Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.
com
Pemahaman tentang kepribadian dan gangguannya membedakan psikiatri
secara mendasar dari semua cabang kedokteran lainnya. Seseorang adalah
manusia yang sadar diri, seperti yang dikatakan C. Robert Cloninger, bukan
"benda seperti mesin yang tidak memiliki kesadaran diri". Kepribadian mengacu
pada semua karakteristik yang beradaptasi dengan cara yang unik terhadap
lingkungan internal dan eksternal yang selalu berubah.
Gangguan kepribadian sering terjadi dan kronis. Mereka terjadi
pada 10 hingga 20 persen dari populasi umum, dan durasinya
dinyatakan dalam beberapa dekade. Sekitar 50 persen dari semua
pasien psikiatri memiliki gangguan kepribadian, yang sering disertai
dengan sindrom klinis lainnya. Gangguan kepribadian juga merupakan
faktor predisposisi untuk gangguan kejiwaan lainnya (misalnya,
penggunaan narkoba, bunuh diri, gangguan afektif, gangguan kontrol
impuls, gangguan makan, dan gangguan kecemasan) yang
mengganggu hasil pengobatan dari banyak sindrom klinis dan
meningkatkan ketidakmampuan pribadi. morbiditas, dan mortalitas
pasien ini.
Orang dengan gangguan kepribadian jauh lebih mungkin untuk
menolak bantuan psikiatri dan menyangkal masalah mereka daripada orang
dengan gangguan kecemasan, gangguan depresi, atau gangguan obsesif
kompulsif. Secara umum, gejala gangguan kepribadian adalah ego syntonic
(yaitu, dapat diterima oleh ego, sebagai lawan dari ego dystonic) dan
alloplastic (yaitu, beradaptasi dengan mencoba mengubah lingkungan
eksternal daripada diri mereka sendiri). Orang dengan gangguan
kepribadian tidak merasa cemas tentang perilaku maladaptif mereka.
Karena mereka tidak secara rutin mengakui rasa sakit dari apa yang orang
lain anggap sebagai gejala mereka, mereka sering tampak tidak tertarik
pada pengobatan dan kebal terhadap pemulihan.
KLASIFIKASI
Edisi kelima dariManual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (
DSM-5) mendefinisikan gangguan kepribadian umum sebagai pola
perilaku dan pengalaman batin yang bertahan lama yang menyimpang
secara signifikan dari standar budaya individu; adalah kaku meresap;
memiliki onset pada masa remaja atau dewasa awal; stabil sepanjang
waktu; mengarah pada ketidakbahagiaan dan gangguan; dan
bermanifestasi dalam setidaknya dua dari empat bidang berikut:
kognisi, afektivitas, fungsi interpersonal, atau kontrol impuls. Ketika ciri-
ciri kepribadian kaku dan maladaptif dan menghasilkan gangguan
fungsional atau penderitaan subjektif, gangguan kepribadian dapat
didiagnosis.
Subtipe gangguan kepribadian yang diklasifikasikan dalam DSM-5
adalah:skizotipal, skizoid,danparanoid (KlasterA);narsistik, ambang,
antisosial,danhistrionik (Gugus B); danobsesif-kompulsif,
ketergantungan,danpenghindar (Gugus C). Ketiga klaster tersebut
didasarkan pada kesamaan deskriptif. Cluster A mencakup tiga kepribadian
742
Pe rson ali ty D i so rders
gangguan dengan fitur aneh, menyendiri (paranoid, skizoid, dan
skizotipal). Cluster B mencakup empat gangguan kepribadian dengan
fitur dramatis, impulsif, dan tidak menentu (borderline, antisosial,
narsistik, dan histrionik). Cluster C mencakup tiga gangguan
kepribadian berbagi fitur cemas dan takut (menghindari, tergantung,
dan obsesif-kompulsif). Individu sering menunjukkan ciri-ciri yang tidak
terbatas pada gangguan kepribadian tunggal. Ketika seorang pasien
memenuhi kriteria untuk lebih dari satu gangguan kepribadian, dokter
harus mendiagnosis masing-masing.
ETIOLOGI
Faktor genetik
Bukti terbaik bahwa faktor genetik berkontribusi terhadap
gangguan kepribadian berasal dari penyelidikan lebih dari 15.000
pasangan kembar di Amerika Serikat. Kesesuaian untuk gangguan
kepribadian di antara kembar monozigot beberapa kali lipat di
antara kembar dizigotik. Selain itu, menurut sebuah penelitian,
kembar monozigot yang dibesarkan secara terpisah hampir sama
dengan kembar monozigotik yang dibesarkan bersama. Kesamaan
mencakup beberapa ukuran kepribadian dan temperamen, minat
pekerjaan dan waktu luang, dan sikap sosial.
Gangguan kepribadian ClusterA lebih sering terjadi pada kerabat
biologis pasien dengan skizofrenia daripada pada kelompok kontrol.
Lebih banyak kerabat dengan gangguan kepribadian skizotipal terjadi
dalam sejarah keluarga orang dengan skizofrenia daripada dalam
kelompok kontrol. Kurang ada korelasi antara gangguan kepribadian
paranoid atau skizoid dan skizofrenia.
Gangguan kepribadian Cluster B ternyata memiliki dasar genetik.
Gangguan kepribadian antisosial dikaitkan dengan gangguan
penggunaan alkohol. Depresi sering terjadi pada latar belakang
keluarga pasien dengan gangguan kepribadian ambang. Pasien-pasien
ini memiliki lebih banyak kerabat dengan gangguan mood daripada
kelompok kontrol, dan orang-orang dengan gangguan kepribadian
ambang sering juga memiliki gangguan mood. Hubungan kuat
ditemukan antara gangguan kepribadian histrionik dan gangguan
somatisasi (sindrom Bri quet); pasien dengan setiap gangguan
menunjukkan gejala yang tumpang tindih.
Gangguan kepribadian Cluster C mungkin juga memiliki dasar
genetik. Pasien dengan gangguan kepribadian menghindar sering kali
memiliki tingkat kecemasan yang tinggi. Sifat obsesif-kompulsif lebih
sering terjadi pada kembar monozigotik daripada kembar dizigotik, dan
pasien dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif menunjukkan
beberapa tanda yang terkait dengan depresi-misalnya, periode latensi
gerakan mata cepat (REM) yang diperpendek dan tes supresi
deksametason abnormal (DST) hasil.
 Bab 2 2: Kepribadian Disorders 743

Faktor Biologis melindungi diri dari impuls internal dan dari kecemasan antar
pribadi dalam hubungan yang signifikan. Teori Reich memiliki
Hormon.Orang yang menunjukkan sifat impulsif juga sering pengaruh yang luas pada konsep kontemporer kepribadian dan
menunjukkan kadar testosteron, 17-estradiol, dan estron yang gangguan kepribadian. Misalnya, ciri khas kepribadian masing-
tinggi. Pada primata bukan manusia, androgen meningkatkan masing manusia dianggap sangat ditentukan oleh mekanisme
kemungkinan agresi dan perilaku seksual, tetapi peran testosteron pertahanannya yang khas. Setiap gangguan kepribadian memiliki
dalam agresi manusia tidak jelas. Hasil DST abnormal pada sekelompok pertahanan yang membantu dokter psikodinamik
beberapa pasien dengan gangguan kepribadian ambang yang juga mengenali jenis patologi karakter yang ada. Orang dengan
memiliki gejala depresi. gangguan kepribadian paranoid, misalnya, menggunakan proyeksi,
sedangkan gangguan kepribadian skizoid dikaitkan dengan
Trombosit Monoamine Oksidase.Mono trombosit rendah penarikan diri.
tingkat amine oxidase (MAO) telah dikaitkan dengan aktivitas dan kemampuan
Ketika pertahanan bekerja secara efektif, orang dengan gangguan kepribadian
bersosialisasi pada monyet. Mahasiswa dengan tingkat MAO trombosit rendah
menguasai perasaan cemas, depresi, marah, malu, bersalah, dan pengaruh lainnya.
melaporkan menghabiskan lebih banyak waktu dalam kegiatan sosial daripada
Perilaku mereka adalah ego syntonic; yaitu, hal itu tidak menimbulkan kesusahan bagi
siswa dengan tingkat MAO trombosit tinggi. Tingkat MAO trombosit yang rendah
mereka meskipun hal itu dapat berdampak buruk bagi orang lain. Mereka mungkin
juga telah dicatat pada beberapa pasien dengan gangguan skizotipal.
juga enggan untuk terlibat dalam proses pengobatan; karena pertahanan mereka
penting dalam mengendalikan pengaruh yang tidak menyenangkan, mereka tidak
tertarik untuk menyerahkannya.
Gerakan Mata Mengejar Halus.Mata pengejaran halus
Selain pertahanan karakteristik dalam gangguan kepribadian, fitur
gerakannya bersifat saccadic (yaitu, gelisah) pada orang yang introvert,
utama lainnya adalah hubungan objek internal. Selama perkembangan,
yang memiliki harga diri rendah dan cenderung menarik diri, dan yang
pola-pola tertentu diri dalam hubungannya dengan orang lain
memiliki gangguan kepribadian skizotipal. Temuan ini tidak memiliki
diinternalisasi. Melalui introjeksi, anak-anak menginternalisasi orang
aplikasi klinis, tetapi mereka menunjukkan peran pewarisan.
tua atau orang penting lainnya sebagai kehadiran internal yang terus
terasa seperti objek daripada diri. Melalui identifikasi, anak-anak
Neurotransmitter.Endorfin memiliki efek yang mirip
menginternalisasi orang tua dan orang lain sedemikian rupa sehingga
dengan morfin eksogen, seperti analgesia dan penekanan
ciri-ciri objek eksternal dimasukkan ke dalam diri dan anak "memiliki"
gairah. Tingkat endorfin endogen yang tinggi dapat dikaitkan
sifat-sifat itu. Representasi diri internal dan representasi objek ini
dengan orang-orang yang apatis. Studi tentang sifat
sangat penting dalam mengembangkan kepribadian dan, melalui
kepribadian dan sistem dopaminergik dan serotonergik
eksternalisasi dan identifikasi proyektif, dimainkan dalam skenario
menunjukkan fungsi pengaktifan gairah untuk neurotransmiter
interpersonal di mana orang lain dipaksa untuk memainkan peran
ini. Tingkat asam 5-hidroksiindoleasetat (5-HIAA), suatu
dalam diri seseorang. s kehidupan internal. Oleh karena itu, orang
metabolit serotonin, rendah pada orang yang mencoba bunuh
dengan gangguan kepribadian juga diidentifikasi oleh pola tertentu
diri dan pada pasien yang impulsif dan agresif.
dari hubungan interpersonal yang berasal dari pola hubungan objek
Meningkatkan kadar serotonin dengan agen serotonergik
internal ini.
seperti fluoxetine (Prozac) dapat menghasilkan perubahan
dramatis dalam beberapa karakter kepribadian. Pada banyak
Mekanisme Pertahanan.Untuk membantu mereka yang memiliki
orang, serotonin mengurangi depresi, impulsif, dan perenungan
gangguan kepribadian, psikiater harus menghargai pertahanan yang
dan dapat menghasilkan rasa kesejahteraan umum. Peningkatan
mendasari pasien, proses mental bawah sadar yang digunakan ego untuk
konsentrasi dopamin di sistem saraf pusat yang dihasilkan oleh
menyelesaikan konflik di antara empat pedoman kehidupan batin: naluri
psikostimulan tertentu (misalnya, amfetamin) dapat menyebabkan
(keinginan atau kebutuhan), realitas, orang penting, dan hati nurani. Ketika
euforia. Efek neurotransmiter pada ciri-ciri kepribadian telah
pertahanan paling efektif, terutama pada mereka yang memiliki gangguan
menimbulkan banyak minat dan kontroversi tentang apakah ciri-ciri
kepribadian, mereka dapat menghilangkan kecemasan dan depresi pada
kepribadian itu bawaan atau didapat.
tingkat sadar. Dengan demikian, mengabaikan pertahanan meningkatkan
kesadaran akan kecemasan dan depresi-alasan utama bahwa mereka yang
Elektrofisiologi.Perubahan konduktansi listrik pada
memiliki gangguan kepribadian enggan untuk mengubah perilaku mereka.
elektroensefalogram (EEG) terjadi pada beberapa pasien dengan
gangguan kepribadian, paling sering tipe antisosial dan borderline;
Meskipun pasien dengan gangguan kepribadian mungkin dicirikan oleh
perubahan ini muncul sebagai aktivitas gelombang lambat pada EEG.
mekanisme mereka yang paling dominan atau kaku, setiap pasien
menggunakan beberapa pertahanan. Oleh karena itu, pengelolaan
Faktor Psikoanalisis mekanisme pertahanan yang digunakan oleh pasien dengan gangguan
kepribadian dibahas di sini sebagai topik umum dan bukan sebagai aspek
Sigmund Freud menyarankan bahwa ciri-ciri kepribadian terkait
gangguan khusus. Banyak formulasi yang disajikan di sini dalam bahasa
dengan fiksasi pada satu tahap perkembangan psikoseksual.
psikiatri psikoanalitik dapat diterjemahkan ke dalam prinsip-prinsip yang
Misalnya, mereka yang berwatak lisan bersifat pasif dan tergantung
konsisten dengan pendekatan kognitif dan perilaku.
karena mereka terpaku pada tahap oral, ketika ketergantungan
pada orang lain untuk makanan menonjol. Mereka dengan karakter FANTASI.Banyak orang yang sering dicap skizoid adalah mereka yang
anal keras kepala, pelit, dan sangat berhati-hati karena perjuangan eksentrik, kesepian, atau ketakutan-mencari pelipur lara dan kepuasan
selama pelatihan toilet selama periode anal. dalam diri mereka dengan menciptakan kehidupan imajiner, terutama
Wilhelm Reich kemudian menciptakan istilahbaju besi karakter teman imajiner. Dalam ketergantungan mereka yang luas pada fantasy,
untuk menggambarkan gaya pertahanan karakteristik seseorang untuk orang-orang ini sering tampak sangat menyendiri. Terapis

