Anda di halaman 1dari 103

LAPORAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR

KEDUDUKAN DAN PERAN PNS UNTUK MENDUKUNG SMART


GOVERNANCE

UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN ANAK SEKOLAH MENGENAI GIGI


BERLUBANG ( KARIES ) DENGAN BUKU DIGITAL SEBAGAI MEDIA PROMOSI
KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI MI NASHRUL FAJAR KOTA SEMARANG

Disusun oleh :

NAMA : MAYRIL YUSRIN SYARFINA, S.Tr.Kes


NIP : 199705042022032016
NOMOR DAFTAR HADIR : 21
JABATAN : TERAPIS GIGI DAN MULUT AHLI PERTAMA
INSTANSI : UPTD PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG
COACH : ERNI IRAWATI,S.E, M.Pd
MENTOR : MUKTI SETIAWAN, S.Kep, Ners

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN XCVIII


BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOTA SEMARANG
BEKERJA SAMA DENGAN BPSDMD PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2022

i
ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN ANAK SEKOLAH


MENGENAI GIGI BERLUBANG ( KARIES ) DENGAN DIGI BOOK
SEBAGAI MEDIA PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI MI
NASHRUL FAJAR KOTA SEMARANG
Oleh: Mayril Yusrin Syarfina, S.Tr.Kes

Sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku, setiap calon


pegawai negeri sipil diwajibkan melalui tahap pelatihan dasar CPNS.
Peserta pelatihan dasar CPNS Provinsi Jawa Tengah dituntut untuk
mampu mengaktualisasikan pembelajaran Agenda 2 yaitu nilai-nilai dasar
Ber-AKHLAK dan pembelajaran Agenda 3 yaitu Manajemen ASN dan
Smart ASN. Aktualisasi dilakukan dalam rangka menyelesaikan isu yang
ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Rowosari. Isu prioritas yang
diangkat yaitu Tingginya Angka Kasus Gigi Berlubang Pada Anak Sekolah
Di Poli Gigi Puskesmas Rowosari.. Gagasan penyelesaian isu adalah
Upaya Peningkatan Pengetahuan Anak Sekolah Mengenai Gigi Berlubang
(Karies) Dengan Digi Book Sebagai Media Promosi Kesehatan Gigi Dan
Mulut Di Mi Nashrul Fajar Kota Semarang.
Aktualisasi dan habituasi dilaksanakan mulai tanggal 1 Juli 2022
sampai dengan 30 Juli 2022 dengan hasil setiap kegiatan yaitu: 1)
Tersedianya Satuan Acara Penyuluhan (SAP) gigi berlubang; 2)
Terciptanya media edukasi buku digital yang mudah diakses dan menarik
untuk anak sekolah; 3) Adanya campaign mengenai Buku Digital
Kesehatan gigi dan Mulut; 4) Siswa sekolah dapat dengan mandiri
melakukan pencegahan gigi berlubang; 5) Terlaksananya kegiatan
monitoring dan evaluasi mengenai kegiatan pencegahan gigi berlubang.
Pada hasil evaluasi pengetahuan, didapatkan hasil berupa terjadinya
peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan gigi berlubang.
Terdapat 20 soal yang dikerjakan oleh 35 responden. Sebelum
penyuluhan didapatkan hasil pengetahuan anak dengan presentase 66%
buruk, 31% sedang dan 3% baik. Setelah dilaksanakan penyuluhan dan
sosialisasi buku digital menjadi 66% sedang dan 34% baik

Kata kunci: Inovasi, Buku Digital edukasi, Anak Sekolah

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR,


KEDUDUKAN DAN PERAN PNS UNTUK MENDUKUNG SMART
GOVERNANCE

UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN ANAK SEKOLAH


MENGENAI GIGI BERLUBANG (KARIES ) DENGAN BUKU DIGITAL
SEBAGAI MEDIA PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI MI
NASHRUL FAJAR KOTA SEMARANG

NAMA : MAYRIL YUSRIN SYARFINA, S.Tr.Kes


NIP : 199705042022032016
NOMOR DAFTAR HADIR : 21

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada :


Hari : Jumat
Tanggal : 12 Agustus 2022
Tempat : Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kota
Semarang

Semarang, 12 Agustus 2022


Menyetujui
Coach Mentor

Erni Irawati,S.E, M.Pd Mukti Setiawan,S.Kep,Ners


Widyaiswara Ahli Madya Kepala Puskesmas Rowosari
NIP. 197308292009012002 NIP. 197706031997021001

iii
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR, KEDUDUKAN DAN


PERAN PNS UNTUK MENDUKUNG SMART GOVERNANCE

UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN ANAK SEKOLAH MENGENAI GIGI


BERLUBANG (KARIES ) DENGAN BUKU DIGITAL SEBAGAI MEDIA PROMOSI
KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI MI NASHRUL FAJAR KOTA SEMARANG

NAMA : MAYRIL YUSRIN SYARFINA, S.Tr.Kes


NIP : 199705042022032016
NOMOR DAFTAR HADIR : 21

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada :


Hari : Jumat
Tanggal : 12 Agustus 2022
Tempat : Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kota Semarang

Semarang, 12 Agustus 2022


Mengesahkan,
Coach Mentor

Erni Irawati,S.E, M.Pd Mukti Setiawan,S.Kep,Ners


Widyaiswara Ahli Madya Kepala Puskesmas Rowosari
NIP. 197308292009012002 NIP. 197706031997021001

Penguji

Dra. Mukaromah Syakoer MM


Widyaiswara Ahli Utama
NIP. 196102171985032008

iv
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi dan Habituasi Nilai-Nilai Dasar,
Kedudukan dan Peran PNS Untuk Mendukung Smart Governance dengan judul
“Upaya Peningkatan Pengetahuan Anak Sekolah Mengenai Gigi Berlubang (
Karies ) Dengan Buku Digital Sebagai Media Promosi Kesehatan Gigi Dan Mulut
Di Mi Nashrul Fajar Kota Semarang”. Laporan ini disusun sebagai bukti pelaksanaan
aktualisasi nilai- nilai dasar dan peran Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Tujuan dari penyusunan laporan aktualisasi ini adalah untuk memberikan
gambaran kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan penulis dengan menanamkan
nilai-nilai dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
Kolaboratif yang telah diimplementasikan selama pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III ini. Selain itu, rancangan aktualisasi ini juga sebagai bentuk tanggung
jawab tugas dari peserta pelatihan dasar CPNS. Laporan Aktualisasi ini dapat
terselesaikan dengan bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak, dengan segala
kerendahan hati dan rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak H. Ganjar Pranowo, SH., M.IP. sebagai Gubernur Jawa Tengah yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Pelatihan Dasar
CPNS tahun 2022;
2. Bapak Dr. Hendrar Prihadi, SE., MM. selaku Walikota Semarang;

3. Drs. Mohamad Arif Irwanto, M.Si selaku Kepala Badan Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia Daerah Provinsi Jawa Tengah;
4. Bapak Abdul Haris, SH, MM selaku Kepala BKPP Kota Semarang;
5. Bapak Dra. Mukaromah Syakoer MM selaku penguji seminar laporan aktualisasi
saya;
6. Ibu Erni Irawati,S.E, M.Pd selaku coach yang telah membantu dan membimbing
penyusunan laporan aktualisasi ini;
7. Bapak Mukti Setiawan,S.Kep,Ners selaku mentor selama penyusunan laporan
aktualisasi ini;

v
8. Seluruh Widyaiswara yang telah membagikan ilmu serta
pengalamannya selama kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan
98 tahun 2022;
9. Seluruh Panitia penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
Angkatan 98 tahun 2022 yang telah mengupayakan yang terbaik bagi peserta
pelatihan dasar baik sebelum maupun selama kegiatan berlangsung;
10. Keluarga besar Puskesmas Rowosari atas dukungan dan kerjasamanya;
11. Rekan-rekan golongan III angkatan 98 kelompok 3 yang telah berbagi
pengetahuan dan pengalaman;
12. Keluarga tercinta yang telah memberikan motivasinya, serta semua pihak yang
telah membantu penyusunan laporan aktualisasi ini.

Penulis berharap semoga rancangan aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi


semua pihak dan menjadi contoh tentang penerapan nilai-nilai
Ber-AKHLAK dengan prinsip manajemen ASN dan SMART ASN untuk
mendukung terciptanya Smart Governance dalam kehidupan
sehari-hari di lingkungan kerja dan masyarakat.

Semarang, 10 Agustus 2022


Penulis

Mayril Yusrin Syarfina, S.Tr.Kes


NIP. 199705042022032016

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
ABSTRAK...............................................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................iv
PRAKATA............................................................................................................... v
DAFTAR ISI...........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL....................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................ix
BAB I. PROFIL ORGANISASI DAN TUGAS PESERTA
A. Gambaran Umum Organisasi..............................................................1
B. Tupoksi Jabatan Peserta.....................................................................5
C. Role Model...........................................................................................7
BAB II. RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
A. Identifikasi dan Deskripsi Isu...............................................................9
B. Analisis Isu...........................................................................................14
C. Analisis Penyebab Isu.........................................................................17
D. Dampak Apabila Isu Tidak Diselesaikan..............................................18
E. Gagasan Pemecahan Isu....................................................................18
F. Rancangan Aktualisasi Habituasi........................................................20
G. Jadwal Rancangan Aktualisasi Habituasi............................................30
BAB III. PELAKSANAAN AKTUALISASI
A. Perubahan Kegiatan dari Rancangan Awal ……………………………33
B. Pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi ……………………………..…33
BAB IV. KESIMPULAN
Kesimpulan…………………………………………………………………… 65

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................66
CURRICULUM VITAE..............................................................................................68
LAMPIRAN............................................................................................................... 69
LEMBAR KONSULTASI............................................................................................91
LEMBAR KOMITMEN TINDAK LANJUT....................................................................92
vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Cakupan pelayanan Kesehatan gigi Anak Sekolah di 12


Puskesmas Rowosari…………………………………………..

Tabel 2.2 Kriteria Skor APKL ……………………………………………….. 14


Tabel 2.3 Analisis Isu APKL ……………………………………………........ 15

Tabel 2.4 Identifikasi Isu Identifikasi Isu Menggunakan Metode USG...... 16

Tabel 2.5 Parameter USG……………………………………………………. 17

Tabel 2.6 Gagasan Pemecahan Isu………………………………………… 18

Tabel 2.7 Rancangan Aktualisasi Habituasi……………………………….. 20

Tabel 2.8 Matrik Rancangan Kegiatan……………………………………… 21

Tabel 2.9 Jadwal Rancangan 30


Aktualisasi……………………………………
Tabel 3.1 Kondisi Sebelum dan Sesudah Aktualisasi Habituasi………… 32

Tabel 3.2 Kondisi Sebelum dan Sesudah Aktualisasi Habituasi………… 39

Tabel 3.3 Kondisi Sebelum dan Sesudah Aktualisasi Habituasi………… 46

Tabel 3.4 Kondisi Sebelum dan Sesudah Aktualisasi Habituasi………… 51

Tabel 3.5 Kondisi Sebelum dan Sesudah Aktualisasi Habituasi………… 57

Tabel 3.6 Kondisi Sebelum dan Sesudah Aktualisasi Habituasi………… 63

vii
i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Profil Puskesmas Rowosari................................................................ 1


Gambar 1.2 Struktur Organisasi Puskesmas.......................………………………. 4
Gambar 1.3 Foto Role Model ................................................................................ 7
Gambar 2.1 Data Jumlah Pasien Gigi Berlubang Di Puskesmas 10
Rowosari……..
Gambar 2.2 Data Jumlah Pasien Abses Gigi Di Puskesmas 11
Rowosar…………..
Gambar 2.3 Phantom gigi di Puskesmas Rowosari……………………................. 13
Gambar 2.4 Poli Gigi Puskesmas Rowosari……………………..….....……........... 14
Gambar 2.5 Diagram 18
Fishbone...............................................................................
Gambar 3.1 Membuat SAP kegiatan peningkatan pengetahuan Anak Sekolah
mengenai gigi berlubang…………………………………………….… 34
Gambar 3.2 Membuat soal pre dan post test……………………………….……… 35
Gambar 3.3 Melakukan diskusi dengan teman sejawat…………………………... 36
Gambar 3.4 Melakukan konsultasi dengan mentor……………………………….. 36
Gambar 3.5 Membaca literasi digital dan cetak……………………………….…… 41
Gambar 3.6 Berkonsultasi dengan mentor……………………………….………… 41
Gambar 3.7 Membuat buku digital edukasi dengan canva dan fliphtml5……….. 42
Gambar 3.8 Surat permohonan izin dan pelaksanaan kegiatan…………………. 47
Gambar 3.9 Foto saat melakukan briefing dengan coordinator kelas V MI
Nashrul Fajar……………………………….…………………………… 48
Gambar 3.10 Berkoordinasi dengan pihak sekolah terkait kegiatan yang akan
dilakukan……………………………….………………………………... 48
Gambar 3.11 Foto saat mengkondisikan kelas……………………………….……... 53
Gambar 3.12 Foto saat siswa melakukan pre test……………………………….…. 53
Gambar 3.13 Sosialisasi dan menjelaskan materi pencegahan gigi berlubang
menggunakan media Buku Digital Edukasi………………………….. 54
Gambar 3.14 Foto saat monitoring kegiatan post test……………………………… 58
Gambar 3.15 Foto saat siswa melakukan post test………………………………… 59
Gambar 3.16 Evaluasi kegiatan……………………………….………………………. 60
Gambar 3.17 Sosialisasi dan menjelaskan materi pencegahan gigi berlubang
menggunakan media Buku Digital Edukasi………………………….. 60

ix
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 ......................................................................................................... 70
LAMPIRAN 2 …………………………………........................………………………. 77
LAMPIRAN 3 …………………................................................................................. 92
LAMPIRAN 4 …………………………………………………………………………… 95

LAMPIRAN 5 ……………………………………………………………………………. 98
.

x
BAB I
GAMBARAN UMUM UNIT KERJA

A. Gambaran Umum Organisasi


1. Dasar Hukum Organisasi
Permenkes 43 tahun 2019 tentang Puskesmas menyebutkan
bahwa Puskesmas adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Faskes).
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Puskesmas mempunyai
tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas Rowosari merupakan salah satu fasilitas pelayanan
kesehatan yang berada di Kota Semarang dibawah Dinas Kesehatan
sesuai dengan Peraturan Walikota nomor 97 tahun 2016 Tentang
Pembentukan, Kedudukan, Susunan, Organisasi Tugas dan Fungsi
serta Tata Kerja Unit Pelaksaaan Teknik Pusat Kesehetan Masyarakat
pada Dinas Kesehatan Kota Semarang. Puskesmas Rowosari memiliki
luas luas tanah 1.487 M2 dan luas bangunan 270 M 2 dengan luas
wilayah kerja 1.883,841 Km2. Cakupan wilayah kerja puskesmas
Rowosari meliputi 5 kelurahan , yaitu : Kelurahan Rowosari, kelurahan
meteseh, kelurahan Bulusan, kelurahan Kramas dan kelurahan
Tembalang.
Nama Organisasi : Puskesmas Rowosari
Alamat : Jl. Prof Soeharso, kelurahan Meteseh,
Kecamatan Tembalang, Kota Semarang,
Jawa Tengah

Gambar 1.1 Puskesmas Rowosari (sumber :RSB PKM Rowosari)

1
2. Tugas Fungsi Organisasi
Berdasarkan Peraturan Walikota Semarang nomor 97 tahun 2016 tentang
Pembentukkan, Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis DInas Pusat Kesehatan Masyarakat
pada Dinas Kesehatan Kota Semarang, puskesmas merupakan unsur
pelaksana tugas pada Dinas Kesehatan (Dinkes) sehingga puskesmas
memiliki tugas sebagian kegiatan teknis operasional Dinas Kesehatan
yang meliputi pelayanan, pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan
secara paripurna kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
Adapun fungsi puskesmas adalah sebagai berikut :
a) Pelaksanaan kebijakan teknis Dinkes di bidang pengelolaan
puskesmas
b) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan
c) Pelaksanaan penyusunan laporan program dan kegiatan
d) Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai tugas dan fungsinya

3. Susunan / Struktur Organisasi dan Tata Kerja


Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 2 Tahun 2001
tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis
Daerah Kota Semarang, Maka struktur organisasi Puskesmas Rowosari
adalah sebagai berikut:

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Puskesmas

2
4. Visi – Misi Organisasi
Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota
Semarang Tahun 2005-2025 merupakan pedoman bagi Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang
yang tertuang dalam RPJMD Kota Semarang Tahun 2021-2026. RPJMD
yang dimaksud merupakan pedoman bagi visi dan misi Kota Semarang,
yaitu
a. Visi Kota Semarang :
“Terwujudnya Kota Semarang yang Semakin Hebat Berlandaskan
Pancasila dalam bingkai NKRI yang ber-Bhinneka Tunggal Ika”
b. Misi Kota Semarang yaitu :
1) Meningkatkan kulitas dan kapasitas Sumber Daya Manusia yang
Unggul dan Produktif untuk Mencapai Kesejahteraan dan
Keadilan Sosial
2) Meningkatkan Potensi Ekonomi Lokal yang Berdaya Saing dan
Stimulasi Pembangunan Industri. Berdasarkan Riset dan Inovasi
Berdasar Prinsip Demokrasi Ekonomi Pancasila
3) Menjamin kemerdekaan Masyarakat Menjalankan Ibadah,
Pemenuhan Hak Dasar dan Perlindungan Kesehjahteraan Sosial
serta Hak Asasi Manusia bagi Masyarakat Secara Berkeadilan.
4) Mewujudkan Insfrastruktur Berkualitas yang Berwawasan
Lingkungan untuk Mendukung Kemajuan Kota.
5) Menjalankan Reformasi Birokrasi Pemerintahan Secara Dinamis
dan Menyusun Produk Hukum yang Sesuai Nilai-Nilai Pancasila
dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sedangkan Visi Misi Puskesmas Rowosari yaitu:
a. VIsi puskesmas rowosari :
“Terwujudnya masyarakat di lingkungan puskesmas Rowosari
yang mandiri untuk hidup sehat”
b. Misi puskesmas rowosari :
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas
2. Memberdayakan masyarakat untuk memiliki kemauan dan
kemampuan untuk hidup sehat
3. Meningkatkan perilaku dan peran aktif individu, keluarga
dan masyarakat untuk memelihara dan melindungi
kesehatan dan lingkunganya
5. Tujuan Organisasi

a. Memberikan pelayanan kesehatan melalui penyelenggaraan upaya


kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat

3
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.
b. Memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
c. Memberikan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan
akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.
6. Nilai Organisasi
Menurut Peraturan Walikota Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Budaya
Kerja di Lingkungan Pemerintah Kota Semarang, Puskesmas
Rowosari menerapkan nilai-nilai budaya yaitu “CERIA”, dimana
dalam melaksanakan tupoksinya tata nilai ini mendasari bagi
petugas sebagai falsafah dalam memberikan pelayanan sehingga
menjadi Budaya Kerja. Nilai budaya “CERIA” adalah sebagai berikut:

a. Cepat, yaitu Memberikan pelayanan yang tanggap sesuai standar


mutu.

