Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. PENDAFTARAN
1. Pasien bukan peserta asuransi
 Pendaftaran pasien dilayani oleh petugas TPPRI, catat identitas pasien.
 Konfirmasi kepada pasien / keluarga tentang kebutuhan kelas perawatan, sambil
menjelaskan fasilitas dan biaya perawatan dari masing-masing kelas
 Jika di Form Surat Perintah Rawat Inap dokter merencanakan akan melakukan suatu
tindakan medis, jelaskan juga perkiraan biaya dari tindakan tersebut.
 Sampaikan kepada keluarga pasien tentang Hak dan Kewajiban Pasien, lalu mintalah
pasien atau keluarga pasien untuk membubuhkan tanda tangan di bagian kanan bawah
dari Lembar Hak dan Kewajiban Pasien.
 Setelah Lembar General Consent, Hak dan Kewajiban ditandatangani, mintalah
keluarga pasien mengisi Form Surat Persetujuan Rawat Inap dan membubuhkan tanda
tangan di bagian kiri bawah Form Surat Persetujuan Rawat Inap.
 Bubuhkan tanda tangan di bagian kanan bawah Form Surat Persetujuan Rawat Inap.
 Setelah pencatatan administrasi di TPPRI selesai, pasien diserahkan ke Perawat IGD
untuk ditansfer ke bangsal perawatan sesuai dengan SPO Transfer Internal.
2. Pasien peserta asuransi BPJS (non PBI dan PBI) dan asuransi lainnya
 Menyerahkan surat perintah rawat inap di loket TPPRI, menunjukkan Kartu
Kepesertaan jaminan kesehatan yang masih berlaku, dan menyerahkan surat rujukan
asli, pada pasien emergensi tidak perlu menyerahkan surat rujukan.
 Pasien yang menggunakan fasilitas Jaminan Kesehatan Nasional diminta mengurus
pengesahan Surat Eligibilitas Peserta (SEP) di counter BPJS pada saat jam kerja
maksimal 3 x 24 jam.
 Pasien umum yang di rawat inap dan mendaftar sebagai peserta BPJS, selama masa
perawatan harus menyelesaikan persyaratan administrasi keuangan terlebih dahulu
(tutup billing), kemudian registrasi ulang sebagai peserta BPJS sesuai ketentuan
penjaminan BPJS.

RSUD CILACAP( PEDOMAN PELAYANAN IGD) 25


 Pasien peserta BPJS yang pada saat pemilihan kelas perawatan dan pembiayaan
perawatan memilih menggunakan pembiayaan umum, tidak dapat menggunakan hak-
nya sebagai peserta BPJS sampai akhir periode perawatan.
 Peserta BPJS PBI berhak mendapat pelyanan di kelas 3 dan tidak boleh naik kelas.
 Peserta BPJS non-PBI yang memilih kelas perawatan diatas hak-nya berlaku ketentuan
sebagai berikut :
1. Naik kelas sampai dengan kelas 1, wajib membayar selisih paket INA-CBG yang
ditempati dengan paket INA-CBG yang menjadi hak-nya.
2. Naik kelas diatas kelas 1, wajib membayar selisih antara total tarif RSUD Cilacap
dengan paket INA-CBG yang menjadi hak-nya
 Jika data sosial (ID) pasien ada perubahan, harus menginformasikan ke Kepala
Instalasi Rekam Medis / Koordinator RM. Pasien / keluarga diminta membuat form
pernyataan dengan dilampiri surat keterangan dari kelurahan dan fotokopi KTP. Form
pernyataan tersebut dilampirkan ke dalam berkas rekam medis pasien, petugas rekam
medis kemudian melakukan edit (ID) di komputer SIMRS.
3. Pasien yang tidak ada anggota keluarga
 Bila keluarga tidak ada, petugas TPPRI bekerja sama dengan security untuk mencari
identitas pasien

B. SISTEM KOMUNIKASI
 Petugas pelaksana komunikasi adalah dokter, perawat, petugas informasi.
 Pesawat yang digunakan untuk komunikasi adalah pesawat telepon, hand phone.
1. Komunikasi antara IGD dengan unit lain di dalam Rumah Sakit
Komunikasi dengan menggunakan pesawat telepon dengan nomor ekstension masing-
masing unit
Komunikasi antara IGD dengan dokter konsulen
 Komunikasi dengan menggunakan pesawat telepon lewat operator RSUD
 Komunikasi dengan menggunakan hand phone

RSUD CILACAP( PEDOMAN PELAYANAN IGD) 26


2. Komunikasi antara IGD dengan pelayanan kesehatan diluar Rumah Sakit (Klinik,
Puskesmas, Rumah Sakit)
 Komunikasi dengan menggunakan pesawat telepon lewat operator RSUD baik dari
IGD keluar maupun dari luar ke IGD

