Anda di halaman 1dari 17

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK

Jl. Soekarno – Hatta Telp. (0282) 542749 Menganti Cilacap – 53274


Email : rs.afdila@yahoo.co.id Fax (0282) 542749

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK AFDILA CILACAP


NOMOR :00266B/DIR/RSIA/I/2017
TENTANG
AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN
DIRUMAH SAKIT IBU DAN ANAK AFDILA CILACAP

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK AFDILA CILACAP


Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
Rumah Sakit Ibu dan Anak Afdila Cilacap maka
diperlukan akses pelayanan yang cepat, bermutu
tinggi, dan dengan memperhatikan keselamatan pasien
serta untuk memberikan kepuasan kepada pasien dan
keluarga dari setiap unit pelayanan yang ada;

b. bahwa agar akses pelayanan dan kontinuitas


pelayanan dapat dilaksanakandengan baik, maka perlu
adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak
Afdila Cilacap sebagai landasan bagi penyelenggaraan
pelayanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Afdila
Cilacap;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a dan b perlu ditetapkan
Keputusan Direktur tentang Kebijakan AksesPelayanan
danKontinuitasPelayanan diRumah Sakit Ibu dan Anak
AfdilaCilacap.

Mengingat : 1. Undang – undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang


Praktik Kedokteran
2. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan
3. Undang–undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 2052/ Menkes/Per/X/2011 tentang Izin
Praktik dan Pelaksanaan Praktik Medis;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien RS
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 51
Tentang PekerjaanKefarmasian.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
no:1197/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.
8. Peraturan Menteri Kesehatan no:
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis.\
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
no:1087/Menkes/SK/VIII/2008 tentang Standar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja .
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no :
1014/Menkes/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan
Radiologi Diagnostik di Standar Pelayanan Kesehatan.

MEMUTUSKAN
Menetapkan

KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK


AFDILA CILACAP TENTANG KEBIJAKAN AKSES DAN
KONTINUITAS PELAYANAN DI RUMAH SAKIT AFDILA
CILACAPRUMAH SAKIT IBU DAN ANAK AFDILA CILACAP;

KEDUA : Kebijakan sebagaimana Diktum KESATU termuat dalam


lampiran Keputusan ini;

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Cilacap
Pada tanggal : 2 Januari 2017
Direktur RSIA AfdilaCilacap

Dr. ADITYA RACHMAN


Lampiran :
Keputusan Direktur RSIA Afdila Cilacap
Nomor :00266B/RSIA/DIR/I/2017
Tentang :

