PENDAHULUAN
2016.1
Menurut Roy Gregory, arti kata Ombudsman dalam kamus Swedia antara
menurut Roy Gregory dengan jelas menunjuk kepada seseorang yang bekerja
istilah Ombudsman itu berarti: wakil atau kuasa yang diserahi kepercayaan,
1
H.M. Galang Asmara, Hukum Kelembagaan Negara kedudukan Ombudsman dalam
Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, Laksbang PRESSindo, Yogyakarta, 2016, hlm 2.
2
Ibid, hlm. 5.
dalam hal ini ialah wakil atau kuasa dari parlemen yang diserahi kepercayaan
sebutan lain untuk seseorang yang di beri kekuasaan oleh orang lain untuk
melakukan sesuatu atas nama orang lain tersebut. Kata Ombudsman, itu
memiliki sejarah yang panjang. Claes Ekluhnd (salah seorang mantan Ketua
Raja Charles XII pada waktu itu, adalah sebagai upaya untuk mengatasi
penuntutan atas nama raja. Berdasarkan fungsi yang demikian itu, maka
3
Ibid, hlm 6.
4
Ibid, hlm. 5.
Setelah Raja Charles XII meninggal dalam tahun 1718, kekuasaan
Justitie kembali menjadi hak prerogative Raja. Raja diberi kewenangan untuk
yang memiliki kemampuan yang luas dalam bidang hukum. Tugasnya adalah
masyarakat yang amat kuat untuk mewujudkan pemerintah yang bersih dan
ada di dunia.
juga tidak terikat dengan bentuk negara dan bentuk pemerintahan tertentu.
sistem ideologi.
5
Ibid, hlm.6.
Presiden K.H. Abdurrahman Wahid segera mengeluarkan Keputusan
Nasional, sehingga mulai saat itu, Indonesia memasuki babak baru dalam
nepotisme;
6
https://id.wikipedia.org/wiki/Ombudsman_Republik_Indonesia, Tangga l 9 Agustus
2017, pkl. 19.00 WIB.
kekuasaan, wewenang ataupun jabatan oleh aparatur dapat
diminimalisasi;
b. Kejaksaan Agung
dan Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta atau perseorangan yang
adalah:
pelayanan publik;
kewenangan Ombudsman;
perseorangan;
maladministrasi, yaitu:
Tabel I
dalam bentuk uang, barang ataupun jasa, pungutan melebihi tarif resmi yang
ditetapkan peraturan, pungutan liar atau pungutan tanpa dasar hukum yang
sah saat masyarakat mengurus administrasi kependudukan di kantor-kantor
pemerintah.7
20 Tahun 2001 berasal dari Pasal 423 KUHP yang dirujuk dalam Pasal 12
maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum,
potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri. Jadi pungli
melibatkan dua pihak (pengguna jasa dan oknum petugas), melakukan kontak
sebab itu, pungli pada umumnya terjadi pada tingkat lapangan, dilakukan
yang melakukan gratifikasi adalah pidana penjara seumur hidup atau pidana
penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun,
7
Hendra Nurtjahjo, Yustus Maturbongs, Diani Indah Rachmitasari, Memahami
Maladministrasi, Stengthening Access to Justice in Indonesia (SAJI) Project-UNDP, Jakarta, 2013.
dan pidana denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
dan untuk memperkaya diri (sadar dan sengaja). Ditinjau dari masyarakat
yang memberi, maka dilihat dua kelompok ialah yang memberikan karena
pejabat yang memaksa (peraturan tidak tertulis) dan yang memberikan karena
pungutan liar (pungli) dalam proses penerimaan siswa baru di MTsN Model
mereka ditangkap di ruangan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah," kata
Sekolah MTsN Model Gunung Pangilun Padang, Chandra Karim (45) dan
Wakil Kepala Sekolah, Rahmi Jandras (41). Bersama kedua pelaku disita
8
Soedjono D, Pungli Analisa Hukum & Kriminologi, Sinar Baru Bandung, 1983, hlm. 36.
