Anda di halaman 1dari 148

LAPORAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN PNS UNTUK MENDUKUNG


SMART GOVERNANCE

UPAYA MENINGKATKAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN


DIABETES MELITUS MELALUI KIE (KOMUNIKASI, INFORMASI, EDUKASI)
DENGAN MENGGUNAKAN FORMULIR E-KONSELING DI PUSKESMAS TRAJI
KABUPATEN TEMANGGUNG

Disusun oleh :
NAMA PESERTA : Anggi Fahmi Luckyama,S.Farm., Apt

NIP 19931025 202202 1 001

Angkatan : LXIX
No Presensi 24
JABATAN : Ahli Pertama Apoteker
SKPD : UPTD Puskesmas Traji
COACH : Tri Mardiyanti Ratnasari, SE, M.Acc
MENTOR : dr. Arif Kurniawan, MM

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN LXIX

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH PROVINSI


JAWA TENGAH BEKERJA SAMA DENGAN BADAN KEPEGAWAIAN DAN
PELATIHAN PEGAWAI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2022

i
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN
DIABETES MELITUS MELALUI KIE (KOMUNIKASI, INFORMASI, EDUKASI)
DENGAN MENGGUNAKAN FORMULIR E-KONSELING DI PUSKESMAS TRAJI
KABUPATEN TEMANGGUNG

oleh: Anggi Fahmi Luckyama,S.Farm., Apt

Kegiatan LATSAR atau kegiatan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
dilakukan dengan dasar hukum Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
ASN. Pelatihan Dasar Calon Pegawan Negeri Sipl (Latsar CPNS) merupakan suatu
kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh CPNS dan dilaksanakan secara terintegrasi.
Substansi dari mengikuti Latsar CPNS ini adalah untuk : menanamkan core values
BerAKHLAK ke dalam diri setiap CPNS. Core Values BerAKHLAK merupakan
akronim dari ‘Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal,
Adaptif dan Kolaboratif’, menanamkan sikap dan prilaku Bela Negara, serta
menanamkan pemahaman Kedudukan dan Peran PNS untuk mendukung
terwujudnya smart governance dan memperkenalkan habituasi (proses
pembiasaan pada/atau dengan “sesuatu” supaya menjadi terbiasa atau terlatih untuk
melakukan “sesuat” yang bersifat intrinsik pada lingkungan kerjanya). Melalui kegiatan
Latsar, para CPNS diwajibkan untuk dapat mengaktualisasikan dan menghabituasi
core value BerAKHLAK, Kedudukan dan Peran PNS untuk mendukung smart
governance melalui peroses pembelajaran dengan output berupa laporan aktualisasi
dan habituasi.
Laporan aktualisasi dan habituasi dibuat berdasarkan realisasi dari kegiatan yang
bersumber dari isu yang diperoleh pada institusi di mana CPNS ditempatkan untuk
menjalankan pekerjaannya. Isu yang penulis temukan adalah “Tingkat Kepatuhan
Minum Obat Yang Masih Rendah Pada Pasien Diabetes Melitus” terjadi di
Puskesmas Traji, Kabupaten Temanggung, di mana penulis bertugas sebagai seorang
apoteker sejak Aptil 2022. Untuk memecahkan isu tersebut maka penulis membuat 6
langkah kegiatan yang mana dalam menjalankan 6 kegiatan tersebut telah
mengaktualisasikan dan menghabituasi core values BerAKHLAK (Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif).
Simpulan dari kegiatan aktualisasi dan habituasi berupa terkuantifikasinya prilaku
minum obat pasien Diabetes Mellitus yaitu sebesar 94% patuh. Meningkatnya
Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Diabetes Mellitus dan ini merupakan
kemajuan yang cukup signifikan dari sebelumnya sebesar 71%. Kepatuhan yang
cukup tinggi ini tidak terlepas dari kegiaatan KIE/konseling yang penulis lakukan. Data
kuantitatif ini dapat digunakan sebagai suatu acuan untuk melakukan tindakan
pencegahan dan tindakan perbaikan yang perlu dilakukan dikemudian hari dalam
upaya untuk meningkatkan derajad kesehatan penderita Diabetes Mellitus pada
Puskesmas Temanggung, Kabupaten Temanggung.

Kata kunci (key word): Latsar, Core Values PNS, Smart ASN,Manajemen ASN,
Puskesmas Temanggung, kepatuhan, diabetes.

ii
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR,
KEDUDUKANDAN PERAN PNS UNTUK MENDUKUNG SMART GOVERNANCE

UPAYA MENINGKATKAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN


DIABETES MELITUS MELALUI KIE (KOMUNIKASI, INFORMASI, EDUKASI)
DENGAN MENGGUNAKAN DENGAN MENGGUNAKAN FORMULIR E-
KONSELING MENGGUNAKAN LEAFLET DI PUSKESMAS TRAJI KABUPATEN
TEMANGGUNG

DI UPTD PUSKESMAS TRAJI KABUPATEN TEMANGGUNG


Nama : Anggi Fahmi Luckyama, S.Farm., Apt

NIP 19931025 202202 1 001


Nomer Daftar Hadir 24

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada


: Hari : Jumat

Tanggal : 29 Juli 2022


Tempat : Bapeltan Temanggung
Temanggung, 29 Juli 2022
Menyetujui,

Coach Mentor
Kepala UPTD Puskesmas Traji

Tri Mardiyanti Ratnasari, SE, M. Acc dr. Arif Kurniawan, MM


Widyaiswara Ahli Muda Pembina Tk 1
NIP. 19710317 199703 2 005 NIP. 19751228 201001 1 009

iii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR,
KEDUDUKAN DAN PERAN PNS UNTUK MENDUKUNG

SMART GOVERNANCE

UPAYA MENINGKATKAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN


DIABETES MELITUS MELALUI KIE (KOMUNIKASI, INFORMASI, EDUKASI)
DENGAN MENGGUNAKAN FORMULIR E-KONSELING DI PUSKESMAS TRAJI
KABUPATEN TEMANGGUNG

Nama : Anggi Fahmi Luckyama, S.Farm., Apt

NIP 19931025 202202 1 001


No Daftar Hadir 24

Dinyatakan telah diseminarkan pada:


Hari : Senin
Tanggal : 1 Agustus 2022
Tempat : Bapeltan Temanggung

Temanggung, 1 Agustus 2022


Mengesahkan,
Coach, Mentor
Kepala Puskesmas Traji

dr. Arif Kurniawan, MM


Tri Mardiyanti Ratnasari, SE, M.Acc
Pembina Tk. I
Widyaiswara Ahli Muda
NIP. 19751228 201001 1 009
NIP. 19710317
1997032005
Penguji

Ir. Agus Sriyanto, M.Si


Widyaiswara Ahli Utama
NIP. 19590815 198703 1
009

iv
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi yang
berjudul “Upaya meningkatkan kepatuhan penggunaan obat pada pasien diabetes
melitus tipe di Puskesmas Traji Kabupaten Temanggung melalui KIE (Komunikasi,
Edukasi, Informasi Obat di Puskesmas Traji Kabupaten Temanggung” tepat waktu
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III Angkatan LXIX Kabupaten Temanggung Tahun 2022.
Rancangan aktualisasi ini digunakan sebagai pedoman oleh penulis dalam
melaksanakan aktualisasi penanaman nilai-nilai BerAKHLAK, kedudukan dan peran
PNS untuk mendukung smart governance selama proses habituasi.
Rancangan aktualisasi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan dorongan
dari pihak lain. Dengan sepenuh hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak H. Muhammad Al Khadziq selaku Bupati Kabupaten Temanggung yang
telah memberikan kesempatan untuk dapat mengikuti kegiatan Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil.
2. Kepala BPSDMD Jawa Tengah beserta jajarannya yang telah memfasilitasi
penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III.
3. Kepala BKPSDM Kabupaten Temanggung beserta jajarannya yang telah
memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III.
4. Ibu dr. Intan Pandanwangi, MM. selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Temanggung.
5. Bapak dr. Arif Kurniawan, MM selaku Kepala Puskesmas Traji Kabupaten
Temanggung.
6. Ibu Henie Tri Lestari, S.KM selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas
Traji sekaligus mentor atas semua arahan, motivasi, dukungan, masukan dan
bimbingan selama perancangan kegiatan aktualisasi.
7. Bapak Ir. Agus Sriyanto, M.Si selaku narasumber atas semua arahan dan
masukan dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini
8. Ibu Tri Mardiyanti Ratnasari, SE, M.Acc selaku coach atas semua masukan,
dorongan dan bimbingannya dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini.

v
9. Keluarga besar Puskesmas Traji Kabupaten Temanggung atas dukungan dan
kerjasamanya.
10. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi BerAKHLAK untuk dapat
diaktualisasikan dan dihabituasikan di instansi.
11. Seluruh Panitia yang telah membantu dan memfasilitasi kegiatan Pelatihan
Dasar
12. Keluarga besar peserta Latsar Gol. III Angkatan LXIX BKPSDM Kabupaten
Temanggung 2022.
13. Semua pihak yang membantu terselesaikannya rancangan aktualisasi ini.

Penulis sadar bahwa rancangan aktualisasi ini belum sempurna. Penulis berharap
adanya masukan yang membangun dari berbagai pihak guna membuat rancangan
ini menjadi lebih baik sehingga rancangan aktualisasiini dapat dijadikan dasar
dalam pelaksanaan dan pelaporan aktualisasidan habituasi nilai-nilai dasar ASN,
serta memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Temanggung, Juni 2022

Penulis,

Anggi Fahmi Luckyama, S.Farm., Apt

vi
DAFTAR ISI

ABSTRAK.....................................................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................iv

PRAKATA.....................................................................................................v

DAFTAR ISI.................................................................................................vi

DAFTAR TABEL.........................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR....................................................................................viii

BAB I. PROFIL ORGANISASI DAN TUGAS PESERTA.............................1

A. Gambaran Umum Organisasi................................................................1

1. Dasar Hukum Pembentukan Organisasi........................................2

2. Tugas Fungsi Organisasi................................................................4

3. Susunan/ Struktur Organisasi dan Tata Kerja................................5

4. Visi dan Misi....................................................................................7

5. Tujuan Organisasi...........................................................................9

6. Nilai-Nilai Budaya Organisasi.........................................................9

B. Tupoksi Jabatan Peserta.....................................................................10

C. Role Model...........................................................................................13

BAB II. RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI...........................15

A. Identifikasi dan Deskripsi Isu...............................................................16

B. Analisis Isu...........................................................................................24

C. Analisis Penyebab Isu..........................................................................27

D. Dampak Bila Isu Tidak Diselesaikan...................................................28

vii
E. Gagasan Pemecahan Isu....................................................................29

F. Rancangan Aktualisasi dan Habituasi.................................................30

G. Jadwal Rancangan Aktualisasi............................................................54

BAB III PELAKSANAAN AKTUALISASI DAN HABITUASI.......................58

A. Perubahan Kegiatan dari Rencana Awal.............................................58

B. Pelaksaan Aktualisasi dan Habituasi...................................................59

C. Gambaran Kondisi sebelum dan sesudah aktualisasi dan habituasi....97

BAB IV SIMPULAN....................................................................................98

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................103

CURRICULUM VITAE..............................................................................105

LEMBAR KOMITMEN TINDAK LANJUT AKTUALISASI DAN

HABITUASI.............................................................................................106

LAMPIRAN................................................................................................108

viii
DAFTAR TABEL

Table 1.1 Jadwal Pelayanan Puskesmas Traji...........................................2

Table 2.1 Identifikasi Isu............................................................................16

Table 2.2 standar pemeriksaan kadar gula darah.....................................21

Table 2.3 penilaian APKL...........................................................................25

Table 2.4 Penetapan Isu dengan Metode APKL.......................................25

Table 2.5 skor USG....................................................................................26

Table 2.6 Penetapan Isu dengan Metode USG.........................................27

Table 2.7 Matrik Rancangan Aktualisasi....................................................33

Table 2.8 Jadwal Pelaksanaan Tugas.......................................................54

Tabel 3.1 Perubahan Kegiatan..................................................................58

Tabel 3.2 Gambaran Sebelum dan Sesudah aktualisasi...........................59

Tabel 3.3 Rencana Aksi/Kegiatan yang dilanjutkan..................................60

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Puskesmas Traji.......................................................................1

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Instalasi PKM Traji...................................5

Gambar 1.3 Foto Role Mode Henie Tri Lestari. SKM................................13

Gambar 1.3 Foto Role Ichsanudin, A.md Farm.........................................14

Gambar 2.1 PIO dan Fomr PMR................................................................18

Gambar 2.2 Formulir Meso........................................................................19

Gambar 2.3 Formulir Konseling.................................................................19

Gambar 2.4 Formulir Meso........................................................................20

Gambar 2.5 Formulir Konseling.................................................................20

Gambar 2.6 Laporan stok obat dan subtitusi obat.....................................21

Gambar 2.7 Resep kunjungan pasien dan hasil laporan PTM DM...........22

Gambar 2.8 Etike obat dan antrian pasien................................................23

Gambar 2.9 Ruang pelayanan Farmasi.....................................................24

Gambar 3.1 foto menyimpan file ke hardisk..............................................60

x
Gambar 3.2 foto konsultasi dengan mentor..............................................61

Gambar 3.3 foto notulensi konsultasi.....................................................61

Gambar 3.4 foto bersama petugas rekam medis...................................62

Gambar 3.5 foto lembar persetujuan RM...............................................62

Gambar 3.6 foto melengkapai data pasien............................................65

Gambar 3.7 foto penarikan data pasien dari RM...................................65

Gambar 3.8 foto data pasien penerima konseling.................................66

Gambar 3.9 foto membuat form catatan perkembangan pasien...........66

Gambar 3.10 foto perkembangan penyakit pasien................................67

Gambar 3.11 foto membuat data komplikasi pasien.............................68

Gambar 3.12 foto dokumentasi perkembangan penyakit pasien..........68

Gambar 3.13 foto foto melengkapi data dengan form excel..................71

Gambar 3.14 foto meminta kontak telpon pasien..................................72

Gambar 3.15 foto data kontak telpon pasien........................................72

Gambar 3.16 foto memasukan data pasien konseling..........................73

Gambar 3.17 foto form konseling dan E-konseling...............................73

Gambar 3.18 foto memasukan data pasien..........................................74

Gambar 3.19 foto perkembangan pasien..............................................75

Gambar 3.20 foto mencari referensi dalam pembuatan leaflet.............78

Gambar 3.21 foto diskusi referensi dan isi leaflet dengan kerja............79

Gambar 3.22 foto desain form konseling..............................................79

Gambar 3.23 foto konsultasi dengan mentor........................................80

Gambar 3.24 foto hasil konsultasi dengan mentor................................80

Gambar 3.25 foto leaflet DM.................................................................81

Gambar 3.26 foto alternatif leaflet.........................................................81


xi
Gambar 3.27 foto konseling pasien DM................................................85

Gambar 3.28 foto identifikasi pasien DM............................................85

Gambar 3.29 foto daftar catatan pasien penerima konseling.............86

Gambar 3.30 foto konseling pasien DM.............................................87

Gambar 3.31 foto hasil konseling dengan pasien..............................87

Gambar 3.32 foto konseling pasien DM dengan memberikan


leaflet............................................................................88

Gambar 3.33 foto form konseling dieberi penandaan........................88

Gambar 3.34 foto melengkapi data pasien........................................91

Gambar 3.35 foto memasukan daftar catatan pasien yang telah


menerima konseling.....................................................92

Gambar 3.36 foto daftar dokumentasi daftar catatan pasien.............92

Gambar 3.37 foto lembar catatan monitoring dan evaluasi...............93

Gambar 3.38 foto formulir tingkat kepatuhan pasien


sebelum aktualisasi..............................................................93

Gambar 3.39 foto lembar penilaian setelah konseling.......................94

Gambar 3.40 foto melakukan evaluasi kepatuahan pasien...............94

Gambar 3.41 foto form hasil kepatuhan pasien.................................95

xii
BAB I
PROFIL ORGANISASI DAN TUGAS PESERTA
A. Gambaran Umum Organisasi

1. Dasar Hukum Pembentukan Instansi

Puskesmas diatur kembali dengan Peraturan Menteri Kesehatan yang


baru yaitu Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas. Permenkes 43 tahun
2019 tentang Puskesmas menyebutkan bahwa Puskesmas adalah Fasilitas
Pelayanan Kesehatan (Faskes). Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu
tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan,
baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Puskesmas mempunyai
tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Adanya Permenkes 43 tahun
2019 tentang Puskesmas ini dapat mewujudkan pusat kesehatan masyarakat
yang efektif, efisien, dan akuntabel dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang bermutu dan berkesinambungan dengan
memperhatikan keselamatan pasien dan masyarakat.
Puskesmas dalam PERBUP 56 tahun 2020 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi dan Data Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Temanggung dijelaskan bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya
disingkat Puskesmas adalah UOBF yang menyelenggarakan urusan
kesehatan. Pasal 13 menjelaskan pada ayat (1) Pada Dinas Kesehatan
terdapat Puskesmas sebagai UOBF yang memberikan layanan secara
profesional berdasarkan Peraturan Perundang-undangan. (2) Puskesmas
sebagai UOBF sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh kepala
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.
Pada tahun 2018 Puskesmas Traji mendapatkan Izin Operasional
Puskesmas dengan Nomer 449.1/5053/XII/Tahun 2018 yang diketahui
Kementrian Kesehatan dan ditanda tanganin oleh bapak dr. Suparjo, M.Kes
selaku Kepala Dinas Kesehatan Temanggung. Dasar Pemberian Ijin
Puskesmas yaitu Perda Kabupaten.

1
Temanggung Nomor 26 tahun 2011 tentang Penyelenggara Kesehatan
dan peraturan lainya yang mendukung untuk pembentukan puskesmas.

a. Nama Instansi : UPTD Puskesmas Traji


b. Alamat :Jl.Raya Bandunggede N0. 02 Traji, Parakan
Kecamatan : Parakan
Kabupaten : Temanggung
Provinsi : Jawa Tengah
No. telepon : (0293) 5914057
Alamat e-mail : puskesmas.traji@gmail.com
c. Akreditasi : Utama

Gambar 1.1. UPTD Puskesmas Traji

Puskesmas Traji memiliki luas wilayah 12,9 Km² dan merupakan bagian
dari wilayah Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Provinsi Jawa
Tengah yang terbagi dalam 7 desa, kondisi wilayah berhawa sejuk, sangat
cocok untuk usaha pertanian sehingga mayoritas penduduknya
menggantungkan hidupnya dalam sektor pertanian. Terutama terkenal
sebagai penghasil tembakau dengan area penanaman tersebar hampir di
semua Desa
2
Secara astronomis, Puskesmas Traji Kabupaten Temanggung terletak antara
110º 23′ - 110º 40′ 30″ Bujur Timur dan 7º 14′ - 7º 32′ 35″ Lintang Selatan,
dengan batas wilayah : Sebelah Utara Kecamatan Ngadirejo, Sebelah Barat
Kecamatan Bansari, sebelah Timur Kecamatan Kedu dan Sebelah Selatan
Wilayah Puskesmas Parakan.
Topografi Puskesmas Traji Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung
yang berupa dataran tinggi pada lereng guung Sindoro, terletak di ketinggian
500 – 1450 m diatas permukaan air laut dengan curah hujan berkisar antara
1000 – 3100 mm per tahun. Kepadatan tanah 50% dataran tinggi dan 50%
dataran rendah.
Puskesmas Traji Terdapat 1 buah mobil puskesmas untuk mempermudah
pelayanan kesehatan di puskesmas Traji dan terdapat 2 dokter umum, 1
dokter gigi, 1 perawat gigi, 1 apoteker, 1 tenaga teknis kefarmasian (TTK), 15
bidan, 8
perawat, 1 tenaga gizi, 1 tenaga Kesehatan lingkungan, 1 analis Kesehatan, 1
pejabat structural, 1 Fisioterapi, 1 Epidemoogi, 1 Penyuluh Kesehatan
Masyarakat, dan tenaga penunjang lainya..
Puskesmas Traji merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Parakan yang
membawahi 7 desa binaan, yaitu Desa Bagusan, Dangkel, Mandisari,
Tegalroso, Traji, Watukumpul dan Ringinanom. Dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, puskesmas dibantu satu atau
beberapa puskesmas pembantu (pustu). Diwilayah Puskesmas Traji terdapat
1 Puskesmas dan 1 Puskesmas Pembantu.

5,335
1,525 2,778 2,156 3,771 2,753 2,212

Grafik 1.1.Sebaran Penduduk


di Puskesmas Traji Kabupaten Temanggung Tahun 2020

3
Tabel 1.1 Jadwal Pelayanan Puskesmas Traji

PELAYANAN PEMERIKSAAN UMUM:


Pemeriksaan Umum
Senin s/d Sabtu
Pemeriksaan Lansia
Senin s/d Sabtu
Tindakan Medis
Senin s/d Sabtu
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT :
Pemeriksaan Senin s/d Sabtu
PEMERIKSAAN KB DAN KIA
Pemeriksaan Kesehatan
Anak/MTBS
Senin s/d Sabtu
Imunisasi Bayi
Kamis
KB IUD dan Implan
Selasa dan Rabu
Pil, Kondom, dan Suntik
Senin s/d Sabtu
Pelayanan Pemeriksaan
IVA Senin, Rabu, dan
Jumat
VK
24 jam
PENUNJANG PELAYANAN KLINIS
Fisioterapi
Laboratorium Klinis
Konsultasi Gizi
Konsultasi Sanitasi
Ruang Pengambilan Obat/Apotek

2. Tugas Fungsi Organisasi

Berdasarkan PMK No. 43 Tahun 2019 Tentang Puskesmas padal pasal 4 ,


disebutkan tugas dan Fungsi Puskesmas sebagai berikut :
A. Tugas Puskesmas :
1. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
2. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Puskesmas mengintegrasikan program yang
dilaksanakannya dengan pendekatan keluarga.

