Anda di halaman 1dari 11

Tugas Makalah

“Perjanjian Baru : Nama, Isi, Periode, Bahasa


dan Pertumbuhannya”

Mata Kuliah : Pengantar Perjanjian Baru II

Dosen Pengampu : Tomson Lumbantobing

Disusun oleh : Estia Priska, Genofifo Sandra,

Yotam Olanda, Yunus Prasetiyo


Perjanjian Baru: Nama dan Isinya

Nama

Kitab-kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani Koine disebut: Ἡ Καινὴ


Διαθήκη atau Hē Kainḕ Diathḗkē merupakan bagian utama kedua kanon Kitab Suci
Kristen. (Mau, 2020) Nama "Perjanjian Baru" berasal dari bahasa Latin Novum
Testamentum. Istilah ini biasanya digunakan untuk menyatakan "suatu pesan atau
wasiat terakhir," seperti yang tersirat dalam terjemahan Latinnya. Sesungguhnya
kata-kata ini berarti suatu ketetapan yang telah dibuat oleh suatu pihak yang
mungkin akan diterima atau ditolak oleh pihak yang lain, namun tidak dapat
diubah oleh pihak yang lain, dan bila diterima, akan mengikat kedua pihak.
Karena surat wasiat adalah contoh yang terbaik dari perkara ini, kata Latin
Testamentum, diingriskan menjadi Testament.1

Istilah covenant yang juga berarti perjanjian dalam Revived Version,


berasal dari kata Perancis kuno covenir: "menyetujui," yang mungkin pula dari
kata Latin convenire, "bersama-sama." Artinya adalah suatu perjanjian, ketetapan
atau kontrak yang melibatkan persetujuan kedua belah pihak. Maknanya lebih
dalam daripada sekadar janji, karena suatu janji hanya mengikat pihak yang
mengeluarkannya, namun suatu perjanjian mengikat kedua belah pihak yang
terlibat di dalamnya. Dalam arti ini, lebih kurang maknanya sama dengan istilah
modern "kontrak."2

Demikian pula arti dari kata perjanjian (covenant) yang digunakan dalam
Keluaran 24:1-8, yang menjelaskan penerimaan hukum oleh orang-orang Israel di
Gunung Sinai. Kenyataan bahwa penerjemah Perjanjian Lama ke dalam bahasa
Yunani menggunakan diathēkē di dalam paragraf tersebut untuk kata Ibrani yang
berarti perjanjian, menyiratkan bahwa ada kalanya diathēkë dapat mempunyai arti
ini, dan penggunaannya dikuatkan dalam Lukas 22:14-20, di mana perjanjian
yang lama dalam Keluaran 24:1-8 diperbandingkan dengan perjanjian baru yang

1
Merrill C. Tenney, SURVEI PERJANJIAN BARU (Malang: Gandum Mas , 1992).

2
Tenney.

2
dibuat Yesus dengan murid-murid-Nya pada perjamuan malam yang terakhir. Arti
umum dari istilah Yunani ini pasti sama pada keduanya, seperti yang tersirat
dalam perbandingan antara yang lama dan yang baru itu.

Perjanjian Baru adalah suatu catatan mengenai sifat serta perwujudan dari
kesepakatan yang baru antara Allah dan manusia melalui Kristus. Allah yang
menyusun isinya; manusia dapat menerima atau menolaknya tetapi tidak dapat
mengubahnya, dan bila manusia menerimanya, baik ia maupun Allah terikat
kewajiban untuk memenuhi segala tuntutannya. Perjanjian Baru adalah suatu
wahyu mengenai kekudusan Allah dalam diri Putra yang Mahabenar, yang
memberikan kekuasaan kepada setiap orang yang menerima-Nya supaya menjadi
anak-anak Allah dengan mem-benarkan mereka (Yohanes 1:12).3