Dlihat dari : standar/indicator mutu pelayanan, 5G

b. Empati, yaitu saling mengerti perasaan antar sesame rekan kerja


dan juga pasien

c. Ramah, yaitu memberi kenyamanan kepada konsumen

Dilihat dari : kuesioner kepuasan pelanggan

d. Inovatif, yaitu bekerja sama mengembangkan ide-ide kreatif guna


meningkatkan mutu pelayanan
Dilihat dari : PDCA/PDSA
e. Akurat, yaitu cermat, bertanggung jawab dalam melaksanakan
pekerjaan sesuai komitmen mutu yang sudah disepakati
Dilihat dari : komitmen mutu

B. Tupoksi Jabatan Peserta


Peserta merupakan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan
Kota Semarang berdasarkan Keputusan Walikota Semarang Nomor :
P/901/813/IV Tahun 2022 tentang pengangakatan Calon Pegawai Negeri
Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Semarang, Jabatan peserta sebagai
Terapis Gigi dan Mulut Ahli Pertama. Peserta melaksanakan tugas sabagi
Terapis gigi dan mulut Ahli Pertama berdasarkan Surat Tugas Nomor
800/7425/2022.

4
Berdasarkan Permen PAN & RB No. 37 Tahun 2019, Tugas Jabatan Fungsional
Terapis Gigi dan Mulut yaitu melakukan kegiatan pelayanan asuhan kesehatan gigi
dan mulut yang meliputi persiapan pelayanan, pelaksanaan pelayanan asuhan
kesehatan gigi dan mulut. Uraian kegiatan tugas jabatan fungsional Terapis Gigi dan
Mulut kategori keahlian Ahli Pertama, ditetapkan dalam butir kegiatan sebagai
berikut:
1. Melakukan penyusunan rencana kerja bulanan;
2. Melakukan penyusunan rencana kerja tahunan;
3. Melakukan pengelolaan permintaan kebutuhan alat, obat dan bahan tahunan;
4. Melakukan pre conference dan post conference dalam rangka pengelolaan
pengendalian mutu pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut;
5. Melakukan survey kepuasan pelanggan dalam rangka pengelolaan pengendalian
mutu pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut;
6. Melakukan analisis dan penanganan keluhan pelanggan dalam rangka
pengelolaan pengendalian mutu pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut;
7. Melakukan pengawasan pengelolaan limbah medis dalam rangka pengendalian
infeksi pada pelayanan kesehatan gigi dan mulut;
8. Melakukan identifikasi data dan bahan untuk evaluasi pelayanan kesehatan gigi
dan mulut;
9. Menganalisis kasus asuhan kesehatan gigi dan mulut dengan menggunakan
sistem berbasis teknologi informasi;
10. Melakukan pengkajian kesehatan gigi dan mulut pada pasien berkebutuhan
khusus;
11. Melakukan penjaringan kesehatan gigi dan mulut pada individu/kelompok
berkebutuhan khusus;
12. Melakukan pemeriksaan analisis risiko karies;
13. Melaksanakan analisis masalah/diagnosis asuhan kesehatan gigi dan mulut
berdasarkan hasil pengkajian pada individu, kelompok/ masyarakat
berkebutuhan khusus;
14. Melaksanakan identifikasi diagnosa/masalah kesehatan gigi berdasarkan hasil
pemeriksaan risiko karies;
15. Melakukan penyusunan rencana pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut
pada individu/ kelompok berkebutuhan khusus;
16. Melakukan kegiatan komunikasi therapeutik pada intervensi klinis dengan
kompleksitas tingkat ringan;
17. Melakukan terapi remineralisasi;
18. Melakukan persiapan pasien pra operasi;
19. Melakukan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut pasien pra dan post operasi;
20. Membimbing pelaksanaan sikat gigi pada individu/ kelompok berkebutuhan
khusus;
21. Melakukan kegiatan konsultasi pada kasus ringan dari tenaga kesehatan lain;
22. Melakukan pelatihan kader kesehatan gigi dan mulut;

5
23. Melakukan penambalan permanen 1 (satu) bidang

6
24. Melaksanakan bimbingan bagi mahasiswa kesehatan gigi;
25. Melaksanakan bimbingan di bidang kesehatan gigi bagi mahasiswa kesehatan
lainnya;
26. Melaksanakan kegiatan kolaboratif pada tindakan medik gigi spesialistik di
fasyankes;
27. Melakukan evaluasi dan dokumentasi asuhan kesehatan gigi dan mulut;
28. Melakukan kegiatan pemeriksaan dan analisis untuk memberikan rujukan
kesehatan gigi dan mulut pada kasus ringan; dan
29. Melaksanakan penatalaksanaan kegawat daruratan pada kasus ringan
kesehatan gigi dan mulut.

C. Role Model

Gambar 1.3 Foto Role Model drg. Asterya Illa


(Sumber Dokumen Foto Pribadi 2022)

drg Asterya Illa merupakan figure yang menjadi role model pertama bagi
penulis. Model Peranan (Role Model) adalah seseorang yang tingkah lakunya kita
contoh, tiru, diikuti, dan dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan tugas.
Beliau adalah salah satu Dokter Gigi di Puskesmas Rowosari.
drg Asterya Illa adalah sosok yang ramah, sopan, dan bersahaja. Beliau selalu

mengimplementasikan nilai-nilai BerAKHLAK dalam kegiatannya sehari-hari, dengan


penjabaran sebagai berikut :
1. Berorientasi Pelayanan, drg Asterya Illa selalu bekerja setulus hati,
memberikan pelayanan maksimal dan mementingkan kepuasan pada pasien
saat berkunjung pasien .
2. Akuntabel, drg Asterya Illa selalu menjelaskan dengan detail dan

7
transparan mengenai kondisi gigi yang dikeluhkan pasien, dan
memberitahu prognosis secara jujur terkait tindakan yang akan
diambil.
3. Kompeten, drg Asterya Illa sangat ahli dibidangnya seperti
menganalisis sebuah kasus berdasarkan pada kondisi fisiologis gigi
seseorang dan keluhan yang disampaikan oleh pasien
4. Harmonis, drg Asterya Illa selalu peduli dan melakukan
komunikasi efektif dengan pasien maupun rekan kerja. Selalu
menciptakan suasana kerja yang menyenangkan.
5. Loyal drg Asterya Illa selalu berdedikasi tinggi dalam
menyelesaikan setiap tahap perawatan pasien yang berobat pada
beliau, tidak money oriented
6. Adaptif, drg Asterya Illa mampu menyesuaikan diri dan tetap
melakukan pengobatan gigi pada pasien ketika masa pandemic
dengan tetap memperhatikan prokes (keamanan diri, pasien, serta
rekan kerja.)
7. Kolaboratif, Untuk memperoleh hasil perawatan gigi yang
maksimal, drg Asterya Illa akan melakukan kerja sama dengan
rekan sejawat. Misal Pasien dewasa datang dengan keluhan gigi
goyang, drg illa akan meminta bagian laboratorium untuk
melakukan tes gula guna melihat Riwayat Kesehatan sebagai
dasar beliau menegakan diagnosa

8
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

A. Identifikasi Dan Deskripsi Isu


Pengertian isu secara umum adalah suatu phenomena/kejadian
yang diartikan sebagai masalah.Atau dalam kata lain, adanya suatu
fenomena atau kejadian yang dianggap penting atau dapat menjadi
menarik perhatian orang banyak, sehingga menjadi bahan yang layak
untuk didiskusikan (LAN, 2019).
Penetapan isu di tempat kerja didasari dengan mengenali dan
memahami dengan baik tuntutan pelaksanaan pekerjaan dan
lingkungan kerja, sehingga jelas kesesuaian atau ketidaksesuaian
antara situasi nyata dengan tuntutan situasi yang seharusnya terjadi.

Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa


isu atau problematika yang ditemukan dalam melaksanakan tugas
sebagai Terapis Gigi dan Mulut di poli gigi Puskesmas Rowosari Kota
Semarang. Sumber isu yang diangkat dapat berasal dari individu, unit
kerja maupun organisasi. Deskripsi isu-isu yang teridentifikasi beserta
lampiran bukti pendukungnya adalah sebagai berikut:
1. Rendahnya Pengetahuan Mengenai Gigi Berlubang (Karies) Pada
Usia Anak Sekolah Di Lingkungan Puskesmas Rowosari
a. Deskripsi Isu
Kebersihan gigi dan mulut yang baik dapat diwujudkan melalui
pengetahuan dan perilaku yang baik dan benar terhadap pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut. Pengetahuan merupakan faktor yang
membentuk perilaku seseorang. Pengetahuan yang kurang akan
membentuk perilaku dan sikap yang keliru terhadap pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut

(Marimbun, dkk. 2016). Perilaku keliru jika terus dilakukan akan


menimbulkan berbagai masalah kesehatan gigi, salah satunya adalah
gigi berlubang.
Isu dikaitkan dengan agenda III:
1) Manajeman ASN:
Terapis gigi dan mulut bertanggung jawab untuk memberikan edukasi
kepada masyarakat terkait pencegahan gigi berlubang, agar nantinya
masyarakat dapat dengan mandiri melakukan pencegahan gigi
berlubang
2) SMART ASN:
Masih banyaknya kasus gigi berlubang salah satunya dikarenakan oleh
terapis gigi dan mulut yang masih kurang memiliki kecakapan digital
(digital skill) dalam memanfaatkan media untuk memberikan edukasi
kepada masyarkat terkait kesehatan gigi.
9
b. Data dan Informasi Pendukung
Data yang digunakan oleh penulis dalam menentukan isu diambil
dari Sistem Infromasi Manajemen Puskesmas (Simpus). Data simpus
menunjukkan jumlah pasien usia 5 – 19 tahun yang datang dengan
kasus gigi berlubang (K04.0) dari 1 Januari 2022 s/d 1 Juni 2022
adalah 95 pasien.
Gambar 2.1 Data Jumlah Pasien Gigi Berlubang Di Puskesmas
Rowosari (Sumber: Sistem Infromasi Manajemen Puskesmas)

c. Sumber Isu: Individu


d. Ruang Lingkup Isu: Tugas Fungsi Jabatan

2. Rendahnya Pengatahuan Mengenai Abses Gigi Pada Usia Anak


Sekolah Di Puskesmas Rowosari
a. Deskripsi Isu
Abses gigi adalah terbentuknya kantung atau benjolan berisi nanah
pada gigi. Abses gigi disebabkan oleh infeksi bakteri. Kondisi ini bisa
muncul di sekitar akar gigi atau di gusi. Infeksi bakteri penyebab abses
gigi umumnya terjadi pada orang yang kebersihan dan kesehatan
giginya buruk.
Isu dikaitkan dengan agenda III:
1) Manajeman ASN:
Salah satu tugas terapis gigi dan mulut sebagai ASN adalah
memberikan pelayanan publik berupa memberikan edukasi
mengasi tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
bengkak gigi atau abses gigi

2) SMART ASN:
Masih banyaknya kasus abses gigi salah satunya dikarenakan
terapis gigi dan mulut masih kurang memanfaatkan media digital
atau kurang memiliki kecapakan digital (digital skill) dalam
memberikan edukasi mengenai kesehatan gigi dan mulut
b. Data dan Informasi Pendukung
Data yang digunakan oleh penulis dalam menentukan isu diambil dari
Sistem Infromasi Manajemen Puskesmas (Simpus). Data Simpus
menunjukkan jumlah pasien yang datang dengan kasus abses gigi
(K04.7) usia 5 – 19 tahun dari 1 Januari 2022 s/d 1 Juni 2022 adalah 41
10
orang.
Gambar 2.2 Data Jumlah Pasien abses gigi Di Puskesmas Rowosari
(Sumber: Sistem Infromasi Manajemen Puskesmas)

c. Sumber Isu: Individu


d. Ruang Lingkup Isu: Tugas Fungsi Jabatan

3. Kurangnya Media Promosi Kesehatan Gigi Pada Anak Sekolah di


Lingkungan Puskesmas Rowosari
a. Deskripsi Isu
Media dalam promosi kesehatan merupakan salah satu upaya
untuk mendukung keberhasilan proses pembelajaran sehingga lebih
menarik perhatian dan materi yang disampaikan akan lebih mudah
dipahami oleh peserta. Melalui promosi kesehatan menggunakan
media situasi pembelajaran lebih menyenangkan,
kreatif dan tidak membosankan. Apabila tidak ada media proses
penyampaian informasi menjadi membosankan sehingga tujuan tidak
tercapai.
Isu dikaitkan dengan agenda III:

1) Manajeman ASN:
Kurangnya media promosi kesehatan di poli gigi Puskesmas Rowosari
mengindikasikan bahwa kewajiban ASN belum terlaksana sepenuhnya.
Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kesadaran, dan tanggungjawab merupakan kewajiban seorang ASN,
dalam hal ini terapis gigi dan mulut kurang kreatif pada saat kegiatan
Promosi Kesehatan dikarenakan media yang terbatas.

2) SMART ASN:
Belum adanya kesadaran petugas dalam memanfaatkan
teknologi dan informasi sebagai sumber referensi dalam membuat
media edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di wilayah
Puskesmas Rowosari, Kota Semarang mengenai Kesehatan gigi dan
mulut masyarakat

11
b. Data dan Informasi Pendukung
Tabel 2.1 Adanya penurunan Cakupan Kesehatan gigi Anak sekolah akibat
pandemi (Sumber:RSB Puskesmas Rowosari )

105
100
95
90
85
80
2020 2021

c. Sumber Isu: Individu


d. Ruang Lingkup Isu: Tugas Fungsi Jabatan

4. Kurang optimalnya penggunaan model gigi /phantom di Puskesmas


Rowosari untuk edukasi kesehatan gigi
a. Deskripsi Isu
Pendidikan Kesehatan Gigi adalah suatu proses belajar yang ditujukan
kepada individu dan kelompok masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan
gigi yang setinggi tingginya (Herijulianti et al., 2002). Penggunakaan phantom
gigi dapat memudahkan tenaga kesehatan gigi dalam memberikan edukasi
mengenai kesehatan gigi pada pasien. Kurang optimalnya penggunaan alat
phantom di Puskesmas Rowosari menyebabkan kurang maksimalnya
pemberikan edukasi pada masyarakat.
Isu dikaitkan dengan agenda III:
1) Manajeman ASN:
Kurang optimalnya penggunaan model gigi / phantom di Puskesmas
Rowosari untuk edukasi kesehatan gigi mengindikasikan bahwa
kewajiban ASN belum terlaksana sepenuhnya. Melaksanakan tugas
kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggungjawab merupakan kewajiban seorang ASN. Dalam hal ini
Terapis gigi seharusnya memanfaatkan alat peraga model gigi /
phantom dengan baik agar masyarakat mendapatkan edukasi mengenai
kesehatan gigii secara maksimal.
2) Smart ASN
Dalam memberikan edukasi kepada masyarakat menggunakan alat
peragam model gigi / phantom, terapis gigi seharusnya membaca berbagai
literature. berorientasi untuk mewujudkan ASN yang memiliki literasi digital
berupa digital skills (kemampuan dalam penggunaan IT) dan digital ethics
(berupa ketepatan/akurasi dan keterbaruan informasi yag dipilah).

12
b. Data dan Informasi Pendukung
Gambar 2.3 Phantom gigi di Puskesmas Rowosari
(Sumber: Hasil Pemantauan di Puskesmas Rowosari Kota Semarang)

c. Sumber Isu: Individu


d. Ruang Lingkup Isu: Tugas Fungsi Jabatan

5. Kurang luasnya poli gigi di Puskesmas Rowosari


a. Deskripsi Isu
Poli gigi adalah salah satu sarana atau tempat yang dibangun untuk
melakukan perawatan gigi pada seluruh masyarakat yang meliputi usaha-
usaha pencegahan, pengobatan dan pemulihan (Depkes RI, 1996).
Salah satu persyaratan bangunan/ruangan poli gigi yang baik adalah
mempunyai ruang ruang konsultasi dan tindakan kedokteran gigi minimal
3x4 m2. Poli gigi di Puskesmas Rowosari terlalu sempit sehinga kurang
efektif ketika digunakan untuk melakukan pemeriksaan / pemberian
tindakan gigi pada pasien.
Isu dikaitkan dengan agenda III:
1) Manajeman ASN:
Poli gigi yang yang kurang luas mengindikasikan kurang optimalnya
sarana prasarana di Puskesmas Rowosari. Petugas kesehatan gigi
sabagai ASN berkewajiban untuk lebih cermat dan disiplin dalam
menata alat dan bahan gigi, sehingga pelayanan kesehatan untuk
pasien tetap dapat dilakukan efektif dan efisien
2) SMART ASN:
Kurangnya kecakapan pegawai dalam memanfaatkan IT (Digital Skills)
untuk mensiasati ruangan yang kurang luas. Seperti memanfaatkan
teknologi dalam mengolah data. Sehingga tumpukan kertas laporan bisa
dihilangkan (paperless) dan menambah space diruangan
b. Data dan Informasi Pendukung

Poli gigi di puskesmas Rowosari terlalu sempit sehinga tidak efektif ketika
digunakan untuk melakukan pemeriksaan / pemberian tindakan gigi pada
pasien.
13
Gambar 2.4 Poli Gigi Puskesmas Rowosari
(Sumber: Hasil Pemantauan di Puskesmas Rowosari Kota Semarang)

c. Sumber Isu: Individu


d. Ruang Lingkup Isu: Tugas Fungsi Jabatan

14
B. Analisis Isu
Penetapan Isu dilakukan melalui analisis isu dengan menggunakan alat bantu
penetapan kriteria kualitas isu. Analisis isu bertujuan untuk menetapkan kualitas isu
dan menentukan prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui
gagasan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Analisis isu dilakukan dengan
menggunakan alat bantu APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan)
dan USG (Urgency, Seriousness, dan Growth).

