Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KEPERAWATAN KRITIS
LUKA BAKAR

FASILITATOR :

Arif Helmi Setiawan, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh :

Kelompok 4 / Kelas 7B

1. Novita Sari (1130017041)


2. Juliatik Ragil Y. (1130017043)
3. Imroatul Mahmudah (1130017059)
4. Inas Nada Afifah (1130017067)
5. Desita Intan T. P. P (1130017080)

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat
— Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan makalah yang berjudul “Luka Bakar”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini bermanfaat untuk masyarakat dan dapat memberikan inspirasi
terhadap pembaca.

Surabaya, 20 Maret 2020

Penyusun

İ
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat Penulisan 2
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Luka Bakar 3
2.2 Etiologi Luka Bakar 3
2.3 Patofisiologi Luka Bakar 5
2.4 Pathway Luka Bakar 7
2.5 Manifestasi Luka Bakar 7
2.6 Komplikasi Luka Bakar 8
2.7 Pemeriksaan Penunjang Luka Bakar 9
2.8 Penatalaksanaan Luka Bakar 10
2.9 Health Education Luka Bakar 11
2.10 Pencegahan Luka Bakar 13
2.11 POA PKMRS 16
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan 18
3.2 Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19

İ
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.
Kulit dengan luka bakar akan mengalami kerusakan pada epidermis, dermis,
maupun jaringan subkutan tergantung faktor penyebab dan lamanya kontak
dengan sumber panas atau penyebabnya. Kedalaman luka bakar akan
mempengaruhi kerusakan atau gangguan integritas kulit dan kematian kulit.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut luka bakar menyebabkan
sekitar 195 ribu orang di Indonesia meninggal setiap tahun. Sementara itu,
Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada 2013
melaporkan luka bakar menempati urutan ke-6 dalam daftar penyebab cedera
tidak disengaja dengan tingkat prevelensi 0,7% dari jumlah penduduk
Indonesia.
Penanganan luka bakar disesuaikan dengan grade-nya. Jika lukanya hanya
di permukaan atau grade satu, tidak perlu dikasih apa-apa. Sementara untuk
luka bakar grade dua luka harus dibersihkan dengan air keran yang mengalir
sekitar 10-15 menit untuk menghentikan proses pembakaran. Segera lepaskan
benda di tubuhnya yang kencang, misalnya; gelang atau arloji, sebelum
lukanya bengkak. Akan tetapi masih banyak masyarakat yang menyebutkan
bahwa luka bakar harus segera didinginkan dan ditutupi dengan odol,
mentega, atau cairan berminyak lain. Padahal mitos yang beredar ini dapat
berpotensi menimbulkan infeksi.
Salah satu hal penting yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
luka bakar adalah mengetahui hal-hal yang berisiko menimbulkan kebakaran
baik di rumah maupun di tempat kerja. Terutama bila bekerja di lingkungan
dengan api, bahan kimia atau bahan yang dipanaskan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi luka bakar ?
2. Bagaiamana etiologi luka bakar ?
3. Bagaimana patofisiologi luka bakar ?

1
4. Bagaimana pathway luka bakar ?
5. Bagaimana manifestasisi klinis luka bakar ?
6. Bagaimana komplikasi luka bakar ?
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang luka bakar ?
8. Bagaimana Penatalaksanaan luka bakar ?
9. Bagaimana Health Education pada pasien luka bakar?
10. Bagaimana Pencegahan luka bakar?
11. Bagaimana POA PKMRS?
1.3 Tujuan
Adapun penyusunan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi
yang meliputi :
1. Mahasiswa mampu memahami tentang definisi luka bakar.
2. Mahasiswa mampu memahami tentang etiologi luka bakar.
3. Mahasiswa mampu memahami tentang patofisiologi luka bakar.
4. Mahasiswa mampu memahami tentang pathway luka bakar.
5. Mahasiswa mampu memahami tentang manifestasi klinis luka bakar.
6. Mahasiswa mampu memahami tentang komplikasi luka bakar.
7. Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan penunjang luka bakar.
8. Mahasiswa mampu memahami tentang penatalaksanaan luka bakar.
9. Mahasiswa mampu memahami tentang health education pada luka bakar.
10. Mahasiswa mampu memahami tentang pencegahan luka bakar.
11. Mahasiswa mampu memahami tentang POA PKMRS
1.4 Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Memperoleh pengetahuan tentang luka bakar dan penatalaksanaan serta
meningkatkan keterampilan dan wawasan.
2. Bagi Pembaca
Memperoleh dan menambah wawasan mengenai pada pasien luka bakar.
3. Bagi FKK
Bahan masukan bagi calon perawat dalam meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan dengan masalah luka bakar.