C. PELAYANAN TRIAGE
1. Pasien datang diterima petugas IGD.
2. Dokter/perawat melakukan hand hygiene dan identifikasi pasien.
3. Dokter/perawat menentukan pengelompokan pasien sesuai dengan tingkat kegawatannya,
dan memberikan tanda (v) pada status ( R.M.) di kolom Triase.
4. Dokter/perawat menentukan tempat pelayanan sesuai kegawatan :
 Pasien koma, dengan gangguan ABC dimasukkan ke ruang resusitasi
 Pasien yang memerlukan tindakan seperti penjahitan / perawatan luka dll dimasukkan ke
ruang tindakan bedah.
 Pasien yang tidak gawat sesuai dengan kasusnya dimasukkan keruang periksa atau ruang
tindakan dalam, anak atau kebidanan.
 Pasien dengan tidak gawat & tidak darurat diarahkan ke Poliklinik (07.00 – 12.00).
Pasien yang datang pukul 12.00 – 07.00 dapat dilayani di IGD
5. Dalam keadaan luar biasa (bencana / musibah masal) sehingga jumlah pasien yang datang
melebihi kapasitas / kemampuan petugas yang jaga IGD saat itu, petugas triase segera
menghubungi/melapor kepada Kelapa Instalasi Gawat Darurat.
6. Pengelompokan pasien yang datang diberi label dengan kode warna sesuai tingkat
kegawatan :
 Merah : Pasien gawat darurat yang merupakan prioritas pertama penanganan.
Pertolongan diberikan segera pada saat ditemukan atau saat pertama pasien diterima
 Kuning : Pasien darurat tidak gawat yang merupakan prioritas kedua. Pertolongan
harus diberikan tidak lebih dari 6 jam, dengan catatan tidak ada pertolongan yang
harus dilakukan untuk prioritas pertama.
 Hijau : Pasien tidak gawat tidak darurat yang merupakan prioritas ketiga. Pertolongan
diberikan kemudian setelah prioritas 1 dan 2 dilakukan.
 Hitam : Pasien yang sudah meninggal, merupakan prioritas terakhir
RSUD CILACAP( PEDOMAN PELAYANAN IGD) 27
7. Petugas pendaftaran menulis jam/waktu pasien tiba di IGD pada RM penderita.

D. INFORMED CONSENT
Informed consent sesaui definisi operasional adalah suatu pernyataan sepihak dari orang
yang berhak (yaitu pasien, keluarga terdekat atau pengampunya) yang isinya berupa izin atau
persetujuan kepada doter untuk melakukan tindakan medic sesudah orang yang berhak
tersebut diberi informasi.
Informed consent diberikan oleh tenaga medis yang akan memberikan tindakan / prosedur /
pengobatan risiko tinggi/transfuse darah dan bila berhalangan dapat didelegasikan kepada
tenaga medis yang memiliki keahlian setara dapat dibantu oleh tenaga kesehatan yang
kompeten.
Informed consent dinyatakan secara tertulis.
Informed consent diberikan kepada pasien, bila pasien tidak kompeten diberikan kepada
keluarga terdekat atau pengampunya.
Informed consent tidak berlaku pada 4 keadaan :
1. Keadaan darurat medis
2. Ancaman terhadap kesehatan masyarakat
3. Pelepasan hak memberikan consent (waiver)
4. Pasien yang tidak kompeten dalam memberikan consent
Dokumen Informed consent
1. Formulir persetujuan tindakan medis
2. Formulir penolakan tindakan medis
3. Formulir persetujuan tindakan anestesi

E. TRANSPORTASI PASIEN
1. Transfer Pasien dari IGD ke penunjang medik
 Keluarga pasien / pasien menandatangani Inform consent tindakan medik.
 Perawat menyiapkan pasien sesuai prosedur pemeriksaan penunjang dan tindakan
medik.

RSUD CILACAP( PEDOMAN PELAYANAN IGD) 28


 Perawat menjaga pasien dengan jalan nafas bebas, nafas adekuat, dan sirkulasi stabil
sehingga layak transportasi dan monitoring ketat untuk pasien dengan potensi
kegawatan
 Petugas non kesehatan bisa melakukan transfer pasien bila kondisi pasien jalan nafas
bebas, nafas adekuat, dan sirkulasi stabil
 Perawat / petugas IGD mengantar pasien setelah mendapat panggilan petugas
pemeriksaan penunjang/ tindakan medis dan untuk pasien potensi kegawatan harus
diantar perawat yang sudah mengikuti pelatihan PPGD dengan membawa oksigen
dan alkes emergency.
 Perawat / petugas IGD tetap menunggu dan mengawasi stabilisasi pasien untuk
pasien dengan potensial besar adanya kegawatan yang dilakukan pemeriksaan
penunjang.
 Perawat / petugas IGD mengantar kembali bila telah selesai

2. Transfer Pasien dari IGD ke IRNA


 Perawat menerima instruksi Dokter Jaga IGD untuk memindah pasien ke ruangan
 Perawat IGD melakukan identifikasi pasien sesuai prosedur.
 Perawat IGD menghubungi perawat ruang yang dituju untuk konfirmasi kesiapan
ruangan menerima pasien.
 Perawat IGD mengecek :
1. Obat yang sudah dimasukkan
2. Pemeriksaan laboratorium yang diperiksa
3. Pemeriksaan radiologi yang sudah dilakukan
4. Instruksi dokter ahli yang sudah dilakukan
5. Rencana tindakan atau pemeriksaan yang akan dilakukan
6. Dokter yang merawat
 Perawat IGD menuliskan hasil pengecekan ke Formulir serah terima Ruangan.
 Perawat IGD menyiapkan alat kesehatan sesuai kebutuhan pasien: Infus dengan
inotropik bila perlu, Oksigen dengan Facemask /nasal /ET/TT, bag valve mask
dengan selang mono, obat-obat emergency

RSUD CILACAP( PEDOMAN PELAYANAN IGD) 29


 Petugas non kesehatan bisa melakukan transfer pasien bila kondisi pasien jalan nafas
bebas, nafas adekuat, dan sirkulasi stabil
 Perawat / Petugas IGD menjaga privasi pasien.
 Perawat IGD memastikan kondisi pasien stabil untuk ditransfer.
 Perawat / Petugas IGD melakukan transfer pasien dari IGD dengan menjaga stabilitas
jalan nafas, pernafasan, sirkulasi pasien yang potensial kegawatan dengan observasi
ketat.
 Pasien dengan potensial kegawatan transfer dilakukan oleh 2 orang perawat yang
telah mengikuti PPGD atau 1 perawat dan petugas IGD

3. Transfer Pasien keluar Rumah Sakit


 DPJP menjelaskan kepada pasien / keluarga jika pasien perlu dirujuk ke rumah sakit
lain dengan menyampaikan alasan pentingnya dirujuk, resiko jika pasien tidak dirujuk
pada formulir KIE
 Jika pasien / keluarga setuju dirujuk, maka pasien / keluarga menandatangani
formulir KIE tersebut
 DPJP mengisi dan menandatangani form Surat Pengantar Pasien.
 Perawat menanyakan kepada pasien / keluarga nama rumah sakit, kelas / kamar yang
dikehendaki atau perkiraan biaya kamar yang dipesan.
 Perawat menghubungi rumah sakit yang dituju, dengan menyampaikan
a. Apakah dokter yang dituju praktek di RS tersebut / tidak.
b. Pesan kamar / kelas sesuai permintaan pasien / keluarga
c. Jika ada tempat, sampaikan :
- Identitas pasien
- Diagnosa medis pasien
- KU dan GCS
- Rencana jam berangkat.
 Jika sudah pasti ada tempat, perawat memesan ambulance ke bagian kasir,
menyerahkan berkas administrasi ke bagian administrasi perawatan dan mencari
petugas perawat pengirim. Jika kesulitan mencari perawat pengirim, lapor pada
supervisor.
RSUD CILACAP( PEDOMAN PELAYANAN IGD) 30
F. PELAYANAN FALSE EMERGENCY
False Emergency adalah pasien yang tidak dalam keadaan gawat dan darurat yang
berkunjung ke IGD untuk mendapatkan pelayanan pengobatan (Oktami, 20130.
False Emergency adalah pasien yang tidak memerlukan pemeriksaan dan perawatan segera,
dapat menunggu sesuai antriansambil tetap dilakukan observasi longgar oleh petugas
(Saanin, 2011).
Kasus-kasus yang masuk ranah tidak gawat dan tidak darurat : luka lecet, luka memar,
demam, fraktur ekstremitas atas.
 Pasien dilakukan skrining
 Pasien dengan kondisi tidak gawat dan tidak darurat :
1. Diarahkan ke unit rawat jalan bila dalam jam kerja dan kondisi memungkinkan
2. Masuk ke IGD diperiksa dokter dan dilakukan tindakan sesuai dengan jenis
penyakitnya
 Pasien rawat jalan setelah menyelesaikan admistrasi dan medapatkan obat, pasien pulang
 Pasien yang rawat inap, dipindahkan ruang rawat inap

