Disusun oleh :
NAMA PESERTA : Anggi Fahmi Luckyama,S.Farm., Apt
Angkatan : LXIX
No Presensi 24
JABATAN : Ahli Pertama Apoteker
SKPD : UPTD Puskesmas Traji
COACH : Tri Mardiyanti Ratnasari, SE, M.Acc
MENTOR : dr. Arif Kurniawan, MM
i
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN
DIABETES MELITUS MELALUI KIE (KOMUNIKASI, INFORMASI, EDUKASI)
DENGAN MENGGUNAKAN FORMULIR E-KONSELING DI PUSKESMAS TRAJI
KABUPATEN TEMANGGUNG
Kegiatan LATSAR atau kegiatan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
dilakukan dengan dasar hukum Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
ASN. Pelatihan Dasar Calon Pegawan Negeri Sipl (Latsar CPNS) merupakan suatu
kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh CPNS dan dilaksanakan secara terintegrasi.
Substansi dari mengikuti Latsar CPNS ini adalah untuk : menanamkan core values
BerAKHLAK ke dalam diri setiap CPNS. Core Values BerAKHLAK merupakan
akronim dari ‘Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif dan Kolaboratif’, menanamkan sikap dan prilaku Bela Negara, serta
menanamkan pemahaman Kedudukan dan Peran PNS untuk mendukung
terwujudnya smart governance dan memperkenalkan habituasi (proses
pembiasaan pada/atau dengan “sesuatu” supaya menjadi terbiasa atau terlatih untuk
melakukan “sesuat” yang bersifat intrinsik pada lingkungan kerjanya). Melalui kegiatan
Latsar, para CPNS diwajibkan untuk dapat mengaktualisasikan dan menghabituasi
core value BerAKHLAK, Kedudukan dan Peran PNS untuk mendukung smart
governance melalui peroses pembelajaran dengan output berupa laporan aktualisasi
dan habituasi.
Laporan aktualisasi dan habituasi dibuat berdasarkan realisasi dari kegiatan yang
bersumber dari isu yang diperoleh pada institusi di mana CPNS ditempatkan untuk
menjalankan pekerjaannya. Isu yang penulis temukan adalah “Tingkat Kepatuhan
Minum Obat Yang Masih Rendah Pada Pasien Diabetes Melitus” terjadi di
Puskesmas Traji, Kabupaten Temanggung, di mana penulis bertugas sebagai seorang
apoteker sejak Aptil 2022. Untuk memecahkan isu tersebut maka penulis membuat 6
langkah kegiatan yang mana dalam menjalankan 6 kegiatan tersebut telah
mengaktualisasikan dan menghabituasi core values BerAKHLAK (Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif).
Simpulan dari kegiatan aktualisasi dan habituasi berupa terkuantifikasinya prilaku
minum obat pasien Diabetes Mellitus yaitu sebesar 94% patuh. Meningkatnya
Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Diabetes Mellitus dan ini merupakan
kemajuan yang cukup signifikan dari sebelumnya sebesar 71%. Kepatuhan yang
cukup tinggi ini tidak terlepas dari kegiaatan KIE/konseling yang penulis lakukan. Data
kuantitatif ini dapat digunakan sebagai suatu acuan untuk melakukan tindakan
pencegahan dan tindakan perbaikan yang perlu dilakukan dikemudian hari dalam
upaya untuk meningkatkan derajad kesehatan penderita Diabetes Mellitus pada
Puskesmas Temanggung, Kabupaten Temanggung.
Kata kunci (key word): Latsar, Core Values PNS, Smart ASN,Manajemen ASN,
Puskesmas Temanggung, kepatuhan, diabetes.
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR,
KEDUDUKANDAN PERAN PNS UNTUK MENDUKUNG SMART GOVERNANCE
Coach Mentor
Kepala UPTD Puskesmas Traji
iii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR,
KEDUDUKAN DAN PERAN PNS UNTUK MENDUKUNG
SMART GOVERNANCE
iv
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi yang
berjudul “Upaya meningkatkan kepatuhan penggunaan obat pada pasien diabetes
melitus tipe di Puskesmas Traji Kabupaten Temanggung melalui KIE (Komunikasi,
Edukasi, Informasi Obat di Puskesmas Traji Kabupaten Temanggung” tepat waktu
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III Angkatan LXIX Kabupaten Temanggung Tahun 2022.
Rancangan aktualisasi ini digunakan sebagai pedoman oleh penulis dalam
melaksanakan aktualisasi penanaman nilai-nilai BerAKHLAK, kedudukan dan peran
PNS untuk mendukung smart governance selama proses habituasi.
Rancangan aktualisasi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan dorongan
dari pihak lain. Dengan sepenuh hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak H. Muhammad Al Khadziq selaku Bupati Kabupaten Temanggung yang
telah memberikan kesempatan untuk dapat mengikuti kegiatan Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil.
2. Kepala BPSDMD Jawa Tengah beserta jajarannya yang telah memfasilitasi
penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III.
3. Kepala BKPSDM Kabupaten Temanggung beserta jajarannya yang telah
memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III.
4. Ibu dr. Intan Pandanwangi, MM. selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Temanggung.
5. Bapak dr. Arif Kurniawan, MM selaku Kepala Puskesmas Traji Kabupaten
Temanggung.
6. Ibu Henie Tri Lestari, S.KM selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas
Traji sekaligus mentor atas semua arahan, motivasi, dukungan, masukan dan
bimbingan selama perancangan kegiatan aktualisasi.
7. Bapak Ir. Agus Sriyanto, M.Si selaku narasumber atas semua arahan dan
masukan dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini
8. Ibu Tri Mardiyanti Ratnasari, SE, M.Acc selaku coach atas semua masukan,
dorongan dan bimbingannya dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini.
v
9. Keluarga besar Puskesmas Traji Kabupaten Temanggung atas dukungan dan
kerjasamanya.
10. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi BerAKHLAK untuk dapat
diaktualisasikan dan dihabituasikan di instansi.
11. Seluruh Panitia yang telah membantu dan memfasilitasi kegiatan Pelatihan
Dasar
12. Keluarga besar peserta Latsar Gol. III Angkatan LXIX BKPSDM Kabupaten
Temanggung 2022.
13. Semua pihak yang membantu terselesaikannya rancangan aktualisasi ini.
Penulis sadar bahwa rancangan aktualisasi ini belum sempurna. Penulis berharap
adanya masukan yang membangun dari berbagai pihak guna membuat rancangan
ini menjadi lebih baik sehingga rancangan aktualisasiini dapat dijadikan dasar
dalam pelaksanaan dan pelaporan aktualisasidan habituasi nilai-nilai dasar ASN,
serta memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis,
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK.....................................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................iv
PRAKATA.....................................................................................................v
DAFTAR ISI.................................................................................................vi
DAFTAR TABEL.........................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................viii
5. Tujuan Organisasi...........................................................................9
C. Role Model...........................................................................................13
B. Analisis Isu...........................................................................................24
vii
E. Gagasan Pemecahan Isu....................................................................29
BAB IV SIMPULAN....................................................................................98
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................103
CURRICULUM VITAE..............................................................................105
HABITUASI.............................................................................................106
LAMPIRAN................................................................................................108
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.7 Resep kunjungan pasien dan hasil laporan PTM DM...........22
x
Gambar 3.2 foto konsultasi dengan mentor..............................................61
Gambar 3.21 foto diskusi referensi dan isi leaflet dengan kerja............79
xii
BAB I
PROFIL ORGANISASI DAN TUGAS PESERTA
A. Gambaran Umum Organisasi
1
Temanggung Nomor 26 tahun 2011 tentang Penyelenggara Kesehatan
dan peraturan lainya yang mendukung untuk pembentukan puskesmas.
Puskesmas Traji memiliki luas wilayah 12,9 Km² dan merupakan bagian
dari wilayah Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Provinsi Jawa
Tengah yang terbagi dalam 7 desa, kondisi wilayah berhawa sejuk, sangat
cocok untuk usaha pertanian sehingga mayoritas penduduknya
menggantungkan hidupnya dalam sektor pertanian. Terutama terkenal
sebagai penghasil tembakau dengan area penanaman tersebar hampir di
semua Desa
2
Secara astronomis, Puskesmas Traji Kabupaten Temanggung terletak antara
110º 23′ - 110º 40′ 30″ Bujur Timur dan 7º 14′ - 7º 32′ 35″ Lintang Selatan,
dengan batas wilayah : Sebelah Utara Kecamatan Ngadirejo, Sebelah Barat
Kecamatan Bansari, sebelah Timur Kecamatan Kedu dan Sebelah Selatan
Wilayah Puskesmas Parakan.
Topografi Puskesmas Traji Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung
yang berupa dataran tinggi pada lereng guung Sindoro, terletak di ketinggian
500 – 1450 m diatas permukaan air laut dengan curah hujan berkisar antara
1000 – 3100 mm per tahun. Kepadatan tanah 50% dataran tinggi dan 50%
dataran rendah.
Puskesmas Traji Terdapat 1 buah mobil puskesmas untuk mempermudah
pelayanan kesehatan di puskesmas Traji dan terdapat 2 dokter umum, 1
dokter gigi, 1 perawat gigi, 1 apoteker, 1 tenaga teknis kefarmasian (TTK), 15
bidan, 8
perawat, 1 tenaga gizi, 1 tenaga Kesehatan lingkungan, 1 analis Kesehatan, 1
pejabat structural, 1 Fisioterapi, 1 Epidemoogi, 1 Penyuluh Kesehatan
Masyarakat, dan tenaga penunjang lainya..
Puskesmas Traji merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Parakan yang
membawahi 7 desa binaan, yaitu Desa Bagusan, Dangkel, Mandisari,
Tegalroso, Traji, Watukumpul dan Ringinanom. Dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, puskesmas dibantu satu atau
beberapa puskesmas pembantu (pustu). Diwilayah Puskesmas Traji terdapat
1 Puskesmas dan 1 Puskesmas Pembantu.
5,335
1,525 2,778 2,156 3,771 2,753 2,212
3
Tabel 1.1 Jadwal Pelayanan Puskesmas Traji
4
3. Pendekatan keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan
salah satu cara Puskesmas mengintegrasikan program untuk
meningkatkan endekatan keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan salah satu cara Puskesmas mengintegrasikan program untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
B. Fungsi Puskesmas :
5
a. Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas, yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan
paling rendah sarjana, memiliki kompetensi manajemen kesehatan
masyarakat, masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun, dan
telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.
b. Kasubag Tata Usaha
Kasubag Tata Usaha, membawahi beberapa kegiatan diantaranya
Sistem lnformasi Puskesmas, kepegawaian, rumah tangga, dan
keuangan.
c. Penanggung jawab UKM (Essensial dan Perkesmas), membawahi :
1) Pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
2) Pelayanan kesehatan lingkungan
3) Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
4) Pelayana gizi yang bersifat UKM
5) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
6) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
d. Penanggungjawab UKM Pengembangan, membawahi :
1) Pelayanan kesehatan olahraga
2) Pelayanan kesehatan lansia
3) Pelayanan kesehatan Jiwa
e. Penanggungjawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium
membawahi beberapa kegiatan, yaitu :
1) Pelayanan pemeriksaan umum
2) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
3) Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
4) Pelayanan gawat darurat
5) Pelayanan gizi yang bersifat UKP
6) Pelayanan persalinan
7) Pelayanan kefarmasian
8) Pelayanan laboratorium
f. Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan, yang membawahi,
1) Puskesmas Pembantu
6
2) Puskesmas Keliling
3) Bidan Desa
4) Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan
7
4. Melaksanakan penanggulangan dan pengendalian penyakit
Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya Kesehatan
5. Tujuan Didirikannya Organisasi (Puskesmas)
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
8
Temanggung. Adapun penjabaran dari kata nilai budaya HEBAT Kabupaten
Temanggung adalah senagai berikut,
1) Handali, sebagai pemimpin harus bertanggung jawab menyadari
bahwa tugas tersebut harus disadari, dirasakan bahwa itu miliknya.
