Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Sutan Farrel

NIM : 2010211210162
Hukum Acara Perdata
Kelas B

Cacat Formil

Cacat formil yaitu dalam istilah lain cacat hukum dalam konteks suatu putusan pengadilan,
Cacat hukum sendiri dapat diartikan suatu perjanjian, kebijakan atau prosedur yang tidak
sesuai dengan hukum yang berlaku, sehingga dikatakan cacat secara hukum. Cacat formil ini
sehubungan dengan putusan yang menyatakan gugatan tidak dapat diterima (niet
ontvankelijke verklaard). Putusan niet ontvankelijke verklaard atau yang biasa disebut
sebagai putusan NO merupakan putusan yang menyatakan bahwa gugatan tidak dapat
diterima karena mengandung cacat formil.
Menurut M. Yahya Harahap dalam bukunya Hukum Acara Perdata menjelaskan bahwa
berbagai macam cacat formil yang mungkin melekat pada gugatan, antara lain (hlm. 811):
1. Gugatan yang ditandatangani kuasa berdasarkan surat kuasa yang tidak memenuhi syarat yang
digariskan Pasal 123 ayat (1) HIR;
2. Gugatan yang tidak memiliki dasar hukum;
3. Gugatan error in persona dalam bentuk diskualifikasi atau plurium litis consortium;
4. Gugatan mengandung cacat osbcuur libel, ne bis in idem, atau melanggar yurisdiksi
(kompetensi) absolut atau relatif.

Contoh gugatan yang cacat formil :

Putusan PN JAKARTA PUSAT Nomor 299/Pdt.Sus-PHI/2021/PN Jkt.Pst


Tanggal 17 Januari 2022 — Penggugat:
KIAN DJIEN, Dkk
Tergugat:
KOPERASI SIMPAN PINJAM INDOSURYA CIPTA

Nomor 299/Pdt.Sus-PHI/2021/PN Jkt.Pst


Tingkat Proses Pertama
Klasifikasi Perdata Khusus
Kata Kunci Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja Sepihak
Tahun 2022
Tanggal Register 9 Juli 2021
Lembaga Peradilan PN JAKARTA PUSAT
Jenis Lembaga Peradilan PN
Hakim Ketua Hakim Ketua Kadarisman Al Riskandar
Hakim Anggota Hakim Anggota Mursito, Br Hakim Anggota Resy Desifa
Nasution
Panitera Panitera Pengganti: Mulyatiningsih
Amar Lain-lain
Amar Lainnya DIKABULKAN SEBAGIAN
Catatan Amar MENGADILI:

DALAM EKSEPSI

• Mengabulkan eksepsi Tergugat yang menyatakan


gugatan Penggugat error in persona dengan kualifikasi
Kurang Pihak (Plurium Litis Consortium);
DALAM POKOK PERKARA

1. Menyatakan gugatan Para Penggugat tidak dapat


diterima (Niet Ontvankelijke Verklaard);

2. Menghukum Para Penggugat untuk membayar biaya


perkara sebesar Rp.2.845.000,- (Dua juta delapan ratus empat
puluh lima ribu rupiah);

Tanggal Musyawarah 17 Januari 2022


Tanggal Dibacakan 17 Januari 2022
Kaidah —
Abstrak

Gugatan diatas mengandung error in persona dengan kualifikasi kurang pihak


(plurium litis consortium) yaitu dapat dikatakan error in persona dalam gugatan
kurang pihak apabila Pihak yang bertindak sebagai penggugat atau yang ditarik
sebagai tergugat tidak lengkap, masih ada orang yang harus bertindak sebagai
penggugat atau ditarik tergugat.
Salah satu contoh kasus lainnya dapat dilihat dalam Putusan Mahkamah Agung
Nomor 1125 K//Pdt/1984 menyatakan judex facti salah menerapkan tata tertib
beracara. Semestinya pihak ketiga yang bernama Oji sebagai sumber perolehan
hak Tergugat I, yang kemudian dipindahkan Tergugat I kepada Tergugat II,
harus ikut sebagai Tergugat. Alasannya, dalam kasus ini Oji mempunyai urgensi
untuk membuktikan hak kepemilikannya maupun asal-usul tanah sengketa serta
dasar hukum Oji menghibahkan kepada Tergugat I.
Adapun Tergugat/Turut Tergugat dapat mengajukan argumen sebagai berikut untuk
mendukung eksepsi error in persona: Tergugat dapat menyatakan bahwa dirinya sama
sekali tidak terlibat dalam perkara yang diajukan oleh Pengguga, hal mana dapat
dibuktikan dengan bukti-bukti dan pengajuan saksi-saksi. Jadi, penempatan dirinya
sebagai Tergugat dalam perkara tersebut jelas-jelas keliru dan menyebabkan gugatan
menjadi error in persona. Dengan kata lain, Penggugat telah melakukan kekeliruan fatal
dengan mengikutsertakan Tergugat dalam perkara tersebut.

Anda mungkin juga menyukai