KEBIJAKAN AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN

A. KebijakanUmum
1. Pelayanan kesehatan yang di selenggarakan di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Afdila Cilacap merupakanpelayana terhadap manusia secara utuh,
dilakukan sebagai wujud ucapan syukur atas karunia keselamatan
yang telah kita terima dari Tuhan.
2. Pelayanan yang diberikan kepada pasien harus berorientasi pada
keselamatan pasien danupaya peningkatan mutu, sesuai dengan visi ,
misi dan nilai dasar yang ada di Rumah Sakit Ibu dan Anak
AfdilaCilacap
3. Seluruh staf Rumah Sakit Ibu dan Anak Afdila Cilacap harus bekerja
sesuai dengan standar profesi,pedoman,panduan dan standar prosedur
operasional yang berlaku, serta sesuai dengan etika profesi,etika rumah
sakit serta peraturan perusahan yang berlaku.
4. Pelayanan rumah sakit dilaksanakan dalam 24 jam , kecuali di unit-
unit tertentu.
5. Rumah sakit memberikan pelayanan yang seragam bagi semua pasien
dan dicatat dalamrekam medis pasien.
6. Pelayanan rumah sakit di setiap unit kerja harus selalu berfokus pada
pasien dengan melaksanakan akses pelayanan dan kontinuitas serta
dengan memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga.
7. Rumah Sakit Ibu dan Anak Afdila Cilacap selalu memberikan pelayanan
terlebih dahulu tanpa memungut uang muka.
8. Rumah sakit memberikan pelayanan sosial bagi pasien yang tidak
mampu.
9. Seluruh karyawan Rumah Sakit Ibu dan Anak Afdila Cilacap dalam
melaksanakan pekerjaannya wajib sesuai dengan ketentuan
K3( Keselamatan dan Kesehatan Kerja),termasuk dalam penggunaan
APD (Alat Pelindung Diri).
10. Rumah sakit dalam memberikan pelayanan menghormati hak pasiendan
keluarga sesuaidengan undang-undang dan nilai-nilaiserta kepercayaan
yang dianut oleh pasien.
11. Dalam memberikan pelayanan kepada pasien setiap petugas harus
memperhatikan privasi pasien.
12. Semua petugas yang terlibat dalam memberikan pelayanan kepada
pasien wajib melakukanhandhygiene dengan “ five moment dan 6
langkah cuci tangan “
13. Semua petugas wajib memiliki izin , lisensi, sertifikasi sesuai dengan
standar profesi dan ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Afdila Cilacap.
14. Penyediaan tenaga di setiap unit kerja harus mengacu pada pola
ketenagaan.
15. Peralatan di unit kerja harus selalu siap pakai dan dilakukan
pemeliharaan dan kalibrasi secara sesuai dengan ketentuan yang
berlaku .
16. Dalam melaksanaksan fungsi koordinasi dan evaluasi maka setiap unit
kerja wajib melaksanakan rapat rutin bulanan minimal 1 kali dalam 1
bulan.
17. Semua kepala seksi, kepala bagian , manager dan direksi wajib untuk
membuat laporanbulanan dan tahunan.
18. Rumah sakit menjalankan program keselamatan pasien melalui 7
standar keselamatan pasien,7 langkah keselamatan pasien,dan 6
sasaran keselamatan pasien.
19. Rumah sakit menjalankan program PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergency Komprehensif ) untuk menurunkan angka kematian bayi dan
ibu serta meningkatkan kesehatan ibu.
20. Rumah Sakit Ibu dan Anak Afdila Cilacap akan merujuk pasien jika
diperlukan pelayanan dan fasilitas yang tidak tersedia di Rumah Sakit
Ibu dan Anak Afdila Cilacap atau atas permintaan pasien / keluarga.

B. Kebijakan Khusus
1. Skrining Kontak Pertama
a. Skrining kontak pertama di IGD oleh petugas security sebelum
memasuki IGD dan ruang triase.
b. Skrining secara visual dilakukan dengan cara mengamati:
- Cara berjalan pasien, normal, memakai alat bantu
- Keadaan umum pasien : sesak nafas, pucat, sianosis/kebiruan
- Ekspresi wajah ,apakah kesakitan,keringat dingin
2. Skrining di unit layanan
a. Setiap pasien yang masuk Rumah Sakit harus menjalani skrining
b. Metode skrining dilaksanakan melalui skrining luar (pada saat
menerima asal rujukan) dan skrining dalam rumah sakit, evaluasi
visual , kriteria triase, pengamatan, tanda vital seperti nadi, tekanan
darah, suhu atau hasil pemeriksaan fisik, pskikologi, atau
pemeriksaan penunjang sebelumnya. Skrining triase dilakukan oleh
perawat dan atau dokter triase, skrining pemeriksaan fisik dilakukan
oleh petugas IGD.
c. Skrining triase dilakukan berdasarkan Patient Acuity Category
Scale (PACS) yang terbagi dalam 4 prioritas:
1. Prioritas 1 pasien kritis/ resusitasi, respon time 0 – 5 menit
2. Prioritas 2 emergensi mayor atau urgensi, respon time 45 menit.
3. Prioritas 3 emergensi minor atau tidak urgen, respon time 60
menit.
4. Prioritas 4 false emergensi atau non emergensi, respon time 120
menit

 MERAH (Gawat Darurat)