Isi

Perjanjian Baru terdiri dari pembukaan rahasia tentang janji Allah yang
baru melalui catatan kata-kata yang diucapkan oleh Yesus dan para pengikut-Nya.
Perjanjian Baru meliputi dua puluh tujuh artikel yang berbeda dari sembilan orang
penulis; atau delapan, bila Paulus dianggap penulis kitab Ibrani. Dokumentasi ini
ditulis dalam kurun waktu setengah abad lebih sedikit, mungkin paling tidak sejak
tahun 45 hingga tahun 100. Perjanjian Baru dikelompokkan berdasarkan tiga cara:

1. Sifat Kesusasteraan

Kelima buku Perjanjian Baru yang pertama, Matius, Markus, Lukas,


Yohanes, dan Kisah Para Rasul berisi sejarah. Empat yang pertama
menggambarkan kehidupan serta karya pelayanan Yesus dipandang dari sudut
pandangan yang berbeda-beda. Kisah Para Rasul adalah suatu lanjutan dari Injil
Lukas dan mengisahkan riwayat para pengikut Yesus setelah masa pelayanan
Yesus di dunia berakhir, dengan perhatian khusus pada perjalanan karir Paulus,
sang misionaris.4

3
Dr. C. Groenen OFM, Pengantar Ke Dalam Perjanjian Baru (Yogyakarta : Kanisius, 1984).

4
Tenney, SURVEI PERJANJIAN BARU .

3
Buku-buku berisi pengajaran atau doktrin: Roma, I dan II Korintus,
Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, I dan II Tesalonika, Ibrani, Yakobus, I dan II
Petrus, I Yohanes, Yudas. Sebagian terbesar dari karangan ini berbentuk surat
kepada jemaat yang dimaksudkan untuk mengajarkan kepada mereka unsur-unsur
iman Kristen serta pelaksanaan ajaran Kristen.

Surat I dan II Timotius, Titus, Filemon, II dan III Yohanes ditulis sebagai
surat-surat pribadi yang ditujukan pada perseorangan bukan kelompok, dan
dimaksudkan sebagai petunjuk atau nasihat pribadi. Tetapi karena para
penerimanya berkedudukan scbagai pemimpin-pemimpin jemaat, buku-buku ini
mempunyai arti yang lebih luas dari sekadar surat pribadi dan dianggap sebagai
dokumen gereja.

Kitab Wahyu, bersifat nubuat. Kitab ini dimaksudkan untuk


mengungkapkan masa kini dan masa yang akan datang. Karena gaya simbolisme
yang kuat, dengan menggunakan penglihatan-penglihatan dan pengungkapan
adikodrati, buku ini juga digolongkan dalam kepustakaan apokaliptik.5

2. Penulis

Penulis Kitab Penulis Kitab


Matius Matius Roma
Markus Markus I, II Korintus

5
Tenney Merrill C. survei perjanjian baru, Malang, Gandum Mas, hal 159-161

4
Galatia
Lukas Lukas Efesus
Kisah Para Rasul Paulus Filipi
Close
Yohanes I, II Tesalonika
Yohanes I,II,III Yohanes I, II Timotius
Wahyu Titus
Filemon
Yakobus Yakobus
? Ibrani
Yudas Yudas
Petrus I, II Petrus

3. Periode Perjanjian Baru

Penempatan susunan kitab-kitab dalam Alkitab tidaklah sesuai dengan


urutan usia penulisannya, tetapi kronologi peristiwanya. Untuk memudahkan
penyelidikan, masa dalam PB dapat dibagi menjadi 3 periode waktu:

3.1 Periode Kelahiran


Periode kelahiran, yang meliputi seluruh masa kehidupan Yesus, dari
tahun 6 sebelum masehi hingga tahun 30. Periode ini diuraikan dalam
empat Injil, yang yang mengisahkan peristiwa-peristiwa penting dalam
kehidupan Yesus dengan kelengkapan yang berbeda-beda, dan yang
menyinggung peristiwa sejarah lainnya secara sambil lalu.