>
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Luka Bakar

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.
Kulit dengan luka bakar akan mengalami kerusakan pada epidermis, dermis,
maupun jaringan subkutan tergantung faktor penyebab dan lamanya kontak
dengan sumber panas atau penyebabnya. Kedalaman luka bakar akan
mempengaruhi kerusakan atau gangguan integritas kulit dan kematian kulit
(Priscilla, 2016).
Luka bakar adalah cedera yang terjadi akibat pajanan terhadap panas,
bahan kimia, radiasi, atau arus listrik. Pemindahan energi dari sumber panas
ke tubuh manusia menyebabkan urutan kejadian fisiologis sehingga pada
kasus yang paling berat menyebabkan destruksi jaringan ireversibel. Rentang
keparahan luka bakar mulai dari kehilangan minor segmen kecil lapisan
terluar kulit sampai cedera kompleks yang melibatkan semua sistem tubuh.
Terapi bervariasi dari aplikasi sederhana agens antiseptic topical di klinik
rawat jalan hingga pendekatan tim antardisiplin, multisystem, dan invasive di
lingkungan aseptic pusat penanganan luka bakar (Susanti, 2018).
2.2 Etiologi Luka Bakar
Luka bakar (combustio) dapat disebabkan oleh paparan api, baik secara
langsung maupun tidak langsung, misal akibat tersiram aiar panas yang
banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga. Selain itu, pajanan suhu tinggi
dari matahari, listrik maupun bahan kimia juga dapat menyebabkan luka
bakar. Secara garis besar, penyebab terjadinya luka bakar dapat dibagi
menjadi :
1. Paparan Api
a. Flame: akibat kontak langsung antara jaringan dengan api terbuka, dan
menyebabkan cedera langsung ke jaringan tersebut. Api dapat
membakar pakaian terlebih dahulu baru mengenai tubuh. Serat alami
memiliki kecenderungan untuk terbakar, sedangkan serat sintetik

7
cenderung meleleh atau menyala dan menimbulkan cedera tambahan
berupa cedera kontak.
b. Benda panas (kontak): terjadi akibat kontak langsung dengan benda
panas. Luka bakar yang dihasilkan terbatas pada area tubuh yang
mengalami kontak. Contohnya antara lain adalah luka bakar akibat
rokok dan alat-alat seperti solder besi atau peralatan masak.
2. Scalds
Terjadi akibat kontak dengan air panas. Semakin kental cairan dan
semakin lama waktu kontaknya, semakin besar kerusakan yang akan
ditimbulkan. Luka yang disengajaatau akibat kecelakaan dapat dibedakan
berdasarkan pola luka bakarnya. Pada kasus kecelakaan, luka umunya
menunjukkan pola percikan, yang satu sama lain dipisahkan oleh kulit
sehat. Sedangkan pada kasus yang disengaja, luka umumnya melibatkan
keseluruhan eksremitas dalam pola sirkumferensial dengan garis yang
menandai permukaan cairan.
3. Uap Panas
Terutama ditemukan didaerah industry atau akibat kecelakaan radiator
mobil. Uap panas menimbulkan cedera luas akibat kapasitas panas yang
tinggi dan uap serta despersi oleh uap bertekanan tinggi. Apabila terjadi
inhalasi, uap panas dapat menyebabkan cedera hingga ke saluraan napas
distal di paru.
4. Gas Panas
Inhalasi menyebabkan cedera thermal pada saluran nafas bagian atas dan
oklusi jalan nafas akibat edema.
5. Aliran Listrik
Cedera timbul akibat aliran listrik yang lewat menembus jaringan tubuh.
Umumnya luka bakar mencapai kulit bagian dalam. Listrik yang
menyebabkan percikan api dan membakar pakaian dapat menyebabkan
luka bakar tambahan.
6. Zat Kimia (Asam atau Basa)
7. Radiasi
8. Wu`nur` sinar matahari, terapi radiasi.