2) Excellence, selalu mengembangkan dan melakukan perbaikan di
segala bidang untuk mendapatkan nilai tambah optimal dan hasil
terbaik secara terus menerus.
3) Berdayaguna, mempunyai kemampuan dan berkomitmen tinggi
terhadap pelaksanaan tugas.
4) Akuntabel, bertanggung jawab dan melaksanakan tugas secara
hukum dan moral serta etika baik dari segi proses maupun hasil.
5) Transaparansi, melaksanakan tugas harus ada keterbukaan dalam
mengemukakan informasi yang relevan
S : Sehat
E : Empati
H : Handal
A : Adil
T : Tanggap
I : Inovatif
1
19. Menyusun usulan penghapusan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
BMHP;
20. Melakukan telaah resep;
21. Melakukan pemeriksaan dan penyerahan obat disertai pemberian informasi;
22. Melakukan rekonsiliasi obat;
23. Melakukan konseling penggunaan obat;
24. Melakukan konseling obat pada pasien dengan penyakit kronis;
25. Melakukan konseling penggunaan obat khusus anti retro viral, hepatitis, dan
tuberkulosis;
26. Melakukan penelusuran dan pengkajian catatan medik;
27. Melakukan analisis, menyimpulkan, dan memberikan rekomendasi hasil
pemantauan terapi obat;
28. Mengidentifikasi kejadian efek samping Sediaan Farmasi;
29. Melakukan pemantauan kondisi pasien;
30. Melakukan preparasi sediaan intravena;
31. Melakukan preparasi sediaan radiofarmaka;
32. Melakukan validasi/verifikasi terhadap mesin heat sealers;
33. Mengidentifikasi skala prioritas teknologi kesehatan yang akan dianalisis;
34. Melaksanakan pelayanan swamedikasi;
35. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang dilaksanakan di tempat tinggal
pasien (pelayanan residensial); dan
36. Melaksanakan pelayanan kefarmasian untuk pasien di luar Fasyankes;
1
g. Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan; dan
h. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan.
1
3. Role Model – Tokoh yg jadi panutan
1
Gambar 1.3.Foto Role Mode Ichsanudin, Amd. Far
1
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu
Harrison (2008:550) dalam Kriyantono (2012) memberikan definisi bahwa isu
adalah berbagai perkembangan, biasanya di dalam arena publik, jika berlanjut,
dapat secara signifikan mempengaruhi operasional atau kepentingan jangka
panjang dari organisasi. Isu diartikan sebagai adanya atau disadarinya suatu
fenomena atau kejadian yang dianggap penting atau dapat menarik perhatian
orang banyak, sehingga menjadi bahan yang layak untuk didiskusikan. (LAN,
2019:223).
Rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan di UPTD Puskesmas
Traji sesuai dengan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu Beroentasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif
(BerAKHLAK), serta sesuai dengan peran dan kedudukan ASN dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi
dibuat berdasarkan identifikasi isu dengan mempertimbangkan keaktualan,
problematik, kekhalayakan dan kelayakan isu tersebut (metode APKL). Aktual
artinya benar- benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat.
Problematik artinya Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga
perlu dicarikan segera solusinya. Kekhalayakan artinya Isu yang menyangkut hajat
hidup orang banyak, dan Kelayakan artinya Isu yang masuk akal dan realistis serta
relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Kemudian prioritas
isu ditentukan dengan analisis USG dengan menetapkan rentang penilaian (1-5).
Urgency artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti. Seriousness artinya seberapa serius suatu isu harus dibahas
dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth artinya seberapa besar
kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.
15
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah
kerjanya. Penulis berupaya untuk mencari isu di lingkungan kerja penulis yaitu
Puskesmas Traji Kabupaten Temanggung kaitannya di bidang pelayanan
kefarmasian. Daftar isu yang diperoleh setelah melakukan identifikasi dalam
lingkungan kerja penulis sebagai seorang Apoteker dikaitkan dengan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya pelayanan Farmasi Klinik di Puskesmas Traji Kabupaten
Temanggung
2. Keterbatasan stok obat di Puskesmas Traji Kabupaten Temanggung
3. Tingkat kepatuhan minum obat yang masih rendah pada pasien Diabetes di
Puskesmas Traji Kabupaten Temamggung
4. Sistem penomoran antrian pengambilan obat di pelayanan obat belum
tersedia di Puskesmas Traji Kabupaten Temanggung
5. Kurang nyamanya tempat penyerahan obat dan belum ruang konsultasi bagi
pasien rawat jalan di Puskesmas Traji Kabupaten Temanggung
Berdasarkan prinsip-prinsip kedudukan dan peran Pegawai Negeri Sipil dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dapat diidentifikasi isu-isu sebagai berikut
1
3. Tingkat kepatuhan minum Belum dilakukannya Dengan dilakukannya
obat yang masih rendah konseling merupakan konseling/KIE
pada pasien Diabetes salah satu penyebab diharapkan kesadaran
Melitus Tusi pemahaman pasien pasien akan penyakit
Di Puskesmas Traji Individu Jabatan terhadap penyakit DM yang dideritanya dan
Kabupaten Temanggung dan terapi yang terapi yang dilakukan
dilakukan belum akan semakin baik
memadai sehingga sehingga akan
mempengaruhi tingkat meningkatkan
kepatuhan minum obat kepatuhan minum obat
4. Antrian pelayanan obat Menerapkan sistem
Sistemn penomoran
belum menerapkan penomoran untuk
antrian pengambilan obat
system penomoran antrian pelayanan
di pelayana obat belum
Tusi Unit yang baik sehingga pengambilan obat untuk
tersedia di Puskesmas Unit Kerja
Kerja pelayanan kefarmasian pelayanan kefarmasian
Traji Kabupaten
tidak optimal yang lebih optimal
Temanggung
Berikut deskripsi dan data dukung dari isu yang diperoleh dalam lingkungan kerja
penulis:
Deskripsi Isu:
1
1. Pemantauan Terapi Obat (PTO), merupakan suatu proses yang mencakup
kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi
pasien. Pemantauan Terapi Obat (PTO) meliputi:
a. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
b. Rekonsiliasi Obat
c. Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat
d. Konseling
e. Visite
f. Evaluasi Penggunaan Obat
g. Pemantauan Kadar Obat Dalam Darah (PKOD)
h. Pelayanan Swamedikasi
2. Pengkajian dan Pelayanan Resep
Pengkajian resep dilakukan untuk menganalisa adanya masalah terkait obat,
bila ditemukan maslah terkait obat harus dikonsultasikan kepada dokter
penulis resep.
Data Pendukung Isu:
Berdasarkan hasil pengamatan secara langsung di unit kerja, tidak ada bukti
terdokumentasi terkait pelayanan farmasi klinik. Yang dilakukan hanya
sebatas catatan pelayanan obat oleh tenaga kesehatan yang tidak sesuai
dengan tupoksinya, sehingga banyak informasi penting informasi penting
tentang obat yang belum dicatat.
1
Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
Tidak ada bukti terdokumentasi mengenai dilaksanakannya Monitoring
Efek Samping Obat (MESO) padaunit pelayanan kefarmasian di
puskesmas Traji.
Rekonsiliasi Obat
Tidak ada bukti terdokumentasi mengenai aktifitas Rekonsiliasi Obat
1
Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat
Tidak ada bukti terdokumentasi mengenai aktifitas Penelusuran Riwayat
Penggunaan Obat
Konseling
Tidak ada bukti terdokumentasi mengenai aktifitas konseling dalam
pelayanan kefarmasian.
2
B. Keterbatasan stok obat di Puskesmas Traji Kabupaten Temanggung
Deskripsi Isu :
Keterbatasan stok obat di Puskesmas Traji cukup berpengaruh terhadap
pelayanan kefarmasian. Petugas di unit farmasi terpaksa harus melakukan
penggantian obat dengan berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter penulis
resep.
Data Pendukung Isu :
Pelayanan yang sesuai resep dokter sesuai pengamatan langsung terhadap
dokumen resep hanya mencapai 90,5 dari 97%, selebihnya terjadi
penggantian obat yang tertulis pada resep dokter.
C. Tingkat kepatuhan minum obat yang masih rendah pada pasien kronis seperti
Diabetes tipe 2 di Puskesmas Traji Kabupaten Temamggung
Deskripsi Isu :
DM merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan meningkatnya
kadar glukosa darah (gula darah) melebihi normal. Kriteria diagnosis DM
sesuai dengan konsesus PERKENI 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 standar pemeriksaan kadar gula darah
2
2
Gambar 2.7 Resep kunjungan pasien dan hasil laporan PTM DM
E. Kurang nyamanya tempat penyerahan obat dan konsultasi bagi pasien rawat
jalan di Puskesmas Traji, Kabupaten Temanggung.
Deskripsi Isu :
Tempat penyerahan obat yang kurang representative menjadi kendala untuk
2
mengoptimalkan layanan PIO. Demikian juga dengan tidak tersedianya ruang
untuk konsultasi. Hal ini dapat menyebabkan terdistorsinya pemahaman
informasi mengenai obat dan cara penggunaannya.
B. Analisis Isu
2
Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah dipaparkan,perlu dilakukan
proses analisis isu untuk menentukan isu yang merupakan prioritas yang dapat
dicarikan solusi oleh penulis. Proses tersebut menggunakan dua alat bantu
penetapan kriteria kualitas isu yakni berupa APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Kelayakan) dan USG (Urgency, Seriousness, dan Growth).
