Anda di halaman 1dari 22

ASKEP BBLR

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH


A.    TINJAUAN TEORI
                   I.            Defenisi
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan 2500 gram atau kurang
pada saat lahir, bayi baru lahir ini dianggap mengalami kecepatan pertumbuhan intrauterine
kurang dari yang diharapkan atau pemendekan periode gestasi (Bobak, 2004).
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau
sama dengan 2500 gram (Surasmi, 2003).
Berat Badan Bayi Rendah (BBLR) merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki
berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram (Hidayat, 2005).

Klasifikasi BBLR :
1.      Klasifikasi berdasarkan Berat badan:
a.       Bayi berat badan sangat rendah,yaitu bayi yang lahir dengan berat badan   kurang dari 1000
gram.
b.      Bayi berat badan lahir sangat rendah ,yaitu bayi yang lahir dengan berat badan kurang 1.500
gram
c.       Bayi berat badan lahir cukup rendah ,yaitu bayi yang lahir dengan berat badan 1501-2500 gram
2.      Klasifikasi berdasarkan umur kehamilan :
a.       Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan belum mencapai 37 minggu
b.      Bayi cukup bulan adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 38-42 minggu.
c.       Bayi lebih bulan adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan lebih dari 42 minggu
3.      Klasifikasi berdasarkan umur kehamilan dan berat badan:
a.       Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK)/small-for-gestational-age(SGA) adalah Bayi yang
lahir dengan keterlambatan pertumbuhan intra uteri dengan berat badan terletak dibawah
persentil ke-10 dalam grafik pertumbuhan intra-uteri.
b.      Bayi sesuai dengan masa kehamilan (SMK)/appropriate-for-gestational-age(AGA). Bayi yang
lahir dengan berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan,yaitu berat badan
terletak antara persentil ke-10 dan ke-90 dalam grafik pertumbuhan intra –uterin.
c.       Bayi besar untuk masa kehamilan/large-for-gestational-age(LGA). Bayi yang lahir dengan berat
badan lebih untuk usia kehamilan dengan berat badan terletak diatas persentil ke-90 dalam grafik
pertumbuhan intra-uteri
Berdasarkan pengelompokan tersebut atas,BBLR dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1.      Bayi Prematur
 Adalah bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan sama
dengan atau kurang dari 2.500 gram.
Tanda-tanda Bayi Premature :
a.       Panjang badan kurang dari atau sama dengan 46 cm
b.      Panjangnya kuku belum melewati ujung jari
c.       Lingkar kepala kurang dari atau sama dengan 33 cm
d.      Lingkar dada kurang dari atau sama dengan 30 cm
e.       Rambut lanugo masih banyak
f.       Jaringan subkutan tipis atau kurang
g.      Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya
h.      Tumit mengkilap,telapak kaki halus
i.        Pada wanita labia mayora belum menutupi labia minora, pada bayi laki-laki testis belum turun
Penyebab kelahiran Prematur :
a.       Faktor Ibu
1)      Toksemia gravidarum,yaitu preeklamsi dan eklamsi
2)      Kelainan bentuk uterus (uterus bikornis, inkompeten serviks)
3)      Tumor(mioma uteri, s istoma)
b.      faktor janin
1)      Kehamilan ganda
2)      Hidramnion
3)      Ketuban pecah dini
4)      Infeksi (rubeolla, sifillis,toksoplasmosis
5)      Insufisiensi plasenta
c.       Faktor Plasenta :
1)      Plasenta previa
2)      Solusio plasenta
Penyulit yang dapat terjadi :
a.       Hipotermi
b.      Sindrom gawat nafas
c.       Hipoglikemia
d.      Perdarahan intra cranial
e.       Rentan terhadap infeksi
f.       Hiperbilirubinemia
g.      Kerusakan integritas kulit
2.      Bayi Dismatur
Dismaturitas adalah Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari berat badan yang
seharusnya untuk masa kehamilan.yaitu berat badan di bawah persentil 10 pada kurva
pertumbuhan intra uteri, biasa disebut dengan bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK/AGA).
Tanda-tanda Bayi Dismatur :
a.       Panjang badan lebih dari 45 cm, berat badan lebih dari 2.500 gram
b.      Kulit kering dan keriput
c.       Rambut panjang dan banyak
Fakto yang menyebabkan gangguan pertumbuhan intra uterin meliputi:
a.       Faktor Janin : Infeksi kronis, Kelalinan congenital
b.      Faktor plasenta : Berat plasenta kurang, Plasentitis vilus, Infark tumor.
c.       Faktor ibu : Pre eklamsi, Hypertensi, Kelainan pembuluh darah.
Stadium Bayi Dismatur :
a.       Stadium pertama : Bayi tampk kurus dan lebih panjang, Kering seperti perkamen,tetapi beklum
terdapat noda  mekonium.
b.      Stadium kedua : Bayi tampk kurus dan lebih panjang, Kering seperti perkamen,tetapi beklum
terdapat noda mekonium, Kehijauan pada kulit plasenta dan umbilicus.
c.       Stadium ketiga : Bayi tampk kurus dan lebih panjang, Kering seperti perkamen,tetapi beklum
terdapat noda mekonium, Kehijauan pada kulit plasenta dan umbilicus, Kulit, kuku , tali pusat
berwarna kuning
Masalah  yang dapat terjadi :
a.       Syndrom aspirasi mekonium
b.      Hipoglikemia simtomatik
c.       Penyakit membran hialin
d.      Hiperbilirubinemia
                II.            Etiologi
Terjadinya  lahir  prematur  /  BBLR  pada  bayi disebabkan  oleh  berbagai  macam  faktor 
diantaranya  :
1.      Faktor  Ibu
a.       Penyakit  yang  berhubungan langsung dengan  kehamilan
b.      Usia
c.       Keadaan  Sosial  Ekonomi 
d.      Faktor  lain
2.      Faktor  Janin
3.      Faktor  Uterus  dan  Plasenta