8
(Susanti, 2018)

2.3 Patofisiologi Luka Bakar


Luka bakar (combustio) disebabkan oleh pengalihan energy dari suatu
sumber panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau
radiassi elektromagnetik. Destruksi jaringan terjadi akibat koagulasi,
denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran nafas atas
merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringan yang dalma termasuk organ
visceral dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak
yang lama dengan burning agent. Nekrosis dan keganasan organ dapat terjadi.
Kedalaman luka bakar bergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan
lamanya kontak dengan gen tersebut. Pajanan selama 15 menit dengan air
panas dengan suhu sebesar 54.10 C mengakibatkan cidera full thickness yang
serupa.
Perubahan patofisiologik yang disebabkan oleh luka bakar yang berat
selama awal periode syok luka bakar mencakup hipoperfusi jaringan dan
hipofungsi organ yang terjadi sekunder akibat perununan curah jantung
dengan diikuti oleh fase hiperdinamik serta hipermetabolik. Kejadian sistemik
awal sesudah luka bakar yang berat adalah terjadi perpindahan cairan, natrium
serta protein dari ruang intravaskuler kedalam ruangan interstisial. Curah
jantung akan menurun sebelum perubahan yang signifikan pada volume darah
terlihat dengan jelas. Karena berkelanjutannya kehilangan cairan dan
berkurangnya volume vaskuler, maka curang jantung akan terus turun dan
terjadi penurunan tekanan darah. Sebagai reson, system saraf simpatik akan
melepaskan ketokelamin yang meningkatkan vasokontriksi dan frekuensi
denyut nadi. Selanjutnya vasokontriksi pembuluh darah perifer menurunkan
curah jantung. Umumya jumlah kebocoran cairan terjadi dalam 24 hingga 36
jam pertama sesudah luka bakar dan mencapai puncaknya dalam tempo 6-8
jam. Dengan terjadinya pemulihan integritas kapilaer, syok luka bkar akan
menghilang dan cairan mengalir kembali ke dalam kompartemen vaskuler,
volume darah akan meningkat. Karena edema akan bertambah berat pada luka

5
bakar yang melingkar. Tekanan terhadap pembuluh darah kecil dan saraf pada
ekstermitas distal menyebabkan obstruksi aliran darah sehingga terjadi
iskemia.
Komplikasi ini dinamakan sindrom kompartemen. Volume darah yang
beredar akan menurun secara dramatis pada saat terjadi syok luka bakar.
Kehilangan cairan dapat mencapai 3-5 liter per 24 jam sebelum luka bakar
ditutup. Selama syok luka bakar, respon luka bakar respon kadar natrium
serum terhadap resusitasi cairan bervariasi. Biasanya hipnatremia terjadi
segera setelah terjadinya lyka bakar, hiperkalemia akan dijumpai sebagai
akibat destruksi sel massif. Hipokalemia dapat terjadi kemudian dengan
berpindahnya cairan dan tidak memadainya asupan cairan. Selain itu juga
terjadi anemia akibat kerusakan sel darah merah mengakibatkan nilai
hematokrit meninggi karena kehilangan plasma. Abnormalitas koagulasi yang
mencakup trombositopenia dan masa pembekuan serta waktu protombin
memanjang juga ditemupi pada luka bakar.
Kasus luka bakar dapat dijumpai hipoksia, pada luka bakar berat,
konsumsi oksigen oleh jaringan meningkat 2 kali lipat sebagai akibat
hipermetabolisme dan respon lokal. Fungsi renal dapat berubah sebagai akibat
dari berkurangnya volume darah. Destruksi sel-sel darah merah pada lokasi
cidera akan menghasilkan hemogoblin bebas dalam urin. Bila aliran darah
lewat tubulus renal sehingga timbul nekrosis akut tubuler dan gagal ginjal.
Kehilangan intregitas kulit diperparah lagi dengan pelepasan faktor-faktor
inflamasi yang abnormal, perubahan imunoglobulin serta komplemen serum,
gangguan fungsi neutrofil, limfositopenia. Imunosupresi membuat pasien luka
bakar beresiko tinggi untuk mengalami sepsis. Hilangnya kulit menyebabkan
ketidakmampuan pengaturan suhunhya. Beberapa jam pertama pasca luka
bakar menyebabkan suhu tubuh rendah, tetapi pada jam-jam berikutnya
menyebabkan hipertermi yang diakibatkan hipermetabolisme (Susanti, 2018).