https://kat.cr/user/Blink99/
744 Bab 2 2 : Kepribadian Disorders
harus memahami bahwa unsociableness pasien ini bertumpu pada rasa
takut akan keintiman. Daripada mengkritik mereka atau merasa ditolak oleh
penolakan mereka, terapis harus mempertahankan minat yang tenang,
meyakinkan, dan penuh perhatian tanpa memaksakan tanggapan timbal
balik. Pengakuan ketakutan pasien akan kedekatan dan rasa hormat
terhadap cara eksentrik mereka bersifat terapeutik dan bermanfaat.
DISOSIASI.Disosiasi atau penyangkalan adalah pengganti seperti Pollyanna dari
pengaruh yang tidak menyenangkan dengan yang menyenangkan. Orang-orang yang
sering memisahkan diri sering dilihat sebagai orang yang mendramatisir dan
emosinya dangkal; mereka mungkin diberi label kepribadian histrionik. Mereka
berperilaku seperti remaja cemas yang, untuk menghapus kecemasan, sembarangan
mengekspos diri mereka untuk bahaya yang menarik. Menerima pasien seperti itu
sebagai orang yang bersemangat dan menggoda berarti mengabaikan kecemasan
mereka, tetapi menghadapi mereka dengan kelemahan dan kekurangan mereka
membuat mereka lebih defensif. Karena pasien-pasien ini mencari penghargaan atas
keberanian dan daya tarik mereka, terapis tidak boleh berperilaku dengan cadangan
yang berlebihan. Sambil tetap tenang dantegas,klinisi harus menyadari bahwa pasien
ini sering kali adalah pembohong yang tidak disengaja, tetapi mereka mendapat
manfaat dari melampiaskan kecemasan mereka sendiri dan dalam prosesnya mungkin
"mengingat" apa yang mereka "lupakan". Seringkali terapis paling baik menangani
disosiasi dan penolakan dengan menggunakan perpindahan. Dengan demikian, dokter
dapat berbicara dengan pasien tentang masalah penolakan dalam keadaan yang tidak
mengancam. Berempati dengan afek yang ditolak tanpa secara langsung
menghadapkan pasien dengan fakta dapat memungkinkan mereka untuk mengangkat
topik aslinya sendiri.
ISOLASI. Isolasi adalah karakteristik orang yang terkendali dan teratur
yang sering diberi label kepribadian obsesif-kompulsif. Tidak seperti orang-orang dengan
kepribadian histrionik, orang-orang dengan kepribadian obsesif-kompulsif mengingat
kebenaran dengan sangat rinci tetapi tanpa pengaruh. Dalam krisis, pasien mungkin
menunjukkan pengekangan diri yang intensif, perilaku sosial yang terlalu formal, dan keras
kepala. Pencarian pasien untuk kontrol dapat mengganggu dokter atau membuat mereka
cemas. Seringkali, pasien seperti itu merespon dengan baik terhadap penjelasan yang tepat,
sistematis, dan rasional dan menghargai efisiensi, kebersihan, dan ketepatan waktu sebanyak
yang mereka lakukan terhadap respons efektif dokter. Bila memungkinkan, terapis harus
mengizinkan pasien tersebut untuk mengontrol perawatan mereka sendiri dan tidak boleh
terlibat dalam pertempuran kehendak.
PROYEKSI.Dalam proyeksi, pasien menghubungkan perasaan mereka yang tidak
diketahui dengan orang lain. Pencarian kesalahan pasien yang berlebihan dan
kepekaan terhadap kritik mungkin tampak bagi terapis sebagai prasangka,
pengumpulan ketidakadilan yang sangat waspada tetapi tidak harus dipenuhi
dengan pembelaan diri dan argumen. Sebaliknya, dokter harus jujur mengakui
bahkan kesalahan kecil di pihak mereka dan harus mendiskusikan kemungkinan
kesulitan di masa depan. Kejujuran yang ketat; kepedulian terhadap hak pasien;
dan mempertahankan jarak formal dan perhatian yang sama seperti yang
digunakan pada pasien yang menggunakan pertahanan fantasi semuanya
membantu. Konfrontasi menjamin musuh abadi dan penghentian awal
wawancara. Terapis tidak perlu setuju dengan pengumpulan ketidakadilan
pasien, tetapi mereka harus bertanya apakah keduanya bisa setuju untuk tidak
setuju.
Teknik kontra-proyeksi sangat membantu. Dokter mengakui dan
memberikan penghargaan penuh kepada pasien paranoid atas perasaan
dan persepsi mereka; mereka tidak membantah keluhan pasien atau
memperkuatnya tetapi setuju bahwa dunia yang digambarkan oleh pasien
dapat dibayangkan. Pewawancara kemudian dapat berbicara tentang motif
dan perasaan yang sebenarnya, disalahartikan kepada orang lain, dan mulai
memperkuat aliansi dengan pasien.
PEMISAHAN.Dalam pemisahan, orang-orang terhadap siapa pasien
merasa, atau telah, ambivalen dibagi menjadi baik dan buruk. Misalnya,
dalam pengaturan rawat inap, pasien mungkin mengidealkan
beberapa anggota staf dan secara seragam meremehkan orang lain. Perilaku
bertahan ini bisa sangat mengganggu di bangsal rumah sakit dan pada akhirnya
dapat memprovokasi staf untuk berbalik melawan pasien. Ketika anggota staf
mengantisipasi proses tersebut, mendiskusikannya pada rapat staf, dan dengan
lembut menghadapi pasien dengan fakta bahwa tidak ada yang semuanya baik
atau semuanya buruk, fenomena perpecahan dapat ditangani secara efektif.
AGRESI PASIF.Orang dengan pertahanan pasif-agresif mengalihkan kemarahan
mereka terhadap diri mereka sendiri. Dalam istilah psikoanalitik, fenomena ini
disebutkesenangan karena menderitadan termasuk kegagalan, penundaan,
perilaku konyol atau provokatif, badut yang merendahkan diri, dan tindakan
merusak diri sendiri. Permusuhan dalam perilaku seperti itu tidak pernah
sepenuhnya disembunyikan. Memang, dalam mekanisme seperti pemotongan
pergelangan tangan, orang lain merasakan kemarahan yang sama seolah-olah
mereka sendiri telah diserang dan memandang pasien sebagai sadis, bukan
masokis. Terapis dapat mengatasi agresi pasif dengan membantu pasien
melampiaskan kemarahan mereka.
MEMERANKAN.Dalam berakting, pasien secara langsung
mengungkapkan keinginan atau konflik yang tidak disadari
melalui tindakan untuk menghindari kesadaran baik ide yang
menyertainya atau pengaruhnya. Tantrum, penyerangan tanpa
motif, pelecehan anak, dan pergaulan bebas tanpa kesenangan
adalah contoh umum. Karena perilaku terjadi di luar kesadaran
reflektif, bertindak keluar sering kali tampak bagi pengamat
tidak disertai rasa bersalah, tetapi ketika bertindak tidak
mungkin, konflik di balik pembelaan mungkin dapat diakses.
Dokter yang dihadapkan pada tindakan, baik agresif atau
seksual, dalam situasi wawancara harus menyadari bahwa
pasien telah kehilangan kendali, bahwa apa pun yang dikatakan
pewawancara mungkin akan salah dengar, dan bahwa
mendapatkan perhatian pasien adalah sangat penting.
Bergantung pada keadaan, respons seorang dokter mungkin, "
Sebuahpewawancara yang merasa benar-benar takut pada
pasien dapat pergi begitu saja dan, jika perlu, meminta bantuan
dari petugas bangsal atau polisi.
IDENTIFIKASI PROYEKTIF.Mekanisme pertahanan identifikasi
proyektif muncul terutama pada gangguan kepribadian ambang
dan terdiri dari tiga langkah. Pertama, aspek diri diproyeksikan ke
orang lain. Proyektor kemudian mencoba memaksa orang lain
untuk mengidentifikasi dengan apa yang telah diproyeksikan.
Akhirnya, penerima proyeksi dan proyektor merasakan rasa
kesatuan atau persatuan.
GANGGUAN KEPRIBADIAN ID PARANO
Orang dengan gangguan kepribadian paranoid ditandai dengan kecurigaan dan
ketidakpercayaan yang sudah berlangsung lama terhadap orang pada umumnya. Mereka
menolak tanggung jawab atas perasaan mereka sendiri dan memberikan tanggung jawab
kepada orang lain. Mereka sering bermusuhan, mudah tersinggung, dan marah. Orang-
orang fanatik, pengumpul ketidakadilan, pasangan yang cemburu secara patologis, dan
orang-orang yang suka menuntut seringkali memiliki gangguan kepribadian paranoid.
Epidemiologi
Data menunjukkan bahwa prevalensi gangguan kepribadian paranoid
adalah 2 sampai 4 persen dari populasi umum. Mereka yang memiliki
gangguan ini jarang mencari pengobatan sendiri; bila dirujuk

perlakuan oleh pasangan atau majikan, mereka sering dapat
menyatukan diri dan tampak tidak tertekan. Kerabat pasien dengan
skizofrenia menunjukkan insiden gangguan kepribadian paranoid
yang lebih tinggi daripada peserta kontrol. Beberapa bukti
menunjukkan hubungan keluarga yang lebih spesifik dengan
gangguan delusi, tipe persecutory. Gangguan ini lebih sering
didiagnosis pada pria daripada wanita dalam sampel klinis.
Prevalensi di antara orang-orang yang homoseksual tidak lebih
tinggi dari biasanya, seperti yang pernah diperkirakan, tetapi
diyakini lebih tinggi di antara kelompok minoritas, imigran, dan
orang-orang tuli daripada di populasi umum.
Diagnosa
Pada pemeriksaan psikiatri, pasien dengan gangguan kepribadian paranoid
mungkin bersikap formal dan bertindak bingung karena harus mencari
bantuan psikiatri. Ketegangan otot, ketidakmampuan untuk rileks, dan
kebutuhan untuk memindai lingkungan untuk mencari petunjuk mungkin
terlihat, dan sikap pasien sering kali tanpa humor dan serius. Meskipun
beberapa premis argumen mereka mungkin salah, pidato mereka
diarahkan pada tujuan dan logis. Isi pemikiran mereka menunjukkan bukti
proyeksi, prasangka, dan referensi ide sesekali. Kriteria diagnostik DSM-5
tercantum dalam Tabel 22-1.
Fitur Klinis
Ciri-ciri gangguan kepribadian paranoid adalah kecurigaan yang berlebihan dan
ketidakpercayaan terhadap orang lain yang diekspresikan sebagai sesuatu yang meresap
Tabel 22-1
Kriteria Diagnostik DSM-5 untuk Gangguan
Kepribadian Paranoid
A. Ketidakpercayaan dan kecurigaan yang meluas terhadap orang lain
sehingga motif mereka ditafsirkan sebagai jahat, dimulai pada masa
dewasa awal dan hadir dalam berbagai konteks, seperti yang
ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut ini:
1 .Mencurigai, tanpa dasar yang cukup, bahwa orang
lain memanfaatkan, merusak, atau menipunya.
2 .Disibukkandengan keraguan yang tidak dapat dibenarkan tentang
kesetiaan atau kepercayaan teman atau rekan.
3 .Enggan untuk menceritakan kepada orang lain karena ketakutan yang tidak
beralasan bahwa informasi tersebut akan digunakan secara jahat untuk
melawannya.
4.Membaca makna yang merendahkan atau mengancam secara tersembunyi ke dalam ucapan
atau peristiwa yang tidak berbahaya.
5 .Terus-menerus menyimpan dendam (yaitu, tidak memaafkan masalah,
cedera, atau hinaan).
6. Merasakan serangan terhadap karakter atau reputasinya yang
tidak terlihat oleh orang lain dan cepat bereaksi dengan marah
atau melakukan serangan balik.
7.Memiliki kecurigaan berulang, tanpa pembenaran, mengenai
kesetiaan pasangan atau pasangan seksual.
B. Tidak terjadi secara eksklusif selama perjalanan
skizofrenia, gangguan bipolar atau gangguan depresif
dengan ciri psikotik, atau gangguan psikotik lain dan
tidak disebabkan oleh efek fisiologis dari kondisi medis
lain.
Catatan:Jika kriteria terpenuhi sebelum onset skizofrenia,
tambahkan "premorbid", yaitu, "gangguan kepribadian paranoid
(premorbid)."
(Dicetak ulang dengan izin dariManual Diagnostik dan Statistik
dari Gangguan Mental,Edisi Kelima (Hak Cipta© 2001 3) .Asosiasi
Psikiatri Amerika. Seluruh hak cipta.)
https://kat.cr/user/Blink99/
Bab22:Gangguan Kepribadian 745
kecenderungan untuk menafsirkan tindakan orang lain sebagai tindakan yang
sengaja merendahkan, jahat, mengancam, mengeksploitasi, atau menipu.
Kecenderungan ini dimulai pada masa dewasa awal dan muncul dalam berbagai
konteks. Hampir selalu, mereka yang mengalami gangguan berharap untuk
dieksploitasi atau dirugikan oleh orang lain dalam beberapa cara. Mereka sering
berselisih, tanpa pembenaran apa pun, kesetiaan atau kepercayaan teman atau
rekan. Orang-orang seperti itu sering cemburu secara patologis dan, tanpa
alasan, mempertanyakan kesetiaan pasangan atau pasangan seksual mereka.
Orang dengan gangguan ini mengeksternalisasi emosi mereka sendiri dan
menggunakan pertahanan proyeksi; mereka mengatribusikan kepada orang lain
dorongan dan pikiran yang tidak dapat mereka terima dalam diri mereka sendiri.
Gagasan referensi dan ilusi yang dipertahankan secara logis adalah hal biasa.
Orang dengan gangguan kepribadian paranoid dibatasi secara afektif
dan tampak tidak emosional. Mereka bangga menjadi rasional dan objektif,
tetapi tidak demikian halnya. Mereka kurang kehangatan dan terkesan
dengan, dan memperhatikan, kekuasaan dan pangkat. Mereka
mengungkapkan penghinaan terhadap orang-orang yang mereka anggap
lemah, sakit-sakitan, cacat, atau dalam beberapa hal cacat. Dalam situasi
sosial, orang dengan gangguan kepribadian paranoid mungkin tampak
seperti bisnis dan efisien, tetapi mereka sering menimbulkan ketakutan atau
konflik pada orang lain.
Perbedaan diagnosa
Gangguan kepribadian paranoid biasanya dapat dibedakan dari
gangguan delusi dengan tidak adanya delusi tetap. Tidak seperti
orang dengan skizofrenia paranoid, mereka yang memiliki
gangguan kepribadian tidak memiliki halusinasi atau gangguan
pikiran formal. Gangguan kepribadian paranoid dapat dibedakan
dari gangguan kepribadian garis ambang karena pasien yang
paranoid jarang mampu terlibat terlalu dalam, hubungan yang
kacau dengan orang lain. Pasien dengan paranoia tidak memiliki
sejarah panjang perilaku antisosial orang dengan karakter
antisosial. Orang dengan gangguan kepribadian skizoid menarik
diri dan menyendiri dan tidak memiliki ide paranoid.
Kursus dan Prognosis
Tidak ada studi jangka panjang yang memadai dan sistematis tentang gangguan
paranoid personalitas yang telah dilakukan. Dalam beberapa, gangguan
kepribadian paranoid adalah seumur hidup; pada orang lain, itu adalah pertanda
skizofrenia. Di lain lagi, sifat paranoid memberi jalan untuk pembentukan reaksi,
perhatian yang sesuai dengan moralitas, dan perhatian altruistik saat mereka
dewasa atau saat stres berkurang. Namun, secara umum, mereka yang
mengalami gangguan kepribadian paranoid memiliki masalah seumur hidup
dalam bekerja dan hidup dengan orang lain. Masalah pekerjaan dan perkawinan
sering terjadi.
Perlakuan
Psikoterapi.Psikoterapi adalah pengobatan pilihan bagi mereka
dengan gangguan kepribadian paranoid. Terapis harus lugas dalam
semua urusan mereka dengan pasien ini. Jika seorang terapis dituduh
melakukan inkonsistensi atau kesalahan, seperti keterlambatan janji
temu, kejujuran dan permintaan maaf lebih disukai daripada
penjelasan defensif. Terapis harus ingat bahwa kepercayaan dan
toleransi keintiman adalah area bermasalah bagi pasien dengan
gangguan ini. Psikoterapi individu dengan demikian membutuhkan
gaya yang profesional dan tidak terlalu hangat dari terapis. Klinisi
746 Bab2 2 :Gangguan Kepribadian
penggunaan yang berlebihan penafsiran
tentang perasaan ketergantungan yang mendalam, kekhawatiran seksual, dan
keinginan untuk keintiman-meningkatkan ketidakpercayaan pasien secara
signifikan. Pasien yang paranoid biasanya tidak berhasil dalam psikoterapi
kelompok, meskipun dapat berguna untuk meningkatkan keterampilan sosial
dan mengurangi kecurigaan melalui permainan peran. Banyak yang tidak bisa
mentolerir gangguan terapi perilaku, juga digunakan untuk pelatihan
keterampilan sosial.
Kadang-kadang, pasien dengan gangguan kepribadian paranoid berperilaku
sangat mengancam sehingga terapis harus mengontrol atau membatasi
tindakan mereka. Tuduhan delusi harus ditangani dengan realistis tetapi lembut
dan tanpa mempermalukan pasien. Pasien yang paranoid sangat ketakutan
ketika mereka merasa bahwa mereka yang mencoba membantu mereka lemah
dan tidak berdaya; oleh karena itu, terapis tidak boleh menawarkan untuk
mengambil kendali kecuali mereka bersedia dan mampu melakukannya.
Farmakoterapi.Farmakoterapi berguna dalam menangani agitasi dan
kecemasan. Dalam kebanyakan kasus, agen anti-kecemasan seperti
diazepam (Valium) sudah cukup. Mungkin perlu, bagaimanapun, untuk
menggunakan antipsikotik seperti haloperidol (Haldol) dalam dosis
kecil dan untuk waktu yang singkat untuk mengelola agitasi parah atau
pemikiran kuasi-delusi. Obat antipsikotik pimo zide (Orap) telah
berhasil mengurangi ide paranoid pada beberapa pasien.
GANGGUAN KEPRIBADIAN SCH IZOID
Gangguan kepribadian skizoid ditandai dengan pola penarikan sosial
seumur hidup. Orang dengan gangguan kepribadian skizoid sering dilihat
oleh orang lain sebagai eksentrik, terisolasi, atau kesepian.
Ketidaknyamanan mereka dengan interaksi manusia; introversi mereka;
dan pengaruh mereka yang hambar dan terbatas patut diperhatikan.
Epidemiologi
Prevalensi gangguan kepribadian skizoid tidak ditetapkan dengan jelas, tetapi
gangguan tersebut dapat mempengaruhi 5 persen dari populasi umum. Rasio
jenis kelamin dari kelainan tersebut adalahunknmemiliki; beberapa penelitian
melaporkan rasio 2 banding 1 pria dan wanita. Orang dengan gangguan
cenderung tertarik pada pekerjaan soliter yang melibatkan sedikit atau tidak ada
kontak dengan orang lain. Banyak yang lebih memilih kerja malam daripada
kerja siang sehingga tidak perlu berurusan dengan banyak orang.
Diagnosa
Pada pemeriksaan psikiatri awal, pasien dengan gangguan
kepribadian skizoid mungkin tampak tidak nyaman. Mereka
jarang menoleransi kontak mata, dan pewawancara mungkin
menduga bahwa pasien seperti itu sangat ingin wawancara
berakhir. Pengaruh mereka mungkin terbatas, menyendiri, atau
tidak tepat serius, tetapi di balik sikap acuh tak acuh, dokter
yang sensitif dapat mengenali rasa takut. Pasien-pasien ini
merasa sulit untuk bersikap ringan: upaya mereka dalam humor
mungkin tampak lamban dan melenceng. Pidato mereka
diarahkan pada tujuan, tetapi mereka cenderung memberikan
jawaban singkat atas pertanyaan dan menghindari percakapan
spontan. Mereka kadang-kadang mungkin menggunakan
kiasan yang tidak biasa, seperti metafora aneh, dan mungkin
terpesona dengan benda mati atau konstruksi metafisik.
waktu. Sensorium mereka utuh, memori mereka berfungsi dengan
baik, dan interpretasi pepatah mereka abstrak. Kriteria diagnostik
DSM-5 tercantum dalam Tabel 22-2.
Fitur Klinis
Orang dengan gangguan kepribadian skizoid tampak dingin dan menyendiri;
mereka menunjukkan sikap yang jauh dan tidak menunjukkan keterlibatan
dengan peristiwa sehari-hari dan kekhawatiran orang lain. Mereka tampak
pendiam, jauh, menyendiri, dan tidak ramah. Mereka mungkin mengejar hidup
mereka sendiri dengan sangat sedikit kebutuhan atau kerinduan akan ikatan
emosional, dan mereka adalah orang terakhir yang menyadari perubahan dalam
mode populer.
Sejarah hidup orang-orang seperti itu mencerminkan minat dan kesuksesan yang
menyendiri dalam pekerjaan yang tidak kompetitif dan sepi yang sulit ditoleransi oleh
orang lain. Kehidupan seksual mereka mungkin hanya ada dalam fantasi, dan mereka
mungkin menunda seksualitas dewasa tanpa batas. Pria tidak boleh menikah karena
mereka tidak mampu mencapai keintiman; wanita mungkin secara pasif setuju untuk
menikah dengan pria agresif yang menginginkan pernikahan. Orang dengan
gangguan kepribadian skizoid biasanya mengungkapkan ketidakmampuan seumur
hidup untuk mengekspresikan kemarahan secara langsung. Mereka dapat
menginvestasikan energi afektif yang sangat besar untuk kepentingan non-manusia,
seperti matematika dan astronomi, dan mereka mungkin sangat terikat pada hewan.
Mode diet dan kesehatan, gerakan filosofis, dan skema perbaikan sosial, terutama
yang tidak memerlukan keterlibatan pribadi, sering menarik perhatian mereka.
Meskipun orang dengan gangguan kepribadian skizoid tampak asyik dengan
diri sendiri dan tenggelam dalam lamunan, mereka memiliki kapasitas normal
untuk mengenali kenyataan. Karena tindakan agresif jarang dimasukkan dalam
repertoar respons biasa, sebagian besar ancaman, nyata atau imajiner, ditangani
oleh kemahakuasaan yang dikhayalkan atau
Tabel 22-2
Kriteria Diagnostik DSM-5 untuk Gangguan
Kepribadian Skizoid
A. Pola pervasif pelepasan dari ips hubungan sosial dan
rentang ekspresi emosi yang terbatas dalam
dalam pengaturan interpersonal, dimulai pada masa dewasa awal
dan hadir dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh
empat (atau lebih) berikut:
1 .Baik keinginan maupun tidak menikmati hubungan dekat, termasuk
menjadi bagian dari keluarga.
2 .Hampir selalu memilih kegiatan soliter.
3 .Memiliki sedikit, jika ada, minat untuk melakukan pengalaman
seksual dengan orang lain.
4.Senang dalam sedikit, jika ada, kegiatan.
5 .Tidak memiliki teman dekat atau orang kepercayaan selain kerabat tingkat
pertama.
6 .Tampak acuh tak acuh terhadap pujian atau kritik orang lain.
7.Menunjukkan sikap emosional yang dingin, tidak terikat, atau afek
yang datar.
B. Tidak terjadi secara eksklusif selama perjalanan
skizofrenia, gangguan bipolar atau gangguan depresif
dengan ciri psikotik, gangguan psikotik lain, atau
gangguan spektrum autisme dan tidak disebabkan oleh
efek fisiologis dari kondisi medis lain.
Catatan:Jika kriteria terpenuhi sebelum onset skizofrenia,
tambahkan "premorbid", yaitu, "gangguan kepribadian izoid
(premorbid)."
(Dicetak ulang dengan izin dariManual Diagnostik dan Statistik
dari Gangguan Mental,Edisi Kelima (Hak Cipta© 2001 3) .Asosiasi
Psikiatri Amerika. Seluruh hak cipta.)

