STIKES KARYA
HUSADA
SEMARANG
Entrepreneur
Campus
PENCEGAHAN HIPOTENSI
INTRA OPERATIF PADA
PASIEN SEKSIO SESAREA
DENGAN SPINAL ANESTESI
Disusun Oleh kelompok II :
INTRAOPERATIF
3 Latar belakang / Ketidakstabilan tekanan darah berupa hipotensi akibat spinal anestesi
alasan diteliti merupakan masalah yang serius, bila penangannya kurang baik bisa
menyebabkan suatu komplikasi hipotensi berat sampai kematian. Teknik
untuk menjaga kestabilan tekanan darah pada spinal anestesi salah satunya
adalah melakukan elevasi kaki.
4 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh
Penelitian elevasi kaki terhadap kestabilan tekanan darah pada pasien dengan spinal
anestesi
7 Hasil dan Hasil penelitian menunjukkan selisih tekanan darah sebelum dan lima menit setelah
spinal anestesi pada kelompok perlakuan didapatkan rata – rata TDS 9,6 mmHg
kesimpulan
dengan standar deviasi 12,3; rata-rata selisih TDD 4,9 mmHg dengan standar deviasi
7,0; rata selisih MAP 5,8 mmHg dengan standar deviasi 8,4. Pada kelompok kontrol
didapatkan hasil rata-rata selisih TDS 23,3 mmHg dengan standar deviasi 8,6; rata-
rata selisih TDD 16,7 mmHg dengan standar deviasi 8,0; rata selisih MAP 19,6 mmHg
dengan standar deviasi 7,7. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai p sebesar
0,001 untuk TDS, untuk TDD 0,000 dan untuk MAP 0,000 sehingga ada pengaruh
elevasi kaki terhadap kestabilan tekanan darah pada pasien dengan spinal anestesi di
kamar operasi IBS RSUP Sanglah Denpasar Bali.
8 Saran Berdasarkan penelitian ini maka tindakan elevasi kaki bermanfaat untuk menjaga
kestabilan tekanan darah pada pasien spinal anestesi dan diharapkan dapat
diaplikasi dalam area keperawatan perioperatif.
ANALISA JURNAL 2
N KOMPONEN ISI
O
1 Peneliti dan tahun Endah Novitasari ( 2018).
penelitian
3 Latar belakang / alasan Obat spinal anestesi memiliki efek langsung pada pembuluh darah arteriol, sehingga menimbulkan
diteliti vasodilatasi. Salah satu komplikasi spinal anestesi yang terjadi adalah hipotensi, sehingga
mengakibatkan hemodinamik tidak stabil. Terdapat metode yang cukup efektif untuk mencegah
terjadinya hipotensi salah satunya yaitu dengan tindakan leg wrapping (pembebatan pada kedua kaki)
4 Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh leg wrapping terhadap hemodinamik intra operatif pada pasien dengan
tindakan spinal anestesi.
Endah Novitasari ( 2018): PENGARUH LEG WRAPPING TERHADAP HEMODINAMIK INTRA
5 Tinjauan Pustaka
OPERATIF PADA PASIEN DENGAN SPINAL ANESTESI DI IBS RSUD MUNTILAN, Yogyakarta.
7 Hasil dan kesimpulan Responden kelompok perlakuan hemodinamik intra operatf stabil ada 15 responden
(88,2%), hemodinamik intra operatif tidak stabil ada 2 responden (11,8%), responden
kelompok kontrol hemodinamik intra operatif stabil ada 4 (23,5%), dan hemodinamik
intra operatif tidak stabil ada 13 (76,5%). Hasil analisa menggunakan Chi-Square
dengan hasil ada pengaruh yang (bermakna) dengan ρ = 0,002 (ρ < 0,05).
Kesimpulan : Terdapat pengaruh leg wrapping terhadap hemodinamik intra operatif
pada pasien dengan spinal anestesi di RSUD Muntilan.
8 Saran Berdasarkan penelitian ini maka tindakan leg wrapping bermanfaat untuk menjaga
kestabilan hemodinamik intra operatif pada pasien spinal anestesi dan diharapkan
dapat diaplikasi dalam area keperawatan perioperatif.
ANALISA JURNAL 3
N KOMPONEN ISI
O
3 Latar belakang / Banyaknya kasus operasi dengan anestesi spinal dan tingginya frekuensi
alasan diteliti komplikasi hipotensi pada tehnik anestesi tersebut, serta adanya perbedaan
cara mengantisipasi terjadinya komplikasi hipotensi pada anestesi spinal.
SPINAL ANESTESI
HIPOTENSI
B1 90 110 20 18,18
B1 80 90 10 11,11
B2 80 90 10 11,1
B3 90 100 10 10
Tabel 6 : TDD pada perlakuakn Leg Wrapping
C1 80 90 10 11,11
C2 90 100 10 10
C3 70 70 0 0
HASIL MINI RISET
KESIMPULAN