2 Menentukan Solusi
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
1 Rendahnya motivasi belajar IPA peserta didik Model Project Based Learning (PjBL) Penerapan Berdasarkan hasil identifikasi masalah
Model pembelajaran Project Based Learning pembelajaran pembelajaran IPA di SMPN 2 Barombong
A. Kajian literatur (PjBL) dipilih karena pembelajaran ini Problem based ditemukan bahwa ada beberapa masalah dalam
1. Anis Wahdati Sholekah (2020) memberikan kesempatan untuk Peserta didik learning dengan proses belajar mengajar. Masalah yang pertama
mengemukakan bahwa Model pembelajaran bekerja lebih otonom, untuk mengembangkan media video yaitu, rendahnya motivasi belajar IPA peserta
Project Based Learning (PjBL) efektif pembelajaran sendiri, lebih realistik dan animasi. didik hingga menyebabkan peserta didik tidak
mampu meningkatkan motivasi belajar menghasilkan suatu produk. Pembelajaran aktif selama pembelajaran berlangsung. Ada
peserta didik. berbasis proyek menyediakan tugas tugas banyak faktor yang menyebabkan rendahnya
http://www.ejournal.tsb.ac.id/index.php/j komplek yang berbasis pertanyaan pertanyaan motivasi belajar peserta didik namun akar
pm/article/view/260 atau masalah yang melibatkan Peserta didik masalah dari penyebab rendahnya motivasi
dalam aktivitas aktivitas memecahkan masalah, peserta didik adalah Model pembelajaran yang
Indikator keberhasilan meningkatkan membuat keputusan, melakukan investigasi dan kurang menarik sehingga belum mampu
motivasi peserta didik dalam artiker ini refleksi yang melibatkan guru sebagai fasilitator. meningkatkan motivasi belajar. Untuk itu
ditinjau dari keaktifan peserta didik, poin- Pembelajaran berbasis proyek terfokus pada diperlukan model yang tepat agar dapat
poinnya yaitu: pertanyaan pertanyaan yang menuntun Peserta menumbuhkan motivasi belajar peserta didik.
1. Tekun dalam mengahadapi tugas Project didik untuk memanfaatkan konsep konsep dan
2. Merancang dan memecahkan masalah prinsip -rinsip melalui pengalaman. Sehingga Setelah mengkaji beberapa literatur dan juga
3. Adanya Rasa keingintahuan tentang hal dengan pembelajaran berbasis proyek Peserta wawancara, ditemukan bahwa salah satu model
hal baru didik belajar dari pengalamannya dan yang tepat untuk diterapkan dan menjadi solusi
4. Adanya keinginan untuk merefleksi diri kemudian menerapkannya dalam kehidupan dari permasalahan ini adalah model Problem
sehari-hari. Model pembelajaran ini based learning. Hal ini didukung oleh kesesuaian
diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan indikator motivasi belajar dan sintaks (langkah-
hasil belajar IPA Peserta didik karena melalui langkah) dalam pembelajaran model Problem
model ini mereka akan dilatih untuk based learning. Model Problem based learning
mengonstruksi sendiri pengetahuan yang mereka ini juga mampu menumbuhkan rasa keingin
miliki dengan terlibat aktif dalam proses tahuan peserta didik dan mendorong keaktivan
pembelajaran yang kompleks. peserta didik serta keterampilan peserta didik
dalam memecahkan masalah. Dengan demikian
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
Project Based Learning (PjBL) memiliki 6 dengan menerapkan model ini, diharapkan
langkah yakni mulai dari pertanyaan mendasar mampu menumbuhkan motivasi belajar pada
dalam langkah ini guru memberikan stimulus peserta didik. Sejalan dengan itu, (Shamdas dkk.