3.2 Periode Perkembangan


Periode perkembangan (tahun 30-60), yang memberikan Kesaksian
tentang perkembangan karya kerasulan. Kelompok-kelompok penginjil
menjelajahi jalan-jalan romawi ke segala arah, mengajarkan Injil dan
membangun jemaat di berbagai pusat Pemukiman yang penting. cerita

5
dalam kisah para rasul paling banyak mengulas misi Paulus kepada orang
bukan Yahudi, dengan sedikit perhatian di sana-sini tentang para rasul dan
penginjil lainnya. Selama masa ini, Injil berkembang dari Yerusalem ke
Roma, dan pasti ke tempat-tempat lainnya yang tidak di singgung oleh
penulis Kisah Para Rasul. Selama periode ini pulalah melayang sebagian
besar surat-surat Paulus kepada jemaat yang ditulis sepanjang masa
pelayanannya. Sedikit pengetahuan mengenai perkembangan Jemaat
bukan Yahudi dapat dilihat dari surat-surat ini.

3.3 Periode Pemantapan

Tahun 60-100, Dalam beberapa hal periode ini dapat disebut periode
misteri, karena tidak banyak sejarah gereja yang diketahui selama masa
ini. Tidak ada catatan yang teratur seperti yang ada pada kisah para rasul
mengenai kurun waktu sebelumnya, dan sedikit sejarah yang berhasil
disusun harus dihindari bayangan-bayangan yang diambil dari pelbagai
karangan. Surat-surat penggembalaan Paulus serta tulisan-tulisan Petrus
berasal dari awal periode ini. Kisah Para Rasulnya Lukas dan Injil Matius
mungkin diterbitkan sekitar tahun 60 dan 70. Sedang Injil Markus
mungkin ditulis lebih awal, namun konon, Iya belum disebarluaskan
hingga periode ini. Kitab Ibrani dan Yudas mungkin terbit sebelum tahun
70. Tulisan-tulisan Yohanes, Injil yang keempat dan surat-suratnya,
mungkin baru muncul sekitar tahun 85 hingga 90 titik Kitab Wahyu
barangkali berbicara mengenai pemerintahan Domitianus pada tahun 96
atau sekitarnya.

Dalam membahas Injil ada tiga hubungan kronologis yang patut


diperhatikan. Yang pertama adalah waktu dimana Injil itu diberitakan atau di
mana kisah yang ditulis berlangsung. Yang kedua adalah periode dimana bahan-
bahan Injil ini disusun serta dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan penggunaan
gereja. Yang ketiga adalah waktu penerbitan yang sesungguhnya, ketika bentuk

6
tulisan Injil Ini pertama kali disebarluaskan dan dipakai sebagai dokumen resmi di
suatu kerja atau gereja-gereja.6

Bahasa & Naskah – Naskah

Bahasa

Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani, barangkali dapat


dikecualikan Matius dalam bentuknya yang paling asli mungkin memakai bahasa
Aram. Zaman Perjanjian Baru bahasa Yunani telah menjadi bahasa internasional
di seluruh wilayah negara Roma. Seperti setiap bahasa, maka bahasa Yunani
mengalami perkembangan dan mengenal berbagai tingkat. Bahasa Yunani yang
dipakai Perjanjian Baru ialah bahasa yang sedikit disederhanakan kalau
dibandingkan dengan bahasa Yunani pada puncaknya. Dalam karangan-karangan
Perjanjían Baru tingkat bahasa Yunani yang dipakai berbeda-beda. Mereka
memakai bahasa sederhana tetapi baik. (Dr. C. Groenen OFM, 1984)

Naskah-Naskah

Tidak satu pun tulisan asli (seperti keluar dari tangan penulis) yang
terpelihara. Hanya salinan-salinan yang tersedía. Karangan asli ditulis dengan
tinta atas semacam kertas. Kertas itu dibuat dari batang sejenis gelagah yang
disebut papirus. Batang-batang itu dibelah, dipipih, dianyam dan di haluskan. Lalu
dijadikan lembaran. Tetapi bahannya rapuh, mudah pecah dan sukar dilipat.
Dibuat gulungan. Maka karangan-karangan asli tidak tahan lama. Maka yang
tersedia bagi kita hanya salinan dari karangan asli. Kepingan yang paling tua ialah
sebagian (kecil) dari Injil Yohanes.