Prioritas Penanganan Pertama (P1)
1. JALAN NAFAS(AIRWAY)
1.Sumbatan (Paten Obstruction)
2. PERNAFASAN (BREATHING)
- Dewasa
1. Henti nafas (breathing arrest)
2. Frekuensi nafas / RR <10 x/menit atau RR >32 x/menit
3. Wheezing
4. Cyanosis
- Neonatus
1. Apneu / megap - megap
2. Frekuensi nafas / RR <30 x/menit atau RR >60 x/menit
3. Sianosis sentral, menetap dengan O2
3. SIRKULASI (CIRCULATION)
a. Henti Jantung ( Cardiac Arrest)
b. Nadi tidak teraba (pulseless)
c. Nadi teraba lemah (weak pilse)
d. Frek nadi / HR <50x/Mnt atau > 150x/mnt (dewasa)
e. Pucat (Pale)
f. Akral dingin (Clammy)
g. SpO2 < 90%
h. TD < 80 mmHg
i. CRT > 2 detik\
- Neonatus
1. Frekuensi Nadi / HR <100 x/menit atau RR >180 x/menit
2. CRT > 3 detik
4. KESADARAN (DISABILITY)
GCS < 13
- Neonatus
Temperatur < 36,5 0C atau > 38 0C
 KUNING (Tidak Gawat Tapi Darurat)
Prioritas Penanganan Kedua (P2)
1. JALAN NAFAS(AIRWAY)
Bebas (Patent )
2. PERNAFASAN (BREATHING)
- Dewasa
1. Frekuensi nafas / RR 24-32 x/menit
2. Wheezing
- Neonatus
1. Frekuensi nafas RR >50 x/menit
2. Sianosis sentral, menghilang dengan O2
3. SIRKULASI (CIRCULATION)
- Dewasa
1. Frek nadi / HR 120 – 150 X/Mnt
2. SpO2 90 - 95%
3. TD Sistol > 160 mmHg
4. TD Diastol > 100 mmHg
- Neonatus
1. Frekuensi Nadi / HR > 160 x/menit
2. CRT > 3 detik
4. KESADARAN (DISABILITY)
- Dewasa
GCS ≥ 13
- Neonatus
Temperatur < 36,5 0C atau > 37,5 0C
 HIJAU (Tidak Gawat Tidak Darurat)
Prioritas Penanganan Ketiga (P3)
1. JALAN NAFAS(AIRWAY)
Bebas (Patent )
2. PERNAFASAN (BREATHING)
Normal
3. SIRKULASI (CIRCULATION)
Normal
4. KESADARAN (DISABILITY
GCS 15
 HITAM (Meninggal)
Prioritas 0
1. JALAN NAFAS(AIRWAY)
2. PERNAFASAN (BREATHING)
Tidak ada
3. SIRKULASI (CIRCULATION)
Tidak ada
4. KESADARAN (DISABILITY)
Tidak ada

3. Standing Order
Standing Order adalah pemeriksaan penunjang diagnostic standar yang
harus sudah dilakukan di Instalasi Gawat Darurat sebelum pasien
dipindahkan ke ruangan biasa, ruangan khusus atau dirujuk.
a. Pasien dengan febris > 3 hari
 Darah Rutin (Hb,Ht,Trombo,Lekosit)
b. Pasien dengan febris > 5 hari
 Darah Rutin
 Urin Rutin
 IgM Salmonella
c. Pasien GE
 Darah Rutin
 Feses rutin
 Elektrolit
d. Pasien pro operasi
 Paket Operasi 1 : untuk pasien operasi usia > 30 tahun tanpa
komplikasi :
- Darah Rutin
- Golongan darah
- APTT / PTTK
- GDS
 Paket Operasi 2 : untuk pasien operasi usia > 30 tahun dengan
komplikasi
- Darah Rutin
- Golongan darah
- APTT / PTTK
- GDS
- Rontgen Thorax
- EKG
- Ureum, creatinin
- Konsul Spesialis Penyakit Dalam atau Spesialis Anak