4
3. Pendekatan keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan
salah satu cara Puskesmas mengintegrasikan program untuk
meningkatkan endekatan keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan salah satu cara Puskesmas mengintegrasikan program untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
B. Fungsi Puskesmas :

1. penyelenggaraan unit kesehatan masyarakat tingkat pertama di wilayah


kerjanya; dan
2. penyelenggaraan unit kesehatan perseorangan tingkat pertama di wilayah
kerjanya.
Puskesmas memiliki satuan penunjang di antaranya adalah
puskesmas pembantu dan puskesmas keliling, puskesmas pembantu yaitu
unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan
membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas
dalam rung lingkup wilayah yang lebih kecil.
3. Struktur Organisasi

Grafik 1.2 Struktur Organisasi Puskesmas Traji

Tugas dan peranan setiap jabatan dalam struktur organisasi Puskesmas


Traji adalah sebagai berikut :

5
a. Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas, yaitu tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan
paling rendah sarjana, memiliki kompetensi manajemen kesehatan
masyarakat, masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun, dan
telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.
b. Kasubag Tata Usaha
Kasubag Tata Usaha, membawahi beberapa kegiatan diantaranya
Sistem lnformasi Puskesmas, kepegawaian, rumah tangga, dan
keuangan.
c. Penanggung jawab UKM (Essensial dan Perkesmas), membawahi :
1) Pelayanan promosi kesehatan termasuk UKS
2) Pelayanan kesehatan lingkungan
3) Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
4) Pelayana gizi yang bersifat UKM
5) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
6) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
d. Penanggungjawab UKM Pengembangan, membawahi :
1) Pelayanan kesehatan olahraga
2) Pelayanan kesehatan lansia
3) Pelayanan kesehatan Jiwa
e. Penanggungjawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium
membawahi beberapa kegiatan, yaitu :
1) Pelayanan pemeriksaan umum
2) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
3) Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
4) Pelayanan gawat darurat
5) Pelayanan gizi yang bersifat UKP
6) Pelayanan persalinan
7) Pelayanan kefarmasian
8) Pelayanan laboratorium
f. Penanggungjawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan, yang membawahi,
1) Puskesmas Pembantu

6
2) Puskesmas Keliling
3) Bidan Desa
4) Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan

4. Visi, Misi dan Tata Nilai UPTD Puskesmas Traji

a. Visi dan Misi Kabupaten Temanggung


Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Temanggung
Nomor 2 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2018-2023 dijabarkan bahwa visi
dan misi Kabupaten Temanggung adalah,
1) Visi Kabupaten Temanggung
“TERWUJUDNYA MASYARAKAT TEMANGGUNG YANG TENTREM,
MAREM, GANDEM”
2) Misi Kabupaten Temanggung
a. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, berkarakter,dan
berdaya
b. Mewujudkan pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang berbasis
potensi unggulan daerah dan berkelanjutan
c. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan pelayanan publik
yang berkualitas
b. Visi dan Misi Puskesmas Traji
a) Visi UPTD Puskesmas Traji

Terwujudnya masyarakat wilayah Puskesmas Traji yang sehat


melalui peningkatan pelayanan kesehatan dan penerapan perilaku
hidup bersih dan sehat (phbs) yang makin baik

b) Misi UPTD Puskesmas Traji


1. Memeilihara dan meningkatan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya
2. Menyelenggarakn pelayanan kesehatan yang paripurna,
bermutu, terjangkau dan merata
3. Mendorong kemandrian masyarakat untuk hidup sehat

7
4. Melaksanakan penanggulangan dan pengendalian penyakit
Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya Kesehatan
5. Tujuan Didirikannya Organisasi (Puskesmas)
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.

Puskesmas Traji merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)


yang berada di bawah Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung yang
memberikan pelayanan Kesehatan kepada masyarakat di bidang Kesehatan,
baik itu yang bersifat Pendidikan, pencegahan, dan penyembuhan masalah-
masalah Kesehatan yang dialami oleh masyarakat, hal ini sesuai dengan
tujuan pembangunan Kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas (PMK
43 Tahun 2019 Tentang Puskesmas), pasal 2, ayat 1, 2 dan 3 yaitu :

1. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan


untuk mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat, dengan
masyarakat yang:
a. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat;
b. mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan bermutu;
c. hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
2. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam rangka mewujudkan
kecamatan sehat.
3. Kecamatan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
untuk mencapai kabupaten/kota sehat.
6. Nilai-Nilai Budaya Organisasi

Nilai-nilai budaya kerja Kabupaten Temanggung


HEBAT, yang ditetapkan Peraturan Bupati Temanggung Nomor 59 tahun
2015 tentang Pedoman Budaya Kerja Aparatur Pemerintah Kabupaten

8
Temanggung. Adapun penjabaran dari kata nilai budaya HEBAT Kabupaten
Temanggung adalah senagai berikut,
1) Handali, sebagai pemimpin harus bertanggung jawab menyadari
bahwa tugas tersebut harus disadari, dirasakan bahwa itu miliknya.
2) Excellence, selalu mengembangkan dan melakukan perbaikan di
segala bidang untuk mendapatkan nilai tambah optimal dan hasil
terbaik secara terus menerus.
3) Berdayaguna, mempunyai kemampuan dan berkomitmen tinggi
terhadap pelaksanaan tugas.
4) Akuntabel, bertanggung jawab dan melaksanakan tugas secara
hukum dan moral serta etika baik dari segi proses maupun hasil.
5) Transaparansi, melaksanakan tugas harus ada keterbukaan dalam
mengemukakan informasi yang relevan

Tata Nilai UPTD Puskesmas Traji adalah S E H A T I

S : Sehat
E : Empati
H : Handal
A : Adil
T : Tanggap
I : Inovatif

B. Tupoksi Jabatan Peserta

Berdasarkan SPMT melaksanakan tugas Nomor 825/381, penulis


secara nyata melaksanakan tugasnya sejak tanggal 1 April 2022 sebagai Ahli
Pertama-Apoteker pada UPTD Puskesmas Traji, Dinas Kesehatan. Serta
sesuai dengan PP no 51 tahun 2009, Apoteker merupakan sarjana farmasi
yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan
Apoteker. Apoteker termasuk dalam tenaga kefarmasian yang melakukan
pekerjaan kefarmasian. Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk
pengendalian mutu Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan obat,
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan.
9
Tugas Jabatan Fungsional Apoteker yaitu melaksanakan Praktik
Kefarmasian yang meliputi penyusunan rencana Praktik Kefarmasian,
pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP, pelayanan farmasi
klinik, sterilisasi sentral, pelayanan farmasi khusus, serta penerapan kajian
farmakoekonomi dan uji klinik, sesuai dengan Permen PANRB No.13 Tahun
2021. Uraian kegiatan tugas jabatan fungsional apoteker sesuai jenjang
jabatan sebagai apoteker akhli pertama meliputi:
1. Melakukan penilaian terhadap pemasok terkait dokumen kefarmasian;
2. Menyusun surat pesanan dalam rangka pengadaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan BMHP;
3. Melakukan pembuatan Sediaan Farmasi;
4. Melakukan pemeriksaan hasil pembuatan Sediaan Farmasi;
5. Merencanakan kegiatan dan kebutuhan sediaan yang akan dikemas ulang;
6. Melakukan pengemasan ulang sediaan;
7. Melakukan pemeriksaan hasil akhir Sediaan Farmasi;
8. Melakukan pengujian mutu bahan baku secara organoleptis;
9. Melakukan pengujian bahan baku secara kualitatif;
10. Melakukan pengujian bahan baku secara kuantitatif;
11. Melakukan verifikasi berita acara penerimaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan BMHP;
12. Mengesahkan berita acara penerimaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan BMHP;
13. Melakukan verifikasi berita acara pengembalian barang Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan BMHP yang tidak sesuai persyaratan/ spesifikasi;
14. Mengesahkan berita acara pengembalian barang Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan BMHP yang tidak sesuai persyaratan/ spesifikasi;
15. Melakukan stock opname;
16. Mengkaji permintaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan BMHP;
17. Melaksanakan pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
BMHP;
18. Memverifikasi daftar usulan penghapusan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan BMHP, yang tidak memenuhi syarat;

1
19. Menyusun usulan penghapusan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
BMHP;
20. Melakukan telaah resep;
21. Melakukan pemeriksaan dan penyerahan obat disertai pemberian informasi;
22. Melakukan rekonsiliasi obat;
23. Melakukan konseling penggunaan obat;
24. Melakukan konseling obat pada pasien dengan penyakit kronis;
25. Melakukan konseling penggunaan obat khusus anti retro viral, hepatitis, dan
tuberkulosis;
26. Melakukan penelusuran dan pengkajian catatan medik;
27. Melakukan analisis, menyimpulkan, dan memberikan rekomendasi hasil
pemantauan terapi obat;
28. Mengidentifikasi kejadian efek samping Sediaan Farmasi;
29. Melakukan pemantauan kondisi pasien;
30. Melakukan preparasi sediaan intravena;
31. Melakukan preparasi sediaan radiofarmaka;
32. Melakukan validasi/verifikasi terhadap mesin heat sealers;
33. Mengidentifikasi skala prioritas teknologi kesehatan yang akan dianalisis;
34. Melaksanakan pelayanan swamedikasi;
35. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang dilaksanakan di tempat tinggal
pasien (pelayanan residensial); dan
36. Melaksanakan pelayanan kefarmasian untuk pasien di luar Fasyankes;

Sesuai dengan tupoksi jabatan penulis, berdasarkan Peraturan Menteri


Kesehatan (PERMENKES) nomor 74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas, memiliki beberapa standar tugas diantaranya,

1. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai, meliputi:


a. Perencanaan kebutuhan;
b. Permintaan;
c. Penerimaan;
d. Penyimpanan:
e. Pendistribusian;
f. Pengendalian;

1
g. Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan; dan
h. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan.

2. Pelayanan farmasi klinik, meliputi:


a. Pengkajian resep, penyerahan Obat, dan pemberian informasi Obat
b. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
c. konseling;
d. ronde/visite pasien (khusus Puskesmas rawat inap);
e. pemantauan dan pelaporan efek samping Obat;
f. pemantauan terapi Obat; dan
g. evaluasi penggunaan Obat.
Tugas peserta yang dilakukan sesuai SKP apoteker yaitu dibagi menjadi 2
bagian :
 Unsur Utama
1. Membuat kerangka acuan dalam rangka penyiapan rencana kegiatan
kefarmasian
2. Mengklasifikasi perbekalan farmasi dalam rangka pemilihan
perbekalan farmasi
3. Mengolah data dalam perencanaan perbekalan farmasi
4. Menyusun perbekalan farmasi dalam rangka penyimpanan
perbekalan farmasi
5. Merekapitulasi daftar usulan perbekalan farmasi dalam rangka
penghapusan perbekalan farmasi
6. Meracik obat resep individual dalam rangka dispensing
7. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
8. Konseling obat
9. Konsultasi dengan dokter,perawat dan tenaga kesehatan lain
10. Mendokumentasikan Pemantauan penggunaan obat
11. Melakukan penyuluhan di bidang kefarmasian / kesehatan
12. Apel harian
 Unsur Penunjang
1. Menjadi anggota organisasi profesi Apoteker sebagai anggota.
2. Mengikuti seminar dibidang kefarmasian.

1
3. Role Model – Tokoh yg jadi panutan

Gambar 1.2. Foto Role Mode Henie Tri Lestari. SKM

Lahir di Temanggung 12 Juni tahun 1970 merupakan figure yang


menjadi role modelbagi penulis. Beliau menjadi Kepala Tata Usaha
Puskesmas Traji, kemudian (Kompeten) dalam mengatur managemen bidang
kepegawaian di puskesmas sehingga setiap urusan adminitrasi selalu dapat
terselesaikan dengan baik . Penulis menjadikan beliau role model karena
semangat integritas beliau yang luar biasa dalam bekerja (Akuntable),
disiplin, bekerja keras, dan bekerja dengan penuh tanggung jawab.
Beliau memahami betul tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin
yang harus komitmen senantiasa kokoh disegala situasi (Loyal). Kepedulian
(Harmonis) beliau pada lingkungan sekitar yang beliau tunjukkan
mencerminkan sikap aparatur sipil negara yang berintegritas(Akuntable)
dan penerapan nilai-nilai dasar BerAKHLAK dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, beliau merupakan figur yang cocok untuk penulisjadikan role
model. Penulis merasa termotivasi untuk meneladani sifat-sifat dari role model
yang ramah, cekatan dan dapat diandalkan (berorientasi pelayanan), bisa
yang bertanggung jawab (Akuntable) dalam tugas, bisa membangun
lingkungan kerja yang kondusif (Harmonis) dan konsisten (Akuntable)
dalam tugas.

1
Gambar 1.3.Foto Role Mode Ichsanudin, Amd. Far

Lahir di Semarang 8 Juli 1977 merupakan figure yang menjadi


rolemodel bagi penulis. Beliau menjadi ASN sejak 2009 dan semenjak itu
beliau menjadi sekertaris UPTD Puskesmas Traji serta memegang jabatan
sebagai Asisten Apoteker). Dalam setiap tugasnya beliau melakukan tugas
dengan transparan (Akuntable), disiplin, bekerja keras, dan bekerja dengan
kinerja terbaik (Kompeten). Beliau memahami betul tanggung jawabnya
sebagai seorang pemimpin yang harus komitmen senantiasa kokoh disegala
situasi (Loyal). Kepedulian (Harmonis) beliau pada lingkungansekitar yang
beliau tunjukkan mencerminkan sikap aparatur sipil negara yang
berintegritas (Akuntable) dan penerapan nilai-nilai dasar BerAKHLAK dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, beliau merupakan figur yang cocok
untuk penulis jadikan role model. Penulis merasa termotivasi untuk
meneladanisifat-sifat dari role model yang ramah, cekatan dan dapat
diandalkan (berorientasi pelayanan), bisa yang bertanggung jawab
(Akuntable) dalamtugas, bisa membangun lingkungan kerja yang
kondusif (Harmonis) dan konsisten (Akuntable) dalam tugas.

1
BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Identifikasi Isu
Harrison (2008:550) dalam Kriyantono (2012) memberikan definisi bahwa isu
adalah berbagai perkembangan, biasanya di dalam arena publik, jika berlanjut,
dapat secara signifikan mempengaruhi operasional atau kepentingan jangka
panjang dari organisasi. Isu diartikan sebagai adanya atau disadarinya suatu
fenomena atau kejadian yang dianggap penting atau dapat menarik perhatian
orang banyak, sehingga menjadi bahan yang layak untuk didiskusikan. (LAN,
2019:223).
Rencana kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan di UPTD Puskesmas
Traji sesuai dengan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yaitu Beroentasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif
(BerAKHLAK), serta sesuai dengan peran dan kedudukan ASN dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Rancangan kegiatan aktualisasi dan habituasi
dibuat berdasarkan identifikasi isu dengan mempertimbangkan keaktualan,
problematik, kekhalayakan dan kelayakan isu tersebut (metode APKL). Aktual
artinya benar- benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat.
Problematik artinya Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga
perlu dicarikan segera solusinya. Kekhalayakan artinya Isu yang menyangkut hajat
hidup orang banyak, dan Kelayakan artinya Isu yang masuk akal dan realistis serta
relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Kemudian prioritas
isu ditentukan dengan analisis USG dengan menetapkan rentang penilaian (1-5).
Urgency artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti. Seriousness artinya seberapa serius suatu isu harus dibahas
dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth artinya seberapa besar
kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.

Prioritas isu yang telah ditentukan kemudian diidentifikasi berdasarkan sumber


isu, aktor yang terlibat, peran masing-masing aktor yang terlibat dan keterkaitan
dengan mata pelatihan yang relevan, dan kegiatan-kegiatan yang digagas untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada di UPTD Puskesmas Traji.

15
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah
kerjanya. Penulis berupaya untuk mencari isu di lingkungan kerja penulis yaitu
Puskesmas Traji Kabupaten Temanggung kaitannya di bidang pelayanan
kefarmasian. Daftar isu yang diperoleh setelah melakukan identifikasi dalam
lingkungan kerja penulis sebagai seorang Apoteker dikaitkan dengan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya pelayanan Farmasi Klinik di Puskesmas Traji Kabupaten
Temanggung
2. Keterbatasan stok obat di Puskesmas Traji Kabupaten Temanggung
3. Tingkat kepatuhan minum obat yang masih rendah pada pasien Diabetes di
Puskesmas Traji Kabupaten Temamggung
4. Sistem penomoran antrian pengambilan obat di pelayanan obat belum
tersedia di Puskesmas Traji Kabupaten Temanggung
5. Kurang nyamanya tempat penyerahan obat dan belum ruang konsultasi bagi
pasien rawat jalan di Puskesmas Traji Kabupaten Temanggung
Berdasarkan prinsip-prinsip kedudukan dan peran Pegawai Negeri Sipil dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dapat diidentifikasi isu-isu sebagai berikut

Table 2.1 Identifikasi Isu


Ruang
Sumber Kondisi yang
No Identifikasi Isu Lingkup Kondisi Saat ini
Isu Diharapkan
Isu
1. Kurangnya pelayanan Pelayanan farmasiklinis Pelayanan farmasi
Farmasi Klinik di belum sesuai dengan klinis harus dilakukan
Puskesmas Traji Tusi tupoksi tenaga oleh apoteker
Kabupaten Temanggung Unit Kerja Jabatan Kesehatan yang
melakukan karena
belum ada tenaga
apoteker di puskesmas
Traji
2. Keterbatasan stok obat di Keterbatasan stok obat Terpenuhi stok obat
Puskesmas Traji menyebabkan sesuai dengan
Kabupaten Temanggung pelayanan kefarmasian formularium puskesmas
Unit Kerja Tusi unit tidak optimal Traji
kerja

1
3. Tingkat kepatuhan minum Belum dilakukannya Dengan dilakukannya
obat yang masih rendah konseling merupakan konseling/KIE
pada pasien Diabetes salah satu penyebab diharapkan kesadaran
Melitus Tusi pemahaman pasien pasien akan penyakit
Di Puskesmas Traji Individu Jabatan terhadap penyakit DM yang dideritanya dan
Kabupaten Temanggung dan terapi yang terapi yang dilakukan
dilakukan belum akan semakin baik
memadai sehingga sehingga akan
mempengaruhi tingkat meningkatkan
kepatuhan minum obat kepatuhan minum obat
4. Antrian pelayanan obat Menerapkan sistem
Sistemn penomoran
belum menerapkan penomoran untuk
antrian pengambilan obat
system penomoran antrian pelayanan
di pelayana obat belum
Tusi Unit yang baik sehingga pengambilan obat untuk
tersedia di Puskesmas Unit Kerja
Kerja pelayanan kefarmasian pelayanan kefarmasian
Traji Kabupaten
tidak optimal yang lebih optimal
Temanggung

5. Kurang nyamanya tempat Puskesmas belum Tersedianya ruang


penyerahan obat dan menyediakan ruang konsultasi yang
belum tersedianya ruang Tusi unitt konsultasi yang memadai agar
konsultasi pasien rawat Unit Kerja kerja memadai untuk konsultasi dapat
jalan di Puskesmas Traji menciptakan suasana berlangsung dengan
Kabupaten Temanggung komunikasi dua arah nyaman dengan
agar tidak didengar terjaminnya kerahasian
pihak lain

Berikut deskripsi dan data dukung dari isu yang diperoleh dalam lingkungan kerja
penulis:

A. Kurangya pelayanan Farmasi Klinis di Puskesmas Traji Kabupaten Temanggung.

Deskripsi Isu:

Pelayanan farmasi klinis belum berjalan memadai sesuai dengan tupoksi


tenaga kesehatan yang menjalankannya. Dasar hukum pelayanan farmasi
klinik adalah UU No.36 Tahun 2009, Pasal 108, meskipun dalam pasal tersebut
pelayanan farmasi klinik belum secara tegas tertulis dalam kelompok
pelayanan kefamasian, pelayanan klinik tetap mengacu pada pasal 108
tersebut yang meliputi pelayanan obat atas resep dokter dan pelayanan
informasi obat (PIO). Adapun pelayanan farmasi klinik meliputi:

1
1. Pemantauan Terapi Obat (PTO), merupakan suatu proses yang mencakup
kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi
pasien. Pemantauan Terapi Obat (PTO) meliputi:
a. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
b. Rekonsiliasi Obat
c. Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat
d. Konseling
e. Visite
f. Evaluasi Penggunaan Obat
g. Pemantauan Kadar Obat Dalam Darah (PKOD)
h. Pelayanan Swamedikasi
2. Pengkajian dan Pelayanan Resep
Pengkajian resep dilakukan untuk menganalisa adanya masalah terkait obat,
bila ditemukan maslah terkait obat harus dikonsultasikan kepada dokter
penulis resep.
Data Pendukung Isu:
Berdasarkan hasil pengamatan secara langsung di unit kerja, tidak ada bukti
terdokumentasi terkait pelayanan farmasi klinik. Yang dilakukan hanya
sebatas catatan pelayanan obat oleh tenaga kesehatan yang tidak sesuai
dengan tupoksinya, sehingga banyak informasi penting informasi penting
tentang obat yang belum dicatat.

Gambar 2.1 stempel catatan obat dan formulir PMR

1
 Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
Tidak ada bukti terdokumentasi mengenai dilaksanakannya Monitoring
Efek Samping Obat (MESO) padaunit pelayanan kefarmasian di
puskesmas Traji.

Gambar 2.2 Formulir Meso

 Rekonsiliasi Obat
Tidak ada bukti terdokumentasi mengenai aktifitas Rekonsiliasi Obat

Gambar 2.3 Form Rekonsiliasi Obat

1
 Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat
Tidak ada bukti terdokumentasi mengenai aktifitas Penelusuran Riwayat
Penggunaan Obat

Gambar 2.4 PMR (Patient Medication Record)

 Konseling
Tidak ada bukti terdokumentasi mengenai aktifitas konseling dalam
pelayanan kefarmasian.

Gambar 2.5 Formulir koseling

2
B. Keterbatasan stok obat di Puskesmas Traji Kabupaten Temanggung

Deskripsi Isu :
Keterbatasan stok obat di Puskesmas Traji cukup berpengaruh terhadap
pelayanan kefarmasian. Petugas di unit farmasi terpaksa harus melakukan
penggantian obat dengan berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter penulis
resep.
Data Pendukung Isu :
Pelayanan yang sesuai resep dokter sesuai pengamatan langsung terhadap
dokumen resep hanya mencapai 90,5 dari 97%, selebihnya terjadi
penggantian obat yang tertulis pada resep dokter.

