Anda di halaman 1dari 44

LK. 2.

2 Menentukan Solusi

Nama : Titin Fatmawati


Kelas : IPA 010

Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
1 Rendahnya motivasi belajar IPA peserta didik Model Project Based Learning (PjBL) Penerapan Berdasarkan hasil identifikasi masalah
Model pembelajaran Project Based Learning pembelajaran pembelajaran IPA di SMPN 2 Barombong
A. Kajian literatur (PjBL) dipilih karena pembelajaran ini Problem based ditemukan bahwa ada beberapa masalah dalam
1. Anis Wahdati Sholekah (2020) memberikan kesempatan untuk Peserta didik learning dengan proses belajar mengajar. Masalah yang pertama
mengemukakan bahwa Model pembelajaran bekerja lebih otonom, untuk mengembangkan media video yaitu, rendahnya motivasi belajar IPA peserta
Project Based Learning (PjBL) efektif pembelajaran sendiri, lebih realistik dan animasi. didik hingga menyebabkan peserta didik tidak
mampu meningkatkan motivasi belajar menghasilkan suatu produk. Pembelajaran aktif selama pembelajaran berlangsung. Ada
peserta didik. berbasis proyek menyediakan tugas tugas banyak faktor yang menyebabkan rendahnya
http://www.ejournal.tsb.ac.id/index.php/j komplek yang berbasis pertanyaan pertanyaan motivasi belajar peserta didik namun akar
pm/article/view/260 atau masalah yang melibatkan Peserta didik masalah dari penyebab rendahnya motivasi
dalam aktivitas aktivitas memecahkan masalah, peserta didik adalah Model pembelajaran yang
Indikator keberhasilan meningkatkan membuat keputusan, melakukan investigasi dan kurang menarik sehingga belum mampu
motivasi peserta didik dalam artiker ini refleksi yang melibatkan guru sebagai fasilitator. meningkatkan motivasi belajar. Untuk itu
ditinjau dari keaktifan peserta didik, poin- Pembelajaran berbasis proyek terfokus pada diperlukan model yang tepat agar dapat
poinnya yaitu: pertanyaan pertanyaan yang menuntun Peserta menumbuhkan motivasi belajar peserta didik.
1. Tekun dalam mengahadapi tugas Project didik untuk memanfaatkan konsep konsep dan
2. Merancang dan memecahkan masalah prinsip -rinsip melalui pengalaman. Sehingga Setelah mengkaji beberapa literatur dan juga
3. Adanya Rasa keingintahuan tentang hal dengan pembelajaran berbasis proyek Peserta wawancara, ditemukan bahwa salah satu model
hal baru didik belajar dari pengalamannya dan yang tepat untuk diterapkan dan menjadi solusi
4. Adanya keinginan untuk merefleksi diri kemudian menerapkannya dalam kehidupan dari permasalahan ini adalah model Problem
sehari-hari. Model pembelajaran ini based learning. Hal ini didukung oleh kesesuaian
diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan indikator motivasi belajar dan sintaks (langkah-
hasil belajar IPA Peserta didik karena melalui langkah) dalam pembelajaran model Problem
model ini mereka akan dilatih untuk based learning. Model Problem based learning
mengonstruksi sendiri pengetahuan yang mereka ini juga mampu menumbuhkan rasa keingin
miliki dengan terlibat aktif dalam proses tahuan peserta didik dan mendorong keaktivan
pembelajaran yang kompleks. peserta didik serta keterampilan peserta didik
dalam memecahkan masalah. Dengan demikian
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
Project Based Learning (PjBL) memiliki 6 dengan menerapkan model ini, diharapkan
langkah yakni mulai dari pertanyaan mendasar mampu menumbuhkan motivasi belajar pada
dalam langkah ini guru memberikan stimulus peserta didik. Sejalan dengan itu, (Shamdas dkk.
agar mampu menarik Peserta didik menerka- 2020). PBL dapat meningkatkan motivasi belajar
nerka tentang suatu kejadian ini berkesesuaian Peserta didik karena mampu membuat peserta
dengan indikator (Adanya Rasa keingintahuan didik memiliki cara berpikir kreatif. Aktivitas
tentang hal hal baru), setelah itu Guru peserta didik pada Fase orientasi peserta didik
mengarahkan peserta didik agar dapat merancang diberi stimulus agar Adanya kegiatan yang
perancanaaan proyek, ini berkesesuaian dengan menarik, pada fase ini Guru dapat melihat
indiator (Merancang dan memecahkan masalah) , ketertarikan peserta didik hingga menerka-nerka
setelah itu peserta didik diarahkan untuk sendiri sehingga membuat peserta didik ingin
menyusun jadwal hal ini juga berkesesuaian mencari tahu. Maka peserta didik termotivasi
dengan indikator (Merancang dan memecahkan untuk melanjutkan ke fase-fase Selanjutnya.
masalah) , setelah itu guru memantau Peserta
didik ataupun kemajuan proyek hal ini Beberapa indikator dalam Motivasi belajar
berkesesuaian dengan indikator (Tekun dalam yang menjadi aspek penilaian tercapainya tujuan
mengahadapi tugas Project), setelah semua peningkatan motivasi belajar peserta didk.
project telah berhasil diselesaikan maka langkah Langkah awal dalam pembelajaran yaitu Guru
terakhir yaitu penilaian, dan mengevaluasi Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang
proses pembelajaran hal ini sejalan dengan hendak dicapai dipembelajaran, hal ini berkaitan
indikator (Adanya keinginan untuk merefleksi dengan indikator motivasi yang telah dipaparkan
diri) peneliti yaitu Adanya keinginan untuk belajar
atau perencanaan. Langkah selanjutnya Guru
Kelebihannya : menampilkan stimulus situasi yang berkaitan
1. Memberikan pengalaman kepada peserta dengan konsep sains dalam kehidupan sehari-
didik mengenai praktik menyusun proyek hari. Hal ini berkaitan dengan indikator yang
2. Meningkatkan pengarahan diri peserta didik telah disampaikan peneliti adanya kegiatan yang
3. Menyediakan pengalaman belajar yang menarik dalam belajar. Setelah itu Peserta didik
melibatkan Peserta didik secara kompleks hal mencari tahu dari berbagai sumber referensi
tersebut guna untuk berkembangnya Peserta terkait masalah atau fenomena yang di tampilkan.
didik secara dunia nyata Hal ini berhubungan dengn indikator yang
dipaparkan peneliti senang mencari dan
memecahkan masalah. Langkah terakhir yaitu
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
Kelemahannya : Peserta didik menarik kesimpulan dengan
1. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan menghubungkan materi dengan tujuan
persiapan agar model pembelajaran ini cukup pembelajaran dan memaparkan didepan kelas.
lama. Adanya Rasa Percaya diri.
2. Memerlukan banyak waktu untuk
menyelesaikan proyek Problem based learning (PBL) merupakan
3. banyaknya peralatan yang digunakan model yang efektif untuk pengajaran proses
4. ada kemungkinan Peserta didik pasif berpikir tingkat tinggi, pembelajaran ini
dalamkelompok, membantu Peserta didik untuk memproses
Karakteristik peserta didik : informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan
Meninjau karakteristik peserta didik , beberapa menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang
memiliki sifat yang malas untuk aktif, malas dunia sosial dan sekitarnya. Problem based
mencari tahu (malas untuk bergerak), tidak learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran
bertanggung jawab, maka model PjBL mampu yang melibatkan Peserta didik untuk
mendorong peserta didik lebih aktif lagi karena memecahkan masalah melalui tahap metode
peserta didik dilatih untuk mampu merancang ilmiah sehingga Peserta didik dapat mempelajari
dan membuat suatu project serta bertanggung pengetahuan yang berhubungan dengan masalah
jawab atas ketercapaian project yang harus tersebut dan sekaligus memiliki ketrampilan
diselesaikan untuk memecahkan masalah (Damayanti dkk.
2021).
Sarana dan Prasarana :
Dalam menerapkan model Project based learning, Kelebihan dan Kelemahan pendekatan PBL
tidak ada media khusus yang harus dipersiapkan, Secara umum dapat dikemukakan bahwa
kelebihan dan kelemahan dari penerapan
guru hanya perlu betul-betul mendalami dan
pendekatan PBL antara lain (Warsono dan
menguasai model ini Hariyanto, 2013:152), Peserta didik akan
terbiasa menghadapi masalah (problem
posing) dan merasa tertantang untuk
menyelesaikan masalah, tidak hanya terkait
dengan pembelajaran dalam kelas, tetapi juga
menghadapi masalah yang ada dalam
kehidupan sehari-hari (real world), memupuk
solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
dengan teman-teman sekelompok kemudian
berdiskusi dengan teman-teman sekelasnya,
makin mengakrabkan guru dengan Peserta
didik, karena ada kemungkinan suatu masalah
harus diselesaikan Peserta didik melalui
eksperimen hal ini juga akan membiasakan
Peserta didik dalam menerapkan metode
eksperimen. Kelemahan pendekatan PBL
(Warsono dan Hariyanto, 2013:152) tidak banyak
guru yang mampu mengantarkan Peserta didik
kepada pemecahan masalah, seringkali
memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang
panjang, aktivitas Peserta didik yang
dilaksanakan di luar sekolah sulit dipantau guru.

Dengan demikian, Problem based learning


sudah jelas mampu mengatasi permalahan
rendahnya motivasi belajar peserta didik jika
diterapkan. Meninjau dari masalah-masalah yang
telah dikaji beserta solusinya, tentu model ini
mampu meningkatkan motivasi peserta didik dan
diharapkan dapat berhasil hingga dapat
diteruskan dalam jangka panjang. Sebaliknya,
Jika model Problem based learning ini tidak
diterapkan maka harapan untuk meningkatkan
motivasi belajar peserta didik. Padahal motivasi
belajar sangat diperlukan oleh peserta didik agar
memiliki keinginan untuk belajar dan
mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
Peserta didik harus memiiki motivasi dalam
dirinya. Motivasi belajar pada diri Peserta didik
merupakan hal yang sangat penting karena
bersifat dorongan yang dapat menggerakkan
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
Peserta didik untuk terus bertindak sesuai dengan
apa yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan
belajar (Shamdas dkk. 2020).