G. PELAYANAN VISUM ET REPERTUM


Visum et Repertum (visum luar)
adalah suatu keterangan tentang kondisi seorang yang dapat digunakan sebagai alat bukti
dalam kasus hukum.
Tujuan :
1. Sebagai acuan bagi dokter dalam pembuatan visum et repertum
2. Didapatinya data-data pasien untuk permintaan visum et repertum dari pihak kepolisian
Kebijakan : pembuatan visum et repertum dibuat berdasarkan surat permintaan dari
kepolisian (penyidik).
Pasien datang tanpa membawa surat permintaan visum dari kepolisian, hasil pemeriksaan di
tulis di status pasien.
Prosedur visum et repertum adalah :
a. Pasien datang membawa surat permintaan visum et repertum dari kepolisian

RSUD CILACAP( PEDOMAN PELAYANAN IGD) 31


b. Pasien atau keluarga mendaftar di bagian pendaftaran IGD
c. Dilakukan pemeriksaan oleh dokter jaga dan didokumentasikan di status pasien
d. Pasien yang memerlukan perawatan luka dan pengobatan dilayani oleh perawat dan
dokter (rawat luka, terapi)
e. Hasil visum yang dibuat oleh dokter diserahkan kebagian catatan medic (CM) untuk
pencatatan hasil secara komputerisasi
f. Hasil yang sudah dibuat ditanda tangani oleh dokter yang memeriksa dan direktur Rumah
Sakit.
g. Petugas rumah sakit menjaga kerahasiaan data pasien

Visum et Repertum (Visum Dalam / Otopsi)


Prosedur
a. Pasien datang diantar pihak penyidik kepolisian dan membawa permintaan visum et
repertum yang ditanda tangani pihak keluarga
b. Koordinasikan dengan direktur Rumah Sakit atau pejabat yang ditunjuk
c. Petugas menyiapkan peralatan medis untuk otopsi
d. Berdoa sebelum melaksanakan visum untuk menghormati jenazah
e. Bila ada organ yang diambil akan dijadikan sampel, organ diletakan diwadah atau botol
yang dilengkapi dengan ukuran panjang, berat, nama, nama organ, jam dan tanggal
pengambilan organ
f. Setelah otopsi dilakukan jenazah direkonstruksi (perbaikan tubuh korban seperti semula)
g. Hasil atau data yang didapatkan dari korban dicatat dibuku visum yang telah disediakan

H. PELAYANAN DOA
DOA (Death On Arrival) adalah kematian yang sudah terjadi pada pasien yang datang di
IGD. Langkah pelayanan kita lakukan adalah :
 Pasien diterima oleh petugas IGD
 Pasien dimasukan ke ruang tidakan sesuai kasusnya
 Keluarga mendaftar
 Dokter jaga melakukan pemeriksaan fisik

RSUD CILACAP( PEDOMAN PELAYANAN IGD) 32


 Bila perlu dilakukan pemeriksaan EKG untuk memastikan kondisi pasien sudah
meninggal
 Dokter jaga memberitahu kepada keluarga bahwa pasien sudah meninggal
 Petugas IGD menelpon petugas kamar jenazah untuk transport pasien ke kamar jenazah
 Dokter jaga membuat Surat Ijin Kubur dan Surat Keterangan Kematian
 Jenazah dibawa ke kamar jenazah
 Jika keluarga atau pihak berwajib menghendaki otopsi, dokter jaga atau perawat
menjelaskan prosedur otopsi
I. Sistem informasi pelayanan pra rumah sakit
SPGDT adalah sebuah sistem penanggulangan pasien gawat darurat yang terdiri dari
unsur,pelayanan pra Rumah Sakit.Pelayanan berpedoman pada respon cepat yang
menekankan time saving is life and limb saving,yang melibatkan pelayanan oleh masyarakat
awam umum dan khusus,petugas medis,pelayanan ambulans gawat darurat dan sistem
komunikasi.
J. Sistem rujukan
a. Alih rawat
ATAS ADVIS DOKTER
1. DPJP menjelaskan kepada pasien/keluarga jika pasien perlu dirujuk ke rumah sakit lain
dengan menyampaikan alasan pentingnya dirujuk resiko jika pasien tidak dirujuk pada
formulir KIE
2. Jika pasien / keluarga setuju dirujuk, maka pasien/keluarga menandatangani form. KIE
tersebut
3. DPJP mengisi dan menandatangani form Surat Pengantar Pasien.
4. Perawat menanyakan kepada pasien/keluarga nama rumah sakit yang dituju, dan
kelas/kamar yang dikehendaki
5. Perawat menghubungi rumah sakit yang dituju,dengan menyampaikan
a. Apakah dokter ahli yang dituju ada di RS tersebut / tidak.
b. Pesan kamar/kelas sesuai permintaan pasien / keluarga
c. Jika ada tempat, sampaikan :
- Identitas pasien
- Diagnosa medis pasien