1. Analisis APKL
Untuk menentukan isu yang akan diangkat dan diselesaikan melalui
gagasan kegiatan, diperlukan analisis kualitas isu. Analisis isu yang pertama
dilakukan untuk menilai kualitas isu yang dipertimbangkan berdasarkan kriteria
APKL atau Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan. Adapun kriteria
APKL dijabarkan dalam tabel berikut:
1. Aktual : Isu sedang terjadi atau dalam proses kejadian, atau
diperkirakan bakal terjadi dalam waktu dekat.
2. Problematik : Merupakan masalah mendesak yang memerlukan berbagai
upaya alternatif jalan keluar dengan aktivitas dan tindakan nyata.
3. Kekhalayakan : Menyangkut hajat hidup orang banyak, masyarakat pada
umumnya, bukan untuk seseorang atau kelompok.
4. KeLayakan : Logis, Pantas, Realitas, dapat dibahas sesuai dengan
tugas, hak, kewenangan dan tanggung jawab.

Penilaian terhadap masing-masing kriteria dilakukan dengan memberikan


skor 1 sampai dengan 5 sesuai parameter nilai APKL berikut ini:

Tabel 2.2. Kriteria Skor APKL


Nilai Aktual Problematik Kekhalayakan Layak
1 Isu tidak sering Isu tidak memiliki Isu tidak secara Isu tidak masuk akal
terjadi atau dalam dimensi masalah langsung dan tidak realistis
proses kejadian yang kompleks menyangkut hajat serta tidak relevan
tidak hangat sehingga tidak perlu hidup orang banyak untuk dimunculkan
dibicarakan di dicarikan segera inisiatif pemecahan
kalangan solusinya masalahnya
masyarakat
2 Isu kurang sering Isu kurang memiliki Isu kurang secara Isu kurang masuk
terjadi atau dalam dimensi masalah langsung akal dan kurang
proses kejadian yang kompleks menyangkut hajat realistis serta kurang
kurang hangat sehingga kurang hidup orang banyak relevan untuk
dibicarakan di perlu dicarikan segera dimunculkan inisiatif
kalangan solusinya pemecahan
masyarakat masalahnya
3 Isu cukup sering Isu cukup memiliki Isu cukup secara Isu cukup masuk
terjadi atau dalam dimensi masalah langsung akal dan cukup
proses kejadian yang kompleks menyangkut hajat realistis serta cukup
cukup hangat sehingga cukup perlu hidup orang banyak relevan untuk
dibicarakan di dicarikan segera dimunculkan inisiatif
kalangan solusinya pemecahan
masyarakat masalahnya
4 Isu sering terjadi Isu memiliki dimensi Isu secara langsung Isu masuk akal dan
atau dalam proses masalah yang menyangkut hajat realistis serta
kejadian sedang kompleks sehingga hidup orang banyak relevan untuk

15
hangat dibicarakan perlu dicarikan dimunculkan inisiatif
di kalangan segera solusinya pemecahan
masyarakat masalahnya
5 Isu sangat sering Isu sangat memiliki Isu sangat secara Isu sangat masuk
terjadi atau dalam dimensi masalah langsung akal dan sangat
proses kejadian yang kompleks menyangkut hajat realistis serta sangat
sangat hangat sehingga sangat hidup orang banyak relevan untuk
dibicarakan di perlu dicarikan segera dimunculkan inisiatif
kalangan solusinya pemecahan
masyarakat masalahnya

Analisis APKL terhadap kelima isu yang telah diidentifikasi adalah


sebagaimana diuraikan pada Tabel 2.3

Tabel 2.3. Analisis Isu APKL

No. Isu Kriteria (Skor) Jumlah Peringkat


A P K L
1 Rendahnya pengetahuan mengenai gigi 5 5 5 4 19 I
berlubang (karies) pada Anak Sekolah di
lingkungan Puskesmas Rowosari
2 Rendahnya Pengatahuan Mengenai 5 4 4 4 17 III
Abses Gigi Pada Usia Anak Sekolah Di
Puskesmas Rowosari
3 Kurangnya Media Promosi Kesehatan Gigi 5 5 4 4 18 II
Pada Anak Sekolah di Lingkungan
Puskesmas Rowosari
4 Kurang optimalnya penggunaan model 5 4 4 3 16 IV
gigi /phantom untuk edukasi kesehatan
gigi di Puskesmas Rowosari

5 Kurang luasnya poli gigi di Puskesmas 5 4 3 3 15 V


Rowosari

Berdasarkan analisis tapisan isu dengan teknik APKL pada tabel di atas,
diperoleh 3 isu dengan skor tertinggi, yaitu :
1. Rendahnya pengetahuan mengenai gigi berlubang (karies) pada Anak Sekolah di
Puskesmas Rowosari
2. Kurangnya Media Promosi Kesehatan Gigi Pada Anak Sekolah di Lingkungan
Puskesmas Rowosari
3. Rendahnya Pengatahuan Mengenai Abses Gigi Pada Usia Anak Sekolah Di
Puskesmas Rowosari.

16
2. Analisis USG

Ketiga isu hasil analisis APKL kemudian ditapis lagi dengan menggunakan teknik
USG untuk mendapatkan isu prioritas (core isu). Analisis isu menggunakan teknik
USG mempertimbangkan kriteria Urgency, Seriousness, dan Growth atau
kepentingan, keseriusan, serta perkembangan. Adapun arti masing-masing kriteria
USG adalah sebagai berikut :

1. Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
2. Serriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut terhadap
produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan system
atau tidak, dan sebagainya.
3. Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut berkembang
sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.

Penilaian terhadap masing-masing kriteria dilakukan dengan memberikan skor 1


sampai dengan 5 sesuai parameter nilai USG berikut ini:

Tabel 2.4 Parameter Nilai USG

Nilai Urgency/Mendesak Seriousness/Kegawatan Growth/Pertumbuhan


1 Isu tidak mendesak untuk Isu tidak begitu serius Isu lamban
segera diselesaikan untuk dibahas karena berkembang
tidak berdampak ke hal
yang lain
2 Isu kurang mendesak Isu kurang serius untuk Isu kurang cepat
untuk segera diselesaikan dibahas karena tidak berkembang
berdampak ke hal yang
lain
3 Isu cukup mendesak Isu cukup serius untuk Isu cukup cepat
untuk segera diselesaikan dibahas karena tidak berkembang
berdampak ke hal yang
lain
4 Isu mendesak untuk Isu serius untuk Isu cepat
segera diselesaikan dibahas karena tidak berkembang
berdampak ke hal yang
lain
5 Isu sangat mendesak Isu sangat serius untuk Isu sangat cepat
untuk segera diselesaikan dibahas karena tidak berkembang
berdampak ke hal yang
lain

17
Adapun analisis USG dari ketiga isu hasil APKL tersebut adalah sebagaimana
diuraikan pada Tabel 2.4.

Table 2.5 Identifikasi Isu Menggunakan Metode USG


No Isu Urgency Seriousnes Growth Jumlah Ranking
1. Rendahnya pengetahuan 5 4 5 14 I
mengenai gigi berlubang
(karies) pada usia Anak
Sekolah di lingkungan
Puskesmas Rowosari

2. Kurangnya Media Promosi 5 4 4 13 II


Kesehatan Gigi Pada Anak
Sekolah di Lingkungan
Puskesmas Rowosari

3 Rendahnya Pengatahuan 4 4 4 12 III


Mengenai Abses Gigi Pada
Usia Anak Sekolah Di
Puskesmas Rowosari

Dari hasil analisis isu melalui pendekatan USG maka isu strategis yang perlu
diselesaikan adalah : Tingginya angka gigi berlubang pada pasien di Poli Gigi
Puskesmas Rowosari.

C. ANALISIS PENYEBAB ISU


Dari hasil analisis isu melalui pendekatan USG maka isu strategis yang perlu
diselesaikan adalah : Rendahnya pengetahuan mengenai gigi berlubang (karies)
pada Anak Sekolah di lingkungan Puskesmas Rowosari. Akar penyebab
masalah selanjutnya didiagnosa menggunakan fishbone diagram. Diagram ini
merupakan suatu alat untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan menggambarkan
secara detail semua penyebab yang berhubungan dengan suatu permasalahan.
Kategori penyebab permasalahan yang digunakan sebagai start awal meliputi man
power (sumber daya manusia), material (bahan baku), method (metode), dan millieu
(lingkungan) atau melalui pendekatan lain yang dimantapkan melalui brainstorming

bersama rekan kerja di instansi, sehingga hasilnya dirumuskan sebagai berikut


(analog) :

18
Gambar 2.5 Diagram Fishbone

Setelah melakukan analisis terhadap penyebab isu prioritas menggunakan


diagam fishbone, maka diperoleh sebab-sebab utama yang perlu ditemukan
solusinya, yaitu :
1. Man : Petugas kurang disiplin dalam kegiatan penyuluhan Kesehatan
gigi
2. Material : Kurangnya media informasi tentang dampak gigi berlubang.
3. Milieu : Kurangnya perhatian masyarakat dalam menjaga Kesehatan gigi
dan mulut.
4. Method : Penyuluhan hanya dilaksanakan secara lisan dan individu saat
berkunjung ke poli gigi (sudah sakit) sehingga pasien sering
lupa.

D. DAMPAK BILA ISU TIDAK DISELESAIKAN


Dampak bila isu Rendahnya pengetahuan Anak Sekolah mengenai gigi
berlubang (karies) di Puskesmas Rowosari tidak diselesaikan adalah:
1. Rendahnya pengetahuan Anak Sekolah mengenai cara melakukan
pencegahan gigi berlubang menyebabkan tingginya angka kasus gigi
berlubang,
2. Apabila terjadi gigi berlubang yang sudah dalam, hal ini dapat mengakibatkan
nyeri yang tidak tertahankan, sehingga aktifitas sehari-hari akan terganggu.
3. Pada kasus gigi berlubang di anak sekolah, hal ini akan mempengaruhi
tumbuh kembang anak dikemudian hari. Serta rasa sakit yang ditimbulkan
akan menyebabkan hilangnya konsentrasi pada saat sedang melakakukan
pembelajaran disekolah dan berdampak pada menurunnya nilai akademik
siswa.

19
E. GAGASAN PEMECAHAN ISU
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
Isu : Rendahnya pengetahuan mengenai gigi berlubang (karies) pada usia Anak
Sekolah di lingkungan Puskesmas Rowosari.
Gagasan Pemecahan Isu : Melakukan
Gagasan pemecahan isu akan dilaksanakan dengan 5 kegiatan, sebagai berikut :
Tabel 2.6 Gagasan Pemecahan Isu

No. Gagasan Kegiatan Langkah-Langkah


1. Membuat satuan acara penyuluhan 1. Menyusun rencana
(SAP) kegiatan penyuluhan pelaksanaan penyuluhan
pencegahan gigi berlubang 2. Membuat soal pre-post
test
Sumber kegiatan: Inovasi, SKP 3. Melakukan konsultasi dengan
Menyelesaikan penyebab prioritas mentor
Method 4. Menyempurnakan rencana
penyuluhan sesuai dengan
masukan mentor
2. Membuat Buku Digital edukasi 1. Membaca literasi sebagai bahan
pencegahan gigi berlubang penyusunan pembuatan Media
Buku Digital Edukasi
Sumber kegiatan: Inovasi, SKP 2. Melakukan konsultasi dengan
Menyelesaikan penyebab prioritas, mentor terkait substansi materi
Material, Method yang akan diberikan.
3. Membuat media Buku Digital
edukasi
3. Melakukan perizinan dan 1. Membuat surat permohonan
penyebarluasan (campaign) link izin kepada Kepala Sekolah
buku digital edukasi pencegahan 2. Menyampaikan maksud dan
gigi berlubang tujuan kepada wali kelas
sasaran.
Sumber kegiatan: Inovasi, SKP 3. Berkoordinasi dengan wali
Menyelesaikan penyebab prioritas, kelas untuk melakukan
Man, Milieu penyebarluasan link buku
digital kepada siswa.
4. Melaksanakan proses penyuluhan 1. Mengkondisikan Siswa dalam
mengenai pencegahan gigi berlubang keadaan siap menerima
menggunakan media Buku Digital penyuluhan mengenai
edukasi pencegahan gigi berlubang
2. Melakukan pretest untuk
Sumber kegiatan: Inovasi, SKP mengetahui kemampuan awal
Menyelesaikan penyebab prioritas siswa.
Man, Material, Method 3. Memberikan materi pencegahan
gigi berlubang dengan
menggunakan media Buku
Digital
5. Melaksanakan monitoring dan 1. Melakukan monitoring seluruh
evaluasi kegiatan kegiatan penyuluhan.
2. Melakukan post test untuk
Sumber kegiatan: Inovasi, SKP mengetahui kemampuan
Menyelesaikan penyebab prioritas akhir siswa.
Material, Method, Milieu 3. Melakukan evaluasi kagiatan
penyuluhan
20
4. Membuat laporan kepada
mentor.

21
F. RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

Tabel 2.7 Rancangan Aktualisasi Habituasi

Unit Kerja UPTD Puskesmas Rowosari Kota Semarang


Tupoksi yang Sesuai dengan
Pelayanan Asuhan di Bidang Promotif Kesehatan Gigi
RA
1. Rendahnya pengetahuan mengenai gigi berlubang (karies) pada usia anak sekolah di Puskesmas Rowosari
Identifikasi Isu (diambil dari
2. Kurangnya Media Promosi Kesehatan Gigi Pada Anak Sekolah di Lingkungan Puskesmas Rowosari
USG)
3. Rendahnya Pengatahuan Mengenai Abses Gigi Pada Usia Anak Sekolah Di Puskesmas Rowosari
Isu yang diangkat (core
Rendahnya pengetahuan mengenai gigi berlubang (karies) pada usia anak sekolah di Puskesmas Rowosari
issue)
Gagasan Pemecahan Isu Terdiri dari 5 (lima) kegiatan, yaitu:
(konsep judul) 1. Membuat satuan acara penyuluhan (SAP) kegiatan penyuluhan pencegahan gigi berlubang Sumber kegiatan: Inovasi, SKP

2. Membuat media edukasi pencegahan gigi berlubang Sumber kegiatan: Inovasi, SKP

3. Melakukan perizinan dan penyebarluasan (campaign) link buku digital edukasi pencegahan gigi berlubang. Sumber kegiatan:
Inovasi, SKP

4. Memberikan materi pencegahan gigi berlubang dengan menggunakan media Buku Digital Sumber kegiatan: Inovasi, SKP

5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan Sumber kegiatan: Inovasi, SKP

22
Tabel 2.8 Matriks Rancangan Kegiatan Aktualisasi

KETERKAITAN SUBSTANSI KONTRIBUSI TERHADAP PENGUATAN


NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT MATA PELATIHAN VISI MISI ORGANISASI NILAI-NILAI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
1. Membuat satuan Tersedianya Satuan Terkait Agenda III Tersedianya Satuan Acara Tersedianya Satuan Acara
acara penyuluhan Acara Penyuluhan Penyuluhan (SAP) gigi Penyuluhan (SAP) gigi
(SAP) kegiatan (SAP) gigi berlubang Keterkaitan kegiatan dengan berlubang berlubang
penyuluhan manajemen ASN
pencegahan gigi Saya membuat satuan acara Memberikan kontribusi pada memperkuat capaian nilai
berlubang penyuluhan (SAP) kegiatan visi organisasi yaitu organisasi
penyuluhan gigi berlubang dan Terwujudnya masyarakat di
Sumber kegiatan: menyusun jadwal supaya Inovatif, yaitu membuat
wilayah Puskesmas
inovasi dan SKP kegiatan yang akan dilakukan rangkaian acara penyuluhan
menjadi lebih terstruktur, Hal ini Rowosari yang mandiri pencegahan gigi berlubang
dilakukan dalam rangka untuk hidup sehat yang efektif dan mudah
mewujudkan kewajiban ASN diterima oleh masyarakat
yaitu menunjukkan integritas Selanjutnya juga mendukung
dan keteladanan sikap, pencapaian misi ke-1 yaitu
perilaku, dan tindakan Meningkatkan pelayanan
Kesehatan yang berkualitas
Keterkaitan kegiatan dengan
Smart ASN
Saya membuat rancangan
kegiatan penyuluhan
pencegahan gigi berlubang
dengan memanfaatkan
kecakapan menggunakan
media digital (digital skill)
yaitu kemampuan
menggunakan aplikasi Ms.
word dan membuat kuisioner
dengan google form.