             III.            Patofisiologi


Berat badan lahir rendah dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, faktor ibu, faktor janin
dan faktor lingkungan. Faktor ibu meliputi penyakit yang diderita ibu, usia ibu saat hamil kurang
dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun, keadaan sosial ekonomi. Faktor janin meliputi
hidramnion, kehamilan ganda, kelainan kromosom. Faktor lingkungan meliputi tempat tinggal,
radiasi, dan zat- zat beracun. Dimana faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan
dan perkembangan janin dalam rahim sehingga mengalami gangguan dan suplai makanan ke
bayi jadi berkurang. Hal tersebut dapat mengakibatkan bayi lahir prematur atau dismatur dengan
berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Jika hal tersebut terjadi, maka bayi dituntut untuk
beradaptasi pada kehidupan ekstrauterin sebelum organ dalam tubuhnya berkembang secara
optimal.
Gambar 1.2 : Patofisiologi BBLR
             IV.            Manifestasi Klinik
Tanda dangejala yang dijumpai pada Bayi Berat Lahir Rendah antara lain :
1.      Berat  Badan  Kurang dari 2.500  gram, panjang  badan  kurang  dari  45  cm,  lingkar  kepala
kurang  dari  33  cm,  lingkar dada  kurang  dari  30  cm.
2.      Masa  gestasi  kurang dari  37  minggu.
3.      Kepala  lebih  besar  dari  badan.
4.      Lanugo  (bulu  halus )  banyak  terutama  pada  dahi,  pelipis,  telinga  dan  lengan
5.      Lemak  sub  kutan  kurang.
6.      Ubun – ubun  dan  sutura  melebar
7.      Genitalia  belum  sempurna,  labia  minora  belun  tertup  oleh  labia  mayora  (pada  wanita) 
pada  pria  testis
8.      Pembuluh  darah  kulit  banyak  terlihat  peristaltik  usus  dapat  terlihat.
9.      Rambut  halus  dan  tipis.
10.  Banyak  tidur  dan  tangis  lemah.
11.  Kulit tampak  mengkilat  dan  licin
12.  Pergerakan  kurang  dan  lemah.
13.  Refleks  tonus  leher  lemah,  refleks  isap  kurang,  refleks  menelan  kurang dan  refleks  batuk 
masih  lemah.

