Anda di halaman 1dari 14

GAGAL JANTUNG

1. Fisiologis kontraktilitas jantung


Kardiak output merupakan jumlah darah yang
dikeluarkan jantung dalam ml selama 1 menit.
SV merupakan jumlah darah yang dipompa
keluar oleh ventricle pada fase sistolik

 Persarafan simpatik mempengaruhi melalui


norepinephfrin pada reseptor B1 adrenergic
-> meningkatkan kontraktilitas dengan
indward CA banyak dan meningkatkan rate
dengan menurunkan potensial aksi
 Persarafan parassimpatis mempengaruhi
melalui acetilcolin pada reseptro muskarinik
dengan efek terbalik dari simpati

Pada akhir sistolik -> jumlah darah yang masuk pada EDV – SV merupakan jumlah darah
pada akhir sistolik yaitu ESV
EDV= SV+ESV
Pengukuran akhir dari perhitungan ini adalah ejeksi fraksi yaitu perbandingan darah pada
EDV dengan jumlah darah yang dikeluarkan pada satu kali pompa atau dirumuskan menjadi
EF = SV/EDV
Nilai normal berada pada 50-70% dan dapat meningkat hingga 90% pada kondisi stress
namun menurun pada gagal jantung
dapat dilihat tekanan

RA: 2-6 LA 4-12


RV 20-30 LV=40-100
AP:20-30 AOR=40-100
2. Macam istilah pada gagal jantung

3. Fisiologi pengaturan tekanan darah

Respon penurunan tekanan darah melalui saraf autonomic. Pada penurunan tekanan
darah aka dirasakan oleh reseptro sinus sehingga akan diusahakan meningkatkan saraf
simpatis.
 respo menguntukan dari natriuretic
peptide adalah
 menurunkan efek dari saraf simpatis,
dimana menurunkan penyerapan natrium
sehingga meningkatkan deurses.
 Serta menurunkan saraf simpatis dan
 kontraksi dari tunika media arteri sehingga
menurunkan tekanan darah

 Penurunan tekanan darah menyebabkan


produksi renin pada sek juxta glomerulus,
dimana renin mengkonversi Angiotensinogen
menjadi angiotensin 1
 Angiotensin 1 dirubah menjadi angotensisn 2
oleh ACE di paru
 Angiotensin 2 merangka korteks adrenal
menghasulkan aldosterone dan menyebabkan
rearbsobsi pada tubulus ginjal meningkata
 Angiotensin 2 juga merangkang priduksi
vasopressin / ADH dan rasa haus serta
menyebabkan kontraksi arteriol
4. Definisi gagal jantung
Gagal jantung merupakan sindroma klinis yang ditandai dengan gejala cardinal
seperti sesak nafas atau kelelahan yang dapat disertai dengan tanda klinis seperti JVP
yang meningkat, ronkhi basah halus paru, dan edema pada ekstremitas. Kondisi ini
disebabkan karena gangguan struktur dan atau fungsi jantung yang menyebabkan
peningkatan tekanan intrakardiak dan atau ejeksi yang menurun baik pada aktivtias
maupun tidak.
5. Kalsifikasi gagal jantung
Berdasarkan ejeksi fraksi

 HFrEF : EF <40%
 HFmrEF: EF41-49%
 HFpEF: EF >50%
Berdasarkan gagal jantung kanan dan kiri
Gagal jantung kanan ditandai dengan edema dan peningkatan JVP sedangkan gagal
jantung kiri ditandai dengan ronkhi paru.
Berdasarkan Onset
Cronic heart failure adalah pasien yang sebelumnya sudah didagnosa memiliki gagal
jantung
Acute heart failure adalah kondisi gejala pasien yang berat atau memberat yang dapat
menyebabkan pasien dating sampai ke ruang emergency rumah sakit.

Berdasarkan kelainan structural


A: berisiko dan belum ada kelainan
B: kelainan strukturan namun belum bergejala
C: gejala (+) reda dengan obat
D: gejala tidak mempan obat

Berdasarkan NYHA
1: tidak ada gejala
2: gejala pada aktivitas berat
3: gejala pada aktivitas ringan
4: gejala pada saat istirahat
6. Gejala dan tanda khas pada pasien gagal jantung

7. Alur pemeriksaan gagal jantung


 Kecurigaan awal dimulai dari gejala, tanda dan pemeriksaan EKG.
 Pada pasien gagal jantung kronis diagnose awal dibuat berdasarkan NTproBNP
>125 pg/mL
 Pasien kemudia dikonfirmasi dengan menggunakan Echocardiography untuk
menemukan kelainan struktur dan fungsi.
o Pada echo dapat dilihat M mode pada ujung AMV pada potong
parasternal long axis
o Kemudia jarak antara MVA dan IVS diukur bila lebih dari 10mm ada
kelainan normal di bawah <7mm
o Pada pasien dengan ventilator, obese, dan gg katup dapat dilakukan trans
esophageal
o Dengan beban dilakukan pada pasien dengan PJK
 Pemeriksaan tamabahan dari darah lengkap, serum urum dan creatnin, SGOT
SGPT untuk menialai kemungkinan penyebab lain
8. Alur tatalaksana awal gagal jantung akut
9. Alur tatalaksana jangka Panjang gagal jantung kronis
TUjuan utama ada 3