Daftar Pustaka
1. B. N. Shamdas dkk (2020). Jurnal
Kreatif Online (JKO) : Berpikir Kreatif
dan Motivasi Belajar Pada Pembelajaran
Menggunakan Problem based learning.
2. Damayanti, Truly sanuri dkk (2021).
Jurnal Profesi kependidikan : Penerapan
Model Pembelajaran PBL untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil
Belajar Peserta didik.
3. Warsono, Hariyanto (2013)
Pembelajaran Aktif. Bandung: PT.
Remaja Rosdaskarya
2. Pertiwi dkk (2022) mengemukakan bahwa Fun learning berbasis Problem based learning
model pembelajaran fun learning berbasis Model ini mampu meningkatkan motivasi
Problem based learning dapat meningkatkan peserta didik karena peserta didik terlibat secara
keterlibatan Peserta didik dan motivasi untuk
aktif didalam pembelajaran dan metode
terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran. pembelajaran yang menarik mampu membuat
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/jpf/ar peserta didik mencari tahu sendiri tentang
ticle/view/7087 peristiwa atau konsep sains.

Indikator motivasi dalam jurnal adalah: Fun learning berbasis Problem based learning
1. Adanya keinginan untuk belajar atau memiliki beberapa langkah. Langkah awal dalam
perencanaan pembelajaran yaitu Guru Menetapkan topik atau
2. adanya kegiatan yang menarik dalam masalah serta tujuan yang hendak dicapai
belajar dipembelajaran, hal ini berkaitan dengan
3. Adanya Rasa Percaya diri indikator motivasi yang telah dipaparkan peneliti
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
4. senang mencari dan memecahkan yaitu Adanya keinginan untuk belajar atau
masalah perencanaan. Langkah selanjutnya Guru
menampilkan stimulus situasi yang berkaitan
dengan konsep sains dalam kehidupan sehari-
hari. Hal ini berkaitan dengan indikator yang
telah disampaikan peneliti adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar. Setelah itu Peserta didik
mencari tahu dari berbagai sumber referensi
terkait masalah atau fenomena yang di tampilkan.
Hal ini berhubungan dengn indikator yang
dipaparkan peneliti senang mencari dan
memecahkan masalah. Langkah terakhir yaitu
Peserta didik menarik kesimpulan dengan
menghubungkan materi dengan tujuan
pembelajaran dan memaparkan didepan kelas.
Adanya Rasa Percaya diri

Kelebihan:
1. Model PBL berbantuan Metode fun learning
mampu memudahkan peserta didik dalam
memahami materi
2. Membuat peserta didik lebih aktif dan lebih
termotivasi sehingga hasil belajarnya akan
lebih baik.
3. Peserta didik juga dapat mengembangkan
kemampuan bersosialisasi dengan temannya.
4. Lebih menarik minat peserta didik karena
metode belajarnya yang menyenangkan

Kelemahan:
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
1. Jika tidak diarahkan dengan baik peserta didik
tidak akan terarah dengan baik.
2. Kelas menjadi kurang kondusif karena peserta
didik yang antusias dalam menerapkan model
dan metode menyenangkan.

Karakteristik peserta didik :


Meninjau karakteristik peserta didik , beberapa
memiliki sifat yang kurang tertarik terhadap
pembelajaran, cenderung ingin bermain sehingga
Fun learning berbasis Problem based learning
Ini menjadi model yang cocok karena dapat
menarik peserta didik dengan metode
pembelajaran yang menyenangkan.

Sarana dan Prasarana :


Dalam menerapkan model Fun learning
berbasis Problem based learning, tidak ada
media khusus yang harus dipersiapkan, guru
hanya perlu betul-betul mendalami dan
menguasai model ini
3. Israil (2019) mengemukakan bahwa model Model pembelajaran Student Teams Achievment
pembelajaran cooperatif learning tipe Student Division (STAD) mampu membentuk interaksi
Teams Achievment Division (STAD) mampu diantara peserta didik, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan motivasi peserta didik. meningkatkan minat yang menumbuhkan
https://e- motivasi peserta didik dalam belajar. Pada
journal.undikma.ac.id/index.php/jurnalkepen pembelajaran STAD peserta didik dapat bertukar
didikan/article/view/1807 pikiran, peserta didik yang memiliki kemampuan
lebih tinggi dapat membantu peserta didik yang
Indikator motivasi belajar pada jurnal : memiliki kemampuan lebih rendah. Peserta didik
1. Aktif dalam pembelajaran saling bekerja sama untuk memahami materi
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
2. Minat belajar dan menyelesaikan tugas kelompok.
3. Saling asah satu sama lain Penghargaan akan diberikan kepada kelompok
yang memililiki kemampuan memahami materi
lebih cepat serta dapat menyelesaikan tugas
dengan baik dan tepat waktu. Maka diharapkan
dengan menggunakan model pembelajaran
STAD, kerja sama peserta didik dalam kelompok
belajar akan memotivasi belajar sesama anggota
kelompok serta membantu anggota kelompok
untuk mencapai ketuntasan hasil belajar
Kelebihan:
Meningkatkan aktivitas dan interaksi peserta
didik, sehingga dapat saling memotivasi dan
membantu dalam proses penguasaan materi
pelajaran untuk mendapatkan hasil belajar yang
maksimal.

Kelemahan:
1. Peserta didik belum terbiasa dan belum
mempunyai pengalaman tentang metode
pembelajaran cooperative learning tipe
STAD.
2. Masih terdapat peserta didik yang tampak
pasif dalam mengikuti pembelajaran.
3. Kurangnya kesadaran peserta didik dalam
menjawab LDS.
4. Ada peserta didik mengharapkan jawaban
dari temannya.
5. Kurangnya kemampuan guru dalam
mengelola kelas dengan penerapan metode
pembelajaran cooperatif learning model
STAD.
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
6. Kurangnya komunikasi antarpeserta didik
pada saat terjadi diskusi kelompok.

Ada beberapa langkah pembelajaran dalam


model STAD. Langkah pertama Penyampaian
tujuan dan motivasi. (memperhatian). Setelah itu
guru melakukan pembagian kelompok kepada
peserta didik. Setelah itu guru melakukan sedikirt
presentasi atau arahan-arahan. Kemudian
Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim)
dilaksanakan sesuai dengan arahan sebelumnya.
Setelah itu guru memberikan Kuis (evaluasi).
(menjawab pertanyaan). Bisa berupa kuis
didalam Quiziz maupun secara langsung.
Langkah terakhir, guru memberikan Penghargaan
prestasi atas keberhasilan kelompok.
(penghargaan)

Karakteristik peserta didik :


Meninjau karakteristik peserta didik , beberapa
memiliki sifat yang kurang tertarik terhadap
pembelajaran, cenderung ingin bermain sehingga
Model pembelajaran Student Teams Achievment
Division (STAD) Ini menjadi model yang cocok
karena dapat menarik peserta didik dengan
metode pembelajaran yang menyenangkan.

Sarana dan Prasarana :


Dalam menerapkan model Model pembelajaran
Student Teams Achievment Division (STAD)
tidak ada media khusus yang harus dipersiapkan,
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
guru hanya perlu betul-betul mendalami dan
menguasai model ini

4. Endang Wahyuningsih (2021) menyatakan Penggunaan Media beberan Charta


bahwa penggunaan media charta sebagai Model pembelajaran ini dapat
beberan dalam pembelajaran dapat menimbulkan rasa senang pada Peserta
meningkatkan motivasi belajar Peserta didik didik karena dapat menumbuhkan rasa
https://www.researchgate.net/publication/35 menyelidiki yang dilakukan dengan
3449578_PENGGUNAAN_BEBERAN_CH pengamatan. Guru dapat memberikan stimulus
ARTA_UNTK_MENINGKATKAN_MOTI berupa media baperan charta. Dengan
VASI_BELAJAR_PESERTA Penggunaan media ini, diharapkan dapat
DIDIK_PADA_MATA_PELAJARAN_IPA menyalurkan pesan yang dapat merangsang
pikiran, perasaan dan kemauan peserta didik
Indikator keberhasilan tindakan yang sehingga mendorong terjadinya proses belajar
dilakukan guru selama penelitian dengan peserta didik.
penggunaan media charta dalam
pembelajaran ini untuk meningkatkan Kelebihannya :
motivasi peserta didik adalah jika 100% 1. Peserta didik mampu lebih aktif dalam
Peserta didik dalam kelas aktif mengikuti pembelajaran sehingga peserta didik mampu
kegiatan pembelajaran. Adapun beberapa lebih memotivasi.
point nya adalah: 2. Meningkatkan pengarahan diri peserta didik
1. Memperhatikan penjelasan guru 3. Meningkatkan kontak antar peserta didik
2. Menyampaikan jawaban/tanggapan yang bermanfaat untuk pertumbuhan kognitif
3. Merangkum materi pelajaran peserta didik.
4. memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengungkapkan gagasan secara
eksplisi
Kelemahannya :
1. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
persiapan agar model pembelajaran ini cukup
lama.
2. Jika peserta didik tidak diberikan pemahaman
dan alasan yang tepat kenapa mereka harus
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
berupaya untuk memecahkan masalah yang
sedang dipelajari, maka mereka tidak akan
belajar apa yang mereka ingin pelajari.
Sintaks PBL:
1. Orientasi Peserta didik pada masalah
2. Mengorganisasikan Peserta didik dalam
belajar
3. Membimbing penyelidikan individual
maupun kelompok.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah

B. Hasil Wawancara Analisis hasil Wawancara


1. Kepala sekolah SMPN 2 Barombong : Hj. 1. Kepala sekolah SMPN 2 Barombong : Hj.
Nurmi, M.Pd Nurmi, M.Pd
Untuk meningkatkan motivasi belajar peserta Untuk masalah motivasi Peserta didik, Guru
didik model yang bisa diterapkan adalah perlu menggunakan model pembelajaran yang
Problem based learning, bisa berbantuan memancing peserta didik. Memancing
metode kartu dan metode lainnya. keaktifan peserta didik menggunakan model
2. Ketua MGMP IPA Spendubar : Baharuddin, pembelajaran based learning bisa
S.Pd menggunakan media yang menarik yang tentu
model pembelajaran yang bisa dijadikan saja bisa memancing pertanyaan dalam benak
solusi, misalnya Inkuiri terbimbing atau peserta didik “kok bisa?” bisa berbantuan
Problem based learning tentunya metode kartu agar peserta didik lebih aktif
3. Pakar : Pertiwi, S.Pd., M.Pd didalam pembelajaran dengan menulis hal
Akar penyebab masalah motivasi peserta penting didalam kartu.
didik yang kurang adalah di model, akan 2. Ketua MGMP IPA Spendubar : Baharuddin,
tetapi model juga perlu dibalut dengan fun S.Pd
learning. Bisa dibalut dengan model Ada beberapa model pembelajaran yang bisa
dijadikan solusi, misalnya Inkuiri terbimbing
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
pembelajaran based learning atau model dimana para Guru beperan menentukan topik
STAD penelitian yang akan dilakukan,
4. Teman Sejawat mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang
Selama mengajar, model pembelajaran yang terkait dengan topik yang akan diselidiki,
efektif meningkatkan motivasi Peserta didik menentukan prosedur atau langkah-langkah
adalah Inkuiri terbimbing. yang harus dilakukan oleh peserta didik,
hingga membimbing peserta didik dalam
menganalisis data, menyediakan worksheet
yang telah berbentuk kolom-kolom sehingga
peserta didik cukup melengkapi dan
membantu membuat kesimpulan.
3. Pakar : Pertiwi, S.Pd., M.Pd
Akar penyebab masalah motivasi peserta
didik yang kurang adalah di model, akan
tetapi model juga perlu dibalut dengan fun
learning. Bisa dibalut dengan model
pembelajaran based learning, atau STAD
cooperatif learning tipe Student Teams
Achievment Division untuk memotivasi
peserta didik supaya dapat saling mendukung
dan membantu sama lain dalam menguasai
pelajaran yang 2 diajarkan oleh guru. Jika
peserta didik ingin agar timnya mendapatkan
penghargaan tim, peserta didik harus
membantu teman satu timnya untuk
mempelajari materinya. Peserta didik harus
mendukung teman satu timnya untuk
melakukan yang terbaik, menunjukkan norma
bahwa belajar itu penting, berharga, dan
menyenangkan
4. Teman Sejawat : Ernawati, S.Pd.
untuk model pembelajaran yang efektif
meningkatkan motivasi Peserta didik adalah
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
Inkuiri terbimbing dimana seluruh aktivitas
yang dilakukan Peserta didik diarahkan untuk
mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu
yang dipertanyakan, sehingga menumbuhkan
rasa percaya diri dan optimisme yang dapat
meningkatkan motivasi Peserta didik
Berdasarkan kajian analisis alternatif soulusi, Berdasarkan analisis wawancara beberapa model
maka disimpulkan bahwa indikator motivasi pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan
belajar : motivasi belajar peserta didik adalah Problem
1. Adanya rasa ingin tahu based learning, Project based larning, dan model
2. aktif berinteraksi dalam pembelajaran pembelajaran cooperatif learning tipe Student
3. adanya dorongan dan kebutuhan dalam Teams Achievment Division (STAD)
belajar
4. adanya kegiatan yang menarik dalam
belajar
5. Adanya Rasa Percaya diri
6. senang mencari dan memecahkan
masalah
7. Aktif dalam pembelajaran
8. Minat
9. Tekun dalam mengahadapi tugas Project
10. Merancang dan memecahkan masalah

C. Hasil Wawancara Penentu Solusi


1. Kepala sekolah SMPN 2 Barombong : Hj.
Nurmi, M.Pd
Solusi yang paling tepat untuk beberapa
model yang ditawarkan adalah Problem
based learning yang berbantukan beberaapa
media menarik yang menghubungkan dengan
kehidupan sehari-hari. Untuk kendala yang
akan dialami tentunya hanya dari guru itu
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
sendiri apabila mampu menghandle model
pembelajaran ini dengan baik maka
pembelajaran pun bisa terlaksana dengan
baik. Apalagi di SMPN 2 Barombong cukup
dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang
terbilang cukup baik.
2. Pakar ( Ketua MGMP IPA Wilayah 6) :
Baharuddin, S.Pd
model pembelajaran yang bisa dijadikan
solusi dari beberapa alternatif solusi adalah
project based learning. Karena tidak hanya
mengandalkan pengetaahuan peserta didik,
namun juga mampu menggerakkan segi
motorik peserta didik sehinggga mampu
membuat peserta didik lebih tertantang dan
dapat meningkatkan motivasi peserta didik.
3. Guru IPA SMPN 2 Barombong : Pertiwi,
S.Pd., M.Pd
meninjau beberapa faktor yaitu kesiapaan
mental dan penerimaan materi oleh peserta
didik maka model yang paling tepat
diterapkan didalam SMPN 2 barombong
adalah Problem based learning dimana mode
ini harus di balut dengan strategi menarik
contohnya fun learning, ataupun
menggunakan kumospace atau media
menarik seperti pesert didik menemukan
sendiri cara kerja hologram atau bisa juga
menggunakan media video animasi.
Kendala yang mungkin terjadi hanya
keterbatassan waktu, tapi ini bisa di
maksimalkan oleh Guru.
4. Teman Sejawat : Ernawati, S.Pd
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
Selama mengajar, model pembelajaran yang
efektif meningkatkan motivasi Peserta didik
adalah Problem based learning. Model ini
menjadi model yang paling memungkinkan
untuk diterapkan di SMPN 2 Barombong,
mengingat peserta didik yang menyukai hal-
hal yang membuat segudang pertanyaan
dikepalanya lalu dipecahkan bersama. Media
yang bisa digunakian bisa berupa stimulus
yakni video animasi, ppt zoom in ataupun
mind mapping
2 Kemampuan literasi sains Peserta didik yang Model pembelajaran Inkuiri terbimbing Model Berdasarkan hasil identifikasi masalah
masih kategori rendah Inkuiri dalam beberapa peneitian dan juga pembelajaran pembelajaran IPA di SMPN 2 Barombong
menurut beberapa narasumber model ini mampu Inkuiri ditemukan Masalah yang kedua yaitu,
A. Kajian Literatur meningkatkan Literasi sains peserta didik. Model terbimbing kemampuan literasi sains peserta didik yang
ini dianggap mampu meningkatkan motivasi berbantuan masih tergolong rendah. Ada banyak faktor yang
1. Yuni Erdani (2020) menyatakan bahwa peserta didik karena peserta didik mampu media menyebabkan rendahnya kemampuan literasi
model pembelajaran inkuiri terbimbing menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik Augmented sains peserta didik namun akar masalah nya
mampu meningkatkan meningkatkan literasi tentang pengetahuan sains untuk memecahkan reality terdapat pada Model pembelajaran belum mampu
sains peserta didik. masalah. Model pembelajaran inkuiri terbimbing meningkatkan literasi sains peserta didik.Untuk
https://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/JPF merupakan model pembelajaran dimana guru itu diperlukan model yang tepat agar dapat
T/article/view/1549 memberikan bimbingan kepada peserta didik meningkatkan kemampuan literasi peserta didik.
dalam menemukan, merumuskan, serta
Indikator literasi sains yang terdapat didalam memecahkan masalah dalam mengembangkan Melalui kajian literatur dan wawancara,
jurnal : pengetahuan peserta didik dan bimbingan yang ditemukan bahwa salah satu model pembelajaran
1. memecahkan masalah pada konteks lokal diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan, yang dapat dijadikan sebagai solusi dalam
2. memecahkan masalah pada konteks arahan – arahan untuk mengarahkan Peserta didik mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan
global pada kesimpulan yang diharapkan menerapkan model pembelajaran inkuiri
3. memahami fenomena terbimbing berbantuan media Augmented reality.
4. menjelaskan fenomena, Kelebihan : Aktivitas peserta didik dalam langkah-langkah
5. mengidentifikasi isu ilmiah 1. Menumbuhkan rasa ingin tahu pembelajar model pembelajaran inkuiri terbimbing sesuai
6. menggunakan bukti ilmiah sehingga peserta didik terdorong untuk dengan indikator literasi sains. Pada tahap
penarikan kesimpulan, peserta didik diharapkan
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
mencari tahu dan mengembangkan literasi mampu menginterpretasikan data yang telah
sains peserta didik. dianalisis dan membut suatu kesimpulan dari data
2. Langkah-langkah model pembelajaran inkuiri hasil interpretasi. Aktivitas peserta didik dalam
memungkinkan Peserta didik mempunyai pengembangan kemampuan literasi sains juga
waktu yang cukup untuk mengasimilasi dan dilihat dari aspek kompetensi. Aspek kompetensi
mengakomodasi setiap informasi yang literasi sains terdiri dari aspek menjelaskan
relevan yang mereka peroleh, sehingga fenomena ilmiah, mengevaluasi dan merancang
pengetahuan yang mereka miliki akan penyelidikan ilmiah, serta menginterpretasikan
semakin mantap, luas dan mendalam. data dan bukti secara ilmiah. Berdasarkan
3. Terjadi peningkatan kemampuan ingatan dan manfaat literasi sains dalam kehidupan, membuat
pemahaman terhadap materi pembelajaran literasi sains menjadi pertimbangan penting
oleh Peserta didik, karena pengetahuan atau untuk dimiliki peserta didik sejak dini dan telah
informasi yang mereka peroleh berdasarkan terintegrasi dalam pembelajaran saintifik pada
pengalaman belajar mereka yang otentik Kurikulum 2013 (Astuti, 2016).
ketika mereka (Peserta didik) menemukan
sendiri jawaban akan pertanyaan-pertanyaan Kelebihan model inkuiri terbimbing
yang juga mereka ajukan sendiri saat proses (guided Inkuiri) adalah guru tidak melepas
pembelajaran begitu saja kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh peserta didik, sehingga peserta
Pembelajaran dengan menggunakan inkuiri didik yang berifikir lambat atau peserta didik
terbimbing dimaksudkan untuk memberikan yang mempunyai intelegensi rendah tetap
bimbingan kepada Peserta didik dalam mampu mengikuti kegiatan yang sedang
menemukan konsep secara mandiri melalui dilaksanakan dan peserta didik yang
kegiatan percobaan atau kegiatan eksperimen. mempunyai kemampuan berpikir tinggi tidak
Sehingga Langkah-langkah dalam pembelajaran memonopoli kegiatan. Kelemahan model inkuiri
inkuiri terbimbing dimulai dari Orientasi masalah terbimbing Peserta didik harus memiliki kesiapan
dimana peserta didik diberikan suatu dan kematangan mental, peserta didik harus
permasalahan hal ini berhubungan dengan berani dan berkeinginan untuk mengetahui
indikator yang telah dijabarkan peneliti yaitu keadaan sekitarnya dengan baik (Hosna
mengidentifikasi isu ilmiah kemudian langkah dkk.2017)
selanjutnya Mengajukan pertanyaan atau
permasalahan hal ini sesuai dengan indikator Aktivitas peserta dalam pembelajaran inkuiri
mengidentifikasi isu ilmiah. Kemudian peserta terbimbing dimulai dari Orientasi masalah
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
didik membuat hipotesis yang sejalan dengan dimana peserta didik diberikan suatu
indikator memahami fenomena. Langkah permasalahan hal ini berhubungan dengan
selanjutnya mengumpulkan data yang kemudian indikator yang telah dijabarkan peneliti yaitu
sesuai dengan indikator mengidentifikasi isu mengidentifikasi isu ilmiah kemudian langkah
ilmiah. Setelah itu peserta didik melakukan selanjutnya mengajukan pertanyaan atau
Analisis data, hal ini berkesesuaian dengan permasalahan hal ini sesuai dengan indikator
indikator memecahkan masalah baik pada mengidentifikasi isu ilmiah. Kemudian peserta
konteks global maupun lokal dan yang terakhir didik membuat hipotesis yang sejalan dengan
peserta didik membuat kesimpulan yang sejalan indikator memahami fenomena. Langkah
dengan indikator memahami fenomena dan selanjutnya mengumpulkan data yang kemudian
menjelaskan fenomena sesuai dengan indikator mengidentifikasi isu
ilmiah. Setelah itu peserta didik melakukan
Kelemahan : Analisis data, hal ini berkesesuaian dengan
1. Pembelajaran inkuri yang dilakukan oleh indikator memecahkan masalah baik pada
Peserta didik dapat melenceng arahnya dari konteks global maupun lokal dan yang terakhir
tujuan semula peserta didik membuat kesimpulan yang sejalan
2. Akan terjadi hambatan dalam pelaksanaan dengan indikator memahami fenomena dan
model pembelajaran inkuiri ini pada Peserta menjelaskan fenomena
didik-Peserta didik yang telah terbiasa
menerima informasi dari guru Dengan demikian, Inkuiri terbimbing sudah
jelas mampu mengatasi permalahan rendahnya
Karakteristik peserta didik : motivasi belajar peserta didik jika diterapkan.
Meninjau karakteristik peserta didik , beberapa Meninjau dari masalah-masalah yang telah dikaji
memiliki sifat yang kurang tertarik terhadap beserta solusinya, tentu model ini mampu
pembelajaran, cenderung ingin bermain sehingga meningkatkan pemahaman literasi sains peserta
Model pembelajaran Model pembelajaran didik dan diharapkan dapat berhasil hingga dapat
Inkuiri terbimbing Ini menjadi model yang diteruskan dalam jangka panjang. Penggunaan
cocok karena dapat menarik peserta didik dengan model ini dapat disempurnakan dengan media
metode pembelajaran yang menyenangkan. Augmented reality. Sebaliknya, Jika model
inkuiri terbimbing ini tidak diterapkan maka
Sarana dan Prasarana : harapan untuk meningkatkan kemampuan literasi
Dalam menerapkan model Model pembelajaran sains peserta didik ini menjadi tidak ada. Padahal
Model pembelajaran Inkuiri terbimbing tidak literasi sains ini sangat diperlukan oleh peserta
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
ada media khusus yang harus dipersiapkan, guru didik agar mampu menerapkan pengetahuan
hanya perlu betul-betul mendalami dan literasi sains nya dalam kehidupan sehari-hari.
menguasai model ini Apalagi dalam abad 21 ini, peserta didik
diharapkan memiliki kemampuan literasi sains
yang tinggi.