1. APKL
Penetapan prioritas isu dilakukan melalui analisis isu dengan menggunakan
alat bantu penetaapan kriteria isu. Analisis APKL merupakan alat bantu untuk
menganalisis ketepatan dan kualitas isu dengan memperhatikan tingkat aktual,
problematik, kekhalayakan, dan layak isu-isu yang ditemukan di lingkungan
unit kerja. Setelah dilakukan analisis APKL, tahap selanjutnya memilih dan
mengidentifikasi isu yang menjadi prioritas utama. Adapun kriteria metode
analisis dengan APKL adalah :
2
a. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan di
kalangan masyarakat.
b. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks,
sehingga perlu dicarikan solusinya.
c. Khalayak artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
d. Layak artinya isu yang masuk akal, logis, realistis dan memang prioritas
untuk ditangani.
Tabel 2.3 penilaian APKL
Kriteria
Skor
Aktual Problematik Kekhalayakan Layak
Sangat Menyangkut hajat
Sangat Sangat
5 Aktual di hidup orang
Kompleks Layak
dukung data sangat banyak
Menyangkut hajat
Aktual ada
4 Kompleks hidup orang Layak
data
banyak
Menyangkut hajat
Cukup Cukup
3 Cukup Aktual hidup orang cukup
Kompleks Layak
banyak
Kurang Kurang Menyangkut hajat Kurang
2 Aktual Kompleks hidup orang sedikit Layak
Menyangkut hajat
Tidak Tidak
1 Tidak Aktual hidup orang
Kompleks Layak
sangat sedikit
Hasil analisis penilaian kualitas isu dengan teknik APKL dilampirkan dalam table
berikut :
2
Temamggung
2
4. Sistem penomoran antrian pengambilan obat di
5 4 4 3 16 IV
pelayanan obat belum tersedia di Puskesmas Traji
Kabupaten Temanggung
2. USG
Kriteria
Skor Urgency Seriousness Growth
Dampak yang
5 Sangat Mendesak Sangat Serius ditimbulkan sangat
buruk
Dampak yang
4 Mendesak Serius
ditimbulkan buruk
Dampak yang
3 Cukup Mendesak Cukup Serius ditimbulkan cukup
kompleks
Dampak yang
2 Kurang Mendesak Kurang Serius ditimbulkan kurang
buruk
1 Tidak Mendesak Tidak Serius Tidak berdampak
Berdasarkan analisis isu dengan teknik APKL pada tabel 2.3 penetapan isu
berdasarkan APKL , diperoleh tiga isu dengan skor tertinggi yaitu:
a. Kurangnya pelayanan farmasi klinik di Puskesmas Traji, Kabupaten
Temanggung skor APKL 17).
b. Keterbatasan stok obat di Puskesmas Traji, Kabupaten Temanggung
(skor APKL 18).
c. Tingkat kepaptuhan minum obat yang masih rendah pada pasien DM di
Puskesmas Traji, Kabupaten Temanggung (skor APKL 19).
2
Isu tersebut kemudian dianalisis lagi menggunakan metode USG dengan
rentang penilaian 1-5. Urgency yaitu seberapa mendesak suatu isu harus
dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness yaitu seberapa serius
suatu isu harus dibahas yang dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan.
Growth didefinisikan sebagai seberapa besarmemburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani dengan segera.
Hasil analisis USG terkait isu-isu pelayanan farmasi di Puskesmas
Traji Kabupaten Temanggung disajikan dalam tabel berikut ini:
Dari ke-6 penyebab prioritas, setelah melalui brainstroming dengan rekan unit kerja
dan berbagai pertimbangan maka dipilih point ke-3 sebagai top prioritas penyebab
maslah yang harus diselesaikan, yaitu: Penyuluhan dan konsultasi yang didapat
3
pasien kurang efektif karena belum dilakukan konsultasi secara personal,
yang termasuk kategori Methode. Jika top prioritas isu ini tidak diselesaikan maka:
Kegiatan ini merupakan suatu tahapan kegiatan yang sangat penting untuk
mendapatkan data terkini dan akurat terhadap pasien DM untuk menyusun
3
rencana tindakan yang sistematis dan terukur dalam upaya untuk
meningkatkan kepatuhan minum obat bagi pasien Diabetes Melitus di
Puskesmas Traji, Kabupaten temanggung.
Tahapan Kegiatan :
Kegiatan ini untuk menyelesaikan salah satu penyebab prioritas pada kategori
Milieu, yaitu : sebagai upaya proaktif untuk melibatkan keluarga pasien dalam
ikut serta secara bersama-sama membantu pasien meningkatkan kepatuhan.
Tahapan Kegiatan :
3
c. Mencetak leaflet sesuai dengan rancangan yang sudah disetujui oleh
atasan dan telah disepakati oleh rekan di unit kerja
3
Nama : Anggi Fahmi Luckyama, S.Farm., Apt
Jabatan : Ahli Pertama-Apoteker
Unit Kerja : Puskesmas Traji
Tupoksi yang sesuai : Monitoring dan Evaluasi Tingkat Kepatuhan Minum Obat Pasien DM
dengan RA
Identifikasi Isu : 1. Kurangnya pelayanan Farmasi Klinik di Puskesmas Traji, Kabupaten Temanggung
(Diambil dari USG) 2. Keterbatasan stok obat di Puskesmas Traji, Kabupaten Temanggung
3. Tingkat kepatuhan minum obat yang masih renndah pada pasien Diabetes di Puskesmas Traji,
Kabupaten Temanggung
Isu yang diangkat : Tingkat kepatuhan minum obat yang masih renah pada pasien Diabetes Mellitus yang melakukan rawat
(Core Issue) jalan pada Puskesmas Traji, Kabupaten Temanggung
Penyebab isu : 1. Belum tersedianya media edukasi (leaflet) bagi pasien DM pada pelayanan obat di Puskesmas Traji
(diambil dari fish (Material)
bone) 2. Puskesmas Traji belum menyediakan sarana yang memadai untuk melakukan konseling
DM (Material).
3. Penyuluhan dan konsultasi yang didapat pasien kurang efektif karena belum dilakukan
konsultasi secara personal (Methode)
4. Penyuluhan dan konseling belum diintegrasikan ke dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas Traji
(Methode)
5. Kurangnya SDM bidang kesehatan dengan kompetensi yang sesuai untuk melakukan pelayanan
obat (Man)
6. Belum ada upaya proaktif untuk melibatkan keluarga pasien agar turut berperan dalam
mendampingi pasien untuk mencapai derajad Kesehatan yang labih baik (Milieu)
Gagasan pemecahan : Upaya meningkatkan kepatuhan minum obat pada pasien Diabetes Mellitus melalui KIE (komunikasi,
isu (konsep judul) Informasi, Edukasi) Puskesmas Traji Kabupaten Temanggung.
3
2. Matriks
1. Konsultasi Diterimanya Keterkaitan kegiatan Dengan konsultasi Dengan diterimanya gagasan untuk
menyampaikan gagasan untuk dengan Manajemen ASN: kepada atasan melakukan KIE maka membuka
gagasan rencana melakukan KIE diharapkan bahwa
kegiatan KIE Menyampaikan gagasan akses untuk membangun
gagasan melakukan KIE
kepada atasan. kepada atasan dengan kepercayaan (trust) kepada pasien
lebih terarah untuk sesuai
sikap hormat dan sopan dengan misi Puskesmas untuk menerima layanan Kesehatan
Sumber kegiatan : sebagai bagian dari di Puskesmas Temanggung.
Inovasi. Traji
kode etik dan perilaku KabupatenTemanggung,
Penyebab isu: ASN terutama pada visi point:
Belum pernah ada a. Memeilihara dan
inisiasi untuk meningkatan
melakukan KIE Keterkaitan kegiatan
denganSMART ASN:
kesehatan individu,
keluarga dan
Saya mendengarkan dan masyarakat beserta
mencatat masukan dari lingkungannya
pimpinan kemudian c. Mendorong
menyimpannya dalam kemandrian
Hard Disk di laptop masyarakat untuk
(Digital Skill) hidup sehat
3
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
Akuntabel:Berkaitan
dengan penyusunan draft
a. Menyiap Disetujuinya draft KIE untuk mengusulkan
kan draft gagasan kegiatan KIE sesuai
gagasan dengan hasil assessment
KIE yang didasari data-data
yang valid dan dapat
dipercaya/akuntabel.
Kolaboratif :
mengkonsultasikan Draft
gagasan KIE kepada
atasan agar diperoleh
arahan kegiatan KIE yang
dapat memperkuat visi dan
misi Puskesmas
Temanggung. Kegiatan ini
memerlukan kesediaan
bekerjasama.
Berorientasi Pelayanan:
Berkaitan dengan upaya
merencanakan kegiatan
KIE yang tepat sasaran,
sehingga dapat memenuhi
harapan dan kebutuhan
pasien, yaitu kepuasan
pelayanan.
Kolaboratif: Persetujuan
akses RM sangat
b. Meminta Persetujuan akses dibutuhakan mengingat
persetuju RM RM merupakan data
an untuk rahasia kedokteran.
3
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
mendapa Persetujuan akses RM
tkan memenuhi dimensi
akses kolaboratif.
untuk
mempero
leh data Berorientasi Pelayanan:
RM Permohonan persetujuan
akses RM disampaikan
dengan penuh rasa
hormat agar terbangun
kesefahaman untuk
tujuan memberikan
pelayanan yang prima
kepada pasien.
3
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
Kolaboratif: Akses data
RM memerlukan
Kerjasama dengan
petugas yang diberikan
kewenangan menjaga
data RM. Kerjasama ini
memenuhi dimensi
kolaboratif.
Kompeten: Berkaitan
dengan akses data RM,
petugas RM merupakan
personal yang memiliki
keahlian dan
kewenangan dalam
menjaga dan memelihara
RM, dengan demikian
data RM yang diperoleh
terjamin validitasnya
karena didapat melalui
petugas yang kompeten
3
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
masyarakat wilayah Data yang handal merupakan data yang
puskesmas traji yang sehat dapat dipercaya, dan ini merupakan cara
Keterkaitan kegiatan melalui peningkatan mempertahakan budaya membangun trust
dengan Smart ASN: pelayanan kesehatan dan (kepercayaan)
penerapan perilaku hidup
Saya mengambil data bersih dan sehat (phbs) yang
pasien DM dari data makin baik
primer/Medical Record dan
mengolah dan
melengkapinya dengan
menggunakan plat form
Excel yang merupakan
bagian dari literasi digital
(digital skill)
a. Menarik data Akuntabilitas:Berkaitan
pasien DM dari Tersedia Daftar dengan kegiatan mencari
data pasien dan mempelajari referensi
data Primer
DM ter up-date demi informasi yang
dan akuntable/ dapat
melengkapinya dipercaya
Kolaboratif : berkaitan
dengan pengumpulan data
melibatkan bagian/dept lain
sesuai dengan tugas dan
fungsinya, memerlukan
sikap terbuka kesediaan
bekerjasama.