agar mampu menarik Peserta didik menerka- 2020). PBL dapat meningkatkan motivasi belajar
nerka tentang suatu kejadian ini berkesesuaian Peserta didik karena mampu membuat peserta
dengan indikator (Adanya Rasa keingintahuan didik memiliki cara berpikir kreatif. Aktivitas
tentang hal hal baru), setelah itu Guru peserta didik pada Fase orientasi peserta didik
mengarahkan peserta didik agar dapat merancang diberi stimulus agar Adanya kegiatan yang
perancanaaan proyek, ini berkesesuaian dengan menarik, pada fase ini Guru dapat melihat
indiator (Merancang dan memecahkan masalah) , ketertarikan peserta didik hingga menerka-nerka
setelah itu peserta didik diarahkan untuk sendiri sehingga membuat peserta didik ingin
menyusun jadwal hal ini juga berkesesuaian mencari tahu. Maka peserta didik termotivasi
dengan indikator (Merancang dan memecahkan untuk melanjutkan ke fase-fase Selanjutnya.
masalah) , setelah itu guru memantau Peserta
didik ataupun kemajuan proyek hal ini Beberapa indikator dalam Motivasi belajar
berkesesuaian dengan indikator (Tekun dalam yang menjadi aspek penilaian tercapainya tujuan
mengahadapi tugas Project), setelah semua peningkatan motivasi belajar peserta didk.
project telah berhasil diselesaikan maka langkah Langkah awal dalam pembelajaran yaitu Guru
terakhir yaitu penilaian, dan mengevaluasi Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang
proses pembelajaran hal ini sejalan dengan hendak dicapai dipembelajaran, hal ini berkaitan
indikator (Adanya keinginan untuk merefleksi dengan indikator motivasi yang telah dipaparkan
diri) peneliti yaitu Adanya keinginan untuk belajar
atau perencanaan. Langkah selanjutnya Guru
Kelebihannya : menampilkan stimulus situasi yang berkaitan
1. Memberikan pengalaman kepada peserta dengan konsep sains dalam kehidupan sehari-
didik mengenai praktik menyusun proyek hari. Hal ini berkaitan dengan indikator yang
2. Meningkatkan pengarahan diri peserta didik telah disampaikan peneliti adanya kegiatan yang
3. Menyediakan pengalaman belajar yang menarik dalam belajar. Setelah itu Peserta didik
melibatkan Peserta didik secara kompleks hal mencari tahu dari berbagai sumber referensi
tersebut guna untuk berkembangnya Peserta terkait masalah atau fenomena yang di tampilkan.
didik secara dunia nyata Hal ini berhubungan dengn indikator yang
dipaparkan peneliti senang mencari dan
memecahkan masalah. Langkah terakhir yaitu
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
Kelemahannya : Peserta didik menarik kesimpulan dengan
1. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan menghubungkan materi dengan tujuan
persiapan agar model pembelajaran ini cukup pembelajaran dan memaparkan didepan kelas.
lama. Adanya Rasa Percaya diri.
2. Memerlukan banyak waktu untuk
menyelesaikan proyek Problem based learning (PBL) merupakan
3. banyaknya peralatan yang digunakan model yang efektif untuk pengajaran proses
4. ada kemungkinan Peserta didik pasif berpikir tingkat tinggi, pembelajaran ini
dalamkelompok, membantu Peserta didik untuk memproses
Karakteristik peserta didik : informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan
Meninjau karakteristik peserta didik , beberapa menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang
memiliki sifat yang malas untuk aktif, malas dunia sosial dan sekitarnya. Problem based
mencari tahu (malas untuk bergerak), tidak learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran
bertanggung jawab, maka model PjBL mampu yang melibatkan Peserta didik untuk
mendorong peserta didik lebih aktif lagi karena memecahkan masalah melalui tahap metode
peserta didik dilatih untuk mampu merancang ilmiah sehingga Peserta didik dapat mempelajari
dan membuat suatu project serta bertanggung pengetahuan yang berhubungan dengan masalah
jawab atas ketercapaian project yang harus tersebut dan sekaligus memiliki ketrampilan
diselesaikan untuk memecahkan masalah (Damayanti dkk.
2021).