Ditulis pada awal abad kedua (sekitar th. 120 Mas Naskah-naskah dari
zaman kemudian dibuat dari kulit-kulit binatang yang diolah dan diperhalus.
Bahan itu memang lebih awet. Naskah-naskah Itu berbentuk kitab. Yang paling
tua ditulis dengan memakai huruf besar saja. Huruf besar itu disebut
“majusculus”. Kemudian dipakai huruf miring. Tulisan “kecil” itu disebut

6
Tenney, Merril C. Survei Perjanjian Baru . Malang, Gandum Mas , 2013, p. 162.

7
minusculus”. Dari zaman sebelum percetakan ditemukan, tersedia ribuan naskah
tulisan tangan yang memuat seluruh Perjanjian Baru atau sebagian. Tentu saja
tidak semua naskah sama pentingnya. Makin tua biasanya makin berharga.

Naskah tertua yang memuat seluruh Perjanjian Baru disebut: Naskah


“Sinaiticus” ditemukan dalam biara di gunung Sinai. Naskah ini ditulis pada abad
keempat Masehi. Sekarang tersimpan di London. Naskah penting lain dinamakan:
“Vaticanus”, sebab tersimpan dalam perpustakaan Vatikan. Naskah ini Memuat
hampir seluruh Perjanjian Baru (ada beberapa lembar yang hilanol Bar yang
hilany Dan ditulis pada abad keempat (sekitar 300-350) Masehi. Naskah lain yang
memuat seluruh Perjanjian Baru disebut “Alexandrinus” (karena dikirakan ditulis
di Mesir). Dibuat pada abad kelima Masehi. (400-450) dann sekarang tersimpan
di London.

Pembagian Teks

Mula-mula semuanya ditulis terus-menerus saja. Tidak ada tanda baca atau
pembagian atas bab dan ayat. Pembagian teks atas bab-bab seperti sekarang lazim
mulai dipakai sejak sekitar th. 1200 Masehi. Mulai digunakan oleh seorang Uskup
dari Canterbury (Inggris) yang bernama Stephanus Langton. Kemudian bab-bab
masih dibagi atas ayat-ayat. Untuk pertama kalinya dipakai dan dicetak oleh
penerbit Robert Stephanus di Paris, Prancis, pada th. 1551 Masehi. Pembagian
atas bab dan ayat, meskipun tidak asli, sangat berguna untuk mengutip bagian-
bagian Kitab Suci dan mudah menemukannya kembali.

Tumbuhnya Kitab Suci Perjanjian Baru

Para murid mempunyai tempat penting dalam dalam Perjanjian Baru


sebagai orang yang mendengar Yesus, dan sering kali mengikuti-Nya. Istilah
murid mengacu pada orang yang senantiasa belajar dari penelaahan dan dekat
dengan gurunya. Dalam kelangan Yahudi pengikut-pengikut ini disebut
“talmidim” atau pelajar.(Chilton, 2000)

8
Antara tahun 40 – 120 Masehi

Murid-murid Yesus secara lisan menyebarkan kabar Yesus dan ajaran-


Nya. Ajaran saksi-saksi pertama tersebut diterima sebagai yang berwibawa, tidak
kalah dengan firman Allah yang tertulis. Ajaran tersebut disebarkan dari mulut ke
mulut. Dengan tersebarnya para saksi-saksi, mereka membentuk komunitas-
komunitas dan jemaat-jemaat tersendiri. Mereka membangun hubungan melalui
utusan dan surat-surat (bdk Kis 15:2,20,23; 2Kor 3:1). Pada waktu itu bersurat
adalah sesuatu yang lazim dilakukan, oleh sebab itu karangan-karangan tertua
umat Kristen ditemukan dalam bentuk surat.