<
2.4 Pathway Luka Bakar

(Priscilla, 2016)
2.5 Manifestasi Luka Bakar
Luka Bakar terbagi dalam tiga derajat. Berdasarkan klasifikasinya, maka
akan diuraikan berdasarkan tingkatan derajatnya sebegai berikut :

Kehalaman han Bagian Gejala Penampilan Perjalanan


penyenan luka kulit yang Luka Kesemnuhan
nakarterkena
DerajatsatuEpidermis Kesemutan Memerah Kesembuhan

(superfisial) tersengat
: hiperestesia (supersensivitas), lengkap dalam
menjadi putihketika
ditekan waktu satu
matahari,terkena rasa nyeri minggu terjadi
api dengan mereda jikaminimal ataupengelupasan
intensitas rendah didinginkan tanpa edema kulit
DerajatDuaEpidermis Nyeri, Melepuh, Kesembuhan
(Partial- danbagianhiperestesia, dasar lukadalam waktu 2-
Thickness): dermis sensitif terhadapberbintik- 3 minggu,
tersiram air udara yangbintik merah,pembenytukan
mendidih, dingin epidermis parut dan

3
terbakar oleh retak, depigmentasi,
nyala api permukaan infeksi dapat
luka basah mengubahnya
terdapat menjadi derajat
edema tiga
Derajat Tiga (Full Epidermis, Tidak terasa Kering, luka Pembentukan
Thickness) : keseluruhan nyeri, bakar eskar,
terbakar nyala dermis dan syok, hematuria berwarna diperlukan
api, terkena cairan kadang- (adanya darah putih seperti pencangkokan,
mendidih dalam kadang dalam urin)dan bahan kulit pembentukan
waktu yang lama, jaringan kemungkinan ataun parut dan
tersengat arus subkutan pula hemolisis gosong, kulit hilangnya
listrik (destruksi sel retak dengan kontur serta
darah merah), bagian lemak fungsi kulit,
kemungkinan yang tampak, hilangnya jari
terdapat luka terdapat tangan atau
masuk dan edema ekstermitas
keluar (pada dapat trejadi
luka bakar
listrik)

2.6 Komplikasi Luka Bakar


1. Gagal jantung Kongestif dan edema pulmonal
2. Sindrom Kompartemen

Sindrom kompartemen merupakan proses terjadinya pemulihan intergritas


kapiler, syok luka bakar akan menghilang dan cairan mengalir kembali
kedalam kompartemen vaskuler, volume darah akan meningkat. Karena
edema akan bertambah berat pada luka bakar yang melingkar. Tekanan
terhadap pembukluh darah kecil dan saraf pada ekstermitas distal
menyebabkan obstruksi aliran darah sehingga terjadi iskemia.