23
1.1. Menyusun rencana Tersedianya draft Terkait Agenda II
pelaksanaan susunan acara
penyuluhan pencegahan gigi Berorientasi pelayanan:
berlubang Saya membuat susunan acara
penyuluhan yang berkualitas untuk
Anak sekolah.

1.2 Membuat soal pre-post Tersedianya soal pre Berorientasi pelayanan:


test test dan post test Saya membaca banyak
literasi terkait materi pada saat
pembuatan draft soal pre test dan
post test untuk meningkatkan
kualitas soal yang saya buat

Loyal :
Saya berdedikasi memperbaiki soal
pretest dan post test sesuai arahan
mentor agar nantinya melalui soal
tersebut mendapatkan data yang
valid dan efisien mengetahuitingkat
pengetahuan siswa tentang gigi
berlubang
1.3 Melakukan konsultasi Adanya saran dan Kolaboratif :
dengan mentor dukungan dari mentor Saya bersinergi dengan mentor untuk
terus memperbaiki SAP saya agar
menghasilkan SAP yang berkualitas

1.4 Menyempurnakan Tersusunnya Adaptif :


rencana penyuluhan rangkaian acara Saya akan terus berusaha
sesuai dengan masukan Penyuluhan mengembangkan inovasi dan
mentor pencegahan gigi kreativitas untuk jalannya program.
berlubang
Akuntabel:
Saya berkomitmen untuk
melaksanakan tugas
dengan penuh tanggung jawab.

24
KETERKAITAN SUBSTANSI KONTRIBUSI TERHADAP PENGUATAN
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT
MATA PELATIHAN VISI MISI ORGANISASI NILAI-NILAI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7

2. Membuat Buku Terciptanya Buku Terkait Agenda III Terciptanya Buku Digital Terciptanya Buku Digital
Digital edukasi Digital edukasi yang edukasi yang menarik edukasi yang menarik
pencegahan gigi menarik perhatian Keterkaitan kegiatan dengan perhatian Anak Sekolah yang perhatian Anak Sekolah yang
berlubang Anak Sekolah yang manajemen ASN efektif dan mudah efektif dan mudah
efektif dan mudah Pembuatan media edukasi dipahami dipahami
Sumber kegiatan: dipahami pencegahan gigi berlubang
inovasi dan SKP dalam rangka menjalankan Memberikan kontribusi pada memperkuat capaian nilai
kewajiban ASN yaitu visi organisasi yaitu organisasi
mengembangkan kompetensi Terwujudnya masyarakat di
demi memberikan pelayanan Inovatif dan Akurat,
wilayah Puskesmas
kesehatan yang maksimal bagi membuat Buku Digital
masyarakat Rowosari yang mandiri edukasi dengan materi yang
untuk hidup sehat relevan dengan
Keterkaitan kegiatan dengan perkembangan zaman serta
Smart ASN Selanjutnya juga mendukung mengambilnya dari sumber
Dalam pembuatan media pencapaian misi ke-1 yaitu yang terpercaya
edukasi pencegahan Meningkatkan pelayanan
gigi berlubang, saya Kesehatan yang berkualitas
membaca berbagai
literatur dan
menyempurnakannya
berdasarkan masukan
dari mentor, berorientasi
untuk mewujudkan
ASN yang
memiliki literasi digital berupa
digital skills (kemampuan
dalam penggunaan IT) dan
digital ethics (berupa
ketepatan/akurasi dan
keterbaruan informasi yag
dipilah)

25
2.1. Membaca literasi Tersusun materi Buku Terkait agenda II
sebagai bahan Digital edukasi
penyusunan pembuatan Kompeten:
Media Buku Digital Saya memilih materi
Edukasi penyuluhan yang relevan
dengan perkembangan zaman
KETERKAITAN SUBSTANSI KONTRIBUSI TERHADAP PENGUATAN
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT
MATA PELATIHAN VISI MISI ORGANISASI NILAI-NILAI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
dan mudah dipahami
masyarakat, mengambilnya
dari sumber yang terpercaya
untuk memberikan kinerja
terbaik bagi Anak Sekolah

2.2. Melakukan konsultasi Disetujuinya Kolaboratif:


dengan mentor terkait rancangan Saya bersinergi menerima
Buku
substansi materi yang Digital edukasi saran dari mentor untuk terus
akan diberikan. belajar dan mengembangkan
kompetensi diri untuk hasil
yang lebih baik
2.3. Membuat media Terciptanya Buku Adaptif:
Buku Digital edukasi Digital edukasi Saya berinovasi membuat
pencegahan gigi Buku Digital edukasi
berlubang pencegahan gigi berlubang
yang menarik perhatian
masyarakat dengan begitu
edukasi bisa tersampaikan
dengan efektif kepada
masyarakat.

Kompeten:
Saya memberikan kinerja
terbaik membuat Buku Digital
edukasi untuk menjawab
tantangan yang selalu berubah
dari era yang hanya
memberikan edukasi secara
lisan, beralih enggunakan
media yang efektif, dan mudah

26
untuk dipahami.
3. Melakukan Tersedinya link dan Terkait Agenda III Link penyuluhan sudah siap Link penyuluhan sudah siap
perizinan dan surat permohonan digunakan dan sasaran digunakan dan sasaran
penyebarluasan izin Keterkaitan kegiatan dengan memahami maksud dan memahami maksud dan
(campaign) link penyelenggaraan manajemen ASN tujuan kegiatan yang akan tujuan kegiatan yang akan
buku digital dilaksanakan dilaksanakan

KETERKAITAN SUBSTANSI KONTRIBUSI TERHADAP PENGUATAN


NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT
MATA PELATIHAN VISI MISI ORGANISASI NILAI-NILAI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
edukasi Membuat link dan surat
pencegahan perizinan untuk memperkuat capaian nilai
gigi berlubang penyelenggaraan penyuluhan Memberikan kontribusi pada organisasi
pencegahan gigi berlubang visi organisasi yaitu
Sumber
dengan media Buku Digital Terwujudnya masyarakat di Cepat dan Akurat, yaitu
kegiatan:
edukasi mewujudkan peran senantiasa mengembangkan
inovasi dan wilayah Puskesmas
ASN sebagai perencana kemampuan professional,
SKP Rowosari yang mandiri
penyelenggaraaan tugas bekerja tuntas dan akurat,
umum pemerintahan dan untuk hidup sehat atas dasar kompetensi terbaik
pembangunan. dengan tanggung jawab dan
Selanjutnya juga mendukung komitmen yang tinggi
Keterkaitan kegiatan dengan pencapaian misi ke-1 yaitu
Smart ASN Meningkatkan pelayanan
Saya membuat link dan surat Kesehatan yang berkualitas
perizinan kegiatan penyuluhan
pencegahan gigi berlubang
dengan memanfaatkan
kecakapan menggunakan
media digital (digital skill)
yaitu kemampuan
menggunakan aplikasi Ms
Word dan barcode dengan baik

3.1. Membuat surat Surat permohonan ijin Terkait Agenda II


permohonan izin penyelenggaraan
kepada Kepala Sekolah Berorientasi pelayanan:
Saya melakukan koordinasi
dengan lintas program dengan
bersikap ramah, cekatan dan
solutif
27
3.2. Menyampaikan Adanya briefing agar Kolaboratif:
maksud dan tujuan kegiatan dapat Saya melakukan koordinasi
kepada wali kelas terlaksana dengan dengan wali kelas untuk
sasaran. lancar membangun kerjasama yang
sinergis dalam pelaksanaan
kegiatan
KETERKAITAN SUBSTANSI KONTRIBUSI TERHADAP PENGUATAN
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT
MATA PELATIHAN VISI MISI ORGANISASI NILAI-NILAI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
3.3. Berkoordinasi dengan Link terbagi pada Adaptif :
wali kelas untuk siswa dengan baik Bertindak proaktif agar link
melakukan tersebar secara merata ke
penyebarluasan link seluruh siswa agar nantinya
buku digital kepada melalui link tersebut
siswa. mendapatkan materi yang tepat
untuk meningkatkan
pengetahuan siswa tentang gigi
berlubang

4. Melaksanakan Siswa dapat Terkait Agenda III Siswa dapat dengan Siswa dapat dengan
proses penyuluhan dengan mandiri mandiri melakukan mandiri melakukan
mengenai cara melakukan Keterkaitan kegiatan dengan pencehagan gigi berlubang pencehagan gigi berlubang
pecegahan gigi pencegahan gigi manajemen ASN memperkuat capaian nilai
berlubang berlubang Melaksanakan Memberikan kontribusi pada organisasi
menggunakan proses penyuluhan visi organisasi yaitu
media Buku mengenai cara Terwujudnya masyarakat di Inovatif dan Empati, yaitu
Digital edukasi pecegahan gigi berlubang Melalui Buku Digital edukasi
wilayah Puskesmas
menggunakan media Buku yang diberikan, Siswa bisa
Sumber kegiatan: Digital edukasidalam rangka Rowosari yang mandiri belajar dan mampu
inovasi dan SKP melakukan fungsi untuk hidup sehat memahami bagaimana cara
ASN sebagai mencegah gigi berlubang
pelayan publik. Selanjutnya juga mendu-kung secara mandiri
pencapaian misi ke-2 yaitu
Keterkaitan kegiatan dengan Memberdayakan
Smart ASN masyarakat untuk memiliki
Proses penyuluhan pecegahan kemauan dan kemampuan
gigi berlubang menggunakan hidup sehat
media Buku Digital edukasi
bertujuan untuk membantu

28
masyarakat agar bisa dengan
mandiri melakukan tindakan
pencegahan gigi berlubang
berorientasi untuk mewujudkan
ASN yang memiliki literasi
digital berupa digital culture
menerapkan nilai-nilai
pancasila diruang digital (dalam

KETERKAITAN SUBSTANSI KONTRIBUSI TERHADAP PENGUATAN


NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT
MATA PELATIHAN VISI MISI ORGANISASI NILAI-NILAI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
hal ini menerapkan nilai
pancasila sila ke 5 : peduli
mengurangi penderitaan orang
lain)

4.1. Mengkondisikan Siswa Siswa siap Terkait Agenda II


dalam keadaan siap mendapatkan
menerima penyuluhan penyuluhan mengenai Loyal:
mengenai pencegahan pencegahan gigi Saya berkontribusi untuk
gigi berlubang berlubang membangun situasi
menyenangkan yang bertujuan
untuk membuat siswa focus
menerima penyuluhan, agar
materi yang disampaikan
diterima dengan baik oleh
masyarakat
4.2. Melakukan pretest Mengetahui tingkat Akuntabel:
untuk mengetahui pengetahuan awal Saya berintegritas melakukan
kemampuan awal siswa pretest untuk mengetahui
siswa tingkat pengetahuan awal
siswa sebelum mendapatkan
edukasi

4.3. Menjelaskan materi Siswa paham dan Harmonis:


pencegahan gigi dapat melakukan Saya peduli kepada siswa
berlubang pencehagan gigi untuk belajar memahami
denganmenggunakan berlubang secara bagaimana cara melakukan
media Buku Digital mandiri pencegahan gigi berlubang
edukasi secara mandiri
29
Kompeten :
Saya membuktikan bahwa
saya ahli di bidangnya
dengan cara memastikan
siswa
memahami materi penyuluhan
yang diberikan dan dapat
KETERKAITAN SUBSTANSI KONTRIBUSI TERHADAP PENGUATAN
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT
MATA PELATIHAN VISI MISI ORGANISASI NILAI-NILAI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.

5. Melaksanakan Terlaksananya Terkait Agenda III Terlaksananya kegiatan Terlaksananya kegiatan


monitoring dan kegiatan monitoring monitoring dan evaluasi monitoring dan evaluasi
evaluasi kegiatan dan Keterkaitan kegiatan dengan mengenai kegiatan mengenai kegiatan
evaluasi mengenai manajemen ASN penyuluhan pencegahan penyuluhan pencegahan
Sumber kegiatan: kegiatan Melakukan kegiatan monitoring gigi berlubang gigi berlubang
SKP penyuluhan dan evaluasi kegiatan dalam
pencegahan gigi rangka mewujudkan Peran Memberikan kontribusi pada memperkuat capaian nilai
berlubang ASN sebagai pelaksana dan visi organisasi yaitu organisasi
pengawas penyelenggaraan Terwujudnya masyarakat di
tugas umum pemerintahan dan wilayah Puskesmas Akurat, yaitu
pembangunan. cermat dan bertanggung
Rowosari yang mandiri jawab dalam membuat
Keterkaitan kegiatan dengan untuk hidup sehat laporan kegiatan sesuai
Smart ASN standar mutu
Melakukan monitoring dan Selanjutnya juga mendu-kung
evaluasi berorientasi untuk pencapaian misi ke-2 yaitu
mengawasi jalannya kegiatan Memberdayakan
sesuai dengan rencana yang masyarakat untuk memiliki
telah dibuat dan melakukan kemauan dan kemampuan
perbaikan kegiatan berikutnya hidup sehat
dari hasil evaluasi.
(profesionalisme)

30
5.1. Monitoring seluruh Lembar monitoring Terkait Agenda II
kegiatan kegiatan
Akuntabel :
Saya konsisten untuk
memonitoring kegiatan tersebut
untuk dapat memberikan
perbaikan jika terjadi kendala
saat berjalannya kegiatan
tersebut.

KETERKAITAN SUBSTANSI KONTRIBUSI TERHADAP PENGUATAN


NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT
MATA PELATIHAN VISI MISI ORGANISASI NILAI-NILAI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
5.2 Melakukan post test Mengetahui tingkat Akuntabel:
untuk mengetahui pengetahuan akhir Saya berintegritas melakukan
kemampuan akhir siswa pretest untuk mengetahui
siswa. tingkat pengetahuan akhir siswa
setelah mendapatkan edukasi

5.3 Melakukan evaluasi Mengetahui Adaptif :


kegiatan perbandingan antara Saya mejadikan data hasil
tingkat pemahaman evaluasi sebagai bahan sample
siswa setelah untuk dapat melakukan
mendapatkan edukasi inovasi tiada henti
dengan nilai capaian
yang ditargetkan
5.4 Membuat laporan Laporan hasil Akuntabel:
kepada mentor kegiatan Saya Jujur, bertanggung
jawab, dan berintegritas
tinggi dalam membuat laporan
hasil kegiatan

Berorientasi Pelayanan :
Saya membuat laporan
kegiatan dengan kualitas
terbaik.

31
G. JADWAL RANCANGAN AKTUALISASI
Tabel 2.9 Jadwal Rancangan Aktualisasi

No Kegiatan] Juni Juli Rencana Bukti Kegiatan


1 2 3 4 5 6 7 8 91 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1
1 Membuat satuan acara penyuluhan
(SAP) kegiatan penyuluhan
pencegahan gigi berlubang
a. Menyusun rencana pelaksanaan  Adanya SAP
penyuluhan  Adanya soal pre-post test
b. Membuat soal pre-post test  Adanya jadwal kegiatan
 Foto dan video kegiatan
c. Melakukan konsultasi dengan
mentor

d. Menyempurnakan rencana
penyuluhan sesuai dengan
masukan mentor
2 Membuat Buku Digital edukasi
pencegahan gigi berlubang
a. Membaca literasi sebagai bahan  Adanya Sumber materi untuk
penyusunan pembuatan Media pembuatan leaflet
Buku Digital Edukasi  Foto dan video kegiatan

b. Melakukan konsultasi dengan  Lembar konsultasi


mentor terkait substansi materi  Foto
yang akan diberikan.

c. Membuat media Buku Digital  Adanya Buku Digital edukasi


edukasi pencegahan gigi dan mulut
3 Melakukan perizinan dan
penyebarluasan (campaign) link
buku digital edukasi
pencegahan gigi berlubang
a. Membuat surat permohonan izin  Surat perizinan dan surat
tugas
32
kepada Kepala Sekolah  Foto dan video kegiatan
b. Menyampaikan maksud dan  Lembar Kunjungan
tujuan kepada wali kelas  Notulensi diskusi
sasaran.  Foto dan video kegiatan
c. Berkoordinasi dengan wali kelas
untuk melakukan
penyebarluasan link buku digital
kepada siswa.
4 Melaksanakan proses penyuluhan
mengenai pencegahan gigi
berlubang menggunakan media
Buku Digital edukasi
a. Mengkondisikan masyarakat Foto dan video kegiatan
dalam keadaan siap menerima
penyuluhan mengenai
pencegahan gigi berlubang
b. Melakukan pretest untuk Foto dan video kegiatan
mengetahui kemampuan awal
masyarakat.
c. Memberikan materi pencegahan Foto dan video kegiatan
gigi berlubang dengan
menggunakan media Buku
Digital
5 Melaksanakan monitoring dan
evaluasi kegiatan
a. Melakukan monitoring seluruh  Lembar monitoring kegiatan
kegiatan penyuluhan.  Foto dan video kegiatan
b. Melakukan evaluasi kagiatan  Hasil rekap pre tes dan pos
penyuluhan tes
 Foto dan video kegiatan
c. Membuat laporan kepada  Laporan Hasil Kegiatan
mentor.  Foto dan video kegiatan

33
BAB III
PELAKSANAAN AKTUALISASI

A. Perubahan Kegiatan dari Rancangan Awal


Tabel 3.1 Tabel Perubahan Kegiatan

No. Keterangan Rancangan Pelaksanaan Penjelasan


Perubahan Awal Kegiatan
1. Mengubah Semula pada Pada kegiatan Perubahan
kegiatan kegiatan 4 2 tahapan pada
pada tahap 4 tahapan kegiatannya tahapan
kegiatannya menjadi kegiatan ini
penyuluhan penyuluhan dikarenakan
menggunakan dan sosialisasi ketika
buku digital Buku Digital melakukan
Kesehatan penyuluhan
Gigi dan Mulut ada kendala
teknis pada
LCD dan
Laptop

B. Pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi

Pada Laporan Aktualisasi dan Habituasi “Upaya Peningkatan


Pengetahuan Anak Sekolah Mengenai Gigi Berlubang ( Karies ) Dengan
Digi Book Sebagai Media Promosi Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Mi
Nashrul Fajar Kota Semarang” direncanakan 5 (lima) kegiatan
diantaranya:
1. Membuat Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Gigi Berlubang
Sumber kegiatan: Inovasi, SKP
2. Membuat media video edukasi pencegahan gigi berlubang
Sumber kegiatan: Inovasi, SKP
3. Melakukan penyebarluasan link (campaign) dan perizinan ke pihak
sekolah

34
Sumber kegiatan: Inovasi, SKP
4. Melaksanakan kegiatan sosialisasi dan penyuluhan dengan media
Buku Digital Kesehatan Gigi dan Mulut
Sumber kegiatan: Inovasi, SKP
5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan
Sumber kegiatan: Inovasi, SKP

Kegiatan aktualisasi dilaksanakan mulai tanggal 1 Juli 2022 sampai


dengan tanggal 30 Juli 2022. Adapun uraian capaian masing-masing
kegiatan aktualisasi-habituasi adalah sebagai berikut:
1. Membuat SAP ( Satuan Acara Penyuluhan ) Kegiatan Pencegahan
Gigi Berlubang
Gigi merupakan bagian terpenting dalam mulut yang dapat
berfungsi untuk makan dan berbicara. Gigi berlubang merupakan
salah satu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya kebersihan
gigi dan mulut. Anak usia sekolah merupakan usia dimana mereka
lebih cenderung untuk memilih makanan yang manis seperti
cokelat dan permen. Hal ini menjadi faktor utama meningkatnya
anak usia sekolah dengan masalah gigi berlubang. Oleh karena itu,
perlu dilakukan pendidikan kesehatan terhadap anak usia sekolah
tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut.
Adapun pelaksanaan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Sumber kegiatan : Inovasi dan SKP
b. Tanggal pelaksanaan : 6 – 8 Juli 2022
c. Lokasi / tempat : UPTD Puskesmas Rowosari
d. Hasil / output (kegiatan) : Tersedianya SAP (Satuan Acara
Penyuluhan)
e. Aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar PNS dan Kedudukan
serta Peran
PNS untuk mendukung smart governance

35
1.1 Menyusun rencana Pelaksanaan Penyuluhan
Pada tanggal 6 Juli 2022, Saya telah menyusun
rancangan penyuluhan gigi berlubang untuk siswa Anak
Sekolah dengan mempersiapkan Satuan Acara Penyuluhan
( SAP ) yang terdiri atas : Tujuan Instruksional, Materi,
Media, Strategi Pelaksanaan, Jadwal dan Metode Evaluasi
untuk mendukung upaya peningkatan pengetahuan anak
sekolah mengenai gigi berlubang (Karies). Saya membaca
referensi baik secara digital maupun cetak untuk membuat
SAP yang berkualitas sesuai dengan sasaran usia
penyuluhan, yaitu Anak Sekolah. ( Berorientasi pelayanan :
Berkualitas)
Berikut bukti saya melakukan kegiatan tersebut :
Gambar 3.1 Membuat SAP kegiatan peningkatan
pengetahuan Anak Sekolah mengenai gigi berlubang
sebagai bukti habituasi dan aktualisasi (Berorientasi
Pelayanan : Kualitas)

1.2 Membuat Soal Pre test dan Post test


Pada tanggal 7 Juli 2022, saya telah membuat soal
pre test dan post test dengan membaca berbagai literasi

36
terkait materi pada saat pembuatan draft soal pre test dan
post test untuk meningkatkan kualitas soal yang saya buat.
(Berorientasi Pelayanan : Kualitas). Serta berdedikasi
memperbaiki soal pretest dan post test sesuai arahan
mentor agar nantinya melalui soal tersebut mendapatkan
data yang valid dan efisien mengetahui perbedaan tingkat
pengetahuan siswa tentang gigi berlubang (Loyal :
dedikasi)

Berikut bukti saya melakukan kegiatan tersebut :


Gambar 3.2 Membuat soal pre dan post test sebagi bukti
habituasi dan aktualisasi (Berorientasi Pelayanan :
Kualitas) dan (Loyal : dedikasi)

1.3 Melakukan Diskusi dengan Teman Sejawat di Poli Gigi


Pada tanggal 7 Juli 2022, saya berdiskusi bersama
rekan sejawat di Pelayanan Poli gigi Puskesmas Rowosari
terkait SAP yang akan saya laksanakan, Saya
mendengarkan arahan, masukan dan saling bersinergi
untuk hasil yang lebih baik. (Kolaboratif : Bersinergi ).
Saya menghargai perbedaan pendapat sehingga tetap
tercipta hubungan yang Harmonis agar komunikasi dan

37
kerjasama tetap terbangun ( Harmonis : Perbedaan )
Berikut bukti saya melakukan kegiatan tersebut :
Gambar 3.3 Melakukan diskusi dengan Teman Sejawat
sebagai bukti habituasi dan aktualisasi (Kolaboratif :
Bersinergi ) , ( Harmonis : Perbedaan )

1.4 Melakukan Konsultasi dengan Mentor


Pada tanggal 8 Juli 2022, saya melakukan konsultasi
dengan mentor terkait SAP saya setelah melakukan
perbaikan dengan teman sejawat selaku PJ Poli gigi. Saya
berkomitmen untuk melaksanakan tugas dengan penuh
tanggung jawab (Akuntabel : tanggung jawab) dan
terus berusaha mengembangkan inovasi dan kreatifitas
untuk jalannya program ini (Adaptif : Inovasi)
Berikut bukti saya melakukan kegiatan tersebut :
Gambar 3.4 Melakukan konsultasi dengan mentor sebagai
bukti habituasi dan aktualisasi (Kolaboratif : Bersinergi ) ,
( Harmonis : Perbedaan )

38
Keterkaitan dengan kedudukan dan peran PNS dalam
mendukung Smart Governance adalah sebagai berikut :
Dalam menyusunan rancangan kegiatan upaya peningkatan
pengetahuan anak sekolah mengenai gigi berlubang ( karies )
dengan buku digital sebagai media promosi kesehatan gigi dan
mulut terkait dengan Peran ASN dalam melakukan
perencanaan melalui pelayanan publik yang profesional dan
keterkaitan dengan Smart ASN dalam membuat draf rancangan
kegiatan menggunakan prangkat lunak (Microsoft word) sesuai
dengan literasi digital skill.

Dampak bila nilai-nilai dasar PNS tidak diaplikasikan dalam


kegiatan:
1) Bila saya tidak mengaktualisasikan nilai Berorientasi
Pelayanan (melakukan perbaikan tiada henti) maka
kegiatan ini akan kurang optimal
2) Bila saya tidak mengatualisasikan nilai Akuntabel
(Integritas) dalam melaksanakan rancangan kegiatan,
maka kegiatan tidak akan dapat berjalan sesuai dengan
rancangan kegiatan yang telah dibuat.
3) Bila saya tidak mengaktualisasikan nilai Kompeten
(meningkatkan kompetensi) diri untuk menjawab
tantangan yang selalu berubah maka kemampuan saya
tidak meningkat seiring dengan perkembangan zaman.
4) Bila saya tidak mengaktualisasikan nilai Harmonis
(Menghargai Perbedaan) dalam melakukan konsultasi
kepada teman sejawat, Saya akan tidak akan
mendapatkan hasil yang lebih baik.
5) Bila saya tidak mengaktualisasikan nilai Loyal (dedikasi)
selalu memperbaiki SAP dan soal pre-post test maka
hasil yang akan saya dapatkan tidak akan maksimal.

39
6) Bila saya tidak mengaktualisasikan nilai Adaptif
(antusias terhadap perubahan) maka saya tidak bisa
menyesuaikan diri dalam menghadapi perubahan
7) Bila saya tidak mengatualisasikan nilai Kolaboratif
(Kesediaan bekerjasama) dalam menyusun rancangan
kegiatan bersama mentor dan rekan sejawat, maka
rancangan yang dibuat akan kurang optimal.
f. Kontribusi/ manfaat kegiatan bagi pihak lain dan terhadap
pencapaian visi, misi, tujuan dan penguatan nilai-nilai
organisasi.
Kegiatan upaya peningkatan pengetahuan anak sekolah
mengenai gigi berlubang (Karies) dengan buku digital sebagai
media promosi Kesehatan bermanfaat bagi:
1) Tim poli gigi mempunyai media edukasi buku digital
kesehatan gigi dan mulut yang mudah dipahami dan
menarik bagi Anak Sekolah
2) Anak sekolah memahami cara pencegahan gigi
berlubang sehingga tidak terjadi nyeri dan sakit gigi
yang dapat menyebabkan gangguan tumbuh
kembang anak
3) Puskesmas rowosari mempunyai media edukasi
inovatif yang mudah diakses sesuai dengan
perkembangan zaman

Dengan tersusunnya rancangan kegiatan upaya peningkatan


pengetahuan anak sekolah mengenai gigi berlubang (Karies)
dengan buku digital sebagai media promosi kesehatan dapat
memberikan kontribusi terhadap Visi organisasi yaitu
Terwujudnya masyarakat di lingkungan puskesmas
Rowosari yang mandiri untuk hidup sehat dan terhadap
pencapaian Misi ke-4 organisasi yaitu, Meningkatkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas.

40
Hasil dari kegitan ini sesuai dengan tujuan dari organisasi
untuk “Memberdayakan masyarakat untuk memiliki kemauan
dan kemampuan untuk hidup sehat” dan memperkuat nilai
organisasi yaitu Inovatif. Hal ini selaras dengan nilai-nilai dasar
PNS yang diaktualisasikan pada pelaksanaan kegiatan tersebut
sebagaimana diuraikan pada poin e di atas, yaitu : Adaptif
(antusias terhadap perubahan), Harmonis (menghargai
perbedaan), Kolaboratif (kesediaan bekerjasama), Akuntabel
(integritas), Berorientasi Pelayanan (kualitas) serta
Kompeten (meningkatkan kompeten).

Tabel 3.2 Kondisi Sebelum dan Sesudah Aktualisasi Habituasi


Kondisi Kondisi
No. Kegiatan Keterangan
Sebelum Sesudah
1. Menyusun Tim poli gigi Tim poli gigi telah Tim poli gigi
SAP (Satuan dalam mempunyai SAP ( memiliki acuan
Acara pelaksanaan Satuan Acara Ketika akan
Penyuluhan) kegiatan Penyuluhan ) gigi melaksanakan
gigi penyuluhan berlubang untuk penyuluhan
berlubang tidak anak sekolah kepada anak
Menyusun sekolah
SAP ( Satuan mengenai gigi
Acara berlubang
Penyuluhan ) sehingga
terlebih menjadi langkah
dahulu awal untuk
meningkatkan
mutu pelayanan
sebagai ASN
yang profesional

2. Membuat Buku Digital Edukasi Pencegahan Gigi Berlubang

41
Gigi berlubang pada anak akan membawa dampak pada
pertumbuhan dan perkembangan gigi. Gigi berlubang yang
tidak mendapatkan penanganan cepat dapat menyebabkan
pembengkakan pada wilayah gigi. Kondisi ini ditandai
dengan adanya nanah di dalam gusi. Didukung oleh
perkembangan teknologi dan informasi media pembelajaran
yaitu aplikasi mobile, maka dirancang buku digital interaktif
untuk anak sekolah. Perancangan ini digunakan untuk anak
sekolah agar pemahaman anak tentang gigi berlubang dapat
disajikan secara menarik dan menyenangkan.
Adapun pelaksanaan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Sumber kegiatan : Inovasi dan SKP
b. Tanggal pelaksanaan : 9 – 14 Juli 2022
c. Lokasi / tempat : UPTD Puskesmas Rowosari
d. Hasil / output (kegiatan) : Tersedianya Media Edukasi Buku
Digital
e. Aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar PNS dan Kedudukan
serta Peran PNS untuk mendukung smart governance

2.1 Membaca Literasi sebagai Bahan Penyusunan Pembuatan


Media Buku Digital Edukasi
Pada tanggal 9-11 Juli 2022, Saya membaca berbagai
literasi terbaik terkait pencegahan gigi berlubang sebagai
pedoman saya dalam memilih materi penyuluhan yang relevan
dengan perkembangan zaman dan mudah dipahami anak
sekolah serta mengambil dari sumber terpercaya (Kompeten :
Kinerja Terbaik) .
Berikut bukti saya melakukan kegiatan tersebut :
Gambar 3.5 Membaca literasi digital dan cetak sebagai
bukti habituasi dan aktualisasi (Kompeten : Kinerja
Terbaik)

42
2.2 Melakukan Konsultasi Dengan Mentor Terkait Substansi
Materi Yang Akan Diberikan
Pada tanggal 11 Juli 2022, Saya kembali melakukan
konsultasi dengan mentor terkait subtansi materi yang akan
diberikan. Saya membangun kerjasama yang sinergis dengan
cara berdiskusi dengan mentor untuk hasil yang lebih baik
(Kolaboratif : Kerjasama).Saya menerima saran dari mentor
untuk terus belajar dan mengembangkan kompetensi diri untuk
kinerja terbaik (Kompeten : Kinerja Terbaik).
Berikut bukti saya melakukan kegiatan tersebut :
Gambar 3.6 Berkonsultasi dengan mentor sebagai bukti
habituasi dan aktualisasi (Kolaboratif : Kerjasama).
(Kompeten : Kinerja Terbaik)

43
2.3 Membuat Media Buku Digital Edukasi
Pada tanggal 12 - 14 Juli 2022, Saya berinovasi dan terus
mengembangkan kreatifitas untuk membuat media buku digital
edukasi pencegahan gigi berlubang yang menarik dan mudah
diakses anak sekolah dengan begitu edukasi dapat
tersampaikan dengan efektif. (Adaptif :Inovasi). Saya
memberikan kinerja terbaik dengan membuat buku digital
edukasi untuk menjawab tantangan yang selalu berubah dari
era yang hanya memberikan edukasi secara lisan, beralih
menggunakan media yang efektif dan mudah dipahami
(Kompeten : Kinerja Terbaik) .
Berikut bukti saya melakukan kegiatan tersebut :
Gambar 3.7 Membuat buku digital edukasi dengan
canva dan fliphtml5 sebagai bukti habituasi dan
aktualisasi (Kompeten : Kinerja Terbaik)
(Adaptif :Inovasi)

44
Keterkaitan dengan kedudukan dan peran PNS dalam
mendukung Smart Governance adalah sebagai berikut :
Dalam menyusunan rancangan kegiatan upaya peningkatan
pengetahuan anak sekolah mengenai gigi berlubang ( karies )
dengan buku digital sebagai media promosi kesehatan gigi dan
mulut terkait dengan Kewajiban ASN yaitu mengembangkan
kompetensi demi memberikan pelayanan kesehatan yang
maksimal bagi masyarakat keterkaitan dengan Smart ASN
dalam membuat desain buku digital menggunakan perangkat
lunak (Canva) kemudian diintegrasikan dalam aplikasi web
(fliphtml5) sesuai dengan literasi digital skill.

45
Dampak bila nilai-nilai dasar PNS tidak diaplikasikan dalam
kegiatan:
1. Bila saya tidak mengaktualisasikan nilai Berorientasi
Pelayanan (melakukan perbaikan tiada henti) maka
kegiatan ini akan kurang optimal
2. Bila saya tidak mengatualisasikan nilai Akuntabel
(Integritas) dalam melaksanakan rancangan kegiatan, maka
kegiatan tidak akan dapat berjalan sesuai dengan rancangan
kegiatan yang telah dibuat.
3. Bila saya tidak mengaktualisasikan nilai Kompeten
(meningkatkan kompetensi) diri untuk menjawab tantangan
yang selalu berubah maka kemampuan saya tidak meningkat
seiring dengan perkembangan zaman.
4. Bila saya tidak mengaktualisasikan nilai Harmonis
(Menghargai Perbedaan) dalam melakukan konsultasi
kepada teman sejawat, Saya akan tidak akan mendapatkan
hasil yang lebih baik.
5. Bila saya tidak mengaktualisasikan nilai Loyal (dedikasi)
selalu memperbaiki SAP dan soal pre-post test maka hasil
yang akan saya dapatkan tidak akan maksimal.
6. Bila saya tidak mengaktualisasikan nilai Adaptif (antusias
terhadap perubahan) maka saya tidak bisa menyesuaikan diri
dalam menghadapi perubahan
7. Bila saya tidak mengatualisasikan nilai Kolaboratif
(Kesediaan bekerjasama) dalam menyusun rancangan
kegiatan bersama mentor dan rekan sejawat, maka rancangan
yang dibuat akan kurang optimal.
Kontribusi/ manfaat kegiatan bagi pihak lain dan terhadap
pencapaian visi, misi, tujuan dan penguatan nilai-nilai
organisasi.
Kegiatan upaya peningkatan pengetahuan anak sekolah
mengenai gigi berlubang (Karies) dengan buku digital sebagai

46
media promosi Kesehatan bermanfaat bagi:
1. Tim poli gigi mempunyai media edukasi buku digital
kesehatan gigi dan mulut yang mudah dipahami dan
menarik bagi Anak Sekolah
2. Anak sekolah memahami cara pencegahan gigi
berlubang sehingga tidak terjadi nyeri dan sakit gigi
yang dapat menyebabkan gangguan tumbuh
kembang anak
3. Puskesmas rowosari mempunyai media edukasi
inovatif yang mudah diakses sesuai dengan
perkembangan zaman

Dengan tersusunnya rancangan kegiatan upaya peningkatan


pengetahuan anak sekolah mengenai gigi berlubang (Karies)
dengan buku digital sebagai media promosi kesehatan dapat
memberikan kontribusi terhadap Visi organisasi yaitu
Terwujudnya masyarakat di lingkungan puskesmas
Rowosari yang mandiri untuk hidup sehat dan terhadap
pencapaian Misi ke-4 organisasi yaitu, Meningkatkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Hasil dari kegitan ini sesuai dengan tujuan dari organisasi


untuk “Memberdayakan masyarakat untuk memiliki kemauan
dan kemampuan untuk hidup sehat” dan memperkuat nilai
organisasi yaitu Inovatif. Hal ini selaras dengan nilai-nilai dasar
PNS yang diaktualisasikan pada pelaksanaan kegiatan tersebut
sebagaimana diuraikan pada poin e di atas, yaitu : Adaptif
(antusias terhadap perubahan), Harmonis (menghargai
perbedaan), Kolaboratif (kesediaan bekerjasama), Akuntabel
(integritas), Berorientasi Pelayanan (kualitas) serta
Kompeten (meningkatkan kompeten).