Gambar 2.6 Laporan stok obat dan subtitusi obat

C. Tingkat kepatuhan minum obat yang masih rendah pada pasien kronis seperti
Diabetes tipe 2 di Puskesmas Traji Kabupaten Temamggung
Deskripsi Isu :
DM merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan meningkatnya
kadar glukosa darah (gula darah) melebihi normal. Kriteria diagnosis DM
sesuai dengan konsesus PERKENI 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 standar pemeriksaan kadar gula darah

No. Pemeriksaan Keterangan


1 Kadar glukosa plasma Kadar glukosa plasma puasa adalah kadar
puasa ≥ 126 mg/dl glukosa saat tubuh tidak mendapat asupan
kalori selama minimal 8 jam
2
2 Kadar glukosa plasma ≥ Kadar glukosa plasma adalah kadar glukosa
200 mg/dl yang diperiksa dua jam setelah Tes Toleransi
Glukosa Oral dengan beban glukosa 75
gram.
3 Kadar glukosa plasma Diagnosis DM dengan pemeriksaan kadar
sewaktu ≥200 mg/dl glukosa plasma sewaktu dapat ditegakkan jika
disertai polyuria ,polidipsi, polifagia, dan
penurunan berat badan.
4 HbA1c ≥6,5% Pemeriksaan HbA1c dilakukan dengan
metode yang terstandarisasi oleh National
Glycohaemoglobin Standarization Program
(NGSP).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa


prevalensi DM di Indonesia pada umur >= 15 tahun sebesar 2%. Angka ini
menunjukkan peningkatan dibandingkan prevalensi pada hasil Riskesdas 2013
yakni sebesar 1,5%. Sedangkan prevalensi DM di Provinsi Jawa tengah pada
tahun 2018 yakni 2% (Kemenkes, 2020). Pemerintah melalui Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 4 tahun 2019 telah menetapkan bahwa upaya pengendalian
DM, merupakan salah satu pelayanan minimal yang wajib dilakukan oleh
pemerintah daerah. Setiap penderita DM akan menerima pelayanan sesuai
standar minimal satu kali sebulan yang meliputi pengukuran kadar gula darah,
edukasi, dan terapi farmakologi serta rujukan jika diperlukan. Data yang
terdokumentasi menunjukan adanya ketidakpatuhan hal ini dapat diidentifikasi
melalui jadwal kedatangan pasien DM konsul/berobat ke Puskesmas Traji tidak
sesuai dengan rentang terapi.
Data Pendukung Isu :
Sebagian besar pasien DM yang menjalani pengobatan di Puskesmas Traji

melakukan kunjungan tidak sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan.

2
2
Gambar 2.7 Resep kunjungan pasien dan hasil laporan PTM DM

D. Sistem penomoran antrian pengambilan obat di pelayanan kefarmasian belum


tersedia di Puskesmas Traji, Kabupaten Temanggung.
Deskripsi Isu :
Belum diterapkannya sistem penomoran antrian pada pelayanan kefarmasian
untuk pengambilan obat, hal ini merupakan salah satu penyebab kurang
optimalnya pelayanan di unit farmasi.
Data Pndukung Isu:
Belum dimasukannya tahapan proses pemberian nomor antrian untuk
pengambilan obat ke dalam SPO pelayanan resep. Ini teridentifikasi melalui
etiket obat yang tidak menyediakan ruang untuk menulis nomor antrian.

Gambar 2.8 Etike obat dan antrian pasien

E. Kurang nyamanya tempat penyerahan obat dan konsultasi bagi pasien rawat
jalan di Puskesmas Traji, Kabupaten Temanggung.
Deskripsi Isu :
Tempat penyerahan obat yang kurang representative menjadi kendala untuk

2
mengoptimalkan layanan PIO. Demikian juga dengan tidak tersedianya ruang
untuk konsultasi. Hal ini dapat menyebabkan terdistorsinya pemahaman
informasi mengenai obat dan cara penggunaannya.

B. Analisis Isu

Gambar 2.9 Ruang pelayanan Farmasi

2
Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah dipaparkan,perlu dilakukan
proses analisis isu untuk menentukan isu yang merupakan prioritas yang dapat
dicarikan solusi oleh penulis. Proses tersebut menggunakan dua alat bantu
penetapan kriteria kualitas isu yakni berupa APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, dan Kelayakan) dan USG (Urgency, Seriousness, dan Growth).
1. APKL
Penetapan prioritas isu dilakukan melalui analisis isu dengan menggunakan
alat bantu penetaapan kriteria isu. Analisis APKL merupakan alat bantu untuk
menganalisis ketepatan dan kualitas isu dengan memperhatikan tingkat aktual,
problematik, kekhalayakan, dan layak isu-isu yang ditemukan di lingkungan
unit kerja. Setelah dilakukan analisis APKL, tahap selanjutnya memilih dan
mengidentifikasi isu yang menjadi prioritas utama. Adapun kriteria metode
analisis dengan APKL adalah :

2
a. Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan di
kalangan masyarakat.
b. Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks,
sehingga perlu dicarikan solusinya.
c. Khalayak artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
d. Layak artinya isu yang masuk akal, logis, realistis dan memang prioritas
untuk ditangani.
Tabel 2.3 penilaian APKL

Kriteria
Skor
Aktual Problematik Kekhalayakan Layak
Sangat Menyangkut hajat
Sangat Sangat
5 Aktual di hidup orang
Kompleks Layak
dukung data sangat banyak
Menyangkut hajat
Aktual ada
4 Kompleks hidup orang Layak
data
banyak
Menyangkut hajat
Cukup Cukup
3 Cukup Aktual hidup orang cukup
Kompleks Layak
banyak
Kurang Kurang Menyangkut hajat Kurang
2 Aktual Kompleks hidup orang sedikit Layak
Menyangkut hajat
Tidak Tidak
1 Tidak Aktual hidup orang
Kompleks Layak
sangat sedikit

Hasil analisis penilaian kualitas isu dengan teknik APKL dilampirkan dalam table
berikut :

Table 2.4 Penetapan Isu dengan Metode APKL


Kriteria (skor)
No isu Jumlah Peringkat
A P K L
1. Kurangnya pelayanan Farmasi Klinik di Puskesmas
5 4 4 4 17 III
Traji Kabupaten Temanggung

2. Keterbatasan stok obat di Puskesmas Traji


5 4 5 4 18 II
Kabupaten Temanggung

3. Tingkat kepatuhan minum obat yang masih rendah


5 5 5 4 19 I
pada pasien Diabetes di Puskesmas Traji
Kabupaten

2
Temamggung

2
4. Sistem penomoran antrian pengambilan obat di
5 4 4 3 16 IV
pelayanan obat belum tersedia di Puskesmas Traji
Kabupaten Temanggung

5. Kurang nyamanya tempat penyerahan obat dan


5 4 3 3 15 V
belum ada ruang konsultasi bagi pasien rawat
jalan di Puskesmas Traji Kabupaten Temanggung

Keterangan skor tabel:


1= Tidak A/P/K/L 2= Kurang A/P/K/L 3= Cukup A/P/K/L 4= A/P/K/L 5= Sangat A/P/K/L

2. USG

Tabel 2.5 skor USG

Kriteria
Skor Urgency Seriousness Growth
Dampak yang
5 Sangat Mendesak Sangat Serius ditimbulkan sangat
buruk
Dampak yang
4 Mendesak Serius
ditimbulkan buruk
Dampak yang
3 Cukup Mendesak Cukup Serius ditimbulkan cukup
kompleks
Dampak yang
2 Kurang Mendesak Kurang Serius ditimbulkan kurang
buruk
1 Tidak Mendesak Tidak Serius Tidak berdampak

Berdasarkan analisis isu dengan teknik APKL pada tabel 2.3 penetapan isu
berdasarkan APKL , diperoleh tiga isu dengan skor tertinggi yaitu:
a. Kurangnya pelayanan farmasi klinik di Puskesmas Traji, Kabupaten
Temanggung skor APKL 17).
b. Keterbatasan stok obat di Puskesmas Traji, Kabupaten Temanggung
(skor APKL 18).
c. Tingkat kepaptuhan minum obat yang masih rendah pada pasien DM di
Puskesmas Traji, Kabupaten Temanggung (skor APKL 19).
2
Isu tersebut kemudian dianalisis lagi menggunakan metode USG dengan
rentang penilaian 1-5. Urgency yaitu seberapa mendesak suatu isu harus
dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness yaitu seberapa serius
suatu isu harus dibahas yang dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan.
Growth didefinisikan sebagai seberapa besarmemburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani dengan segera.
Hasil analisis USG terkait isu-isu pelayanan farmasi di Puskesmas
Traji Kabupaten Temanggung disajikan dalam tabel berikut ini:

Table 2.6 Penetapan Isu dengan Metode USG


No. Isu Urgency Seriousness Growth Jumlah Rangking
1. Kurangnya pelayanan Farmasi
Klinik di Puskesmas Traji
Kabupaten Temanggung 4 4 4 12 II

2. Keterbatasan stok obat di


Puskesmas Traji Kabupaten
Temanggung 5 4 4 13 III

3. Tingkat kepatuhan minum obat


yang masih rendah pada pasien
Diabetes di Puskesmas Traji 5 5 4 14 I
Kabupaten Temamggung

Keterangan skor tabel:


1= tidak U/S/G 2= kurang U/S/G 3= cukup U/S/G 4= U/S/G 5= sangat U/S/G

C. Analisis Penyebab Isu


Hasil analisis menggunakan Teknik USG memperoleh isu prioritas utama (Top
Priority) “Tingkat kepatuhan minum obat yang masih rendah pada pasien
Diabetes di Puskesmas Traji, Kabupaten Temanggung”. Tingkat kepatuhan
minum obat yang masih rendah pada pasien kronis seperti Diabetes Melitus Tipe 2
di Puskesmas Traji Kabupaten Temanggung. Berdasarkan hasil evaluasi, tingkat
kepatuhan hanya 73% saja. Akar penyebab masalah selanjutnya didiagnosis
menggunakan fishbone diagram atau Diagram Ishikawa. Diagram ini
merupakan suatu alat untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan
menggambarkan secara detail semua penyebab yang berhubungan dengan suatu
permasalahan (LAN, 2019). Kategori penyebab permasalahan yang digunakan
sebagai langkah awal meliputi : Man (manusia/sumber daya manusia), Material
(bahan baku, Methode
3
(metode), dan Milieu (lingkungan), dan melalui assessment serta wawancara
dengan petugas kesehatan terkait, sehingga diperoleh hasil rumusan sebagai
berikut:

Diagram 2.1 Fishbone


Setelah dilakukan analisis penyebab isu menggunakan diagram fishbone, maka
ditemukan penyebab prioritas yang perlu diselesaikan, antara lain:
1. Belum tersedianya media edukasi (leaflet) bagi pasien DM pada pelayanan
obat di Puskesmas Traji, ini disebabkan belum pernah ada inisiasi untuk
mengadakan leaflet (Material).
2. Puskesmas Traji belum menyediakan sarana yang memadai untuk melakukan
konseling DM (Material).
3. Penyuluhan dan konsultasi yang didapat pasien kurang efektif karena belum
dilakukan konsultasi secara personal (Methode).
4. Penyuluhan dan konseling obat belum diintegrasikan ke dalam pelayanan
kesehatan di Puskesmas Traji.(Methode).
5. Kurangnya SDM bidang Kesehatan dengan kompetensi yang sesuai untuk
melakukan pelayanan obat (Man).
6. Belum ada upaya proaktif untuk melibatkan keluarga pasien agar turut serta
berperan dalam mendampingi pasien untuk meningkatkan kepatuhan(Milieu).

D. Dampak Bila Isu Tidak Diselesaikan

Dari ke-6 penyebab prioritas, setelah melalui brainstroming dengan rekan unit kerja
dan berbagai pertimbangan maka dipilih point ke-3 sebagai top prioritas penyebab
maslah yang harus diselesaikan, yaitu: Penyuluhan dan konsultasi yang didapat

3
pasien kurang efektif karena belum dilakukan konsultasi secara personal,
yang termasuk kategori Methode. Jika top prioritas isu ini tidak diselesaikan maka:

a. Akan semakin sulit menanamkan kesadaran kepada pasien mengenai arti


penting kepatuhan minum obat.
b. Petugas konseling (konselor-apoteker) akan menghadapi kendala untuk
melakukan, upaya perbaikan berupa pencapaian peningkatan kepatuhan
minum obat bagi pasien DM.
c. Pasien dapat bersikap tidak kooperatif dalam menerima pengobatan.
d. Tumbuh perasaan subyektif dalam diri pasien, bahwa selama ini mereka
hanya menerima pelayanan (service) tetapi tidak mendapat kepedulian (care)

E. Gagasan Pemecahan Isu


Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa isu yang diangkat adalah :
“Tingkat kepatuhan minum obat yang masih rendah pada pasien Diabetes
Mellitus” dan gagasan pemecahan isunya adalah “Upaya Meningkatkan
kepatuhan minum obat pada pasien Diabetes Mellitus melalui KIE
( Komunikasi, Edukasi, Informasi ) di Puskesmas Traji,Kabupaten
Temanggung.

Adapun gagasan pemecahan isu akan diuraikan pada kegiatan-kegiatan berikut:

1. Konsultasi menyampaikan gagasan rencana kegiatan KIE kepada atasan


Sumber Kegiatan : Inovasi
Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan awal yang sangat penting untuk
mendapatkan arahan agar kegiatan KIE selaras dengan visi-misi Puskesmas
Traji.
Tahapan Kegiatan :
a. Menyiapkan draft gagasan KIE
b. Meminta persetujuan untuk mendapatkan akses memperoleh data RM
c. Menyerahkan surat persetujuan akses data RM kepada petugas RM
2. Melakukan kegiatan melengkapi data pasien DM
Sumber Kegiatan : Inovasi

Kegiatan ini merupakan suatu tahapan kegiatan yang sangat penting untuk
mendapatkan data terkini dan akurat terhadap pasien DM untuk menyusun

3
rencana tindakan yang sistematis dan terukur dalam upaya untuk
meningkatkan kepatuhan minum obat bagi pasien Diabetes Melitus di
Puskesmas Traji, Kabupaten temanggung.

Tahapan Kegiatan :

a. Menarik data pasien DM dari data primer dan melengkapinya


b. Membuat form perkembangan penyakit pasien
c. Membuat data komplikasi penyakit pasien
3. Mendata pasien dan meminta kontak nomor handphone yang bisa
dihubungi untuk melakukan KIE.
Sumber kegiatan : Inovasi

Kegiatan ini untuk menyelesaikan salah satu penyebab prioritas pada kategori
Milieu, yaitu : sebagai upaya proaktif untuk melibatkan keluarga pasien dalam
ikut serta secara bersama-sama membantu pasien meningkatkan kepatuhan.

Tahapan Kegiatan :

a. Mendata pasien dan meminta nomer tilfon untuk dihubungi.dalam


melakukan kegiatan Pemantauan terapi atau KIE
b. Menghubungi pasien serta mengedukasi pasien melalui media online.
c. Mencatat hasil dari komunikasi dengan pasien atau keluarga pasien
mengenai keluhan tentang penyakit DM selama menjalani
pengobatan/terapi menggunakan obat dan mendokumentasikan.

4. Membbuat leaflet tentang DM yang berisi pengertian, gejala, penggunaan


obat DM serta pembuatan form KIE.
Sumber Kegiatan : Tupoksi
Kegiatan ini untuk menyelesaikan salah satu penyebab prioritas pada
kategori Material, yaitu melakukan inisiasi pembuatan leaflet sebagai media
edukasi bagi pasien DM.
Tahapan Kegiatan :

a. Melakukan Pencarian referensi dan perancangan leaflet dan formulir KIE


(konseling) bersama rekan di unit kerja
b. Melakukan Konsultasi dengan atasan menentukan disain leaflet serta
melakukan test the water terhadap rekan di unit kerja

3
c. Mencetak leaflet sesuai dengan rancangan yang sudah disetujui oleh
atasan dan telah disepakati oleh rekan di unit kerja

5. Melakukan KIE (Komunikasi, Edukasi, Informasi) kepada pasien DM


Sumber Kegiatan : Tupoksi
Kegiatan KIE ini merupakan bentuk kegiatan untuk menyelesaikan salah satu
penyebab prioritas pada kategori Man/Sumber Daya Manusia, yaitu
pelayanan obat yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang tidak sesuai
dengan tupoksinya.
Tahapan Kegiatan :
a. Mengidentifikasi pasien DM yang akan menerima KIE
b. Melakukan konseling awal untuk menilai kepatuhan pasien
c. Melakukan KIE terhadap pasien dan menyerahkan leaflet, formular KIE.
Mendokumentasikan hasil KIE.
6. Melakukan monitoring dan evaluasi hasil kegiatan KIE
Sumber Kegiatan : Tupoksi
Kegiatan ini merupakan upaya untuk meperoleh informasi kepatuhan
pasien,dan ini merupakan tahap akhir kegiatan agar mendapatkan gambaran
yang lengkap untuk melakukan perbaikan berkelanjutan (continuous
improvement) di kemudian hari terhadap kepatuhan pasien DM khususnya
yang menjalani rawat jalan pada Puskesmas Traji, Kabupaten Temanggung.
Tahapan Kegiatan :
a. Mengidentifikasi pasien yang telah menerima KIE
b. Melakukan penilaian kepatuhan pasien
c. Melakukan evaluasi kepatuhan pasien Diabetel Mellitus.
F. Rancangan Aktualisasi dan Habituasi
1. Pengantar Matriks
Nama : Anggi Fahmi Luckyama, S.Farm., Apt
Jabatan : ahli pertama- apoteker
Unit : Puskesmas Traji Kabupaten Temanggung
Daftar isu yang diperoleh setelah melakukan identifikasi dalam lingkungan kerja
penulis sebagai seorang Apoteker dikaitkan dengan pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi adalah sebagai berikut:

3
Nama : Anggi Fahmi Luckyama, S.Farm., Apt
Jabatan : Ahli Pertama-Apoteker
Unit Kerja : Puskesmas Traji
Tupoksi yang sesuai : Monitoring dan Evaluasi Tingkat Kepatuhan Minum Obat Pasien DM
dengan RA
Identifikasi Isu : 1. Kurangnya pelayanan Farmasi Klinik di Puskesmas Traji, Kabupaten Temanggung
(Diambil dari USG) 2. Keterbatasan stok obat di Puskesmas Traji, Kabupaten Temanggung
3. Tingkat kepatuhan minum obat yang masih renndah pada pasien Diabetes di Puskesmas Traji,
Kabupaten Temanggung
Isu yang diangkat : Tingkat kepatuhan minum obat yang masih renah pada pasien Diabetes Mellitus yang melakukan rawat
(Core Issue) jalan pada Puskesmas Traji, Kabupaten Temanggung
Penyebab isu : 1. Belum tersedianya media edukasi (leaflet) bagi pasien DM pada pelayanan obat di Puskesmas Traji
(diambil dari fish (Material)
bone) 2. Puskesmas Traji belum menyediakan sarana yang memadai untuk melakukan konseling
DM (Material).
3. Penyuluhan dan konsultasi yang didapat pasien kurang efektif karena belum dilakukan
konsultasi secara personal (Methode)
4. Penyuluhan dan konseling belum diintegrasikan ke dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas Traji
(Methode)
5. Kurangnya SDM bidang kesehatan dengan kompetensi yang sesuai untuk melakukan pelayanan
obat (Man)
6. Belum ada upaya proaktif untuk melibatkan keluarga pasien agar turut berperan dalam
mendampingi pasien untuk mencapai derajad Kesehatan yang labih baik (Milieu)
Gagasan pemecahan : Upaya meningkatkan kepatuhan minum obat pada pasien Diabetes Mellitus melalui KIE (komunikasi,
isu (konsep judul) Informasi, Edukasi) Puskesmas Traji Kabupaten Temanggung.

3
2. Matriks

Tabel 2.7. Matrik Rancangan Aktualisasi

Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap


Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7

1. Konsultasi Diterimanya Keterkaitan kegiatan Dengan konsultasi Dengan diterimanya gagasan untuk
menyampaikan gagasan untuk dengan Manajemen ASN: kepada atasan melakukan KIE maka membuka
gagasan rencana melakukan KIE diharapkan bahwa
kegiatan KIE Menyampaikan gagasan akses untuk membangun
gagasan melakukan KIE
kepada atasan. kepada atasan dengan kepercayaan (trust) kepada pasien
lebih terarah untuk sesuai
sikap hormat dan sopan dengan misi Puskesmas untuk menerima layanan Kesehatan
Sumber kegiatan : sebagai bagian dari di Puskesmas Temanggung.
Inovasi. Traji
kode etik dan perilaku KabupatenTemanggung,
Penyebab isu: ASN terutama pada visi point:
Belum pernah ada a. Memeilihara dan
inisiasi untuk meningkatan
melakukan KIE Keterkaitan kegiatan
denganSMART ASN:
kesehatan individu,
keluarga dan
Saya mendengarkan dan masyarakat beserta
mencatat masukan dari lingkungannya
pimpinan kemudian c. Mendorong
menyimpannya dalam kemandrian
Hard Disk di laptop masyarakat untuk
(Digital Skill) hidup sehat

3
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7

Akuntabel:Berkaitan
dengan penyusunan draft
a. Menyiap Disetujuinya draft KIE untuk mengusulkan
kan draft gagasan kegiatan KIE sesuai
gagasan dengan hasil assessment
KIE yang didasari data-data
yang valid dan dapat
dipercaya/akuntabel.

Kolaboratif :
mengkonsultasikan Draft
gagasan KIE kepada
atasan agar diperoleh
arahan kegiatan KIE yang
dapat memperkuat visi dan
misi Puskesmas
Temanggung. Kegiatan ini
memerlukan kesediaan
bekerjasama.

Berorientasi Pelayanan:
Berkaitan dengan upaya
merencanakan kegiatan
KIE yang tepat sasaran,
sehingga dapat memenuhi
harapan dan kebutuhan
pasien, yaitu kepuasan
pelayanan.

Kolaboratif: Persetujuan
akses RM sangat
b. Meminta Persetujuan akses dibutuhakan mengingat
persetuju RM RM merupakan data
an untuk rahasia kedokteran.

3
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
mendapa Persetujuan akses RM
tkan memenuhi dimensi
akses kolaboratif.
untuk
mempero
leh data Berorientasi Pelayanan:
RM Permohonan persetujuan
akses RM disampaikan
dengan penuh rasa
hormat agar terbangun
kesefahaman untuk
tujuan memberikan
pelayanan yang prima
kepada pasien.

Kompeten: Izin akses RM


diajukan kepada dokter
penanggung jawab
operasional
puskesmas/kepala
puskesmas sebagai
personal yang
berwenang dan
kompeten untuk
memberikan persetujuan.

c. Menyera Tanda Terima Surat Berorientasi Pelayanan:


hkan persetujuan akses Terkait dengan kegiatan
surat data RM akses data RM dilakukan
persetuju dengan pendekatan
an akses persuasif agar upaya
data RM pengumpulan data
kepada sebagai basis pelayanan
petugas KIE berjalan dengan baik.
RM

3
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
Kolaboratif: Akses data
RM memerlukan
Kerjasama dengan
petugas yang diberikan
kewenangan menjaga
data RM. Kerjasama ini
memenuhi dimensi
kolaboratif.