Berorientasi Pelayanan:
Berkaitan dengan upaya
kegiatan tepat sasaran
untuk memenuhi harapan
dan kebutuhan pasien,
yaitu kepuasan pelayanan.
Tujuan form ini untuk
memonitor agar penyakit
3
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
penyerta dapat ditekan
progresifitasnya
3
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
merupakan responsivitas
terhadap keluhan pasien.
Kolaboratif : Data
komplikasi penyakit pasien
yang baik akan didapat jika
ada kesediaan
bekerjasama, terutama dari
sisi pasien yang
diharapkan memberi
informasi yang jujur
berkaitan dengan penyakit
yang dialaminya
3. Mendata pasien dan Tersedianya data Keterkaitan kegiatan Dengan tersedianya data Dengan tersedianya data kontak pasien
meminta kontak kontak pasien untuk dengan manajemen ASN: kontak pasien maka akan maka akan mendukung kelancaran
nomer handphone melakukan mendukung kelancaran melakukan komunikasi guna untuk
yang bisa dihubungi komunikasi komunikasi guna untuk pemantauan dan Konseling terhadap pasien
Saya melakukan
untuk untuk pemantauan dan Konseling atau keluarga pasien mengenai penyakit DM.
melakukan KIE pendataan pasien terhadap pasien atau Proses pendataan memerlukan pendekatan
berpedoman pada keluarga pasien mengenai persuasif, memerlukan keterlibatan pasien
Sumber : inovasi kelengkapan data yang penyakit DM. secara sukarela, ini merupakan pemenuhan
telah disusun sebelumnya. sesuai dengan misi nilai profesionalisme organisasi.
Pendataan pasien ini Puskesmas Traji terutama
3
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
berkaitan dengan peran pada poin (b) : Nilai profesionalisme dalam
dan fungsi sebagai menyelenggarakan organisasi merupakan gambaran
perencana agar semua pelayanan Kesehatan yang internal seseorang yang bekerja
paripurna, bermutu,
data pasien DM yang akan tuntas dan akurat atas dasar
terjangkau, dan merata.
menerima KIE terintegrasi Penguatan visi ini akan kompetensi terbaik dengan penuh
dengan baik. berpengaruh terhadap tanggung jawab dan komitmen
akselerasi pencapaian visi tinggi.
Keterkaitan kegiatan puskesmas : Terwujudnya
dengan Smart ASN: masyarakat wilayah
puskesmas yang sehat
melalui peningkatan
Pendataan pasien yang
pelayanan kesehatan dan
akan menerima KIE ini penerapan perilaku hidup
terintegrasi dengan bersih dan sehat (phbs) yang
kelengkapan data pasien makin baik
DM yang telah dibuat
sebelumnya. Integrasi
semua data ini tetap
menggunakan plat form
excel sebagai bagian dari
literasi digital (digital
skill)
4
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
a. Mendata pasien Tersedianya daftar Berorientasi Pelayanan:
dan meminta pasien DM beserta Berkaitan dengan tujuan
nomer telfon No. kontak yang dari KIE sebagai langkah
dapat dihubungi solutif dalam upaya
yang bisa untuk
meningkatkan derajad atau
dihubungi dalam kualitas kesehatan pasien
melakukan yang lebih baik.
kegiatan Harmonis : Berkaitan
pemantauan dengan menjalin
terapi atau KIE. komunikasi kepada pasien
dengan tidak melihat
perbedaan status
sosialnya
Akuntabel : Berkaitan
dengan data pasien yang
dikumpulkan hanya
dikhususkan untuk tujuan
KIE dan tidak bisa
dipindahtangankan untuk
tujuan lain.
4
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
Adaptif : Time Line
edukasi merupakan
Langkah proaktif untuk
meningkatkan
pengetahuan dan
pemahaman pasien akan
pentingnya kepatuhan
minum obat
Berorientasi Pelayanan :
Dengan meningkatnya
pengetahuan dan
pemahaman pasien
melalui pelayaman KIE
diharapkan terjadi
peningkatan kulitas
kehidupan pasien.
4
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
kan obat catatan semata, akan
dan tetapi sebagai respon
mendokum antusias terhadap
perubahan yang lebih
entasikan.
baik.
4. Membuat leaflet Tersedianya Leaflet Keterkaitan kegiatan Dengan tersedianya Leaflet Dengan tersedianya Leaflet tentang DM
tentang DM yang tentang DM . dengan manajemen ASN: tentang DM maka pasien yang telah dipertimbangkan dari berbagai
berisi pengertian, akan mendapatkan informasi aspek (Sosiologis, Cost, sumber ilmiah yang
gejala, Saya membuat leaflet tentang penggunaan obat valid) untuk menjelaskan mengenai DM,cara
penggunaan obat dengan tujuan sebagai DM yang benar terbukanya konsumsi/penggunanaan obat DM,serta
DM serta media informasi untuk akses untuk memperoleh dampak dari DM beserta form isian KIE ke
pembuatan form memberikan informasi KIE.Penguatan misi pasien maka akan terjadi penguatan nilai
KIE secara benar dan tidak puskesmas traji terutama organisasi profesionalime dan inovatif
(Komunikasi,Infor menyesatkan kepada pada poin (c): mendorong
masi, Edukasi) pihak lain sesuai dengan kemandirian masyarakat Nilai inovatif dalam organisasi
kode etik ASN. untuk hidup sehat. mencerminkan prilaku yang mengacu
Sumber : tupoksi Keterkaitan kegiaatan Penguatan visi ini akan pada pengenalan ide-ide baru untuk
dengan Smart ASN: berpengaruh terhadap menghasilkan sesuatu yang memiliki
akselerasi pencapaian visi
Saya membuat leaflet puskesmas : Terwujudnya nilai tambah (value added).
mengenai penggunaan masyarakat wilayah
obat DM yang benar puskesmas yang sehat
sesuai dengan kaidah melalui peningkatan
farmakologi dan pelayanan kesehatan dan
farmakoterapi dari sumber penerapan perilaku hidup
terpercaya dan jurnal bersih dan sehat (phbs) yang
online dengan makin baik
menggunakan search
engine google dan ini
merupakan bagian dari
literasi digital/digital skill
dengan tetap
mengedepankan digital
ethics
a. Melakukan Tersedianya Akuntabel : Arahan dan
Pencarian referensi draft leaflet bimbingan atasan terkait
referensi dan DM dengan rencana
4
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
perancangan pembuatan leaflet sangat
leaflet dan penting, karena pada
formulir KIE akhirnya ketika leaflet
dibagikan kepada pasien
(konseling)
maka leflet tersebut dapat
bersama tim menggambarkan
Unit kerja integritas semua personel
yang terlibat dalam
pembuatannya.
Kolaboratif : Tahapan
konsultasi dengan atasan
ini merupakan sinergi
untuk hasil yang lebih
baik dalam upaya
meningkatkan derajad
kesehatan pasien.
Berorientasi Pelayanan :
Keterlibatan atasan dalam
memberikan arahan dan
bimbingan pembuatan
leaflet sangat diperluakan
untuk meningkatkan
kualitas pelayanan.
4
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
dengan rekan pembuatan leaflet sangat
unit kerja penting, karena pada
akhirnya ketika leaflet
dibagikan kepada pasien
maka leflet tersebut dapat
menggambarkan
integritas semua personel
yang terlibat dalam
pembuatannya.
Kolaboratif : Tahapan
konsultasi dengan atasan
ini merupakan sinergi
untuk hasil yang lebih
baik dalam upaya
meningkatkan derajad
kesehatan pasien.
Berorientasi Pelayanan :
Keterlibatan atasan dalam
memberikan arahan dan
bimbingan pembuatan
leaflet sangat diperluakan
untuk meningkatkan
kualitas pelayanan.
4
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
c. Mencetak Adanya cetakan Akuntable : Leflet yang
leaflet sesuai leaflet baik akan dapat
dengan membangun image positif
terutama tumbuhnya kesan
rancangan
dapat dipercaya terhadap
yang sudah institusi.
disetujui oleh
atasan dan Berorientasi
disepakati Pelayanan:Berkaitan
rekan unit dengan disain leaflet yang
kerja. dimaksudkan sebagai
media informasi untuk
meningkatakan kulitas
pelayanan serta mudah
difahami pasien untuk
meningkatkan kepatuhan.
5. Melakukan KIE Tersedia lembar Keterkaitan kegiatan Dengan tersedia lembar Dengan tersedia lembar berisi catatan KIE
(Komunikasi, berisi catatan KIE dengan manajemen ASN: berisi catatan KIE ( ( komunikasi, Edukasi, Informasi) untuk
Edukasi, Informasi) komunikasi, Edukasi, pasien Diabates Melitus maka akan
kepada pasien DM Saya menjalankan KIE
Informasi) pada pasien diperoleh informasi yang handal untuk
Sumber: tupoksi yang merupakan tugas
professional saya sebagai Diabates Melitus maka akan membangun komunikasi yang efektif.
apoteker sesuai dengan mempermudah untuk
peran dan fungsi sebagai melakukan evaluasi dan Dalam komunikasi dua arah, informasi dari
pelayan public. rencana Tindakan perbaikan pasien harus jujur dan dijaga kerahsiannya,
agar bisa mendapatkan solusi yang tepat
selanjutnya.
dengan referensi ilmiah yang terpercara, ini
4
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
Keterkaitan kegiatan .Penguatan misi puskesmas merupakan penguatan nilai profesionalisme
dengan Smart ASN: Traji terutama pada poin (a) dan handal.
Memeilihara dan
Menghubungi pasien meningkatan kesehatan Data yang handal merupakan data yang
sesuai dengan jadwal individu, keluarga dan dapat dipercaya, dan ini merupakan cara
untuk konseling dengan masyarakat beserta mempertahakan budaya membangun trust
menggunakan akses lingkungannya, dan (kepercayaan)
digital melalui wathsapp pengutan misi pada poin (b)
untuk menentukan Menyelenggarakn pelayanan
kepastian jadwal konseling, kesehatan yang paripurna,
ini merupakan bagian dari bermutu, terjangkau dan
digital skill. merata. Penguatan visi ini
Tersedia jadwal/ Berorientasi Pelayanan : akan berpengaruh terhadap
a. Mengenditfikasi time line KIE Mengidentifikasi dan akselerasi pencapaian visi
pasien yang memastikan pasien yang puskesmas : Terwujudnya
menerima KIE akan mendapatkan masyarakat wilayah
pada pasien pelayanan KIE, menjadikan puskesmas yang sehat
Diabetes kegiatan ini terukur dan melalui peningkatan
Melitus diharapkan dapat pelayanan kesehatan dan
meningkatkan kepuasan penerapan perilaku hidup
pasien akan layanan. bersih dan sehat (phbs) yang
makin baik
Akuntabel : Daftar
kepastian pasien yang
akan menerima layanan
KIE akan memberi kesan
bahwa layanan institusi
dapat dpercaya.
