Anda di halaman 1dari 10

YAYASAN NGESTI WIDHIHUSADA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL


(S T I K E S K E N D A L)
Jl. Laut No 31 Kendal telp (0294) 381343 384038 fax (0294) 381843 Kendal Jawa Tengah 51311
http://stikeskendal.ac.id- email: info@stikeskendal

LEMBAR KEGIATAN (SPO)


(POST CONFERENCE)
Nama : Ridaya Sis Qomarullah
SK : 320032
MingguKe :2
Pembimbing : Hendra Adi Prasetyo S.Kep., Ns., M.Kep

No Kegiatan
Hari/Tanggal : Selasa 1 Desember 2020
Materi SPO : Melakukan pengambilan sampel darah

Difinisi/Pengertian : Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah


phlebotomy yang berarti proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium
klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena
(venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi.
Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah
phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.

Tujuan :
1. Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi syarat untuk
dilakukan pemeriksaan.
2. Untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah (infeksi, needle stick
injury) akibat vena punctie bagi petugas maupun penderita.

Manfaat: Untuk mengidentifikasi kalinan-kelainan atau masalah dalam tubuh

Alat (instrument):
1. Spuite atau jaurm suntik 3 ml atau 5ml
2. Torniquet
3. Kapas alkohol
4. Plesterin
5. Anti koagulan/ EDTA
6. Vacuum tube
7. Bak injeksi

Langkah-langkah:
1. ORIENTASI
a. Memberikan salam, memastikan identitas pasien (nama, tanggal lahir),
mengenalkan diri
b. Menerangkan tujuan dan prosedur tindakan
c. Menyampaikan kontrak waktu
d. Memberikan kesempatan klien/keluarga untuk bertanya
e. Memastikan klien/ keluarga telah menyetujui tindakan yang akan
diberikan (menanyakan kesediaan)
2. TAHAP KERJA
a. Mendekatkan alat di samping pasien
b. Atur lingkungan sekitar tempat tidur/menjaga privasi klien (menutup tirai)
c. Mengatur posisi klien (duduk/ berdiri/ miring dll)
d. Jaga privacy pasien
e. Minta pasien meluruskan lenganya, pilih tangan yng banyak melakukan
aktivitas.
f. Minta pasien untuk mengepalkan tangannya.
g. Pasangkan torniqket kira-kira 10 cm diatas lipatan siku.
h. Pilih bagian vena mediana cubiti atau cephalica. Lakukan perabaan
(palpasi) untuk memastikan posisi vena. Vena teraba seperti sebuah pipa
kecil, elastic dan memiliki dinding tebal.
i. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku,
atau kompres hangat selama 5 menit pada daerah lengan.
j. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alkohol 70%
dan biarkan kering, dengan catatan kulit yang sudah dibersihkan jang
dipegang lagi.
k. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika
jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk kedalam
semprit (flash). Usahakan sekali tusuk vena, lalu torniquet dilepas.
l. Setelah volume darah dianggap cukup, minta pasien membuka kepalan
tangannya.
m. Letakan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan / tarik jarum. Tekan
kapas beberapa saat lalu plester selama ± 15 menit.
3. TAHAP TERMINASI
a. Mngevaluasi respon pasien (subjektif dan objektif)
b. Memberikan reinforrcement poaitif pada klien/keluarga
c. Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
d. Merapikan alat
e. Mencuci tangan
f. Mendokumentasikan

DAFTAR PUSTAKA

Arif, M. 2011. Dasar – Dasar Flebotomi. Lembaga Penerbitan Universitas

Hasanudin (LEPHAS). Makassar.

Bakta, I Made, 2006. Hematologi Klinik Ringkas, Penerbit Buku Kedokteran,

EGC, Jakarta.

Bakta, I. M. 2013. Hematologi Klinik Ringkas.7th. Penerbitan Buku Kedokteran,

EGC. Jakarta.