Daftar Pustaka
1. Hosnah, Wildah Maulidatul dkk. (2017).
Jurnal pembelajaran fisika. pengaruh
model pembelajaran inkuiri terbimbing
terhadap hasil belajar fisika.
2. Astuti, Y. K. 2016. Jurnal Pendidikan.
Literasi Sains dalam Pembelajaran IPA.

2. Aliana, dkk (2022): Mengemukakan bahwa Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing


Inkuiri Terbimbing berpengaruh positif merupakan model pembelajaran yang
meningkatkan kemampuan literasi sains berlandaskan pandangan konstruktivisme bahwa
peserta didik. pembelajaran dengan mengkonstruksi sendiri
https://jurnal.fkip.unmul.ac.id/index.php/JLP pengetahuannya, sehingga sangat sesuai sebagai
F/article/view/352 alternatif pembelajaran sains khususnya dalam
pencapaian pemahaman konsep dan literasi sains.
Indikator :
1. Menjelaskan fakta-fakta, konsep- konsep Inkuiri terbimbing dimaksudkan untuk
ilmiah memberikan bimbingan kepada Peserta didik
2. Menyajikan hipotesis-hipotesis, teori- dalam menemukan konsep secara mandiri
teori ilmiah melalui kegiatan percobaan atau kegiatan
3. Menerapkan pengetahuan sains dalam eksperimen. Sehingga Langkah-langkah dalam
pemecahan masalah pembelajaran inkuiri terbimbing dimulai dari
4. menginterpretasikan data Orientasi masalah dimana peserta didik diberikan
suatu permasalahan hal ini berhubungan dengan
indikator yang telah dijabarkan peneliti yaitu
mengidentifikasi isu ilmiah kemudian langkah
selanjutnya Mengajukan pertanyaan atau
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
permasalahan hal ini sesuai dengan indikator
mengidentifikasi isu ilmiah. Kemudian peserta
didik membuat hipotesis yang sejalan dengan
indikator memahami fenomena. Langkah
selanjutnya mengumpulkan data yang kemudian
sesuai dengan indikator mengidentifikasi isu
ilmiah. Setelah itu peserta didik melakukan
Analisis data, hal ini berkesesuaian dengan
indikator memecahkan masalah baik pada
konteks global maupun lokal dan yang terakhir
peserta didik membuat kesimpulan yang sejalan
dengan indikator memahami fenomena dan
menjelaskan fenomena

Kelebihan:
1. Membuat peserta didik menjadi aktif
2. Peserta didik dapat menemukan sendiri
konsep-konsep yang dipelajari.

Kelemahan:
1. Peserta didik harus memiliki kesiapan dan
kematangan mental, peserta didik harus
berani dan berkeinginan untuk mengetahui
keadaan sekitarnya dengan baik
2. Keadaan kelas yang dengan jumlah peserta
didik yang membengkak, akan memengaruhi
berjalannya model pembelajaran.

Karakteristik peserta didik :


Meninjau karakteristik peserta didik , beberapa
memiliki sifat yang kurang tertarik terhadap
pembelajaran, cenderung ingin bermain sehingga
Model pembelajaran Model pembelajaran
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
Inkuiri terbimbing Ini menjadi model yang
cocok karena dapat menarik peserta didik dengan
metode pembelajaran yang menyenangkan.

Sarana dan Prasarana :


Dalam menerapkan model Model pembelajaran
Model pembelajaran Inkuiri terbimbing tidak
ada media khusus yang harus dipersiapkan, guru
hanya perlu betul-betul mendalami dan
menguasai model ini
3. Rohmawati dkk (2018) menyatakan bahwa Socio-scientific Issues (SSI) adalah strategi yang
Proses pembelajaran berkonteks Socio- diimplementasikan dalam proses pembelajaran
Scientific Issues berbantuan media weblog yang berupaya mendekatkan Peserta didik
dapat meningkatkan literasi sains Peserta dengan persoalan-persoalan sains secara
didik. kontekstual melalui isu-isu sosial yang bisa
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jppipa/a ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
rticle/view/3146 Manfaat dikemukakannya isu atau masalah
pada awal pembelajaran, dapat mengundang
Indikator : pro dan kontra sehingga mengharuskan Peserta
1. Menghubungkan sains dengan didik untuk berpikir dan menganalis isu
kehidupan nyata tersebut.
2. orientasi
3. menyelidiki Socio - scientific issues mengambil masalah / isu
4. menarik kesimpulan / informasi / berita yang berada di lingkungan
masyarakat dan menstimulasi Peserta didik untuk
berdebat serta menyelesaikan suatu
permasalahan. Salah satu materi yang saat ini
diperdebatkan adalah tantangan lingkungan,
yaitu perubahan iklim dan pemanasan global.
Pemanasan global merupakan fenomena yang
dapat dikaji dan diselesaikan melalui sains.
Dampak pemanasan global adalah es di kutub
yang mencair. Jika es mencair terus menerus,
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
pulau di sepanjang pesisir terancam tenggelam.
Peristiwa tersebut menjadi bukti bahwa
pemanasan global merupakan fenomena yang
perlu secepatnya untuk di tangani, sehingga
dibutuhkan manusia melek sains atau yang lebih
dikenal dengan istilah literasi sains.

SSI dapat menjadi penghubung antara masalah


kontroversial di masyarakat dengan konteks
sains, sehingga Peserta didik dapat
mengeksplorasi ilmu sains dan pembelajaran
sains menjadi lebih bermakna, maka langkah-
langkah dalam SSI yaitu Memberikan apersepsi
dimana peserta didik diberi stimulus hal ini sjalan
dengan indikator literasi sains yang diungkapkan
peneliti dalam jurnalnya yaitu orientasi.
Kemudian Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan Membagi Peserta didik
menjadi beberapa kelompok hal ini juga termasuk
didalam indikator orientasi. Kemudian guru
menyajikan suatu permasalahan isu – isu sosial
dan membimbing Peserta didik untuk
mendapatkan pertanyaan tentang topik yang
mencakup perspektif ilmiah, sejalan dengan
indikator menyelidiki. Setelah itu guru
membimbing Peserta didik dalam
mengklarifikasi latar belakang sains sehubungan
dengan tingkat pemahaman Peserta didik, hal ini
sejalan dengan indikator Menghubungkan sains
dengan kehidupan nyata. Lalu Guru membimbing
Peserta didik dalam memperluas informasi ilmiah
sehingga yang dapat mendukung keputusan
individu atau masyarakat , hal ini juga sejalan
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
dengan indikator Menghubungkan sains dengan
kehidupan nyata. Langkah selanjutnya
Membimbing Peserta didik dalam menjelaskan,
mengevaluasi dan membandingkan berbagai
sudut pandang dan perspektif yang berbeda
tentang masalah yang disajikan. Langkah
selanjutnya membimbing Peserta didik untuk
metarefleksi dan emberikan kesempatan kepada
tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusinya Membimbing Peserta didik dalam
membuat kesimpulan.

