Anda di halaman 1dari 8

No Masalah yang Diidentifikasi Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi

. penyebab masalah
1. Pedagogik  Kajian literatur  Guru belum menguasai
• Rendahnya kemampuan 1) Wina Sanjaya (2009:266) teknik – teknik
guru dalam merancang Mengungkapkan dalam setiap taapan bertanya.
stimulus yang tepat yang dan proses pembelajaran kegiatan  Kurangnya diksi yang
dapat memicu respon bertanya hampir selalu digunakan, ole dimiliki guru untuk
siswa. karena itu kemampuan guru untuk memicu rasa ingin tahu
1 melakukan teknik – teknik bertanya siswa
sangatlah diperlukan.  Tidak maksimalnya
2) Berliana Ridhowati dalam skripsinya penerapan metode
yang disahkan pada tahun 2015 dan model
dihalaman 26 mengatakan, Kegiatan pembelajaran yang
bertanya dalam pembelajaran sangat dapat memicu
penting artinya bagi guru dan siswa, keaktifan siswa
untuk itu guru perlu menyusun
rencana pembelajaran yang dapat
merangsang siswa untuk bertanya.
Oleh karena itu guru sekiranya lebih
menguasai teknik – teknik yang dapat
merangsang siswa untuk lebih aktif
dalam bertanya maupun menjawab
pertanyaan.
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://
core.ac.uk/download/pdf/
33514255.pdf&ved=2ahUKEwigxbCg--
75AhVtz3MBHf8fBW4QFnoECA0QAQ&us
g=AOvVaw2Rx-yyZeG2FtBYNfOlAuSJ
 Hasil wawancara
1) Sukriadi Rahman, S.Pd.I (Guru aqidah
akhlak di SMK Al Kautsar NW Reban
Burung)
Menyatakan Ada beberapa alasan
kenapa siswa enggan untuk bertanya
maupun menjawab pertanyaan guru:
o Siswa takut salah
o Siswa tidak mengerti pertayaan yang
diberikan oleh guru.
o Siswa memang tidak tahu
jawabannya.
o Dimasa sekarang rajin seola menjadi
aib kenapa demikian karena ketika
ada siswa yang bertanya terutama di
akhir pelajaran disaat teman –
temannya sudah semangat untuk
keluar kelas, maka siswa ini akan
dikatain sama temannya sok rajinlah
cari mukalah dan lain sebagainya hal
ini menyebabkan siswa enggan
untuk bertanya terutama diakhir
pembelajaran.
2) Hapipi Jayadi, S.IP., M. AP (Kepala
Sekolah SMK Al Kautsar NW Reban
Burung) Menyatakan Ada beberapa
alasan kenapa siswa enggan untuk
bertanya maupun menjawab
pertanyaan guru:
o Teknik guru dalam bertanya
(misalkan di akhir pembelajaran
guru langsung mengatakan “ada
pertanyaan?” saya yakin siswa
akan bilang tidak ada atau
mereka akan diam tidak
menjawab, lalu setela itu
bagaimana? Ada 2 pilihan yang
akan dilakukan guru:
o guru mengatakan “baik kalau
tidak ada pertanyaan pertemuan
hari ini kita cukupkan sampai
disini” maka selesailah
pembelajaran hari itu tanpa ada
siswa yang bertanya dan guru
tidak tahu apakah pembelajaran
yang baru saja dilaksanakan
sampai atau tidak kepada siswa.
o guru mengatakan “baik kalau
tidak ada yang bertanya bapak/
ibu guru yang akan bertanya,
perhatikan”.kalimat ini bisa saja
membuat siswa berfikir daripada
saya yang ditanya nanti tidak bisa
jawab lebih baik saya yang
bertanya duluan. Kalaupun masi
tidak ada yang bertanya maka
gurulah yang bertanya sehingga
guru dapat mengetahui
pembelajaran hari itu hasilnya
bagaimana siswa paham atau
tidak atau berapa persen siswa
yang paham materi yang di
ajarkan hari ini.
2. Literasi
• Rendahnya daya baca
siswa.