4. Kriteria Pasien Rawat Inap


a. Pasien dengan triase level 1 dan 2
b. Pasien rencana dilakukan tindakan dengan persiapan dan perawatan
post tindakan
c. Pasien dengan intake kurang atau anoreksi
d. Pasien perlu observasi atau pelacakan diagnose.
e. Indikasi sosial
5. Sebelum pasien pulang DPJP mengisi Resume Pasien Pulang Rawat
Inap pasien berisi :
a. Alasan masuk rumah sakit
b. Penemuan kelaianan fisik dan lainnya yang penting
c. Prosedur diagnosis dan pengobatan yang telah dilakukan
d. Pemberian medikamentosa dan pemberian obat waktu pulang
e. Status/kondisi pasien waktu pulang
f. Instruksi tindak lanjut.
6. Kriteria Pasien Pulang Rawat Inap
a. Dinyatakan sembuh oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP)
b. Keluhan membaik/ sudah tidak ada keluhan
c. Hasil pemeriksaan penunjang membaik/ normal kembali
d. Kondisi pasien stabil
e. Dinyatakan sembuh oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien.
7. Kriteria Pasien Stabil
Dewasa
a. Tidak ada ancaman sumbatan jalan nafas, bila ada sudah diatasi.
Saturasi oksigen > 90%
b. Tanda-tanda vital:
1) Capillary Refill Time < 3 detik
2) Nadi : kuat, Frekuensi > 50X/menit dan < 150 X/menit
3) Tekanan Darah systole > 80 mmHg dan < 170X/menit
4) Respirasi < 35X/menit dan > 12 X/menit
5) Suhu >360C dan <39 °C
6) Skala nyeri 1 – 5
Bila telah memenuhi 4 kriteria dari 6 kriteria tersebut sudah
dinyatakan stabil dan pasien boleh ditransfer ke ruangan khusus
atau dirujuk.
7) Sudah tidak kejangTidak ada masalah metabolik
8) Na > 110mEq/L dan < 170mEq/L
9) K > 2mEq/L dan < 7 mEq/L
10) PaO2> 50 mmHg
11) pH > 7,1 mmHg dan < 7,7 mmHg
12) GDS > 80 mmHg dan < 300 mmHg
13) Calcium serum < 15mg/dl
14) Gambarn EKG sinus rhytm

Masalah spesifik pasien sudah dilakukan manajemen medis


 Resusitasi cairan
 Immobilisasi: cervical, Fraktur, lumbal
 Menghentikan perdarahan luka

Anak
a. Tidak ada ancaman sumbatan jalan nafas, bila ada sudah diatasi.
Saturasi oksigen > 90%
b. Tanda-tanda vital:
1) Capillary Refill Time < 3 detik
2) Frekuensi jantung
 Bayi 90 – 180 X/menit
 1 th 80 – 160 X/menit
 1 – 4 th 80 – 120 X/ menit
 5 – 12 th 70 – 110 X/menit
3) Tekanan Darah
Umur Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Neonatal 75 - 105 45 - 75
2 – 6 th 80 – 110 50 - 80
7 – 9 th 85 – 120 50 - 85
10 – 14 th 95 – 140 60 -90

4) Respirasi
 Bayi 30 -60X /menit
 1 th 25 – 40X/menit
 1-4 th 20 – 30 X/menit
 5-12 th16 – 20X/menit
5) Kulit dan bibir kemerahan
6) Suhu aksila > 36 - <390C
7) Skala nyeri 0 -5
8) Kejang sudah teratasi
Masalah metabolic sudah teratasi
9) Na > 110mEq/L dan < 170mEq/L
10) K > 2mEq/L dan < 7 mEq/L
11) PaO2> 50 mmHg
12) pH > 7,1 mmHg dan < 7,7 mmHg
13) GDS > 80 mmHg dan < 300 mmHg
14) Calcium serum < 15mg/dl
Masalah spesifik pasien sudah dilakukan manajemen medis
 Resusitasi cairan
 Menghentikan perdarahan luka
 Pemeriksaan penunjang sudah dilakukan.
 Pasien diberi informasi apabila akan terjadi penundaan
pelayanan atau pengobatan dan diberikan juga informasi
alternatif yang tersedia.
 Pasien dan keluarga diberikan informasi atau penjelasan saat
admisi dan registrasi tentang pelayanan yang ditawarkan,hasil
pelayanan yang diharapkan,dan perkiraan biaya.
 Pasien yang mengalami hambatan baik kendala fisik,bahasa
dan budaya dilayani dengan dilakukan identifikasi terlebih
dahulu.