4
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
b. Melakukan Tersedia dokumen Berorientasi Pelayanan :
konseling awal catatan konseling Konseling awal untuk
untuk menilai menilai kepatuhan pasien
kepatuhan merupakan responsifitas
pasien. terhadap harapan pasien
untuk meningkatkan
derajad kesehatannya.
Kompeten : Konseling
awal juga merupakan
tahapan yang penting
untuk menentukan
Langkah selanjutnya agar
tercapai kinerja terbaik.
Kolaboratif : Konseling
awal memerlukan sikap
terbuka dari pasien agar
tercapai sinergi untuk
hasil yang lebih baik.
4
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
sinergi untuk hasil yang
lebih baik.
Kompeten: Berkaitan
dengan tugas profesi
memberikan KIE dengan
referensi yg terpercaya
dengan kinerja terbaik.
6. Melakukan Tersedia catatan Keterkaitan kegiatan Dengasn tersedia catatan Dengan tersedia catatan hasil KIE maka
monitoring dan hasil KIE dengan manajemen ASN: hasil KIE, maka akan akan dapat dilakukan evaluasi dan
evaluasi hasil mempermudah untuk pengukuran, baik secara kualitatif maupun
kegiatan KIE. Tahap akhir dari kegiatan melakukan pengukuran kuantitatif untuk memperoleh gambaran
Sumber: tupoksi kepatuhan dan tindakan tingkat kepatuhan yang dicapai, dan hal ini
KIE adalah melakukan perbaikan. dapat dicapai karena terjalinnya sinergi.
monitoring dan evaluasi. Penguatan misi puskesmas
Pada tahap evaluasi akan Traji terutama pada poin (d) Selain itu semua hasil monitoring dan
dilakukan penilaian secara Melaksanakan evaluasi akan didokumentasikan dan ini
kualitatif kepatuhan pasien penanggulangan dan akan dijaga kerahasiannya serta akan
minum obat. Penilaian pengendalian penyakit. menjadi asset yang bernilai.Dokumen harus
Penguatan visi ini akan diijaga kerahasiaannya secara bersama-
secara kualitatif ini
berpengaruh terhadap sama, ini merupakan penguatan nilai
merupakan bagian dari akselerasi pencapaian visi organisasi pada dimensi sinergi dan
manajemen knerja, yaitu puskesmas : Terwujudnya inovatif.
penilaian kinerja. masyarakat wilayah
4
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
puskesmas yang sehat Sinergi merupakan nilai organisasi yang
Keterkaitan kegiatan melalui peningkatan mencerminkan hubungan kerjasama yang
dengan Smart ASN: pelayanan kesehatan dan produktif. Nilai inovatif dalam organisasi
penerapan perilaku hidup mencerminkan prilaku yang mengacu
bersih dan sehat (phbs) yang pada pengenalan ide-ide baru untuk
Tahapan monitoring dan makin baik menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai
evaluasi akan dilakukan tambah (value added).
dengan akses digital
dengan media wathsapp, Dengan demikian membangun hubungan
ini bagian dari digital skill Kerjasama yang produktif akan menjadi
atau secara langsung tatap budaya dalam organisasi.
muka dengan pasien jika
memungkinkan
a. Mengidentfikasi Tersedia catatan Akuntabel: Berkaitan
pasien yang hasil KIE dengan pencatatan hasil
telah menerima KIE dengan
mengedepankan fakta dan
KIE
realitas sehingga dapat
dipercaya.
Berorientasi Pelayanan :
Berkaitan dengan
pendokumentasian maka
dokumen monitoring dan
evaluasi akan menjadi
dokumen sumber informasi
untuk peningkatan layanan
yang berkualitas.
5
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
Akuntabel : Penilaian
kepatuhan pasien minum
obat dibuat sesuai kaidah-
kaidah kefarmasian
tentang penggunaan obat
yang dapat dipercaya.
Kolaboratif : Kepatuhan
minum obat tidak hanya
ditentukan profesionalitas
konselor (apoteker) tetapi
juga kesediaan
bekerjasama dari pasien.
5
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
c..Melakukan Tersedia hasil didasarkan pada fakta dan
evaluasi evaluasi kepatuhan realita yang terjadi
kepatuhan pasien sehingga data ini benar-
Diabetes Melitus benar dapat dipercaya.
Kolaboratif : Berkaitan
dengan pendokumentasi
hasil monitoring dan
evaluasi yang harus
dipelihara sebagai
dokumen pendukung
akreditasi memerlukan
kesediaan bekerjasama
antar bagian.
5
G. JADWAL RANCANGAN AKTUALISASI
5
b.Membuat form - Form
perkembangan perkembangan
penyakit pasien penyakit pasien
c.Membuat data - Catatan komplikasi
komplikasi penyakit penyakit pasien
pasien yang terintegrasi
ke dalam form
perkembangan
penyakit pasien
3. Mendata pasien dan - Form kontak tilfon
meminta kontak pasien
nomer handphone
yang bisa dihubungi
untuk melakukan KIE
5
c.Mencatat hasil dari - Form
komunikasi dengan perkembangan
pasien atau penyakit DM yg
keluarga mengenai mengintegrasikan
keluhan tentang keluhan penyakit
penyakit DM DM
selama menjalani
pengobatan/terapi
menggunakan obat
dan
mendokumemntasi
-kan
4 Membuat leaflet - Rancangan leaflet
tentang DM yang tentang DM
berisi pengertian,
gejala, penggunaan
obat DM serta
pembuatan form KIE
5
disepakati rekan
unit kerja
a.Mengidentifikasi - Catatan
pasien yang telah identifikasi pasien
menerima KIE yg telah menerima
KIE
b.Melakukan - Lembar penilaian
penilaian kepatuhan
kepatuhan pasien
5
DM kepatuhan pasien
DM
5
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
5
3. Mendata pasien dan meminta kontak nomor handphone yang bisa dihubungi
untuk melakukan KIE.
Sumber kegiatan : Inovasi
4. Membbuat leaflet tentang DM yang berisi pengertian, gejala, penggunaan obat
DM serta pembuatan form KIE.
Sumber Kegiatan : Tupoksi
5. Melakukan KIE (Komunikasi, Edukasi, Informasi) kepada pasien DM
Sumber Kegiatan : Tupoksi.
6. Melakukan monitoring dan evaluasi hasil kegiatan KIE
Sumber Kegiatan : Tupoksi
Kegiatan aktualisasi dilaksanakan mulai tanggal 14 Juni 2022 sampai tanggal
24 Juli 2022. Adapun uraian capaian maisng-masing kegiatan aktualisasi dan
habituasi adalah sebagai berikut:
1. Konsultasi dengan mentor
a) Sumber Kegiatan : Inovasi
b) Tanggal Pelaksanaan : 14 Juni – 18 Juni 2022
c) Lokasi/ Tempat : Puskesmas Traji
d) Hasil/ Output : Adanya lembar persetujuan mentor, dan lembar
konseling dan foto serta video setiap kegiatan pendukung.
e) Aktualisasi Habituasi kedudukan dan peran PNS dalam NKRI dan nilai-nilai
dasar BerAKHLAK untuk mendukung terwujudnya smart governance sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan:
1) Aktualisasi Manajemen ASN dan Smart ASN
Keterkaitan kegiatan merencanakan tahapan aktualisasi dengan
Manajemen ASN dalam merencanakan tahapan aktualisasi dalam rangka
meningkatkan kinerja menyampaikan gagasan kepada atasan dengan sikap
hormat dan sopan sebagai bagian dari kode etik dan perilaku ASN.
Keterkaitan kegiatan dengan SMART ASN yaitu mendengarkan dan
mencatat masukan dari pimpinan kemudian menyimpannya dalam Hard
Disk di laptop (Digital Skill).
5
Gambar 3.1 Foto Menyimpan file ke hardisk Manajemen ASN
(professional) dan Smart ASN (digital skill)
6
Gambar 3.2. Foto Konsultasi Dengan Mentor. Mengaktualisasi Memberi
kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi (KOLABORATIF) dan
Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya (HARMONIS).
Saya juga meminta saran dan masukan dari atasan dalam pemilihan metode.
Saya melakukan diskusi dengan mentor agar dapat terus berinovasi dan
mengembangkan kreatifitas (Adaptif) yang ahli di bidangnya (Kompeten)
untuk membangun lingkungan kerja yang kondusif (Harmonis). Berikut bukti
diskusi yang saya dengan mentor.
6
Kolaboratif melakukan kerja sama dengan petugas RM dan petugas RM
merupakan pekerjaan dan tugasnya sehingga akan mendapatkan data yang
valid dan merupakan Kompeten di bidangnya. Berikut bukti yang saya ajukan:
Gambar 3.5 Foto lembar Persetujuan akses data rekam medis, mengakatualisasikan
akuntabel (dapat dupercaya), harmonis (membantu rekan kerja), dan kolaboratif
(bersinergi)
f. Dampak apabila Core Value BerAKHLAK tidak diaktualisasikan dalam kegiatan.
a) Bila saya tidak menerapkan nilai Kolaboratif (terbuka dalam bekerja
sama untuk menghasilkan nilai tambah), maka akan muncul dugaan
bahwa saya bekerja tanpa memperhatikan arahan dari atasan.
b) Bila saya tidak menerapkan Berorientasi pelayanan (ramah cekatan,
solutif, dan dapat diandalkan), maka akan muncul dugaan bahwa saya
tidak dapat diandalkan.
6
c) Bila saya tidak menarapkan Kompeten (keberhasilan) maka akan
muncul dugaan bahwa saya tidak kompeten mengakibatkan kegiatan
aktualisasi saya tidak akan mencapai keberhasilan.
d) Bila saya tidak menerapkan Adaptif (terus berinovasi dan
mengembangkan kreatifitas), maka kegiatan yang saya rancang ini tidak
dapat mengembangkan kreatifitas saya.
e) Bila saya tidak menerapkan Kompeten (ahli di bidangnya), maka akan
muncul dugaan saya tidak berkompeten.
f) Bila saya tidak menerapkan Harmonis (membangun lingkungan kerja
yang kondusif), maka kegiatan aktualisasi ini tidak akan berjalan dengan
baik, karena lancarnya kegiatan ini didukung oleh berbagai bantuan dari
teman dan lingkungan kerja yang kondusif.
g) Bila saya tidak menerapkan Akuntabel ( Tanggung jawab), maka akan
muncul dugaan bahwa saya tidak bersungguh-sungguh dalam
melaksanakan kegiatan aktualisasi.
h) Bila saya tidak menerapkan dan bersikap Adaptif (proaktif), maka akan
muncul dugaan bahwa saya hanya bersikap pasif pada isu yang muncul di
sekolah.
b. Konstribusi/ manfaat kegiatan bagi pihak terhadap pencapaian visi, misi, tujuan
dan penguatan nilai organisasi.