Sarana dan Prasarana :
Dalam menerapkan model Project based learning, Kelebihan dan Kelemahan pendekatan PBL
tidak ada media khusus yang harus dipersiapkan, Secara umum dapat dikemukakan bahwa
kelebihan dan kelemahan dari penerapan
guru hanya perlu betul-betul mendalami dan
pendekatan PBL antara lain (Warsono dan
menguasai model ini Hariyanto, 2013:152), Peserta didik akan
terbiasa menghadapi masalah (problem
posing) dan merasa tertantang untuk
menyelesaikan masalah, tidak hanya terkait
dengan pembelajaran dalam kelas, tetapi juga
menghadapi masalah yang ada dalam
kehidupan sehari-hari (real world), memupuk
solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
dengan teman-teman sekelompok kemudian
berdiskusi dengan teman-teman sekelasnya,
makin mengakrabkan guru dengan Peserta
didik, karena ada kemungkinan suatu masalah
harus diselesaikan Peserta didik melalui
eksperimen hal ini juga akan membiasakan
Peserta didik dalam menerapkan metode
eksperimen. Kelemahan pendekatan PBL
(Warsono dan Hariyanto, 2013:152) tidak banyak
guru yang mampu mengantarkan Peserta didik
kepada pemecahan masalah, seringkali
memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang
panjang, aktivitas Peserta didik yang
dilaksanakan di luar sekolah sulit dipantau guru.
Daftar Pustaka
1. B. N. Shamdas dkk (2020). Jurnal
Kreatif Online (JKO) : Berpikir Kreatif
dan Motivasi Belajar Pada Pembelajaran
Menggunakan Problem based learning.
2. Damayanti, Truly sanuri dkk (2021).
Jurnal Profesi kependidikan : Penerapan
Model Pembelajaran PBL untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil
Belajar Peserta didik.
3. Warsono, Hariyanto (2013)
Pembelajaran Aktif. Bandung: PT.
Remaja Rosdaskarya
2. Pertiwi dkk (2022) mengemukakan bahwa Fun learning berbasis Problem based learning
model pembelajaran fun learning berbasis Model ini mampu meningkatkan motivasi
Problem based learning dapat meningkatkan peserta didik karena peserta didik terlibat secara
keterlibatan Peserta didik dan motivasi untuk
aktif didalam pembelajaran dan metode
terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran. pembelajaran yang menarik mampu membuat
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/jpf/ar peserta didik mencari tahu sendiri tentang
ticle/view/7087 peristiwa atau konsep sains.
Indikator motivasi dalam jurnal adalah: Fun learning berbasis Problem based learning
1. Adanya keinginan untuk belajar atau memiliki beberapa langkah. Langkah awal dalam
perencanaan pembelajaran yaitu Guru Menetapkan topik atau
2. adanya kegiatan yang menarik dalam masalah serta tujuan yang hendak dicapai
belajar dipembelajaran, hal ini berkaitan dengan
3. Adanya Rasa Percaya diri indikator motivasi yang telah dipaparkan peneliti
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
4. senang mencari dan memecahkan yaitu Adanya keinginan untuk belajar atau
masalah perencanaan. Langkah selanjutnya Guru
menampilkan stimulus situasi yang berkaitan
dengan konsep sains dalam kehidupan sehari-
hari. Hal ini berkaitan dengan indikator yang
telah disampaikan peneliti adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar. Setelah itu Peserta didik
mencari tahu dari berbagai sumber referensi
terkait masalah atau fenomena yang di tampilkan.
Hal ini berhubungan dengn indikator yang
dipaparkan peneliti senang mencari dan
memecahkan masalah. Langkah terakhir yaitu
Peserta didik menarik kesimpulan dengan
menghubungkan materi dengan tujuan
pembelajaran dan memaparkan didepan kelas.
Adanya Rasa Percaya diri
Kelebihan:
1. Model PBL berbantuan Metode fun learning
mampu memudahkan peserta didik dalam
memahami materi
2. Membuat peserta didik lebih aktif dan lebih
termotivasi sehingga hasil belajarnya akan
lebih baik.
3. Peserta didik juga dapat mengembangkan
kemampuan bersosialisasi dengan temannya.
4. Lebih menarik minat peserta didik karena
metode belajarnya yang menyenangkan
Kelemahan:
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
1. Jika tidak diarahkan dengan baik peserta didik
tidak akan terarah dengan baik.
2. Kelas menjadi kurang kondusif karena peserta
didik yang antusias dalam menerapkan model
dan metode menyenangkan.
Kelemahan:
1. Peserta didik belum terbiasa dan belum
mempunyai pengalaman tentang metode
pembelajaran cooperative learning tipe
STAD.