• Siswa kesulitan dalam


memaknai dan
menyimpulkan isi
bacaan.
3. Numerasi
 Masih ada siswa
yang kesulitan
dalam operasi dasar
matematika
2  Kajian literatur Berdasarkan hasil
1) Sridianti (2022) menyatakan Berpikir eksplorasi penyebab
abstrak, sebagai salah satu masalah dan kodisi yang
kemampuan kognitif terpenting ada di lapangan dapat
Siswa kesulitan dalam manusia, telah dipelajari secara luas disimpulkan penyebab
berfikir abstrak oleh psikologi selama bertahun- siswa kesulitan dalam
tahun. Beberapa karakteristik berikir abstrak adalah:
terpentingnya adalah sebagai  Kurangnya
berikut: pembiasaan
 Memungkinkan penarikan penarikan kesimpulan
kesimpulan dengan mengamati  Guru jarang
hubungan antar unsur. menggunakan media
 Ini berfokus pada hal-hal yang pembelaaran alat
tidak ada. peraga dalm proses
 Ini memungkinkan Anda untuk pembelaaran
berpikir secara mendalam dan  Dalam pembelaaran
merenung. guru terkadang tidak
2) Muahmmad rizka abdul aziz (2014) menyampaikan teknik
menyatakan kemampuan berpikir bernalar kreatif
abstrak adalah kemampuan kepada siswa, siswa
menemukan pemecahan masalah cenderung di kurung
tanpa hadirnya objek permasalahan dengan konsep baku
itu secara nyata.
https://
coretanaziiz.wordpress.com/
2014/09/12/kemampuan-berpikir-
abstrak/
3) Syarifuddin (2001) menyatakan
kemampuan berpikir abstrak adalah
kemampuan siswa dalam
mengembangkan daya nalarnya
terhadap berbagai abstraksi di dalam
menyelesaikan soal-soal yang erat
kaitannya dengan matematika, yaitu
kemampuan mencari pola, struktur
dan hubungan antara gambar-
gambar yang diatur secara logis.
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd
=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwi5o4K
txPH5AhVPR2wGHT0tAdcQFnoECAQQA
Q&url=https%3A%2F
%2Fejournal.stkipbbm.ac.id
%2Findex.php%2Fmtk%2Farticle
%2Fdownload
%2F629%2Fpdf&usg=AOvVaw3mFsZS23
YNLAEUiZ9itsC2
 Hasil wawancara
1) Sukriadi Rahman, S.Pd.I (Guru aqidah
akhlak di MTs Al Kautsar NW Reban
Burung)
Menyatakan Ada beberapa alasan
kenapa siswa kesulitan dalam berfikir
abstrak:
o Guru jarang menerapkan
pembelajaran kontekstual sehingga
anak dapat membayangkan bentuk
suatu benda karena anak sering
menjumpainya pada kehidupan
sehari - hari.

o Guru jarang menggunakan alat


peraga, anak dituntut untuk
membayangkan tanpa diberikan
untuk melihat dengan alat peraga.
2) M. Suhaidi Khudori, S.Pd.I
( Kepala MTs Al Kautsar NW Reban
Burung) menyatakan ada beberapa
alasan kenapa siswa kesulitan dalam
berfikir abstrak:
o Guru merasa cukup dengan metode
ceramah.
o Guru jarang menggunakan alat
peraga.
o Soal cerita biasanya diambil dari
masalah kontekstual jadi dalam
pembelajaran juga harus lebih sering
dikaitkan dengan masalah
kontekstual.
o Siswa tidak mencari informasi
tambahan diluar sekolah terkait
bentuk – bentuk permasalahan yang
tersaji dalam soal terutama soal
cerita.

3  Rendahnya kesadaran
orang tua siswa teradap
pentingnya pendidikan
anak

 Mengatur batas yang


jelas dalam berhubungan
dengan siswa
4  Minimnya pemahaman
guru dalam menganalisis
karakter siswa sehingga
tidak mampu memilih
model pembelajaran
yang paling efektif.
 Terbatasnya media
pembelajaran yang ada
disekolah

