Anda di halaman 1dari 17

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATERI

SHALAT DAN WUDHU DI SMPN 13


KOTA BANJARMASIN

SKRIPSI

OLEH
SUKMA ADI PUTRA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


BANJARMASIN
2022 M
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATERI
SHALAT DAN WUDHU DI SMPN 13
KOTA BANJARMASIN

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Sebagai Syarat
Guna Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan

Oleh

Sukma Adi Putra

Nim 200101010114

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BANJARMASIN
2022

ii
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................ i
HALAMAN JUDUL...................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
A...Latar Belakang Masalah.......................................................... 1
B...Rumusan Masalah................................................................... 1
C...Tujuan Penelitian.....................................................................
D...Definisi Oprasional..................................................................
E... Signifikansi Penelitian.............................................................
F... Penelitian Terdahulu................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA


BAB III METODE PENELITIAN
A...Pendekatan dan Jenis Penelitian..............................................
B...Lokasi Penelitian......................................................................
C...Subjek dan Objek Penelitian....................................................
D...Data dan Sumber Data.............................................................
E... Teknik Pengumpulan Data.......................................................
F... Teknik Analisis Data................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN


BAB V PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ibadah merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim sebagai sarana

seorang hamba yang ingin mendekatkan diri kepada Allah Swt. Namun dalam

melaksanakan ibadah harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang berlaku

dalam syariat. Oleh karena itu mempelajari ilmu fiqih sangat berperan penting

dalam melakuakan setiap ibadah sesuai dengan syariat seperti syarat melakukan

ibadah shalat yang mana harus dalam keadaan suci terlebih dahulu dari hadas

kecil maupun besar.

Bagi seorang muslim shalat adalah tiang agama. Karena ibadah shalat

merupakan salah satu pondasi yang menopang dan menguatkan bangunan Islam.

Setiap mukmin mengerjakan shalat adalah rangka mendekatkan diri kepada Allah

Swt agar diri kita dapat menikmatan dunia dan akhirat. Shalat merupakan amal

ibadah yang akan dihisab pertama kali diakhirat kelak. Seseorang mukmin yang

beriman menyakini akan hari akhir pasti tidak akan menyia-nyiakan shalat, yang

mana ia pasti akan selalu merawat dan menjaga ibadah shalat ini dengan penuh

kesadaran.

Shalat menjadi hal yang wajib dikerjakan dalam Islam baik laki-laki

maupun perempuan atau muda maupun yang tua dan yang sudah baligh wajib

mengerjakan shalat. Kedudukan shalat dalam Islam sangat penting karena

merupakan ibadah yang sangat besar keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain.

1
Karena shalat adalah hadiah oleh-oleh dari Nabi Muhammad Saw saat melakukan

Isra Mi’raj.

Mempelajari ilmu shalat wajib dan hukumnya adalah fardhu ain yang

mana apabila meninggalkan shalat maka akan mendapatkan dosa dan hukumnya

wajib untuk menggantinya dengan cara mengqadhanya. Sebab shalat termasuk

kedalam rukun Islam yang lima karena syarat menjadi muslim yang sempurna

salah satunya adalah shalat. Shalat itu sebagai doa dan ibadah untuk mendekatkan

seorang hambanya kepada tuhannya yang mana shalat itu diawali dengan

akbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, dan dilakukan sesuai dengan syarat

maupun rukun shalat yang telah ditentukan (Imam Bashari Assayuthi, 30). Allah

Swt memerintahkan kepada umatnya untuk mendirikan shalat sebagaimana

dijelaskan didalam Al-Qur’an Surat Al Baqarah Ayat 110:

ّ‫ص دَ دَ وآ هوّ ّّنَدَا دَ وِا هْ دَ دَِّوّ َّدلنْ هُ ِّ هُْ ِّْ خ ير دّج هَوُ ِّنْ دَ ن‬
َ‫َّ إّ ن‬ ّ
‫ه‬ ‫ن ن دن‬ ‫دد ه‬ ‫يُوّ ّّ ن د‬
‫دوَدِ ه‬
ّ ّ‫ن‬
‫َّد مدا دْ نْ دُُهو دَ بدصري‬
Dalam menunaikan shalat itu harus lah dalam keadaan suci salah satunya

dengan berwudhu. Wudhu adalah salah satu cara bersuci yang paling sering kita

lakukan karena wudhu termasuk syarat sah mengerjakan ibadah shalat. Tidak sah

hukumnya shalat seorang muslim tanpa berwudhu karena wudhu dapat kita

gunakan untuk menghilangkan hadas kecil. Allah Swt tidak akan menerima shalat

seseorang yang masih menanggung hadas kecil sebelum berwudhu terlebih dahulu.