1). Manfaat bagi peserta
6
pelayanan
6
kesehatan dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (phbs) yang
makin baik” . Misi Puskemsas TrajiMemeilihara dan meningkatan
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
Tujuan organisasi yaitu Meningkatkan jaringan, mutu dan akses pelayanan
kesehatan.
3). Penguatan terhadap nilai organisasi
6
Smart ASN dimana saya mengambil data pasien DM dari data
primer/Medical Record dan mengolah dan melengkapinya dengan
menggunakan plat form Excel yang merupakan bagian dari literasi digital
(digital skill)
Gambar 3.6 Foto Melengkapi data dengan form exel sebagai aktualisasi
Manajemen ASN (professional) dan Smart ASN (digital skill, digital culture)
6
(yang dapat dipercaya) dan Kolaboratif ( kesediaan kerjasama).
6
Gambar 3.8 Foto data pasien penerima KIE/konseling,
mengaktulaisasikan berorentasi pelayanan ( kepuasan pelayanan),
akuntabel (data yang terpercaya), Kolaboratif (kesediaan pasien
bekerjsama)
6
Gambar 3.10 Foto form perkembangan penyakit pasien,mengaktualisasikan
berorentasi pelayanan (kualitas pelayana), kompeten (keberhasilan pembuatan
form), dan adaptif (proaktif)
7
Gambar 3.11 Foto Membuat data catatan komplikasi pasien,
mengaktualisasikan kompeten ( keberhasilan membuat formulir), dan
adaptif ( proaktif)
7
b) Aktualisasi tahapan kegiatan akan dapat dikelola dengan baik dan
terjadwal
Dan sekaligus juga memberikan kontribusi pada Visi dan Misi Puskesmas
Traji, yaitu : “Terwujudnya masyarakat wilayah puskesmas Traji yang
sehat melalui peningkatan pelayanan kesehatan dan penerapan
perilaku hidup bersih dan sehat (phbs) yang makin baik” serta selaras
dengan misi Puskesmas Traji terutama pada butir c, yaitu :” Mendorong
kemandrian masyarakat untuk hidup sehat”. Pencapaian tujuan dari
organisasi Meningkatkan jaringan, mutu dan akses pelayanan kesehatan.
Tujuan Organisasi Meningkatkan jaringan, mutu dan akses pelayana
kesehatan.
7
pencatatan nomor tilfon tersebut, yaitu agar supaya lebih mudah
7
melakukan komunikasi sebagai upaya meningkatkan kualitas keehatan
pasien.Akuntabel, yaitu : Pengumpulan data nomor kontak tilfon saya
lakukan dengan jaminan bahwa kerahasiaan data dapat dipercaya dan
digunakan hanya untuk tujuan KIE/konseling. Harmonis, yaitu :
Berkaitan dengan membangun komunikasi kepada pasien yang saya
lakukan dengan tidak melihat perbedaan status sosialnya.Berikut
merupakan bukti kegiatan yang direpresentasikan dalam bentuk
tangkapan dokumen:
7
BerAKHLAK, yaitu: Kolaboratif, yaitu : saya melakukan kegiatan secara
7
persuasif kepada pasien untuk secara suka rela menerima bimbingan
pengobatan sehingga tercapai sinergi untuk hasil yang lebih baik. Adaptif
: Time Line edukasi yang semula saya rencanakan karena keterbatasan yang
dimiliki populasi, diganti dengan konseling karena dengan tidak mengurangi
makna substantif. Tahapan kegiatan ini saya lakkukan sebagai Langkah
proaktif untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien akan
pentingnya kepatuhan minum obat Berorientasi Pelayanan : Tahapan
kegiatan ini saya lakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
pasien akan pelayaman KIE/konseling, sehingga diharapkan terjadi
peningkatan kualitas kehidupan pasien. Berikut adalah form konseling
sebagai pengganti aktifitas KIE/konseling yang seharusnya dilakukan secara
online:
7
pengobatan/terapi menggunakan obat dan mendokumentasikan.
Output dari tahapan kegiatan ini adalah tersedianya lembar catatan hasil
komunikasi dengan pasien yang dituangkan ke dalam form perkembangan
penyakit DM yang mengintegrasikan keluhan penyakit DM. Tahapan kegiatan
ini saya lakukan dengan mengaktualisasikan nilai-nilai BerAKHLAK, yaitu:
Kolaboratif : Data-data penting yang saya peroleh dari KIE dilakukan
dengan memerlukan sikap terbuka dari pasien dan kesediaan bekerjasama
agar out put dari KIE/konseling dapat lebih bermanfaat. Kompeten :
KIE/konseling merupakan tugas professional seorang apoteker, maka dari itu
out put dari KIE harus mencerminkan kinerja terbaik yang saya lakukan
sebagai seorang apoteker Adaptif : Output dari KIE bukan hanya menjadi
7
Gambar 3.19 Foto Formulir Perkembangan pasien, mengaktualisasikan
akuntabel, kompeten(kinerja terbaik),kolaboratif (ketersediaan kerjasama).
f. Dampak apabila Core Value BerAKHLAK tidak diaktualisasikan dalam
kegiatan.
1) Bila saya tidak menerapkan Berorientasi pelayanan (ramah cekatan,
solutif, dan dapat diandalkan), maka hasil dari aktualisasi tahapan
kegiatan yang dilakukan tidak tidak akan mendapat respon positif dari
pasien.
2) Bila saya tidak menerapkan Akuntabel ( Tanggung jawab,dapat
dipercaya), maka akan muncul resistensi dari pasien karena merasa
ditangani oleh petugas yang tidak dapat dipercaya.
3) Bila saya tidak menarapkan Kompeten (melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik, ahli di bidangnya) maka tahapan kegiatan yang saya
lakukan akan tidak mencerminkan kompetensi saya sebagai apoteker.
4) Bila saya tidak menerapkan Adaptif (bertindak proaktif), maka kegiatan
yang saya lakukan tidak akan memenuhi sasaran.
5) Bila saya tidak menerapkan loyal (menjaga rahasia jabatan dan
negara), maka akan muncul respon tidak percaya terhadap saya selaku
petugas yang amanah menyimpan rahasia pasien.
6) Bila saya tidak menerapkan Harmonis (menghargai setiap orang
apapun latar belakangnya), maka kegiatan aktualisasi ini tidak akan
berjalan dengan baik, karena akan menciptakan jurang pemisah yang
menghambat dalam membangun komunikasi dengan pasien.
7) Bila saya tidak menerapkan nilai Kolaboratif (terbuka dalam bekerja
sama untuk menghasilkan nilai tambah), maka tahapan kegiatan yang
8
dilakukan dapat menciptakan konflik internal karena tanpa melalui
prosedur yang baik dalam menjalin kerjasama
Kontribusi/ manfaat merancang aktualisasi berkaitan dengan pendataan
pasien DM agar memperoleh populasi yang sesuai untuk melakukan
kegiatan konseling/ KIE (Komunikasi, Informasi,Edukasi) pada pasien DM.
Diperolehnya data yang valid akan menjadikan aktualisasi pada tahapan
kegiatan menjadi terukur dan tepat sasaran sehingga dapat memberikan
kontribusi dalam penguatan misi untuk mencapai visi Puskesmas
Temanggung, dan juga sekaligus penguatan nilai organisasi karena
pemanfaatan data yang handal.
g. Konstribusi/ manfaat kegiatan bagi pihak terhadap pencapaian visi, misi,
tujuan dan penguatan nilai organisasi :
1). Manfaat bagi pihak lain (pasien)
Mendata pasien dan meminta kontak nomor handphone yang bisa
dihubungi untuk melakukan KIE/konseling merupakan Langkah proaktif
agar pasien merasa mendapatkan kepedulian sehingga dapat
membangkitkan semangat dan motivasi untuk terus berupaya
meningkatkan derajad kesehatannya. Dengan Langkah proaktif ini
diharapkan tumbuh kesadaran untuk bekerjasama dalam mengatasi
problema penyakit yang dialaminya.
2). Kontribusi terhadap visi, misi, dan tujuan organisasi
Dengan dilakukannya kegiatan pendataan pasien maka akan deperoleh
populasi pasien DM untuk ditingkatkan kepatuhannya dalam
mengkonsumsi obat yang diharapkan dapat meningkatkan derajad
kesehatan. Hal ini berkontribusi terhadap pencapaian visi Puskesmas Traji
Kabupaten Temanggung, yaitu : “Terwujudnya masyarakat wilayah
puskesmas traji yang sehat melalui peningkatan pelayanan
kesehatan dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (phbs)
yang makin baik” serta selaras dengan misi Puskesmas Traji terutama
pada butir c, yaitu :” Mendorong kemandrian masyarakat untuk hidup
sehat”. Tujuan Organisasi yaitu meningkatkan jaringan, mutu dan akses
pelayanan kesehatan.
8
3. Penguatan terhadap nilai organisasi
Dengan melakukan kegiatan pendataan pasien DM maka rencana
kegiatan KIE/konseling selanjutnya dapat diarahkan kepada subyek yang
tepat sehingga menguatkan nilai organisasi sesuai dengan tata nilai
organisasi Puskesmas Traji “SEHATI” yang merupakan akronim dari :
Santun, Empati, Handal, Akuntabel, Terampil, Integritas.
4. Membuat leaflet tentang DM yang berisi pengertian,gejala,penggunaan obat
DM serta pembuatan form KIE (Komunikasi,Informasi,Edukasi)
a. Sumber kegiatan : Tupoksi
b. Tanggal pelaksanaan : 1 – 8 Juli 2022
c. Lokasi/tempat : Puskesmas Traji
d. Hasil/output : Tersedianya leaflet tentang DM
e. Aktualisasi Habituasi kedudukan dan peran PNS dalam NKRI dan nilai-nilai
dasar BerAKHLAK untuk mendukung terwujudnya smart governance sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan:
1) Aktualisasi Manajemen ASN dan Smart ASN
Keterkaitan kegiatan merencanakan tahapan aktualisasi dengan
manajemen ASN yaitu kegiatan membuat leaflet tentang DM yang berisi
pengertian, gejala, penggunaan obat DM serta pembuatan form KIE
(Komunikasi,Informasi, Edukasi)/konseling.Kegiatan membuat leaflet
tentang DM yang berisi pengertian, gejala, penggunaan obat DM serta
pembuatan form KIE (Komunikasi,Informasi, Edukasi)/konseling, sebagai
media informasi yang dapat dipercaya dan tidak menyesatkan pihak
lain sesuai dengan kode etik ASN.Kegiatan ini sebagai tahap lanjutan dari
tahap tiga untuk menjalankan peran dan fungsi sebagai perencana untuk
menghasilkan media informasi yang representative.Aktualisasi dari tahapan
kegiatan ini dilakukan dengan pendekatan Smart ASN dimana saya
membuat leaflet mengenai penggunaan obat DM yang benar sesuai
dengan kaidah farmakologi dari sumber terpercaya di internet dengan
menggunakan search engine google, dan ini merupakan bagian dari
literasi digital/digital skill dengan tetap mengedepankan digital
ethics.Berikut bukti kegiatannya.