Bithell TC. 1993.Thrombosis and antithrombotic theraphy. In : Lee GR, Bithell

TC,Foerster J, Athens JW, Lukens JN, Editor. Winstrobe’s Clinical


Hematology : 1,9th ed. Philadelphia : Lea & Febiger : 1515 – 51.

Hari/Tanggal : Kamis 3 Desember 2020


Materi SPO : Pemeriksaan Pitting Odema
Difinisi/Pengertian : Edema adalah penumpukan cairan yang berlebihan dalam jaringan

Tujuan : untuk mengetahui penyebab yang mendasari timbulnya edema sehingga dapat
diberikan terapi yang sesuai.

Manfaat: Dapat menentukan penyakit atau kelainan yang menimbulkan edema

Alat (instrument):
1. Daftar panduan belajar pemeriksaan fisik edema
2. Manekin utuh seluruh tubuh
3. Tempat tidur pemeriksaan pasien
4. Air mengalir
5. Sabun cair
6. Larutan antiseptik
7. Lap kering, handuk kecil atau tissue

Langkah-langkah:
ORIENTASI
a. Memberikan salam, memastikan identitas pasien (nama, tanggal lahir),
mengenalkan diri
b. Menerangkan tujuan dan prosedur tindakan
c. Menyampaikan kontrak waktu
d. Memberikan kesempatan klien/keluarga untuk bertanya
e. Memastikan klien/ keluarga telah menyetujui tindakan yang akan diberikan
(menanyakan kesediaan)
TAHAP KERJA
a. Mendekatkan alat di samping pasien
b. Atur lingkungan sekitar tempat tidur/menjaga privasi klien (menutup tirai)
c. Mengatur posisi klien (duduk/ berdiri/ miring dll)
d. Jaga privacy pasien
e. Persilakan pasien membebaskan tungkai dari pakaian/kaos kaki
f. Persilakan pasien untuk baring di tempat tidur pemeriksaan
g. Berdirilah di sebelah kanan pasien
h. Inspeksi bagian tubuh yang biasanya terjadi edema yaitu kelopak mata, keempat
ekstremitas, regio lumbo sakral pada pasien yang berbaring lama, vulva pada
wanita atau skrotum pada pria
i. Tekan secara ringan regio tibia yang edema dengan ibu jari selama kurang lebih
10 detik
j. Tentukan derajat edema
a) Derajat I : kedalamannya 1-3mm dengan waktu kembali 3 detik
b) Derajat II : kedalamannya 3-5mm dengan waktu kembali 5 detik
c) Derajat III : kedalamannya 5-7 mm dengan waktu kembali 7 detik
d) Derajat IV : kedalamannya 7 mm atau lebih dengan waktu kembali 7
detik
k. Pada pasien yang sudah berbaring lama, tekan secara ringan regio sakrum yang
edema dengan ibu jari selama kurang lebih 10 detik
l. Lakukan penilaian apakah terjadi edema pitting atau non-pitting
m. Jelaskan kepada pasien hasil pemeriksaan dan kemungkinan penyebabnya, dan
jelaskan rencana pemeriksaan selanjutnya
TAHAP TERMINASI
a. Mngevaluasi respon pasien (subjektif dan objektif)
b. Memberikan reinforrcement poaitif pada klien/keluarga
c. Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
d. Merapikan alat
e. Mencuci tangan
f. Mendokumentasikan

DAFTAR PUSTAKA
Burns EA, Korn K, Whyte J, Thomas J, Monaghan T. Oxford American
Handbook of Clinical Examination and Practical Skills. New York: Oxford
University Press; 2011.

Turner R, Hatton C, Blackwood R. Lecture notes on Clinical Skills. 4th ed.


Malden: Blackwell Science; 2003.
Hari/Tanggal : Sabtu 5 Desember 2020
Materi SPO : melakukan pemberian terapi cairan melalui intravena

Difinisi/Pengertian : Pemberian cairan intravena adalah tindakan member cairan


intravena melalui akses vena yang telah dibuat

Tujuan : Memberi dan mempertahankan terapi cairan intravena.