pengunduran diri. Mereka sering terlihat menyendiri, namun orang-orang seperti itu terkadang
dapat membayangkan, mengembangkan, dan memberikan kepada dunia ide-ide yang benar-
benar orisinal dan kreatif.
Perbedaan diagnosa
Gangguan kepribadian skizoid dibedakan dari skizofrenia, gangguan delusi, dan gangguan afektif dengan ciri
psikotik berdasarkan periode dengan gejala psikotik positif, seperti delusi dan halusinasi pada yang terakhir.
Meskipun pasien dengan gangguan kepribadian paranoid memiliki banyak kesamaan dengan mereka yang
memiliki gangguan kepribadian skizoid, yang pertama menunjukkan lebih banyak keterlibatan sosial, riwayat
perilaku verbal yang agresif, dan kecenderungan yang lebih besar untuk memproyeksikan perasaan mereka
kepada orang lain. Jika juga dibatasi secara emosional, pasien dengan gangguan kepribadian obsesif
kompulsif dan penghindaran mengalami kesepian sebagai disforik, memiliki sejarah yang lebih kaya tentang
hubungan objek masa lalu, dan tidak terlalu terlibat dalam lamunan autistik. Teo dengan rewel, Perbedaan
utama antara pasien dengan gangguan kepribadian skizotipal dan satu dengan gangguan kepribadian skizoid
adalah bahwa pasien yang skizotipal lebih mirip dengan pasien dengan skizofrenia dalam keanehan persepsi,
pikiran, perilaku, dan komunikasi. Pasien dengan gangguan kepribadian menghindar terisolasi tetapi sangat
ingin berpartisipasi dalam aktivitas, karakteristik yang tidak ada pada mereka dengan gangguan kepribadian
skizoid. Gangguan kepribadian skizoid dibedakan dari gangguan autistik dan sindrom Asperger oleh
gangguan interaksi sosial dan perilaku stereotip serta minat yang lebih parah daripada kedua gangguan
tersebut. Pasien dengan gangguan kepribadian menghindar terisolasi tetapi sangat ingin berpartisipasi dalam
aktivitas, karakteristik yang tidak ada pada mereka dengan gangguan kepribadian skizoid. Gangguan
kepribadian skizoid dibedakan dari gangguan autistik dan sindrom Asperger oleh gangguan interaksi sosial
dan perilaku stereotip serta minat yang lebih parah daripada kedua gangguan tersebut. Pasien dengan
gangguan kepribadian menghindar terisolasi tetapi sangat ingin berpartisipasi dalam aktivitas, karakteristik
yang tidak ada pada mereka dengan gangguan kepribadian skizoid. Gangguan kepribadian skizoid dibedakan
dari gangguan autistik dan sindrom Asperger oleh gangguan interaksi sosial dan perilaku stereotip serta
minat yang lebih parah daripada kedua gangguan tersebut.
Kursus dan Prognosis
Onset gangguan kepribadian skizoid biasanya terjadi pada anak
usia dini atau remaja. Seperti semua gangguan kepribadian,
gangguan kepribadian skizoid bertahan lama tetapi tidak harus
seumur hidup. Proporsi pasien yang mengalami skizofrenia adalah
unknmemiliki.
Perlakuan
Psikoterapi.Perawatan pasien dengan gangguan kepribadian
skizoid mirip dengan pasien dengan gangguan kepribadian
paranoid. Penderita skizoid cenderung introspeksi; namun,
kecenderungan ini konsisten dengan harapan psikoterapis, dan
pasien seperti itu mungkin menjadi pasien yang setia, jika jauh,.
Saat kepercayaan berkembang, pasien skizoid mungkin, dengan
sangat gentar, mengungkapkan sejumlah besar fantasi, teman
imajiner, dan ketakutan akan ketergantungan yang tak tertahankan
bahkan untuk bergabung dengan terapis.
Dalam pengaturan terapi kelompok, pasien dengan gangguan
kepribadian skizoid mungkin diam untuk waktu yang lama; meskipun
demikian, mereka menjadi terlibat. Pasien harus dilindungi dari
serangan agresif oleh anggota kelompok karena kecenderungan
mereka untuk diam. Seiring waktu, anggota kelompok menjadi penting
bagi pasien skizoid dan dapat memberikan satu-satunya kontak sosial
dalam keberadaan mereka yang terisolasi.
Farmakoterapi.Farmakoterapi dengan dosis kecil antipsikotik,
antidepresan, dan psikostimulan telah menguntungkan beberapa
pasien. Agen serotonergik dapat membuat
https://kat.cr/user/Blink99/
Bab 2 2: Kepribadian Disorders 747
pasien kurang sensitif terhadap penolakan. Benzodiazepin dapat membantu
mengurangi kecemasan interpersonal.
SCH IZOTYPAL KEPRIBADIAN DI SORDER
Orang dengan gangguan kepribadian skizotipal sangat aneh
atau aneh, bahkan bagi orang awam. Pemikiran magis, gagasan
aneh, ide referensi, ilusi, dan derealisasi adalah bagian dari
dunia sehari-hari orang skizotipal.
Epidemiologi
Gangguan kepribadian skizotipal terjadi pada sekitar 3 persen populasi.
rasio jenis kelamin adalahunknmemiliki; namun, sering didiagnosis pada
wanita dengan sindrom X rapuh. DSM-5 menunjukkan gangguan ini
mungkin sedikit lebih umum pada pria. Sebuah asosiasi yang lebih
besar dari kasus ada di antara kerabat biologis pasien dengan
skizofrenia daripada di antara peserta kontrol dan insiden yang lebih
tinggi di antara kembar monozigot daripada di antara kembar dizigotik
(33 persen vs 4 persen dalam satu penelitian).
Etiologi
Studi adopsi, keluarga, dan kembar menunjukkan
peningkatan prevalensi fitur skizotipal dalam keluarga
pasien skizofrenia, terutama ketika fitur skizotipal tidak
terkait dengan gejala afektif komorbiditas.
Diagnosa
Gangguan kepribadian skizotipal didiagnosis berdasarkan kekhasan
pasien dalam berpikir, berperilaku, dan berpenampilan. Mengambil
anamnesis mungkin sulit karena cara pasien berkomunikasi yang
tidak biasa. Kriteria diagnostik DSM-5 untuk gangguan kepribadian
skizotipal diberikan pada Tabel 22-3.
Fitur awal Cl
Pasien dengan gangguan kepribadian skizotipal menunjukkan pemikiran dan
komunikasi yang terganggu. Meskipun gangguan pikiran jujur tidak ada,
ucapan mereka mungkin khas atau aneh, mungkin hanya memiliki arti bagi
mereka, dan seringkali membutuhkan interpretasi. Seperti halnya pasien dengan
skizofrenia, mereka yang mengalami gangguan kepribadian skizotipal mungkin
tidak mengetahui perasaan mereka sendiri namun sangat peka terhadap, dan
menyadari, perasaan orang lain, terutama pengaruh negatif seperti kemarahan.
Pasien-pasien ini mungkin percaya takhayul atau mengklaim kekuatan
clairvoyance dan mungkin percaya bahwa mereka memiliki kekuatan pemikiran
dan wawasan khusus lainnya. Dunia batin mereka mungkin dipenuhi dengan
hubungan imajiner yang jelas dan ketakutan serta fantasi seperti anak kecil.
Mereka mungkin mengakui ilusi persepsi atau makropsia dan mengakui bahwa
orang lain tampak kaku dan semuanya sama.
Karena orang dengan gangguan kepribadian skizotipal memiliki
hubungan interpersonal yang buruk dan mungkin bertindak tidak tepat,
mereka terisolasi dan memiliki sedikit, jika ada, teman. Pasien mungkin
menunjukkan ciri-ciri gangguan kepribadian ambang, dan memang, kedua
diagnosis dapat dibuat. Di bawah tekanan, pasien dengan gangguan
kepribadian skizotipal dapat mengalami dekompensasi dan memiliki gejala
psikotik, tetapi ini biasanya singkat. Pasien dengan kasus gangguan yang
parah dapat menunjukkan anhedonia dan depresi berat.
748 Bab2 2 :Gangguan Kepribadian
Tabel 22-3
Kriteria Diagnostik DSM-5 untuk Gangguan
Kepribadian Skizotipal
A. Pola pervasif dari defisit sosial dan interpersonal yang ditandai
dengan ketidaknyamanan akut dengan, dan berkurangnya
kapasitas untuk, hubungan dekat serta oleh distorsi kognitif atau
persepsi dan eksentrisitas perilaku, dimulai pada masa dewasa awal
dan hadir dalam berbagai konteks , seperti yang ditunjukkan oleh
lima (atau lebih) berikut ini:
1 .Ide referensi (tidak termasuk delusi referensi).
2 .Keyakinan aneh atau pemikiran magis yang memengaruhi
perilaku dan tidak sesuai dengan norma subkultural (mis.
takhayul, kepercayaan pada clai rvoyance, telepati, atau
"indra keenam"; pada anak-anak dan remaja, fantasi
atau keasyikan yang aneh).
3 .Pengalaman persepsi yang tidak biasa, termasuk penggunaan tubuh
yang sakit.
4.Tinta atau ucapan yang aneh (misalnya, tidak jelas, tidak
langsung, metaforis, terlalu rumit, atau stereotip).
5 . Kecurigaan atau ide paranoid.
6.Afek yang tidak tepat atau terbatas.
7.Perilaku atau penampilan yang aneh, eksentrik, atau
aneh.
8.Kurangnya teman dekat atau orang kepercayaan selain kerabat
tingkat pertama.
9.Kecemasan sosial yang berlebihan yang tidak berkurang dengan
keakraban dan cenderung dikaitkan dengan ketakutan
paranoid daripada penilaian negatif tentang diri sendiri.
B. Tidak terjadi secara eksklusif selama perjalanan
skizofrenia, gangguan bipolar atau gangguan depresi
dengan ciri psikotik, gangguan psikotik lain, atau
gangguan spektrum autisme.
Catatan:Jika kriteria terpenuhi sebelum onset skizofrenia,
tambahkan "premorbid", yaitu, "gangguan kepribadian skizotipal
(premorbid)."
(Dicetak ulang dengan izin dariManual Diagnostik dan Statistik
dari Gangguan Mental,Edisi Kelima (Hak Cipta© 2001 3) .Asosiasi
Psikiatri Amerika. Seluruh hak cipta.)
Perbedaan diagnosa
Secara teoritis, orang dengan gangguan kepribadian skizotipal dapat
dibedakan dari orang-orang dengan gangguan kepribadian skizoid dan
penghindaran dengan adanya keanehan dalam perilaku, pemikiran,
persepsi, dan komunikasi mereka dan mungkin dengan riwayat
keluarga skizofrenia yang jelas. Pasien dengan gangguan schizotypal
per sonality dapat dibedakan dari mereka dengan schizo phrenia
dengan tidak adanya psikosis. Jika gejala psikotik muncul, gejalanya
singkat dan terpisah-pisah. Beberapa pasien memenuhi kriteria untuk
gangguan kepribadian skizotipal dan gangguan kepribadian bor
derline. Pasien dengan gangguan kepribadian paranoid ditandai
dengan kecurigaan tetapi tidak memiliki perilaku yang aneh dari pasien
dengan gangguan kepribadian skizotipal.
Kursus dan Prognosis
Menurut pemikiran klinis saat ini, skizotipe adalah kepribadian
premorbid pasien dengan skizofrenia. Beberapa, bagaimanapun,
mempertahankan kepribadian skizotipal yang stabil sepanjang hidup
mereka dan menikah dan bekerja, terlepas dari keanehan mereka.
Sebuah studi jangka panjang oleh Thomas McGlashan melaporkan
bahwa 10 persen dari mereka dengan gangguan kepribadian skizotipal
akhirnya melakukan bunuh diri.
Perlakuan
Psikoterapi. Prinsip-prinsip pengobatan skizotipal
gangguan kepribadian tidak berbeda dari gangguan kepribadian skizoid,
tetapi dokter harus menangani yang pertama secara sensitif. Pasien-pasien
ini memiliki pola pikir yang aneh, dan beberapa terlibat dalam pemujaan,
praktik keagamaan yang aneh, dan okultisme. Terapis tidak boleh
menertawakan aktivitas semacam itu atau menghakimi secara mental
tentang keyakinan atau aktivitas ini.
Farmakoterapi.Obat antipsikotik mungkin berguna dalam
menangani ide-ide referensi, ilusi, dan gejala lain dari
gangguan dan dapat digunakan bersama dengan
psikoterapi. Antidepresan berguna ketika komponen depresi
dari kepribadian hadir.
GANGGUAN KEPRIBADIAN ANTISOSIAL
Gangguan kepribadian antisosial adalah ketidakmampuan untuk menyesuaikan
diri dengan norma-norma sosial yang biasanya mengatur banyak aspek perilaku
remaja dan dewasa seseorang. Meskipun ditandai dengan tindakan antisosial
atau kriminal yang terus menerus, gangguan tersebut tidak identik dengan
kriminalitas.
Epidemiologi
Tingkat prevalensi 12 bulan dari gangguan kepribadian antisosial adalah
antara 0,2 dan3persen menurut DSM-5. Ini lebih sering terjadi di daerah
perkotaan yang miskin dan di antara penduduk yang berpindah-pindah di
daerah ini. Prevalensi tertinggi gangguan kepribadian antisosial ditemukan
di antara sampel pria yang paling parah dengan gangguan penggunaan
alkohol (lebih dari 70 persen) dan di populasi penjara, di mana
prevalensinya mungkin setinggi 75 persen. Ini jauh lebih umum pada pria
daripada wanita. Anak laki-laki dengan gangguan tersebut berasal dari
keluarga yang lebih besar daripada anak perempuan dengan gangguan
tersebut. Onset gangguan adalah sebelum usia 15 tahun. Anak perempuan
biasanya memiliki gejala sebelum pubertas dan anak laki-laki bahkan lebih
awal. Sebuah pola keluarga hadir; gangguan ini lima kali lebih umum di
antara kerabat tingkat pertama pria dengan gangguan dibandingkan di
antara peserta kontrol.
Diagnosa
Pasien dengan gangguan kepribadian antisosial dapat menipu bahkan dokter
yang paling berpengalaman sekalipun. Dalam sebuah wawancara, pasien dapat
terlihat tenang dan kredibel, tetapi di balik veneer (atau, menggunakan istilah
Hervey Cleckley,topeng kewarasan)mengintai ketegangan, permusuhan, lekas
marah, dan kemarahan. Sebuah wawancara stres, di mana pasien dengan penuh
semangat dihadapkan dengan inkonsistensi dalam sejarah mereka, mungkin
diperlukan untuk mengungkapkan patologi.
Pemeriksaan diagnostik harus mencakup pemeriksaan neurologis
menyeluruh. Karena pasien sering menunjukkan hasil EEG abnormal dan
tanda-tanda neurologis lunak yang menunjukkan kerusakan otak minimal
pada masa kanak-kanak, temuan ini dapat digunakan untuk
mengkonfirmasi kesan klinis. Kriteria diagnostik DSM-5 tercantum dalam
Tabel 22-4.
Fitur Klinis
Pasien dengan gangguan kepribadian antisosial seringkali tampak
normal dan bahkan menarik dan menyenangkan. Sejarah mereka,

Tabel 22-4
Kriteria Diagnostik DSM-5 untuk Gangguan
Kepribadian Antisosial
A. Pola pengabaian dan pelanggaran hak orang lain yang meluas,
yang terjadi sejak usia1 5tahun, seperti yang ditunjukkan oleh
tiga (atau lebih) berikut ini:
1 . Kegagalan untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial sehubungan dengan perilaku
yang sah, seperti yang ditunjukkan dengan berulang kali melakukan tindakan kebohongan yang
menjadi dasar penangkapan.
2 . Kecurangan, seperti yang ditunjukkan dengan kebohongan berulang, penggunaan nama lain,
atau menghubungkan orang lain untuk keuntungan atau kesenangan pribadi.
3 .impulsif atau kegagalan untuk merencanakan ke depan.
4 .Iritabilitas dan agresivitas, seperti yang ditunjukkan oleh perkelahian atau
penyerangan fisik yang berulang.
5 .Ceroboh mengabaikan keselamatan diri sendiri atau orang lain.
6.Ketidak bertanggung jawab yang konsisten, seperti yang ditunjukkan oleh kegagalan
berulang untuk mempertahankan perilaku kerja yang konsisten atau
menghormati kewajiban finansial.
7.Kurangnya penyesalan, seperti yang ditunjukkan oleh ketidakpedulian
atau rasionalisasi telah menyakiti, dianiaya, atau dicuri dari orang lain.
B . Individu saya setidaknya berusia1 8bertahun-tahun.
C. Ada bukti gangguan perilaku dengan onset sebelum usia1 5
bertahun-tahun.
D. Terjadinya perilaku antisosial tidak hanya selama
perjalanan skizofrenia atau gangguan bipolar.
(Dicetak ulang dengan izin dariManual Diagnostik dan Statistik
dari Gangguan Jiwa,Edisi Kelima (Hak Cipta© 2001 3) .Asosiasi
Psikiatri Amerika. Seluruh hak cipta.)
namun, mengungkapkan banyak bidang fungsi kehidupan yang
tidak teratur. Berbohong, membolos, melarikan diri dari rumah,
pencurian, perkelahian, penyalahgunaan zat, dan aktivitas ilegal
adalah pengalaman khas yang dilaporkan pasien dimulai pada
masa kanak-kanak. Pasien-pasien ini sering membuat dokter lawan
jenis terkesan dengan aspek kepribadian mereka yang penuh
warna dan menggoda, tetapi dokter sesama jenis mungkin
menganggap mereka manipulatif dan menuntut. Pasien dengan
gangguan kepribadian antisosial tidak menunjukkan kecemasan
atau depresi, kekurangan yang mungkin tampak sangat tidak
sesuai dengan situasi mereka, meskipun ancaman bunuh diri dan
keasyikan somatik mungkin umum. Penjelasan mereka sendiri
tentang perilaku antisosial mereka membuatnya tampak tidak ada
artinya, tetapi isi mental mereka mengungkapkan tidak adanya
delusi dan tanda-tanda lain dari pemikiran irasional. Faktanya,
Orang dengan gangguan kepribadian antisosial sangat mewakili apa yang
disebut penipu. Mereka sangat manipulatif dan sering dapat membujuk orang
lain untuk berpartisipasi dalam skema untuk cara mudah menghasilkan uang
atau untuk mencapai ketenaran atau ketenaran. Skema-skema ini pada akhirnya
dapat membawa mereka yang tidak waspada pada kehancuran finansial atau
rasa malu sosial atau keduanya. Mereka dengan gangguan ini tidak mengatakan
yang sebenarnya dan tidak dapat dipercaya untuk melakukan tugas apa pun atau
mematuhi standar moralitas konvensional. Promiskuitas, pelecehan pasangan,
pelecehan anak, danmabukmengemudi adalah peristiwa umum dalam hidup
mereka. Temuan penting adalah kurangnya penyesalan atas tindakan ini; yaitu,
mereka tampaknya tidak memiliki hati nurani.
Perbedaan diagnosa
Gangguan kepribadian antisosial dapat dibedakan dari perilaku ilegal
karena gangguan kepribadian antisosial melibatkan banyak hal
https://kat.cr/user/Blink99/
Bab 22: Gangguan Kepribadian 749
bidang kehidupan seseorang. Ketika perilaku ilegal hanya untuk
keuntungan dan tidak disertai dengan ciri-ciri kepribadian yang kaku,
maladaptif, dan persisten dari gangguan kepribadian, itu
diklasifikasikan sebagai perilaku kriminal yang tidak terkait dengan
gangguan kepribadian menurut DSM-5.
Dorothy Lewis menemukan bahwa banyak dari orang-orang ini
memiliki gangguan neurologis atau mental yang tidak terlihat atau
tidak terdiagnosis. Lebih sulit adalah membedakan gangguan
kepribadian antisosial dari penyalahgunaan zat. Ketika
penyalahgunaan zat dan perilaku antisosial dimulai pada masa
kanak-kanak dan berlanjut hingga kehidupan dewasa, kedua
gangguan tersebut harus didiagnosis. Namun, ketika perilaku
antisosial jelas-jelas sekunder akibat penyalahgunaan alkohol
pramorbid atau penyalahgunaan zat lain, diagnosis gangguan
kepribadian antisosial tidak dibenarkan.
Dalam mendiagnosis gangguan kepribadian antisosial, dokter
harus menyesuaikan efek distorsi status sosial ekonomi, latar belakang
budaya, dan jenis kelamin. Lebih lanjut, diagnosis gangguan
kepribadian antisosial tidak dapat dibenarkan jika disabilitas intelektual,
skizofrenia, atau mania dapat menjelaskan gejalanya.
Kursus dan Prognosis
Ketika gangguan kepribadian antisosial berkembang, ia berjalan tanpa
henti, dengan puncak perilaku antisosial biasanya terjadi pada masa
remaja akhir. Prognosisnya bervariasi. Beberapa laporan menunjukkan
bahwa gejala berkurang seiring bertambahnya usia. Banyak pasien
mengalami gangguan somatisasi dan berbagai keluhan fisik. Gangguan
depresi, gangguan penggunaan alkohol, dan penyalahgunaan zat
lainnya sering terjadi.
Perlakuan
Psikoterapi.Jika pasien dengan gangguan kepribadian antisosial tidak dapat
bergerak (misalnya, ditempatkan di rumah sakit), mereka sering menerima
psikoterapi. Ketika pasien merasa bahwa mereka berada di antara teman
sebaya, kurangnya motivasi mereka untuk berubah menghilang. Mungkin
karena alasan ini, kelompok swadaya lebih bermanfaat daripada penjara
dalam mengurangi gangguan tersebut.
Sebelum pengobatan dapat dimulai,tegasbatas sangat penting.
Terapis harus menemukan cara untuk menangani perilaku merusak diri
pasien. Dan untuk mengatasi ketakutan pasien akan keintiman, terapis
harus menggagalkan keinginan pasien untuk lari dari pertemuan
manusia yang jujur.Dimelakukannya, terapis menghadapi tantangan
memisahkan kontrol dari hukuman dan memisahkan bantuan dan
konfrontasi dari isolasi sosial dan retribusi.
Farmakoterapi.Farmakoterapi digunakan untuk menangani gejala-
gejala yang melumpuhkan seperti kecemasan, kemarahan, dan depresi,
tetapi karena pasien sering kali merupakan penyalahguna zat, obat-
obatan harus digunakan dengan bijaksana. Jika pasien menunjukkan
bukti gangguan attention-deficit/hyperactivity, psikostimulan seperti
methylphenidate (Ritalin) mungkin berguna. Upaya telah dilakukan
untuk mengubah metabolisme katekolamin dengan obat-obatan dan
untuk mengontrol perilaku impulsif dengan obat antiepilepsi, misalnya,
carbamazepine (Tegretol) atau valproate (Depakote), terutama jika
bentuk gelombang abnormal dicatat padaEEG. /3-Antagonis reseptor
adrenergik telah digunakan untuk mengurangi agresi.
750 Bab2 2 :Gangguan Kepribadian
GANGGUAN KEPRIBADIAN AMBANG
Pasien dengan gangguan kepribadian ambang berdiri di
perbatasan antara neurosis dan psikosis, dan mereka dicirikan
oleh afek yang luar biasa tidak stabil, suasana hati, perilaku,
hubungan objek, dan citra diri. Gangguan itu juga disebut
skizofrenia rawat jalan, as-ifpersonality (istilah yang diciptakan
oleh Helene Deutsch),skizofrenia pseudoneurotik (dijelaskan
oleh Paul Hoch dan Phillip Politan), dangangguan karakter
psikotik (dijelaskan oleh John Frosch). Revisi ke-10 dariKlasifikasi
Penyakit Antar Negara10 (ICD-10) menggunakan istilah
gangguan kepribadian emosional yang tidak stabil.
Epidemiologi
Tidak ada studi prevalensi definitif yang tersedia, tetapi gangguan
kepribadian ambang diperkirakan terjadi pada sekitar 1 hingga 2 persen
populasi dan dua kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada
pria.Sebuahpeningkatan prevalensi gangguan depresi mayor, gangguan
penggunaan alkohol, dan penyalahgunaan zat ditemukan pada kerabat
tingkat pertama orang dengan gangguan kepribadian ambang.
Diagnosa
Menurut DSM-5, diagnosis gangguan kepribadian ambang dapat dibuat
pada awal masa dewasa ketika pasien menunjukkan setidaknya lima kriteria
yang tercantum dalam Tabel 22-5. Studi biologis dapat membantu dalam
diagnosis; beberapa pasien dengan gangguan kepribadian ambang
menunjukkan latensi REM yang lebih pendek dan kontinuitas tidur
Tabel 22-5
Kriteria Diagnostik DSM-5 untuk Gangguan
Kepribadian Borderline
Pola meresap dari ketidakstabilan hubungan interpersonal,
citra diri, dan afek, dan impulsivitas yang ditandai, dimulai pada
masa dewasa awal dan hadir dalam berbagai konteks, seperti
yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut ini:
1 .Upaya panik untuk menghindari pengabaian yang nyata atau yang dibayangkan.
(Catatan:Jangan sertakan perilaku bunuh diri atau bunuh diri yang
tercakup dalam Kriteria5) .
2.Pola hubungan interpersonal yang tidak stabil
dan intens yang dicirikan oleh pergantian antara
ekstrem idealisasi dan devaluasi.
3 .Gangguan identitas: citra diri atau perasaan diri yang tidak stabil
secara nyata dan terus-menerus.
4.Impulsivitas di setidaknya dua area yang berpotensi merusak diri
sendiri (misalnya, belanja, seks, penyalahgunaan zat, mengemudi
sembrono, makan berlebihan). (Catatan:Jangan sertakan perilaku
bunuh diri atau bunuh diri yang tercakup dalam Kriteria5 . )
5 .Perilaku bunuh diri berulang, gerak tubuh, atau ancaman, atau perilaku
melukai diri sendiri.
6.Ketidakstabilan afektif karena reaktivitas suasana hati yang nyata
(misalnya, disforia episodik yang intens, iritabilitas, atau kecemasan
yang biasanya berlangsung beberapa jam dan jarang lebih dari
beberapa hari).
7.Biaya kronis dari kekosongan.
8.Saya tidur siang, kemarahan yang intens atau kesulitan mengendalikan amarah
(misalnya, sering menunjukkan kemarahan, kemarahan terus-menerus,
perkelahian fisik berulang).
9. Ide paranoid sementara yang berhubungan dengan stres atau
gejala disosiatif yang parah.
(Dicetak ulang dengan izin dariManual Diagnostik dan Statistik
dari Gangguan Mental,Edisi Kelima (Hak Cipta© 2001 3) .Asosiasi
Psikiatri Amerika. Seluruh hak cipta.)
gangguan, hasil DST abnormal, dan hasil tes hormon pelepas tirotropin
abnormal. Perubahan tersebut, bagaimanapun, juga terlihat pada
beberapa pasien dengan gangguan depresi.
Fitur Klinis
Orang dengan gangguan kepribadian ambang hampir selalu tampak dalam
keadaan krisis. Perubahan suasana hati adalah hal biasa. Pasien dapat
menjadi argumentatif pada satu saat, depresi berikutnya, dan kemudian
mengeluh tidak memiliki perasaan. Pasien dapat mengalami episode
psikotik berumur pendek (disebutepisode mikropsikotik)alih-alih gangguan
psikotik total, dan gejala psikotik pasien ini hampir selalu terbatas, cepat
berlalu, atau meragukan. Perilaku pasien dengan gangguan kepribadian
ambang sangat tidak terduga, dan pencapaiannya jarang pada tingkat
kemampuannya. Sifat menyakitkan dari kehidupan mereka tercermin dalam
tindakan merusak diri yang berulang-ulang. Pasien tersebut mungkin
menyayat pergelangan tangan mereka dan melakukan mutilasi diri lainnya
untuk mendapatkan bantuan dari orang lain, untuk mengekspresikan
kemarahan, atau untuk membuat diri mereka mati rasa karena pengaruh
yang luar biasa.
Karena mereka merasa tergantung dan bermusuhan, orang dengan
gangguan ini memiliki hubungan interpersonal yang kacau. Mereka dapat
bergantung pada orang-orang yang dekat dengan mereka dan, ketika
frustrasi, dapat mengungkapkan kemarahan yang sangat besar terhadap
teman-teman dekat mereka. Pasien dengan gangguan kepribadian ambang
tidak dapat mentolerir kesendirian, dan mereka lebih suka mencari
persahabatan dengan panik, betapapun tidak memuaskannya, daripada
ditemani. Untuk meredakan kesepian, jika hanya untuk waktu yang singkat,
mereka menerima orang asing sebagai teman atau berperilaku bebas.
Mereka sering mengeluh tentang perasaan kosong dan kebosanan kronis
dan kurangnya rasa identitas yang konsisten (difusi identitas); ketika
ditekan, mereka sering mengeluh tentang betapa tertekannya mereka
biasanya, meskipun ada kesibukan lain yang mempengaruhi.
Otto Kemberg menjelaskan mekanisme pertahanan identifikasi projektif
yang terjadi pada pasien dengan gangguan kepribadian ambang. Dalam
mekanisme pertahanan primitif ini, aspek-aspek diri yang tidak dapat
ditoleransi diproyeksikan ke aspek lain; orang lain dibujuk untuk
memainkan peran yang diproyeksikan, dan kedua orang itu bertindak
serempak. Terapis harus menyadari proses ini sehingga mereka dapat
bertindak netral terhadap pasien tersebut.
Kebanyakan terapis setuju bahwa pasien ini menunjukkan
kemampuan penalaran biasa pada tes terstruktur, seperti Skala
Kecerdasan Dewasa Wechsler, dan menunjukkan proses menyimpang
hanya pada tes proyektif tidak terstruktur, seperti tes Rorschach.
Secara fungsional, pasien dengan gangguan kepribadian ambang
mendistorsi hubungan mereka dengan menganggap setiap orang baik
atau buruk. Mereka melihat orang sebagai nurturing figur keterikatan
atau sebagai kebencian, figur sadis yang merampas kebutuhan
keamanan mereka dan mengancam mereka dengan pengabaian setiap
kali mereka merasa tergantung. Akibat perpecahan ini, orang baik
diidealkan dan orang jahat direndahkan. Pergeseran kesetiaan dari
satu orang atau kelompok ke orang lain sering terjadi. Beberapa dokter
menggunakan konsep panphobia, panan xiety, panambivalensi, dan
seksualitas kacau untuk menggambarkan karakteristik pasien ini.
Perbedaan diagnosa
Gangguan ini dibedakan dari skizofrenia atas dasar bahwa pasien
dengan kepribadian ambang tidak memiliki waktu yang lama

episode psikotik, gangguan pikiran, dan tanda-tanda schizo phrenic
klasik lainnya. Pasien dengan gangguan kepribadian skizotipal
menunjukkan keanehan dalam berpikir, ide aneh, dan ide referensi
yang berulang. Mereka dengan gangguan kepribadian paranoid
ditandai dengan kecurigaan yang ekstrim. Pasien dengan gangguan
kepribadian ambang umumnya memiliki perasaan kosong yang kronis
dan episode psikotik yang berumur pendek; mereka bertindak impulsif
dan menuntut hubungan yang luar biasa; mereka mungkin memutilasi
diri mereka sendiri dan melakukan upaya bunuh diri yang manipulatif.
Kursus dan Prognosis
Gangguan kepribadian ambang cukup stabil; pasien berubah
sedikit dari waktu ke waktu. Studi longitudinal tidak menunjukkan
perkembangan menuju skizofrenia, tetapi pasien memiliki insiden
episode gangguan depresi mayor yang tinggi. Diagnosis biasanya
dibuat sebelum usia 40 tahun, ketika pasien mencoba untuk
membuat pilihan pekerjaan, perkawinan, dan lainnya dan tidak
mampu menghadapi tahap normal dari siklus hidup.
Perlakuan
Psikoterapi.Psikoterapi untuk pasien dengan gangguan
kepribadian ambang merupakan bidang penyelidikan intensif dan
telah menjadi pengobatan pilihan. Untuk hasil terbaik,
farmakoterapi telah ditambahkan ke rejimen pengobatan.
Psikoterapi sulit bagi pasien dan terapis. Pasien dengan mudah
mundur, bertindak berdasarkan impuls mereka, dan menunjukkan
transferensi negatif atau positif yang labil atau tetap, yang sulit untuk
dianalisis. Identifikasi proyektif juga dapat menyebabkan masalah kontra
transferensi ketika terapis tidak menyadari bahwa pasien secara tidak sadar
mencoba untuk memaksa mereka untuk melakukan perilaku tertentu.
Mekanisme pertahanan yang membelah menyebabkan pasien saling
mencintai dan membenci terapis dan orang lain di lingkungannya.
Pendekatan yang berorientasi pada kenyataan lebih efektif daripada
interpretasi mendalam atas ketidaksadaran.
Terapis telah menggunakan terapi perilaku untuk mengontrol impuls pasien dan
ledakan kemarahan dan untuk mengurangi kepekaan mereka terhadap kritik dan
penolakan. Pelatihan keterampilan sosial, terutama dengan pemutaran kaset video,
membantu pasien untuk melihat bagaimana tindakan mereka mempengaruhi orang
lain dan dengan demikian meningkatkan perilaku interpersonal mereka.
Pasien dengan gangguan kepribadian ambang sering berhasil
dalam pengaturan rumah sakit di mana mereka menerima psikoterapi
intensif baik secara individu maupun kelompok. Di rumah sakit, mereka
juga dapat berinteraksi dengan anggota staf terlatih dari berbagai
disiplin ilmu dan dapat diberikan terapi okupasi, rekreasional, dan
kejuruan. Program-program tersebut sangat membantu ketika
lingkungan rumah merugikan rehabilitasi pasien karena konflik
intrafamilial atau tekanan lain, seperti kekerasan orang tua. Dalam
lingkungan rumah sakit yang terlindungi, pasien yang impulsif,
merusak diri sendiri, atau melukai diri sendiri dapat diberikan batasan,
dan tindakan mereka dapat diamati. Dalam keadaan ideal, pasien tetap
di rumah sakit sampai mereka menunjukkan perbaikan yang nyata,
hingga1tahun dalam beberapa kasus. Pasien kemudian dapat
dipulangkan ke sistem pendukung khusus, seperti rumah sakit siang,
rumah sakit malam, dan rumah singgah.
TERAPI PERILAKU DIALEKTIK.Suatu bentuk psikoterapi
tertentu yang disebut terapi perilaku dialektik (DBT) telah
https://kat.cr/user/Blink99/
Bab 2 2: Kepribadian Disorders 751
digunakan untuk pasien dengan gangguan kepribadian ambang, terutama
mereka yang memiliki perilaku parasuicidal, seperti sering memotong. Untuk
pembahasan lebih lanjut tentang DBT, lihat Bagian 29.5 di Bab 29.
PERAWATAN BERBASIS MENTALISASI.Jenis psikoterapi lain untuk
gangguan kepribadian ambang disebut terapi berbasis mentalisasi
(MBT). Mentalisasi adalah konstruksi sosial yang memungkinkan
seseorang untuk memperhatikan keadaan mental diri sendiri dan orang
lain; itu berasal dari kesadaran seseorang akan proses mental dan
keadaan subjektif yang muncul dalam tindakan antar interpersonal.
MBT didasarkan pada teori bahwa gejala kepribadian ambang, seperti
kesulitan mengatur emosi dan mengelola impulsif, adalah akibat dari
berkurangnya kapasitas pasien untuk berhubungan dengan pria.
Dengan demikian, diyakini bahwa pemulihan mentalisasi membantu
pasien membangun keterampilan hubungan saat mereka belajar
mengatur pikiran dan perasaan mereka dengan lebih baik. MBT
ditemukan efektif untuk gangguan kepribadian ambang dalam
beberapa percobaan penelitian terkontrol secara acak.
PSIKOTERAPI BERFOKUS TRANSFERENSI.Psikoterapi yang berfokus pada
transferensi (TFP) adalah bentuk psikoterapi psikodinamik yang dimodifikasi
yang digunakan untuk pengobatan gangguan kepribadian ambang yang
didasarkan pada teori hubungan objek Otto Kemberg. Terapis bergantung
pada dua proses utama dalam bekerja dengan pasien: Yang pertama adalah
klarifikasi, di mana transferensi dianalisis lebih langsung daripada dalam
psikoterapi tradisional sehingga pasien dengan cepat menyadari distorsinya
tentang terapis. Yang kedua adalah konfrontasi, dimana terapis
menunjukkan bagaimana distorsi transferensial ini mengganggu hubungan
interpersonal terhadap orang lain (objek). Mekanisme splitting yang
digunakan oleh pasien borderline ditandai dengan memiliki objek yang baik
dan objek yang buruk dan digunakan sebagai pertahanan terhadap
kecemasan. Jika terapi berhasil, kemudian kebutuhan untuk pemisahan
berkurang, hubungan objek ditingkatkan, dan tingkat fungsi yang lebih
normal tercapai. Studi yang membandingkan TFP, DBT, psikoterapi
psikodinamik, dan psikoterapi suportif menunjukkan bahwa semuanya
berguna dan semuanya menunjukkan tingkat keberhasilan yang berbeda-
beda. Sampai saat ini, tidak ada konsensus yang dicapai mengenai mana,
jika ada, di antara mereka yang lebih unggul dari yang lain.
Farmakoterapi.Farmakoterapi berguna untuk menangani ciri-
ciri kepribadian tertentu yang mengganggu fungsi keseluruhan
pasien. Antipsikotik telah digunakan untuk mengontrol kemarahan,
permusuhan, dan episode psikotik singkat. Antidepresan
meningkatkan mood depresi yang umum pada pasien dengan
gangguan kepribadian garis batas. Inhibitor MAO (MAOis) telah
berhasil memodulasi perilaku impulsif pada beberapa pasien.
Benzodiazepin, terutama alprazolam (Xanax), membantu
kecemasan dan depresi, tetapi beberapa pasien menunjukkan
disinhibisi dengan kelas obat ini. Antikonvulsan, seperti
carbamazepine, dapat meningkatkan fungsi global untuk beberapa
pasien. Agen serotonergik seperti inhibitor reuptake serotonin
selektif (SSRis) telah membantu dalam beberapa kasus.
HI STRION IC PERSONAL ITY DI SORDER
Orang dengan gangguan kepribadian histrionik sangat bersemangat dan emosional
serta berperilaku dalam gaya yang penuh warna, dramatis, dan ekstrovert. Namun,
yang menyertai aspek flamboyan mereka seringkali merupakan ketidakmampuan
untuk mempertahankan keterikatan yang dalam dan tahan lama.
752 Bab2 2 :Gangguan Kepribadian
Epidemiologi
Data terbatas dari studi populasi umum menunjukkan prevalensi
gangguan kepribadian histrionik sekitar 1 hingga3persen. Tingkat
sekitar 10 sampai 15 persen telah dilaporkan dalam pengaturan
kesehatan mental rawat inap dan rawat jalan ketika penilaian
terstruktur digunakan. Gangguan ini didiagnosis lebih sering pada
wanita daripada pria. Beberapa penelitian telah menemukan hubungan
dengan gangguan somatisasi dan gangguan penggunaan alkohol.
Diagnosa
Diwawancara, pasien dengan gangguan kepribadian histrionik
umumnya kooperatif dan ingin memberikan sejarah rinci. Gestur dan
tanda baca yang dramatis dalam percakapan mereka adalah hal biasa;
mereka mungkin sering menyelipkan lidah, dan bahasa mereka penuh
warna. Tampilan afektif adalah umum, tetapi ketika ditekan untuk
mengakui perasaan tertentu (misalnya, kemarahan, kesedihan, dan
keinginan seksual), mereka mungkin merespons dengan kejutan,
kemarahan, atau penolakan. Hasil pemeriksaan kognitif biasanya
normal, meskipun kurangnya ketekunan dapat ditunjukkan pada tugas
aritmatika atau konsentrasi, dan kelupaan pasien terhadap materi yang
sarat pengaruh mungkin mencengangkan. Kriteria diagnostik DSM-5
tercantum dalam Tabel22-6.
Fitur Klinis
Orang dengan gangguan kepribadian histrionik menunjukkan perilaku mencari
perhatian tingkat tinggi. Mereka cenderung membesar-besarkan pikiran dan
perasaan mereka dan membuat segalanya terdengar lebih penting daripada
yang sebenarnya. Mereka menunjukkan temper tantrufs, air mata, dan tuduhan
ketika mereka tidak menjadi pusat perhatian atau tidak menerima pujian atau
persetujuan.
Perilaku menggoda umum terjadi pada kedua jenis kelamin. Fantasi
seksual tentang orang yang melibatkan pasien adalah hal biasa,
Tabel 22.6
Kriteria Diagnostik DSM-5 untuk Gangguan
Kepribadian Histrionik
Pola pervasif dari emosi dan perhatian yang berlebihan
mencari, dimulai pada masa dewasa awal dan hadir dalam
berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih)
berikut ini:
1 .Saya merasa tidak nyaman dalam situasi di mana dia
bukan pusat perhatian.
2 . Interaksi dengan orang lain sering ditandai dengan perilaku seksual
yang menggoda atau provokatif yang tidak pantas.
3 . D menampilkan perubahan cepat dan ekspresi emosi yang
rendah.
4.Secara konsisten menggunakan penampilan fisik untuk menarik perhatian pada diri
sendiri.
5 .Memiliki gaya bicara yang terlalu impresionistik dan
kurang detail.
6.Menunjukkan dramatisasi diri, teatrikal, dan ekspresi
emosi yang berlebihan.
7.Dapat disugesti (yaitu, mudah dipengaruhi oleh orang lain
atau keadaan).
8.Menganggap ips hubungan menjadi lebih intim daripada yang
sebenarnya.
(Dicetak ulang dengan izin dariManual Diagnostik dan Statistik
dari Gangguan Jiwa,Edisi Kelima (Hak Cipta© 2001 3) .Asosiasi
Psikiatri Amerika. Seluruh hak cipta.)
tetapi pasien tidak konsisten dalam mengungkapkan fantasi ini dan mungkin
malu-malu atau genit daripada agresif secara seksual. Faktanya, pasien histrionik
mungkin memiliki disfungsi psikoseksual; wanita mungkin anorgasmik, dan pria
mungkin impoten. Kebutuhan mereka akan kepastian tidak ada habisnya.
Mereka mungkin bertindak berdasarkan dorongan seksual mereka untuk
meyakinkan diri mereka sendiri bahwa mereka menarik bagi jenis kelamin lain.
Namun, hubungan mereka cenderung dangkal, dan mereka bisa menjadi sia-sia,
egois, dan berubah-ubah. Kebutuhan ketergantungan mereka yang kuat
membuat mereka terlalu percaya dan mudah tertipu.
Pertahanan utama pasien dengan gangguan kepribadian histrionik
adalah represi dan disosiasi. Dengan demikian, pasien tersebut tidak
menyadari perasaan mereka yang sebenarnya dan tidak dapat menjelaskan
motivasi mereka. Di bawah tekanan, pengujian realitas dengan mudah
menjadi terganggu.
Perbedaan diagnosa
Membedakan antara gangguan kepribadian histrionik dan
gangguan kepribadian bor derline sulit, tetapi pada gangguan
kepribadian ambang, upaya bunuh diri, difusi identitas, dan episode
psikotik singkat lebih mungkin terjadi. Meskipun kedua kondisi
dapat didiagnosis pada pasien yang sama, dokter harus
memisahkan keduanya. Gangguan somatisasi (sindrom Briquet)
dapat terjadi bersamaan dengan gangguan kepribadian histrionik.
Pasien dengan gangguan psikotik singkat dan gangguan disosiatif
mungkin memerlukan diagnosis gangguan kepribadian histrionik.
Kursus dan Prognosis
Seiring bertambahnya usia, orang dengan gangguan kepribadian histrionik
menunjukkan gejala yang lebih sedikit, tetapi karena mereka kekurangan energi
pada tahun-tahun sebelumnya, perbedaan jumlah gejala mungkin lebih terlihat
daripada nyata. Orang dengan gangguan ini adalah pencari sensasi, dan mereka
mungkin mendapat masalah dengan hukum, menyalahgunakan zat, dan
bertindak sembarangan.
Perlakuan
Psikoterapi.Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik seringkali tidak
menyadari perasaan mereka yang sebenarnya; klarifikasi perasaan batin
mereka adalah proses terapeutik yang penting. Psikoterapi berorientasi
psikoanalisis, baik kelompok atau individu, mungkin merupakan
pengobatan pilihan untuk gangguan kepribadian histrionik.
Farmakoterapi.Farmakoterapi dapat menjadi tambahan ketika
gejala ditargetkan (misalnya, penggunaan antidepresan untuk
depresi dan keluhan somatik, agen anti-kecemasan untuk
kecemasan, dan antipsikotik untuk derealisasi dan ilusi).
GANGGUAN KEPRIBADIAN NARSISTIK
Orang dengan gangguan kepribadian narsistik dicirikan oleh rasa
mementingkan diri sendiri yang tinggi, kurangnya empati, dan
perasaan keunikan yang berlebihan. Namun, di bawahnya, harga
diri mereka rapuh dan rentan terhadap kritik kecil sekalipun.
Epidemiologi
Menurut DSM-5, perkiraan prevalensi gangguan kepribadian
narsis berkisar dari kurang dari 1 hingga6persen