2. Masih terdapat peserta didik yang tampak
pasif dalam mengikuti pembelajaran.
3. Kurangnya kesadaran peserta didik dalam
menjawab LDS.
4. Ada peserta didik mengharapkan jawaban
dari temannya.
5. Kurangnya kemampuan guru dalam
mengelola kelas dengan penerapan metode
pembelajaran cooperatif learning model
STAD.
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
6. Kurangnya komunikasi antarpeserta didik
pada saat terjadi diskusi kelompok.
Daftar Pustaka
1. Hosnah, Wildah Maulidatul dkk. (2017).
Jurnal pembelajaran fisika. pengaruh
model pembelajaran inkuiri terbimbing
terhadap hasil belajar fisika.
2. Astuti, Y. K. 2016. Jurnal Pendidikan.
Literasi Sains dalam Pembelajaran IPA.
Kelebihan:
1. Membuat peserta didik menjadi aktif
2. Peserta didik dapat menemukan sendiri
konsep-konsep yang dipelajari.
Kelemahan:
1. Peserta didik harus memiliki kesiapan dan
kematangan mental, peserta didik harus
berani dan berkeinginan untuk mengetahui
keadaan sekitarnya dengan baik
2. Keadaan kelas yang dengan jumlah peserta
didik yang membengkak, akan memengaruhi
berjalannya model pembelajaran.
Kelebihan :
1. Memudahkan Peserta didik dalam
mengkontekstualisasi dunianya
2. Meningkatkan partisipasi peserta didik
dalam belajar sains
3. mengajak Peserta didik untuk
mengetahui bagaimana peran sains di
dunia nyata
kelemahan
1. tidak semua materi bisa diterapkan
metode ini
2. Peserta didik harus memiliki kesiapan
dan kematangan mental, peserta didik
harus berani dan berkeinginan untuk
mengetahui keadaan sekitarnya dengan
baik
Daftar Pustaka :
1. Hosnah, Wildah Maulidatul dkk. (2017).
Jurnal pembelajaran fisika. pengaruh
model pembelajaran inkuiri terbimbing
terhadap hasil belajar fisika.
Kelebihan:
1. Pembelajaran sains dengan inkuiri secara
signifikan memberikan hasil belajar lebih
baik bila dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional.
2. Sikap ilmiah dan hasil belajar peserta didik
menunjukkan peningkatan yang lebih baik
dengan model inkuiri terbimbing daripada
kelompok peserta didik yang belajar dengan
pembelajaran konvensional.
3. Pembelajaran dengan model inkuiri
terbimbing mampu memotivasi peserta didik
dalam proses pembelajaran sehingga mampu
menguasai materi yang diajarkan.
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
4. Media Virtual Laboratory dapat digunakan
sebagai media pembelajaran yang efektif
untuk mengajarkan konsep-konsep yang
abstrak dalam proses pembelajaran karenaa
sebagai pengganti alat yang telah aus dan
harus diperbarui.
Kelemahan:
1. Jika belum terbiasa menggunakan model ini
alokasi waktu bisa meleset.
2. Jika kelasnya terlalu gemuk, guru akan
kesulitan memfasilitasi semua peserta didik.
3. Virtual laboratory harus terkoneksi internet
(online) saat digunakan
Inkuiri terbimbing dimaksudkan untuk
memberikan bimbingan kepada Peserta didik
dalam menemukan konsep secara mandiri
melalui kegiatan percobaan atau kegiatan
eksperimen. Sehingga Langkah-langkah dalam
pembelajaran inkuiri terbimbing dimulai dari
Orientasi masalah dimana peserta didik diberikan
suatu permasalahan hal ini berhubungan dengan
indikator yang telah dijabarkan peneliti yaitu
mengidentifikasi isu ilmiah kemudian langkah
selanjutnya Mengajukan pertanyaan atau
permasalahan hal ini sesuai dengan indikator
mengidentifikasi isu ilmiah. Kemudian peserta
didik membuat hipotesis yang sejalan dengan
indikator memahami fenomena. Langkah
selanjutnya mengumpulkan data yang kemudian
sesuai dengan indikator mengidentifikasi isu
ilmiah. Setelah itu peserta didik melakukan
Analisis data, hal ini berkesesuaian dengan
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
indikator memecahkan masalah baik pada
konteks global maupun lokal dan yang terakhir
peserta didik membuat kesimpulan yang sejalan
dengan indikator memahami fenomena dan
menjelaskan fenomena
Daftar Pustaka
1. Husein, S., Herayanti, L., & Gunawan,
G. (2017). Pengaruh Penggunaan
Multimedia Interaktif Terhadap
Penguasaan Konsep Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Peserta didik Pada Materi