8
Gambar 3.20 Foto Mencari referensi dalam pembuatan leaflet
sebagai aktualisasi peningkatan kinerja (Manajemen ASN) dan
digital skill (Smart ASN)
8
Gambar 3.21 Foto diskusi referensi dan isi leaflet dengan rekan
kerja,Mengaktualisasikan akuntabel (data yang terpercaya), adaptif
( proaktif), dan (kolaboratif ( hasil yang lebih baik).
https://journal.uwks.ac.id/index.php/jikw/article/view/23/23
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4478580/
https://clinmedjournals.org/International-Journal-of-Diabetes-and-Clinical-
Research.php
https://pbperkeni.or.id/wp-content/uploads/2021/11/22-10-21-Website-
Pedoman-Pengelolaan-dan-Pencegahan-DMT2-Ebook.pdf
8
saya lakukan untuk membangun sinergi untuk hasil yang lebih baik
dalam upaya meningkatkan derajad kesehatan pasien.Berorientasi
Pelayanan : Dalam melakukan konsultasi, berbagai masukan dan
penilaian terhadap rancangan leflet sangat diperlukan agar nantinya
leaflet yang dihasilkan bisa dijadikan sumber informasi terpercaya untuk
meningkatkan kualitas pelayanan. Akuntabel, yaitu : Dalam melakukan
kegiatan ini saya memerlukan arahan dan bimbingan atasan terkait
dengan rencana pembuatan leaflet. Arahan dan bimbingan atasan
sangat penting agar leaflet dapat menggambarkan integritas semua
personel yang terlibat dalam pembuatannya. Kompeten, yaitu : Konten
leaflet saya buat dengan referensi ilmiah dan terpercaya serta ahli di
bidangnya. Berikut adalah rancangan leaflet yang dibuat dengan
referensi ilmiah beserta foto saat konsultasi :
Foto saat konsultasi:
8
Leaflet 1 ini diadopsi dari BPOM dan dari berbagai aspek telah memenuhi
syarat untuk diedarkan sebagai media KIE/Konseling dan bersesuaian
dengan kegiatan agenda 4:
SCORE : 5
Gambar 3.25 Foto Leaflet DM untuk konseling,mengaktualisasikan kompeten
( mampu dibidangnya),harmonis (bersinergi) dan akuntabel (integritas)
Leaflet 2 sebagai alternatif pilihan :
SCORE: 1
Gambar 3.26 Foto Leaflet DM alternative, mengaktualisasikan
kompeten,berorentasi pelayanan, dan akuntabel
Output dari tahapan kegiatan ini adalah diperolehnya cetakan leaflet. Tahapan
kegiatan ini saya lakukan dengan mengaktualisasikan nilai-nilai, yaitu:
8
memberi kesan dapat dipercaya terhadap institusi. Berorientasi pelayanan,
yaitu : Disain leaflet yang saya buat diharapkan menjadi sumber informasi
yang mudah dipahami dan dimengerti untuk meningkatkan pelayanan.
Loyal, yaitu
: Saya berupaya sebaik mungkin agar leaflet dapat memberikan kontribusi
terhadap kesadaran masyarakat untuk meningkatkan derajad kesehatannya.
Berikut merupakan finalisasi leaflet yang telah melalui tahap test the water
(SCORE:5 ):
.
f. Dampak apabila Core Value BerAKHLAK tidak diaktualisasi dalam kegiatan :
1) Bila saya tidak menerapkan Berorientasi pelayanan (memahami dan
memenuhi kebutuhan masyarakat), maka hasil dari aktualisasi tahapan
kegiatan yang dilakukan tidak tidak akan mendapat respon positif dari
pasien.
2) Bila saya tidak menerapkan Akuntabel ( melaksanakan tugas dengan
jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi),
maka media informasi yang dihasilkan tidak dapat dipertanggung
jawabkan dengan baik.
3) Bila saya tidak menerapkan kompeten (melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik, ahli di bidangnya) maka tahapan kegiatan yang saya
lakukan akan tidak mencerminkan kompetensi saya sebagai apoteker.
4) Bila saya tidak menerapkan adaptif (bertindak proaktif), maka kegiatan
yang saya lakukan tidak akan memenuhi sasaran.
5) Bila saya tidak menerapkan loyal (menjaga nama baik sesame ASN),
maka kegiatan ini tidak melibatkan rekan unit kerja lain sehingga ketika
muncul permasalah negatif yang ditimbulkan dari leaflet akan berakibat
pada keseluruhan personel.
6) Bila saya tidak menerapkan harmonis (membangun lingkungan kerja
yang kondusif), maka kegiatan aktualisasi ini tidak akan berjalan dengan
8
baik, karena akan menciptakan situasi disharmonis yang menghambat
upaya membangun kerjasama yang solid .
7) Bila saya tidak menerapkan nilai kolaboratif (terbuka dalam bekerja
sama untuk menghasilkan nilai tambah), maka tahapan kegiatan yang
dilakukan dapat menciptakan konflik internal karena tanpa melalui
prosedur yang baik dalam mengambil keputusan.
g. Konstribusi/ manfaat kegiatan bagi pihak terhadap pencapaian visi, misi,
tujuan dan penguatan nilai organisasi.
1). Manfaat bagi pihak lain
8
organisasi yang sesuai dengan tata nilai organisasi Puskesmas
Temanggung “SEHATI” yang merupakan akronim dari : Santun, Empati,
Handal, Akuntabel, Terampil, Integritas.
Kegiatan KIE yang saya lakukan ini merupakan bentuk kegiatan untuk
menyelesaikan salah satu penyebab prioritas melalui analisis fishbone yang
termasuk kategori Man/Sumber Daya Manusia, yaitu pelayanan obat yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang tidak sesuai dengan tupoksinya. Output
dari kegiatan ini adalah tersedianya lembar berisi catatan KIE dan ini
merupakan tahapan penting dalam implementasi rancangan aktualisasi dan
habituasi untuk terlaksananya kegiatan melakukan KIE/konseling kepada
pasien DM.
9
Gambar 3.27 Foto Konseling pasien DM, dengan membuat daftar waktu konseling
dengan formulir (digital skil)
9
Gambar 3.28 Foto identifikasi data Konseling pasien DM, mengaktualisaikan
mengaktualisaikan berorentasi pelayanan (ramah), kompeten (ahli
dibidangnya), kolaboratif (bekerjasama dengan pasien), dan akuntabel
(dapat dipercaya data yang ada).
9
Gambar 3.30 Foto Konseling pasien DM, mengaktualisaikan mengaktualisaikan
berorentasi pelayanan (ramah), kompeten (ahli dibidangnya), kolaboratif
(bekerjasama dengan pasien), dan akuntabel (dapat dipercaya data yang
ada), Harmonis (membantu sesama)
9
maka tahapan kegiatan KIE/kobseling yang saya lakukan tentu tidak akan
mendapat respon positif dari pasien.
3) Bila saya tidak menerapkan kompeten (melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik, ahli di bidangnya) maka tahapan kegiatan yang saya
lakukan akan tidak mencerminkan kompetensi saya sebagai apoteker.
4) Bila saya tidak menerapkan adaptif (bertindak proaktif), maka kegiatan
yang saya lakukan tidak akan menghadapi banyak kendala ketika
menghadapi situasi yang tidak sesuai dengan rencana semula.
5) Bila saya tidak menerapkan loyal (menjaga rahasia jabatan & negara ,
menjaga nama baik sesame ASN), tahapan kegiatan KIE/konseling
kepada pasien DM ini akan menjadi kontraproduktif karena dipersepsi
sebagai petugas yang tidak Amanah untuk menjaga kerahasiaan data
pasien.
6) Bila saya tidak menerapkan harmonis (menghargai setiap orang
apapun latarbelakangnya), maka kegiatan aktualisasi ini tidak akan
berjalan dengan baik, karena akan menciptakan “jurang pemisah” yang
berakibat timbulnya kesan subyektif terhadap diri saya .
7) Bila saya tidak menerapkan nilai kolaboratif (terbuka dalam bekerja
sama untuk menghasilkan nilai tambah), maka tahapan kegiatan yang
dilakukan dapat menimbulkan penolakan dari pasien.
g. Konstribusi/ manfaat kegiatan bagi pihak terhadap pencapaian visi, misi,
tujuan dan penguatan nilai organisasi :
1). Manfaat bagi pihak lain
9
mengkonsumsi obat DM aka memberi kontribusi terhadap pencapaian visi
Puskesmas Traji, yaitu : “Terwujudnya masyarakat wilayah puskesmas
traji yang sehat melalui peningkatan pelayanan kesehatan dan
penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (phbs) yang makin baik”
serta selaras dengan misi Puskesmas Traji terutama pada butir c, yaitu :”
Mendorong kemandrian masyarakat untuk hidup sehat”. Tercapainya
tujuan dari organisasi yaitu meningkatkan jaringan, mutu dan akses
pelayana kesehatan.
3). Penguatan terhadap nilai organisasi
Gambar 3.34 Foto Melengkapi data dengan form exel sebagai aktualisasi
Manajemen ASN (professional) dan Smart ASN (digital skill, digital culture)
9
Berorientasi pelayanan, yaitu : Saya melakukan identifikasi dan
memastikan pasien yang mendapatkan pelayanan KIE dicatat dan
didokumentasikan. Dokumen monitoring dan evaluasi akan menjadi
submer informasi untuk melakukan peningkatan pelayanan yang
berkualitas. Akuntabel, yaitu : Saya melakukan pencatatan hasil
KIE/konseling sesuai dengan fakta yang ada agar catatan menjadi valid
dan dapat dipercaya.. Loyal, yaitu : Dalam melakukan kegiatan
identifikasi pasien yang telah menerima KIE/konseling, saya
berkomitmen untuk menjaga kerahasian data tersebut. Berikut
merupakan bukti kegiatan yang direpresentasikan dalam bentuk
tangkapan layar daftar pasien yang menerima KIE dan lembar catatan
hasil monitoring dan evaluasi:
Gambar 3.35 Foto Memasukan Daftar catatan pasien yang telah menerima
KIE/konseling. mengaktualisaikan akutabel (dapat dipercaya),berorentasi
pelayanan (berkualitas),Loyal (komitmen )
Gambar 3.36 Foto dokumentasii daftar catatan pasien yang telah menerima
KIE/konseling. mengaktualisaikan akutabel (dapat dipercaya),berorentasi
pelayanan (berkualitas),Loyal (komitmen
1
Gambar 3.37 Foto Lembar catatan hasil monitoring dan evaluasi,
mengaktualisasikan berorentasi pelayanan (kualitas hidup pasien), akuntabel
(data yang valid), dan loyal (kontribusi) peingkatan kualitas.