Kelebihan :
1. Memudahkan Peserta didik dalam
mengkontekstualisasi dunianya
2. Meningkatkan partisipasi peserta didik
dalam belajar sains
3. mengajak Peserta didik untuk
mengetahui bagaimana peran sains di
dunia nyata
kelemahan
1. tidak semua materi bisa diterapkan
metode ini
2. Peserta didik harus memiliki kesiapan
dan kematangan mental, peserta didik
harus berani dan berkeinginan untuk
mengetahui keadaan sekitarnya dengan
baik

Karakteristik peserta didik :


Beberapa peserta didik yang tidak aktif dalam
bekerja kelompok, tidak bertanggung jawab serta
hanya mengharapkan jawaban dari temannya.
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
Dengan model pembelajaran Socio-scientific
Issues SSI, peserta didik diharapkan mampu
bekerjasama dalam tim

Sarana dan Prasarana :


Dalam menerapkan model Model pembelajaran
Socio-scientific Issues (SSI)) tidak ada media
khusus yang harus dipersiapkan, guru hanya
perlu betul-betul mendalami dan menguasai
model ini
Berdasarkan literatur maka kesimpulan Indikator
Literasi sains adalah:
1. orientasi
2. memecahkan masalah
3. memahami fenomena
4. menjelaskan fenomena,
5. mengidentifikasi isu ilmiah
6. menggunakan bukti ilmiah
7. Menghubungkan sains dengan
kehidupan nyata
8. menyelidiki
9. menarik kesimpulan

B. Hasil Wawancara Hasil Wawancara:


1. Kepala sekolah SMPN 2 Barombong : Hj. 1. Kepala Sekolah SMPN 2 Barombong : Hj.
Nurmi, M.Pd Nurmi, S.Pd., M.Pd.
Untuk meningkatkan kemampuan literasi Model pembelajaran yang dapat mingkatkan
sains peserta didik yang bisa diterapkan kemampuan literasi sains peserta didik yaitu
adalah Problem based learning Problem based learning (PBL). Model
2. Ketua MGMP IPA Wilayah 6 : Baharuddin, pembelajaran ini dapat meningkatkan
S.Pd kemampuan berpikir kritis serta
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
model pembelajaran yang bisa dijadikan menumbuhkan inisiatif peserta didik didik.
solusi yaitu model discovery learning Selain itu peserta didik dapat belajar secara
berbantuan media atau LKS aktif dan mandiri dengan sajian materi yang
3. Pakar : Pertiwi, S.Pd., M.Pd (Dosen Fisika relevan dengan kenyataan sebenarnya.
Universitas Pancasakti) Kendalanya adalah kurangnya minat peserta
Akar penyebab masalah motivasi peserta didik untuk aktif dalam mencari pengetahuan
didik yang kurang adalah di model, akan baru yang belum dipahami, jadi lebih sering
tetapi model juga perlu dibalut dengan fun menunggu penjelasan langsung dari guru.
learning. Bisa dibalut dengan model Untuk media, bisa berupa gambar, charta,
pembelajaran based learning atau model powerpoint, dan video.Lembar kerja
STAD berwujud lembar diskusi Peserta didik.
4. Teman Sejawat : Ernawati, S.Pd 2. Ketua MGMP IPA Wilayah 6 :
Selama mengajar, model pembelajaran yang Baharuddin, S.Pd.
efektif meningkatkan motivasi Peserta didik Model pembelajaran yang digunakan yaitu
adalah Inkuiri terbimbing. Discovery. Pembelajaran ini dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik
untuk memecahkan masalah. Media yang
digunakan bisa menggunakan media yang
berbasis android, powerpoint, dan video
pembelajaran. Lembar kerja yang digunakan
yaitu portofolio atau LDS.
3. Pakar : Pertiwi, S.Pd., M.Pd (Dosen Fisika
Universitas Pancasakti)
Model pembelajaran Problem based learning
(PBL) merupakan model pembelajaran yang
mampu meningkatkan literasi serta
kemampuan berpikir peserta didik. Pada
metode pembelajaran ini peserta didik akan
disuguhkan suatu permasalahan yang harus
dipahami. Bahan bacaan harus mereka baca
dan mereka analisis. Guru bisa memberikan
pertanyaan pertanyaan yang terkait yang
jawabannya harus peserta didik baca pada
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
literatur. Sehingga kelebihan dari model
pembelajaran ini akan membantun peserta
didik untuk meningkatkan kemampuan
literasi, selain itu juga dapat membantu
peserta didik dalam berpartisipasi di kelas,
meningkatkan kemampuan dalam berdiskusi
dan berpendapat. Sedangkan kendalanya,
harus menyadarkan peserta didik dalam
berbudaya literasi cukup berat, karena
sekarang peserta didik cenderung bermain Hp
atau game. Guru dapat memanfaatkan media
seperti video animasi yang tentunya akan
menambahkan rasa senang pada peserta didik
dalam mengikuti pembelajaran
4. Teman sejawat Guru IPA SMPN 2
Barombong : Ernawati, S.Pd
model pembelajaran yang efektif
meningkatkan motivasi Peserta didik adalah
Inkuiri terbimbing. Peserta didik bisa
diberikan bimbingan untuk mendapatkan atau
memecahkan sedniri masalaha yang dipelajari
agar dapat meningkatkan literasi sains.
C. Hasil Wawancara Penentu Solusi
1. Kepala sekolah SMPN 2 Barombong : Hj.
Nurmi, M.Pd
Dari semua pertimbangan model yang
ditawarkan, semua modelnya tentunya
memiliki ciri khas dalam meningkatkan hasil
belajar peserta didik. Namun untuk
meningkatkan literasi peserta didik
mmbutuhkan model inkuiri terbimbing
dimana opeserta didik masih membutuhkan
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
penyelidikan untuk mendapatkan hasil akhir
berupa literasi sains
2. Pakar ( Ketua MGMP IPA Wilayah 6) :
Baharuddin, S.Pd
Diantara ketiga model yang ditawarkan,
model inkuiri terbimbing menjadi model yang
paling tepat, dimana model ini membantu
peserta didik dalam proses penyelidikan
hingga mampu meningkatkan kemampuan
literasi sains peserta didik.
3. Guru IPA SMPN 2 Barombong : Pertiwi,
S.Pd., M.Pd
Literasi sains merujuk pada bagaimana proses
sains dalam penyelidikan oleh peserta didik.
Oleh karena itu model pembelajaran inkuiri
terbimbing dengan metode praktikum bisa
juga berupa simulasi, atau Augmented reality
4. Teman sejawat Guru IPA SMPN 2
Barombong : Ernawati, S.Pd.
Untuk model yang paling tepat adalah model
PLB karena peserta didik memecahkan
maslah secara mandiri yang otomatis mampu
meningkatkan literasi sains peserta didik
3. Rendahnya keterampilan proses sains peserta Model discovery learning menjadikan Peserta Penerapan Berdasarkan hasil identifikasi masalah
didik. didik dapat menemukan sendiri konsepkonsep simulasi PhET pembelajaran SMP Negeri 2 Barombong
dan teori-teori pengetahuan dengan cara berbasis inkuiri ditemukan bahwa keterampilan proses peserta
A. Kajian literatur melakukan pengamatan, menggolongkan, terbimbing didik rendah tergolong rendah. Peserta didik pada
membuat dan sebagainya untuk menemukan umumnya lebih banyak bermain dan mengobrol
1. Liya Fransiska dkk (2018) Terdapat konsep atau teori tersebut. Sehingga lebih dengan temannnya yang lain daripada menyimak
perbedaan keterampilan proses sains antara menekankan kepada proses dibandingkan hasil pembelajaran, peserta didik malas mencatat apa
Peserta didik yang diberi pelajaran dengan akhir. yang menjadi point materi yang diberikan oleh
menggunakan model pembelajaran discovery guru, peserta didik lebih pasif ketika diberi
dengan Peserta didik yang diberi pelajaran pertanyaan oleh guru. Setelah dikaji dan
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
dengan menggunakan model pembelajaran Kelebihan : dianalisis (wawancara dan kajian literatur)
konvensional. 1. Ketertarikan peserta didik serta ditemukan bahwa yang menjadi akar penyebab
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPP pembentukan konsep abstrak menjadi masalah adalah model pembelajaran yang
SI/article/view/17214 bermakna dicapai melalui pengalaman digunakan oleh guru kurang mampu
langsung yang dilakukan dalam kegiatan meningkatkan keterampilan proses peserta didik.
Indikator Keterampilan proses sains : pembelajaran, Contoh - contoh nyata, Alternatif model pembelajaran yang dapat
1. Observasi melibatkan peserta didik secara langsung meningkatkan pemahaman konsep dan KPS
2. Mengukur dalam pembelajaran. peserta didik adalah model pembelajaran Inkuiri
3. Memprediksi 2. Model discovery learning cocok Terbimbing.
4. menggunakan metode ilmiah diterapkan pada berbagai tingkatan Model Inkuiri Terbimbing memungkinkan
5. memecahkan masalah yang dihadapi. sekolah, peserta didik, bisa menemukan peserta didik untuk belajar dan berlatih dalam
suatu konsep dari materi tanpa batas merancang dan menganalisis data serta
3. Model ini dapat merangsang peserta menerapkan konsep yang diperoleh guna
didik dalam keterampilan proses sains mencapai tujuan pembelajaran. Perlu media
karena berusaha menemukan sendiri. untuk mengembangkan proses peserta didik.
Contohya simulasi atau virtual lab Media
Kelemahan simulasi phet atau virtual laboratory Memiliki
1. Memerlukan waktu yang lebih lama. Hal karakteristik pembelajaran dengan kontribusi
tersebut dikarenakan adanya langkah- positif terhadap pendidikan dan meningkatkan
langkah pembelajaran yang lebih banyak motivasi peserta didik terhadap hasil
dalam penerapan model. terutama saat pembelajaran karena menyenangkan dan
mengolah data dari hasil pengamatan membuat topik mudah dimengerti bagi peserta
didik. Penggunaan metode simulasiberbasis
Langkah-langkah Discovery learning : Inkuiri, ketika peserta didik melakukan
Langkah pertama yang dilakukan adalah praktikum maka ada beberapa aspek indikator
Pemberian rangsangan. Setelah diberikan yang dapat terukur yaitu keterampilan mengamati
rangsangan, peserta didik membuat Pernyataan / (observasi), mengelompokkan (klasifikasi),
Identifikasi masalah dimana dalam hal ini sejalan menafsirkan (interpretasi), meramalkan
dengan indikator memprediksi. Setelah itu, (prediksi), mengajukan pertanyaan, merumuskan
langkah berikutnya peserta didik melakukan hipotesis, merencanakan percobaan,
Pengumpulan data melalui praktikum atau menggunakan alat/bahan, menerapkan konsep,
observasi dimana ini sejalan dengan indikator dan berkomunikasi
observasi. Setelah itu peserta didik melakukan
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
Pengolahan data (indikator menafsirkan, Kelebihan model inkuiri terbimbing
menjelaskan, mengklasifikasikan, (guided Inkuiri) adalah guru tidak melepas
membandingkan). Kemudian peserta didik begitu saja kegiatan-kegiatan yang
melakukan Pembuktian dan langkah yang dilakukan oleh peserta didik, sehingga peserta
terakhir adalah Menarik simpulan/generalisasi didik yang berifikir lambat atau peserta didik
(insikator menyimpulkan) yang mempunyai intelegensi rendah tetap
mampu mengikuti kegiatan yang sedang
Karakteristik peserta didik : dilaksanakan dan peserta didik yang
Beberapa peserta didik masih kurang aktif mempunyai kemampuan berpikir tinggi tidak
diakibatkan oleh rasa malas, tidak tertarik dan memonopoli kegiatan. Kelemahan model inkuiri
merasa uring-uringan. Model discovery ini terbimbing Peserta didik harus memiliki kesiapan
membantu peserta didik agar lebih memahami dan kematangan mental, peserta didik harus
konsep, membuat peserta didik lebih termotivasi berani dan berkeinginan untuk mengetahui
karena menemukan sendiri pemecahan masalah keadaan sekitarnya dengan baik (Hosna
yang diselidiki. dkk.2017)