 Guru kesulitan dalam  Kajian literatur Berdasarkan hasil


menggunakan 1) Mislinawati (2018:28) Menyatakan eksplorasi penyebab
pembelajaran yang beberapa penyebab Guru mengalami masalah dan kodisi yang
berorientasi pada siswa. kesulitan menerapkan pembelaaran ada di lapangan dapat
yang berorientasi pada siswa: disimpulkan penyebab
 kendala dalam mengarahkan Guru kesulitan dalam
siswa mengidentifikasi masalah, menggunakan
siswa belum dapat pembelajaran yang
mengidentifikasi permasalahan berorientasi pada siswa
yang terdapat pada materi adalah:
pelajaran. Hal ini bisa disebabkan  Guru kesulitan dalam
oleh kebiasaan guru mengajar mengarakan siswa
dengan metode lama yang lebih untuk mengidentiikasi
dominan peran guru daripada masla
siswa  guru kesulitan dalam
 guru terkendala dalam mengarahkan siswa
mengarahkan siswa terlibat aktif terlibat aktif dalam
dalam kerja kelompok. proses pembelajaran
 ketika guru menjelaskan  Guru belum bisa
pelajaran tidak diawali dengan memaksimalkan
stimulasi, guru langsung perannya sebagai
memberitahukan semua konsep fasilitator dan
tanpa memberikan rangsangan cenderung
kepada siswa untuk berpikir. mendominasi
 guru terkendala mengarahkan pembelajaran.
siswa menyimpulkan pelajaran  Siswa kesulitan ketika
dalam hal menyimpulkan, masih diminta untuk menggali
terlihat guru lebih dominan, pengetahuan baru
kurang melibatkan dikarenakan siswa tidak
siswa, akhirnya pembelajaran memiliki pengetahuan
yang berpusat pada siswa belum dasar untuk
sepenuhnya terlihat. dikembangkan
 Sulitnya untuk mengarahkan
siswa yang kurang pintar untuk
terllibat aktif. Pada saat proses
diskusi berlangsung, siswa yang
kurang pintar lebih banyak diam
dan mendengarkan. Jika ada
kelompok yang terdiri dari
banyak siswa yang kurang pintar,
maka kelompok itu lebih banyak
diam dan tidak aktif, bahkan
mereka meminta jawaban dari
kelompok lainnya
http://jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/
article/view/12194
2) (Sutawidjaja dan Afghani:2011,7.2)
menyatakan salah satu metode
pembelajaran yang dapat
mengaktifkan siswa, serta dapat
menghubungkan apa yang dipelajari
kedalam kehidupan sehari-hari,
memiliki pemahaman bermakna
adalah dengan pembelajaran berbasis
masalah dan pembelajaran berbasis
proyek.
http://jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/
article/view/12194/9462
 Hasil wawancara
1) Sukriadi Rahman, S.Pd.I (Guru aqidah
akhlak di MTs Al Kautsar NW Reban
Burung)
Menyatakan Ada beberapa alasan
kenapa guru kesulitan dalam
menggunakan pembelajaran yang
berorientasi pada siswa:
o Siswa terbiasa disuapi atau siswa
terbiasa hanya menerima
(mendengar dan mencatat yang di
ucapkan guru) hal ini bisa
disebabkan pada jenjang
sebelumnya mereka selalu diajarkan
dengan metode ceramah.
o Siswa belum terbiasa untuk
menemukan dan mengkonstruksi
pemahaman sendiri.
o Guru belum bisa memaksimalkan
perannya sebagai fasilitator dan
cenderung mendominasi
pembelajaran.
o Siswa kesulitan ketika diminta untuk
menggali pengetahuan baru
dikarenakan siswa tidak memiliki
dasar untuk dikembangkan.
1) M. Suhaidi Khudori, S.Pd.I
( Kepala MTs Al Kautsar NW Reban
Burung) menyatakan ada beberapa
hal yang menyebabkan guru tidak
mampu menerapkan pembelajaran
yang berorientasi pada siswa:
o Siswa tidak aktif dalam proses
pembelajaran.
o Guru tidak bisa memberikan
stimulus yang tepat untuk memicu
keaktifan siswa.
o Pemahaman siswa dalam materi
pengantar masih kurang.
o Saat menggunakan LKS terkadang
siswa tidak paham petunjuk
pengerjaan yang di berikan.

5  Siswa kurang mampu


untuk mengembangkan
pengetahuan yang sudah
diperoleh
Guru tidak mampu  Kajian literatur Berdasarkan hasil
menuntun siswa untuk 1) Given (dalam Ali,2011:23) eksplorasi penyebab
mengerjakan soal HOTS menyatakan, Langkah - langkah masalah dan kodisi yang
pembelajaran yang bisa memicu ada di lapangan dapat
siswa berfikir tingkat tinggi disimpulkan penyebab
diantaranya: Guru tidak mampu
 menuliskan tujuan pembelajaran menuntun siswa untuk
yang akan dicapai hari ini mengerjakan soal HOTS
(Pembelajaran Emosional) adalah:
 melakukan Brain Gym disela  Guru tidak menerapkan
pembelajaran (Pembelajaran langkah - langkah
Fisik) pembelajaran yang
 mengarahkan kegunaaan bisa memicu siswa
konsep dalam kehidupan sehari berfikir tingkat tinggi.
- hari (Pembelajaran Emosional)  Proses pembelajaran
 mendiskusikan permasalahan tidak berorientasi pada
dalam LKS (Pembelajaran siswa sehingga siswa
Kognitif, Pembelajaran Sosial, tidak terbiasa birfikir
pembelajaran Fisik) kritis.
 introspeksi pembelajaran  Guru hanya
(Pembelajaran Reflektif). memberikan contoh
 Hasil wawancara soal yang LOTS dan
1) Sukriadi Rahman, S.Pd.I (Guru aqidah merasa puas saat
akhlak di MTs Al Kautsar NW Reban siswaberhasil
Burung) menyelesaikan soal
Menyatakan Ada beberapa alasan tersebut.
kenapa guru kesulitan dalam
menggunakan pembelajaran yang
berorientasi pada siswa:
o Proses pembelajaran tidak
membiasakan siswa untuk berfikir
HOTS (High Order Thinking Skill )
o Proses pembelajaran tidak
berorientasi pada siswa sehingga
siswa tidak terbiasa birfikir kritis.
o Guru hanya memberikan contoh soal
yang LOTS dan merasa puas saat
siswa berhasil menyelesaikan soal
tersebut.
2) M. Suhaidi Khudori, S.Pd.I
( Kepala MTs Al Kautsar NW Reban
Burung) menyatakan ada beberapa
hal yang menyebabkan guru tidak
mampu menuntun siswa
menyelesaikan soal HOTS:
o Siswa tidak aktif dalam proses
pembelajaran.
o Contoh – contoh yang diberikan
masih bertipe LOTS
o Guru kurang bisa menyelesaikan soal
– soal HOTS
o Pemahaman siswa dalam materi
pengantar masih kurang.
o Saat menggunakan LKS terkadang
siswa tidak paham petunjuk
pengerjaan yang di berikan.

6 Guru kesulitan menerapkan


teknologi informasi dalam
proses pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai