1. (Udani, G., 2016) Penurunan Tekanan Darah, terapi pijat Menurut hasil penelitian menunujukan tindakan massase didapatkan hasil Pengaruh Massase pada Penderita refleksi nilai systole p-Value : 0.032 < α 0.05 dan nilai diastole p-Value = 0.024 < Hipertensi di UPTD Panti Tresna α 0,05 yang berarti Ho ditolak ,maka dapat disimpulkan bahwa ada Werdha Lampung Selatan perbedaan yang bermakna antara tekanan darah systole denga diastole setelah diberikan masasse. 2. (Devi Darliana) Manajemen STEMI, STEMI Hasil asuhan keperawatan tentang bagaimana manajemen keperawatan pada Manajemen Pasien ST Elevasi pasien dengan STEMI serta mengetahui tanda dan gejala awal STEMI serta Miokardial Infark (STEMI) memberikan intervensi dan implementasi keperawatan yang cepat dan tepat sehingga akan mengembalikan aliran darah koroner dan mencegah pasien dari komplikasi. Selain itu perawat dapat mengidentifikasi faktor resiko, memodifikasi positive outcomes sehingga dapat hidup lebih produktif. 3. (Anggita Dwi Ramadhany, 2020) Terapi Oksigen, STEMI Hasil penelitian ini juga di dukung oleh penelitian sebelumnya yang Asuhan Keperawatan Pasien St- dilakukan oleh Anggita Dwi (2020) tentang asuhan keperawatan pasien st- Elevasi Miokard Infark (STEMI) elevasi miokard infark (STEMI) dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi Dalam Pemenuhan Kebutuhan yang menunjukkan pengaruh signifikan terhadap nilai saturasi oksigen pada Oksigenasi pasien STEMI di RSUD Karanganyar. 4. (Ivana Purnama, 2017) Tatalaksana, STEMI Penatalaksanaan STEMI merupakan tantangan tersendiri bagi para klinisi Management Of Acute Heart kesehatan. Tatalaksana farmakologi pada kasus STEMI umumnya Failure Post St-Segment Elevation memerlukan kombinasi diuretik, vasodilator, dan inotropik untuk mencapai Myocardial Infarction In Non- target euvolemik dan perfusi yang cukup.ACE inhibitor, beta blocker, dan RevascularizationCapable aldosterone antagonist dapat diberikan untuk mengurangi mortalitas Hospital kardiovaskular, reinfark, dan kejadian kematian mendadak. 5. (Rifqi Fadhil Maulana, 2021) Intervensi koroner perkutan; PCI primer; Dalam usaha penurunan curah jantung pada STEMI , penelitian ini Tatalaksana Intervensi Koroner penyakit jantung koroner; perfusi menunjukkan bahwa notifikasi STEMI dengan DTBT di rumah sakit dapat Perkutan Primer Pada Infark miokardial; STEMI; tatalaksana STEMI. menghasilkan respon ke pasien sehingga mengurangi angka kematian pada Miokardium Dengan Elevasi pasien STEMI Pada Segmen St. 2.2.6 Intervensi Keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) mendefinisikan intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat 39 yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).
No Diagnosa keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
1. Setelah dilakukan intervensi Toleransi aktivitas meningkat (l.05047) Intoleransi aktivitas b.d keperawatan selama 3 x 24 jam MANAJEMEN ENERGI (I. 05178) diharapkan aktivitas meningkat dengan Observasi Gangguan Muskuloskeletal kriteria hasil: a. Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan 1. suplai oksigen meningkat b. Monitor kelelahan fisik dan emosional meningkat c. Monitor pola dan jam tidur 2. Tidak terjadi Kelemahan d. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas 3. Imobilitas meningkat Terapeutik 4. Gaya hidup meningkat a. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara, kunjungan) b. Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif c. Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan d. Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan Edukasi a. Anjurkan tirah baring b. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap c. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang d. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan Kolaborasi Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
Perawatan Penunjang : Terapi Aktivitas (I.05186)
Observasi a. Identifikasi deficit tingkat aktivitas b. Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivotas tertentu c. Identifikasi sumber daya untuk aktivitas yang diinginkan d. Identifikasi strategi meningkatkan partisipasi dalam aktivitas e. Identifikasi makna aktivitas rutin (mis. bekerja) dan waktu luang f. Monitor respon emosional, fisik, social, dan spiritual terhadap aktivitas Terapeutik a. Fasilitasi focus pada kemampuan, bukan deficit yang dialami b. Sepakati komitmen untuk meningkatkan frekuensi danrentang aktivitas c. Fasilitasi memilih aktivitas dan tetapkan tujuan aktivitas yang konsisten sesuai kemampuan fisik, psikologis, dan social d. Koordinasikan pemilihan aktivitas sesuai usia e. Fasilitasi makna aktivitas yang dipilih f. Fasilitasi transportasi untuk menghadiri aktivitas, jika sesuai g. Fasilitasi pasien dan keluarga dalam menyesuaikan lingkungan untuk mengakomodasikan aktivitas yang dipilih h. Fasilitasi aktivitas fisik rutin (mis. ambulansi, mobilisasi, dan perawatan diri), sesuai kebutuhan i. Fasilitasi aktivitas pengganti saat mengalami keterbatasan waktu, energy, atau gerak j. Fasilitasi akvitas motorik kasar untuk pasien hiperaktif k. Tingkatkan aktivitas fisik untuk memelihara berat badan, jika sesuai l. Fasilitasi aktivitas motorik untuk merelaksasi otot m. Fasilitasi aktivitas dengan komponen memori implicit dan emosional (mis. kegitan keagamaan khusu) untuk pasien dimensia, jika sesaui n. Libatkan dalam permaianan kelompok yang tidak kompetitif, terstruktur, dan aktif o. Tingkatkan keterlibatan dalam aktivotasrekreasi dan diversifikasi untuk menurunkan kecemasan ( mis. vocal group, bola voli, tenis meja, jogging, berenang, tugas sederhana, permaianan sederhana, tugas rutin, tugas rumah tangga, perawatan diri, dan teka-teki dan kart) p. Libatkan kelarga dalam aktivitas, jika perlu q. Fasilitasi mengembankan motivasi dan penguatan diri r. Fasilitasi pasien dan keluarga memantau kemajuannya sendiri untuk mencapai tujuan s. Jadwalkan aktivitas dalam rutinitas sehari-hari t. Berikan penguatan positfi atas partisipasi dalam aktivitas Edukasi a. Jelaskan metode aktivitas fisik sehari-hari, jika perlu b. Ajarkan cara melakukan aktivitas yang dipilih c. Anjurkan melakukan aktivitas fisik, social, spiritual, dan kognitif, dalam menjaga fungsi dan kesehatan d. Anjurka terlibat dalam aktivitas kelompok atau terapi, jika sesuai e. Anjurkan keluarga untuk member penguatan positif atas partisipasi dalam aktivitas Kolaborasi a. Kolaborasi dengan terapi okupasi dalam merencanakan dan memonitor program aktivitas, jika sesuai b. Rujuk pada pusat atau program aktivitas komunitas, jika perlu