Sarana dan Prasarana : Dengan demikian, Inkuiri terbimbing sudah


Dalam menerapkan model Model pembelajaran jelas mampu mengatasi permalahan rendahnya
Discovery learning tidak ada media khusus yang motivasi belajar peserta didik jika diterapkan.
harus dipersiapkan, guru hanya perlu betul-betul Meninjau dari masalah-masalah yang telah dikaji
mendalami dan menguasai model ini. beserta solusinya, tentu model ini mampu
meningkatkan kemampuan proses sains peserta
didik dan diharapkan dapat berhasil hingga dapat
diteruskan dalam jangka panjang. Penggunaan
model ini dapat disempurnakan dengan media
Phet simulation atau virtual laboratory.
Sebaliknya, Jika model inkuiri terbimbing ini
tidak diterapkan maka harapan untuk
meningkatkan kemampuan Proses sains peserta
didik ini menjadi tidak ada. Padahal kemampuan
proses sains ini sangat diperlukan oleh peserta
didik dalam abad 21 ini, peserta didik diharapkan
memiliki kemampuan literasi sains yang tinggi
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
hingga mampu menginterpretasikan, memproses
suatu pengetahuan ilmiah dan kemampuan proses
sains lainnya.

Daftar Pustaka :
1. Hosnah, Wildah Maulidatul dkk. (2017).
Jurnal pembelajaran fisika. pengaruh
model pembelajaran inkuiri terbimbing
terhadap hasil belajar fisika.

2. Riski Dwi Fanani (2018) mendeskripsikan Penggunaan keefektifan LKS berbasis


keefektifan LKS berbasis Contextual Contextual Teaching and Learning (CTL), model
Teaching and Learning (CTL) pada materi pembelajaran yang dapat membantu Peserta
pesawat sederhana untuk meningkatkan didik dalam memperkuat, mengembangkan, dan
keterampilan proses sains Peserta didik menerapkan pengetahuan dan keterampilan
https://docplayer.info/215132958- yang dimiliki Peserta didik untuk memecahkan
Keefektifan-lks-berbasis-contextual- suatu permasalahan nyata atau simulasi.
teaching-and-learning-ctl-untuk-
meningkatkan-keterampilan-proses-sains-
peserta didik-pada-materi-pesawat-
sederhana.html
Kelebihan
Indikator keterampilan proses sains yaitu: 1. peserta didik lebih terampil dalam
keterampilan mengamati (observasi), menjawab permasalahan yang diberikan
mengelompokkan (klasifikasi), menafsirkan baik secara kelompok maupun individu
(interpretasi), meramalkan (prediksi), 2. interaksi sosial peserta didik baik dengan
mengajukan pertanyaan, merumuskan guru maupun peserta didik lebih baik
hipotesis, merencanakan percobaan, 3. peserta didik menjadi lebih aktif dalam
menggunakan alat/bahan, menerapkan melaksanakan diskusi, presentasi
konsep, dan berkomunikasi 4. lebih percaya diri bertanya/menanggapi
Kelemahan :
1. Memerlukan alokasi waktu lama apalagi
ketika jumlah peserta didik banyak, hal
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
ini dikarenakan dalam kegiatan
praktikum dan diskusi kelompok peserta
didik membutuhkan waktu yang cukup
banyak dalam mengambil data dan
menjawab pertanyaan yang terdapat di
LKS
Sintaks model CTL:
1. Modeling (Indikator perhatian)
2. Inkuiri (indikator hasrat dan keinginan
berhasil)
3. Questioning (indikator kepercayaan diri)
4. Learning Community (indikator hasrat
dan keinginan berhasil; indikator tekun
dan ulet)
5. Contructivisme (indikator keterkaitan)
6. Reflection Authentic assessment
(kepuasan diri)

Karakteristik peserta didik :


Beberapa peserta didik masih kurang aktif dalam
mengerjakan tugas, kurang aktif dalam kegiatan
kelompok sehingga model ini diharapkan mampu
membuat peserta didik lebih aktif lagi.

Sarana dan Prasarana :


Dalam menerapkan model Model pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL)
tidak ada media khusus yang harus dipersiapkan,
guru hanya perlu betul-betul mendalami dan
menguasai model ini.
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
3. Maryam ulfa dkk (2022) menyebutkan bahwa Rendahnya pemahaman konsep dan KPS karena
Perangkat pembelajaran IPA model inkuiri model pembelajaran yang digunakan selama ini
terbimbing berbantuan simulasi PhET layak belum dapat meningkatkan pemahaman konsep
dengan kriteria valid dan reliabel, praktis dan dan KPS peserta didik. Alternatif model
kurang efektif untuk meningkatkan pembelajaran yang dapat meningkatkan
keterampilan proses sains. pemahaman konsep dan KPS peserta didik adalah
https://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/JPF model pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Model
T/article/view/3759 Inkuiri Terbimbing memungkinkan peserta didik
untuk belajar dan berlatih dalam merancang dan
menganalisis data serta menerapkan konsep yang
diperoleh guna mencapai tujuan pembelajaran.
Alasan memilih media virtual laboratory / Phet
simulasi: Memiliki karakteristik pembelajaran
dengan kontribusi positif terhadap pendidikan
dan meningkatkan motivasi peserta didik
terhadap hasil pembelajaran karena
menyenangkan dan membuat topik mudah
dimengerti bagi peserta didik

Kelebihan:
1. Pembelajaran sains dengan inkuiri secara
signifikan memberikan hasil belajar lebih
baik bila dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional.
2. Sikap ilmiah dan hasil belajar peserta didik
menunjukkan peningkatan yang lebih baik
dengan model inkuiri terbimbing daripada
kelompok peserta didik yang belajar dengan
pembelajaran konvensional.
3. Pembelajaran dengan model inkuiri
terbimbing mampu memotivasi peserta didik
dalam proses pembelajaran sehingga mampu
menguasai materi yang diajarkan.
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
4. Media Virtual Laboratory dapat digunakan
sebagai media pembelajaran yang efektif
untuk mengajarkan konsep-konsep yang
abstrak dalam proses pembelajaran karenaa
sebagai pengganti alat yang telah aus dan
harus diperbarui.

Kelemahan:
1. Jika belum terbiasa menggunakan model ini
alokasi waktu bisa meleset.
2. Jika kelasnya terlalu gemuk, guru akan
kesulitan memfasilitasi semua peserta didik.
3. Virtual laboratory harus terkoneksi internet
(online) saat digunakan
Inkuiri terbimbing dimaksudkan untuk
memberikan bimbingan kepada Peserta didik
dalam menemukan konsep secara mandiri
melalui kegiatan percobaan atau kegiatan
eksperimen. Sehingga Langkah-langkah dalam
pembelajaran inkuiri terbimbing dimulai dari
Orientasi masalah dimana peserta didik diberikan
suatu permasalahan hal ini berhubungan dengan
indikator yang telah dijabarkan peneliti yaitu
mengidentifikasi isu ilmiah kemudian langkah
selanjutnya Mengajukan pertanyaan atau
permasalahan hal ini sesuai dengan indikator
mengidentifikasi isu ilmiah. Kemudian peserta
didik membuat hipotesis yang sejalan dengan
indikator memahami fenomena. Langkah
selanjutnya mengumpulkan data yang kemudian
sesuai dengan indikator mengidentifikasi isu
ilmiah. Setelah itu peserta didik melakukan
Analisis data, hal ini berkesesuaian dengan
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
indikator memecahkan masalah baik pada
konteks global maupun lokal dan yang terakhir
peserta didik membuat kesimpulan yang sejalan
dengan indikator memahami fenomena dan
menjelaskan fenomena

