Anda di halaman 1dari 4

3.

2 Pembahasan

Pada praktikum pengolahan limbah ini bertujuan untuk untuk


mempelajari karakteristik proses pengendapan terflokulasi dengan
menggunakan model plat pengendap. Alat yang digunakan yaitu alat clarifier
dengan air umpan/air yang akan diolah yaitu air danau Polnes dengan proses
menginjeksikan tawas dan PAC dengan perbandingan 3 : 2 yaitu berat
masing-masing sebesar 75 gram dan 50 gram dilarutkan 10 liter air PDAM .
Air danau dialirkan menggunakan pompa ke alat clarifier dengann skala yang
diatur lalu diinjeksikan dengan koagulan dan tawas dan kapur secara
L
bersamaan. Laju alir air masuk (umpan) yaitu 2,0457 .
min
Pada pengelolaan limbah ini parameter yang digunakan yaitu pH,
Konduktivitas, TDS (Total Disolved Solids). Penambahan sebagai koagulan
yang berfungsi mengurangi kekeruhan air dimana terjadi proses pengendapan
pada partikel padatan yang terkandung dalam air. Koagulan tawas sangat
efektif untuk mengendapkan partikel yang melayang baik dalam bentuk
koloid maupun suspensi.Tawas mendenstabilitasi partikel- partikel padatan
pada air yang kemudian partikel-partikel membentuk flok-flok yang lebih
besar dibandingkan dengan air. Reaksi yang terjadi pada penambahan tawas
dalam menghasilkan flok adalah:

Al2(SO4)3.14H2O + 3Ca(HCO3)2→ 2Al(OH)3 + 3CaSO4 + 14H2O +6CO2

Selain tawas, pada praktikum pengolahan air ini juga ditambahkan


kapur yang berfungsi menaikkan pH air yang rendah atau bersifat asam
menjadi netral dan membantu efektivitas proses yang selanjutnya terjadi pada
proses partikel padatan air. Air pada clarifier akan mengisi bak-bak yang
terdapat pada clarifier dan partikel padatan akan menghantam sekat dan akan
mengedap kebawah sehingga air pada pada bagian atas akan mengalir ke bak
selanjutnya nilai kekeruhan yang semakin berkurang sehingga air
keluarannya (output) lebih jernih dibandingkan dengan air input. Air
keluarannya kemudian diukur Ph, Konduktivitas, dan TDS .
Dari praktikum, dapat di simpulkan hubungan antara waktu vs
turbidity, waktu vs pH, dan waktu vs konduktivitas. Kondisi awal air danau
Setelah itu dilakukan analisa pH, Konduktivitas, dan TDS.

Waktu Vs pH
7.8
f(x) = 0.0211428571428572 x + 7.28571428571429
7.6 R² = 0.711168831168831

7.4
7.2
pH

7
6.8
6.6
0 5 10 15 20 25 30
Waktu

Grafik 3.1 Grafik hubungan antara waktu dengan pH

Pada grafik pertama yaitu hubungan waktu dengan pH dapat dilihat dibawah
ini. Analisa dilakukan setiap 5 menit sekali selama 25 menit. Pertama yaitu
analisaa pH pada proses pengendapan di bak Klarifier, pada praktikum ini seiring
berjalannya proses maka pH didapatkan konstan yaitu 7,7 pada waktu 15 menit
sampai 25 menit.Pada grafik semakin lama waktu maka pH akan naik. Nilai
ambang batas pH untuk air minum sesuai dengan Permenkes No.
492/Menkes/Per/IV/2010 yaitu 6,5-8,5, berarti pH yang di dapat sesuai dengan
peraturan menteri.

350
Waktu Vs Konduktivitas (µs/cm)
345 f(x) = 0.331428571428571 x + 338.52380952381
R² = 0.229572338489534
340
Konduktivitas

Koduktivitas
335 (µs/cm)

330 Linear (Koduktiv-


itas (µs/cm))
325

320
0 5 10 15 20 25 30
Waktu
Grafik 3.2 hubungan antara waktu dengan Konduktivitas

Pada grafik Kedua yaitu hubungan antara waku dengan konduktivitas.


Dimana analisa konduktivitas yaitu seiring berjalannya proses maka nilai
konduktivitasnya akan semakin besar juga, namun karena laju alir yang tidak
konstan di dapatkan data terakhir yang naik turun. Hal ini dapat disebabkan
karena tidak adanya flokulan sehingga inti flok yang telah sempat terbentuk
kemudian pecah lagi. Semakin tingginya nilai konduktivitas menunjukkan bahwa
semakin besar kemampuan kation dan anion yang terdapat dalam air untuk
menghantarkan arus listrik. Berdasarkan standar, harga maksimum konduktivitas
yang diperbolehkan sebesar 50-800 μS/cm dan secara praktik didapatkan hasil
sebesar 330- 345 μS/cm sehingga masih memenuhi standar.

Waktu Vs TDS
83
82.9 f(x) = − 0.0194285714285715 x + 82.9428571428571
82.8 R² = 0.825714285714292
82.7
82.6 TDS
TDS

82.5 Linear (TDS)


82.4
82.3
82.2
82.1
0 5 10 15 20 25 30

Waktu

Grafik 3.3 hubungan antara waktu dengan TDS

Pada grafik Ketiga yaitu analisa TDS (Total Dissolve Solid), menurut
Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum,
kadar TDS yang diperbolehkan yaitu maksimal 500 mg/L. Secara praktik
didapatkan hasil sebesar 82,4-82,9 mg/L sehingga masih memenuhi standar.
Diperoleh semakin lama waktu pengelolaan air maka TDS akan menurun. Hal ini
disebabkan karena kurangnya keakuratan alat .

Anda mungkin juga menyukai