dalam sampel komunitas. Orang-orang dengan gangguan tersebut dapat memberikan
rasa kemahakuasaan, keagungan, keindahan, dan bakat yang tidak realistis kepada
anak-anak mereka; dengan demikian, keturunan dari orang tua tersebut mungkin
memiliki risiko lebih tinggi dari biasanya untuk mengembangkan gangguan itu sendiri.
Diagnosa
Tabel 22-7 memberikan kriteria diagnostik DSM-5 untuk gangguan
kepribadian narsistik.
Fitur Klinis
Orang dengan gangguan kepribadian narsistik memiliki rasa
mementingkan diri sendiri yang berlebihan; mereka menganggap
diri mereka istimewa dan mengharapkan perlakuan khusus. Rasa
hak mereka sangat mencolok. Mereka menangani kritik dengan
buruk dan mungkin menjadi marah ketika seseorang berani
mengkritik mereka, atau mereka mungkin tampak sama sekali tidak
peduli dengan kritik. Orang dengan gangguan ini menginginkan
cara mereka sendiri dan sering kali berambisi untuk mencapai
ketenaran dan keselarasan. Hubungan mereka lemah, dan mereka
dapat membuat orang lain marah karena penolakan mereka untuk
mematuhi aturan perilaku konvensional. Eksploitasi antarpribadi
adalah hal yang lumrah. Mereka tidak dapat menunjukkan empati,
dan mereka berpura-pura simpati hanya untuk mencapai tujuan
egois mereka sendiri. Karena harga diri mereka yang rapuh,
mereka rentan terhadap depresi. Kesulitan interpersonal, masalah
pekerjaan, penolakan,
Tabel 22-7
Kriteria Diagnostik DSM-5 untuk Gangguan
Kepribadian Narsistik
Pola kebesaran yang meresap (dalam fantasi atau perilaku),
kebutuhan akan kekaguman, dan kurangnya empati, dimulai pada
masa dewasa awal dan hadir dalam berbagai konteks, seperti yang
ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut:
1 .Memiliki rasa mementingkan diri sendiri yang berlebihan
(misalnya, melebih-lebihkan prestasi dan bakat,
berharap untuk diakui sebagai superior tanpa prestasi
yang sepadan).
2 .Disibukkan dengan fantasi kesuksesan yang tak terbatas, kekuasaan,
kecemerlangan, keindahan, atau cinta yang ideal.
3 .Percaya bahwa dia "istimewa" dan unik dan hanya dapat
dipahami oleh, atau harus bergaul dengan, orang (atau
institusi) khusus atau berstatus tinggi lainnya.
4.Membutuhkan jatah kekaguman yang berlebihan.
5 .Memiliki rasa memiliki (yaitu, harapan yang tidak masuk
akal atas perlakuan yang sangat disukai atau kepatuhan
otomatis terhadap harapannya).
6.Apakah secara interpersonal eksploitatif (yaitu, mengambil keuntungan
dari orang lain untuk mencapai tujuannya sendiri).
7.Kurang empati: tidak mau mengenali atau mengidentifikasi dengan
perasaan dan kebutuhan orang lain.
8.Sering iri pada orang lain atau percaya bahwa
orang lain iri padanya.
9.Menunjukkan perilaku atau sikap yang angkuh, angkuh.
(Dicetak ulang dengan izin dariManual Diagnostik dan Statistik
dari Gangguan Mental,Edisi Kelima (Hak Cipta© 2001 3) .Asosiasi
Psikiatri Amerika. Seluruh hak cipta.)
https://kat.cr/user/Blink99/
Bab22:Gangguan Kepribadian 753
Perbedaan diagnosa
Gangguan kepribadian ambang, histrionik, dan antisosial sering
menyertai gangguan kepribadian narsistik, sehingga diagnosis banding
sulit dilakukan. Pasien dengan gangguan kepribadian narsistik memiliki
kecemasan yang lebih sedikit dibandingkan dengan gangguan
kepribadian ambang; hidup mereka cenderung kurang kacau, dan
mereka cenderung mencoba bunuh diri. Pasien dengan gangguan
kepribadian antisosial memiliki riwayat perilaku impulsif, sering
dikaitkan dengan penyalahgunaan alkohol atau zat lain, yang sering
membuat mereka bermasalah dengan hukum. Pasien dengan
gangguan kepribadian histrionik menunjukkan ciri-ciri eksibisionisme
dan manipulatif interpersonal yang mirip dengan pasien dengan
gangguan kepribadian narsistik.
Kursus dan Prognosis
Gangguan kepribadian narsistik bersifat kronis dan sulit diobati. Pasien dengan
gangguan tersebut harus terus-menerus menghadapi pukulan terhadap
narsisme mereka yang dihasilkan dari perilaku mereka sendiri atau dari
pengalaman hidup. Penuaan ditangani dengan buruk; pasien menghargai
keindahan, kekuatan, dan atribut muda, yang mereka pegang secara tidak
pantas. Oleh karena itu, mereka mungkin lebih rentan terhadap krisis paruh
baya daripada kelompok lain.
Perlakuan
Psikoterapi.Karena pasien harus meninggalkan narsisme mereka untuk
membuat kemajuan, pengobatan gangguan kepribadian narsistik menjadi sulit.
Psikiater seperti Kemberg dan Heinz Kohut telah menganjurkan menggunakan
pendekatan psikoanalitik untuk mempengaruhi perubahan, tetapi banyak
penelitian diperlukan untuk memvalidasi diagnosis dan untuk menentukan
pengobatan terbaik. Beberapa dokter menganjurkan terapi kelompok untuk
pasien mereka sehingga mereka dapat belajar bagaimana berbagi dengan orang
lain dan, dalam keadaan yang ideal, dapat mengembangkan respons empatik
kepada orang lain.
Farmakoterapi.Lithium (Eskalith) telah digunakan dengan pasien yang
gambaran klinisnya termasuk perubahan suasana hati. Karena pasien
dengan gangguan kepribadian narsistik mentoleransi penolakan
dengan buruk dan rentan terhadap depresi, antidepresan, terutama
obat serotonergik, juga dapat digunakan.
MENGHINDARI GANGGUAN KEPRIBADIAN DANT
Orang dengan gangguan kepribadian menghindar menunjukkan kepekaan yang
ekstrim terhadap penolakan dan dapat menjalani kehidupan yang menarik diri
secara sosial. Meskipun pemalu, mereka tidak asosial dan menunjukkan
keinginan besar untuk berteman, tetapi mereka membutuhkan jaminan
penerimaan yang tidak kritis yang luar biasa kuat. Orang-orang seperti itu
biasanya digambarkan memiliki kompleks inferioritas.
Epidemiologi
Prevalensi gangguan ini diperkirakan sekitar 2 sampai 3persen dari
populasi umum menurut DSM-5. Tidak ada informasi yang tersedia
tentang rasio jenis kelamin atau pola keluarga. Bayi yang
diklasifikasikan memiliki temperamen pemalu mungkin lebih rentan
terhadap gangguan ini daripada mereka yang mendapat skor tinggi
pada skala pendekatan aktivitas.
754 Bab2 2 :Gangguan Kepribadian

Tabel 22-8 ingin sendiri. Pasien dengan gangguan kepribadian menghindar tidak menuntut,
Kriteria Diagnostik DSM-5 untuk Gangguan mudah tersinggung, atau tidak dapat diprediksi seperti mereka dengan
Kepribadian Penghindar gangguan kepribadian bor derline dan histrionik. Gangguan kepribadian
menghindar dan gangguan kepribadian dependen adalah serupa. Pasien dengan
Pola sosial yang meresap, perasaan tidak mampu,
dan hipersensitivitas terhadap evaluasi negatif, dimulai pada masa gangguan kepribadian dependen dianggap memiliki ketakutan yang lebih besar
dewasa awal dan muncul dalam berbagai konteks, seperti yang untuk ditinggalkan atau tidak dicintai daripada mereka dengan gangguan
ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut: kepribadian menghindar, tetapi gambaran klinisnya mungkin tidak dapat
1 .Menghindari aktivitas pekerjaan yang melibatkan kontak
dibedakan.
interpersonal yang signifikan karena takut dikritik, tidak
disetujui, atau ditolak.
2 .Tidak mau terlibat dengan orang lain kecuali pasti
disukai. Kursus dan Prognosis
3.Menunjukkan pengekangan dalam hubungan intim karena
Banyak orang dengan gangguan kepribadian menghindar dapat berfungsi dalam
takut dipermalukan atau dicemooh.
4.Disibukkan dengan dikritik atau ditolak dalam situasi lingkungan yang terlindungi. Beberapa menikah, memiliki anak, dan menjalani
sosial. hidup mereka hanya dikelilingi oleh anggota keluarga. Namun, jika sistem
5 .Apakah saya terjerumus dalam situasi interpersonal yang baru pendukung mereka gagal, mereka akan mengalami depresi, kecemasan, dan
karena perasaan kekurangan.
kemarahan. Penghindaran fobia umum terjadi, dan pasien dengan gangguan
6. Memandang diri sendiri sebagai orang yang tidak kompeten secara sosial, tidak menarik secara pribadi, atau lebih

rendah dari orang lain.

tersebut dapat memberikan riwayat fobia sosial atau mengalami fobia sosial
7.Sangat enggan untuk mengambil risiko pribadi atau selama perjalanan penyakit mereka.
terlibat dalam aktivitas baru karena dapat terbukti
memalukan.
Perlakuan
(Dicetak ulang dengan izin dariManual Diagnostik dan Statistik
dari Gangguan Mental,Edisi Kelima (Hak Cipta© 2001 3) .Asosiasi
Psikoterapi.Perawatan psikoterapi tergantung pada memperkuat aliansi
Psikiatri Amerika. Seluruh hak cipta.)
dengan pasien. Saat kepercayaan berkembang, terapis harus
menyampaikan sikap menerima terhadap ketakutan pasien, terutama
ketakutan akan penolakan. Terapis akhirnya mendorong pasien untuk
Diagnosa pindah ke dunia untuk mengambil apa yang dianggap sebagai risiko besar
penghinaan, penolakan, dan kegagalan. Tetapi terapis harus berhati-hati
Diwawancara klinis, aspek pasien yang paling mencolok adalah kecemasan
ketika memberikan tugas untuk melatih keterampilan sosial baru di luar
berbicara dengan pewawancara. Laki-laki mereka yang gugup dan tegang
terapi; kegagalan dapat memperkuat harga diri pasien yang sudah buruk.
tampak memudar dengan persepsi mereka tentang apakah pewawancara
Terapi kelompok dapat membantu pasien memahami bagaimana kepekaan
menyukai mereka. Mereka tampaknya rentan terhadap komentar dan saran
mereka terhadap penolakan mempengaruhi mereka dan orang lain.
pewawancara dan mungkin menganggap klarifikasi atau interpretasi
Pelatihan ketegasan adalah bentuk terapi perilaku yang dapat mengajarkan
sebagai kritik. Kriteria diagnostik DSM-5 untuk gangguan kepribadian
pasien untuk mengekspresikan kebutuhan mereka secara terbuka dan
penghindar tercantum dalam Tabel22-8.
untuk memperbesar harga diri mereka.