Kompeten: Berkaitan
dengan akses data RM,
petugas RM merupakan
personal yang memiliki
keahlian dan
kewenangan dalam
menjaga dan memelihara
RM, dengan demikian
data RM yang diperoleh
terjamin validitasnya
karena didapat melalui
petugas yang kompeten

2. Melakukan kegiatan Tersedia data yang Dengan tersedianya data


melengkapi data valid untuk Keterkaitan kegiatan yang valid untuk melakukan Dengan tersedianya data yang valid untuk
pasien DM melakukan kegiatan dengan manajemen ASN: kegiatan KIE (Komunikasi, melakukan kegiatan KIE (Komunikasi,
KIE Informasi,Edukasi) pada Informasi,Edukasi) pada pasien DM maka
Sumber : inovasi Melengkapi data pasien pasien DM maka akan terjadi akan terjalin komunikasi yang baik dengan
Penyebab isu : sebagai tahap awal penguatan misi puskesmas bagian/dept. lain.
Belum adanya data menjalankan peran dan Traji pada poin (c) Dari pengumpulan data pasien diharapkan
yang lengkap untuk fungsi sebagai perencana :mendorong kemandirian dapat menghasilkan data Up to date, ini
melakukan KIE untuk menghasilkan data masyarakat untuk hidup merupakan penguatan nilai organisasi
yang representative sehat.Penguatan visi ini berbasis data yang handal.
sebagai basis data untuk akan berpengaruh terhadap
memberikan pelayanan akselerasi pencapaian visi
KIE. puskesmas : Terwujudnya

3
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
masyarakat wilayah Data yang handal merupakan data yang
puskesmas traji yang sehat dapat dipercaya, dan ini merupakan cara
Keterkaitan kegiatan melalui peningkatan mempertahakan budaya membangun trust
dengan Smart ASN: pelayanan kesehatan dan (kepercayaan)
penerapan perilaku hidup
Saya mengambil data bersih dan sehat (phbs) yang
pasien DM dari data makin baik
primer/Medical Record dan
mengolah dan
melengkapinya dengan
menggunakan plat form
Excel yang merupakan
bagian dari literasi digital
(digital skill)
a. Menarik data Akuntabilitas:Berkaitan
pasien DM dari Tersedia Daftar dengan kegiatan mencari
data pasien dan mempelajari referensi
data Primer
DM ter up-date demi informasi yang
dan akuntable/ dapat
melengkapinya dipercaya

Kolaboratif : berkaitan
dengan pengumpulan data
melibatkan bagian/dept lain
sesuai dengan tugas dan
fungsinya, memerlukan
sikap terbuka kesediaan
bekerjasama.

Berorientasi Pelayanan:
Berkaitan dengan upaya
kegiatan tepat sasaran
untuk memenuhi harapan
dan kebutuhan pasien,
yaitu kepuasan pelayanan.
Tujuan form ini untuk
memonitor agar penyakit

3
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
penyerta dapat ditekan
progresifitasnya

b. Membuat form Form Berorientasi Pelayanan:


perkembangan Progress penyakit Form progress penyakit
Pasien pasien dapat digunakan
penyakit
dapat digunakan untuk
pasien mengetahui peningkatan
kualitas atau peningkatan
derajad kesehatan pasien.

Kompeten: Dari form


progress penyakit tersebut
juga dapat diketahui
keberhasilan sebagai
refleksi dari kepatuhan
pasien DM.

Adaptif: Form progress


penyakit pasien dibuat
sebagai langkah proaktif
untuk membantu pasien
menekan progresifitas
penyakit DM

c. Membuat Tersedianya data Berorientasi Pelayanan :


data penyakit Pasien dan Data komplikasi dapat
Komplikasi digunakan untuk
komplikasi
mengetahui progresifitas
penyakit penyakit DM, ini
pasien

3
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
merupakan responsivitas
terhadap keluhan pasien.

Loyal : Melalui data


komplikasi penyakit pasien
ini menjadi dasar untuk
menentukan strategi terapi
yang merupakan bentuk
dedikasi dan kontribusi
apoteker terhadap
kepentingan masyarakat
untuk meningkatkan
derajad kesehatannya.

Kolaboratif : Data
komplikasi penyakit pasien
yang baik akan didapat jika
ada kesediaan
bekerjasama, terutama dari
sisi pasien yang
diharapkan memberi
informasi yang jujur
berkaitan dengan penyakit
yang dialaminya

3. Mendata pasien dan Tersedianya data Keterkaitan kegiatan Dengan tersedianya data Dengan tersedianya data kontak pasien
meminta kontak kontak pasien untuk dengan manajemen ASN: kontak pasien maka akan maka akan mendukung kelancaran
nomer handphone melakukan mendukung kelancaran melakukan komunikasi guna untuk
yang bisa dihubungi komunikasi komunikasi guna untuk pemantauan dan Konseling terhadap pasien
Saya melakukan
untuk untuk pemantauan dan Konseling atau keluarga pasien mengenai penyakit DM.
melakukan KIE pendataan pasien terhadap pasien atau Proses pendataan memerlukan pendekatan
berpedoman pada keluarga pasien mengenai persuasif, memerlukan keterlibatan pasien
Sumber : inovasi kelengkapan data yang penyakit DM. secara sukarela, ini merupakan pemenuhan
telah disusun sebelumnya. sesuai dengan misi nilai profesionalisme organisasi.
Pendataan pasien ini Puskesmas Traji terutama

3
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
berkaitan dengan peran pada poin (b) : Nilai profesionalisme dalam
dan fungsi sebagai menyelenggarakan organisasi merupakan gambaran
perencana agar semua pelayanan Kesehatan yang internal seseorang yang bekerja
paripurna, bermutu,
data pasien DM yang akan tuntas dan akurat atas dasar
terjangkau, dan merata.
menerima KIE terintegrasi Penguatan visi ini akan kompetensi terbaik dengan penuh
dengan baik. berpengaruh terhadap tanggung jawab dan komitmen
akselerasi pencapaian visi tinggi.
Keterkaitan kegiatan puskesmas : Terwujudnya
dengan Smart ASN: masyarakat wilayah
puskesmas yang sehat
melalui peningkatan
Pendataan pasien yang
pelayanan kesehatan dan
akan menerima KIE ini penerapan perilaku hidup
terintegrasi dengan bersih dan sehat (phbs) yang
kelengkapan data pasien makin baik
DM yang telah dibuat
sebelumnya. Integrasi
semua data ini tetap
menggunakan plat form
excel sebagai bagian dari
literasi digital (digital
skill)

4
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
a. Mendata pasien Tersedianya daftar Berorientasi Pelayanan:
dan meminta pasien DM beserta Berkaitan dengan tujuan
nomer telfon No. kontak yang dari KIE sebagai langkah
dapat dihubungi solutif dalam upaya
yang bisa untuk
meningkatkan derajad atau
dihubungi dalam kualitas kesehatan pasien
melakukan yang lebih baik.
kegiatan Harmonis : Berkaitan
pemantauan dengan menjalin
terapi atau KIE. komunikasi kepada pasien
dengan tidak melihat
perbedaan status
sosialnya
Akuntabel : Berkaitan
dengan data pasien yang
dikumpulkan hanya
dikhususkan untuk tujuan
KIE dan tidak bisa
dipindahtangankan untuk
tujuan lain.

Data pasien harus


disimpan sedemikian rupa
sehingga kerahasiaannya
dapat dipercaya.

b. Menghubung Tersedianya Jadwal Kolaboratif: Berkaitan


i pasien /Time Line edukasi dengan mengajak secara
serta persuasif kepada pasien
untuk secara suka rela
mengedukas
menerima bimbingan
i pasien pengobatan sehingga
melalui tercapai sinergi untuk
media online hasil yang lebih baik.

4
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
Adaptif : Time Line
edukasi merupakan
Langkah proaktif untuk
meningkatkan
pengetahuan dan
pemahaman pasien akan
pentingnya kepatuhan
minum obat

Berorientasi Pelayanan :
Dengan meningkatnya
pengetahuan dan
pemahaman pasien
melalui pelayaman KIE
diharapkan terjadi
peningkatan kulitas
kehidupan pasien.

c. Mencatat Tersedianya Kolaboratif : Data-data


hasil dari catatan dokumen penting yang diperoleh dari
komunikasi hasil komunikasi KIE memerlukan sikap
dengan pasien. terbuka dari pasien dan
dengan
kesediaan bekerjasama
pasien agar out put dari KIE dapat
atau lebih bermanfaat.
keluarga
pasien Kompeten : KIE
mengenai merupakan tugas
keluhan professional seorang
apoteker, maka dari itu out
tentang
put dari KIE harus
penyakit mencerminkan kinerja
DM selama terbaik apoteker
menjalani
pengobata Adaptif : Output dari KIE
n/terapi bukan hanya menjadi
mengguna sekedar dokumentas dan

4
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
kan obat catatan semata, akan
dan tetapi sebagai respon
mendokum antusias terhadap
perubahan yang lebih
entasikan.
baik.

4. Membuat leaflet Tersedianya Leaflet Keterkaitan kegiatan Dengan tersedianya Leaflet Dengan tersedianya Leaflet tentang DM
tentang DM yang tentang DM . dengan manajemen ASN: tentang DM maka pasien yang telah dipertimbangkan dari berbagai
berisi pengertian, akan mendapatkan informasi aspek (Sosiologis, Cost, sumber ilmiah yang
gejala, Saya membuat leaflet tentang penggunaan obat valid) untuk menjelaskan mengenai DM,cara
penggunaan obat dengan tujuan sebagai DM yang benar terbukanya konsumsi/penggunanaan obat DM,serta
DM serta media informasi untuk akses untuk memperoleh dampak dari DM beserta form isian KIE ke
pembuatan form memberikan informasi KIE.Penguatan misi pasien maka akan terjadi penguatan nilai
KIE secara benar dan tidak puskesmas traji terutama organisasi profesionalime dan inovatif
(Komunikasi,Infor menyesatkan kepada pada poin (c): mendorong
masi, Edukasi) pihak lain sesuai dengan kemandirian masyarakat Nilai inovatif dalam organisasi
kode etik ASN. untuk hidup sehat. mencerminkan prilaku yang mengacu
Sumber : tupoksi Keterkaitan kegiaatan Penguatan visi ini akan pada pengenalan ide-ide baru untuk
dengan Smart ASN: berpengaruh terhadap menghasilkan sesuatu yang memiliki
akselerasi pencapaian visi
Saya membuat leaflet puskesmas : Terwujudnya nilai tambah (value added).
mengenai penggunaan masyarakat wilayah
obat DM yang benar puskesmas yang sehat
sesuai dengan kaidah melalui peningkatan
farmakologi dan pelayanan kesehatan dan
farmakoterapi dari sumber penerapan perilaku hidup
terpercaya dan jurnal bersih dan sehat (phbs) yang
online dengan makin baik
menggunakan search
engine google dan ini
merupakan bagian dari
literasi digital/digital skill
dengan tetap
mengedepankan digital
ethics
a. Melakukan Tersedianya Akuntabel : Arahan dan
Pencarian referensi draft leaflet bimbingan atasan terkait
referensi dan DM dengan rencana

4
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
perancangan pembuatan leaflet sangat
leaflet dan penting, karena pada
formulir KIE akhirnya ketika leaflet
dibagikan kepada pasien
(konseling)
maka leflet tersebut dapat
bersama tim menggambarkan
Unit kerja integritas semua personel
yang terlibat dalam
pembuatannya.

Kolaboratif : Tahapan
konsultasi dengan atasan
ini merupakan sinergi
untuk hasil yang lebih
baik dalam upaya
meningkatkan derajad
kesehatan pasien.

Berorientasi Pelayanan :
Keterlibatan atasan dalam
memberikan arahan dan
bimbingan pembuatan
leaflet sangat diperluakan
untuk meningkatkan
kualitas pelayanan.

b. Melakukan Diperolehnya Kompeten : Berkaitan


Konsultasi masukan dan ijin dengan konten leaflet
dengan dari atasan untuk dibuat dengan referensi
pembuatan leaflet. ilmiah dan terpercaya di
atasan
bawah supervisi ahli di
Menentukan bidangnya.
disain leaflet
serta
melakukan Akuntabel : Arahan dan
test the water bimbingan atasan terkait
dengan rencana

4
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
dengan rekan pembuatan leaflet sangat
unit kerja penting, karena pada
akhirnya ketika leaflet
dibagikan kepada pasien
maka leflet tersebut dapat
menggambarkan
integritas semua personel
yang terlibat dalam
pembuatannya.

Kolaboratif : Tahapan
konsultasi dengan atasan
ini merupakan sinergi
untuk hasil yang lebih
baik dalam upaya
meningkatkan derajad
kesehatan pasien.

Berorientasi Pelayanan :
Keterlibatan atasan dalam
memberikan arahan dan
bimbingan pembuatan
leaflet sangat diperluakan
untuk meningkatkan
kualitas pelayanan.

4
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
c. Mencetak Adanya cetakan Akuntable : Leflet yang
leaflet sesuai leaflet baik akan dapat
dengan membangun image positif
terutama tumbuhnya kesan
rancangan
dapat dipercaya terhadap
yang sudah institusi.
disetujui oleh
atasan dan Berorientasi
disepakati Pelayanan:Berkaitan
rekan unit dengan disain leaflet yang
kerja. dimaksudkan sebagai
media informasi untuk
meningkatakan kulitas
pelayanan serta mudah
difahami pasien untuk
meningkatkan kepatuhan.

Loyal : leaflet yang baik


dapat memberi kontribusi
terhadap kesadaran
masyarakat untuk
meningkatkan derajad
kesehatannya.

5. Melakukan KIE Tersedia lembar Keterkaitan kegiatan Dengan tersedia lembar Dengan tersedia lembar berisi catatan KIE
(Komunikasi, berisi catatan KIE dengan manajemen ASN: berisi catatan KIE ( ( komunikasi, Edukasi, Informasi) untuk
Edukasi, Informasi) komunikasi, Edukasi, pasien Diabates Melitus maka akan
kepada pasien DM Saya menjalankan KIE
Informasi) pada pasien diperoleh informasi yang handal untuk
Sumber: tupoksi yang merupakan tugas
professional saya sebagai Diabates Melitus maka akan membangun komunikasi yang efektif.
apoteker sesuai dengan mempermudah untuk
peran dan fungsi sebagai melakukan evaluasi dan Dalam komunikasi dua arah, informasi dari
pelayan public. rencana Tindakan perbaikan pasien harus jujur dan dijaga kerahsiannya,
agar bisa mendapatkan solusi yang tepat
selanjutnya.
dengan referensi ilmiah yang terpercara, ini

4
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
Keterkaitan kegiatan .Penguatan misi puskesmas merupakan penguatan nilai profesionalisme
dengan Smart ASN: Traji terutama pada poin (a) dan handal.
Memeilihara dan
Menghubungi pasien meningkatan kesehatan Data yang handal merupakan data yang
sesuai dengan jadwal individu, keluarga dan dapat dipercaya, dan ini merupakan cara
untuk konseling dengan masyarakat beserta mempertahakan budaya membangun trust
menggunakan akses lingkungannya, dan (kepercayaan)
digital melalui wathsapp pengutan misi pada poin (b)
untuk menentukan Menyelenggarakn pelayanan
kepastian jadwal konseling, kesehatan yang paripurna,
ini merupakan bagian dari bermutu, terjangkau dan
digital skill. merata. Penguatan visi ini
Tersedia jadwal/ Berorientasi Pelayanan : akan berpengaruh terhadap
a. Mengenditfikasi time line KIE Mengidentifikasi dan akselerasi pencapaian visi
pasien yang memastikan pasien yang puskesmas : Terwujudnya
menerima KIE akan mendapatkan masyarakat wilayah
pada pasien pelayanan KIE, menjadikan puskesmas yang sehat
Diabetes kegiatan ini terukur dan melalui peningkatan
Melitus diharapkan dapat pelayanan kesehatan dan
meningkatkan kepuasan penerapan perilaku hidup
pasien akan layanan. bersih dan sehat (phbs) yang
makin baik
Akuntabel : Daftar
kepastian pasien yang
akan menerima layanan
KIE akan memberi kesan
bahwa layanan institusi
dapat dpercaya.

Kompeten : Data yang


akurat akan menentukan
keberhasilan program
layanan KIE yang akan
dilakukan.

4
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
b. Melakukan Tersedia dokumen Berorientasi Pelayanan :
konseling awal catatan konseling Konseling awal untuk
untuk menilai menilai kepatuhan pasien
kepatuhan merupakan responsifitas
pasien. terhadap harapan pasien
untuk meningkatkan
derajad kesehatannya.

Kompeten : Konseling
awal juga merupakan
tahapan yang penting
untuk menentukan
Langkah selanjutnya agar
tercapai kinerja terbaik.

Kolaboratif : Konseling
awal memerlukan sikap
terbuka dari pasien agar
tercapai sinergi untuk
hasil yang lebih baik.

c. Melakukan KIE Tersedia Berorientasi


(Konseling) Dokumentasi KIE . Pelayanan:Berkaitan
terhadap dengan KIE sebagai salah
pasien dan satu bentuk pelayanan
menyerahkan kefarmasian untuk tujuan
leaflet,formulir kepuasan dan
KIE peningkatan kualitas hidup
(konseling).Me pasien.
mbuat
dokumentasi Kolaboratif: Berkaitan
hasil KIE dengan konseling di mana
pasien diharapkan
memberikan informasi
yang jujur sehingga dapat
diberikan solusi yang tepat
sehingga diperlukan

4
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
sinergi untuk hasil yang
lebih baik.

Kompeten: Berkaitan
dengan tugas profesi
memberikan KIE dengan
referensi yg terpercaya
dengan kinerja terbaik.

Loyal: Berkaitan dengan


catatan pengobatan pasien
yang harus dijaga
kerahasiaannya. Konselor
harus menjaga komitmen
kerahasiaan data pasien
untuk tidak membukanya
pada pihak manapun
kecuali kepada pihak yang
berwenang.

6. Melakukan Tersedia catatan Keterkaitan kegiatan Dengasn tersedia catatan Dengan tersedia catatan hasil KIE maka
monitoring dan hasil KIE dengan manajemen ASN: hasil KIE, maka akan akan dapat dilakukan evaluasi dan
evaluasi hasil mempermudah untuk pengukuran, baik secara kualitatif maupun
kegiatan KIE. Tahap akhir dari kegiatan melakukan pengukuran kuantitatif untuk memperoleh gambaran
Sumber: tupoksi kepatuhan dan tindakan tingkat kepatuhan yang dicapai, dan hal ini
KIE adalah melakukan perbaikan. dapat dicapai karena terjalinnya sinergi.
monitoring dan evaluasi. Penguatan misi puskesmas
Pada tahap evaluasi akan Traji terutama pada poin (d) Selain itu semua hasil monitoring dan
dilakukan penilaian secara Melaksanakan evaluasi akan didokumentasikan dan ini
kualitatif kepatuhan pasien penanggulangan dan akan dijaga kerahasiannya serta akan
minum obat. Penilaian pengendalian penyakit. menjadi asset yang bernilai.Dokumen harus
Penguatan visi ini akan diijaga kerahasiaannya secara bersama-
secara kualitatif ini
berpengaruh terhadap sama, ini merupakan penguatan nilai
merupakan bagian dari akselerasi pencapaian visi organisasi pada dimensi sinergi dan
manajemen knerja, yaitu puskesmas : Terwujudnya inovatif.
penilaian kinerja. masyarakat wilayah

4
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
puskesmas yang sehat Sinergi merupakan nilai organisasi yang
Keterkaitan kegiatan melalui peningkatan mencerminkan hubungan kerjasama yang
dengan Smart ASN: pelayanan kesehatan dan produktif. Nilai inovatif dalam organisasi
penerapan perilaku hidup mencerminkan prilaku yang mengacu
bersih dan sehat (phbs) yang pada pengenalan ide-ide baru untuk
Tahapan monitoring dan makin baik menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai
evaluasi akan dilakukan tambah (value added).
dengan akses digital
dengan media wathsapp, Dengan demikian membangun hubungan
ini bagian dari digital skill Kerjasama yang produktif akan menjadi
atau secara langsung tatap budaya dalam organisasi.
muka dengan pasien jika
memungkinkan
a. Mengidentfikasi Tersedia catatan Akuntabel: Berkaitan
pasien yang hasil KIE dengan pencatatan hasil
telah menerima KIE dengan
mengedepankan fakta dan
KIE
realitas sehingga dapat
dipercaya.

Loyal : Berkaitan dengan


dokumentasi hasil evaluasi
yg harus dijaga sebagai
rahasia pekerjaan profesi,
ini adalah komitmen
antara konselor dengan
pasien.

Berorientasi Pelayanan :
Berkaitan dengan
pendokumentasian maka
dokumen monitoring dan
evaluasi akan menjadi
dokumen sumber informasi
untuk peningkatan layanan
yang berkualitas.

5
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7

b. Melakukan Tersedia hasil Berorientasi Pelayanan :


penilaian formular berisi Penilaian kepatuhan akan
kepatuhan penilaian kepatuhan memberi gambaran
kedisiplinan pasien
pasien penggunan obat
menggunakan obat sesuai
pasien. anjuran apoteker, sehingga
dari sini diharapkan akan
terjadi peningkatan
kualitas kehidupan pasien.

Akuntabel : Penilaian
kepatuhan pasien minum
obat dibuat sesuai kaidah-
kaidah kefarmasian
tentang penggunaan obat
yang dapat dipercaya.

Kolaboratif : Kepatuhan
minum obat tidak hanya
ditentukan profesionalitas
konselor (apoteker) tetapi
juga kesediaan
bekerjasama dari pasien.

5
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap
Tahapan Penguatan Nilai Organisasi
No Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7
c..Melakukan Tersedia hasil didasarkan pada fakta dan
evaluasi evaluasi kepatuhan realita yang terjadi
kepatuhan pasien sehingga data ini benar-
Diabetes Melitus benar dapat dipercaya.

Kolaboratif : Berkaitan
dengan pendokumentasi
hasil monitoring dan
evaluasi yang harus
dipelihara sebagai
dokumen pendukung
akreditasi memerlukan
kesediaan bekerjasama
antar bagian.