2
Berwudhu itu dimulai dari membasuh muka, tangan, sebagian kepala,

dan membasuh kaki dengan niat menyucikan diri dari hadas kecil sesuai ketentuan

syariat dengan tertib. Sebagaimana firman Allah Swt dalam Al-Qur’an berikut:

ْ‫وَ ِدا نْ ُِّه نوّ هو هُ نودَ هُ نْ دوّدَن ََّد هُ نْ ّّ دَ ّّن دُدُِّّ ِّ دو نِّ دِ هُ نوّ بّهُُه نو ِّ هُ ن‬ ‫ّدَْي دَا ّّن َِّن دْ ّل دِْهْنووّ ّّ دَّ ِه نُُه نْ ّّ دَ ّّ ن‬
ّ ُ‫ص ل‬

ّ‫وّدنْ هُُد هُْ ّّ دَ ّّن دُ نَْدْ ن ي‬


)٦(...ِ ‫ن‬ ‫د‬

Hadist dijelas mengenai wudhu sebagai berikut:

ّ ِّْ ُّ َ‫ وادوُوُ ُّّْ دم َ نِ ه‬،ُ‫ {ادصَددَ ُّّْ اد وُوُ ّد‬:ُِْ‫ِال صُى ل ُِيُ و‬
‫ل‬ ‫ند‬ ‫د د ن ه هن د ه د ه هن د د ن ن د‬

}ُّ ‫دُِدني‬

Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dari shahabat Sa’id bin Zaid bahwa

Nabi saw. bersabda, “Tidak sah shalat bagi orang yang tidak memiliki wudhu, dan

tidak sempurna wudhunya bagi orang yang tidak menyebut nama Allah atasnya.”

Dalam menerapkan shalat dan wudhu harus sesuai dengan syariat tidak

boleh dengan sembarangan sebab shalat dan wudhu itu termasuk dalam ibadah

tapi masih banyak yang kurang paham tentang masalah shalat dan wudhu seperti

apa. Oleh karena itu sebagai seorang guru Pendidikan Agama Islam mesti harus

memberikan penjelasan dan praktek untuk memberikan pemahaman kepada

peserta didik bagaimana peserta didik itu paham mengenai shalat dan wudhu.

Oleh sebab itu guru harus menguasai Strategi dan metode-metode yang pas untuk

diajarkan kepada peserta didik agar mengerti dan paham mengenai shalat dan

wudhu.

3
Banyak metode yang dapat diterapkan oleh guru mengenai shalat dan

wudhu seperti metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi dan lainnya.

Tetapi itu hanyar memberi pahaman secara kognitif dan efektif saja tidak secara

psikomotorik (keterampilan) nya. Maka dari itu diperlukannya metode yang dapat

memberikan pemahaman secara psikomotorik agar dapat dipraktekkan di

kehidupan sehari-hari. Khususnya metode demontrasi yang mana metode ini

mengajarkan dengan memperagakan atau mempraktekkan suatu kegiatan.

SMPN 13 adalah sekolah negeri yang berada di Kota Banjarmasin

bertempat di Alalak tengah yang mana disekolah tersebut memiliki 28 guru

dengan jumlah siswa-siswinya 521 diantaranya 256 siswa laki-laki dan 262 siswi

perempuan. Dan sekolah tersebut dipimpin oleh kepala sekolah Zainal Hakim

dengan akreditas A.

Sekolah SMPN 13 banyak menggunakan berbagai metode pembelajaran

dalam kegiatan belajar mengajarnya, tetapi masalahnya apakah para siswa-siswi

di SMPN 13 lebih paham memakai metode dengan praktek atau peraga ketimbang

menggunakan penjelasan saja tanpa menggunakan praktek dalam shalat dan

wudhu.

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah tersebut, saya tertarik

meneliti untuk mengadakan penelitian di SMPN 13 Kota Banjarmasin mengukur

seberapa paham mereka mengenai shalat dan wudhu dengan judul:

“PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATERI SHALAT

DAN WUDHU DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 13

KOTA BANJARMASIN”.

4
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan metode demonstrasi pada materi shalat dan wudhu di

SMPN 13 Kota Banjarmasin.

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pada penerapan metode

demonstrasi pada materi shalat dan wudhu di SMPN 13 Kota Banjarmasin.

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui bagaimana penerapan metode demonstrasi pada materi shalat

dan wudhu di SMPN 13 Kota Banjarmasin

2. Mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat pada penerapan

metode demonstrasi pada materi shalat dan wudhu di SMPN 13 Kota

Banjarmasin.

D. Definisi Operasional

1. Penerapan

Pengertian penerapan adalah perbuatan menerapkan. Penerapan

merupakan sebuah tindakan yang dilakukan, baik secara individu maupun

kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Secara

5
bahasa penerapan adalah hal, cara atau hasil.1 Adapun penerapan yang dimaksud

penerapan dengan menggunakan metode demonstrasi yang diterapkan di sekolah

SMPN 13 Kota Banjamasin.

2. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode panyajian pelajaran dengan

memeragakan dan menunjukkan kepada siswa tetang suatu proses, situasi atau

benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Terlepas dari metode

penyajian tidak terlepas dari penjelasan guru. Walau dalam metode demonstrasi

siswa haya sekedar memperhatikan.2 Adapun maksud dari metode demonstrasi

disini adalah metode pembelajaran yang dipakai disekolah SMPN 13 Kota

Banjarmasin.

3. Shalat dan Wudhu

Dalam mendefinisikan tentang arti kata shalat, Imam Rafi’i

mendefinisikan bahwa shalat dari segi bahasa berarti do’a, dan menurut istilah

syara’ berarti ucapan dan pekerjaan yang dimulai dengan takbir, dan

diakhiri/ditutup denngan salam, dengan syarat tertentu.3 Sedangkan pengertian

wudhu secara bahasa adalah menyucikan diri (sebelum sholat) dengan membasuh

muka, tangan mengusap kepala dan membasuh kaki. Kata wudhu dalam bahasa

1
Badudu dan Sutan Mohammad Zain, Efektifitas Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2010), hal. 1487
2
Ahmad Mujin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Tehnik Pembelaaran Agama
Islam (Bandung:PT Refika Aditama, 2009 ) hal.49
3
Syekh Syamsidin abu Abdillah, Terjemah Fathul Mu'in (Surabaya: Al-Hidayah, 1996)

6
Arab berasal dari kata al-Wadha'ah yang bermakna al-Hasan, yaitu kebaikan, dan

juga sekaligus bermakna an-Nadzafah yaitu kebersihan.4

Jadi, maksud penerpan metode demonstrasi dalam materi shalat dan

wudhu adalah untuk membantu apakah siswa/siswi di sekolah SMPN 13 Kota

Banjarmasin paham menganai shalat dan wudhu.

E. Signifikansi Penelitian

Setelah penelitian telah dilaksanakan, diharapkan nantinya dapat

memberikan pemikiran dan bermanfaat antara lain:

1. Manfaat Teoritis.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan pemikiran

yang sangat bermanfaat sebagai pengetahuan atau ilmu yang dapat jadi kajian

bagi para akademik yang sedang memperdalam ilmu fiqih dalam bidang shalat

dan wudhu dengan penerapan metode demonstrasi pada materi shalat dan

wudhu di SMP 13 Kota Banjarmasin sangat bermanfaat bagi peserta didik

agar dapat dipraktikkan di masyarakat maupun dikehidupan sehari-hari.

2. Manfaat Praktis

Dengan adanya penelitian ini sangat berguna untuk peneliti untuk

menambah wawasan lebih luas dan bisa diterapkan nantinya, ketika telah

terjun ke lapangan untuk mempraktekan teori dan pengalaman yang telah

diperoleh. Kemudian dapat memperpanjang keikut sertaan dalam menggali

informasi lebih dalam lagi ditempat SMP 13 Kota Banjarmasin.