Alat (instrument):

1. Cairan intravena sesuai kebutuhan.


2. Jarum atau kateter untuk pungsi vena yang sesuai.
3. Set infus.
4. Kapas alcohol.
5. Torniket.
6. Sarung tangan bersih sekali pakai.
7. Perlak pengalas.
8. Papan tangan untuk klien anak-anak jika perlu.
9. Bengkok.
10. Kasa berukuran 2x2 cm dan salep povidone iodine, atau cairan povidone
iodine untuk balutan transparan.
11. Plster yang telah dipotong sesuai kebutuhan dan siap digunakan.
12. Handuk untuk diletakkan di bawah tangan klien jika perlu.
13. Tiang intravena

Langkah-langkah:

ORIENTASI
1. Memberikan salam, memastikan identitas pasien (nama, tanggal
lahir), mengenalkan diri
2. Menerangkan tujuan dan prosedur tindakan
3. Menyampaikan kontrak waktu
4. Memberikan kesempatan klien/keluarga untuk bertanya
5. Memastikan klien/ keluarga telah menyetujui tindakan yang akan
diberikan (menanyakan kesediaan)
TAHAP KERJA
1. Mendekatkan alat di samping pasien
2. Atur lingkungan sekitar tempat tidur/menjaga privasi klien (menutup
tirai)
3. Mengatur posisi klien (duduk/ berdiri/ miring dll)
4. mengatur peralatan yang diperlukan di samping tempat tidur klien
5.  Buka kemasan cairan intravena steril menggunakan teknik aseptic
6.  Gunakan prinsip “12 benar” pemberian obat untuk memastikan
ketepatan cairan yang akan diberikan. Pastikan aditif yang
diresepkan, seperti kalium dan vitamin, telah disiapkan. Periksa
cairan dan zat aditif untuk warna, kejernihan, dan tanggal kadaluarsa.
7. Buka set infuse dan pertahankan sterilitas pada kedua ujung selang.
8. Geres klem ingga mencapai sekitar 2-5 cm di bawah bilik tetes,
kemudian tutup klem.
9. Lepaskan tutup botol cairan intravena, atau lapisan plastic yang
menutup porta selang intravena pada kantong cairan intravena.
10. Bersihkan karet penyumbat botol atau kantong cairan intravena
menggunakan kapas alcohol, kemudian tusukkan set infuse
kedalamnya.
11. Tekan bilik tetes, kemudian lepaskan untuk mengisinya dengan cairan
intravena. Biarkan bilik tetes terisi hingga 1/3-1/2.
12.  Lepaskan pelindung jarum dan buka klem agar cairan bisa mengalir
melalui selang ke adaptor jarum. Tutup kembali klem dan pasang
pelindung jarum setelah slang terisi cairan.
13. Pastikan slang bebas dari udara dan gelembung udara dengan
membiarkan cairan mengalir melalui slang hingga gelembung udara
keluar
14. Pilih jarum intravena yang sesuai atau over the needle catheter
(ONC).
15.  Pilih lokasi vena yang akan digunakan.
16. Jika terdapat banyak rambut pada lokasi penusukan, lakukan
pengguntingan.
17.  Pasang torniket sekitar 10-12 cm diatas lokasi penusukan. Torniket
seharusnya menyumbat aliran vena, bukan arteri. Periksa adanya nadi
distal.
18.  Kenakan sarung tangan sekali pakai. Pelindung mata dan masker
dapat digunakan jika perlu.
19. Letakkan adaptor jarum set infuse dekat dengan kasa steril atau
handuk.
20. Dilatasi atau lebarkan vena dengan cara:
21. Menggosok ekstremitas vena yang akan menjadi lokasi pungsi dari
distal ke proksimal.
22.  Mengepalkan dan membuka kepalan tangan klien.
23. Menepuk vena klien secara perlahan menggunakan kompres hangat
pada ekstremitas, misalnya dengan waslap hangat.
24. Bersihkan lokasi insersi dengan gerakan sirkular yang tegas
menggunakan kapas alcohol. Hindari menyentuh lokasi yang telah
dibersihkan dan biarkan lokasi tersebut mongering.