ruangannya, petugas menemukan uang hasil pungutan liar sebesar Rp
sebanyak 80 orang melalui jalur khusus dengan cara murid harus membayar
uang kepada dirinya. Namun sejauh ini pihaknya baru menerima 50 orang
uang kepada calon siswa baru bervariasi, yakni mulai dari Rp 1,5 juta hingga
transaksi dengan calon murid baru, tersangka mengaku sebagian besar uang
tindakan tersebut, namun praktik itu tetap berjalan. Kedua pelaku dijerat
terjadi di salah satu sekolah unggulan di kota itu. "Sejauh ini kami telah
pungutan liar, namun ini tetap terjadi," ujar dia. Ia mengimbau kepada seluruh
pegawai negeri di lingkungan Kemenag Kota Padang agar mengambil
pelajaran dari peristiwa ini. Kedua pelaku akan diberikan sanksi sesuai
Dari uraian diatas dapat dilihat kurangnya tindakan tegas dalam kasus
pugutan liar yang dilakukan oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian
Agama (Kemenag) Kota Padang yang telah diduga melakukan pungutan liar
Pangilun tersebut, karena hal tersebut hanya diberikan hanya teguran padahal
kasus ini sudah terjadi selama dua tahun belakang seperti yang diungkap oleh
B. Rumusan masalah
dirumuskan apa yang menjadi permasalahan yang akan diteliti dan dibahas
sebagai berikut:
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
hukum pidana;
b. Agar hasil penelitian ini dapat digunakan oleh semua pihak baik
bidang hukum.
1. Kerangka Teoritis
tidak dapat lagi disebut sebagai hukum apabila hukum tidak pernah
hukum.
9
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
1992, hlm.122.
sebagai pedoman perilaku dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
legislatif.
pribadi.10
10
Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2008, hlm. 7.
negatifnya terletak pada faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor tersebut
adalah:11
Hukum
11
Ibid, hlm. 8.
terampil, organisasi yang baik, peralatan yang memadai,
tujuannya.
d) Faktor Masyarakat
yang bersangkutan.
e) Faktor Kebudayaan
baik.
Kelima faktor tersebut saling berkaitan dengan erat, oleh karena itu
a. Peranan
Peranan berasal dari kata peran, yang menurut Kamus Besar Bahasa
masyarakat”.12
b. Ombudsman
c. Pemberantasan
12
http://www.landasanteori.com. Diakses pada tanggal 07 Juni 2018, pkl. 21.00 WIB.
kata benda sehingga pemberantasan dapat menyatakan nama dari
d. Tindak Pidana
e. Pungutan Liar
F. Metode penelitian
permasalahan hukum yang bersifat akademik dan praktisi, baik yang bersifat
masyarakat13. Oleh karena itu, metode yang diterapkan harus sesuai dengan
ilmu pengetahuan dan sejalan dengan objek yang diteliti. Penulisan ini akan
memperoleh data yang maksimal dalam penulisan dan penulisan ini sehingga
1. Pendekatan Masalah
13
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Palu: Sinar Grafika, 2009, hlm. 19.
14
Amirudin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penulisan Hukum, Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 2012, hlm.100.
yang berlaku dan menghubungkan dengan fakta yang ada dilapangan
2. Sifat Penelitian
Sumatera Barat.
1) Jenis Data
berikut.
a. Data Primer
b. Data Sekunder
15
Ibid, hlm. 31.
ahli. Data sekunder digunakan digunakan sebagai penambahan
a. Wawancara
melalui tatap muka dan tanya jawab langusng antara peneliti dan
sistematis.
b. Studi dokumen
5. Pengolahan Data
dapat suatu kesimpulan akhir secara umum yang nantinya akan dapat
6. Analisis Data
agar hasil penelitian ini mudah dipahami. Namun apabila terdapat data
16
Ibid, hlm. 68.