3. Adult Respiratory Distress Syndrome

=
Akibat kegagalan respirasi terjadi jika derajat gangguan ventilasi dan
pertukaran gas sudah mengancam jiwa pasien.
4. Ileus Paralitik dan Ulkus Curling
Berkurangnya peristaltic usus dan bidang usus merupaka tanda-tanda ileus
paralitik akibat lujka bakar. Ddistensi lambung dan nausea dapat
mengakibatkan nause. Perdarahan lambung yang terjadi sekunder akibat
stress fisiologik yang massif (hipersekresi asam lambung). Dapat ditandai
oleh darah okulta dalam feces, regurgitasi muntahan atau vomitus yang
berdarah ini merupakan tanda-tanda ulkus curling.
5. Syok sirkulasi terjadi akibat kelebihan muatan cairan atau bahkan
hipovolemik yang terjadi sekunder akibat resusitasi cairan yang adekuat.
Tandanya biasanya pasien menunjukkan mental berubah, perubahan status
respirasi, penurunan haluaran urine, perubahan pada tekanan darah, curah
jantung, tekanan cena sentral dan peningkatan frekuensi denyut nadi.
6. Gagal ginjal akut
Haluaran urine yang tidak memadai dapat menunjukkan tresusitasi cairan
yang tidak adekuat khususnya hemogoblin atau mioglobin terdektis dalam
urine (Susanti, 2018).
2.7 Pemeriksaan Penunjang Luka Bakar
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Hitung darah lengkap : Hb (hemoglobin) turun menunjukkan adanya
pengeluaran darah yang banyak sedangkan peningkatan lebih dari 15%
mengindikasikan adanya cedera, pada Ht (hematokrit) yang meningkat
menunjukkan adanya kehilangan cairan sedangkan Ht turun dapat
terjadi sehubungan dengan kerusakan yang diakibatkan oleh panas
terhadap pembuluh darah.
b. Leukosit : leukosit dapat terjadi sehubungan dengan adanya infeksi
atau inflamasi.
c. GDA (gas darah arteri) : untuk mengetahui adanya kecurigaan cedera
inhalasi. Penurunan tekanan oksigen (PaO2) atau peningkatan tekanan
karbondioksida (PaCO2) mungkin terlihat pada retensi
karbonmonoksida.

4
d. Elektrolit serum : kalium dapat meningkat pada awal sehubungan
dengan cedera jaringan dan penurunan fungsi ginjal natrium pada awal
mungkin menurun karena kehilangan cairan, hipertermi dapat gterjadi
saat konservasi ginjal dan hipokalemi dapat terjadi bila mulai diuresis.
e. Natrium urin : lebih besar dari 20 mEq/L mengindikasikan
kelebihan cairan, kurang dari 10 mEqAL menduga ketidakadekuatan
cairan.
f. Alkali fosfat peningkatan alkali fosfat sehubungan dengan perpindahan
cairan interstisial atau gangguan pompa, natrium.
g. Glukosa serum : peninggian glukosa serum menunjukkan respon
stress.
h. Albumin serum : untuk mengetahui adanya kehilangan protein paa
edema cairan
i. BUN atau kreatinin : peninggian menujukkan penuyrunan perfusi atau
fungsi ginjal, tetapi kreatinin dapat meningkat karena cedera jaringan.
j. Loop aliran volume : memberikan pengkajian non infasif terhadap efek
atau luasnya cedera.
k. CVP : untuk mengetahui tekanan vena sentral, diperlukan luka bakar,
lebih dari 30% dewasa dan lebih dari 20% pada anak.
l. EKG : untuk mengetahui adanya tanda iskemia miokardial atau
distritmia.
m. Fotografi luka bakar : memberikan catatan untuk penyembuhan luka
bakar.
n. Rontgen : foto thorax, dll (mengetahui adanya edema paru dll)
o. Scan paru : dilakukan untik menentukan luas cedera
inhalasi(Priscilla, 2016).
2.8 Penatalaksanaan Luka Bakar
Pasien luka bakar (combustio) harus dievaluasi secara sistemik. Prioritas
utama adalah mempertahankan jalan nafas tetap pasien, ventilasi yang efektif
fan mendukung sirkulasi sistemik. Intubasi endotrakea dilakukan pada pasien
yang menderita luka bakar berat atau kecurigaan adanya jejas inhalasi atau
luka bakar dijalan luka nafas atas. Intubasi dapat tidak dilakukan bila telah
terjadi edema luka bakar atau pemberian cairan resusitasi yang terlampau