Loyal : Hasil monitoring


dan evaluasi merupakan
hasil kerja professional
seorang apoteker yang
dapat memberi kontribusi
bagi peningkatan derajad
kesehatan pasien.

5
G. JADWAL RANCANGAN AKTUALISASI

Habituasi (14 Juni - 23 Juli) Rencana


No Kegiatan dan Bukti
Juni Juli
Tahapan Kegiata
n
14 15 16 17 18 19 20 2 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1
1. Konsultasi - Catatan hasil
menyampaikan gagasan
konsultasi
rencana kegiatan KIE
kepada atasan.

a.Menyiapkan draft - Surat Persetujuan


gagasan KIE
untuk melakukan
KIE di Puskesmas
Temanggung
b.Meminta persetujuan - Surat Persetujuan
untuk mendapatkan
akses memperoleh akses data RM
data RM
c.Menyerahkan surat - Tanda terima surat
persetujuan akses data
RM kepada petugas persetujuan akses
RM data RM
2. Melakukan kegiatan - Rancangan
melengkapi data Dokumen Data
pasien DM
Base pasien DM
a.Menarik data pasien - Data Base pasien
dari data primer dan DM terkini/up-date
melengkapinya

5
b.Membuat form - Form
perkembangan perkembangan
penyakit pasien penyakit pasien
c.Membuat data - Catatan komplikasi
komplikasi penyakit penyakit pasien
pasien yang terintegrasi
ke dalam form
perkembangan
penyakit pasien
3. Mendata pasien dan - Form kontak tilfon
meminta kontak pasien
nomer handphone
yang bisa dihubungi
untuk melakukan KIE

a.Mendata pasien - Buku catatan


dan meminta pasien yang akan
nomer tilfon yang menerima KIE
bisa dihubungi
dalam melakukan
kegiatan
Pemantauan terapi
obat atau KIE
b.Menghubungi - Group watshapp
pasien serta pasien DM
mengedukasi
pasien melalui
media online

5
c.Mencatat hasil dari - Form
komunikasi dengan perkembangan
pasien atau penyakit DM yg
keluarga mengenai mengintegrasikan
keluhan tentang keluhan penyakit
penyakit DM DM
selama menjalani
pengobatan/terapi
menggunakan obat
dan
mendokumemntasi
-kan
4 Membuat leaflet - Rancangan leaflet
tentang DM yang tentang DM
berisi pengertian,
gejala, penggunaan
obat DM serta
pembuatan form KIE

a.Melakukan - Daftar referensi


pencarian referensi berupa journal
dan perancangan atau tulisan ilmiah
leaflet dan formular ttg DM dan tata
KIE laksana DM
PERKENI
b.Melakukan - Disain leaflet yg
konsultasi dengan sdh difinalisasi
atasan untuk - Daftar testimoni
menentukan disain hasil test the water
leflet serta test the dari rekan di unit
water terhadap kerja
rekan di unit kerja
c.Mencetak leaflet - Hasil cetak leaflet
sesuai dengan tentang DM
rancangan yang
sudah disetujui
atasan dan

5
disepakati rekan
unit kerja

5 Melakukan KIE - Dokumentasi/foto


kepada pasien DM KIE

a.Mengidentifikasi - Daftar catatan


pasien yang pasien yang
menerima KIE menerima KIE
pada pasien
Diabetes Melitus
b.Melakukan - Buku catatan hasil
konseling awal konseling
untuk menilai
kepatuhan pasien
c.Melakukan KIE - Form KIE dan
terhadap pasien bukti tanda terima
dan menyerahkan leaflet
leflet, formular KIE
6 Melakukan - Lembar hasil
monitoring dan monitoring dan
evaluasi hasil evaluasi
kegiatan KIE

a.Mengidentifikasi - Catatan
pasien yang telah identifikasi pasien
menerima KIE yg telah menerima
KIE
b.Melakukan - Lembar penilaian
penilaian kepatuhan
kepatuhan pasien

c.Melakukan evaluasi - Lembar hasil


kepatuhan pasien evaluasi

5
DM kepatuhan pasien
DM

5
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

Pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi yang telah dilakukan di Puskesmas Traji


Kabupaten Temanggungdari tanggal 15 Juni sampai 23 Juli 2022 dengan menerapkan
nilai-nilai BerAKHLAK. Adapun kegiatan aktualisasi asa perubahan sebagai berikut :
A. Perubahan Kegiatan dari Rencana Awal
Tabel 3.1
Perubahan Kegiatan Aktualisasi
No Keterangan Semula Menjadi Penjelasan
Perubahan
1. Mengubah Kegiatan 3, Menggunakan Pasien tidak memiliki
tahapan Meminta kontak lembar konseling kontak telfon yang
telfon pasien atau dapat dihubungi
kegiatan keluarga pasien

2 Mengubah Kegiatan 4 Menggunakan Leaflet


tahapan Menggunakan leaflet dari Dinas memenuhi/relevan
kegiatan leaflet Kesehatan dengan kegaiatan dan
alternatif/desain harus didistribusikan
awal ke pasien
3. Mengubah Kegiatan 5: Menggunakan Pasien tidak memiliki
tahapan Menggunakan stiker untuk kontak telfon yang
whatsapp untuk pengingat jadwal dapat dihubungi
kegiatan pengingat pasien pengambilan
mengambil obat obat berikutnya

B. Pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi Nilai-nilai Dasar BerAKHLAK


Pada Laporan Aktualisasi dan Habituasi “Upaya meningkatkan kepatuhan minum
obat pada pasien Diabetes Mellitus melalui KIE (komunikasi, Informasi, Edukasi)
Puskesmas Traji Kabupaten Temanggung.” direncanakan 6 (enam) kegiatan
diantaranya:

1. Konsultasi menyampaikan gagasan rencana kegiatan KIE kepada atasan


Sumber Kegiatan : Inovasi
2. Melakukan kegiatan melengkapi data pasien DM
Sumber Kegiatan : Inovasi

5
3. Mendata pasien dan meminta kontak nomor handphone yang bisa dihubungi
untuk melakukan KIE.
Sumber kegiatan : Inovasi
4. Membbuat leaflet tentang DM yang berisi pengertian, gejala, penggunaan obat
DM serta pembuatan form KIE.
Sumber Kegiatan : Tupoksi
5. Melakukan KIE (Komunikasi, Edukasi, Informasi) kepada pasien DM
Sumber Kegiatan : Tupoksi.
6. Melakukan monitoring dan evaluasi hasil kegiatan KIE
Sumber Kegiatan : Tupoksi
Kegiatan aktualisasi dilaksanakan mulai tanggal 14 Juni 2022 sampai tanggal
24 Juli 2022. Adapun uraian capaian maisng-masing kegiatan aktualisasi dan
habituasi adalah sebagai berikut:
1. Konsultasi dengan mentor
a) Sumber Kegiatan : Inovasi
b) Tanggal Pelaksanaan : 14 Juni – 18 Juni 2022
c) Lokasi/ Tempat : Puskesmas Traji
d) Hasil/ Output : Adanya lembar persetujuan mentor, dan lembar
konseling dan foto serta video setiap kegiatan pendukung.
e) Aktualisasi Habituasi kedudukan dan peran PNS dalam NKRI dan nilai-nilai
dasar BerAKHLAK untuk mendukung terwujudnya smart governance sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan:
1) Aktualisasi Manajemen ASN dan Smart ASN
Keterkaitan kegiatan merencanakan tahapan aktualisasi dengan
Manajemen ASN dalam merencanakan tahapan aktualisasi dalam rangka
meningkatkan kinerja menyampaikan gagasan kepada atasan dengan sikap
hormat dan sopan sebagai bagian dari kode etik dan perilaku ASN.
Keterkaitan kegiatan dengan SMART ASN yaitu mendengarkan dan
mencatat masukan dari pimpinan kemudian menyimpannya dalam Hard
Disk di laptop (Digital Skill).

5
Gambar 3.1 Foto Menyimpan file ke hardisk Manajemen ASN
(professional) dan Smart ASN (digital skill)

2) Aktualisasi Core Value BerAKHLAK


a) Tahapan Kegiatan 1: Melakukan konsultasi dengan Kepala Puskesmas
selaku mentor dalam merancang kegiatan aktualisasi.
Pada tanggal 15 Juni 2022, saya mengawali kegiatan dengan melakukan
konsultasi dengan Kepala Puskesmas selaku atasan langsung atau mentor,
kegiatan tersebut bertujuan untuk mendapatkan masukan serta arahan dari
mentor terkait dengan kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam tahapan
kegiatan ini saya mengaktualisasikan nilai-nilai Ber-AKHLAK yaitu
Kolaboratif yaitu dengan bersikap terbuka dalam bekerja sama untuk
menghasilkan nilai tambah, Berorientasi pelayanan dengan cara
bermusyawarah bersama kepala puskesmas dengan yang santun, ramah
cekatan, solutif, dan dapat diandalkan, serta Kompeten agar
mendapatkan keberhasilan dalam pelaksananaan kegiatan aktualisasi dan
habituasi. Saya juga meminta saran dan masukan dari atasan dalam
pemilihan metode. Saya melakukan diskusi dengan mentor agar dapat
terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas (Adaptif) yang ahli di
bidangnya (Kompeten)
untuk membangun lingkungan kerja yang kondusif (Harmonis). Berikut
bukti diskusi yang saya dengan mentor. Berikut bukti konsultasi yang saya
ajukan. Berikut bukti konsultasi dengan mentor :

6
Gambar 3.2. Foto Konsultasi Dengan Mentor. Mengaktualisasi Memberi
kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi (KOLABORATIF) dan
Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya (HARMONIS).

Saya juga meminta saran dan masukan dari atasan dalam pemilihan metode.
Saya melakukan diskusi dengan mentor agar dapat terus berinovasi dan
mengembangkan kreatifitas (Adaptif) yang ahli di bidangnya (Kompeten)
untuk membangun lingkungan kerja yang kondusif (Harmonis). Berikut bukti
diskusi yang saya dengan mentor.

Gambar 3.3 Foto Notulensi Konsultasi yang Berisikan Saran Mentor ,


mengaktualisasi Antusias (Adaptif) dan Kompeten (ahli dibidangnya) dan
Harmonis ( membangun lingkungan kerja yang kondusif) .

b) Tahapan kegiatan 2: Memberikan lembar persetujuan dari atasan untuk


mengakses RM (Rekam Medis) kepada petugas RM..
Pada tahap kegiatan ini saya memberikan lembar persutujuan untuk mengakses
RM pasien dengan sikap yang santun dan ramah (Berorientasi Pelayanan),

6
Kolaboratif melakukan kerja sama dengan petugas RM dan petugas RM
merupakan pekerjaan dan tugasnya sehingga akan mendapatkan data yang
valid dan merupakan Kompeten di bidangnya. Berikut bukti yang saya ajukan:

Gambar 3.4. Foto bersama petugas rekam medis. mengaktualisasi Memberi


kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi (KOLABORATIF) dan
Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya (HARMONIS).

Gambar 3.5 Foto lembar Persetujuan akses data rekam medis, mengakatualisasikan
akuntabel (dapat dupercaya), harmonis (membantu rekan kerja), dan kolaboratif
(bersinergi)
f. Dampak apabila Core Value BerAKHLAK tidak diaktualisasikan dalam kegiatan.
a) Bila saya tidak menerapkan nilai Kolaboratif (terbuka dalam bekerja
sama untuk menghasilkan nilai tambah), maka akan muncul dugaan
bahwa saya bekerja tanpa memperhatikan arahan dari atasan.
b) Bila saya tidak menerapkan Berorientasi pelayanan (ramah cekatan,
solutif, dan dapat diandalkan), maka akan muncul dugaan bahwa saya
tidak dapat diandalkan.

6
c) Bila saya tidak menarapkan Kompeten (keberhasilan) maka akan
muncul dugaan bahwa saya tidak kompeten mengakibatkan kegiatan
aktualisasi saya tidak akan mencapai keberhasilan.
d) Bila saya tidak menerapkan Adaptif (terus berinovasi dan
mengembangkan kreatifitas), maka kegiatan yang saya rancang ini tidak
dapat mengembangkan kreatifitas saya.
e) Bila saya tidak menerapkan Kompeten (ahli di bidangnya), maka akan
muncul dugaan saya tidak berkompeten.
f) Bila saya tidak menerapkan Harmonis (membangun lingkungan kerja
yang kondusif), maka kegiatan aktualisasi ini tidak akan berjalan dengan
baik, karena lancarnya kegiatan ini didukung oleh berbagai bantuan dari
teman dan lingkungan kerja yang kondusif.
g) Bila saya tidak menerapkan Akuntabel ( Tanggung jawab), maka akan
muncul dugaan bahwa saya tidak bersungguh-sungguh dalam
melaksanakan kegiatan aktualisasi.
h) Bila saya tidak menerapkan dan bersikap Adaptif (proaktif), maka akan
muncul dugaan bahwa saya hanya bersikap pasif pada isu yang muncul di
sekolah.
b. Konstribusi/ manfaat kegiatan bagi pihak terhadap pencapaian visi, misi, tujuan
dan penguatan nilai organisasi.
1). Manfaat bagi peserta

Melakukan konsultasi untuk menyampaikan gagasan rencana kegiatan


KIE kepada atasan. Dengan disetujuinya gagasan untuk melakukan
KIE/konseling maka peserta dapat memulai merancang kegiatan dan
tahapan kegiatan untuk aktualisasi KIE. Ini adalah langkah awal yang
sangat penting karena pada tahapan konsultasi ini peserta memperoleh
arahan serta masukan agar kegiatan terfokus pada tujuan.

2). Kontribusi terhadap visi, misi, dan tujuan organisasi

Tujuan dari konsultasi ini adalah agar rancangan aktualisasi selaras


dengan visi, misi serta tujuan organisasi. Sebagaimana yang tertuang
dalam visi dan misi Puskesmas Temanggung, yaitu visi “Terwujudnya
masyarakat wilayah puskesmas yang sehat melalui peningkatan

6
pelayanan

6
kesehatan dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (phbs) yang
makin baik” . Misi Puskemsas TrajiMemeilihara dan meningkatan
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
Tujuan organisasi yaitu Meningkatkan jaringan, mutu dan akses pelayanan
kesehatan.
3). Penguatan terhadap nilai organisasi

Kegiatan konsultasi ini juga dimaksudkan agar rancangan aktualisasi dan


habituasi memberi kontribusi terhadap penguatkan nilai organisasi sesuai
dengan tata nilai organisasi Puskesmas Temanggung “SEHATI” yang
merupakan akronim dari : Santun, Empati, Handal, Akuntabel, Terampil,
Integritas.

2. Melakukan Kegiatan Melengkapi Data Paien DM (Diabetes Melitus)

Kegiatan ini merupakan merupakan tahapan penting dalam implementasi


ranmgcangan aktualisasi dan habituasi untuk terlaksananya kegiatan melengkapi
data pasien DM agar monitoring dan evaluasi tingkat kepatuhan minum obat
pasien DM dapat terlaksana dengan baik. Adapun kegiatan 2 adalah sebagai
berikut:

a. Sumber kegiatan : Inovasi


b. Tanggal Pelaksanaan : 20 Juni – 24 juni 2022
c. Lokasi/Tempat : Puskesmas Traji
d. Hasil/Output : Memperoleh data yang valid untuk melakukan
kegiatan KIE (Komunikasi, Informasi,Edukasi) pada pasien DM, diserati
dengan foto dan video setiap kegiatan pendukung.
e. Aktualisasi Habituasi kedudukan dan peran PNS dalam NKRI dan nilai-nilai
dasar BerAKHLAK untuk mendukung terwujudnya smart governance sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan:
1) Aktualisasi Manajemen ASN dan Smart ASN

Keterkaitan kegiatan merencanakan tahapan aktualisasi dengan


manajemen ASN yaitu tahapan kegiatan melengkapi data pasien sebagai
tahap awal menjalankan peran dan fungsi sebagai perencana untuk
menghasilkan data yang representative sebagai basis data untuk
memberikan pelayanan KIE.Aktualisasi dari tahapan kegiatan ini dilakukan
6
dengan pendekatan

6
Smart ASN dimana saya mengambil data pasien DM dari data
primer/Medical Record dan mengolah dan melengkapinya dengan
menggunakan plat form Excel yang merupakan bagian dari literasi digital
(digital skill)

Gambar 3.6 Foto Melengkapi data dengan form exel sebagai aktualisasi
Manajemen ASN (professional) dan Smart ASN (digital skill, digital culture)

2) Aktualisasi Core Value BerAKHLAK


a) Tahap kegiatan 1: Menarik Data Pasien DM dari data Primer.

Kegiatan ini dilakukan dengan membangun komunikasi dan Kerjasama


dengan petugas yang bertanggung jawab pada bagian RM. Komunikasi
dan kerjasama yang dibangun dengan mengimplentasikan nilai-nilai Ber-
AKHLAK, yaitu :

Berorientasi Pelayanan, yaitu melakukan pengumpulan data yang


akurat untuk menjamin kegiatan tepat sasaran dan tercapainya
kepuasan bagi yang menerima pelayanan.. Akuntabel, yaitu :
mengumpulkan data dari sumber primer sehingga mendapatkan data
yang dapat dipercaya. Kolaboratif, yaitu : membangun komunikasi dan
kerjasama disertai itikad yang baik dan terbuka serta jujur dengan tujuan
agar kegiatan ini disambut dengan kesediaan bekerjasama. Berikut
merupakan bukti kegiatan yang direpresentasikan dalam bentuk gambar:

Gambar 3.7.Foto Penarikan data pasien dari RM, mengaktualisasikan


Berorentasi Pelayan ( kepuasan menerima pelayanan), Akuntabel

6
(yang dapat dipercaya) dan Kolaboratif ( kesediaan kerjasama).

6
Gambar 3.8 Foto data pasien penerima KIE/konseling,
mengaktulaisasikan berorentasi pelayanan ( kepuasan pelayanan),
akuntabel (data yang terpercaya), Kolaboratif (kesediaan pasien
bekerjsama)

b) Tahap Kegiatan 2: Membuat Form Perkembangan Pasien.


Form perkembangan penyakit pasien ini saya buat untuk tujuan agar pasien
memperoleh manfaat ppositif berupa meningkatnya derajad Kesehatan.
Output dari tahapan kegiatan ini adalah diperolehnya Form Progress
Penyakit Pasien. Dalam merancang form ini saya mengaktualisasikan nilai-
nilai Ber- AKHLAK, yaitu :

Berorientasi Pelayanan, yaitu membuat rancangan form yang


memungkinkan dapat mereprepresentasikan pencapaian peningkatan
kualitas atau derajad Kesehatan pasien.Kompeten, yaitu : Form
perkembangan penyakit pasien menggambarkan keberhasilan sebagai
refleksi dari kepatuhan pasien DM. Adaptif, yaitu : Form progress penyakit
pasien dibuat sebagai langkah proaktif untuk membantu pasien menekan
progresifitas penyakit DM. Berikut merupakan bukti kegiatan yang
direpresentasikan dalam bentuk gambar:

Gambar 3.9 Foto Membuat form catatan perkembangan pasien, mengaktualisasikan


kompeten ( keberhasilan membuat formulir), dan adaptif ( proaktif)

6
Gambar 3.10 Foto form perkembangan penyakit pasien,mengaktualisasikan
berorentasi pelayanan (kualitas pelayana), kompeten (keberhasilan pembuatan
form), dan adaptif (proaktif)

c) Tahap Kegiatan 3: Membuat Data Komplikasi Pasien.


Output dari tahapan kegiatan ini adalah diperolehnya data penyakit pasien
dan komplikasi terkait dengan penyakit DM. Data ini berupa catatan
komplikasi penyakit pasien yang terintegrasi dengan Form Perkembangan
Penyakit Pasien. Tahapan kegiatan ini saya lakukan dengan
mengaktualisasikan nilai- nilai Ber-AKHLAK, yaitu :Berorientasi Pelayanan,
yaitu : Data komplikasi dapat digunakan untuk mengetahui progresifitas
penyakit DM, ini merupakan responsivitas terhadap keluhan pasien.Loyal,
yaitu : data komplikasi penyakit pasien ini menjadi dasar untuk menentukan
strategi terapi yang merupakan bentuk dedikasi dan kontribusi apoteker
terhadap kepentingan masyarakat untuk meningkatkan derajad
kesehatannya. Kolaboratif : Data komplikasi penyakit pasien ini juga
menggambarkan terbangunnya kesediaan bekerjasama dengan pasien,
berupa informasi yang jujur berkaitan dengan penyakit yang
dialaminya.Berikut merupakan form data komplikasi penyakit pasien yang
terintegrasi dengan form perkembangan penyakit pasien:

7
Gambar 3.11 Foto Membuat data catatan komplikasi pasien,
mengaktualisasikan kompeten ( keberhasilan membuat formulir), dan
adaptif ( proaktif)

Gambar 3.12 Foto dokumentasi perkembangan penyakit pasien


DM,mengaktualisasikan berorentasi pelayanan (rensponsif), Loyal (dedikasi
dan Kontribusi)

f. Dampak apabila Core Value BerAKHLAK tidak diaktualisasikan dalam


kegiatan.
1) Bila saya tidak menerapkan Berorientasi pelayanan (ramah cekatan,
solutif, dan dapat diandalkan), maka hasil dari aktualisasi tahapan
kegiatan yang dilakukan tidak menggambarkan umpan balik yang positif
terhadap perkembangan penyakit pasien.
2) Bila saya tidak menerapkan Akuntabel ( Tanggung jawab), maka akan
muncul dugaan bahwa saya tidak bersungguh-sungguh dalam
melaksanakan kegiatan aktualisasi.
3) Bila saya tidak menarapkan Kompeten (keberhasilan) maka tahapan
kegiatan yang saya lakukan akan mudah mengalami bias sehingga tidak
tepat sasaran.
4) Bila saya tidak menerapkan Adaptif (terus berinovasi dan
mengembangkan kreatifitas), maka kegiatan yang saya lakukan tidak
mencerminkan sebagai suatu langkah proaktif dalam upaya menekan
progresifitas penyakit pasien
7
5) Bila saya tidak menerapkan Kompeten (ahli di bidangnya), maka akan
muncul image buruk bagi institusi karena dianggap menugaskan seseorang
yang tidak memiliki kemampuan di bidangnya.
6) Bila saya tidak menerapkan Harmonis (membangun lingkungan kerja
yang kondusif), maka kegiatan aktualisasi ini tidak akan berjalan dengan
baik, karena lancarnya kegiatan ini didukung oleh berbagai bantuan dari
teman dan lingkungan kerja yang kondusif.
7) Bila saya tidak menerapkan nilai Kolaboratif (terbuka dalam bekerja
sama untuk menghasilkan nilai tambah), maka tahapan kegiatan yang
dilakukan dapat menciptakan konflik internal karena tanpa melalui prosedur
yang baik dalam menjalin kerjasama
g. Konstribusi/ manfaat kegiatan bagi pihak terhadap pencapaian visi, misi,
tujuan dan penguatan nilai organisasi.
1). Manfaat bagi pihak lain (pasien)
Melakukan Kegiatan Melengkapi Data Paien DM agar memperoleh data
yang valid untuk melakukan kegiatan KIE (Komunikasi, Informasi,Edukasi)
pada pasien DM, sehingga pasien penderita DM mendapatkan informasi
dan edukasi untuk memahami cara minum obat yang benar. Diperolehnya
data yang valid akan menjadikan aktualisasi pada tahapan kegiatan menjadi
terukur dan tepat sasaran sehingga dapat memberikan kontribusi dalam
penguatan misi untuk mencapai visi Puskesmas Traji, dan juga sekaligus
penguatan nilai organisasi karena pemanfaatan data yang handal.