                V.            Pemeriksaan Diagnostik


1.      Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-24.000/mm3,  hari
pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis ).
2.      Hematokrit ( Ht ) : 43%- 61 % ( peningkatan sampai 65 % atau lebih menandakan polisitemia,
penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic prenatal/perinatal).
3.      Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau hemolisis
berlebihan ).
4.      Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12 mg/dl pada 3-5
hari.
5.      Destrosix : tetes glukosa pertama  selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50
mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
6.      Pemantauan elektrolit ( Na, K, Cl ) : biasanya dalam batas normal pada awalnya.
7.      Pemeriksaan Analisa gas darah.
             VI.            Pencegahan dan Pengobatan
Pencegahan :
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif adalah langkah yang
penting. Hal-hal yang dapat dilakukan :
1.      Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan
dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama faktor risiko
yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada
institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
2.      Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda tanda
bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga
kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik.
3.      Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-34
tahun).
4.      Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan pendidikan
ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan
pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.
Pengobatan :
1.      Terapi
Karena belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan
perkembangan serta penyesuaian diri dengan lingkungan perlu diperhatikan :
a.       Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/ BBLR. Bayi prematuritas dengan cepat akan
kehilangan panas badan dan menjadi hipotermi, karena pusat pengaturan panas badan belum
berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah, permukaan badan relatif luas. Oleh karena itu
bayi prematuritas harus dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam
rahim. Dengan pengaturan suhu pada bayi dengan berat badan di bawah 2 kilogram dengan suhu
inkubator 35°C, bayi dengan berat badan 2-2,5 kilogram dengan suhu inkubator 34°C, suhu
inkubator diturunkan 1°C setiap minggu sampai bayi dapat ditempatkan pada suhu lingkungan
kurang lebih 24-27°C.
b.      Makanan bayi premature
Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna, lambung kecil, enzim pencernaan
belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5 gram/kgBB dan kalori 110 kal/kgBB, sehingga
pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan
didahului dengan mengisap cairan lambung. Refleks mengisap masih lemah, sehingga pemberian
minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi yang lebih sering.
ASI merupakan makanan yang paling utama, sehingga ASI lah yang paling dahulu
diberikan. Bila faktor mengisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan
sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan yang
diberikan sekitar 50-60 cc/kgBB/hari dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200
cc/kgBB/hari.
c.       Menghindari infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih
lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan pembentukan antibody belum sempurna. Oleh
karena itu, upaya preventifsudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi
persalinan prematuritas (BBLR). Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas
sebaiknya secara khusus dan terisolasi dengan baik.
2.      Tindakan medik
a.       Intubasi
Dilakukan pada bayi prematur dengan berat badan lahir rendah yang mengalami pernafasan
periodik yang berat serta mengalami serangan apnea yang menetap.
b.      Oksigen tambahan
Tujuan pemberian oksigen tambahan untuk mengatasi hipoksemia, dalam pemberian oksigen
tambahan harus dilakukan secara hati-hati karena tekanan oksigen yang tinggi di dalam arteri
bayi prematur merupakan faktor penting dalam menyebabkan retinopati prematuritas.

