Anda di halaman 1dari 5

OBAT INOTROPIK

Ada 2 golongan ;
1. Cathecolamine, yaitu Dopamine, Dobutamine, Epinephrine dan
Norepinephrine
2. Non Cathecolamine, yaitu Digitalis, Milrinone dan Calcium Chloride

Dopamine
Sering digunakan untuk mengatasi low cardiac output, Dosis kecil : 1-3
µg/kg/min, menstimulir dopaminergic reseptor, menyebabkan vasodilatasi.
Dosis sedang : 3-10 µg/kg/min akan menstimulir beta 1 reseptor,
menyebabkan

peningkatan kontraktilitas miokard, heart rate dan konduksi. Dosis besar : 10-15
µg/kg/min menstimulir alpha reseptors.
- Alpha 1 : vasokonstriksi arteriole dan venulae  SVR (systemic BP)
meningkat, PVR (Pulmonary artery pressure) meningkat
- Alpha 2 : vasodiltasi arteriole dan venulae serta depresi sympathic 
penurunan SVR, PVR dan Heart rate
Indikasi : CO ↓ BP ↓ (SBP < 100 mmHg) SVR↑
Dosis : 2-15 µg/kg/min

Dobutamine.
Drug of Choice untuk mengatasi severe systolic heart failure. Merupakan
effective short acting agent untuk mengatasi post operative low cardiac output
syndrome. Menstimulir beta receptors tanpa mempengaruhi alpha receptor .
- Beta 1: meningkatkan kontraktilitas myocard dan heart rate
- Bata 2: menyebabkan vasodilatasi arteriole dan venulae serta dilatasi
bronchus → SVR ( systemic BP) turun, PVR turun dan bronchodilatasi.
Merupakan good first choice untuk mengatasi mild to moderate low cardiac output
pada dewasa, karena meningkatkan cardiac output tanpa meningkatkan oxygen
consumption, sehingga dapat membantu aliran darah myocardium.
Indikasi : CO ↓ BP ↓ SVR ↑
Kontra indikasi : heart failure karena diastolic dysfunction dan hypertrophic
cardiomyopathy
Dosis : 2 – 20 µg/kg/min

Epinephrine.
Dosis kecil : < 0,02 µg/kg/min akan menstimulir beta 1 di jantung dan beta 2
pada otot polos pembuluh darah skeletal muscle (vasodilatasi). Cardiac index dan
heart rate meningkat, tetapi systemic resistance sering menurun. Pada dosis kecil
terjadi shunted away from the kidneys and mesentery. Dosis besar : menstimulir
beta
1 dan alpha receptors.
- Beta 1 : meningkatkan kontraktilitas myocardium, heart rate, cardiac index
dan myocardial oxygen consumption.
- Alpha : menyebabkan vasokonstriksi arteriole dan venulae → SVR ( systemic
BP ) meningkat dan PVR ( pulmonary artery pressure) meningkat.
Indikasi : CO ↓ BP ↓ SVR ↓
Dosis : 0,01 – 0,20 µg/kg/min.
Mengatasi bronchospasme pada dewasa : 0,25 – 0,50 micro gram/min

Nor Epinephrine
Golongan obat yang menstimulir beta 1 dan alpha receptors, hati-hati pada
pemberian jangkan panjang, karena akan terjadi vasokonstriksi sistemik.
- Beta 1 : meningkatkan kontraktilitas myocardium dan heart rate
- Alpha : vasokonstriksi arteriole dan venulae → SVR (Systemic BP
) meningkat, PVR ( Pulmonary artery pressure ) meningkat dan peningkatan
coronary blood flow (karena coronary vascular beds mempunyai sedikit
alpha receptors ).
Indikasi : CO ↓↓ BP ↓ SVR ↓
Dosis : 0,01 -0,10 µg/kg/min
Start : 0,05 µg/kg/min.

Digitalis
Bekerja dengan cara memperlambat SA node dan menghambat AV node.
Merupakan slight inotropic effect and peripheral vasodilator. Sering digunakan
untuk mengatasi congestive heart failure dan atrial arrhythmias ( atrial fibrillation /
atrial flutter ). Banyak digunakan pada infant, sebagai early threating low output
state. Berinteraksi dengan : amiodaron, verapamil, quinidine, calcium chloride,
diuretic, ibuprofen dan succinylcholine.
Dosis : 0,5 mg; kemudian 0,25 mg i.v setiap 4 - 6 jam.

Milrinon.
Merupakan effective inotropic and vasodilator agent dengan menghambat
phosphodiesterase intraseluler. Menyebabkan :
- peningkatan kontraksi miokardium
- vasodilatasi arteriole dan venulae → SVR (systemic BP ) menurun dan PVR
menurun
Indikasi : CO ↓ BP n / ↑ SVR ↑
Dosis : 0,375 – 0, 75 µg/kg/min
Nitroglycerin.

Sering digunakan untuk menurunkan afterload, pada keadaan acute low


cardiac output. Dosis kecil akan menyebabkan relaksasi venous capacitance vessel,
pooling darah di vena perifer, venous return menurun, ventricular volume menurun,
preload turun. Dosis besar akan menyebabkan relaksasi arteri dan arteriolae,
sistemic vascular resistence (SVR) turun ( after load = systemic BP turun) dan
coronary artery flow meningkat.
Indikasi : CO ↓ BP ↑↑ (SBP > 110 mmHg ) SVR ↑
Dosis : 1-10 µg/kg/min, start : 0,1 µg/kg/min

Nitroprusside
Relatif lebih efektif dari nitroglicerin untuk meningkatkan cardiac
output, karena merupakan potent arterial vasodilator.Pemakaian lebih dari 48 jam
dapat menyebabkan cyanide toxicity, terutama pada renal dysfunction.
Dosis : 0,5 – 0,8 µg/kg/min

Captopril.
Golongan ACE inhibitor, bekerja dengan cara menurunkan preload dan
afterload. Indikasi : CHF dan Hipertensi. Dosis: loading dose = 12,5 – 25 mg
p.o bid, maintenance : 25- 150 mg p.o bid.

Clonidine.
Berefek sentral alpha 2 adrenergic agonist feed back inhibition of
cathecolaminerelease ), → dilatasi arteriole dan venulae serta depresi sympathic →
penurunan SVR, PVR dan HR.
Indikasi : Hipertensi
Dosis : 0,1 – 1,2 mg p.o bid.

Amiodaron.
Bekerja dengan SA node didepresi, alpha dan beta receptors blokade. Indikasi
: atrial fibrillation, supra ventricular tachcardia, ventricular tachicardia. Dosis :
5 mg/kg i.v. setiap 4 jam.
Hidralazin.
Menyebakan relaksasi otot polos vaskuler (arteri >vena)
Indikasi : hipertensi ( tidak menurunkan uterine blood
flow ). Dosis : 2,5 – 20 mg i.v. setiap 4 jam

Oksigen Deliveri
Monitoring hemodinamik juga harus mencakup target yang ingin dicapai, yaitu delivery
oksigen. Hal ini dapat dirumuskan : DO 2 = CO x CaO2 x 10, dimana CaO2 = Hb x SaO2/100
x 1,34

Anda mungkin juga menyukai