1
banyak. Pada pasien luka bakar, intubasi orotrakea dan nasotrakea lebih
dipilih daripada trakeostomi.
Pasien dengan luka bakar saja biasanya hipertensi. Adanya hipotensi awal
yang tidak dapat dijelaskan atau adanya tanda-tanda hipovolemia sistemik
pada pasien luka bakar menimbulkan kecurigaan adanya jejas tersembunyi.
Oleh karena itu, setelah mempertahankan ABC, prioritas berikutnya adalah
mendiagnosis dan menatalaksana jejas lain (trauma tumpul atau tajam) yang
mengancam nyawa. Riwayat terjadinya informasi riwayat penyakit dahulu,
penggunaan obat, dan alergi juga penting dalam evaluasi awal.
Pakaian dibuka semua, semua permukaan tubuh dinilai. Pemeriksaan
radiologic pada tulang belakang servikal, pelvis, dan torak dapat membantu
mengevaluasi adanya kemungkinan trauma tumpul. Setelah mengeksklusi
jejas signifikan lainnya, luka bakar di evaluasi. Terlepas dari luasnya area
jejas, dua hal yang harus dilakukan sebelum dilakukan transfer pasien adalah
mempertahankan ventilasi adekuat, dan jika diindikasikan melepas dan eskar
yang mengkonstriksi.
2.9 Health Ehugation Luka Bakar
Kebanyakan kasus luka bakar merupakan kasus ringan yang dapat
ditangani dirumah, namun pasien harus di edukasi kasus dimana harus
mencari pertolongan medis :
1. Luka bakar yang melibatkan wajah, tangan/jari, daerah genetalia, dada dan
leher.
2. Jika luka bakar melibatkan daerah persendian (contoh: lutut, bahu)
3. Jika luka bakar dalam (kedalaman parsial atau penuh) atau luka bakar yang
luas (> 7,5 cm)
4. Jika pasien berusia <5 tahun atau >70 tahun
5. Jika ada tanda — tanda infeksi skunder seperti: demam (suhu >38 oC),
daerah kulit kemerahan, nyeri, bernanah.
Penatalaksanaan luka bakar di rumah pada luka bakar superfisial atau
parsial sebagian besar dapat ditangani sendiri pada pasien. Berikut ini hal —
hal yang dapat dilakukan untuk merawat luka :
1. Bersihkan area luka

1
Jika pakaian yang masih menempel buka dengan hati — hati jika lengket ke
kulit sebaiknya cari pertlongan medis. Membersihkan area luka cukup
dengan air dingin mengalir dan sabun, tidak perlu menggunakan cairan
seperti alkohol 70% atau iodine.
2. Dinginkan area luka
Sulanjutnya, untuk mencegah area luka bakar menyebar skaligus untuk
mengurangi rasa sakit, alirkan air dingin (bukan air es) ke area luka.
Jangan menggunakan es batu untuk ditempel langsung karena akan
menambah rasa sakit dan menambah kerusakan jaringan.
3. Cegah infeksi
Krim anti bakterial dapat dioleskan di sekitar daerah luka agar infeksi
sekunder tidak timbul. Luka harus dijaga bersih dengan dicuci dengan air
dan sabun biasa setiap hari.
4. Penanganan rasa nyeri
Jika luka bakar nyeri, obat anti nyeri over the counter dapat di minum.
Untuk area di tangan dan kaki, elevasi ekstremitas berkala dapat
membantu mengurangi rasa nyeri karena mencegah benkak.
5. Jangan digaruk
Pada masa penyembuhan seringkali luka menjadi gatal, namu area luka
tidak boleh digaruk. Losio lembab dapat digunakan di sekitar area untuk
mengurangi rasa gatal serta dapat ditambah dengan antihistamin over the
counter jika diperlukan.
6. Tindak lanjut
Jika area luka bakar meluas, menjadi nyeri, atau kemerahan (tanda — tanda
infeksi sekunder), harap mencari pertolongan medis.
Upaya pencegahan dan pengendalian luka bakar. Terdapat beberapa
langkah yang dapat diambil untuk mengurangi angka kejadian luka bakar :
1. Jauhkan lilin dan sumber api lainnya dari jangkauan anak — anak.
2. Jangan merokok di dalam rumah dalam kondisi mengantuk atau mabuk.
3. Hati — hati untuktidak menyalakan korek atau merokok dekat gas
oksigen atau elpiji.
4. Jauhkan alat — alat pemanas seperti setrika dari pinggir meja.