B.     TINJAUAN ASKEP


                   I.            Pengkajian
1.      Data biografi : Nama, jenis kelamin, usia, riwayat kehamilan (usia kehamilan biasanya antara 24
sampai 37 minggu), komplikasi kehamilan dan persalinan, jenis persalinan.
2.      Sistem sirkulasi/kardiovaskular : Frekuensi dan irama jantung rata-rata 120 sampai 160x/menit,
bunyi jantung (murmur/gallop), warna kulit bayi sianosis atau pucat, pengisisan capilary
refill (kurang dari 2-3 detik).
3.      Sistem pernapasan : Bentuk dada barel atau cembung, penggunaan otot aksesoris, cuping
hidung, interkostal; frekuensi dan keteraturan pernapasan rata-rata antara 40-60x/menit, bunyi
pernapasan adalah stridor, wheezing atau ronkhi.
4.      Sistem gastrointestinal : Distensi abdomen (lingkar perut bertambah, kulit mengkilat), peristaltik
usus, muntah (jumlah, warna, konsistensi dan bau), BAB (jumlah, warna, karakteristik,
konsistensi dan bau), refleks menelan dan megisap yang lemah.
5.      Sistem genitourinaria : Abnormalitas genitalia, hipospadia, urin (jumlah, warna, berat jenis, dan
PH).
6.      Sistem neurologis dan musculoskeletal : Gerakan bayi, refleks moro, menghisap, mengenggam,
plantar, posisi atau sikap bayi fleksi, ekstensi, ukuran lingkar kepala kurang dari 33 cm, respon
pupil, tulang kartilago telinga belum tumbuh dengan sempurna, lembut dan lunak.
7.      Sistem thermogulasi (suhu) : Suhu kulit dan aksila, suhu lingkungan.
8.      Sistem kulit : Keadaan kulit (warna, tanda iritasi, tanda lahir, lesi, pemasangan infus), tekstur
dan turgor kulit kering, halus, terkelupas.
9.      Pemeriksaan fisik : Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram, panjang badan sama
dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada
sama dengan atau kurang dari 30 cm, lingkar lengan atas, lingkar perut, keadaan rambut tipis,
halus, lanugo pada punggung dan wajah, pada wanita klitoris menonjol, sedangkan pada laki-laki
skrotum belum berkembang, tidak menggantung dan testis belum turun., nilai APGAR pada
menit 1 dan ke 5, kulit keriput.
10.  Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan darah lengkap, Pemeriksaan fungsi hati, Pemeriksaan
AGD.
                II.            Diagnose Keperawatan
1.      Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas paru dan neuromuscular.
2.      Thermoregulasi tidak efektif berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur dan penurunan
lemak tubuh subkutan.
3.      Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang kurang.
4.      Gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak
mampuan mencerna nutrisi karena imaturitas.
5.      Resiko kekurangan / kelebihan cairan berhubungan fisiologis imatur.
6.      Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan struktur kulit imatur, penurunan status
nutrisi dan prosedur invasif.
7.      Resiko cidera karena peningkatan tekanan intrakranial berhubungan dengan sistem saraf pusat
imatur dan respon stress fisiologis.
8.      Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan perpisahan dari orang tua.
9.      Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan, hospitalisasi sekunder.