B. Hasil Wawancara Analisis Hasil Wawancara


1. Kepala sekolah SMPN 2 Barombong : Hj. 1. Kepala sekolah SMPN 2 Barombong : Hj.
Nurmi, M.Pd Nurmi, M.Pd
Untuk keterampilan proses peserta didik Untuk keterampilan proses peserta didik
model yang bisa diterapkan adalah Problem model yang bisa diterapkan adalah Problem
based learning based learning.
2. Ketua MGMP IPA Spendubar : Baharuddin, Problem based learning menjadi salah satu
S.Pd model untuk meningkatkan kemampuan
Keterampilan proses sains yang bisa proses sains peserta didik. Ketika diberi
digunakan adalah inkuiri terbimbing lalu masalah, maka peserta didik mengaitkan hal
menggunakan simulasi, bisa berbantuan phet alami dan hasil eksperimen.
ataupun virtual lab lainnya 2. Ketua MGMP IPA Spendubar : Baharuddin,
3. Pakar : Pertiwi, S.Pd., M.Pd S.Pd
Untuk keterampilan proses sains bisa Keterampilan proses sains yang bisa
menggunakan simulasi phet dengan model digunakan adalah inkuiri terbimbing lalu
PBL ataupun model inkuiri menggunakan simulasi, bisa berbantuan phet
4. Teman Sejawat : Ernawati, S.Pd ataupun virtual lab. Karena dalam
Selama mengajar, model pembelajaran yang keterampilan proses sains sangat menekankan
efektif meningkatkan kemampuan pada prosesnya. Untuk itu dibutuhkan suatu
keterampilan sains Peserta didik adalah praktikum. Ketika alat yang ada
inkuiri terbimbing. dilaboratorium tidak berfungsi dengan baik,
maka dapat menggunakan virtual lab. Opsi
lain menggunakan Discovery learning,
dimana peserta didik bisa mencari tahu sendiri
dengan diarahkan ke greenhouse atau TOGA
3. Pakar : Pertiwi, S.Pd., M.Pd
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
Untuk keterampilan proses sains bisa
menggunakan simulasi phet dengan model
PBL ataupun model inkuiri. Keterampilan
proses sains dapat dilihat melalui kegiatan
peserta didik. Yaitu pada saat praktikum.
Untuk itu, ketika penerapan model inkuiri
terbimbing, ini membutuhkan media berupa
simulasi mengingat keadaan alat lab yang
beberapa sudah Aus.
4. Teman Sejawat : Ernawati, S.Pd
Selama mengajar, model pembelajaran yang
efektif meningkatkan kemampuan
keterampilan sains Peserta didik adalah
inkuiri terbimbing.
C. Hasil Wawancara Penentu Solusi
1. Kepala sekolah SMPN 2 Barombong : Hj.
Nurmi, M.Pd
Dari ketiga solusi, tentulah yang paling tepat
untuk diterapkan adalah PBL. Apalagi di
SMPN 2 Barombong cukup dilengkapi
dengan sarana dan prasarana yang terbilang
cukup baik.
2. Pakar ( Ketua MGMP IPA Wilayah 6) :
Baharuddin, S.Pd
Seperti yang dikatakan sebelumnya, model
pembelajaran discovery learning dapat
menjadi solusi. Dengan memanfaatkan
greenhouse dan TOGA serta kebun sekolah.
3. Laboran Lab IPA SMPN 2 Barombong :
Pertiwi, S.Pd., M.Pd
Inkuiri terbimbing adalah model yang
menekankan pada suatu penyelidikan dengan
proses atau sintaks sains. Dimana tentu saja
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
keterampilan proses peserta didik dapat
diukur dari keaktifan peserta didik saat
menjalankan praktikum. Model ini bisa
disempurnakan oleh virtul lab misalnya Phet
simulasi.
4. Teman Sejawat Guru IPA SMPN 2
Barombong : Ernawati, S.Pd
4 Rendahnya kemapuan berpikir tingkat tinggi Pembelajaran yang dapat membantu peserta didik Penggunaan E- Berdasarkan hasil identifikasi masalah
peserta didik untuk belajar memahami konsep berdasarkan LKPD Berbasis pembelajaran IPA di SMPN 2 Barombong
hasil penemuannya sehingga dapat meningkatkan
Problem based ditemukan bahwa ada beberapa masalah dalam
A. Kajian Literatur kemempuan berpikir kritis peserta didik learning (PBL) proses belajar mengajar. Salah satu masalah yang
1. Furmanti Tessy & Rusdi Hasan (2019), sering terjadi adalah rendahnya kemampuan
terdapat pengaruh yang signifikan model Pembelajaran inkuiri berdasarkan teori berpikir kritis peserta didik sehingga membuat
pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap memiliki beberapa keuntungan positif, tetapi peserta didik kesusahan dalam menyelesaikan
kemampuan berpikir kritis peserta didik di berdasarkan hasil observasi di lapangan soal-soal HOTS. Ada banyak faktor yang
peserta didik yang memperolehpembelajaran didapatkan bahwa kenyataannya sampai saat ini menyebabkan rendahnya kemampuan berpikir
inkuiri terbimbing mempunyai pengaruh masih ada peserta didik yang kurang aktif kritis peserta didik namun akar masalah dari
terhadap kemampuan berpikir kritis lebih baik dalam pembelajaran. Kurangnya keaktifan penyebab rendahnya motivasi peserta didik
daripada peserta didik yang memperoleh peserta didik ini menimbulkan kesulitan dalam adalah Model pembelajaran yang tidak adaptable
pembelajaran.konvensional. menguasai konsep dan mengembangkan terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik
http://conference.upgris.ac.id/index.php/s kemampuan berpikir kritisnya Model sehingga belum mampu meningkatkan
nse/article/view/175/107 pembelajaran inkuiri terbimbing. 1. Perumusan kemampuan berpikir kritis peserta didik.
masalah (penjelasan sederhana) 2. Merumuskan Rendahnya tingkat kemampuan HOTS
Indikator kemampuan berpikir kritis yakni hipotesis 3. Merancang hipotesis (membangun disebabkan karena peserta didik belum terbiasa
a. penjelasan sederhana, keterampilan dasar) 4. Melakukan percobaan dengan soal HOTS serta media dan bahan ajar
b. membangun keterampilan dasar, untuk memperoleh data (membuat strategi dan yang digunakan oleh guru tidak dapat memicu
c. membuat kesimpulan, taktik) 5. Mengumpulkan data dan peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi atau
d. memberikan penjelasan lanjut menganalisisnya (analisi, membuat penjelasan HOTS. Hal ini juga didukung berdasarkan hasil
e. membuat strategi dan taktik. lanjut). observasi yang dilakukan oleh (Husein.2020)
yaitu rendahnya HOTS dikarenakan peserta didik
Kelebihan: tidak terbiasa dengan soal HOTS serta bahan ajar
Pembelajaran menjadi lebih hidup serta dapat yang digunakan guru masih belum bisa melatih
menjadikan peserta didik aktif. Mendorong HOTS peserta didik. Untuk itu diperlukan model
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
peserta didik untuk berfikir kritis dan bekerja atas yang tepat agar dapat meningkatkan kemampuan
inisiatifnya sendiri. Memungkinkan peserta didik berpikir kritis peserta didik.
belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis
sumber belajar. Model pembelajaran Problem based
learning (PBL) merupakan model pembelajaran
Kekurangan: Peserta didik harus memiliki yang menerapkan suatu permasalahan dan
kesiapan dan kematangan mental, sulit diterapkan persoalan mengenai kehidupan sehari-hari dalam
jika jumlah peserta didik terlalu bnayak, suatu pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
memerlukan alokasi lama dalam implementasi. pendapat (Renika dan rezky. 2020). PBL
memiliki beberapa keunggulan yakni; (1) peserta
didik terlibat aktif pada setiap kegiatan sehingga
pengetahuan yang didapat dapat terserap degan
baik, (2) peserta didik dapat berlatih untuk
bekerjasama, (3) peserta didik dapat memperoleh
ilmu dari berbagai sumber. E-LKPD Berbasis
PBL dapat meningkatkan kemampuan HOTS
melalui soal-soal yang sesuai dengan indikator
HOTS dan sintak model pembelajaran PBL.
LKPD dapat meningkatkan kemampuan HOTS
peserta didik dalam penguasaan konsep dan
materi terutama pada soal yang membutuhkan
kemapuan HOTS. E-LKPD yang dikembangkan
berisi terkait tugas yang berbentuk HOTS untuk
dikerjakan oleh peserta didik. Melalui soal
tersebut, maka kemampuan HOTS peserta didik
akan terlatih. Sehingga kemampuan berpikir
peserta didik akan meningkat

Dengan demikian, Problem based learning


sudah jelas mampu mengatasi permalahan
rendahnya kemampuan berpikir kritis peserta
didik jika diterapkan. Meninjau dari masalah-
masalah yang telah dikaji beserta solusinya, tentu
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
model ini mampu meningkatkan kemampuan
berpikir kritis peserta didik dan diharapkan dapat
berhasil hingga dapat diteruskan dalam jangka
panjang. Sebaliknya, Jika model Problem based
learning ini tidak diterapkan maka harapan untuk
meningkatkan Kemampuan berpikir kritis
peserta didik. Padahal dalam revolusi industri 4.0
peserta didik sudah harus mampu berpikir tingkat
tinggi.

Daftar Pustaka
1. Husein, S., Herayanti, L., & Gunawan,
G. (2017). Pengaruh Penggunaan
Multimedia Interaktif Terhadap
Penguasaan Konsep Dan Keterampilan
Berpikir Kritis Peserta didik Pada Materi
Suhu Dan Kalor. Jurnal Pendidikan
Fisika Dan Teknologi,
2. Renika, V. & Dian, R.N (2020).
Peningkatan Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi (HOTS) Menggunakan
Model Problem Based Learning. Jurnal
Pendidikan Haayati.