1
5. Jangan memasak sambal menggendong anak, jika memasak arahkan
gagang panic kea rah dalam agar tidak terjangkau oleh anak.
6. Jika memungkinkan pasang pendeteksi asap dirumah.
7. Pakai sunscram secukupnya dan ditambah secara berkala jika berada di
bawah paparan matahari langsung.
8. Cedera akibat listrik di rumah tangga dapat dihindari dengan
peningkatan kesadaran masyarakat terhadap cara penggunaan apliansi
dengan hati — hati. Orang tua dapat menjauhkan sumber listrik dari anak
— anak dengan menaruh colokan di tempat yang tinggi atau tertutup.
2.10 Pencegahan Luka Bakar
1. Pencegahan Primer
Rekomendasi khusus / tindakan pencegahan untuk mencegah luka
bakar oleh individu, komunitas - Pencegahan primer:
a. Tutupi api dan batasi ketinggian api terbuka di lingkungan rumah
tangga. Memasak di lantai harus dihindari.
b. Batasi bermain balita di dapur / area memasak.
c. Awasi anak secara konstan terutama di sekitar kompor gas, kompor,
oven, microwave, pemanas dan peralatan lainnya.
d. Putar gagang panci ke arah belakang atau tengah kompor agar tidak
terbalik.
e. Jangan pernah memasak sambil menggendong anak.
f. Gunakan peralatan listrik dengan hati-hati dan matikan semua
peralatan listrik jika tidak digunakan.
g. Hindari penggunaan tabung gas & kompor minyak tanah / chulha
tanpa izin. Gunakan kompor dan lampu yang aman.
h. Hindari pakaian longgar saat memasak. Ikat ujung saree longgar
(pallu) atau curi (chunni) dengan benar.
i. Jangan pernah memegang cangkir cairan panas di dekat bayi / balita.
j. Periksa suhu air sebelum mandi.
k. Waspadai kabel tegangan tinggi yang melewati teras atau balkon dan
jangan biarkan kabel listrik terbuka di rumah.
Pencegahan primer pada kecelakaan luka bakar :

1
a. Awasi anak — anak saat menyalakan petasan
b. Jangan pegang petasan saat meledak
c. Jangan arahkan kembang api yang terbakar kearah anda atau orang
lain
d. Jangan mengutak — atik petasan yang belum terbakar
e. Selalu nyalakan atau pecah petasan di area tanah terbuka
f. Pembuangan asam : Reformasi hukum yang intensif terhadap
kejahatan, pembatasan ketersediaan asam dan bahan kimia untuk
masyarakat umum dan perubahan sikap masyarakat sehingga
penyerangan dengan cara ini tidak lagi dapat diterima mungkin
merupakan langkah efektif dalam pencegahan. Tangani bahan kimia
(asam) dengan hati — hati.
g. Mempromosikan pendidikan keselamatan kebakaran dan
penggunaan detektor asap / alarm asap, alat penyiram kebakaran,
dan sistem penyelamatan kebakaran di rumah atau digedung. Alarm
asap menyediakan sistem peringatan dini, memperingatkan orang —
orang dan memberi mereka waktu untuk melarikan diri sebelum api
menyebar.
h. Memperbaiki pengobatan kondisi medis seperti epilepsi
Pencegahan selama badai petir :
a. Masuk ke dalam rumah, gedung (jauh dari pintu dan jendela, benda
logam seperti pipa, bak cuci, radiator, dan peralatan listrik yang
terpasang),
b. Saat berada di luar dan tidak dapat menemukan tempat berlindung,
jaga jarak dari pohon tinggi.
c. Petir dapat menyebar melalui air, oleh karena itu hindari berenang,
berperahu, dan mandi selama badai petir.
2. Pencegahan Sekunher
Perawatan pra-murah sakit dan rumah sakit memainkan peran penting
dalam manajemen pasien luka bakar dengan mencegah kematian dan
kecacatan.