             III.            Rencana Asuhan Keperawatan

No Dx. Keperawatan TUJUAN Intervensi

1 Tidak efektifnya pola Pola nafas efektif .Mandiri :


nafas b.d imaturitas Dengan Kriteria Hasil1.:       Kaji frekwensi pernafasan dan pola
pusat pernafasan, RR 30-60 x/mnt pernafasan..
keterbatasan Sianosis (-) 2.      Hisap jalan nafas sesuai kebutuhan.
perkembangan  otot,  Sesak (-) 3.      Pertahankan suhu tubuh optimal
penurunan energi/ Ronchi (-) 4.      Posisikan bayi  pada abdomen atau
kelelahan, Whezing (-) posisi terlentang dengan gulungan
ketidakseimbangan popok di bawah bahu untuk
metabolik menghasilkan sedikit hiperekstensi.
kolaborasi:
1.      Pantau pemeriksaan laboratory
(GDA, glukosa serum, elektrolit ).
2.      Berikan oksigen sesuai indikasi
2 Tidak efektifnya Suhu tubuh kembali Mandiri
termoregulasi b.d normal. 1.        Observasi tanda-tanda vital.
imaturitas control dan Kriteria Hasil : 2.      Tempatkan bayi pada inkubator.
pengatur suhu dan Suhu 36-37 C. 3.      Ganti pakaian setiap basah
berkurangnya lemak Kulit hangat.
subcutan didalam Sianosis (-) Kolaborasi:
tubuh. Ekstremitas hangat 1.      Kolaborasi pemberian D-10 W dan
ekspander  volume secara intra vena
bila diperlukan.
2.      Berikan obat-obatan  sesuai indikasi
fenobarbital, natrium bikarbonat
3 Resiko tinggi infeksi Infeksi tidak terjadi. Mandiri :
berhubungan dengan Kriteria Hasil : 1.      tingkatkan  cara-cara  mencuci
respon imun imatur Suhu 36-37 C tangan pada staf, orang tua  dan
Tidak ada tanda-tanda pekerja lain.
infeksi 2.      Pantau pengunjung akan adanya lesi
Leukosit 5.000–10.000 kulit.
3.      Kaji bayi terhadap tanda-tanda
infeksi, misalnya : suhu, letargi atau
perubahan perilaku. 
4.      Lakukan perawatan tali pusat sesuai
kit.
5.      Berikan ASI untuk pemberian
makan bila tersedia.
Kolaborasi
Berikan antibiotika sesuai indikasi
4 Resiko gangguan Nutrisi terpenuhiMandiri :
nutrisi kurang dari setelah 1.      Timbang berat badan bayi saat
kebutuhan b.d Kriteria hasil : menerima  di ruangan perawatan dan
ketidakmampuan Reflek hisap dan setelah itu setiap hari.
mencerna nutrisi menelan baik 2.      Auskultasi bising usus,  perhatikan
(Imaturitas saluran Muntah (-) adanya  distensi  abdomen, dan
cerna) Kembung(-) perilaku menghisap.
BAB lancar 3.      Lakukan pemberian makan oral
Berat badan meningkat awal dengan 5-15 ml air steril,
15 gr/hr kemudian dextrose dan air sesuai
Turgor elastis. protokol rumah sakit.
Kolaborasi :
1.       Berikan glukosa dengan segera peroral atau
intravena bila kadar dextrostik kurang dari
45 mg/dl.

             IV.            Implementasi


Menurut Nursalam (2001) pelaksanaan keperawatan adalah inisiatif dari rencana tindakan
untuk mencapai tujuan yang spesifik (Lyer et al, 1996). Tahap pelaksanaan dimulai setelah
rencana tindakan disusun dan ditujukan kepada nursing orders untuk membantu klien mencapai
tujuan yang diharapkan dengan harapan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
masalah kesehatan klien mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan
kesehatan dan memfasilitasi koping.
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan.
Dalam melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan BBLR yang harus diperhatikan
adalah timbang berat badan setiap hari dan observasi tanda-tanda vital, memberikan minum,
rawat klien dalam inkubator, berikan posisi semi fowler dan kolaborasi pemberian oksigen
tambahan.
                V.            Evaluasi
Menurut Nursalam (2001) evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk
memonitor”kealpaan” yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan dan
pelaksanaan tindakan.
Adapun evaluasi yang diharapkan pada bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah
oksigenisasi klien kembali adekuat, klien dapat mempertahankan suhu tubuh yang stabil, klien
tidak mengalami infeksi, kebutuhan nutrisi klien kembali terpenuhi, kebutuhan cairan klien
kembali seimbang, integritas kulit klien tetap utuh, klien tidak mengalami cidera, klien mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang normal, keluarga klien menunjukkan perilaku kedekatan
yang positif.

DAFTAR PUSTAKA :
1.      Rudi. 2012. Askep BBLR. http://perawatku.blog.unsoed.ac.id/2012/05/10/askep-bblr/,

2.      Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.