Fitur Klinis Farmakoterapi.Farmakoterapi telah digunakan untuk mengelola

Hipersensitivitas terhadap penolakan oleh orang lain adalah ciri klinis utama dari
kecemasan dan depresi ketika mereka berhubungan dengan gangguan

gangguan kepribadian menghindar, dan ciri kepribadian utama pasien adalah sifat
tersebut. Beberapa pasien dibantu oleh antagonis reseptor /3-

pemalu. Orang-orang ini menginginkan kehangatan dan keamanan persahabatan

adrenergik, seperti atenolol (Tenormin), untuk mengelola hiperaktivitas

manusia tetapi membenarkan penghindaran mereka dari hubungan kapal dengan

sistem saraf otonom, yang cenderung tinggi pada pasien dengan

dugaan ketakutan mereka akan penolakan. Ketika berbicara dengan seseorang,

gangguan kepribadian menghindar, terutama ketika mereka mendekati

mereka mengungkapkan ketidakpastian, menunjukkan kurangnya kepercayaan diri,

situasi yang ditakuti. Agen serotonergik dapat membantu sensitivitas

dan mungkin berbicara dengan cara yang tidak menonjolkan diri. Karena mereka
penolakan. Secara teoritis, obat dopaminergik mungkin menimbulkan

sangat waspada terhadap penolakan, mereka takut untuk berbicara di depan umum
perilaku mencari kebaruan pada pasien ini; namun, pasien harus siap

atauke membuat permintaan orang lain. Mereka cenderung salah menafsirkan

secara psikologis untuk setiap pengalaman baru yang mungkin terjadi.

komentar orang lain sebagai penghinaan atau ejekan. Penolakan permintaan apa pun
membuat mereka menarik diri dari orang lain dan merasa terluka.
Dibidang kejuruan, pasien dengan gangguan kepribadian avoidant
sering mengambil pekerjaan sampingan. Mereka jarang mencapai banyak
kemajuan pribadi atau menjalankan banyak otoritas tetapi tampak pemalu
dan bersemangat untuk menyenangkan. Orang-orang ini umumnya tidak
mau memasuki hubungan kecuali mereka diberi jaminan penerimaan yang
tidak kritis yang luar biasa kuat. Akibatnya, mereka sering tidak memiliki
teman dekat atau orang kepercayaan.
Perbedaan diagnosa
Pasien dengan gangguan kepribadian menghindar menginginkan interaksi
sosial, tidak seperti pasien dengan gangguan kepribadian skizoid, yang
GANGGUAN KEPRIBADIAN BERGANTUNG
Orang dengan gangguan kepribadian dependen menempatkan kebutuhan
mereka sendiri di bawah kebutuhan orang lain, membuat orang lain
bertanggung jawab atas bidang utama kehidupan mereka, kurang percaya diri,
dan mungkin mengalami ketidaknyamanan yang hebat ketika sendirian selama
lebih dari waktu yang singkat. Gangguan tersebut disebutkepribadian pasif-
tergantung.Freud menggambarkan dimensi kepribadian yang bergantung pada
lisan yang dicirikan oleh ketergantungan, pesimisme, ketakutan akan seksualitas,
keraguan diri, kepasifan, sugestibilitas, dan kurangnya ketekunan; deskripsinya
mirip dengan kategorisasi DSM-5 dari gangguan kepribadian dependen.

Tabel 22-9
Kriteria Diagnostik DSM-5 untuk Gangguan
Kepribadian Dependen
Kebutuhan yang meresap dan berlebihan untuk diurus yang mengarah
terhadap perilaku tunduk dan kemelekatan serta ketakutan akan
perpisahan, dimulai pada masa dewasa awal dan hadir dalam berbagai
konteks, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) berikut ini:
1 .Memiliki kesulitan membuat keputusan sehari-hari tanpa
banyak nasihat dan kepastian dari orang lain.
2 .Membutuhkan orang lain untuk bertanggung jawab atas sebagian besar
bidang utama hidupnya.
3 .Memiliki kesulitan mengungkapkan ketidaksetujuan dengan orang lain
karena takut kehilangan dukungan atau persetujuan. (Catatan:Jangan
termasuk ketakutan nyata akan pembalasan.)
4.Memiliki kesulitan dalam memulai proyek atau melakukan
sesuatu sendiri (karena kurangnya kepercayaan diri dalam
penilaian atau kemampuan daripada kurangnya motivasi atau
energi).
5 .Berusaha keras untuk mendapatkan pengasuhan dan dukungan dari
orang lain, sampai pada titik sukarela untuk melakukan hal-hal yang
tidak menyenangkan.
6.Merasa tidak nyaman atau tidak berdaya ketika sendirian karena
ketakutan yang berlebihan karena tidak mampu merawat dirinya
sendiri.
7.Segera mencari hubungan lain sebagai sumber perhatian atau
dukungan ketika hubungan dekat berakhir.
8.Tidak nyata i stical disibukkan dengan ketakutan ditinggalkan
untuk mengurus dirinya sendiri.
(Dicetak ulang dengan izin dariManual Diagnostik dan Statistik
dari Gangguan Jiwa,Edisi Kelima (Hak Cipta© 2001 3) .Asosiasi
Psikiatri Amerika. Seluruh hak cipta.)
Epidemiologi
Gangguan kepribadian dependen lebih sering terjadi pada wanita daripada
pria. DSM-5 melaporkan perkiraan prevalensi0.6persen. Satu studi
mendiagnosis 2,5 persen dari semua gangguan kepribadian termasuk
dalam kategori ini. Hal ini lebih sering terjadi pada anak-anak muda
daripada yang lebih tua. Orang dengan penyakit fisik kronis di masa kanak-
kanak mungkin paling rentan terhadap gangguan tersebut.
Diagnosa
Dalam wawancara, pasien tampak patuh. Mereka mencoba bekerja sama,
menyambut pertanyaan spesifik, dan mencari bimbingan. Kriteria
diagnostik DSM-5 untuk gangguan kepribadian dependen tercantum dalam
Tabel 22-9.
Fitur Klinis
Gangguan kepribadian dependen dicirikan oleh pola perilaku dependen
dan patuh yang pervasif. Orang dengan gangguan tidak dapat
membuat keputusan tanpa nasihat dan kepastian yang berlebihan dari
orang lain. Mereka menghindari posisi tanggung jawab dan menjadi
cemas jika diminta untuk mengambil peran kepemimpinan. Mereka
lebih suka tunduk. Ketika sendirian, mereka merasa sulit untuk
bertahan pada tugas-tugas tetapi mungkin merasa mudah untuk
melakukan tugas-tugas ini untuk orang lain.
Karena orang-orang dengan gangguan tidak suka sendirian, mereka mencari
orang lain yang dapat mereka andalkan; kapal hubungan mereka, dengan
demikian, terdistorsi oleh kebutuhan mereka untuk melekat pada orang lain.
Dalam foliesebuahdeux (gangguan psikotik bersama), satu anggota
https://kat.cr/user/Blink99/
Bab22:Gangguan Kepribadian 755
dari pasangan biasanya memiliki gangguan kepribadian dependen;
mitra submisif mengambil sistem delusi dari pasangan yang lebih
agresif dan asertif yang menjadi sandarannya.
Pesimisme, keraguan diri, kepasifan, dan ketakutan untuk mengungkapkan
perasaan seksual dan agresif semuanya merupakan ciri perilaku orang dengan
gangguan kepribadian dependen.Sebuahpasangan yang kasar, tidak setia, atau
alkoholik dapat ditoleransi untuk waktu yang lama untuk menghindari hilangnya
rasa keterikatan.
Perbedaan diagnosa
Ciri-ciri ketergantungan banyak ditemukan pada gangguan psikiatri, sehingga
diagnosis bandingnya sulit. Ketergantungan merupakan faktor yang menonjol
pada pasien dengan gangguan kepribadian histrionik dan borderline, tetapi
mereka dengan gangguan kepribadian dependen biasanya memiliki hubungan
jangka panjang dengan satu orang daripada serangkaian orang yang menjadi
ketergantungan mereka, dan mereka cenderung tidak menjadi ketergantungan.
manipulatif secara terang-terangan. Pasien dengan gangguan kepribadian
skizoid dan skizotipal mungkin tidak dapat dibedakan dari mereka yang memiliki
gangguan kepribadian menghindar. Perilaku ketergantungan juga dapat terjadi
pada pasien agorafobia, tetapi pasien ini cenderung memiliki tingkat kecemasan
yang tinggi atau bahkan panik.
Kursus dan Prognosis
Sedikit yang diketahui tentang perjalanan gangguan kepribadian dependen.
Fungsi kerja cenderung terganggu karena orang dengan gangguan tidak
dapat bertindak secara mandiri dan tanpa pengawasan yang ketat.
Hubungan sosial terbatas pada mereka yang dapat mereka andalkan, dan
banyak yang menderita pelecehan fisik atau mental karena mereka tidak
dapat menegaskan diri mereka sendiri. Mereka berisiko mengalami
gangguan depresi mayor jika mereka kehilangan orang yang menjadi
sandaran mereka, tetapi dengan pengobatan, prognosisnya baik.
Perlakuan
Psikoterapi.Pengobatan gangguan kepribadian dependen
seringkali berhasil. Terapi yang berorientasi pada wawasan
memungkinkan pasien untuk memahami anteseden dari perilaku
mereka, dan dengan dukungan terapis, pasien dapat menjadi lebih
mandiri, tegas, dan mandiri. Terapi perilaku, pelatihan ketegasan,
terapi keluarga, dan terapi kelompok semuanya telah digunakan,
dengan hasil yang sukses dalam banyak kasus.
Sebuah perangkap mungkin muncul dalam pengobatan ketika seorang
terapis mendorong pasien untuk mengubah dinamika hubungan patologis
(misalnya, mendukung istri yang dianiaya secara fisik dalam mencari
bantuan dari polisi). Pada titik ini, pasien mungkin menjadi cemas dan tidak
dapat bekerja sama dalam terapi; mereka mungkin merasa bingung antara
mematuhi terapis dan kehilangan hubungan eksternal yang patologis.
Terapis harus menunjukkan rasa hormat yang besar terhadap perasaan
keterikatan pasien ini, tidak peduli seberapa patologis perasaan ini.
Farmakoterapi.Farmakoterapi telah digunakan untuk menangani
gejala spesifik, seperti kecemasan dan depresi, yang merupakan ciri
umum terkait gangguan kepribadian dependen. Pasien yang
mengalami serangan panik atau yang memiliki tingkat kecemasan
perpisahan yang tinggi dapat dibantu dengan imipramine
(Tofranil). Benzodiazepin dan agen serotonergik juga berguna. Jika
depresi pasien atau gejala penarikan menanggapi psikostimulan,
mereka dapat digunakan.
756 Bab2 2 :Gangguan Kepribadian
GANGGUAN KEPRIBADIAN OBSESIF-
KOMPULSIF
Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif ditandai dengan
penyempitan emosi, keteraturan, ketekunan, keras kepala, dan
keragu-raguan. Ciri esensial dari gangguan ini adalah pola
perfeksionisme dan ketidakfleksibelan yang menyebar.
Epidemiologi
DSM-5 melaporkan perkiraan prevalensi mulai dari 2 hingga8persen. Ini
lebih sering terjadi pada pria daripada wanita dan paling sering didiagnosis
pada saudara tertua. Gangguan ini juga lebih sering terjadi pada kerabat
biologis tingkat pertama dari orang-orang dengan gangguan tersebut
daripada pada populasi umum. Pasien sering memiliki latar belakang yang
dicirikan oleh disiplin yang keras. Freud berhipotesis bahwa gangguan
tersebut berhubungan dengan kesulitan dalam tahap anal perkembangan
psikoseksual, umumnya sekitar usia 2 tahun, tetapi berbagai penelitian telah
gagal untuk memvalidasi teori ini.
Diagnosa
Diwawancara, pasien dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif
mungkin memiliki sikap kaku, formal, dan kaku. Pengaruh mereka tidak
tumpul atau datar tetapi dapat digambarkan sebagai terbatas. Mereka
kurang spontanitas, dan suasana hati mereka biasanya serius. Pasien
seperti itu mungkin cemas karena tidak bisa mengendalikan
wawancara. Jawaban mereka atas pertanyaan sangat rinci. Mekanisme
pertahanan yang mereka gunakan adalah rasionalisasi, isolasi,
intelektualisasi, pembentukan reaksi, dan penghancuran. Kriteria
diagnostik DSM-5 untuk gangguan kepribadian obsesif-kompulsif
tercantum dalam Tabel 22-10.
Tabel 22-1 0
Kriteria Diagnostik DSM-5 untuk Gangguan
Kepribadian Obsesif Kompulsif
Pola keasyikan yang meresap dengan keteraturan,
perfeksionisme, dan kontrol mental dan interpersonal, dengan
mengorbankan fleksibilitas, keterbukaan, dan efisiensi, dimulai
pada masa dewasa awal dan hadir dalam berbagai konteks, seperti
yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut:
1 .Disibukkan dengan detail, aturan, daftar, ketertiban,
organisasi, atau jadwal sampai titik utama aktivitas
hilang.
2 .Menunjukkan kesempurnaan yang mengganggu penyelesaian tugas
(misalnya, tidak dapat menyelesaikan proyek karena standarnya
sendiri yang terlalu ketat tidak terpenuhi).
3 .Dicurahkan secara berlebihan untuk pekerjaan dan produktivitas
dengan mengesampingkan kegiatan rekreasi dan pertemanan (tidak
diperhitungkan oleh kebutuhan ekonomi yang jelas).
4.Terlalu berhati-hati, teliti, dan tidak fleksibel tentang
masalah moralitas, etika, atau nilai (tidak diperhitungkan
dengan identifikasi budaya atau agama).
5 .Tidak dapat membuang benda-benda yang sudah usang atau kurang
berharga meskipun tidak memiliki nilai sentimental.
6.Segan untuk mendelegasikan tugas atau bekerja dengan orang lain
kecuali mereka tunduk pada caranya melakukan sesuatu.
7.Mengadopsi gaya pembelanjaan yang cermat terhadap diri sendiri dan orang
lain; uang dipandang sebagai sesuatu yang harus ditimbun untuk bencana
di masa depan.
8.Menunjukkan kekakuan dan ketegaran.
(Dicetak ulang dengan izin dariManual Diagnostik dan Statistik
dari Gangguan Jiwa,Edisi Kelima (Hak Cipta© 2001 3) .Asosiasi
Psikiatri Amerika. Seluruh hak cipta.)
Fitur Klinis
Orang dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif disibukkan
dengan aturan, regulasi, keteraturan, kerapian, detail, dan pencapaian
kesempurnaan. Ciri-ciri ini menjelaskan penyempitan umum seluruh
kepribadian. Mereka bersikeras bahwa aturan harus diikuti secara kaku
dan tidak bisa mentolerir apa yang mereka anggap sebagai
pelanggaran. Oleh karena itu, mereka kurang fleksibel dan tidak
toleran. Mereka mampu bekerja lama, asalkan itu rutin dan tidak
memerlukan perubahan yang tidak bisa mereka adaptasi.
Orang dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif memiliki
keterampilan interpersonal yang terbatas. Mereka formal dan serius dan sering
kali tidak memiliki selera humor. Mereka mengasingkan orang, tidak dapat
berkompromi, dan bersikeras bahwa orang lain tunduk pada kebutuhan mereka.
Namun, mereka sangat ingin menyenangkan orang-orang yang mereka anggap
lebih berkuasa daripada mereka, dan mereka melaksanakan keinginan orang-
orang ini dengan cara yang otoriter. Karena mereka takut membuat kesalahan,
mereka ragu-ragu dan berpikir keras tentang membuat keputusan. Meskipun
pernikahan yang stabil dan kecukupan pekerjaan adalah hal biasa, anak laki-laki
dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif memiliki sedikit teman. Apa
pun yang mengancam untuk mengganggu stabilitas yang mereka rasakan atau
rutinitas hidup mereka dapat memicu banyak kecemasan orang bijak lain yang
terikat dalam ritual yang mereka paksakan pada hidup mereka dan coba
paksakan pada orang lain.
Perbedaan diagnosa
Ketika obsesi atau kompulsi berulang, gangguan obsesif-kompulsif
harus diperhatikan. Mungkin perbedaan yang paling sulit adalah antara
pasien rawat jalan dengan beberapa sifat obsesif kompulsif dan mereka
yang memiliki gangguan kepribadian obsesif-kompulsif. Diagnosis
gangguan kepribadian dicadangkan untuk mereka yang memiliki
gangguan signifikan dalam efektivitas pekerjaan atau sosial mereka.Di
beberapa kasus, gangguan delusi muncul bersamaan dengan
gangguan kepribadian dan harus diperhatikan.
Kursus dan Prognosis
Perjalanan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif bervariasi dan tidak
dapat diprediksi. Dari waktu ke waktu, orang dapat mengembangkan obsesi
atau kompulsi selama gangguan mereka. Beberapa remaja dengan
gangguan kepribadian obsesif-kompulsif berkembang menjadi:hangat,orang
dewasa yang terbuka, dan penuh kasih; pada orang lain, gangguan tersebut
dapat menjadi pertanda skizofrenia atau beberapa dekade kemudian dan
diperburuk oleh proses penuaan-gangguan depresi mayor.
Orang dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif dapat
berkembang dalam posisi yang menuntut pekerjaan metodis, deduktif, atau
terperinci, tetapi mereka rentan terhadap perubahan yang tidak terduga,
dan kehidupan pribadi mereka mungkin tetap mandul. Gangguan depresi,
terutama yang onset lambat, sering terjadi.
Perlakuan
Psikoterapi.Tidak seperti pasien dengan gangguan kepribadian lainnya,
mereka yang memiliki gangguan kepribadian obsesif-kompulsif sering kali
menyadari cincin penderitaan mereka, dan mereka mencari pengobatan
sendiri. Terlalu terlatih dan tersosialisasikan, pasien ini sangat menghargai
asosiasi bebas dan terapi tanpa arahan. Perawatan, bagaimanapun,
seringkali panjang dan kompleks, dan masalah kontratransferensi sering
terjadi.