2). Kontribusi terhadap visi, misi dan tujuan organisasi

Diperolehnya data yang valid akan menjadikan aktualisasi pada tahapan


kegiatan menjadi terukur dan tepat sasaran sehingga dapat memberikan
kontribusi dalam penguatan misi untuk mencapai visi Puskesmas Traji,
dan juga sekaligus penguatan nilai organisasi karena pemanfaatan data
yang handal.

Aktualisasi dari Kegiatan Melengkapi Data Paien DM sangat bermanfaat,


terutama:
a) Menjadikan aktualisasi tahapan kegiatan berikutnya akan lebih
terukur` dan terencana

7
b) Aktualisasi tahapan kegiatan akan dapat dikelola dengan baik dan
terjadwal

c) .Aktualisasi tahapan kegiatan akan terdokumentasi dengan baik

Dan sekaligus juga memberikan kontribusi pada Visi dan Misi Puskesmas
Traji, yaitu : “Terwujudnya masyarakat wilayah puskesmas Traji yang
sehat melalui peningkatan pelayanan kesehatan dan penerapan
perilaku hidup bersih dan sehat (phbs) yang makin baik” serta selaras
dengan misi Puskesmas Traji terutama pada butir c, yaitu :” Mendorong
kemandrian masyarakat untuk hidup sehat”. Pencapaian tujuan dari
organisasi Meningkatkan jaringan, mutu dan akses pelayanan kesehatan.
Tujuan Organisasi Meningkatkan jaringan, mutu dan akses pelayana
kesehatan.

3). Penguatan terhadap nilai organisasi

Dengan diperolehnya data yang valid dari kegiatan melengkapi data


pasien DM maka arah dari kegiatan KIE/konseling dapat dimenej dengan
baik sehingga menguatkan nilai organisasi sesuai dengan tata nilai
organisasi Puskesmas Traji “SEHATI” yang merupakan akronim dari :
Santun, Empati, Handal, Akuntabel, Terampil, Integritas.

3. Mendata Pasien dan meminta kontak nomor handphone untuk melakukan


KIE/Konseling.
Kegiatan ini merupakan merupakan tahapan penting dalam implementasi
ranmgcangan aktualisasi dan habituasi untuk terlaksananya kegiatan melengkapi
data pasien DM agar monitoring dan evaluasi tingkat kepatuhan minum obat
pasien DM dapat terlaksana dengan baik.
a. Sumber kegiatan : Inovatif
b. Tanggal pelaksanaan : 17 Juni – 20 Juni 2022
c. Lokasi/tempat : Puskesmas Traji
d. Hasil/output : Tersedianya data kontak pasien
e. Aktualisasi Habituasi kedudukan dan peran PNS dalam NKRI dan nilai-nilai
dasar BerAKHLAK untuk mendukung terwujudnya smart governance sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan:
1) Aktualisasi Manajemen ASN dan Smart ASN
7
Keterkaitan dengan Manajemen ASN
Keterkaitan kegiatan merencanakan tahapan aktualisasi dengan
manajemen ASN yaitu kegiatan mendata pasien dan meminta kontak nomer
handphone yang bisa dihubungi untuk untuk melakukan
KIE/konseling.Kegiatan data pasien sebagai tahap lanjutan dari tahap dua
untuk menjalankan peran dan fungsi sebagai perencana untuk
menghasilkan data yang representative sebagai basis data untuk
memberikan pelayanan KIE/konseling.Aktualisasi dari tahapan kegiatan ini
dilakukan dengan pendekatan Smart ASN dimana saya mendata pasien DM
yang diperoleh dari data primer/Medical Record dan mengolah menjadi
populasi data dengan menggunakan plat form Excel yang merupakan

bagian dari literasi digital (digital skill).


Gambar 3.13 Foto Melengkapi data dengan form exel sebagai aktualisasi
Manajemen ASN (professional) dan Smart ASN (digital skill, digital culture)

2) Aktualisasi Core Value BerAKHLAK


a) Tahap Kegiatan 1: Mendata pasien dan meminta nomer telfon yang bisa
untuk dihubungi dalam melakukan kegiatan pemantauan terapi atau
KIE/konseling.

Kegiatan ini saya lakukan untuk menyelesaikan salah satu penyebab


prioritas setelah melalui analisis fishbone yang termasuk pada kategori
Milieu, yaitu sebagai upaya proaktif untuk melibatkan keluarga pasien
dalam ikut serta secara bersama-sama membantu pasien meningkatkan
kepatuhan. Dalam melakukan kegiatan, saya mengaktualisasikan nilai-
nilai BerAKHLAK, yaitu :Berorientasi Pelayanan, yaitu melakukan
pencatatan nomor kontak tilfon yang dilakukan dengan pendekatan
persuasif serta penjelasan yang rinci mengenai maksud dan tujuan

7
pencatatan nomor tilfon tersebut, yaitu agar supaya lebih mudah

7
melakukan komunikasi sebagai upaya meningkatkan kualitas keehatan
pasien.Akuntabel, yaitu : Pengumpulan data nomor kontak tilfon saya
lakukan dengan jaminan bahwa kerahasiaan data dapat dipercaya dan
digunakan hanya untuk tujuan KIE/konseling. Harmonis, yaitu :
Berkaitan dengan membangun komunikasi kepada pasien yang saya
lakukan dengan tidak melihat perbedaan status sosialnya.Berikut
merupakan bukti kegiatan yang direpresentasikan dalam bentuk
tangkapan dokumen:

Gambar 3.14 Foto Meminta kontak telfon pasien, mengaktualisasikan berorentasi


pelayana (ramah), loyal, dan akuntabel (dapat dipercaya),
kolaboratif( kerjasama)

Gambar 3.15 Foto Data kontak telfon pasien,mengaktualisasikan berorentasi


pelayanan,harmonis (tidak melihat perbedaan), akuntabel(dapat dipercaya)

b) Tahap Kegiatan 2: Menghubungi pasien serta mengedukasi pasien melalui


media online

Tahapan kegiatan ini saya lakukan untuk mendapatkan output tersedianya


jadwal/time line edukasi. Kendala yang dihadapi saat akan melakukan
tahapan kegiatan ini adalah bahwa populasi pasien DM tidak memiliki nomor
kontak tilfon, sehingga tahapan kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan
form konseling pada saat pasien melakukan kunjungan setiap 10 hari sekali.
Daftar pasien yang akan melakukan konseling dicatat dalam buku atau log
book.Dalam melakukan konseling, saya mengaktualisasikan nilai-nilai

7
BerAKHLAK, yaitu: Kolaboratif, yaitu : saya melakukan kegiatan secara

7
persuasif kepada pasien untuk secara suka rela menerima bimbingan
pengobatan sehingga tercapai sinergi untuk hasil yang lebih baik. Adaptif
: Time Line edukasi yang semula saya rencanakan karena keterbatasan yang
dimiliki populasi, diganti dengan konseling karena dengan tidak mengurangi
makna substantif. Tahapan kegiatan ini saya lakkukan sebagai Langkah
proaktif untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien akan
pentingnya kepatuhan minum obat Berorientasi Pelayanan : Tahapan
kegiatan ini saya lakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
pasien akan pelayaman KIE/konseling, sehingga diharapkan terjadi
peningkatan kualitas kehidupan pasien. Berikut adalah form konseling
sebagai pengganti aktifitas KIE/konseling yang seharusnya dilakukan secara
online:

Gambar 3.16 Foto Memasukan data pasien Konseling dan e-konseling


mengaktualisasikan kolaboratif (sinergi lebih baik), adaptif (proaktif),berorentasi
pelayanan(kualitas ramah), kompeten (ahli dbidangnya )akuntabel (data yang
terpercaya),

Gambar 3.17 Foto Form Konseling dan e-konseling mengaktualisasikan


kolaboratif (sinergi lebih baik), adaptif (proaktif),berorentasi
pelayanan(kualitas ramah), akuntabel (data yang terpercaya),

c) Tahap Kegiatan 3: Mencatat hasil dari komunikasi dengan pasien atau


keluarga pasien mengenai keluhan tentang penyakit DM selama menjalani

7
pengobatan/terapi menggunakan obat dan mendokumentasikan.
Output dari tahapan kegiatan ini adalah tersedianya lembar catatan hasil
komunikasi dengan pasien yang dituangkan ke dalam form perkembangan
penyakit DM yang mengintegrasikan keluhan penyakit DM. Tahapan kegiatan
ini saya lakukan dengan mengaktualisasikan nilai-nilai BerAKHLAK, yaitu:
Kolaboratif : Data-data penting yang saya peroleh dari KIE dilakukan
dengan memerlukan sikap terbuka dari pasien dan kesediaan bekerjasama
agar out put dari KIE/konseling dapat lebih bermanfaat. Kompeten :
KIE/konseling merupakan tugas professional seorang apoteker, maka dari itu
out put dari KIE harus mencerminkan kinerja terbaik yang saya lakukan
sebagai seorang apoteker Adaptif : Output dari KIE bukan hanya menjadi

sekedar dokumentasi dan catatan semata, akan tetapi sebagai respon


antusias terhadap perubahan yang lebih baik dari pasien.Berikut
merupakan form catatan komunikasi dengan pasien mengenai keluhan
tentang penyakit DM dalam bentuk form perkembangan penyakit pasien:

Gambar 3.18 Foto Memasukan data pasien, mengaktualisasikan berorentasi


pelayanan ( ramah), harmonis, (membantu pasien),adaptif ( antusiasme
dengan perubahan),kolaboraritf (kerjasama)

7
Gambar 3.19 Foto Formulir Perkembangan pasien, mengaktualisasikan
akuntabel, kompeten(kinerja terbaik),kolaboratif (ketersediaan kerjasama).
f. Dampak apabila Core Value BerAKHLAK tidak diaktualisasikan dalam
kegiatan.
1) Bila saya tidak menerapkan Berorientasi pelayanan (ramah cekatan,
solutif, dan dapat diandalkan), maka hasil dari aktualisasi tahapan
kegiatan yang dilakukan tidak tidak akan mendapat respon positif dari
pasien.
2) Bila saya tidak menerapkan Akuntabel ( Tanggung jawab,dapat
dipercaya), maka akan muncul resistensi dari pasien karena merasa
ditangani oleh petugas yang tidak dapat dipercaya.
3) Bila saya tidak menarapkan Kompeten (melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik, ahli di bidangnya) maka tahapan kegiatan yang saya
lakukan akan tidak mencerminkan kompetensi saya sebagai apoteker.
4) Bila saya tidak menerapkan Adaptif (bertindak proaktif), maka kegiatan
yang saya lakukan tidak akan memenuhi sasaran.
5) Bila saya tidak menerapkan loyal (menjaga rahasia jabatan dan
negara), maka akan muncul respon tidak percaya terhadap saya selaku
petugas yang amanah menyimpan rahasia pasien.
6) Bila saya tidak menerapkan Harmonis (menghargai setiap orang
apapun latar belakangnya), maka kegiatan aktualisasi ini tidak akan
berjalan dengan baik, karena akan menciptakan jurang pemisah yang
menghambat dalam membangun komunikasi dengan pasien.
7) Bila saya tidak menerapkan nilai Kolaboratif (terbuka dalam bekerja
sama untuk menghasilkan nilai tambah), maka tahapan kegiatan yang

8
dilakukan dapat menciptakan konflik internal karena tanpa melalui
prosedur yang baik dalam menjalin kerjasama
Kontribusi/ manfaat merancang aktualisasi berkaitan dengan pendataan
pasien DM agar memperoleh populasi yang sesuai untuk melakukan
kegiatan konseling/ KIE (Komunikasi, Informasi,Edukasi) pada pasien DM.
Diperolehnya data yang valid akan menjadikan aktualisasi pada tahapan
kegiatan menjadi terukur dan tepat sasaran sehingga dapat memberikan
kontribusi dalam penguatan misi untuk mencapai visi Puskesmas
Temanggung, dan juga sekaligus penguatan nilai organisasi karena
pemanfaatan data yang handal.
g. Konstribusi/ manfaat kegiatan bagi pihak terhadap pencapaian visi, misi,
tujuan dan penguatan nilai organisasi :
1). Manfaat bagi pihak lain (pasien)
Mendata pasien dan meminta kontak nomor handphone yang bisa
dihubungi untuk melakukan KIE/konseling merupakan Langkah proaktif
agar pasien merasa mendapatkan kepedulian sehingga dapat
membangkitkan semangat dan motivasi untuk terus berupaya
meningkatkan derajad kesehatannya. Dengan Langkah proaktif ini
diharapkan tumbuh kesadaran untuk bekerjasama dalam mengatasi
problema penyakit yang dialaminya.
2). Kontribusi terhadap visi, misi, dan tujuan organisasi
Dengan dilakukannya kegiatan pendataan pasien maka akan deperoleh
populasi pasien DM untuk ditingkatkan kepatuhannya dalam
mengkonsumsi obat yang diharapkan dapat meningkatkan derajad
kesehatan. Hal ini berkontribusi terhadap pencapaian visi Puskesmas Traji
Kabupaten Temanggung, yaitu : “Terwujudnya masyarakat wilayah
puskesmas traji yang sehat melalui peningkatan pelayanan
kesehatan dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (phbs)
yang makin baik” serta selaras dengan misi Puskesmas Traji terutama
pada butir c, yaitu :” Mendorong kemandrian masyarakat untuk hidup
sehat”. Tujuan Organisasi yaitu meningkatkan jaringan, mutu dan akses
pelayanan kesehatan.

8
3. Penguatan terhadap nilai organisasi
Dengan melakukan kegiatan pendataan pasien DM maka rencana
kegiatan KIE/konseling selanjutnya dapat diarahkan kepada subyek yang
tepat sehingga menguatkan nilai organisasi sesuai dengan tata nilai
organisasi Puskesmas Traji “SEHATI” yang merupakan akronim dari :
Santun, Empati, Handal, Akuntabel, Terampil, Integritas.
4. Membuat leaflet tentang DM yang berisi pengertian,gejala,penggunaan obat
DM serta pembuatan form KIE (Komunikasi,Informasi,Edukasi)
a. Sumber kegiatan : Tupoksi
b. Tanggal pelaksanaan : 1 – 8 Juli 2022
c. Lokasi/tempat : Puskesmas Traji
d. Hasil/output : Tersedianya leaflet tentang DM
e. Aktualisasi Habituasi kedudukan dan peran PNS dalam NKRI dan nilai-nilai
dasar BerAKHLAK untuk mendukung terwujudnya smart governance sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan:
1) Aktualisasi Manajemen ASN dan Smart ASN
Keterkaitan kegiatan merencanakan tahapan aktualisasi dengan
manajemen ASN yaitu kegiatan membuat leaflet tentang DM yang berisi
pengertian, gejala, penggunaan obat DM serta pembuatan form KIE
(Komunikasi,Informasi, Edukasi)/konseling.Kegiatan membuat leaflet
tentang DM yang berisi pengertian, gejala, penggunaan obat DM serta
pembuatan form KIE (Komunikasi,Informasi, Edukasi)/konseling, sebagai
media informasi yang dapat dipercaya dan tidak menyesatkan pihak
lain sesuai dengan kode etik ASN.Kegiatan ini sebagai tahap lanjutan dari
tahap tiga untuk menjalankan peran dan fungsi sebagai perencana untuk
menghasilkan media informasi yang representative.Aktualisasi dari tahapan
kegiatan ini dilakukan dengan pendekatan Smart ASN dimana saya
membuat leaflet mengenai penggunaan obat DM yang benar sesuai
dengan kaidah farmakologi dari sumber terpercaya di internet dengan
menggunakan search engine google, dan ini merupakan bagian dari
literasi digital/digital skill dengan tetap mengedepankan digital
ethics.Berikut bukti kegiatannya.

8
Gambar 3.20 Foto Mencari referensi dalam pembuatan leaflet
sebagai aktualisasi peningkatan kinerja (Manajemen ASN) dan
digital skill (Smart ASN)

2) Aktualisasi Core Value BerAKHLAK


a) Tahap Kegiatan 1: Melakukan Pencarian referensi dan perancangan
leaflet dan formulir KIE (konseling) bersama tim Unit kerja.
Kegiatan ini saya lakukan untuk menyelesaikan salah satu penyebab
prioritas setelah melalui analisis fishbone yang termasuk pada kategori
Material, yaitu : melakukan inisiasi pembuatan leaflet sebagai media
edukasi bagi pasien DM. Dalam melakukan kegiatan, saya
mengaktualisasikan nilai-nilai BerAKHLAK, yaitu : Akuntabel, yaitu :
Dalam melakukan kegiatan ini saya memerlukan arahan dan bimbingan
atasan terkait dengan rencana pembuatan leaflet. Arahan dan
bimbingan atasan sangat penting agar leaflet dapat menggambarkan
integritas semua personel yang terlibat dalam pembuatannya.
Kolaboratif, yaitu : Dalam pembuatan leaflet, saya melakukan
konsultasi dengan atasan untuk membangun sinergi untuk hasil yang
lebih baik dalam upaya meningkatkan derajad kesehatan pasien.
Berorientasi pelayanan, yaitu : Konsultasi dengan atasan diharapkan
diperolehnya masukan untuk menentukan kriteria-kriteria leaflet yang
lebih representatif. Berikut merupakan bukti kegiatan yang
direpresentasikan dalam bentuk link jurnal yang digunakan sebagai
referensi :

8
Gambar 3.21 Foto diskusi referensi dan isi leaflet dengan rekan
kerja,Mengaktualisasikan akuntabel (data yang terpercaya), adaptif
( proaktif), dan (kolaboratif ( hasil yang lebih baik).

https://journal.uwks.ac.id/index.php/jikw/article/view/23/23

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4478580/

https://clinmedjournals.org/International-Journal-of-Diabetes-and-Clinical-
Research.php

https://pbperkeni.or.id/wp-content/uploads/2021/11/22-10-21-Website-
Pedoman-Pengelolaan-dan-Pencegahan-DMT2-Ebook.pdf

Gambar 3.22 Foto desain Form Konseling,mengaktualisasikan akuntabel


(integritas), dan kolaboratif (sinergi untuk hasil yang lebih baik).

b) Tahap Kegiatan 2: Melakukan Konsultasi dengan atasan menentukan


disain leaflet serta melakukan test the water dengan rekan unit kerja.
Tahapan kegiatan konsultasi ini saya lakukan untuk mendapatkan output
diperolehnya ijin dari atasan untuk pembuatan leaflet.
Dalam melakukan konsultasi, saya mengaktualisasikan nilai-nilai
BerAKHLAK, yaitu: Kolaboratif, yaitu : Konsultasi dengan atasan yang

8
saya lakukan untuk membangun sinergi untuk hasil yang lebih baik
dalam upaya meningkatkan derajad kesehatan pasien.Berorientasi
Pelayanan : Dalam melakukan konsultasi, berbagai masukan dan
penilaian terhadap rancangan leflet sangat diperlukan agar nantinya
leaflet yang dihasilkan bisa dijadikan sumber informasi terpercaya untuk
meningkatkan kualitas pelayanan. Akuntabel, yaitu : Dalam melakukan
kegiatan ini saya memerlukan arahan dan bimbingan atasan terkait
dengan rencana pembuatan leaflet. Arahan dan bimbingan atasan
sangat penting agar leaflet dapat menggambarkan integritas semua
personel yang terlibat dalam pembuatannya. Kompeten, yaitu : Konten
leaflet saya buat dengan referensi ilmiah dan terpercaya serta ahli di
bidangnya. Berikut adalah rancangan leaflet yang dibuat dengan
referensi ilmiah beserta foto saat konsultasi :
Foto saat konsultasi:

Gambar 3.23 Foto Konsultasi dengan mentor, mengaktualisasikan akuntabel


(integritas) dan kolaboratif(sinergi).

Gambar 3.24 Hasil konsultasi dengan mentor, kolaboratif


(bekerjasama),akuntabel (dapat dipercaya),

8
Leaflet 1 ini diadopsi dari BPOM dan dari berbagai aspek telah memenuhi
syarat untuk diedarkan sebagai media KIE/Konseling dan bersesuaian
dengan kegiatan agenda 4:

SCORE : 5
Gambar 3.25 Foto Leaflet DM untuk konseling,mengaktualisasikan kompeten
( mampu dibidangnya),harmonis (bersinergi) dan akuntabel (integritas)
Leaflet 2 sebagai alternatif pilihan :

SCORE: 1
Gambar 3.26 Foto Leaflet DM alternative, mengaktualisasikan
kompeten,berorentasi pelayanan, dan akuntabel

c.Tahap Kegiatan 3 : Mencetak leaflet sesuai dengan rancangan yang sudah


disetujui atasan dan disepakati rekan unit kerja BerAKHLAK

Output dari tahapan kegiatan ini adalah diperolehnya cetakan leaflet. Tahapan
kegiatan ini saya lakukan dengan mengaktualisasikan nilai-nilai, yaitu:

Akuntabel, yaitu : Perancangan sampai tahap finalisasi pembuatan leaflet ini


saya lakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal dengan cermat untuk
menghasilkan leaflet yang baik agar dapat membangun image positif sehingga

8
memberi kesan dapat dipercaya terhadap institusi. Berorientasi pelayanan,
yaitu : Disain leaflet yang saya buat diharapkan menjadi sumber informasi
yang mudah dipahami dan dimengerti untuk meningkatkan pelayanan.
Loyal, yaitu
: Saya berupaya sebaik mungkin agar leaflet dapat memberikan kontribusi
terhadap kesadaran masyarakat untuk meningkatkan derajad kesehatannya.