3.      Doenges, M.E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC.

4.      Sowden Betz Cicilia. 2002. Keperawatan Pediatric. Jakarta: EGC.

5.      K, Deswani. 2012.Panduan Praktik Klinis dan Laboratotium Keperawatan Maternitas. Jakarta:

Salemba Medika

6.      http://deshowmustgoon.blogspot.com/2012/05/asuhan-keperawatan-bayi-berat.html

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI .S

A.    Pengkajian
1.     Identitas Bayi
Nama                       : By. S
Umur                       : BBL (29 Januari 2011)
Jenis kelamin           : Laki-laki
Agama                     : Islam
Bangsa/suku            : Melayu
Alamat                     : Pulau Kumbang
Ruangan                  : Perinatologi
Tanggal masuk        : 29 Januari 2011
Tanggal pengkajian : 31 Januari 2011
DX medis                : BBLR, KB, KMK, SC, a/i  PEB asfiksia ringam
penanggung jawab  :
Nama ayah / ibu      : Hairani/ Sumawati
Alamat                     : Pulau Kumbang

2.     Riwayat prenatal dan intranatal


a.      Prenatal
Ny. A rutin memeriksakan kehamilan nya pada bidan terdekat.
Imunisasi TT +
b.     Intranatal
-        BBL secara SC a/i PEB
-        Usia kehamilan ± 32 minggu
-        BB : 1300 gr
-        PB : 36 cm
-        LD : 24 cm
-        LK : 26 cm
-        APGAR score
A = Appearanc : 2
P  = Pulse          : 1
G = Grimace     : 1
A = Activity     : 1
R = Repiration  : 1
-        TTV
P : 140 x/menit
S : 36,5 C
R : 34 x/menit

3.     Data biologis


a.      Asupan nutrisi
PASI 5 cc/speen
b.     Pola eliminasi
-        BAB 4-5 x sehari, konsentrasi lembek
-        BAK 6-8 x sehari, warna kuning

c.      Pola istirahat tidur


Bayi tampak cengeng dan mudah terbangun

d.     Pola kebersihan


Bayi dimandikan oleh perawat 2x sehari memakai sabun dan shampo serta perawatan tali
pusat dengan kasa alkohol 2x sehari
 
e.      Pola aktivitas
Bayi hanya tertidur di inkubator dan saat popok basah atau lapar bayi baru rewel.

4.     Pemeriksan Fisik


a.      keadaan umum
-        TTV
P    : 138x/menit
S    : 36,4 C
R   : 34x/menit
BB : 1300 gr
PB : 36 cm
LD : 24 cm
LK : 26 cm
-        Bayi menangis
Bayi lahir tidak segera menangis

b.     Sistem integumen


Warna kulit kemerahan / pink.

c.      Kepala
Bentuk kepala simetris, ubun-ubun teraba rata, caput (-)

d.     Leher
Leher bayi normal, tidak ada pembesaran kelenjar

e.      Mata
                        Bentuk kedua mata simetris, Pada pupil terjadi miosis saat diberikan cahaya

f.      Telinga
Bentuk daun telinga simetris

g.     Hidung
Bentuk hidung simetris,tidak didapatkan adanya pernafasan cuping hidung, hidung
sebelah kiri terpasang NGT no. 5

h.     Mulut
Bentuk mulut simetris

i.       Muka
Bentuk muka bayi ovale

j.       Dada
Pada dada ditemukan pernafasan yang regular dan frekwensi pernafasan yang teratur 34
x/menit

k.     Abdomen
Tidak terdapat massa, atau benjolan.

l.       Genetalia
Bentuk genetalia normal

m.   Punggung
bentuk punggung simetris

n.     Reflek
-        Blinking (+)
Bayi akan menutup kedua matanya ketika terkena Kilatan cahaya atau hembusan udara
-        Darwinian (+)
Jari-jari mengatup, membentuk genggaman saat telapak tangan disentuh
-        Rooting (+)
Mulut akan langsung membuka dan melakukan gerakan seperti orang mengisap
(mengenyot) ketika disentuh pipi atau ujung mulutnya