47
Tabel 3.3 Kondisi Sebelum dan Sesudah Aktualisasi Habituasi
Kondisi Kondisi
No. Kegiatan Keterangan
Sebelum Sesudah
1. Membuat Tidak ada media Tim poli gigi Tim poli gigi memiliki
buku digital buku digital, telah media edukasi yang
edukasi media mempunyai dapat
pencegahan penyuluhan media disebarluaskan
gigi hanya edukasi yang dengan mudah
berlubang tersedia interaktif dan (melalui link) untuk
model gigi, mudah meningkatkan mutu
flipchart dan diakses oleh pelayanan kepada
leaflet anak sekolah masyarakat luas
maupun
masyarakat
yaitu Buku
Digital
Edukasi Gigi

3. Melakukan perizinan dan penyebarluasan (campaign) link buku


digital edukasi pencegahan gigi berlubang
Dalam upaya mentaati peraturan administrasi perlu adanya surat
perizinan agar pelaksanaan kegiatan penyuluhan dapat terselenggara.
Menurut hasil riset Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 93 persen
anak di Indonesia mengalami gigi berlubang. Implementasi Penulis
menggunakan media buku digital edukasi sebagai upaya mencegah
gigi berlubang. Buku digital edukasi mudah diakses dan memiliki
tampilan yang menarik untuk meningkatkan antusiasme anak – anak
yang menjadi sasaran program.

Adapun pelaksanaan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:


g. Sumber kegiatan : Inovasi dan SKP
h. Tanggal pelaksanaan : 15 –16 Juli 2022
i. Lokasi / tempat : MI Nasrul Fajar, Kota Semarang

48
j. Hasil / output (kegiatan) : Terbit surat permohonan izin dan
tersedia link
k. Aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar PNS dan Kedudukan
serta Peran
PNS untuk mendukung smart governance

3.1 Membuat surat permohonan izin kepada Kepala Sekolah


Pada tanggal 15 Juli 2022 saya membuat surat permohonan izin
dengan berkoordinasi lintas program secara ramah, cekatan, dan
solutif (berorientasi pelayanan: ramah ). Berkoordinasi dengan
Kepala sekolah selaku pimpinan tertinggi pihak yang menjadi
sasaran penyelenggaraan kegiatan. Sehingga kegiatan dapat
dilaksanakan dengan baik karena memperoleh dukungan penuh.

Berikut ini adalah bukti pelaksanaan kegiatan tersebut :


Gambar 3.8 Surat permohonan izin dan pelaksanaan kegiatan
sebagai bukti aktualisasi dan habituasi (Berorientasi
Pelayanan : ramah).

3.2 Menyampaikan maksud dan tujuan kepada wali kelas sasaran


Pada tanggal 16 Juli 2022, setelah menemui Kepala Sekolah
untuk mengajukan permohonan izin dilanjutkan bertemu wali
kelas untuk menyampaikan maksud dan tujuan. Sehingga
diharapkan kegiatan terlaksana sesuai rencana. Saya melakukan
koordinasi dengan wali kelas untuk membangun kerja sama yang
sinergis dalam pelaksanaan kegiatan.(Kolaboratif : Sinergis)

49
Berikut bukti saya melakukan kegiatan tersebut :
Gambar 3.9 Foto saat melakukan briefing dengan coordinator
kelas V MI Nashrul Fajar .(Kolaboratif : Sinergis)

3.3 Berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk penyebarluasan


link buku digital kepada siswa
Pada tanggal 16 Juli 2022, saya berkoordinasi dengan pihak
sekolah terkait strategi penyebarluasan link buku digital kepada
siswa. Bertindak proaktif agar link buku digital tersebar secara
merata meminta persetujuan Kepala Puskesmas dengan sopan
dan ramah (Adaptif: proaktif). Saya menyampaikan kegiatan-
kegiatan yang akan saya lakukan, meminta arahan dan
persetujuan agar kegiatan yang akan saya lakukan dapat berjalan
dengan baik.

Berikut bukti saya melakukan kegiatan tersebut :


Gambar 3.10 Berkoordinasi dengan pihak sekolah terkait
kegiatan yang akan dilakukan sebagai bukti aktualisasi dan
habituasi (Berorientasi Pelayanan : ramah).

50
Keterkaitan dengan kedudukan dan peran PNS dalam
mendukung Smart Governance adalah sebagai
berikut :
Kegiatan melakukan perizinan dan penyebarluasan
(campaign) link buku digital edukasi pencegahan gigi
berlubang merupakan perwujudan dari penerapan peran
ASN sebagai perencana penyelenggaraan tugas umum
pemerintah dan pembangunan
Selanjutnya, dalam kegiatan melakukan perizinan dan
penyebarluasan (campaign) link buku digital edukasi
pencegahan gigi berlubang saya menggunakan
perangkat PC (laptop), perangkat lunak Microsoft word,
media Whatsapp. SMART ASN ( Digital Skill).

l. Dampak bila nilai-nilai dasar PNS tidak diaplikasikan dalam


kegiatan:
1) Bila saya tidak mengaktualisasikan nilai Berorientasi
Pelayanan (melakukan perbaikan tiada henti) maka
kegiatan ini akan kurang optimal
2) Bila saya tidak mengatualisasikan nilai Akuntabel
(Integritas) dalam melaksanakan rancangan kegiatan,
maka kegiatan tidak akan dapat berjalan sesuai
dengan rancangan kegiatan yang telah dibuat.
3) Bila saya tidak mengaktualisasikan nilai Kompeten
(meningkatkan kompetensi) diri untuk menjawab
tantangan yang selalu berubah maka kemampuan
saya tidak meningkat seiring dengan perkembangan
zaman.
4) Bila saya tidak mengaktualisasikan nilai Harmonis
(Menghargai Perbedaan) dalam melakukan
konsultasi kepada teman sejawat, Saya akan tidak
akan mendapatkan hasil yang lebih baik.

51
5) Bila saya tidak mengaktualisasikan nilai Loyal
(dedikasi) selalu memperbaiki SAP dan soal pre-
post test maka hasil yang akan saya dapatkan tidak
akan maksimal.
6) Bila saya tidak mengaktualisasikan nilai Adaptif
(antusias terhadap perubahan) maka saya tidak bisa
menyesuaikan diri dalam menghadapi perubahan.
7) Bila saya tidak mengatualisasikan nilai Kolaboratif
(Kesediaan bekerjasama) dalam menyusun
rancangan kegiatan bersama mentor dan rekan
sejawat, maka rancangan yang dibuat akan kurang
optimal.

m. Kontribusi/ manfaat kegiatan bagi pihak lain dan terhadap


pencapaian visi, misi, tujuan dan penguatan nilai-nilai
organisasi.
Kegiatan upaya peningkatan pengetahuan anak sekolah
mengenai gigi berlubang (Karies) dengan buku digital sebagai
media promosi Kesehatan bermanfaat bagi:
4) Tim poli gigi mempunyai media edukasi buku digital
kesehatan gigi dan mulut yang mudah dipahami dan
menarik bagi Anak Sekolah
5) Anak sekolah memahami cara pencegahan gigi
berlubang sehingga tidak terjadi nyeri dan sakit gigi
yang dapat menyebabkan gangguan tumbuh
kembang anak
6) Puskesmas rowosari mempunyai media edukasi
inovatif yang mudah diakses sesuai dengan
perkembangan zaman

Dengan tersusunnya rancangan kegiatan upaya peningkatan


pengetahuan anak sekolah mengenai gigi berlubang (Karies)
dengan buku digital sebagai media promosi kesehatan dapat

52
memberikan kontribusi terhadap Visi organisasi yaitu
Terwujudnya masyarakat di lingkungan puskesmas
Rowosari yang mandiri untuk hidup sehat dan terhadap
pencapaian Misi ke-4 organisasi yaitu, Meningkatkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Hasil dari kegitan ini sesuai dengan tujuan dari organisasi


untuk “Memberdayakan masyarakat untuk memiliki kemauan
dan kemampuan untuk hidup sehat” dan memperkuat nilai
organisasi yaitu Inovatif. Hal ini selaras dengan nilai-nilai dasar
PNS yang diaktualisasikan pada pelaksanaan kegiatan tersebut
sebagaimana diuraikan pada poin e di atas, yaitu : Adaptif
(antusias terhadap perubahan), Harmonis (menghargai
perbedaan), Kolaboratif (kesediaan bekerjasama), Akuntabel
(integritas), Berorientasi Pelayanan (kualitas) serta
Kompeten (meningkatkan kompeten).
Tabel 3.4 Kondisi Sebelum dan Sesudah Aktualisasi Habituasi
Kondisi Kondisi
No. Kegiatan Keterangan
Sebelum Sesudah
1. Melakukan Belum ada Sudah ada Dengan adanya
perizinan dan perizinan dukungan dan dukungan dan
penyebarluasan mengenai persetujuan persetujuan
(campaign) link untuk
penyebarluasan penyebarluasan
buku digital penyebarluasa
edukasi media edukasi n media media buku digital
pencegahan gigi buku digital edukasi buku edukasi Kesehatan
berlubang kepada Anak digital oleh gigi dan mulut
Sekolah pihak sekolah menjadi langkah
awal agar mampu
lebih meningkatkan
mutu layanan
sebagai ASN yang
profesional dan
berintegritas tinggi.

4. Melaksanakan Sosialisasi dan Penyuluhan mengenai cara pencegahan


gigi berlubang menggunakan media Buku Digital edukasi
Perkembangan teknologi saat ini berkembang pesat di berbagai

53
aspek kehidupan, terutama dalam bidang kesehatan. Salah satu
perkembangan dalam bidang kesehatan yang berkembang saat ini bukan
hanya mengenai peralatan medis yang semakin canggih, tetapi juga alat
atau media sosialisasi yang berfungsi untuk menambah pengetahuan
kepada masyarakat bahwa kesehatan itu penting, seperti contohnya
kesehatan gigi dan mulut. Kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk
mengenalkan dan memberikan gambaran mengenai manfaat buku digital
Kesehatan Gigi dan Mulut. Materi yang disampaikan disesuaikan dengan
pemahaman Anak Sekolah dan juga disisipkan gambar gambar yang
menarik

Adapun pelaksanaan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:


n. Sumber kegiatan : Inovasi dan SKP
o. Tanggal pelaksanaan : 20 Juli 2022
p. Lokasi / tempat : MI Nasrul Fajar, Kota Semarang
q. Hasil / output (kegiatan) : Siswa mampu melakukan
pencegahan gigi berlubang secara mandiri
r. Aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar PNS dan Kedudukan
serta Peran
PNS untuk mendukung smart governance

4.1 Mengkondisikan Siswa dalam keadaan siap menerima


penyuluhan mengenai pencegahan gigi berlubang
Pada tanggal 20 Juli 2022 saya mengawali
pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan penyuluhan pada
kelas V MI Nashrul Fajar dengan mengkondisikan siswa.
Saya berkontribusi untuk membangun situasi
menyenangkan yang bertujuan untuk membuat siswa focus
menerima penyuluhan, agar materi yang disampaikan
diterima dengan baik oleh siswa. (Loyal : Kontribusi )

Berikut ini adalah bukti pelaksanaan kegiatan tersebut :

54
Gambar 3.11 Foto saat mengkondisikan kelas sebagai bukti
aktualisasi dan habituasi (Loyal : Kontribusi ).

4.2. Melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa


Pada tanggal 20 Juli 2022, setelah mempersiapkan siswa
saya memulai perkenalan diri dan menjelaskan maksud dan
tujuan kedatangan saya pada siswa kelas V. Saya berintegritas
melakukan pretest terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat
pengetahuan awal siswa sebelum mendapatkan edukasi. Hal ini
bertujuan agar saya tahu apakah media yang saya gunakan
efektif dalam meningkatkan pengetahuan Kesehatan gigi dan
mulut siswa kelas V MI Nashrul Fajar. (Akuntabel : Integritas)

Berikut bukti saya melakukan kegiatan tersebut :


Gambar 3.12 Foto saat siswa melakukan pretest sebagai bukti
aktualisasi dan habituasi. (Akuntabel : Integritas)

4.3 Sosialisasi dan Menjelaskan materi pencegahan gigi berlubang


dengan menggunakan media Buku Digital edukasi
Pada tanggal 20 Juli 2022, Saya peduli kepada siswa

55
untuk belajar memahami bagaimana cara melakukan pencegahan
gigi berlubang secara mandiri (Harmonis: Peduli). Saya
membuktikan bahwa saya ahli di bidangnya dengan cara
memastikan siswa memahami materi penyuluhan yang diberikan
dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
(Kompeten: Ahli dibidangnya)
Berikut bukti saya melakukan kegiatan tersebut :

Gambar 3.13 Sosialisasi dan Menjelaskan materi


pencegahan gigi berlubang dengan menggunakan media
Buku Digital edukasi. (Harmonis: Peduli) (Kompeten: Ahli
dibidangnya)

Keterkaitan dengan kedudukan dan peran PNS dalam


mendukung Smart Governance adalah sebagai
berikut :
Melaksanakan proses sosialisasi dan penyuluhan
mengenai cara pecegahan gigi berlubang menggunakan
media Buku Digital edukasi dalam rangka melakukan
fungsi ASN sebagai pelayan publik. Proses sosialisasi dan
penyuluhan pecegahan gigi berlubang menggunakan
media Buku Digital edukasi bertujuan untuk membantu
masyarakat agar bisa dengan mandiri melakukan tindakan
pencegahan gigi berlubang berorientasi untuk mewujudkan

56
ASN yang memiliki literasi digital berupa digital culture
menerapkan nilai-nilai pancasila diruang digital (dalam hal
ini menerapkan nilai pancasila sila ke 5 : peduli mengurangi
penderitaan orang lain)

s. Dampak bila nilai-nilai dasar PNS tidak diaplikasikan dalam


kegiatan:
8) Bila saya tidak mengaktualisasikan nilai Berorientasi
Pelayanan (melakukan perbaikan tiada henti) maka
kegiatan ini akan kurang optimal
9) Bila saya tidak mengatualisasikan nilai Akuntabel
(Integritas) dalam melaksanakan rancangan kegiatan,
maka kegiatan tidak akan dapat berjalan sesuai dengan
rancangan kegiatan yang telah dibuat.
10)Bila saya tidak mengaktualisasikan nilai Kompeten
(meningkatkan kompetensi) diri untuk menjawab
tantangan yang selalu berubah maka kemampuan saya
tidak meningkat seiring dengan perkembangan zaman.
11)Bila saya tidak mengaktualisasikan nilai Harmonis
(Menghargai Perbedaan) dalam melakukan konsultasi
kepada teman sejawat, Saya akan tidak akan
mendapatkan hasil yang lebih baik.
12)Bila saya tidak mengaktualisasikan nilai Loyal (dedikasi)
selalu memperbaiki SAP dan soal pre-post test maka
hasil yang akan saya dapatkan tidak akan maksimal.
13)Bila saya tidak mengaktualisasikan nilai Adaptif
(antusias terhadap perubahan) maka saya tidak bisa
menyesuaikan diri dalam menghadapi perubahan
14)Bila saya tidak mengatualisasikan nilai Kolaboratif
(Kesediaan bekerjasama) dalam menyusun rancangan
kegiatan bersama mentor dan rekan sejawat, maka
rancangan yang dibuat akan kurang optimal.

57
t. Kontribusi/ manfaat kegiatan bagi pihak lain dan terhadap
pencapaian visi, misi, tujuan dan penguatan nilai-nilai
organisasi.
Kegiatan upaya peningkatan pengetahuan anak sekolah
mengenai gigi berlubang (Karies) dengan buku digital sebagai
media promosi Kesehatan bermanfaat bagi:
7) Tim poli gigi mempunyai media edukasi buku digital
kesehatan gigi dan mulut yang mudah dipahami dan
menarik bagi Anak Sekolah
8) Anak sekolah memahami cara pencegahan gigi
berlubang sehingga tidak terjadi nyeri dan sakit gigi
yang dapat menyebabkan gangguan tumbuh
kembang anak
9) Puskesmas rowosari mempunyai media edukasi
inovatif yang mudah diakses sesuai dengan
perkembangan zaman

Dengan terlaksananya Sosialisasi dan Menjelaskan materi


pencegahan gigi berlubang dengan menggunakan media Buku
Digital edukasi dapat memberikan kontribusi terhadap Visi
organisasi yaitu Terwujudnya masyarakat di lingkungan
puskesmas Rowosari yang mandiri untuk hidup sehat dan
terhadap pencapaian Misi ke-4 organisasi yaitu, Meningkatkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Hasil dari kegitan ini sesuai dengan tujuan dari organisasi


untuk “Memberdayakan masyarakat untuk memiliki kemauan
dan kemampuan untuk hidup sehat” dan memperkuat nilai
organisasi yaitu Inovatif. Hal ini selaras dengan nilai-nilai dasar
PNS yang diaktualisasikan pada pelaksanaan kegiatan tersebut
sebagaimana diuraikan pada poin e di atas, yaitu : Adaptif
(antusias terhadap perubahan), Harmonis (menghargai

58
perbedaan), Kolaboratif (kesediaan bekerjasama), Akuntabel
(integritas), Berorientasi Pelayanan (kualitas) serta
Kompeten (meningkatkan kompeten).
Tabel 3.5 Kondisi Sebelum dan Sesudah Aktualisasi Habituasi
Kondisi Kondisi
No. Kegiatan Keterangan
Sebelum Sesudah
1. Sosialisasi dan Belum ada Sudah ada Dengan adanya
Menjelaskan sosialisasi sosialisasi sosialisasi
materi media edukasi media buku buku digital
pencegahan gigi digital
buku digital edukasi
berlubang sehingga
dengan siswa Kesehatan gigi
menggunakan mengerti dan mulut
media Buku bahwa menjadi
Digital edukasi terdapat akses langkah awal
informasi agar mampu
Kesehatan lebih
gigi dan mulut
meningkatkan
mutu layanan
sebagai ASN
yang
profesional
dan
berintegritas
tinggi.