25.  Lakukan pungsi vena. Viksasi vena dengan menekan ibu jari anda
pada vena klien, kemudian menariknya kea rah yang berlawanan
dengan arah pungsi sejauh 5-7,5 cm. jika menggunakan jarum kupu-
kupu, pegang jarum atau ONC pada sudur 200-300 dengan bevel
menghadap ke atas dan sedikit ke atas distal dari tempat actual pungsi
vena. Lakukan jarum palalel terhadap vena.
26. Perhatikan keluarnya darah melalui slang jarum kupu-kupu atau bilik
flashback ONC, yang menandakan bahwa jarum telah memasuki
vena. Masukkan jarum atau ONC hingga bagian tengah kemudian
dorong kateter hingga hub melekat pada lokasi pungsi vena. Dorong
kateter ONC 0,6 cm kedalam vena, kemudian lepaskan stilet. Jangan
pernak memasukkan kembali stilet setelah di lepaskan.
27. Tahan kateter dengan satu tangan dan lepaskan torniket hubungkan
adaptor jarum set infuse ke hub dan ONC. Jangan menyentuh adaptor
jarum.
28. Buka klem untuk memulai infuse pada kecepatan yang sesuai untuk
mempertahankan kepatenan aliran IV. Tindakan ini tidak diperlukan
pada heparin LOCK.
29.  Fiksasi kateter. Prosedur dapat berbeda. Periksa kebijakan institusi.
30. Pasang plester kecil (1,25 cm) di bawah kateter dengan sisi yang
berperekat menghadap ke atas, kemudian silangkan plester di atas
kateter.
31.  Jika menggunakan balutan kasa, oleskan salep povidone iodine di
tempat pungsi vena. Jika menggunakan balutan transparan, oleskan
povidone iodine pada lokasi pungsi vena. Biarkan cairan mongering.
32. Pasang plester kedua tepat menyilang hub kateter.
33. Letakkan bantalan kasa berukuran 2x2 cm pada lokasi insersi kateter,
kemudian fiksasi plester 2,5 cm tau pasang balutan transparan. Jangan
menutup ubungan antara slang IV dan hub kateter.
34.  Letakkan lengkungan slang infuse pada balutan menggunakan plester
2,5 cm.
35. Untuk pemberian cairan IV, atur kecepatan aliran hingga jumlah
tetesan yang tepat per menit.
36.  Untuk heparin lock,bilas dengan normal salin kosong atau normal
salin bercampur heparin steril 1-3 ml (10-100 U/ml).
37. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infuse serta ukuran jarum
yang digunakan pada balutan.
38. Lepaskan sarung tangan, rapikan peralatan, dan cuci tangan.
39. Dokumentasikan dalam catatan perawatan mengenai jenis cairan yang
diberikan, letak insersi, kecepatan aliran, ukuran dan jenis kateter atau
jarum, waktu infuse dipasang, dan toleransi klien terhadap prosedur.
Mungkin digunakan lembar kerja terapi khusus parenteral.
TAHAP TERMINASI
1. Mngevaluasi respon pasien (subjektif dan objektif)
2. Memberikan reinforrcement poaitif pada klien/keluarga
3. Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
6. Mendokumentasikan
DAFTAR PUSTAKA

Arifianto. (2008). Pemberian Cairan Infus Intravena. Diunduh di

http://www.scribd.com.html, pada tanggal 10 Oktober 20010

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi

Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2003). Reliabilitas dan Validitas (Edisi Ketiga). Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Budianto, M. (2009). Pengaruh Terapi Religius Doa Kesembuhan terhadap

Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Preoperasi di Ruang Rawat Inap

RS. Mardi Rahayu Kudus. Diunduh di http://www.fikums.ac.id, pada

Tanggal 22 Mei 2011.

Anda mungkin juga menyukai