2. Nur indah dkk (2022) Pengembangan E- Problem based learning berbantuan media E-
LKPD Berbasis Problem based learning LKPD
(PBL) mampu Meningkatkan Kemampuan Problem based learning dalam beberapa
Higher Order Tingking Skill (HOTS) pada peneitian dan juga menurut beberapa
Pembelajaran IPA. narasumber model ini mampu meningkatkan
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/ keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dibalut
view/2691 dengan media pembelajaran yang menarik
contohnya adalah E-LKPD. Model ini
Indikator Berpikir kritis : dianggap mampu meningkatkan keterampilan
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
1. mampu merumuskan pokok-pokok berpikir tingkat tinggi peserta didik hingga
permasalahan mampu menyelesaikan soal HOTS karena
2. mampu mengungkap fakta yang karena peserta didik dapat membangun dan
dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu menemukan sendiri konsep pengetahuannya
masalah dengan mengkaitkan pengetahuan awal yang
3. mampu memilih argumen logis dimilikinya dengan visualisasi yang terdapat
4. mampu menentukan penyelesaian dengan pada E-LKPD.
beberapa solusi Langkah-langkah dalam model problem based
5. mampu menentukan akibat dari suatu leraning dengan tujuan mampu meningkatkan
pernyataan yang diambil sebagai suatu kemamp[uan berpikir kritis peserta didik 1)
keputusan mencari pernyataan yang jelas dari setiap
. pertanyaan; 2) mencari alasan; 3) berusaha
mengetahui informasi dengan baik; 4)
memakai sumber yang memiliki kredibilitas
dan menyebutkannya; 5) berusaha tetap
relevan dengan ide utama; 6) mengingat
kepentingan yang asli dan mendasar; 7)
mencari alternatif; 8) bersikap dan berpikir
terbuka; 9) mengambil posisi ketika ada bukti
yang cukup untuk melakukan sesuatu; 10)
mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila
memungkinkan; dan 11) bersikap secara
sistematis dan teratur dengan bagian-bagian
dari keseluruhan masalah.
Indikator kemampuan berpikir kritis yang
diturunkan dari aktivitas kritis no. 1 adalah
mampu merumuskan pokok-pokok
permasalahan. Indikator yang diturunkan dari
aktivitas kritis no. 3, 4, dan 7 adalah mampu
mengungkap fakta yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan suatu masalah. Indikator yang
diturunkan dari aktivitas kritis no. 2, 6, dan 12
adalah mampu memilih argumen logis,
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
relevan dan akurat. Indikator yang diturunkan
dari aktivitas kritis no. 8 dan 10, dan 11 adalah
mampu menentukan penyelesaian dengan
beberapa solusi. Indikator yang diturunkan
dari aktivitas kritis no. 5 dan 9 adalah mampu
menentukan akibat dari suatu pernyataan yang
diambil sebagai suatu keputusan.

Kelebihannya :
1. Peserta didik mampu biasa nya berpikir
tingkat tinggi pada proses pembelajaran
yaitu saat memecahkan masalah
2. Merangsang kemampuan berpikir peserta
didik
3. Mampu meningkatkan keterampilan
proses sains dan mengaitkan dengan
tehnologi
Kelemahannya :
1. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
persiapan agar model pembelajaran ini
cukup lama.
2. Jika adanya kesalahan teknis seperti
lampu padam dan lain-lain

3. Erlangga (2018) ”Pengembangan modul 1. Problem based learning berbantuan modul


pembelajaran berbasis model problem pembelajaran
solving mampu meningkatkan high order PBL dalam beberapa peneitian dan juga
thinking skill pada pelajaran IPA menurut beberapa narasumber model ini
https://www.researchgate.net/publicatio mampu meningkatkan Keterampilan proses
n/330996039_PENGEMBANGAN_MOD peserta didik. Dibalut dengan media
UL_PEMBELAJARAN_BERBASIS_M pembelajaran yang menarik.contohnya adalah
ODEL_PROBLEM_SOLVING_UNTU Pop-up PPT. Model ini diharapkan mampu
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
K_MENINGKATKAN_HIGH_ORDER memicu peserta didik agar mampu
_THINKING_SKILL_PADA_PELAJA menyelesaikan soal HOTS karena peserta
RAN_IPA_POKOK_BAHASAN_FLUI didik dapat membangun dan menemukan
DA_STATIS_PESERTA sendiri konsep pengetahuannya dengan
DIDIK_KELAS_VIII_SMP_N_7_CIRE mengkaitkan pengetahuan awal yang
BON_TAHUN_AJARAN dimilikinya dengan visualisasi yang terdapat
pada pop-up PPT.
Kelebihannya :
1. Peserta didik mampu biasa nya berpikir
tingkat tinggi pada proses pembelajaran
yaitu saat memecahkan masalah
2. Merangsang kemampuan berpikir peserta
didik
3. Mampu meningkatkan keterampilan
proses sains dan mengaitkan dengan
tehnologi
Kelemahannya :
1. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
persiapan agar model pembelajaran ini
cukup lama.
2. Jika adanya kesalahan teknis seperti
lampu padam dan lain-lain

B. Hasil Wawancara Analisis Hasil Wawancara:


1. Kepala sekolah SMPN 2 Barombong : Hj. 1. Kepala sekolah SMPN 2 Barombong : Hj.
Nurmi, M.Pd Nurmi, S.Pd., M.Pd
Untuk keterampilan berpikir tingkat tinggi Model pembelajaran yang menndukung
peserta didik model yang bisa diterapkan keterampilan berpikir kritis adalah model
adalah Problem based learning pembelajaran (Poblem Based Learning) PBL
2. Ketua MGMP IPA Spendubar : Baharuddin, namun tentunya ada Kendala yang dialami
S.Pd saat pembelajaran ini adalah bebrapa peserta
didik kurang percaya diri memberi tanggapan
saat diskusi berlangsung, sehingga perlu
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
Model untuk meningkatkan Keterampilan Teknik dari guru dengan memberikan
berpikir tingkat tinggi peserta didik adalah pertanyaan terbuka kepada peserta didik
Problem based learning mengenai maslah yang terjadi terkait dengan
3. Pakar : Pertiwi, S.Pd., M.Pd materi, kemudian peserta didik yang tidak
Untuk keterampilan pernah memberi tanggapan bisa ditunjuk
4. Teman Sejawat : Ernawati, S.Pd sesekali untuk menjawab. Media yang
Selama mengajar, model pembelajaran yang digunakan berupa media visual tapi juga
efektif meningkatkan kemampuan dapat menggunakan media teks, media
keterampilan sains Peserta didik adalah visuaol. LKPD yang digunakan harus
inkuiri terbimbing. berbasis masalah untuk dipecahkan secara
kelompok dengan teman kelompoknya.
2. Ketua MGMP IPA Wilayah 6 : Baharuddin,
S.Pd.
Model yang berbasis masalah dijadikan
alternatif solusi untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis model Problem
based learning (PBL). Kendala yang biasa
terjadi adalah peserta didik kurang referensi
dalam menyelesaikan masalah yang diangkat
dalam pembelajaran, sehingga untuk
mengatasi hal itu perlu menggunakan sumber
belajar yang beragam, misalnya sumber dari
internet, ataupun menggunakan modul bahan
ajar kepada peserta didik Pendekatan yang
digunakan bisa pendekatan saintifik dan juga
dapat menggunakan LKPD yang digunakan
sebaiknya berisi pertanyaan yang HOTS
sehingga peserta didik dapat dibangun
kemampuan berpikir kritisnya.
3. Rekan Sejawat SMPN 2 Barombong :
Ernawati, S.Pd
Model pembelajaran yang baik model Inkuiri
learning karena pengetahuan mereka
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
dapatkan berdasarkan pengalaman belajar
yang dilakukan sehingga kemempuan
berpikur kritisya menyelesaikan masalah
lebih terlatih. Namun hambatan yang biasa
dialami adalah waktu, sehingga guru perlu
lebih mampu mengatur waktu terutapa pada
proses pengumpulan informasi, sehingga
sangat perlu menambahkan sumber baha ajar
agar peserta didik lebih banyak mendapatkan
sumber informasi. Selain itu jumlah peserta
didik yang banyak, sehingga ada beberapa
peserta didik yang tidak aktif, sehingga peran
guru dalam pembimbingan perlu lebih
memperhatikan peserta didik yang kurang
aktif dalam pembelajaran. Untuk
menyempurnakan maka media yang
digunakan berupa media teks, bahan nyata di
lingkungannya.
4. Pakar : Dosen Fisika Universitas Pancasakti
Pertiwi S.Pd., M.Pd
Model yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis peserta didik
misalnya pembelajaran berbasis masalah
mislanya PBL atau bisa juga model PjBL
Hanya saja ketika menggunakan PjBL
memerlukan waktu yang lama sehingga guru
harus benar-benar menjelaskan secara jelas di
awal pembelajaran apa yang harus dilakukan
dalam kegiatan pembelajarannya. Untuk
menyempurnakan model ini maka Metode
yang digunakan adalah metode diskusi d.
Media yang digunakan bisa berupa benda
nyata di lingkungan sekitar e. Menggunakan
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
E-LKPD yang berbasis berisi soal HOTS,
yaitu Soal yang tingkatannya sebaiknya
dominal C4-C6 walaupun dalam beberapa
soal tetap harus ada soal yang tingkatan C1-
C3 sebelumny
C. Hasil Wawancara Penentu Solusi
1. Kepala sekolah SMPN 2 Barombong : Hj.
Nurmi, M.Pd
Semua model tentunya memiliki kelemahan
dan kelebihan masing-masing. Untuk
keterapilan berpikir tingkat tinggi, tentu saja
membutuhkan daya nalar peserta didik yang
cukup tinggi juga. Ini berarti peserta didik
harus memevcahkan sendiri masalah yang
dipelajari. Jadi model yang paling tepat
digunakan untuk hal ini adalah model PBL.
2. Pakar ( Ketua MGMP IPA Wilayah 6) :
Baharuddin, S.Pd
Model Discovery learning membutuhkan
pemikiran setingkat lebih dibanding dengan
inkuiri, maka dari itu untuk melatih pemikiran
peserta didik maka dibutuhkan model
discovery learning.
3. Laboran Lab IPA SMPN 2 Barombong :
Pertiwi, S.Pd., M.Pd
Model yang menjadikan sasaran berpikir
tingkat tinggi peserta didik adalah model
Problem based learning. Akan tetapi model
inkuiri dengan pemanfaatan E-LKPD juga
merupakan solusi. Menggunakan E-LKPD
mampu membuat peserta didik lebih tertarik
ingin bekerja. Guru dapat membalut E-LKPD
Solusi yang
No Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Analisis penentuan solusi
relevan
dengan soal-soal HOTS ahgar dapat melatih
peserta didik
4. Teman Sejawat Guru IPA SMPN 2
Barombong : Ernawati, S.Pd
Untuk meningkatkan keterampilan berpikir
kritis, peserta didik perlu di biasakan untuk
mengerjakan soal-soal HOTS dimana peserta
didik harus diberi sesuatu yang menarik
melalui model atau metode pembelajaran.
Salah satu yang paling tepat adalah inkuiri
terbimbing meggunakan LKPD atau
menggunakan Kahoot.

Anda mungkin juga menyukai