59
5. Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi
Evaluasi adalah penggunaan metode penelitian social untuk secara
sistematis menginvestigasiefektifitas program. /Menilai kontribusi
program terhadap perubahan (Goal/objektif) dan menilaikebutuhan
perbaikan, kelanjutan atau perluasan program (rekomendasi).
Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran
kemajuan atas objektif program./ Memantau perubahan, yang focus
pada proses dan keluaran, Monitoring melibatkan pengamatan atas
kualitas dari layanan yang kita berian. Kaitan antara Monitoring dan
Evaluasi adalah evaluasi memerlukan hasil dari monitoring
dandigunakan untuk kontribusi programMonitoring bersifat spesifik
program. Sedangkan Evaluasi tidak hanya dipengaruhi oleh
programitu sendiri, melainkan varibel-varibel dari luar. Tujuan dari
Evaluasi adalah evalausi efektifitas
Adapun pelaksanaan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
u. Sumber kegiatan : Inovasi dan SKP
v. Tanggal pelaksanaan : 20-29 Juli 2022
w. Lokasi / tempat : Puskesmas Rowosari
x. Hasil / output (kegiatan) : Terlaksananya monitoring dan
evaluasi untuk mengetahui tingkat penguasaan atau
pemahaman siswa terhadap kompetensi yang telah ditetapkan
y. Aktualisasi dan habituasi nilai-nilai dasar PNS dan Kedudukan
serta Peran
PNS untuk mendukung smart governance

5.1 Monitoring seluruh kegiatan


Pada tanggal 20 Juli 2022 saya memonitoring
kegiatan sosialisasi dan penyuluhan Buku Digital edukasi
Kesehatan gigi pada siswa kelas 5 MI Nashrul Fajar. Saya
konsisten untuk memonitoring kegiatan tersebut untuk dapat
memberikan perbaikan jika terjadi kendala saat berjalannya
kegiatan tersebut. (Akuntabel : Konsisten )

Berikut ini adalah bukti pelaksanaan kegiatan tersebut :


Gambar 3.14 Foto saat monitoring kegiatan post test sebagai
bukti aktualisasi dan habituasi (Akuntabel : Konsisten ).

60
5.2. Melakukan post-test untuk mengetahui kemampuan akhir siswa
Pada tanggal 20 Juli 2022, setelah anak diberikan sosialisasi dan
penyuluhan saya memberi jeda selama 2 hari agar anak dapat
belajar dan membaca buku digital edukasi Kesehatan gigi secara
mandiri.empersiapkan siswa saya memulai perkenalan diri dan
menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan saya pada siswa
kelas V. Saya berintegritas melakukan pretest terlebih dahulu
untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal siswa sebelum
mendapatkan edukasi. Hal ini bertujuan agar saya tahu apakah
media yang saya gunakan efektif dalam meningkatkan
pengetahuan Kesehatan gigi dan mulut siswa kelas V MI Nashrul
Fajar. (Akuntabel : Integritas)

Berikut bukti saya melakukan kegiatan tersebut :


Gambar 3.15 Foto saat siswa melakukan post test sebagai
bukti aktualisasi dan habituasi. (Akuntabel : Integritas)

61
5.3 Melakukan Evaluasi Kegiatan
Pada tanggal 23 Juli 2022, Saya menjadikan data hasil
monitoring dan evaluasi sebagai bahan sample untuk dapat
melakukan perbaikan dan inovasi tiada henti. (Adaptif : Inovasi )
Berikut bukti saya melakukan kegiatan tersebut :
Gambar 3.16 Evaluasi kegiatan sebagai bukti aktualisasi dan
habituasi. (Harmonis: Peduli) (Kompeten: Ahli dibidangnya)

5.4 Membuat Laporan kepada Mentor


Pada tanggal 25 Juli 2022, Saya mulai membuat Laporan Kegiatan.
Saya Jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi dalam
membuat laporan hasil kegiatan .( Akuntabel : Integritas). Saya
membuat laporan kegiatan dengan kualitas terbaik. (Berorientasi
Pelayanan : Kualitas)

Berikut bukti saya melakukan kegiatan tersebut :


Gambar 3.17 Melakukan laporan kepada mentor terkait hasil dari kegiatan
yang sudah dilaksanakan (Harmonis: Peduli) (Kompeten: Ahli
dibidangnya)

Keterkaitan dengan kedudukan dan peran PNS dalam

62
mendukung Smart Governance adalah sebagai berikut :
Melaksanakan proses sosialisasi dan penyuluhan
mengenai cara pecegahan gigi berlubang menggunakan
media Buku Digital edukasi dalam rangka melakukan
Peran ASN sebagai pelaksana dan pengawas
penyelenggaran tugas umum pemerintahan dan
pembangunan. Proses monitoring dan evaluasi kegiatan
bertujuan untuk membantu masyarakat agar bisa dengan
mandiri melakukan tindakan pencegahan gigi berlubang
berorientasi untuk mewujudkan ASN yang memiliki literasi
digital berupa digital culture .

z. Dampak bila nilai-nilai dasar PNS tidak diaplikasikan dalam


kegiatan:
15)Bila saya tidak mengaktualisasikan nilai Berorientasi
Pelayanan (melakukan perbaikan tiada henti) maka
kegiatan ini akan kurang optimal
16)Bila saya tidak mengatualisasikan nilai Akuntabel
(Integritas) dalam melaksanakan rancangan kegiatan,
maka kegiatan tidak akan dapat berjalan sesuai dengan
rancangan kegiatan yang telah dibuat.
17)Bila saya tidak mengaktualisasikan nilai Kompeten
(meningkatkan kompetensi) diri untuk menjawab
tantangan yang selalu berubah maka kemampuan saya
tidak meningkat seiring dengan perkembangan zaman.
18)Bila saya tidak mengaktualisasikan nilai Harmonis
(Menghargai Perbedaan) dalam melakukan konsultasi
kepada teman sejawat, Saya akan tidak akan
mendapatkan hasil yang lebih baik.
19)Bila saya tidak mengaktualisasikan nilai Loyal (dedikasi)
selalu memperbaiki SAP dan soal pre-post test maka
hasil yang akan saya dapatkan tidak akan maksimal.
20)Bila saya tidak mengaktualisasikan nilai Adaptif
(antusias terhadap perubahan) maka saya tidak bisa
menyesuaikan diri dalam menghadapi perubahan
21)Bila saya tidak mengatualisasikan nilai Kolaboratif
(Kesediaan bekerjasama) dalam menyusun rancangan

63
kegiatan bersama mentor dan rekan sejawat, maka
rancangan yang dibuat akan kurang optimal.

Kontribusi/ manfaat kegiatan bagi pihak lain dan terhadap


pencapaian visi, misi, tujuan dan penguatan nilai-nilai
organisasi.
Kegiatan upaya peningkatan pengetahuan anak sekolah
mengenai gigi berlubang (Karies) dengan buku digital sebagai
media promosi Kesehatan bermanfaat bagi:
10)Tim poli gigi mempunyai media edukasi buku digital
kesehatan gigi dan mulut yang mudah dipahami dan
menarik bagi Anak Sekolah
11)Anak sekolah memahami cara pencegahan gigi
berlubang sehingga tidak terjadi nyeri dan sakit gigi
yang dapat menyebabkan gangguan tumbuh
kembang anak
12)Puskesmas rowosari mempunyai media edukasi
inovatif yang mudah diakses sesuai dengan
perkembangan zaman

Dengan terlaksananya Sosialisasi dan Menjelaskan materi


pencegahan gigi berlubang dengan menggunakan media Buku
Digital edukasi dapat memberikan kontribusi terhadap Visi
organisasi yaitu Terwujudnya masyarakat di lingkungan
puskesmas Rowosari yang mandiri untuk hidup sehat dan
terhadap pencapaian Misi ke-4 organisasi yaitu, Meningkatkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Hasil dari kegitan ini sesuai dengan tujuan dari organisasi
untuk “Memberdayakan masyarakat untuk memiliki kemauan
dan kemampuan untuk hidup sehat” dan memperkuat nilai
organisasi yaitu Inovatif. Hal ini selaras dengan nilai-nilai dasar
PNS yang diaktualisasikan pada pelaksanaan kegiatan tersebut
sebagaimana diuraikan pada poin e di atas, yaitu : Adaptif
(antusias terhadap perubahan), Harmonis (menghargai
perbedaan), Kolaboratif (kesediaan bekerjasama), Akuntabel
(integritas), Berorientasi Pelayanan (kualitas) serta
Kompeten (meningkatkan kompeten).

64
Tabel 3.6 Kondisi Sebelum dan Sesudah Aktualisasi Habituasi
Kondisi Kondisi
No. Kegiatan Keterangan
Sebelum Sesudah
1. Monitoring Belum ada Sudah ada Dengan adanya
dan Evaluasi lembar lembar Monitoring dan
Kegiatan instrument instrument Evaluasi kegiatan
monitoring
monitoring menjadi langkah awal
dan evaluasi
dan kegiatan agar mampu lebih
evaluasi penyuluhan meningkatkan mutu
kegiatan layanan sebagai ASN
penyuluhan yang profesional dan
berintegritas tinggi.

65
BAB IV

KESIMPULAN

Nilai – nilai dasar Ber-Akhlak sesuai dengan peran dan


kedudukan PNS dalam mewujudkan Smart Governance telah
diaktualisasikan dan dihabituasikan dengan judul “ Upaya
Peningkatan Pengetahuan Anak Sekolah Mengenai Gigi Berlubang
( Karies ) Dengan Buku Digital Sebagai Media Promosi Kesehatan
Gigi Dan Mulut Di Mi Nashrul Fajar Kota Semarang “ pada 5 (lima)
kegiatan.
Hasil / Output masing masing kegiatan adalah :
a. Tersedianya susunan acara serta jadwal kegiatan penyuluhan
pencegahan gigi berlubang
b. Terciptanya buku digital edukasi yang menarik, efektif dan mudah
diakses dan dipahami anak sekolah
c. Tersebarnya luasnya link buku digital kepada anak sekolah MI
Nashrul Fajar
d. Masyarakat dapat dengan mandiri melakukan pencehagan gigi
berlubang
e. Terlaksananya kegiatan monitoring, evaluasi, dan rencana tindak
lanjut mengenai kegiatan penyuluhan pencegahan gigi berlubang.
- Setelah melakukan olah data kuisioner pre dan post test
mengenai pencegahan gigi berlubang, Sebelum sosialisasi dan
penyuluhan didapatkan hasil tingkat pengetahuan anak sekolah
buruk 66%, sedang 31% dan baik 3% meningkat menjadi
sedang 66% dan baik 34% .
- Untuk penurunan angka kasus gigi berlubang/karies diperlukan
waktu lebih lama dalam evaluasi agar secara signifikan terlihat
hasil penurunannya. Dalam waktu 30 hari bekerja secara teknis
belum bisa mengetahui penurunan tersebut, tetapi indikasi
penurunan sudah dapat terlihat melalui peningkatan
pengetahuan Anak Sekolah
Capaian kegiatan aktualisasi dan habituasi yang dilaksanakan
sebesar 100% karena semua kegiatan telah terlaksana dan
diperoleh hasil/output sesuai harapan.
Adapun aktualisai dan habituasi ini telah memberikan manfaat
bagi:
a. Bagi Peserta Latsar
Agar senantiasa mengaktualisakan nilai-nilai dasar BerAkhhlak

66
sesuai dengan peran dan kedudukan PNS dalam menwujudkan
Smart Governance serta selalu meningkatkan kompetensi.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Melalui dibuatnya media Buku Digital edukasi ini, membantu
memudahkan tenaga dalam memberikan edukasi pencegahan gigi
berlubang kepada masyarakat terutama Anak Sekolah.
c. Bagi Puskesmas
Dengan adanya inovasi Buku Digital edukasi ini dapat
menambah cakupan layanan promosi Kesehatan gigi dan mulut
untuk anak sekolah di wilayah kerja Puskesmas Rowosari
d. Bagi Masyarakat
Melalui kegiatan penyuluhan pencegahan gigi berlubang
menggunakan media Buku Digital edukasi ini, diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai cara menjaga
kesehatan gigi dan mulut yang akan berdampak pada
meningkatnya derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat.

67
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta:

Peraturan Walikota Semarang. 2016, Peraturan Walikota nomor


97 tahun 2016 Tentang Pembentukan, Kedudukan,
Susunan, Organisasi Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja
Unit Pelaksaaan Teknik Pusat Kesehetan Masyarakat
pada Dinas Kesehatan Kota Semarang

Kementerian Kesehatan 2019, Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat

Kementerian Pendayagunaan Apratur Negara. 2019. Keputusan


Menteri Nomor 37 Tahun 2019 tentang Jabatan
Fungsional Terapis Gigi dan Mulut dan Angka Kreditnya.
Jakarta: Kementerian Kesehatan

Lembaga Administrasi Negara. 2022. Modul Pelatihan Dasar


Calon Pegawai Negeri Sipil: Adaptif. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2022. Modul Pelatihan Dasar


Calon Pegawai Negeri Sipil: Akuntabel. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2022. Modul Pelatihan Dasar


Calon Pegawai Negeri Sipil: Berorientasi Pelayanan.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2022. Modul Pelatihan Dasar


Calon Pegawai Neger Sipil: Harmonis. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2022. Modul Pelatihan Dasar


Calon Pegawai Negeri Sipil: Kolaboratif. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2022. Modul Pelatihan Dasar


Calon Pegawai Negeri Sipil: Kompeten. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2022. Modul Pelatihan Dasar


Calon Pegawai Negeri Sipil: Loyal. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

68
Lembaga Administrasi Negara. 2022. Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil: Manajemen ASN. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2022. Modul Pelatihan Dasar


Calon Pegawai Negeri;Sipil: Smart ASN. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.

Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia

69
CURRICULUM VITAE

IDENTITAS DIRI
Nama : Mayril Yusrin Syarfina, S.Tr.Kes
Tempat Tanggal Lahir : Semarang,4 Mei1997
Alamat : Jalan Palem Raja Asri III Blok CC/DD
No.98, Perum Taman Bukit Asri,
Mangunharjo, Tembalang, Semarang
Nomor HP : 081390030402
E-Mail : mayrilsyarfina1997@gmail.com
Agama : Islam
Status : Menikah
RIWAYAT PENDIDIKAN
SDI Tunas Harapan 2003 - 2009
SMP Negeri 39 Semarang 2009 - 2012
SMA Negeri 2 Semarang 2012 - 2015
DIV Keperawatan gigi Potekkes 2015 - 2019
Semarang
RIWAYAT PEKERJAAN
2019 - 2022 : UKGS Inovatif Al Azhar 14 Semarang

2022 - Sekarang : Puskesmas Rowosari, Kota Semarang


(CPNS)

70
LAMPIRAN KEGIATAN 1
Membuat SAP ( Satuan Acara Penyuluhan ) Kegiatan Pencegahan Gigi
Berlubang

Daftar Lampiran :
1.1. Link video kegiatan 1
1.2. Draf SAP (Satuan Acara Penyuluhan) Pencegahan Gigi Berlubang
1.3. Soal Pre test dan Post test
1.4. Lembar Konsultasi dengan Rekan sejawat dan Mentor
1.5. Lembar Konsultasi dengan Mentor

71
1.1 Link Video Kegiatan 1
Bukti keseluruhan pelaksanaan aktualisasi habituasi kegiatan 1 yang
dilaksanakan tanggal 6 Juli – 9 Juli 2022, yaitu menyusun SAP (Satuan
Acara Penyuluhan) gigi berlubang
https://drive.google.com/file/d/
1N5DDTf46m7BMtY0aQV1aezxMAFWlXTgr/view?usp=sharing

72
1.2 Draf SAP (Satuan Acara Penyuluhan) Pencegahan Gigi Berlubang

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PENCEGAHAN GIGI BERLUBANG
DI MI NASHRUL FAJAR

A. Latar Belakang
Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang
kehidupan, saat dimana individu relatif tidak berdaya dan tergantung kepada
orang lain. Masa kanak-kanak dibagi menjadi dua periode yang berbeda yaitu
awal dan akhir masa kanak-kanak. Periode awal berlangsung dari umur dua
sampai enam tahun dan periode akhir enam tahun sampai tiba saatnya anak
matang secara seksual. Dengan demikian awal masa kanak-kanak dimulai
sebagai penutup masa bayi, di mana ketergantungan secara praktis sudah
dilewati, diganti dengan tumbuhnya kemandirian dan berakhir disekitar usia
masuk sekolah dasar.
Menjaga kesehatan gigi sangat penting, Selain gusi, juga bisa
membersihkan pipi bagian dalam dan lidah. Sikat gigi sejak dini akan membantu
mendapatkan gigi sehat. Karena gigi susu memiliki peran penting sebagai wadah
tumbuhnya gigi tetap.
Selain menggosok gigi, cuci tangan juga harus diperhatikan, meski mencuci
tangan telah dilakukan banyak orang, namun baru sedikit yang melakukan
aktivitas tersebut pada saat-saat penting, seperti setelah menggunakan toilet,
setelah membersihkan kotoran anak, dan sebelum menangangi makanan.
Sebagaimana diketahui bahwa mencuci tangan dengan air dan sabun terutama
pada saat-saat penting, yaitu setelah buang air dan sebelum memegang
makanan membantu mengurangi risiko terkena diare lebih dan infeksi saluran
pernapasan, pandemi flu, dan lain-lain.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan siswa tau tentang kebersihan gigi
dan mulut dan cara tau menggosok gigi yang benar.
2. Tujuan Khusus.
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan 60% anak - anak dapat:
a. Menyebutkan pengertian kebersihan gigi dan mulut
b. mengetahui penyebab gigi berlubang
c. Menyebutkan dan memperagakan cara gosok gigi yang benar
C. Pelaksanaan Kegiatan.
a. Topik. : Pencegahan Gigi Berlubang
b. Sasaran dan Target.
Sasaran : siswa MI Nashrul Fajar
Target : Anak – anak kelas 5
c. Metode

73
a. Ceramah.
b. demonstrasi
c. Tanya jawab.
d. Media dan alat.
a. Buku Digital
b. sikat gigi dan odol gigi
e. Waktu dan Tempat.
Hari/tanggal : Rabu, 20 Juli 2022
Jam : 07.30 WIB s/d Selesai.
Tempat : MI Nashrul Fajar Kota Semarang
f. Pengorganisasian
Moderator : Andi Widiastuti, AMKG
Pemateri : Mayril Yusrin Syarfina, S.Tr.Kes
Observer : Mayril Yusrin Syarfina, S.Tr.Kes
Fasiltator : Wali Kelas 5 MI Nashrul Fajar
Setting Tempat.