Suhu Dan Kalor. Jurnal Pendidikan
Fisika Dan Teknologi,
2. Renika, V. & Dian, R.N (2020).
Peningkatan Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi (HOTS) Menggunakan
Model Problem Based Learning. Jurnal
Pendidikan Haayati.
2. Nur indah dkk (2022) Pengembangan E- Problem based learning berbantuan media E-
LKPD Berbasis Problem based learning LKPD
(PBL) mampu Meningkatkan Kemampuan Problem based learning dalam beberapa
Higher Order Tingking Skill (HOTS) pada peneitian dan juga menurut beberapa
Pembelajaran IPA. narasumber model ini mampu meningkatkan
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/ keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dibalut
view/2691 dengan media pembelajaran yang menarik
contohnya adalah E-LKPD. Model ini
Indikator Berpikir kritis : dianggap mampu meningkatkan keterampilan
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
1. mampu merumuskan pokok-pokok berpikir tingkat tinggi peserta didik hingga
permasalahan mampu menyelesaikan soal HOTS karena
2. mampu mengungkap fakta yang karena peserta didik dapat membangun dan
dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu menemukan sendiri konsep pengetahuannya
masalah dengan mengkaitkan pengetahuan awal yang
3. mampu memilih argumen logis dimilikinya dengan visualisasi yang terdapat
4. mampu menentukan penyelesaian dengan pada E-LKPD.
beberapa solusi Langkah-langkah dalam model problem based
5. mampu menentukan akibat dari suatu leraning dengan tujuan mampu meningkatkan
pernyataan yang diambil sebagai suatu kemamp[uan berpikir kritis peserta didik 1)
keputusan mencari pernyataan yang jelas dari setiap
. pertanyaan; 2) mencari alasan; 3) berusaha
mengetahui informasi dengan baik; 4)
memakai sumber yang memiliki kredibilitas
dan menyebutkannya; 5) berusaha tetap
relevan dengan ide utama; 6) mengingat
kepentingan yang asli dan mendasar; 7)
mencari alternatif; 8) bersikap dan berpikir
terbuka; 9) mengambil posisi ketika ada bukti
yang cukup untuk melakukan sesuatu; 10)
mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila
memungkinkan; dan 11) bersikap secara
sistematis dan teratur dengan bagian-bagian
dari keseluruhan masalah.
Indikator kemampuan berpikir kritis yang
diturunkan dari aktivitas kritis no. 1 adalah
mampu merumuskan pokok-pokok
permasalahan. Indikator yang diturunkan dari
aktivitas kritis no. 3, 4, dan 7 adalah mampu
mengungkap fakta yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan suatu masalah. Indikator yang
diturunkan dari aktivitas kritis no. 2, 6, dan 12
adalah mampu memilih argumen logis,
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
relevan dan akurat. Indikator yang diturunkan
dari aktivitas kritis no. 8 dan 10, dan 11 adalah
mampu menentukan penyelesaian dengan
beberapa solusi. Indikator yang diturunkan
dari aktivitas kritis no. 5 dan 9 adalah mampu
menentukan akibat dari suatu pernyataan yang
diambil sebagai suatu keputusan.
Kelebihannya :
1. Peserta didik mampu biasa nya berpikir
tingkat tinggi pada proses pembelajaran
yaitu saat memecahkan masalah
2. Merangsang kemampuan berpikir peserta
didik
3. Mampu meningkatkan keterampilan
proses sains dan mengaitkan dengan
tehnologi
Kelemahannya :
1. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
persiapan agar model pembelajaran ini
cukup lama.
2. Jika adanya kesalahan teknis seperti
lampu padam dan lain-lain