 Mencegah kematian
 Mencegah kembalinya ke rumah sakit
 Memperbaiki klinis pasien
9.1 Pasien dengan reduce ejeksi fraksi
+ heart exercise rehabilitation dan multidisiplinal management theraphy

9.2 Gagal jantung dengan preserved ejection fraction


(1) Symptoms and signs of HF. (2) An LVEF >_50%.* (3) Objective evidence of cardiac structural
and/or functional abnormalities consistent with the presence of LV diastolic dysfunction/
raised LV filling pressures, including raised NPs ((LA volume index >32 mL/m2 ), mitral E
velocity >90 cm/s, septal e0 velocity 9)

Pengobatan menyesuaikan dengan penyebab, control hipertensi, sglt2 pada pasien


dengan DM, dan penggunaan deuretik pada kongesti
10. Gagal jantung advance
11. Acute heart failure

gambaran biomarka berbeda pada acute dan kronis

ADHF -> pasien dating kongesti perifer, ‘tatalaksana


utama deuretik, bila disertai hipoperfusi tambahkan
inotrop (bila inotrop tidak mempan berikan
vasiopresor)
Pedem-> pasien dating
kongesti paru, O2 tekanan
positif non ivasinf. Bila tekanan
>110 bisa diberi
deuret+vasodilator, bila
tekanan normal cukup deuretik
saja, bila hipoperfusi, deuret
perlu ditambah inotrop.

IRVHF-> cardiac oputput turun dan


kongesti tubuh tapi paru clear, apakah ada
ACS atau pulmonary edema, tatalaksaan
penyebab itu, bila tidak ada terapi sesuai
kondisi hipotensi ACLS

12. Cara pemberian deuret


Furosemide IV diberikan 20-40mg (bila
pasien sudah minum dirumah naikin
dosis 2x lipat) target terapi UO
100ml/jam dipantau tiap 6 jam. Naikan
dosis sampai maksimal hingga target
tercapat. Bila target tercapai, berikan
dosis serupa setiap 12 jam. Periksa
serum kreatinin tiap 24 jam
Kemungkinan penyebab ADH

Dosis vasopressor

Terapi nonfarmakologis
BB: dipantau, bila naik 2kg perlu deuretik
Restriksi caira :900-1200ml
Seksual : bisa konsumsi sildenafil pada pasien gejala ringan sedang
Aktivitas fisik: pada pasien stabil
golongan Nama obat Dosis indikasi kontraindiasi konsideras
ACE Ramipril 5mg 2 x 2,5 - 5mg Semua gagal jantung Stenosis aorta Naikan dosis tiap 2
Captopril 12,5 3 x 6,25 - 50mg ejeksi <40 Hiperkalemia>5,5 minggu
angiedema Periksa funsi ginjal tiap 6
Kreatinin2,5 (realtif) bulan
BB Bisoprolol 1,25- 1 x 1,25 - 10 Semua pasien HF ejeksi AV block >2 Naikan dosis tiap 2
2,5-5-10 <40 Sinus takikardia minggu
Asma bronchiale Nilai tekanan darah dan
nadi, jangan beri pada
nadi <50
MRA Spironolacton tab 1 x 25mg - 50mg Hiperkalemia>5,5 Naikan dosis tiap 2
25 mg Kreatinin2,5 (realtif) minggu
Periksa funsi ginjal tiap 6
bulan
ARNI Sacubitril/valsartan 2 x 50 – 200mg Semua pasien HF bila angiedema Setelah penggunaan ace
dari perki pertimbagkan beri jeda 36jam
setelah AC
SGLT2 I Dapaglifozin10mg 1x10mg Semua pasien HF
Ivarbradine Ivarbradine 5 dan 2 x 5 – 7,5 mg Pasien HF dengan Irama non sinus dan bradikardia
7,5 EF<35% tidak mempan
dengan bb dosis
maksimal irama sinus
>70x
digoxin Digoxin 0,25 mg 1 x 2,5mg Pasien HF dengan AF
>80x/m
Daftar obat yang digunakan
Dopamine inj 40mg/ml 5-20mcg/kgbb.menit di titrasi
dalam nacl 0,9% syrng pump
Norepinephrine 1mg/ml 0,1-0,5mcg/kgbb/min
Epinephrine 1mg/ml 0,005-0,5mcg/kgbb/min
Dobutamine 12,5mg/ml 2-20mcg/kgbb/min di titrasi

Anda mungkin juga menyukai