Keterangan :
: Siswa
: Fasilitator : Pemateri

: Moderator : Observer
g. Materi
terlampir
D. Kegiatan Penyuluhan
No Acara Pelaksanaan Waktu
1. Pembukaan dan apersepsi Moderator 10 Menit
2. Pre-test Moderator 15 menit
3. Penyuluhan dan Pengenalan Pemateri 30 menit
Media Buku Digital edukasi
4. Tanya Jawab Pemateri 10 menit
5. Post-test Moderator 15 menit
6. Penutup Moderator 10 menit

a. Penanggung Jawab.
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan.

74
b. Moderator.
a. Membuka acara
b. Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing Lahan dan
Pendidikan.
c. Menjelaskan Tujuan dan Topik.
d. Menjelaskan kontrak waktu.
e. Menyerahkan jalannya penyuluhan/demonstrasi kepada pemateri .
f. Mengarahkan alur diskusi.
g. Memimpin jalannya diskusi.
h. Menutup acara.
c. Pemateri
Mempresentasikan materi untuk penyuluhan dan demonstrasi gosok gigi
yang benar
d. Fasilitator
a. Memotivasi sasaran untuk berperan aktif dalam jalannya penyuluhan.
b. Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari anak – anak SD
e. Observer
Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.

EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
 Siswa hadir di tempat penyuluhan.
 Penyelenggaraan penyuluhan di MI Nashrul Fajar Kota Semarang
 Persiapan alat dan bahan penyuluhan ( LCD, Link Buku Digital, Lembar
Kerja)
2. Evaluasi Proses
 Siswa antusias terhadap penyuluhan kebersihan gigi dan mulut.
 Siswa mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai.
 Siswa mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. Evaluasi Hasil
 Siswa mengetahui pengertian kebersiahan gigi dan mulut
 Siswa tau penting nya menjaga kebersihan gigi
 Siswa mengetahui cara pencegahan gigi berlubang

Lampiran materi ( dilampirkan di kegiatan 2)

75
1.3 Lembar Konsultasi dengan Rekan sejawat

1.4 Lembar Konsultasi dengan Mentor

76
77
LAMPIRAN KEGIATAN 2
Membuat Buku Digital Edukasi Pencegahan Gigi Berlubang

Daftar Lampiran :
2.1. Link video kegiatan 2
2.2. Lampiran literasi dan substansi materi yang akan diberikan
2.3. Lembar Konsultasi Mentor
2.4. Link Media Buku Digital

2.1 Link video kegiatan 2

78
Bukti keseluruhan pelaksanaan aktualisasi habituasi kegiatan 1 yang
dilaksanakan tanggal 6 Juli – 9 Juli 2022, yaitu menyusun SAP (Satuan
Acara Penyuluhan) gigi berlubang
https://drive.google.com/file/d/1N8BWkm-2obH2mk3oicqoTdgiZ7DNq5c2/
view?usp=sharing

2.2 Lampiran Literasi dan Substansi Materi

Lampiran Materi
KARIES GIGI ( GIGI BERLUBANG )
1. Pengertian
Karies gigi adalah penyakit infeksi yang merusak struktur
gigi dan mengakibatkan gigi berlubang. Jika tidak cepat
ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri dan
pencabutan gigi. (Basuki, 2008) Karies gigi (gigi berlubang)
merupakan penyakit yang umum pada anak-anak, terutama
anak usia sekolah (Biddulph-stace, 1999)
2. Tanda dan Gejala
Daerah yang tampak berkapur di permukaan gigi
menandakan adanya demineralisasi merupakan tanda awal dari
karies. Jika sebuah lubang tampak coklat menandakan karies
yang aktif. Karies yang mulai menjalar ke syaraf gigi, terbuka,
dan akan terasa nyeri bahkan mengalami nyeri yang cukup
hebat. Karies gigi menyebabkan nafas tidak sedap dan
pengecapan yang buruk, lebih lanjut infeksi menyebar dari gigi
ke jaringan lainnya sehingga menjadi berbahaya.
3. Penyebab karies gigi
a. Kebersihan mulut yang buruk
Kebersihan mulut yang buruk dapat terjadi karena perilaku
kesehatan mulut yang kurang. Pada anak-anak (6-12
Tahun) masih kurang mengetahui untuk membersihkan gigi
dan mulut. Selain itu mereka jarang membersihkan gigi,
sehingga gigi geliginya banyak mengalami karies. (contoh :
tidak atau malas untuk menggosok gigi saat sesudah
sarapan dan sebelum tidur)
b. Sering mengkonsumsi makanan manis
Makanan manis merupakan penyebab karies gigi yang utama
pula, karena glukosa yang terkandung dalam makanan
manis merupakan faktor utama terjadinya karies gigi selain

79
Streptococcus mutans pada permukaan enamel gigi.
4. Perawatan Karies Gigi
Struktur gigi yang rusak tidak dapat sembuh sempurna,
walaupun remineralisasi pada karies yang sangat kecil dapat
timbul bila kebersihan dapat dipertahankan. Untuk lesi yang
kecil, florida topikal dapat digunakan untuk merangsang
remineralisasi. Untuk lesi yang besar dapat diberikan perawatan
khusus. Perawatan ini bertujuan untuk menjaga struktur lainnya
dan mencegah perusakan lebih lanjut.
Secara umum, pengobatan lebih awal akan lebih
nyaman dan murah dibandingkan perawatan lanjut karena
lubang yang lebih buruk. Alat bor dan sebuah alat seperti
sendok dapat membersihkan lubang dengan baik. Ketika
lubang sudah dibersihkan, maka diperlukan teknik
penyembuhan untuk mengembalikan fungsi dan keadaan
estetikanya.
Pada kasus tertentu, diperlukan terapi akar pada gigi.
Terapi akar gigi atau terapi endodontic direkomendasikan bila
pulpa telah mati karena infeksi atau trauma. Saat terapi bagian
dalam gigi (pulpa) termasuk saraf dan pembuluh darahnya
dibuang. Bekas gigi akan diberikan material seperti karet yang
disebut gutta percha. Pencabutan atau ekstraksi gigi juga
menjadi pilihan perawatan karies, bila gigi tersebut telah hancur
karena proses pelubangan
5. Pencegahan Karies Gigi
Menurut Mansjoer (2009), penatalaksanaan pencegahan
karies gigi dilakukan dengan:
a. Perawatan mulut
Perawatan mulut dilakukan dengan mempraktekkan instruksi
berikut :
1) Sikatlah gigi sekurang – kurangnya dua kali sehari
pada waktu – waktu yang tepat yaitu waktu sesudah
makan, sebelum tidur, ditambah dengan sesudah
bangun tidur.
2) Pilihlah sikat gigi yang berbulu halus, permukaan
datar dan kepala sikat kecil.
3) Gunakan dental gloss (benang gigi) sedikinya satu
kali sehari.

80
4) Gunakan pencuci mulut anti plak yang mengandung
antibiotik (vancomycin), enzim (destronase) dan
antiseptik (chlor hexidine 0,1 %).
5) Untuk anak yang masih kecil dan belum dapat
menggunakan sikat gigi dengan benar, dapat
digunakan kain pembersih yang tidak terlalu tipis
untuk membersihkan bagian depan dan belakang
gigi, gusi serta lidah. Cara mempergunakan yaitu
dengan melilitkan pada jari kemudian digosokkan
pada gigi.
6) Kunjungi dokter gigi sedikitnya 6 bulan sekali atau bila
mengalami pengelupasan gigi, luka oral yang
menetap lebih dari dua minggu atau karena sikat gigi.
b. Diet
Karies dapat dicegah dengan menurunkan jumlah gula dalam
makanan yang dikonsumsi. Hindari kebiasaan makan
makanan manis dan melekat yang merusak gigi (permen,
coklat dan lain sebagainya) dan membiasakan
mengkonsumsi makanan yang menyehatkan gigi (buah dan
sayur).
c. Flouridasi
Flouridasi dilakukan dengan memungkinkan dokter gigi
memberikan sel dental pada gigi, menambahkan floiuride
pada suplai air minum dirumah, penggunaan pasta gigi yang
mengandung floiuride atau menggunakan tablet, tetesan
atau hisap natrium floiuride. Karies gigi dapat
dihindari/dicegah apabila anak melakukan perawatan gigi
dengan benar setelah mengkonsumsi makanan kariogenik.

Langkah – langkah menggosok gigi dengan benar

Kunci utama kebersihan gigi adalah menyikat gigi dengan benar


secara teratur. Berikut adalah cara menyikat gigi yang benar:

1. Tempatkan sikat pada sudut 45° terhadap gusi.


2. Lakukan gerakan menyikat ringan dari kanan ke kiri dan sebaliknya.
3. Lakukan hal yang sama di bagian dalam dan bagian luar gigi.
4. Sikat bagian permukaan gigi geraham yang Anda gunakan untuk
mengunyah.
5. Sikat bagian dalam gigi depan secara vertikal dan ringan dengan
gerakan atas ke bawah.

81
6. Sikat setidaknya dua kali sehari dan jika mungkin setelah makan.
7. Menyikat gigi setidaknya selama tiga menit.
8. Jangan menyikat gigi segera setelah makan makanan atau
minuman yang asam. Efek gabungan dari asam dan menyikat
dapat menggerus email gigi.

2.3 Link dan barcode Media Buku Digital

https://bit.ly/DIGIBOOK-Rowosari

82
2.4 Lembar Konsultasi Mentor

83
LAMPIRAN KEGIATAN 3
Melakukan perizinan dan penyebarluasan (campaign) link buku digital
edukasi pencegahan gigi berlubang

Daftar Lampiran :
3.1. Link video kegiatan 3
3.2. Surat Perizinan dan Lembar Persetujuan Pelaksanaan Kegiatan
3.3. Poster barcode buku

84
3.1 Link video kegiatan 3
Bukti keseluruhan pelaksanaan aktualisasi habituasi kegiatan 3 yang
dilaksanakan tanggal 14 Juli – 16 Juli 2022, yaitu Melakukan perizinan
dan penyebarluasan (campaign) link buku digital edukasi pencegahan gigi
berlubang
https://drive.google.com/file/d/
1NauJ0QP_5KECqYRhyLspSt558rdVfZQt/view?usp=sharing

3.2 Surat Perizinan dan Lembar Persetujuan Pelaksanaan Kegiatan

85
3.3 Poster barcode buku

86
LAMPIRAN KEGIATAN 4
Sosialisasi dan Menjelaskan materi pencegahan gigi berlubang dengan
menggunakan media Buku Digital edukasi

Daftar Lampiran :
4.1. Link video kegiatan 4
4.2. Hasil Pretest
4.3. Laporan Pelaksanaan

4.1 Link video kegiatan 4


Bukti keseluruhan pelaksanaan aktualisasi habituasi kegiatan 4 yang
dilaksanakan tanggal 20 Juli 2022, yaitu Sosialisasi dan Menjelaskan
materi pencegahan gigi berlubang dengan menggunakan media Buku
Digital edukasi
https://drive.google.com/file/d/1NkgXUN4-IjiQ7EC6tcBNkMLuk-i8eiHO/view?
usp=sharing

87
4.2 Rekap Hasil Pre test siswa kelas V-A MI Nashrul Fajar
NO NAMA NILAI PRETEST
1 ABBAS SEPTA PRATAMA 55
2 AHMAD HADI MUSTOFA 60
3 AHZA RIFQI NUR DAFFA 45
4 A'ISYA ZAHROTUL AULIA 60
5 AKHLIS AZKA ARROYAN 45
6 ALIYA RIDA CAHYANINGTYAS 100
7 ALVINO MAULANA LUTFIE 60
8 AULIA NURUSSYIFA WAHIDAH 65
9 AVENIA ANGGIES PUTRI KUSUMA 35
10 AYRRA RAHMADHANI SYAHRIAR 65
11 AZAM AHMAD ULUL AZMI 50
12 DARA NABITA PITALOKA 50
13 ELLYSIA RAHMANIA PUTRI 60
14 FADILLAH NAUFAL MUHAMMAD RAMADHAN 60
15 FAKHRI CHUSAINI 35
16 GIBRAN ABIEZA PUTRA BAHTIYAR 65
17 KHALISA NAJIBAH KHAYLA 50
18 MAYSA NUTRIANINGSIH DIHARJO 50
19 MUHAMMAD FAIQ AL BAIHAQI 50
20 MUHAMMAD FAIZ KAMAL 45
21 MUHAMMAD HUSAIN AQILA DAFA 65
22 MUHAMMAD IRFAN 45
23 MUHAMMAD KAFKA AL MALIKI 50
24 MUHAMMAD SHOHI 75
25 NAYSHILA SALSABILA ANGGRAINI 70
26 NIZARD MAULANA IBRAHIM 65
27 RAISSA SHAFA NUR AQILAH 55
28 RENITA IMAMAH 65
29 SAFANA JIHAN AQILA 65
30 SALSABILA SYIFA AZZAHRA 60
31 SAREEA HOTURA SADDA SAQAVIA 60
32 WAFIYYUN ILYASA RAUHILLAH 55
33 ZAFIRA JASMIN AZZAHRA 55
34 ZALFA NAFILA ATIKA 65
35 ZEVITA YUKHA ILAIYA 75

88
4.3 Laporan Pelaksanaan Kegiatan

89
LAMPIRAN KEGIATAN 5
Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi

Daftar Lampiran :
5.1. Link video kegiatan
5.2. Perbandingan Hasil Pre dan Post Test
5.3. Laporan Pelaksanaan Monev

5.1 Link video kegiatan 5


Bukti keseluruhan pelaksanaan aktualisasi habituasi kegiatan 5 yang
dilaksanakan tanggal 25 - 29 Juli 2022, yaitu Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan Sosialisasi dan penyuluhan buku digital
https://drive.google.com/file/d/1OrnP37acSb4do0G4oMAqtWMx-
NtAvZUB/view?usp=sharing

5.2 Rekap Hasil Post test siswa kelas V-A MI Nashrul Fajar
NO NAMA NILAI PRETEST NILAI POST TEST

90
1 ABBAS SEPTA PRATAMA 55 75
2 AHMAD HADI MUSTOFA 60 65
3 AHZA RIFQI NUR DAFFA 45 70
4 A'ISYA ZAHROTUL AULIA 60 75
5 AKHLIS AZKA ARROYAN 45 70
6 ALIYA RIDA CAHYANINGTYAS 100 100
7 ALVINO MAULANA LUTFIE 60 75
8 AULIA NURUSSYIFA WAHIDAH 65 85
9 AVENIA ANGGIES PUTRI KUSUMA 35 70
10 AYRRA RAHMADHANI SYAHRIAR 65 70
11 AZAM AHMAD ULUL AZMI 50 70
12 DARA NABITA PITALOKA 50 80
13 ELLYSIA RAHMANIA PUTRI 60 75
14 FADILLAH NAUFAL MUHAMMAD R. 60 70
15 FAKHRI CHUSAINI 35 75
16 GIBRAN ABIEZA PUTRA BAHTIYAR 65 65
17 KHALISA NAJIBAH KHAYLA 50 85
18 MAYSA NUTRIANINGSIH DIHARJO 50 85
19 MUHAMMAD FAIQ AL BAIHAQI 50 75
20 MUHAMMAD FAIZ KAMAL 45 70
21 MUHAMMAD HUSAIN AQILA DAFA 65 70
22 MUHAMMAD IRFAN 45 65
23 MUHAMMAD KAFKA AL MALIKI 50 80
24 MUHAMMAD SHOHI 75 85
25 NAYSHILA SALSABILA ANGGRAINI 70 70
26 NIZARD MAULANA IBRAHIM 65 85
27 RAISSA SHAFA NUR AQILAH 55 75
28 RENITA IMAMAH 65 80
29 SAFANA JIHAN AQILA 65 80
30 SALSABILA SYIFA AZZAHRA 60 70
31 SAREEA HOTURA SADDA SAQAVIA 60 80
32 WAFIYYUN ILYASA RAUHILLAH 55 75
33 ZAFIRA JASMIN AZZAHRA 55 65
34 ZALFA NAFILA ATIKA 65 70
35 ZEVITA YUKHA ILAIYA 75 85

5.3 Laporan Pelaksanaan Kegiatan

91
92
93

Anda mungkin juga menyukai