Anda di halaman 1dari 2

INTISARI AGAMA BUDDHA. Pandita S. Widyadharma. Cetiya Vatthu Daya. 1999.

Jakarta

RIWAYAT HIDUP BUDDHA GAUTAMA

 Ayah: Raja Suddhodana (Suku Sakya)


 Ibu: Ratu Maha Maya Dewi
 Lahir: Tahun 623 SM di Taman Lumbini
 Menikah di usia 16 tahun dengan Putri Yasodhara
 Punya anak di usia 29 tahun.
 Anak: Rahula
 Usia 29 tahun meninggalkan istana, keluarga, kemewahan, untuk pergi berguru mencari ilmu sejati yang dapat
membebaskan manusia dari usia tua, sakit dan mati.
 Guru: 1. Alara Kalama, 2. Uddaka Ramaputra
 Usia 35 tahun memperoleh Penerangan Agung.
 Menjadi Buddha di bawah pohon Bodhi di hutan Uruvela (sekarang Buddha Gaya)
 Mengajarkan Dhamma kepada 5 kawan beliau: Kondanna, Bodhiya, Vappa, Mahanama, dan Assaji

TIMBULNYA DUA ALIRAN BESAR


SIDANG AGUNG PERTAMA
 Sidang Agung pertama di kota Rajagaha (543 SM) dipimpin oleh Y.A Kassapa, dihadiri oleh 500 Bikkhu (Arahat)
 Tujuan Sidang Pertama adalah untuk menghimpun ajaran-ajaran Buddha Gautama yang diberikan di tempat-
tempat, di waktu-waktu dan kepada orang-orang yang berlainan selama 45 tahun.
SIDANG AGUNG KEDUA
 Sidang kedua di kota Vesali ± 100 tahun kemudian (443 SM)
 Tujuan Sidang Kedua adalah untuk membicarakan tuntutan segolongan Bikkhu (golongan Mahasangika) yaitu
tuntutan untuk mengubah/memperlunak karena dinilai terlalu keras. Tapi tidak berhasil.
SIDANG AGUNG KETIGA
 Sidang ketiga di kota Pataliputta (ibukota kerajaan Asoka).
 Dipimpin oleh Y.A Tissa Moggaliputta.
 Tujuan Sidang Ketiga adalah menertibkan beberapa perbedaan pendapat yang menyebabkan perpecahan di
dalam Sangha.
 Ajaran Abidhamma diulang secara tersendiri
SIDANG AGUNG KEEMPAT
 Sidang keempat di kota Srilanka 400 tahun setelah Buddha Gautama meninggal dunia.
 Dipimpin oleh seorang anak dari Raja Asoka yaitu Mahinda.
 Secara resmi ajaran-ajaran Buddha ditulis dan dijadikan buku Tipitaka dalam Bahasa Pali.
SIDANG AGUNG KELIMA
 Sidang kelima di kota Kanishka.
 Dipimpin Raja Kanishka pada ± 600 tahun setelah Buddha Gautama meninggal dunia.

AJARAN SANG BUDDHA


KITAB SUCI
TIPITAKA terdiri dari:
1. Vinaya Pitaka (tata tertib bagi para Bikkhu dan Bikkhuni)
2. Sutta Pitaka (Khotbah-khotbah Sang Buddha)
3. Abidhamma Pitaka (Ajaran tentang Metafisika dan Ilmu Kejiwaan)

KESUNYATAAN DAN KENYATAAN


a. Paramatha-sacca  Kebenaran Mutlak (Absolute Truth)
1. Harus benar
2. Tidak terikat oleh waktu
3. Tidak terikat oleh tempat
b. Samuti-sacca  Kebenaran Relatif
Benar, tapi masih terikat oleh waktu dan tempat

EHIPASSIKO
“Datang, lihat, dan alami sendiri”

4 KESUNYATAAN MULIA / 4 KEBENARAN MULIA / 4 NOBLE TRUTHS


1. Adanya Dukkha Hidup adalah penderitaan
 Dilahirkan, usia tua, sakit, mati
 Berhubungan dengan orang yang tidak disukai
 Ditinggalkan oleh orang yang dicintai
 Tidak memperoleh apa yang diinginkan
 Masih memiliki Pancakkhanda / Lima Kelompok Kehidupan Five Aggregats

1. Rupakkhanda / Bentuk / Form


2. Vedanakkhanda / Perasaan / Feelings
3. Sanakkhanda / Persepsi / Perception
4. Sankharakkhanda / Bentuk Pikiran / Formation
5. Vinannakkhanda / Kesadaran / Consciousness

DUKKHA / PENDERITAAN:
 Dukkha-dukkha  Penderitaan yang nyata (sebenarnya), misalnya, sakit kepala, sakit gigi, sakit hati
 Viparinama-dukkha 

Anda mungkin juga menyukai