-        Sucking (+)


Bayi langsung melakukan gerakan seperti mengisapbila ada objek disentuhkan atau
dimasukkan ke mulut
-        Reflek Morrow (+)
 Kaget bila dikejutkan (tangan menggenggam)

5.     Pemeriksaan penujang

6.     Penatalaksanan
-        Trapi/ pengobatan
Gentamycin        8 mg/ 36 jam
Aminophylline   2 x 2 mg
Rycef                 2 x 85 mg
Propesa              3 x 1,5 ml
 Infus                  D 10% 8 tpm micro

7.     Resume
By. S lahir secara SC a/i PEB umur, BBL 2 hari. Berjenis kelamin laki-laki dengan  berat
badan 1300 gr, panjang badan 36 cm, lingkar dada 24 cm, lingkar kepala 26 cm. Diagnosa
medis BBLR, KB, KMK, SC, a/i PEB asfiksia ringan. Nama orangtua Tn. Hairani dan Ny.
Sumawati bertempat tinggal di Pulau Kumbang. Keadaan umum, pulse : 138 x/menit,
Suhu : 36,4 C, Respirasi : 34 x/menit, warna kulit kemerahan / pink, , terpasang NGT no. 5
di hidung sebelah kiri, terpasang infus sebelah tangan kanan D 10% 8 tpm micro.
Pengobatan dengan Rycef 2 x 85 mg, Gentamycin 8 mg/ 36 jam, Aminophylline 2 x 2 mg,
Propesa 3 x 1,5 ml.

8.     Data fokus


-        Data objektif     :
Warna kulit kemerahan / pink.
Bayi terpasang infus D 10% 8 tpm micro
Bayi terpasang NGT no. 5.
Saat diberi minum bayi kelihatan malas menghisap.
Bayi menghabiskan PASI 5 cc.

A.    Analisa data


No Data        Etiologi Ma
1 Do :
        Saat diberi minum bayi kelihatan malas Tidak adekuatnya asupan Ga
menghisap nutrisi kur
        Bayi menghabiskan PASI 5 cc / speen keb
        Bayi terpasang infus D 10% 8 tpm ma
        BB 1300 gr

Do :
        Bayi terpasang infus D 10% 8 tpm
2         Bayi terpasang NGT no. 5
Res
Tindakan invasif
infe
infu
Do :
        Orangtua tampak cemas
        Orangtua tampak tegang
3 Ds :
Ke
        Orangtua mengatakan cemas dengan kodisi Kurang pengetahuan
bayinya tentang kondisi bayinya.
        Orangtua mengatakan tidak tahu tentang kondisi
bayinya

B.    Diagnosa keperawatan


1.     Gangguan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d tidak adekuatnya asupan
nutrisi/ mal absorsi nutrisi
2.     Resiko terjadinya infeksi b/d tindakan invasif : pemasangan infus dan NGT.
3.     Kecemasan Orangtua b.d kurang pengetahuan tentang kondisi bayinya

C.    Intervensi
No Tanggal DX Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
1 Senin Gangguan pola Setelah dilakukan tindakan selama 1.   Observasi intake
31 Januari 2011 nutrisi kurang dari 3x24 jam kebutuhan nutrisi dapat 2.   Observasi reflek
Dx I kebutuhan tubuh b/d terpenuhi dengan KH : bayi.
tidak adekuatnya        Tidak terjadi penurunan BB> 15 3.   Beri nutrisi sesua
asupan nutrisi / mal %. bayi.
absorbsi nutrisi        Muntah (-) 4.   Timbang BB tiap
       Bayi dapat minum dengan baik