8. Kriteria Masuk Peristi


a. Level II A :
- Bayi <28 hari dan atau < 3000 gram,tanpa infeksi
- Bayi lahir dengan asfiksia sedang tanpa gagal nafas
- Bayi dengan distress repirasi tanpa ggal nafas
- Bayi dengan berat badan < 1900gram baik premature atau aterm
- Bayi yang tidak mampu menyusu dengan baik namun tidak
menderita infeksi
- Bayi dengan hipotermi
- Bayi dengan makrosomi yang menderita hipoglikemi
- Bayi dengan kelainan kongenital sedang sampai berat

b. Level II B:
- Bayi berumur < 28 hari dan atau bb < 3000 gram yang menderita
infeksi neonatus atau sepsis neonatorum
- Bayi dengan observasi ikterik (hiperbilirubinemia)
- Bayi dengan diare (neonatal enteritis)
- Bayi dengan meningitis tanpa gagal multiorgan
- Bayi dengan bronchopnemonia tanpa gagal nafas
9. Kriteria Keluar Peristi
a. Level IIA :
- Bayi dengan asfiksia tanpa gangguan nafas dan lepas dari
bantuan oksigen, dapat menyusu dengan baik.
- Bayi dengan kejang yang sudah stabil/bebas kejang,dapat
menyusu dengan baik.
- Bayi dengan BBLR yang sudah dapat beradaptasi diluar incubator
tanpa hipotermi,dan dapat menyusu dengan baik,BB cenderung
naik.
- Bayi dengan hipoglikemi dengan kadar gula darah normal dan
dapat menyusu dengan baik.