Berikut merupakan finalisasi leaflet yang telah melalui tahap test the water
(SCORE:5 ):

.
f. Dampak apabila Core Value BerAKHLAK tidak diaktualisasi dalam kegiatan :
1) Bila saya tidak menerapkan Berorientasi pelayanan (memahami dan
memenuhi kebutuhan masyarakat), maka hasil dari aktualisasi tahapan
kegiatan yang dilakukan tidak tidak akan mendapat respon positif dari
pasien.
2) Bila saya tidak menerapkan Akuntabel ( melaksanakan tugas dengan
jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi),
maka media informasi yang dihasilkan tidak dapat dipertanggung
jawabkan dengan baik.
3) Bila saya tidak menerapkan kompeten (melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik, ahli di bidangnya) maka tahapan kegiatan yang saya
lakukan akan tidak mencerminkan kompetensi saya sebagai apoteker.
4) Bila saya tidak menerapkan adaptif (bertindak proaktif), maka kegiatan
yang saya lakukan tidak akan memenuhi sasaran.
5) Bila saya tidak menerapkan loyal (menjaga nama baik sesame ASN),
maka kegiatan ini tidak melibatkan rekan unit kerja lain sehingga ketika
muncul permasalah negatif yang ditimbulkan dari leaflet akan berakibat
pada keseluruhan personel.
6) Bila saya tidak menerapkan harmonis (membangun lingkungan kerja
yang kondusif), maka kegiatan aktualisasi ini tidak akan berjalan dengan

8
baik, karena akan menciptakan situasi disharmonis yang menghambat
upaya membangun kerjasama yang solid .
7) Bila saya tidak menerapkan nilai kolaboratif (terbuka dalam bekerja
sama untuk menghasilkan nilai tambah), maka tahapan kegiatan yang
dilakukan dapat menciptakan konflik internal karena tanpa melalui
prosedur yang baik dalam mengambil keputusan.
g. Konstribusi/ manfaat kegiatan bagi pihak terhadap pencapaian visi, misi,
tujuan dan penguatan nilai organisasi.
1). Manfaat bagi pihak lain

Dengan disetujuinya pembuatan leaflet oleh mentor maka tersedia media


komunikasi yang berisi informasi tentang DM termasuk informasi tentang
pentingnya konsumsi obat secara teratur. Leaflet ini akan sangat berguna
bagi pasien sebagai media pengingat segala sesuatu tentang DM dan obat
DM untuk menumbuhkan kesadaran pentingnya prilaku disiplin konsumsi
obat.

2). Kontribusi terhadap visi, misi, dan tujuan organisasi

Dengan pembuatan leaflet maka tersedia media sebagai pendukung


kegiatan KIE/konseling yang dapat dibaca dan dipelajari pasien DM setelah
selesai melakukan kunjungan pengobatan rutin dan berada di rumah.
Leaflet sebagai media pendung KIE/konseling merupakan sumber informasi
berharga yang dapat menyelamatkan hidup pasien dari progresifitas
penyakit DM sehingga memberi kontribusi terhadap pencapaian visi
Puskesmas Traji, yaitu : “Terwujudnya masyarakat wilayah puskesmas
yang sehat melalui peningkatan pelayanan kesehatan dan penerapan
perilaku hidup bersih dan sehat (phbs) yang makin baik” serta selaras
dengan misi Puskesmas Temanggung terutama pada butir c, yaitu :”
Mendorong kemandrian masyarakat untuk hidup sehat”. Tujuan
Organisasi yang dicapai adalah Meningkatknya jaringan mutu dan akses
pelayanan kesehatan dan Menjamin ketersediaan dan mutu sumber
daya kesehatan untuk pelayanan kesehatan dasar.

3). Penguatan terhadap nilai organisasi

Melalui pembuatan media leaflet maka kegiatan KIE/konseling kepada


8
pasien DM dapat dilakukan lebih efektif sehingga terjadi penguatan nilai-
nilai

8
organisasi yang sesuai dengan tata nilai organisasi Puskesmas
Temanggung “SEHATI” yang merupakan akronim dari : Santun, Empati,
Handal, Akuntabel, Terampil, Integritas.

5. Melakukan KIE (Komunikasi, Informasi,Edukasi)/ Konseling

Kegiatan KIE yang saya lakukan ini merupakan bentuk kegiatan untuk
menyelesaikan salah satu penyebab prioritas melalui analisis fishbone yang
termasuk kategori Man/Sumber Daya Manusia, yaitu pelayanan obat yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang tidak sesuai dengan tupoksinya. Output
dari kegiatan ini adalah tersedianya lembar berisi catatan KIE dan ini
merupakan tahapan penting dalam implementasi rancangan aktualisasi dan
habituasi untuk terlaksananya kegiatan melakukan KIE/konseling kepada
pasien DM.

a. Sumber kegiatan : Tupoksi


b. Tanggal Pelaksanaan: 4 – 10 Juli 2022
c. Lokasi/Tempat : Puskesmas Traji
d. Hasil/Output : Melakukan KIE (Komunikasi, Edukasi, Informasi)
kepada pasien DM
e. Aktualisasi Habituasi kedudukan dan peran PNS dalam NKRI dan nilai-nilai
dasar BerAKHLAK untuk mendukung terwujudnya smart governance sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan:
1) Aktualisasi Manajemen ASN dan Smart ASN
Keterkaitan kegiatan merencanakan tahapan aktualisasi dengan
manajemen ASN yaitu kegiatan KIE/konseling kepada pasien DM.
Kegiatan KIE/konseling kepada pasien DM ini saya jalankan sebagai tugas
professional saya sesuai dengan peran dan fungsi sebagai pelayan publik.
Kegiatan ini sebagai kelanjutan dari tahapan sebelumnya dan aktualisasi
dari tahapan kegiatan ini saya lakukan dengan pendekatan Smart ASN.
Semula tahapan kegiatan ini direncanakan dengan menggunakan akses
digital melalui wathsapp untuk menentukan kepastian jadwal konseling
(digital skill), akan tetapi karena keterbatasan modalitas yang ada pada
pasien maka penjadwalan KIE disesuaikan dengan kunjungan pasien yang
dating melakukan pemeriksaan setiap sepuluh hari.

9
Gambar 3.27 Foto Konseling pasien DM, dengan membuat daftar waktu konseling
dengan formulir (digital skil)

2) Aktualisasi Core Value BerAKHLAK


Tahap Kegiatan 1:Mengidentfikasi pasien DM yang akan menerima
konseling. Sebagai langkah awal yang saya lakukan mengawali kegiatan
KIE kepada pasien DM adalah mengidentifikasi pasien DM yang akan
menerima KIE. Populasi pasien yang akan menerika KIE dicatat dalam
daftar catatan tersendiri sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Dalam melakukan kegiatan, saya mengaktualisasikan nilai-nilai
BerAKHLAK, yaitu
:Berorientasi pelayanan, yaitu : Saya melakukan identifikasi dan
memastikan pasien yang akan mendapatkan pelayanan KIE, dengan
demikian menjadikan kegiatan ini terukur dan diharapkan dapat
meningkatkan kepuasan pasien akan layanan. Akuntabel, yaitu : Saya
membuat daftar pasien yang menerima KIE dan memastikan
pelaksanaannya. Hal ini saya lakukan untuk memberi kesan bahwa
layanan institusi dapat dipercaya.Kompeten : Dalam melakukan kegiatan
KIE, saya menggunakan data yang akurat agar keberhasilan program
layanan KIE yang dilakukan sesuai dengan harapan. Berikut merupakan
bukti kegiatan yang direpresentasikan dalam bentuk tangkapan layar
daftar pasien yang menerima KIE dan Foto saat KIE/konseling:

9
Gambar 3.28 Foto identifikasi data Konseling pasien DM, mengaktualisaikan
mengaktualisaikan berorentasi pelayanan (ramah), kompeten (ahli
dibidangnya), kolaboratif (bekerjasama dengan pasien), dan akuntabel
(dapat dipercaya data yang ada).

Gambar 3.29 Foto Daftar catatan pasien penerima


KIE/konseling.mengaktualisasikan akuntabel (dapat dipercaya),kompeten
(keberhasilan), berorentasi pelayanan (ramah)

b) Tahap Kegiatan 2: Melakukan konserling awal untuk menilai kepatuhan


pasien. Outpun dari tahapan kegiatan ini adalah diperolehnya catatan
konseling. Untuk itu saya melakukan konseling awal untuk menilai
kepatuhan pasien.Dalam melakukan konseling awal ini, saya
mengaktualisasikan nilai-nilai BerAKHLAK. Berorientasi Pelayanan,
yaitu : saya melakukan konseling awal untuk menilai kepatuhan pasien
sebagai responsifitas terhadap harapan pasien untuk meningkatkan
derajad kesehatannya. Kompeten, yaitu : saya melakukan konseling
awal yang merupakan tahapan penting untuk menentukan langkah
selanjutnya agar tercapai kinerja terbaik. Kolaboratif, yaitu : saya
melakukan dengan pendekatan persuasife agar supaya direspon
dengan sikap terbuka dari pasien agar tercapai sinergi untuk hasil yang
lebih baik. Berikut bukti formulir hasil kegiatan konseling :

9
Gambar 3.30 Foto Konseling pasien DM, mengaktualisaikan mengaktualisaikan
berorentasi pelayanan (ramah), kompeten (ahli dibidangnya), kolaboratif
(bekerjasama dengan pasien), dan akuntabel (dapat dipercaya data yang
ada), Harmonis (membantu sesama)

Gambar 3.31 Foto Hasil Konseling dengan Pasien, mengaktualisaikan


berorentasi pelayanan, kompeten (kinerja terbaik), dan kolaboratif (sinergi).

c) Tahap Kegiatan 3: Melakukan KIE terhadap pasien dan menyerahkan


leaflet, formular KIE. Output dari tahapan kegiatan ini adalah tersedia
dokumentasi KIE/konseling. Tahapan kegiatan ini saya lakukan dengan
mengaktualisasikan nilai-nilai BerAKHLAK. Berorientasi pelayanan,
yaitu : saya melakukan tugas professional saya sebagai seorang
apoteker, memberikan pelayanan kefarmasian untuk tujuan kepuasan
dan peningkatan kualitas hidup pasien. Kolaboratif, yaitu : saya
melakukan konseling secara persuasife agar pasien memberikan
informasi yang jujur sehingga dapat diberikan solusi yang tepat dan
tercapainya sinergi untuk hasil yang lebih baik. Kompeten, yaitu : dalam
memberikan KIE/konseling, saya menggunakan referensi terpercaya
dan berupaya memberikan kinerja terbaik. Loyal, yaitu : Tugas
professional sebagai seorang apoteker ini saya lakukan dengan
memegang komitmen untuk menjaga kerahasiaan data pasien dan
tidak membukanya pada
9
pihak pihak manapun kecuali kepada pihak yang berwenang dan
dokumen diberi tanda CONFIDENTIAL.

Gambar 3.32 Foto Konseling pasien DM dengan memberikan leaflet,


mengaktualisaikan mengaktualisaikan berorentasi pelayanan (ramah),
kompeten (ahli dibidangnya), kolaboratif (bekerjasama dengan pasien), dan
akuntabel (dapat dipercaya data yang ada), Harmonis (membantu sesama)

Gambar 3.33 Foto Form Konseling diberi penandaan CONFIDENTIAL,


mengaktualisaikan akuntabel ( dapat dipercaya), kompeten (kinerja terbaik),
Loyal (komitmen).
f. Dampak apabila Core Value BerAKHLAK tidak diaktualisasi dalam kegiatan :
1) Bila saya tidak menerapkan Berorientasi pelayanan (memahami dan
memenuhi kebutuhan masyarakat dan perbaikan tiada henti),
aktualisasi tahapan kegiatan yang dilakukan tidak akan kepuasan yang
optimal bagi pasien.
2) Bila saya tidak menerapkan Akuntabel ( melaksanakan tugas dengan
jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi),

9
maka tahapan kegiatan KIE/kobseling yang saya lakukan tentu tidak akan
mendapat respon positif dari pasien.
3) Bila saya tidak menerapkan kompeten (melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik, ahli di bidangnya) maka tahapan kegiatan yang saya
lakukan akan tidak mencerminkan kompetensi saya sebagai apoteker.
4) Bila saya tidak menerapkan adaptif (bertindak proaktif), maka kegiatan
yang saya lakukan tidak akan menghadapi banyak kendala ketika
menghadapi situasi yang tidak sesuai dengan rencana semula.
5) Bila saya tidak menerapkan loyal (menjaga rahasia jabatan & negara ,
menjaga nama baik sesame ASN), tahapan kegiatan KIE/konseling
kepada pasien DM ini akan menjadi kontraproduktif karena dipersepsi
sebagai petugas yang tidak Amanah untuk menjaga kerahasiaan data
pasien.
6) Bila saya tidak menerapkan harmonis (menghargai setiap orang
apapun latarbelakangnya), maka kegiatan aktualisasi ini tidak akan
berjalan dengan baik, karena akan menciptakan “jurang pemisah” yang
berakibat timbulnya kesan subyektif terhadap diri saya .
7) Bila saya tidak menerapkan nilai kolaboratif (terbuka dalam bekerja
sama untuk menghasilkan nilai tambah), maka tahapan kegiatan yang
dilakukan dapat menimbulkan penolakan dari pasien.
g. Konstribusi/ manfaat kegiatan bagi pihak terhadap pencapaian visi, misi,
tujuan dan penguatan nilai organisasi :
1). Manfaat bagi pihak lain

Dengan Melakukan KIE (Komunikasi, Edukasi, Informasi) kepada pasien


DM maka pasien akan dapat memahami tentang penyakit DM dengan
segala permasalahannya serta memahami pentingnya mengkonsumsi
obat DM secara teratur untuk pengendalian gula darah agar terhindar dari
komplikasi yang kemungkinan dapat dialami penderita DM .

2). Kontribusi terhadap visi, misi, dan tujuan organisasi


Dengan melakukan kegiatan KIE/konseling maka akan dapat mengubah
prilaku pasien dalam kedisiplinan mengkonsumsi obat. Hal ini merupakan
faktor penting bagi pasien DM untuk dapat meningkatkan derajad
Kesehatan dan terhindar dari bahaya komplikasi. Prilaku yang benar
9
dalam

9
mengkonsumsi obat DM aka memberi kontribusi terhadap pencapaian visi
Puskesmas Traji, yaitu : “Terwujudnya masyarakat wilayah puskesmas
traji yang sehat melalui peningkatan pelayanan kesehatan dan
penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (phbs) yang makin baik”
serta selaras dengan misi Puskesmas Traji terutama pada butir c, yaitu :”
Mendorong kemandrian masyarakat untuk hidup sehat”. Tercapainya
tujuan dari organisasi yaitu meningkatkan jaringan, mutu dan akses
pelayana kesehatan.
3). Penguatan terhadap nilai organisasi

Melalui kegiatan KIE/konseling kepada pasien DM maka terjadi


penguatan nilai-nilai organisasi yang sesuai dengan tata nilai organisasi
Puskesmas Temanggung “SEHATI” yang merupakan akronim dari :
Santun, Empati, Handal, Akuntabel, Terampil, Integritas.

6. Melakukan Monitoring dan Evaluasi hasil kegiatan


Kegiatan ini melakukan monitoring dan evaluasi hasil kegiatan KIE/konseling
yang saya lakukan ini merupakan upaya untuk meperoleh informasi kepatuhan
pasien,dan ini merupakan tahap akhir kegiatan agar mendapatkan gambaran
yang lengkap untuk melakukan perbaikan berkelanjutan (continuous
improvement) di kemudian hari terhadap kepatuhan pasien DM khususnya yang
menjalani rawat jalan pada Puskesmas Traji, Kabupaten Temanggung. Output
dari kegiatan ini adalah tersedianya lembar catatan hasil KIE/konseling dan ini
merupakan tahapan akhir dalam implementasi rancangan aktualisasi dan
habituasi untuk terlaksananya kegiatan melakukan melakukan monitoring dan
evaluasi hasil kegiatan KIE/konseling.
Adapun kegiatan 6 adalah sebagai berikut:
a. Sumber kegiatan : Tupoksi
b. Tanggal Pelaksanaan : 17 Juli – 24 Juli 2022
c. Lokasi/Tempat : Puskesmas Traji
d. Hasil/Output : Melakukan monitoring dan evaluasi hasil kegiatan
KIE
e. Aktualisasi Manajemen ASN dan Smart ASN
Keterkaitan kegiatan merencanakan tahapan aktualisasi dengan
manajemen ASN yaitu kegiatan monitoring dan evaluasi hasil
9
KIE/konseling. Kegiatan monitoring dan evaluasi ini saya lakukan sebagai
finalisasi kegiatan agenda 6 sebagai tugas professional saya sesuai
dengan peran dan fungsi sebagai pelayan publik. Hasil dari monitoring dan
evaluasi memberi gambaran tingkat kepatuhan pasien minum obat yang
dapat digunakan untuk tindakan perbaikan agar tercapai derajad
kesehatan yang lebih baik dari sebelumnya. Penilaian tingkat kepatuhan
dilakukan dengan cara semi kuantitatif dan ini merupakan bagian dari
manajemen knerja, yaitu
: penilaian kinerja. Kegiatan ini sebagai akhir dari tahapan aktualisasi dari
habituasi, saya lakukan dengan pendekatan Smart ASN. Semula tahapan
kegiatan ini direncanakan dengan menggunakan akses digital melalui
wathsapp untuk menentukan kepastian jadwal konseling (digital skill),
akan tetapi karena keterbatasan modalitas yang ada pada pasien maka
dilakukan secara tatap muka pada saat pasien datang melakukan
pemeriksaan Berikut bukti kegiatan :

Gambar 3.34 Foto Melengkapi data dengan form exel sebagai aktualisasi
Manajemen ASN (professional) dan Smart ASN (digital skill, digital culture)

1) Aktualisasi Core Value BerAKHLAK


a) Tahap Kegiatan 1: Mengidentifikasi pasien DM yang telah menerima KIE.

Pada tahapan kegiatan ini, saya mendokumentasikan pasien-pasien


yang telah menerima KIE/konseling. Catatan pasien yang telah
menerima KIE/konseling dicatat dalam form catatan identifikasi pasien
yang telah menerima KIE/konseling.Dalam melakukan kegiatan, saya
9
mengaktualisasikan nilai-nilai BerAKHLAK, yaitu :

9
Berorientasi pelayanan, yaitu : Saya melakukan identifikasi dan
memastikan pasien yang mendapatkan pelayanan KIE dicatat dan
didokumentasikan. Dokumen monitoring dan evaluasi akan menjadi
submer informasi untuk melakukan peningkatan pelayanan yang
berkualitas. Akuntabel, yaitu : Saya melakukan pencatatan hasil
KIE/konseling sesuai dengan fakta yang ada agar catatan menjadi valid
dan dapat dipercaya.. Loyal, yaitu : Dalam melakukan kegiatan
identifikasi pasien yang telah menerima KIE/konseling, saya
berkomitmen untuk menjaga kerahasian data tersebut. Berikut
merupakan bukti kegiatan yang direpresentasikan dalam bentuk
tangkapan layar daftar pasien yang menerima KIE dan lembar catatan
hasil monitoring dan evaluasi:

Gambar 3.35 Foto Memasukan Daftar catatan pasien yang telah menerima
KIE/konseling. mengaktualisaikan akutabel (dapat dipercaya),berorentasi
pelayanan (berkualitas),Loyal (komitmen )

Gambar 3.36 Foto dokumentasii daftar catatan pasien yang telah menerima
KIE/konseling. mengaktualisaikan akutabel (dapat dipercaya),berorentasi
pelayanan (berkualitas),Loyal (komitmen

1
Gambar 3.37 Foto Lembar catatan hasil monitoring dan evaluasi,
mengaktualisasikan berorentasi pelayanan (kualitas hidup pasien), akuntabel
(data yang valid), dan loyal (kontribusi) peingkatan kualitas.

b) Tahap Kegiatan 2:Melakukan penilaian kepatuhan pasien. Output dari tahapan


kegiatan ini adalah diperolehnya data tingkat kepatuhan pasien yang diukur
secara semi kuantitatif. Tingkat kepatuhan diformulasikan dalam bentuk
persentase populasi. Dalam melakukan konseling awal ini, saya
mengaktualisasikan nilai-nilai BerAKHLAK. Berorientasi Pelayanan, yaitu :
saya melakukan kegiatan ini untuk dapat mengetahui gambaran kedisiplinan
pasien menggunakan obat sesuai anjuran apoteker dan dari kepatuhan ini
diharapkan dapat meningkatkan kualitas kehidupan pasien. Akuntabel, yaitu :
saya melakukan penilaian kepatuhan pasien minum obat sesuai dengan kaidah-
kaidah kefarmasian tentang penggunaan obat yang benar dan dapat dipercaya..
Kolaboratif, yaitu : saya melakukan penilaian kepatuhan terhadap populasi
yang menunjukkan sikap positif terutama kesediaan bekerjasama.