Setelah dilakukan tindakan selama1.     Obserpasi tanda-


Resiko terjadinya 3x24 jam tidak terjadinya infeksi infeksi.
Dx II infeksi b/d tindakan dengan KH : 2.     Lakukan perawa
invasif : pemasangan       Tidak adanya tanda-tanda infeksi dan NGT
infus dan NGT
       Tidak terjadi  demam ringan, 3.     Jaga kebersihan
menggigil. linkunan sekitar b
4.     Kolaborasi denga
medis lainnya.      
Setelah dilakukan tindakan selama
Kecemasan orang 1.     Obsevpasi tingka
3x24 jam orangtua mengetahi
tua b.d kurang 2.     Jelaskan tentang
Dx III kondisi bayinya dengan KH :
pengetahuan tentang 3.     Berikan sopport
       Orngtua tidak cemas dengan
kondisi bayinya. 4.     Ajarkan tehnik r
kondisi bayinya
       Orangtua mengerti dengan
kondisi bayinya

D.    Inplementasi
No Tanggal/ Waktu No DX Inplementasi
1 Senin, 31 Januari 2011 DX I D:
07.30 wib -      Saat diberi minum bayi kelihatan malas meng
-      Bayi menghabiskan PASI 5 cc/speen
-      Bayi terpasang infus D 10% 8 tpm
-      BB 1300 gr
A:
-      Mengobservasi intake dan output.
-      Mengobservasi reflek menghisap bayi.
-      Memberi nutrisi sesuai kebutuhan bayi.
-      Menimbangimbang BB tiap hari.
R
-      Bayi malas menghisap
-      Bayi menghabiskan  hanya PASI 5 cc/speen
-      BB hanya 1300 gr
08.30 wib D:
        Bayi terpasang infus D 10% 8 tpm
        Bayi terpasang NGT no. 5
A:
        Mengobserpasi tanda-tanda infeksi.
        Melakukan perawatan infus dan NGT
        Mejaga kebersihan dan linkunan sekitar bayi.
        Mengkolaborasi dengan tenaga medis lainnya.
R:
        Kulit tampak merah pada tangan yang di infus
        Terdapat iritasi pada daera hidung
09.30 wib D:
Do :
-    Orangtua tampak cemas
-    Orangtua tampak tegang
Ds :
-    Orangtua mengatakan cemas dengan kodisi ba
-    Orangtua mengatakan tidak tahu tentang kond
A:
        Mengobsevpasi tingkat kecemasan
        Mejelaskan tentang kondisi bayi
        Memberikan sopport mental .
        Mengajarkan tehnik rileksasi
R:
        Orangtua tampak cemas
        Orangtua tampak tegang

E.    Evaluasi
No Tanggal/ Waktu No DX Evaluasi
1 Senin, 31 januari 2011 DX I S:-
O:
     Bayi malas menghisap
     Bayi menghabiskan  hanya PASI 5 cc/speen
     BB hanya 1300 gr
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
I:
1.    pasang infus D 10% 8 tpm
2.    Pasang NGT
3.    Berikan pasi/asi
E:
     Bayi malas menghisap
     Bayi menghabiskan PASI 5cc/speen
DX II S:-
O:
         Kulit tampak merah pada tangan yang di infus
         Terdapat iritasi pada daera hidung
A: Masalahbelum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
I:
1.       Perawatan infus dan NGT.
2.       Berikan Genta 8 mg/ 36 jam
E:
         Kulit bayi tampak merah
         Terlihat iritasi
S:
        Orang tua mengatakan cemas dengan kodisi bay
        Orangtua mengatakan tidak tahu tentang kondi
DX III O:
        Orangtua tampak cemas
        Orangtua tampak tegang
 A: Masalah teratasi sebagian.
P: Lanjutkan intervensi
I:
1.    Obsevpasi tingkat kecemasan
2.    Jelaskan tentang kondisi bayi
3.    Berikan sopport mental.
4.    Ajarkan tehnik rileksasi
E:
        Orangtua tampak cemas
        Orangtua tampak tegang.

Anda mungkin juga menyukai