1
Gambar 3.39 Foto lembar penilaian hasil setelah Konseling
kepatuhan,mengaktualisasikan berorentasi pelayanan (responsifitas), akuntabel
(dapat dipercaya), dan kolaboratif(kesediaan bekerjasama)
1
Gambar 3.41 Foto Form Hasil evaluasi Kepatuhan Pasien, mengaktulaisasikan
berorentasi pelayanan (kualitas hidup pasien), Akuntabel (dapat dipercaya),
loyal (kontribusi ).
f. Dampak apabila Core Value BerAKHLAK tidak diaktualisasi dalam kegiatan :
1
C. Gambaran Kondisi Sebelum dan Sesudah Kegiatan Aktualisasi dan
Habituasi
Dalam kegiatan aktualisasi dan habituasi di Ruang Farmasi Puskesmas Traji,
Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung dengan rangkaian 6 kegiatan maka
dapat diamati kondisi sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan aktualisasi dan
habituasi. Adapun kondisi sebelum dan sesudah dilaksanakannya aktualisasi dan
habituasi sebagai berikut:
Tabel 3.2. Kondisi Sebelum dan Sesudah
NO Kegiatan Kondisi Kondisi Keterangan
Sebelum Sesudah
1 Konsultasi Rancangan Rancangan Dalam merencanakan
menyampaikan kegiatan kegiatan kegiatan konseling
gagasan pembelajaran konseling telah dengan pasien DM
rencana masih hanya diperbaiki terlebih dulu yaitu
kegiatan KIE sebatas ide dan dengan berbagai berkonsultasi dengan
kepada atasan garis besarnya masukan dari mentor, kemudian
saja. mentor dan rekan diskusi dengan rekan
kerja serta telah kerja dan diakhiri
disetujui oleh dengan persetujuan
mentor. dari mentor.
2 Merencanakan Data pasien DM Data pasien DM Diperolehnya data
kegiatan belum terkelola sudah terbarukan pasien DM yang
melengkapi dengan baik dan terbarukan tidak
data pasien khanya terdapat memungkinkan terlepas dari
DM. nama dan untuk dilakukan kesediaan
nomer RM KIE/konseling bekerjasama personel
dengan yang
terencana dan bertanggungjawab
terukur pada bagian RM
1
NO Kegiatan Kondisi Kondisi Keterangan
Sebelum Sesudah
4 Membuat Belum ada Tersedianya Pembuatan leaflet
leaflet tentang inisiasi untuk leaflet sebagai telah melalui tahapan
DM yang berisi pembuatan media informasi yang Panjang untuk
pengertian, leaflet, yang terpercaya menghasilkan leaflet
gejala, sehingga bagi pasien DM yang baik
penggunaan edukasi tidak
obat DM serta berjalan baik
pembuatan
form
KIE/konseling
5 Melakukan Sebelumnya KIE/konseling Diharapkan KIE dapat
KIE/konseling belum pernahdapat berjalan terus dilakukan agar
kepada pasien dilakukan sehingga harapan untuk
DM konseling obat
memungkinkan meningkatkan derajad
bagi pasien DM
melakukan kesehatan pasien DM
penyessuaian dapat terwujud
prilaku pasien
dalam konsumsi
obat
6 Melakukan Belum Telah dikakuan Diharapkan KIE dapat
monitoring dan dilakukan monitoring dan terus dijalankan dan
evaluasi hasil monitoring dan evaluasi monitoring serta
kegiatan KIE evaluasi terhadap evaluasi juga terus
terhadap populasi kecil dilakukan agar pasien
kepatuhan pasien DM untuk pasien dapat
pasien karena upaya memperoleh derajad
keterbatasan meningkatkan Kesehatan yang lebih
SDM derajad baik.
Kesehatan
pasien
Jadi dari hasil yang saya laksanakan dengan adanya konseling ke pasien dengan
menggunakan media leaflet dan monitoring setiap pasien pengambilan obat, maka
tercapainya peningkatan kepatuhan pasien minum obat dari 73% menjadi 94%.
Kegiatan konseling belum pernah dilakukan di puskesmas karena belum adanya
profesi apoteker, setelah adanya apoteker maka terlaksananya kegiatan tersebut
hingga ketercapaian 100%.
1
BAB IV
SIMPULAN
1
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh peningkatan kepatuhan minum obat
yang cukup signifikan. Kegiatan KIE/konseling yang dilakukan secara langsung
atau tatap muka dan didukung dengan media leaflet telah berhasil meningkatkan
kepatuhan secara kuantitatif sebesar 94 % dari sebelumnya, yaitu sebesar 73%.
Ada peningkatan sebesar 27%.
Kegiatan KIE/konseling yang telah dilakukan terbukti dapat meningkatkan
kepatuhan pasien minum obat. Nilai dasar ASN pada pelaksanaan KIE/konseling
dilakukan dengan mengaktualisasikan core values BerAKHLAK (Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif).
Keterkaitan kegiatan dengan manajememn ASN yaitu berkonsultasi dengan mentor
untuk memperoleh arahan yang sesuai dengan visi,misi serta nilai-nilai organisasi.
Keterkaitan kegiatan dengan smart ASN yaitu merancang pembuatan media
berupa leaflet sebagai media pendukung untuk melakukan KIE/konseling.
Pembuatan media leaflet dilakukan dengan modalitas Digital Skill dengan tetap
mengedepankan etika dan tanggunjawab (Digital Ethic).
Adapun aktualisasi dan habituasi yang dilakukan setidaknya memberi manfaat
kepada :
1. Faskes tempat di mana peserta menjalankan pengabdian
Kegiatan aktualisasi dan habituasi yang dilakukan berkontribusi positif terhadap
peningkatan kualitas pelayanan Puskesmas Traji. Dengan hasil evaluasi tingkat
kepatuhan minum obat sebesar 94%, meberikan gambaran tindakan preventif
dan correctif yang akan dilakukan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan.
2. Pasien
Pasien sebagai subyek penerima pelayanan kesehatan memperoleh kepedulian
(care), tidak hanya sekedar pelayanan (service) . Kepedulian terhadap pasien
penderita DM-2 memang sangat penting untuk meningkatkan kepatuhan minum
obat, karena pasien memerlukan kepedulian agar dapat memahami dengan baik
dan benar tentang obat yang mereka konsumsi.
Rekomendasi pada kegiatan aktualisasi dan habituasi yaitu :
1. Bagi Peserta Latsar
a. Meningkatkan kemampuan untuk mengidentifikasi isu yang menjadi
prioritas untuk diselesaikan.
1
b. Mampu menanamkan core values BerAKHLAK sehingga menjadi
modalitas diri dalam menyelesaikan berbagai permasalahan.
c. Mampu menjalankan tugas profesioanl seorang apoteker dalam
memberikan pelayanan kefarmasian.
2. Bagi Organisasi Profesi
a. Mampu menjalankan tugas professional sebagaimana yang diamanantkan
organisasi profesi
b. Memeberi kontribusi positif terhadap organisasi dengan berbagai isu
yang berkembang terkait dengan kefarmasian.
3. Bagi masyarakat
a. Hasil dari kegiatan aktualisasi dan habituasi yang terdokumentasi dapat
dijadikan sebagai referensi
b. Masyarakat dapat memanfaatkan kemampuan professional peserta
sebagai narasumber terpercaya untuk upaya meningkatkan derajad
Kesehatan.
1
LEMBAR KOMITMEN
TINDAK LANJUT AKTUALISASI DAN HABITUASI
Smart ASN:
Digital Skill
1
Excel didukung VB Scrift dan 13. Loyal
e-konseling 14. Adaptif
15. Kolaboratif
16.
Manajemen ASN:
Bertanggung jawab,
cermat,dan integritas sesuai
kode etik ASN
Smart ASN:
Digital Skill
1
DAFTAR PUSTAKA
1
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.
Republik Indonesia. Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang
Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta: Menteri Hukum Dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia.
Permenkes RI Nomor 74 tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta: Permenkes RI.
Widyati, dkk.. 2019. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
1
CURRICULUM VITAE
Agama Islam
Adman (Ayah)
Email anggifahmiluckyama2510@gmail.com
106
LAMPIRAN 1
Kegiatan 1
107
FORMULIR KONSELING OBAT
PUSKESMAS TRAJI
Jl. Raya Bandunggede No 02 Traji, Parakan, Temanggung
Nama Pasien
Jenis Kelamin
Tanggal lahir
Alamat
Tanggal Konseling
Nama Dokter
Diagnosa
Riwayat Alergi
Nama Obat/Dosis dan Cara Pemakaian
Tindak lanjut
Pasien Apoteker
1
(………………………… (…………………………
FORMULIR KONSELING OBAT
PUSKESMAS TRAJI
Jl. Raya Bandunggede No 02 Traji, Parakan, Temanggung
Nama Pasien
Jenis Kelamin
Tanggal lahir
Alamat
Tanggal Konseling
Nama Dokter
Diagnosa
Riwayat Alergi
Nama Obat/Dosis dan Cara Pemakaian
Tindak lanjut
Pasien Apoteker
(…………………………….) 109
(…………………………….)
LAMPIRAN 2
Kegiatan 2
1
FORMULIR CATATAN KOMPLIKASI PENYAKIT PASIEN
1
FORMULIR PERKEMBANGAN PENYAKIT PASIEN
\
1
1
LAMPIRAN 3
Kegiatan 3
1
FORMULIR KONTAK TELFON PASIEN
1
E-Konseling
1
Formulir Konseling
Nama Pasien
Jenis Kelamin
Tanggal lahir
Alamat
Tanggal Konseling
Nama Dokter
Diagnosa
Riwayat Alergi
Nama Obat/Dosis dan Cara Pemakaian
Tindak lanjut
Pasien Apoteker
117
(………………………… (…………………………
LAMPIRAN 4
Kegiatan 4
4.1 .Leaflet
4.2 Lembar Persetujuan
1
Leaflate alternatif
1
Leaaflat Konseling
1
Lembar Persetujuan
1
LAMPIRAN 5
Kegiatan 5 dan 6
1
1
FORMULIR PENILAIAN KEPATUHAN
14 1
N= 15
ttd
(…………………………….)
1
FORMULIR MONITORING KIE
ttd
Kaidah monitoring : 1. Jika ditemukan satu kali ketidak patuhan maka perimeter
dinyatakan tidak patuh
2. Patuh diberi tanda
3.. .Tidak diberi pat tanda (… )
X