Gambar 3.38 Foto Formulir tingkatkan kepatuhan pasien sebelum


aktualisasi,mengaktualisasikan berorentasi pelayanan (kualitas hidup
pasien),akuntabel (dapat dipercaya/valid), dan Kolaboratif (kesedian kerjasama)

1
Gambar 3.39 Foto lembar penilaian hasil setelah Konseling
kepatuhan,mengaktualisasikan berorentasi pelayanan (responsifitas), akuntabel
(dapat dipercaya), dan kolaboratif(kesediaan bekerjasama)

c) Tahap Kegiatan 3 : Melakukan evaluasi Kepatuhan pasien. Output dari tahapan


kegiatan ini adalah tersedia dokumentasi hasil evaluasi kepatuhan. Tahapan
kegiatan ini saya lakukan dengan mengaktualisasikan nilai-nilai BerAKHLAK.
Berorientasi pelayanan, yaitu : saya melakukan evaluasi untuk
mendapatkan gambaran kepatuhan sebagai masukan untuk melakukan
tindakan perbaikan (corrective action). Kolaboratif, yaitu : saya melakukan
evaluasi dan mendokumentasikannya, untuk kemudian berkoordinas dengan
bagian yang lain untuk tata Kelola naskah, hal ini memerlukan kesediaan
bekerjasama antar bagian. Loyal, yaitu : Hasil monitoring dan evaluasi ini
merupakan hasil kerja professional saya sebagai apoteker yang diharapkan
dapat memberi kontribusi bagi peningkatan derajad kesehatan
pasien.Berikut bukti tangkap layar penilaian evaluasi :

Gambar 3.40 Foto Melakukan evaluasi kepatuhan pasien,mengaktualisasikan


kompeten, Loyal (kontribusi), Kolaboratif, dan Kompeten

1
Gambar 3.41 Foto Form Hasil evaluasi Kepatuhan Pasien, mengaktulaisasikan
berorentasi pelayanan (kualitas hidup pasien), Akuntabel (dapat dipercaya),
loyal (kontribusi ).
f. Dampak apabila Core Value BerAKHLAK tidak diaktualisasi dalam kegiatan :

a. Bila saya tidak menerapkan Berorientasi pelayanan (memahami dan


memenuhi kebutuhan masyarakat dan perbaikan tiada henti),
aktualisasi tahapan kegiatan yang dilakukan tidak akan memberi
kepuasan yang optimal bagi pasien.
b. Bila saya tidak menerapkan Akuntabel ( melaksanakan tugas dengan
jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin, dan berintegritas tinggi),
maka tahapan kegiatan KIE/kobseling yang saya lakukan tentu tidak akan
mendapat respon positif dari pasien.
c. Bila saya tidak menerapkan kompeten (melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik, ahli di bidangnya) maka tahapan kegiatan yang saya
lakukan akan tidak mencerminkan kompetensi saya sebagai apoteker.
d. Bila saya tidak menerapkan adaptif (bertindak proaktif), maka kegiatan
yang saya lakukan tidak akan menghadapi banyak kendala ketika
menghadapi situasi yang tidak sesuai dengan rencana semula.
e. Bila saya tidak menerapkan loyal (menjaga rahasia jabatan & negara ,
menjaga nama baik sesama ASN), tahapan kegiatan KIE/konseling
kepada pasien DM ini akan menjadi kontraproduktif karena dipersepsi
sebagai petugas yang tidak Amanah untuk menjaga kerahasiaan data
pasien.
f. Bila saya tidak menerapkan harmonis (menghargai setiap orang
apapun latar belakangnya), maka kegiatan aktualisasi ini tidak akan
berjalan
1
dengan baik, karena akan menciptakan “jurang pemisah” yang berakibat
timbulnya kesan subyektif terhadap diri saya .
g. Bila saya tidak menerapkan nilai kolaboratif (terbuka dalam bekerja
sama untuk menghasilkan nilai tambah), maka tahapan kegiatan yang
dilakukan dapat menimbulkan penolakan dari pasien.
g. Konstribusi/ manfaat kegiatan bagi pihak terhadap pencapaian visi, misi,
tujuan dan penguatan nilai organisasi.
1). Manfaat bagi pihak lain
Dengan melakukan monitoring dan evaluasi maka pasien akan dapat
diketahui tingkat kepatuhuan minum obat pasien DM. Tingkat kepatuhan
yang tinggi menggambarkan prilaku disiplin yang baik bagi pasien DM
karena dapat berpengaruh secara langsung terhadap pengendalian tingkat
gula darah agar pasien terhindar dari bahaya komplikasi, seperti : neurofati
perifer, retinopati, GGK, hiperkolesterol dan penyakit kardiovaskuler
lainnya.
2). Kontribusi terhadap visi, misi, dan tujuan organisasi
Dengan melakukan monitoring dan evaluasi maka akan dapat diketahui
capaian secaraa kuantitatif dari aktualisasi kegiatan. Capaian yang baik,
yaitu tingkat kepatuhan yang tinggi dalam konsumsi obat DM, memberi
kontribusi terhadap pencapaian visi Puskesmas Traji yaitu :
“Terwujudnya masyarakat wilayah puskesmas yang sehat melalui
peningkatan pelayanan kesehatan dan penerapan perilaku hidup
bersih dan sehat (phbs) yang makin baik” serta selaras dengan misi
Puskesmas Traji terutama pada butir c, yaitu :” Mendorong kemandrian
masyarakat untuk hidup sehat”. Tercapainya Meningkatkan penyehatan
lingkungan, dan Meningkatkan jaringan, mutu dan akses pelayanan
kesehatan.
3). Penguatan terhadap nilai organisasi
Melalui kegiatan monitoring dan evaluasi maka tingkat kepatuhan minum
obat menjadi terkuantifikasi. Tingkat kepatuhan yang tinggi memberi
penguatan nilai-nilai organisasi yang sesuai dengan tata nilai organisasi
Puskesmas Traji “SEHATI” yang merupakan akronim dari : Santun,
Empati, Handal, Akuntabel, Terampil, Integritas.

1
C. Gambaran Kondisi Sebelum dan Sesudah Kegiatan Aktualisasi dan
Habituasi
Dalam kegiatan aktualisasi dan habituasi di Ruang Farmasi Puskesmas Traji,
Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung dengan rangkaian 6 kegiatan maka
dapat diamati kondisi sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan aktualisasi dan
habituasi. Adapun kondisi sebelum dan sesudah dilaksanakannya aktualisasi dan
habituasi sebagai berikut:
Tabel 3.2. Kondisi Sebelum dan Sesudah
NO Kegiatan Kondisi Kondisi Keterangan
Sebelum Sesudah
1 Konsultasi Rancangan Rancangan Dalam merencanakan
menyampaikan kegiatan kegiatan kegiatan konseling
gagasan pembelajaran konseling telah dengan pasien DM
rencana masih hanya diperbaiki terlebih dulu yaitu
kegiatan KIE sebatas ide dan dengan berbagai berkonsultasi dengan
kepada atasan garis besarnya masukan dari mentor, kemudian
saja. mentor dan rekan diskusi dengan rekan
kerja serta telah kerja dan diakhiri
disetujui oleh dengan persetujuan
mentor. dari mentor.
2 Merencanakan Data pasien DM Data pasien DM Diperolehnya data
kegiatan belum terkelola sudah terbarukan pasien DM yang
melengkapi dengan baik dan terbarukan tidak
data pasien khanya terdapat memungkinkan terlepas dari
DM. nama dan untuk dilakukan kesediaan
nomer RM KIE/konseling bekerjasama personel
dengan yang
terencana dan bertanggungjawab
terukur pada bagian RM

3 Mendata Belum Dengan data Kondisi keterbatasan


pasien dan dilakukan yang tersedia yang dimiliki pasien
meminta pendataan maka menuntut sikap
kontak nomer pasien DM KIE/konseling adaptative dengan
handphone untuk dilakukan terhadap pasien tidak mengurangi
yang bisa KIE/konseling DM dapat makna substantif
dihubungi dilakukan
untuk untuk
melakukan
KIE/konseling

1
NO Kegiatan Kondisi Kondisi Keterangan
Sebelum Sesudah
4 Membuat Belum ada Tersedianya Pembuatan leaflet
leaflet tentang inisiasi untuk leaflet sebagai telah melalui tahapan
DM yang berisi pembuatan media informasi yang Panjang untuk
pengertian, leaflet, yang terpercaya menghasilkan leaflet
gejala, sehingga bagi pasien DM yang baik
penggunaan edukasi tidak
obat DM serta berjalan baik
pembuatan
form
KIE/konseling
5 Melakukan Sebelumnya KIE/konseling Diharapkan KIE dapat
KIE/konseling belum pernahdapat berjalan terus dilakukan agar
kepada pasien dilakukan sehingga harapan untuk
DM konseling obat
memungkinkan meningkatkan derajad
bagi pasien DM
melakukan kesehatan pasien DM
penyessuaian dapat terwujud
prilaku pasien
dalam konsumsi
obat
6 Melakukan Belum Telah dikakuan Diharapkan KIE dapat
monitoring dan dilakukan monitoring dan terus dijalankan dan
evaluasi hasil monitoring dan evaluasi monitoring serta
kegiatan KIE evaluasi terhadap evaluasi juga terus
terhadap populasi kecil dilakukan agar pasien
kepatuhan pasien DM untuk pasien dapat
pasien karena upaya memperoleh derajad
keterbatasan meningkatkan Kesehatan yang lebih
SDM derajad baik.
Kesehatan
pasien

Jadi dari hasil yang saya laksanakan dengan adanya konseling ke pasien dengan
menggunakan media leaflet dan monitoring setiap pasien pengambilan obat, maka
tercapainya peningkatan kepatuhan pasien minum obat dari 73% menjadi 94%.
Kegiatan konseling belum pernah dilakukan di puskesmas karena belum adanya
profesi apoteker, setelah adanya apoteker maka terlaksananya kegiatan tersebut
hingga ketercapaian 100%.

1
BAB IV
SIMPULAN

Kegiatan aktualisasi dan habituasi yang telah selesai dilakukan dengan


mengaktualisasikan core values BerAKHLAK sesuai dengan peran dan
kedudukan PNS dalam mewujudkan smart governance dengan judul “UPAYA
MENINGKATKAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN
DIABETES MELITUS MELALUI KIE (KOMUNIKASI, INFORMASI, EDUKASI)
DENGAN MENGGUNAKAN FORMULIR E-KONSELING DI PUSKESMAS TRAJI
KABUPATEN TEMANGGUNG”. Dalam aktualisasi dan habituasi tersebut
terdapat 6 (enam kegiatan) dengan hasil/output sebagai berikut:

1. Diterimanya gagasan untuk melakukan KIE harapannya bisa untuk jadikan


kegiatan yang terintegrasi dengan pelayana puskesmas
2. Tersedia data yang valid untuk melakukan kegiatan KIE harapanya
tercapainya derajad kesehatan/kepatuhan yang tepat sasaran.
3. Tersedianya data kontak pasien untuk melakukan komunikasi harapanya
dapat memonitoring dengan pasien secara berkelanjutan
4. Tersedianya Leaflet tentang DM harapanya pengetahuan tentang penyakit
dan pengobatan bertambah bagi pasien
5. Tersedia lembar berisi catatan KIE, harapanya tercatatanya perkembangan
pasien setiap kunjungan ke ruang obat sehingga mudah untuk dimonitoring.
6. Tersedia catatan hasil KIE harapanya setiap keluhan dan perekmbangan
pasien bisa terdokumentasi dengan baik.
Kegiatan aktualisasi dan habituasi yang dilakukan sejak 14 Juni – 24 Juli
2022 telah selesai dilakukan sesuai dengan kalender kegiatan. Isu yang diangkat
berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan adalah “Tingkat kepatuhan minum
obat yang masih rendah pada pasien Diabetes Mellitus yang melakukan
rawat jalan pada Puskesmas Traji, Kabupaten Temanggung”. Hasil dari
kegiatan ini telah dilakukan monitoring dan evaluasi dengan tingkat kepatuhan
sebesar 94 %. Hasil evaluasi ini tentu saja membawa harapan bahwa sangat
mungkin untuk meningkatkan derajad kesehatan penderita DM-2, karena
kepatuhan minum obat merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan
menentukan

1
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh peningkatan kepatuhan minum obat
yang cukup signifikan. Kegiatan KIE/konseling yang dilakukan secara langsung
atau tatap muka dan didukung dengan media leaflet telah berhasil meningkatkan
kepatuhan secara kuantitatif sebesar 94 % dari sebelumnya, yaitu sebesar 73%.
Ada peningkatan sebesar 27%.
Kegiatan KIE/konseling yang telah dilakukan terbukti dapat meningkatkan
kepatuhan pasien minum obat. Nilai dasar ASN pada pelaksanaan KIE/konseling
dilakukan dengan mengaktualisasikan core values BerAKHLAK (Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif).
Keterkaitan kegiatan dengan manajememn ASN yaitu berkonsultasi dengan mentor
untuk memperoleh arahan yang sesuai dengan visi,misi serta nilai-nilai organisasi.
Keterkaitan kegiatan dengan smart ASN yaitu merancang pembuatan media
berupa leaflet sebagai media pendukung untuk melakukan KIE/konseling.
Pembuatan media leaflet dilakukan dengan modalitas Digital Skill dengan tetap
mengedepankan etika dan tanggunjawab (Digital Ethic).
Adapun aktualisasi dan habituasi yang dilakukan setidaknya memberi manfaat
kepada :
1. Faskes tempat di mana peserta menjalankan pengabdian
Kegiatan aktualisasi dan habituasi yang dilakukan berkontribusi positif terhadap
peningkatan kualitas pelayanan Puskesmas Traji. Dengan hasil evaluasi tingkat
kepatuhan minum obat sebesar 94%, meberikan gambaran tindakan preventif
dan correctif yang akan dilakukan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan.
2. Pasien
Pasien sebagai subyek penerima pelayanan kesehatan memperoleh kepedulian
(care), tidak hanya sekedar pelayanan (service) . Kepedulian terhadap pasien
penderita DM-2 memang sangat penting untuk meningkatkan kepatuhan minum
obat, karena pasien memerlukan kepedulian agar dapat memahami dengan baik
dan benar tentang obat yang mereka konsumsi.
Rekomendasi pada kegiatan aktualisasi dan habituasi yaitu :
1. Bagi Peserta Latsar
a. Meningkatkan kemampuan untuk mengidentifikasi isu yang menjadi
prioritas untuk diselesaikan.

1
b. Mampu menanamkan core values BerAKHLAK sehingga menjadi
modalitas diri dalam menyelesaikan berbagai permasalahan.
c. Mampu menjalankan tugas profesioanl seorang apoteker dalam
memberikan pelayanan kefarmasian.
2. Bagi Organisasi Profesi
a. Mampu menjalankan tugas professional sebagaimana yang diamanantkan
organisasi profesi
b. Memeberi kontribusi positif terhadap organisasi dengan berbagai isu
yang berkembang terkait dengan kefarmasian.
3. Bagi masyarakat
a. Hasil dari kegiatan aktualisasi dan habituasi yang terdokumentasi dapat
dijadikan sebagai referensi
b. Masyarakat dapat memanfaatkan kemampuan professional peserta
sebagai narasumber terpercaya untuk upaya meningkatkan derajad
Kesehatan.

1
LEMBAR KOMITMEN
TINDAK LANJUT AKTUALISASI DAN HABITUASI

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Anggi Fahmi Luckyama, S. Farm.,Apt

NIP 19931025 202202 1 001


Jabatan : Ahli Pertama-Apoteker
Unit Kerja : Puskesmas Traji
adalah peserta Pelatihan Dasar CPNS Angkatan XIII Golongan III, berkomitmen untuk
menindaklanjuti aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (BerAKHLAK) sesuai
dengan kedudukan peran sebagai PNS dalam NKRI.
Adapun tindak lanjut tersebut tertuang dalam Tabel Rencana Aksi berikut
ini.
Tabel 3.3 Rencana Aksi/Kegiatan yang akan dilanjutkan

No Rencana Aksi/Kegiatan yang Keterkaitan dengan Nilai Rencana Waktu


Akan Dilanjutkan BerAKHLAK dan Mata Pelaksanaan
Pelatihan Agenda III
1. Implementasi kegiatan Nilai BerAKHLAK: Mulai Agustus 2022
KIE/konseling sebagai bagian 1. Berorientasi pelayanan.
dari pelayanan puskesmas 2. Akuntabel
yang dilakukan oleh apoteker 3. Kompeten
4. Harmonis
5. Loyal
6. Adaptif
7. Kolaboratif
8.
Manajemen ASN:
Bertanggung jawab,
cermat,dan integritas sesuai
kode etik ASN

Smart ASN:
Digital Skill

2. Menyempurnakan untuk Nilai BerAKHLAK: Mulai Agustus 2022


diimplementasikan aplikasi 9. Berorientasi pelayanan.
pementauan kadaluarsa obat 10. Akuntabel
dengan menggunakan flatform 11. Kompeten
12. Harmonis

1
Excel didukung VB Scrift dan 13. Loyal
e-konseling 14. Adaptif
15. Kolaboratif
16.
Manajemen ASN:
Bertanggung jawab,
cermat,dan integritas sesuai
kode etik ASN

Smart ASN:
Digital Skill

Demikian untuk menjadikan periksa.


Mengetahui: Temanggung, 22 Juni 2022
Mentor, Peserta,
Kepala Puskesmas

dr. Arif Kurniawan, MM Anggi Fahmi Luckyama, S.Farm., Apt


Penata Tk I Ahli Pertama-Apoteker
NIP. 19751228 201001 1 009 NIP. 19931025 202202 1 001

1
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Apoteker dan Angka


Kreditnya No. 377/MENKES/PER/V/2009. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Modul Pelatihan Dasar CPNS
Golongan II dan III Wawasan Kebangsaan. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Modul Pelatihan Dasar CPNS
Golongan II dan III Analis Isu Kontemporer. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Modul Pelatihan Dasar CPNS
Golongan II dan III Kesiapsiagaan Bela Negara. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar CPNS
Berorientasi Pelayanan. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar CPNS
Akuntabel. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar CPNS
Kompeten. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar CPNS
Harmonis. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar CPNS Loyal.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar CPNS


Adaptif. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar CPNS
Kolaboratif. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar CPNS
Manajemen ASN. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Lembaga
Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar CPNS
SmartASN. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Peraturan Bupati Nomor 56 Tahun 2020 tentang Pembentukan,
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Puskesmas pada Dinas Kesehatan.
Puskesmas Traji. 2022. Profil Puskesmas Traji Kabupaten Temanggung.
Temanggung.

1
Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.
Republik Indonesia. Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang
Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta: Menteri Hukum Dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia.
Permenkes RI Nomor 74 tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta: Permenkes RI.
Widyati, dkk.. 2019. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

1
CURRICULUM VITAE

Nama Anggi Fahmi Luckyama, S. Farm., Apt.

Tempat, Tanggal Kebumen, 25 Oktober 1993


Lahir

Alamat Tanuharjo rt/rw 02/03, Alian, Kebumen (54352)

Jenis Kelamin Perempuan

Agama Islam

Status Belum Menikah


Perkawinan

Nama Orangtua Nur Chudati (Ibu)

Adman (Ayah)

Saudara Kandung Riska Widiana

No. Telp 087830264258

Email anggifahmiluckyama2510@gmail.com

Pendidikan Formal 1. SD Negeri Tanuharjo (2006)


2. SMP Negeri 1 Kebumen (2009)
3. SMA Negeri 1 Petanahan (2012)
4. Universitas Muhammadiyah Purwokerto (S1) (2016)
5. Universitas Muhammadiyah Purwokerto (Profesi Apoteker) (2017
Pengalaman Kerja 1. Apoteker Apotek Alhuda (2017-2018)
2. Apoteker Apotek bergas (2018-2029)
3. Apoteker Puskesmas Petanahan (2018-2019)
4. Apoteker RS Permata Medika (2020-2021)
5. Apoteker Apotek Lucky Farma (2019-2022)
6. Apoteker Klinik Yakkum Utama Wisma Rukti (2017-2022)
7. Apoteker CPNS Puskesmas Traji (2022-sekarang)

106
LAMPIRAN 1

Kegiatan 1

1.1 Notulensi Konsultasi Mentor


1.2 Formulir Konseling
1.3 Persetujuan akses RM

107
FORMULIR KONSELING OBAT
PUSKESMAS TRAJI
Jl. Raya Bandunggede No 02 Traji, Parakan, Temanggung

Nama Pasien
Jenis Kelamin
Tanggal lahir
Alamat
Tanggal Konseling
Nama Dokter
Diagnosa
Riwayat Alergi
Nama Obat/Dosis dan Cara Pemakaian

Pasien pernah dating konseling sebelumnya Ya Tidak


Keluhan

Tindak lanjut

Pasien Apoteker
1

(………………………… (…………………………
FORMULIR KONSELING OBAT
PUSKESMAS TRAJI
Jl. Raya Bandunggede No 02 Traji, Parakan, Temanggung

Nama Pasien
Jenis Kelamin
Tanggal lahir
Alamat
Tanggal Konseling
Nama Dokter
Diagnosa
Riwayat Alergi
Nama Obat/Dosis dan Cara Pemakaian

Pasien pernah dating konseling sebelumnya Ya Tidak


Keluhan

Tindak lanjut

Pasien Apoteker

(…………………………….) 109
(…………………………….)
LAMPIRAN 2

Kegiatan 2

2.1 .Formulir Perkembangan Pasien


2.2 Konsultasi Persetujuan Mentor
2.3 Formulir Perkembanngan Pasien Terisi Data

1
FORMULIR CATATAN KOMPLIKASI PENYAKIT PASIEN

Tgl. Nama Pasien Terapi Keterangan


Kunjungan

1
FORMULIR PERKEMBANGAN PENYAKIT PASIEN
\

Nama Pasien Awal Kunjungan Berikutnya Keterangan


Kunjungan
NY.XXXX -

1
1
LAMPIRAN 3

Kegiatan 3

3.1 Formulir Kontal Telfon Pasien


3.2 Formulir E-Konseling
3.3 Formulir Konseling

1
FORMULIR KONTAK TELFON PASIEN

Nama Pasien No.Kontak/Alamat Keterangan

1
E-Konseling

1
Formulir Konseling

FORMULIR KONSELING OBAT


PUSKESMAS TRAJI
Jl. Raya Bandunggede No 02 Traji, Parakan, Temanggung

Nama Pasien
Jenis Kelamin
Tanggal lahir
Alamat
Tanggal Konseling
Nama Dokter
Diagnosa
Riwayat Alergi
Nama Obat/Dosis dan Cara Pemakaian

Pasien pernah dating konseling sebelumnya Ya Tidak


Keluhan

Tindak lanjut

Pasien Apoteker
117

(………………………… (…………………………
LAMPIRAN 4

Kegiatan 4

4.1 .Leaflet
4.2 Lembar Persetujuan

1
Leaflate alternatif

1
Leaaflat Konseling

1
Lembar Persetujuan

1
LAMPIRAN 5

Kegiatan 5 dan 6

5.1 Hasil Konseling


5.2 Formulir Penilaian Kepatuhan
5.3 Formulir Monitoring Pasien
5.4 Hasil Monitoring dan Evaluasi

1
1
FORMULIR PENILAIAN KEPATUHAN

Jumlah Sample Hasil Penilaian


PATUH TIDAK

14 1
N= 15

ttd

(…………………………….)

1
FORMULIR MONITORING KIE

KIE-1 KIE-2 KIE-3 KIE-4 KIE-5 STATUS


No Nama Alamat
Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl PATUH TIDAK
PATUH

ttd

Kaidah monitoring : 1. Jika ditemukan satu kali ketidak patuhan maka perimeter
dinyatakan tidak patuh

2. Patuh diberi tanda
3.. .Tidak diberi pat tanda (… )
X

Anda mungkin juga menyukai