah, sehingga
ketika diminta menuangkan
Widyaningrum (2015) pendapat secara lisan, hal
menyimpulkan bahwa subjek yang ingin siswa sampaikan
yang mempunyai kepercayaan terputus dan tidak
diri sedang maupun tinggi dapat tersampaikan dengan baik.
mengungkapkan pendapatnya
dalam diskusi kelas. Selain faktor yang timbul dari siswa,
tentunya peran guru juga sangat
B. Literatur berbicara berpengaruh, faktor yang
Modul 6 Profesional ditimbulkan dari guru adalah:
Styawan Pujiono (2019:4) 1. Pembelajaran yang dilakukan
Berbicara merupakan keterampilan guru tidak menarik.
berbahasa yang bertujuan untuk 2. Bahan ajar guru yang tidak
mengungkapkan ide, gagasan, serta memicu keaktifan siswa.
perasaan secara lisan sebagai proses 3. Kurangnya stimulus dari
komunikasi kepada orang lain. guru untuk memancing anak
9
Nama : Rumia Diniati Sunglan,S.Pd
Kelas : 01 Bahasa Indonesia
C. Literatur materi
Menikmati Novel
Modul 3 Profesional
Sumardjo dalam Kusmarwati
(2022:35), Novel adalah cerita
fiktif yang panjang, dalam arti fisik
(yang kelihatan) dan isi. Novel
terdiri dari satu cerita yang pokok,
dijalani dengan beberapa cerita
sampingan yang lain, beberapa
kejadian, dan kadang beberapa
masalah juga, yang harus terjalin
sebagai suatu kesatuan yang bulat.
Jurnal Penelitian
Nurgiyantoro, (2017), Novel
sebagai sebuah karya fiksi
menawarkan sebuah dunia, dunia
yang berisi
model kehidupan yang diidealkan,
dunia imajinatif, yang dibangun
melalui berbagai
unsur intrinsiknya seperti peristiwa,
plot, tokoh (dan penokohan), latar,
sudut
pandang, dan lain-lain yang
keseluruhan juga bersifat
imajinatif.”
11
Nama : Rumia Diniati Sunglan,S.Pd
Kelas : 01 Bahasa Indonesia
D. Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara,
faktor yang mempengaruhi
kurangnya rasa percaya diri ketika
menafsirkan pandangan pengarang
terhadap kehidupan dalam novel
secara lisan adalah:
1. Pembeljaran yang dilakukan
guru tidak menarik.
2. Bahan ajar guru yang tidak
memicu ke aktifan siswa.
3. Kurangnya stimulus dari guru
untuk memancing anak
berbicara.
4. Kurangnya diksi yang dikuasi
siswa, sehingga siswa cendrung
susah untuk merangkai kalimat
utuh.
5. Kurangnya pengetahuan anak
terhadap materi yang diajarkan.
6. Model pembelajran guru masih
belum inovatif (PBL)
7. Kurangnya dorongan guru
kepada siswa untuk berlatih
berbicara.
12
Nama : Rumia Diniati Sunglan,S.Pd
Kelas : 01 Bahasa Indonesia
Hasil Wawancara
1. Pembeljaran yang dilakukan
guru tidak menarik.
2. Kurangnya stimulus dari guru
untuk memancing siswa agar
mampu mengintepretasi dengan
baik.
3. Kurangnya kosa kata yang
dikuasi siswa, sehingga siswa
cendrung susah untuk
merangkai kalimat utuh.
4. Kurangnya pengetahuan anak
terhadap materi yang diajarkan.
5. Model pembelajran guru masih
belum inovatif (PJBL)
6. Kurangnya dorongan guru
kepada siswa untuk berlatih
menulis dengan baik dan benar.
14