Seiring berjalannya waktu ditulislah beberapa ceritera tentang karya Yesus


dan hal ihwal-Nya. Terbentuk pula ajaran, wejangan dan petuah Yesus
sebagaimana secara lisan beredar di kalangan jemaat. Meskipun mengikuti ajaran
yang sama namun terdapat perbedaan antar jemaat tentang bagaimana cerita
Yesus serta bagaimana mengungkapkan iman kepercayaan itu. Itu memerlukan
penjelasan lebih lanjut tentang masalah Sinoptis: bagaimana menjelaskan
perbedaan dan persamaan dari karya-karya itu.7

Antara Tahun 120 dan 400 Masehi

Banyaknya karangan yang beredar sangat membingungkan dan


mengacaukan umat beriman. Semua karangan nampak berwibawa, iman sejati
terancam dan umat mulai mencari kepastian dengan kepercayaannya. Maka
menjelang abad kedua beberapa tokoh Kristen menyaring karangan yang beredar.
8

Kesimpulan

“Pengarang Perjanjian Baru tidak berteologi”. Satu tindakan satu


fundamental yang mereka lakukan adalah sesetia mungkin menuliskan dan
7
Willi Marxsen, PENGANTAR PERJANJIAN BARU (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996).

8
Dr. C. Groenen OFM, Pengantar Ke Dalam Perjanjian Baru .

9
meneruskan (laporan, rencana) Wahyu Allah yang terpenuhi dalam diri Yesus
Kristus sebab Dia adalah Sabda Kekal Allah yang menjelma menjadi manusia.
Sasaran mereka adalah menyingkapkan “Inti Kebenaran Allah” dalam diri Yesus
Kristus supaya diterima, dihayati dan dihidupi oleh manusia. 9

Perjanjian Baru adalah penggenapan dari seluruh penglihatan para nabi,


pemazmur, dan pengharapan yang terkadang dalam hati semua orang yang
merindukan Tuhan. Perjanjian Baru adalah satu kesatuan yang utuh. Subjek
Perjanjian Baru yang utama ialah Tuhan Yesus Kristus, sedangkan objek yang
utama ialah keselamatan manusia. Kristus adalah subjek pada keseluruhan dalam
Kitab Perjanjian Baru. 10

Daftar Pustaka

Ara, A. (2020). Perjanjian Baru Dan Teologi. Logos, 12(2), 38–62.


https://doi.org/10.54367/logos.v12i2.865

Chilton, B. (2000). STUDI Perjanjian Baru Bagi Pemula . BPK Gunung Mulia.

9
Alfonsus Ara, “Perjanjian Baru Dan Teologi,” Logos 12, no. 2 (2020): 38–62,
https://doi.org/10.54367/logos.v12i2.865.

10
Marthem Mau, “Studi Survei Alkitab Perjanjian Lama Dan Perjanjian Baru Sebagai Dasar Pengajaran Iman
Kristen,” Phronesis: Jurnal Teologi Dan Misi 2, no. 1 (2020): 31–55, https://doi.org/10.47457/phr.v2i1.31.

10
Dr. C. Groenen OFM. (1984). Pengantar Ke Dalam Perjanjian Baru . Kanisius.

Marxsen, W. (1996). PENGANTAR PERJANJIAN BARU. BPK Gunung Mulia.

Mau, M. (2020). Studi Survei Alkitab Perjanjian Lama Dan Perjanjian Baru Sebagai Dasar
Pengajaran Iman Kristen. Phronesis: Jurnal Teologi Dan Misi, 2(1), 31–55.
https://doi.org/10.47457/phr.v2i1.31

Tenney, M. C. (1992). SURVEI PERJANJIAN BARU . Gandum Mas .

11

Anda mungkin juga menyukai