b. Level II B :
- Bayi dengan ikterik dengan kadar bilirubin <10 mg/dl,dapat
minum dengan baik,tidak letargi.
- Bayi diare dengan konsistensi BAB lembek,turgor baik,dan dapat
minumdengan baik,tidak muntah,BB cenderung naik.
- Bayi dengan BRPN tanpa ada sesak nafas,dapat minum dengan
baik.
- Bayi dengan NI,dapat minum dengan baik.
10. Kriteria pasien cuti rawat inap
a. Pasien mendapat ijin dari Dokter Penanggung Jawab Pasien.
b. Pasien dalam kondisi stabil dan tidak menderita penyakit yang
beresiko mengancam jiwa.
c. Pasien dan keluarga sudah menandatangani surat ijin keluar Rumah
Sakit.
d. Batasan ijin cuti adalah maksimal 6 jam apabila pasien tidak
kembali dihubungi melaluitelpon.
e. Alat kesehatan intravena yang digunakan harus dilepas dan akan
dipasang lagi setelah pasien kembali ke ruang rawat inap.
11. Kriteria Pasien Dirujuk Ke Rumah Sakit Lain
a. Rujukan Tindakan atau penunjang medik:
1) Rujukan bersifat sementara, setelah tindakan atau pemeriksaan
ke rumah sakitrujukan akan kembali lagi ke rumah sakit semula.
2) Ada MoU dengan Rumah Sakit rujukan.
3) Rumah Sakit belum mempunyai penunjang medik yang
diperlukan pasien
4) Alat penunjang medik rumah sakit sedang mengalami kerusakan
5) Rumah Sakit belum punya sumber daya manusia dan alat yang
bisa melakukan tindakan medis yang dibutuhkan pasien.
b. Rujukan ke Rumah sakit lain
1) Pasien dirujuk ke rumah sakit lain bila Rumah Sakit Umum
Daerah Cilacap tidak dapat memberikan pelayanan sesuai
kebutuhan pasien
2) Semua pasien yang dirujuk mendapatkan surat rujukan dan
hasil pemeriksaan penunjang yang ada.
3) Dokter Penanggung Jawab Pasien yang menentukan pasien harus
di rujuk ke rumah sakit lain yang mempunyai sumber daya yang
dibutuhkan pasien.
4) Pasien yang dirujuk harus stabil
c. Pindah Rawat
a. Pasien pindah ke rumah sakit lain karena alasan permintaan
pasien atau keluarga dan tempat penuh
b. Pasien yang tidak indikasi dirawat dan minta dirawat di Rumah
Sakit Lain maka tidak perlu pendampingan petugas.
12. Kriteria Pendampingan Pasien Saat Transfer
Selama transfer pasien didampingi oleh petugas rumah sakit yang
kompeten.
Pasien harus didampingi oleh dokter, jika:
a. Pasien sakit berat, dalam kondisi stabil yang memerlukan terapi
intensif seperti bantuan ventilator, pemberian obat vasoaktif melalui
intravena terus-menerus. (contoh: gagal nafas berat, syok septic)
b. Pasien yang memerlukan bantuan pemantauan intensif atau non
invasive, dimana komplikasi berat dapat terjadi tiba-tiba ( contoh:
pasca bedah besar dan luas, pasien dengan penyakit jantung,dll)
Pasien dapat hanya didampingi oleh perawat jika:
a. Pasien dalam kondisi stabil yang tidak menderita penyakit yang
beresiko dapat mengancam jiwa, misalnya Febris, gastritis, dll
b. Pasien yang dirujuk untuk menjalani prosedur diagnosis atau
tindakan medis ke Rumah Sakit lain dengan kondisi stabil
13. Transfer Pasien Di Dalam Dan Keluar Rumah Sakit
a. Proses transfer/ perpindahan pasien di dalam lingkungan rumah
sakit
1) Pasien yang berada dalam kondisi tidak stabil/mengalami
kedaruratan. Dalam proses transfer pasien harus dalam kondisi
stabil dan diberi pendampingan oleh perawat yang mempunyai
kompetensi menangani kegawatdaruratan serta membawa
emergency kit.
2) Sebelum pasien dipindahkan ke ruang lain, perawat yang
mendampingi transfer harus memberi informasi kepada petugas
ruangan yang dituju untuk menjamin kesiapan Sumber Daya
Manusia dan sarana prasarana sesuai kebutuhan pasien.
b. Proses transfer keluar Rumah sakit / rujukan
1) Pasien yang berada dalam kondisi tidak stabil/mengalami
kedaruratan, dalam proses transfer pasien harus dalam kondisi
stabil dan diberikan pendampingan oleh petugas (dokter dan
atau perawat) yang mempunyai kompetensi menanganani
kegawatdaruratan dan membawa emergency kit
2) Sebelum pasien dipindah ke Rumah Sakit lain, petugas Rumah
Sakit Ibu dan Anak Afdila Cilacap harus memberi informasi
rujukan pasien ke Rumah sakit yang dituju agar menjamin
kesiapan sumber daya manusia dan sarana prasarana yang
dibutuhkan pasien
3) Setiap pasien dirujuk harus menggunakan ambulance rumah
sakit, apabila keluarga menolak harus membuat surat penolakan
dan alat kesehatan harus dilepas setelah mendapat penjelasan
dan memahami risiko yang mungkin terjadi, kecuali apabila
pasien dijemput oleh ambulan dan tenaga medis dari rumah
sakit yang dituju.
4) Pasien hanya boleh dirujuk/dipindahkan ke RS lain apabila hasil
pemeriksaan penunjang diagnostic sudah tersedia.
5) Observasi selama transfer didokumentasikan pada form
observasi saat rujukan.
6) Rumah Sakit Ibu dan Anak Afdila Cilacap menjalin kerjasama
dengan Rumah sakit lain demi kelancaran proses rujukan
pasien.
7) Penjemputan dengan ambulan harus didampingi tenaga
kesehatan yang kompeten menangani kegawatdaruratan.
c. Transportasi Pasien
1) Rumah Sakit menyediakan transportasi ambulan :
 Ambulan gawat darurat
 Ambulan jemputan
 Ambulan transportasi
2) Bila Rumah Sakit tidak dapat melayani maka Rumah Sakit
bekerjasama dengan fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten
Cilacap dan Perusahaan Pelayanan transportasi jenazah.
d. Rujukan Tidak Mungkin Dilaksanakan Apabila
1) Pasien terminal
2) Pasien tidak stabil yang tidak berhasil dalam proses stabilisasi
3) Ruang Perawatan Kritis (ICU/IMC/ICCU) penuh di semua
rumah sakit saat dihubungi.
e. Pasien Tidak Mau Dirujuk ke Rumah Sakit Lain
1) Pasien diberi penjelasan resiko yang mungkin terjadi.
2) Pasien dan keluarga memahami penjelasan yang disampaikan
petugas kesehatan dan menandatangani penolakan dirujuk.

Direktur RSIA Afdila Cilacap

Dr. ADITYA RACHMAN

Anda mungkin juga menyukai