4
Syafrida dan Nurhayati Zein, Fiqh Ibadah, (Kota Pekanbaru: CV Mutiara Pesisir
Sumatra, 2015), h. 41

7
F. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah meneliti terkait hal demikian dengan

penelitian yang akan dilaksanakan adalah:

1. M. Rijal Yusuf, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin

Makassar dengan skripsi yang berjudul Penerapan Metode Demonstrasi &

Pembiasaan dalam Praktek Wudhu dan Shalat di SDIT Ma’arif Makassar,

2017, Berdasarkan penelitian sebelum di terapkan metode demonstrasi &

pembiasaan, siswa belajar dengan metode ceramah dan drill, yakni hanya

sekedar mendengarkan penjelasan guru dan melakukan latihan tanpa

langsung mendemonstrasikannya ditempat wudhu dan ditempat shalat.

Kemudian peneliti melakukan tes sebelum dan sesudah diterapkannya

metode demonstrasi & pembiasaan untuk melihat hasil dari penelitian ini.

Pada dasarnya pelaksanaan pembelajaran praktek wudhu dan shalat di

SDIT Ma’arif sudah berjalan dengan baik, namun demikian ada beberapa

hal yang seharusnya menjadi perhatian bagi guru, karena belum

memaksimalkan penerapan metode demonstrasi & pembiasaan, yang

dalam kegiatan prapembelajaran guru melakukan pretest terhadap materi

yang akan diajarkan, kemudian dalam kegiatan inti pembelajaran guru

menerapkan metode demonstrasi & pembiasaan dengan alat bantu untuk

mengaktifkan siswa, kemudian pada kegiatan penutup guru melakukan

penilaian terhadap pelaksanaan yang telah dilakukan.

8
2. Priatin Ika Purwaningsih, Mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama

Islam Institut Agama Islam Negeri Purwokerto dengan skripsi yang

berjudul Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan

Penguasaan Gerakan Shalat Pada Siswa kelas II Semester II SD Negeri I

Purbalingga Wetan Tahun Pelajaran 2018/2019, Berdasarkan Penelitian

mengenai Penerapan Metode Demonstrasi untuk meningkatkan

kemampuan gerakan shalat pada siswa kelas II semester II di SD Negeri 1

Purbalingga Wetan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan

menerapkan metode demonstrasi pada pembelajaran praktik gerakan shalat

mampu meningkatkan kemampuan gerakan shalat.

Berdasarkan data yang diperoleh, menunjukan adanya peningkatan

kemampuan shalat pada siswa kelas II SD Negeri 1 Purbalingga Wetan

pada Pra siklus dari 35 siswa yang tuntas KKM hanya 10 siswa atau

sebanyak 29%, sisanya 25 siswa yang masih berada dibawah KKM 71%

dengan nilai rata-rata 60. Pada Siklus I terjadi kenaikan evaluasi praktik

shalat yaitu 14 siswa dari 35 siswa kelas II SD Negeri 1 Purbalingga

Wetan mendapatkan nilai baik yaitu berada pada batas KKM dan diatas

KKM atau 40%. Sebanyak 21 siswa mendapat nilai dibawah KKM (60%).

Dengan nilai rata-rata kelas 62. Sedangkan pada Siklus II dari 35 siswa

kelas II SD Negeri 1 Purbalingga Wetan, 29 siswa meendapatkan nilai

baik yaitu berada pada batas KKM dan diatas KKM atau 83%, sebanyak 6

9
siswa mendapatkan nilai dibawah KKM (17%). Dengan nilai rata-rata

kelas 74.