1
a. Pertolongan pertama : edukasi dan pemekaan individu atau
komunitas pada manajemen lokasi dalam bentuk pertolongan
pertama dapat membantu lebih lanjut dalam pemulihan awal pasien
luka bakar.
b. Perawatan rumah sakit yang lebih baik : ini termasuk perawatan awal
yang lebih baik untuk mencegah syok dan masalah pernapasan,
pengendalian infeksi yang lebih baik, peningkatan penggunaan
cangkok kulit dan memastikan nutrisi yang memadai. Tindakan
tersebut meminimalkan beban kematian, kecacatan dan penderitaan
akibat luka bakar.
3. Pencegahan Tersier
Rehabilitasi : orang yang selamat dari luka bakar sering mengalami
kecacatan dan cacat yang mengganggu kehidupan masa depan mereka.
Tindakan rehabilitasi seperti terapi fisik dan penanganan masalah
psikologis dapat menjamin kehidupan yang lebih baik bagi korban luka
bakar (AIMU, 2016

1
2.11 POA PKMRS
REF@ OL FGXDO@ ( POA)

No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu dan Media & Pnanggung Dana


Metode Tempat
Media : leaflet Metode : ceramah
JawabdanNovita
tanya
Sari
jawab
dan
1. Pemberian pendidikanSetelah dilakukanPengunjung 18 Desember Juliatik Ragil Yhusnain Mahasiswa
kesehatan tetang luka bakarpenyuluhan diharapkandi Ruang 2020
mampu mengetahui lukaUnit Luka bakarBakar Rs Al Jam : 09.00-
Islam 10.00
Surabaya Di Ruang Unit
Luka Bakar Rs Al Islam
Surabaya 18 Desember
2020
2. Pemberian penyuluhan Setelah dilakukanPengunjung Jam : 09.00- Media : Imroatul Mahasiswa
pencegahan Primer luka bakarpenyuluhan pencegahan Ruang Unit primer diharapkanLuka
leaflet
10.00 Metode Bakar
: ceramah
masyarakat
dan tanya
Mahmudah
bisaRs
jawabAl Islam
memahami danSurabaya mengiplementasikan
Di Ruang Unit Luka Bakar Rs Al Islam Surabaya
pencegahan
18 Desember primer pada luka bakar
Setelah dilakukan penyuluhan pencegahan sekunder
2020diharapkan dapat membrikan diagnosa dini pada penderita luka ba
Jam : 09.00-
10.00
Di Ruang Unit Luka Bakar Rs Al Islam
3.Pemberian penyuluhan Pengunjung Media : Inas Nada Mahasiswa
pencegahan Sekunder luka bakar Ruang Unit Luka Bakar
leaflet
RsMetode
Al Islam: ceramah
Surabayadan tanyaAfifah
jawab

16

S ur a b a
4 Pemberian penyuluhan Setelah dilakukan Pengunjung 18 D e s e Media : Desita Intan Mahasiswa
y a
m b er
pencegahan Tersier penyuluhan pencegahan Ruang Unit 2020 leaflet T.P.P.
penyakit luka bakar Tersier diharapkan dapat Luka Bakar Jam : 09.00- Metode :
mencegah atau Rs Al Islam 10.00 ceramah dan
mengurangi keterbatasan Surabaya Di Ruang Unit tanya jawab
penderita dan diharapkan Luka Bakar Rs
bisa memulihkan kondisi Al Islam
penderita luka bakar Surabaya

1
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.
Kulit dengan luka bakar akan mengalami kerusakan pada epidermis, dermis,
maupun jaringan subkutan tergantung faktor penyebab dan lamanya kontak
dengan sumber panas atau penyebabnya. Kedalaman luka bakar akan
mempengaruhi kerusakan atau gangguan integritas kulit dan kematian kulit.
3.2 Saran
Kami berharap setiap mahasiswa mampu memahami dan mengetahui
tentang asuhan keperawatan luka bakar ini. Walaupun dalam makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.

1
DAFTAR PUSTAKA
AIMU, 2016. Burns : Managementand Prevention.
https://www.aimu.us/2016/09/25/burns-management-and-prevention/#.
Diakses pada tanggal 21 November 2020
Priscilla. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Susanti. 2018. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Sidoarjo: Indomedia
Pustaka

Anda mungkin juga menyukai