RSUD CILACAP( PEDOMAN PELAYANAN IGD) 33


- Kondisi Umum dan GCS
- Rencana jam berangkat.
6. Jika sudah pasti ada tempat, perawat memesan ambulance ke bagian Informasi,
menyerahkan berkas administrasi ke bagian kasir. Perawat ruangan menghubungi
perawat rujuk yang ada di IGD. Jika kesulitan mencari perawat rujuk, lapor pada
supervisor keperawatan Petugas informasi menghubungi sopir ambulance,
memasukkan data dan membuatkan nota layanan ambulance dan diserahkan kasir
7. Sopir ambulnce menyiapkan ambulnce dan membawa brankart keruangan.
8. Keluarga menyiapkan barang milik pasien yang akan dibawa .
9. Perawat ruangan menyiapkan rekam medis pasien, surat pengantar pasien, form
observasi pasien keluar RSUD Cilacap, semua hasil Pemeriksaan penunjang dan obat-
obat milik pasien serta kebutuhan pasien dalam perjalanan seperti : infus, obat - obatan,
bengkok, bantal dan selimut.
10. Setelah perawat pengirim siap di ruangan dilakukan serah terima tugas (hand over )
pasien ke rumah sakit lain.
11. Perawat kepala jaga/ka tim menjelaskan kepada pasien / keluarga hal-hal yang akan
dilakukan perawat pengirim jika terjadi kondisi kegawatan selama dalam perjalanan,
seperti :
a. Penggunaan obat emergency.
b. Pasien akan di bawa ke rumah sakit terdekat untuk penanganan kegawatan .
12. Setelah keluarga menyerahkan bukti pembayaran perawat ruangan mempersiapkan
pasien untuk berangkat, dan memperkenalkan dengan Perawat pengirim.
13. Perawat pengirim melakukan kebersihan tangan dan identifikasi pasien sebelum
membawa pasien ke ambulance.
14. Perawat pengirim mencatat semua perkembangan pasien dan obat- Obatan yang
diberikan selama perjalanan ke dalam form observasi pasien keluar RSUD Cilacap.
15. Jika selama perjalanan pasien membutuhkan obat-obtan emergency yang ada di kotak
emergency,perawat membuatkan kwitansi tambahan dan keluarga diminta membayar
biaya pemakaian obat tsb. ( kwitansi + biaya obat diserahkan perawat ke bagian kasir
sesampai di RSUD Cilacap )

RSUD CILACAP( PEDOMAN PELAYANAN IGD) 34


16. Sesampai di RS dituju,perawat pengirim melakukan serah terima pasien dengan
dokter/perawat RS rujukan dengan menyerahkan. semua obat dan dokumen penyerta,
serta minta tanda tangan + stempel pada form Surat Pengantar pasien.
17. Perawat pengirim menulis tanggal dan jam pasien diserah terimakan serta nama petugas
yang menerima pasien pada catatan perkembangan terintegrasi.
18. Setelah selesai serah terima, Rekam Medis, form observasi pasien dan tindasan surat
pengantar pasien dibawa kembali ke RSUD Cilacap., surat pengantar pasien lembar 1 (
putih ) di serahkan pada dokter/perawat RS.rujukan.
19. Perawat pengirim melakukan kebersihan tangan dan kembali ke RSUD Cilacap.
20. Sesampai di RSUD Cilacap, perawat pengirim melakukan serah terima dokumen
kepada perawat ruangan dan mencatat dalam catatan perkembangan terintegrasi tanggal
dan jam perawat datang.

ATAS PERMINTAAN SENDIRI


1. Pasien / keluarga memberitahu perawat / dokter , jika pasien minta dirujuk / pindah
rawat ke rumah sakit lain.
2. Jika permintaan pindah rawat / dirujuk di luar jam visite dokter, Perawat melaporkan
permintaan pasien kepada DPJP.
3. Jika DPJP tidak ada di RSUD Cilacap, perawat minta bantuan dokter jaga IGD untuk
mengisi form Surat Pengantar Pasien (Untuk langkah selanjutnya sama dengan diatas)
b. Pemeriksaan diagnostik
c. Spesimen

RSUD CILACAP( PEDOMAN PELAYANAN IGD) 35

Anda mungkin juga menyukai