3. Siti Fatimah, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam

Institut Agama Islam Negeri Purwokerto dengan judul skripsi Penerapan

Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada

Materi Tata Cara Berwudhu Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Kelas II SD Negeri 1 Babakan Kecamatan Kalimanah, Kabupaten

Purbalingga Tahun Pelajaran 2018/ 2019, Berdasarkan penelitian bahwa

pembelajaran PAI materi tata cara berwudhu dengan menggunakan

metode demonstrasi di kelas II SD Negeri 1 Babakan Kecamatan

Kalimanah, Kabupaten Purbalingga dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Peningkatan pembelajaran dapat terlihat dari hasil evaluasi proses

perbaikan pembelajaran setiap siklusnya. Adapun ketuntasan belajar dapat

dilihat sebagai berikut: Pra siklus yang sudah memenuhi kriteria

ketuntasan minimal (KKM) adalah 9 siswa dari 24 atau 37,5% dan nilai

rata- rata 67. Siklus I yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal

(KKM) adalah 15 siswa dari 24 atau 63% dan nilai rata- rata 69. Siklus II

yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah 21

siswa dari 24 atau 87,5% dan nilai rata- rata 77. Dengan demikian maka

pada tiap siklus mengalami peningkatan hasil belajar siswa.

10
G. Sistematika Penulisan

Penulisan proposal skripsi ini disusun dalam beberapa bab dengan

sistematika sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, definisi operasional,

fokus masalah, tujuan penelitian, alasan memilih judul, signifikasi penelitian,

penelitian terdahulu, dan sistematika penelitian.

BAB II Landasan teori, meliputi, penerapan metode demonstrasi,

pengertian dan tujuan penerapan metode demonstrasi pada materi shalat dan

wudhu.

BAB III Metode Penelitian, terdiri dari jenis dan pendekatan penelitian,

subjek dan objek penelitian, lokasi penelitian, data dan sumber data, teknik

pengumpulan data, teknik pengolahan data, teknik analisis data, dan prosedur

penelitian.

BAB IV Laporan Hasil Penelitian, yang terdiri dari gambaran umum lokasi

penelitian, penyajian data dan analisis data.

BAB V Penutup, yang terdiri dari simpulan dan saran

11
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian deskriptif

kualitatif karena hanya memiliki satu variable yaitu penerapan metode

demonstrasi pada materi shalat dan wudhu di SMP 13 Banjarmasin.

Secara harfiah penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud

untuk membuat deskripsi mengenai situasi-situasi atau kejadian, tujuan deskriptif

kualitatif yaitu membantu pembaca merngetahui apa yang terjadi dilingkungan

dibawah pengamatan seperti apa pandangan partisipan yang berada dilatar

penelitian dan seperti apa peristiwa atau aktivitas apa yang terjadi dilatar

penelitian.5 Oleh karena itu peneliti terjun lansung ke lapangan untuk menggali

data-data dan mengetahui secara jelas.

Berdasarkan sumber data, jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan

(field research) yang dilakukan dengan mengambil lokasi di SMP 13

BANJARMASIN.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek

Subjek penelitian ini adalah ditujukan untuk semua siswa di SMP 13

BANJARMASIN

5
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Cet, VI , Jakarta :Rajawali
Pers, 2012),h.174.

12
2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah merupakan variabel penelitian, variabel adalah

objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Objek

dalam penelitian ini adalah penerapan metode demonstrasi pada materi shalat

dan wudhu di SMP 13 BANJARMASIN

C. Data dan Sumber Data

1. Data

Data yang digali dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data pokok

dan data penunjang.

a. Data Pokok

Data pokok adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian

sebagai sumber informasi yang dicari. Dalam penelitian ini maka peneliti

mewawancarai narasumber yang berkaitan langsung dengan proses

penerapan metode demonstrasi pada materi shalat dan wudhu.

b. Data Penunjang

Data penunjang adalah data pelengkap yang bersifat mendukung data

pokok, yang mana data ini meliputi gambaran umum lokasi penelitian

yang antara lain:

1) Sejarah singkat berdirinya Sekolah Menengah Pertama 13

Banjarmasin.

2) Gambaran umum tentang lokasi penelitian, keadaan guru, dan

keadaan siswa.

3) Keadaan sarana dan prasarana di SMP 13 Banjarmasin

13
D. Sumber Umum

a. Narasumber, yaitu kepala sekolah, 3 orang guru fiqih di SMP 13

Banjarmasin, 3 orang perwakilan setiap kelas di SMP 13 Banjarmasin

b. Informan, yaitu para staf dan sekolah pihak-pihak yang berkaitan terkait

dalam penelitian.

c. Dokumen, yaitu catatan ataupun data yang berhubungan dengan data yang

diteliti terutama data penunjang.

14

Anda mungkin juga menyukai