Terapi kelompok dan terapi perilaku kadang-kadang menawarkan
keuntungan tertentu. Dalam kedua konteks tersebut, mudah untuk
menginterupsi pasien di tengah interaksi atau penjelasan maladaptif
mereka. Mencegah penyelesaian perilaku kebiasaan mereka meningkatkan
kecemasan pasien dan membuat mereka rentan untuk mempelajari strategi
koping baru. Pasien juga dapat menerima penghargaan langsung untuk
perubahan dalam terapi kelompok, sesuatu yang jarang mungkin terjadi
dalam psikoterapi individu.
Farmakoterapi.Clonazepam (Klonopin), benzo diazepin dengan
penggunaan antikonvulsan, telah mengurangi gejala pada pasien
dengan gangguan obsesif-kompulsif yang parah. Apakah itu berguna
dalam gangguan kepribadian adalahunknmemiliki. Clomipramine
(Anafranil) dan agen serotonergik seperti fluoxetine, biasanya dengan
dosis 60 hingga 80 mg sehari, mungkin berguna jika tanda dan gejala
obsesif kompulsif muncul. Nefazodone (Serzone) mungkin bermanfaat
bagi beberapa pasien.
GANGGUAN KEPRIBADIAN KHUSUS LAINNYA
Dalam DSM-5, kategori gangguan kepribadian tertentu lainnya dicadangkan
untuk gangguan yang tidak sesuai dengan salah satu kategori gangguan
kepribadian yang dijelaskan di atas. Kepribadian pasif-agresif dan
kepribadian depresif adalah contohnya. Spesifikasi sempit
trufperilaku atau sifat tertentu-seperti oposisionalisme, sadisme,
atau masokisme-juga dapat diklasifikasikan dalam kategori ini.
Seorang pasien dengan ciri-ciri lebih dari satu gangguan
kepribadian tetapi tanpa kriteria lengkap dari salah satu gangguan
dapat diberikan klasifikasi ini.
Kepribadian Pasif-Agresif
Meskipun tidak lagi merupakan diagnosis resmi, orang dengan tipe
kepribadian ini tidak jarang. Orang dengan kepribadian pasif-
agresif dicirikan oleh obstruksi tersembunyi, penundaan, keras
kepala, dan inefisiensi. Perilaku seperti itu merupakan manifestasi
dari agresi yang mendasarinya secara pasif diekspresikan.
Epidemiologi.Tidak ada data yang tersedia tentang epidemiologi. Rasio jenis
kelamin, pola keluarga, dan prevalensi belum dipelajari secara memadai.
Fitur awal Cl.Pasien dengan kepribadian pasif-agresif secara khas menunda-nunda,
menolak tuntutan untuk kinerja yang memadai, mencari alasan untuk penundaan, dan
mencari kesalahan dengan orang-orang yang mereka andalkan, namun mereka menolak
untuk melepaskan diri dari hubungan ketergantungan. Mereka biasanya kurang
ketegasan dan tidak langsung tentang kebutuhan dan keinginan mereka sendiri. Mereka
gagal untuk mengajukan pertanyaan yang diperlukan tentang apa yang diharapkan dari
mereka dan mungkin menjadi cemas ketika dipaksa untuk berhasil atau ketika
pertahanan mereka yang biasa untuk mengubah kemarahan terhadap diri mereka sendiri
dihilangkan.
Dalam hubungan interpersonal, orang-orang ini berusaha untuk memanipulasi
diri mereka sendiri ke dalam posisi ketergantungan, tetapi orang lain sering
mengalami perilaku pasif yang merugikan diri sendiri ini sebagai hukuman dan
manipulatif. Orang dengan tipe kepribadian ini mengharapkan orang lain untuk
melakukan tugas mereka dan untuk melaksanakan tanggung jawab rutin mereka.
Teman dan dokter mungkin terjerat dalam mencoba meredakan banyak klaim pasien
tentang perlakuan yang tidak adil. Hubungan dekat orang-orang dengan kepribadian
pasif agresif, bagaimanapun, jarang tenang atau bahagia. Karena mereka terikat pada
kebencian mereka lebih dekat daripada kepuasan mereka, mereka bahkan mungkin
tidak pernah merumuskan tujuan untuk menemukan kesenangan dalam hidup. Orang
dengan kepribadian pasif-agresif kurang percaya diri dan biasanya pesimis tentang
masa depan.
https://kat.cr/user/Blink99/
Bab 2 2: Kepribadian Disorders 757
Perbedaan diagnosa.Kepribadian pasif-agresif harus dibedakan
dari gangguan kepribadian histrionik dan ambang. Pasien pasif-agresif,
bagaimanapun, kurang flamboyan, dramatis, afektif, dan agresif secara
terbuka dibandingkan dengan gangguan kepribadian histrionik dan
garis batas.
Kursus dan Prognosis.Dalam studi lanjutan yang rata-rata 1 1 tahun dari
00 pasien rawat inap yang didiagnosis dengan gangguan pasif-agresif, Ivor Small
menemukan bahwa diagnosis utama pada 54 adalah gangguan kepribadian
pasif-agresif; 1 8 juga merupakan penyalahguna alkohol, dan 30 secara klinis
dapat dicap sebagai depresi. Dari 73 mantan pasien yang ditemukan, 58 (79
persen) mengalami kesulitan kejiwaan yang persisten, dan 9 (12 persen)
dianggap bebas gejala. Sebagian besar tampak mudah tersinggung, cemas, dan
depresi; keluhan somatik sangat banyak. Hanya 32 (44 persen) yang bekerja
penuh waktu sebagai pekerja atau ibu rumah tangga. Meskipun pengabaian
tanggung jawab dan upaya bunuh diri adalah hal biasa, hanya satu pasien yang
melakukan bunuh diri untuk sementara. Dua puluh delapan (38 persen) telah
dirawat kembali di rumah sakit, tetapi hanya tiga yang didiagnosis menderita
skizofrenia.
Perlakuan.Pasien dengan kepribadian pasif-agresif yang menerima
psikoterapi suportif memiliki hasil yang baik, tetapi terapi psiko untuk pasien ini
memiliki banyak jebakan. Memenuhi tuntutan mereka sering mendukung
patologi mereka, tetapi menolak tuntutan mereka menolak mereka. Sesi terapi,
dengan demikian, dapat menjadi medan pertempuran di mana pasien
mengungkapkan perasaan benci terhadap terapis yang menjadi ketergantungan
pasien. Dengan pasien ini, dokter harus memperlakukan gerakan bunuh diri
sebagai ekspresi kemarahan terselubung dan bukan sebagai kehilangan objek
pada gangguan depresi mayor. Terapis harus menunjukkan kemungkinan
konsekuensi dari perilaku pasif-agresif saat terjadi. Konfrontasi seperti itu
mungkin lebih membantu daripada interpretasi yang benar dalam mengubah
perilaku pasien.
Antidepresan harus diresepkan hanya jika ada indikasi klinis
depresi dan kemungkinan bunuh diri. Jika tidak, obat tidak
diindikasikan.
Kepribadian Depresif
Orang dengan kepribadian depresi dicirikan oleh ciri-ciri seumur
hidup yang termasuk dalam spesifikasi depresitruf. Mereka
pesimistis, anhedonic, terikat tugas, meragukan diri sendiri, dan
tidak bahagia secara kronis. Kepribadian melankolis digambarkan
oleh psikiater Eropa awal abad ke-20 seperti Ernst Kretschmer.
Epidemiologi.Tidak ada data epidemiologi yang tersedia saat ini;
namun, tipe kepribadian depresi tampaknya umum, terjadi sama pada
pria dan wanita, dan terjadi pada keluarga di mana gangguan depresi
ditemukan.
Etiologi.Penyebab kepribadian depresi tidak diketahui, tetapi faktor yang
sama yang terlibat dalam gangguan distimik dan gangguan depresi mayor
mungkin sedang bekerja. Teori psikologis melibatkan kehilangan dini,
pengasuhan yang buruk, superego yang menghukum, dan perasaan bersalah
yang ekstrem. Teori-teori biologi melibatkan aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal-
tiroid, termasuk sistem amina noradrenergik dan serotonergik. Predisposisi
genetik, seperti yang ditunjukkan oleh studi temperamen Stella Chess, mungkin
juga berperan.
Fitur awal Cl.Pasien dengan kepribadian depresi merasa sedikit dari
kegembiraan hidup yang normal dan cenderung kesepian dan serius,
murung, tunduk, pesimis, dan mencela diri sendiri. Mereka cenderung
mengungkapkan penyesalan dan perasaan tidak mampu dan putus asa.
Mereka sering teliti, perfeksionis, terlalu teliti, dan sibuk dengan pekerjaan;
merasa bertanggung jawab dengan tajam; dan mudah putus asa
758 Bab 2 2 : Kepribadian Disorders
dalam kondisi baru. Mereka takut akan ketidaksetujuan; cenderung menderita dalam
diam; dan mungkin mudah menangis, meskipun biasanya tidak di hadapan orang lain.
Kecenderungan untuk ragu-ragu, ragu-ragu, dan berhati-hati menunjukkan perasaan
tidak aman yang melekat.
Baru-baru ini, Hagop Akiskal menggambarkan tujuh kelompok sifat depresi:
(1) pendiam, tertutup, pasif, dan tidak tegas; (2) murung, pesimistis, serius, dan
tidak mampu bersenang-senang; (3) mengkritik diri sendiri, mencela diri sendiri,
dan menghina diri sendiri; (4) skeptis, kritis terhadap orang lain, dan sulit untuk
menyenangkan; (5) teliti, bertanggung jawab, dan disiplin; (6)merenung dan
khawatir; dan (7) disibukkan dengan peristiwa negatif, perasaan tidak mampu,
dan kekurangan pribadi.
Pasien dengan kepribadian depresi mengeluhkan perasaan tidak bahagia yang
kronis. Mereka mengakui rendah diri dan kesulitan menemukan sesuatu dalam hidup
mereka yang membuat mereka gembira, penuh harapan, atau optimis. Mereka
mengkritik diri sendiri dan menghina dan cenderung merendahkan pekerjaan mereka,
diri mereka sendiri, dan hubungan mereka dengan orang lain. Fisiog nomi mereka
sering mencerminkan postur mood-poor mereka, wajah tertekan, suara serak, dan
keterbelakangan psikomotor.
Perbedaan diagnosa.Gangguan distimik adalah gangguan suasana hati
yang ditandai dengan fluktuasi suasana hati yang lebih besar daripada yang
terjadi pada kepribadian depresi. Gangguan distimik bersifat episodik, dapat
terjadi kapan saja, dan biasanya memiliki pemicu stres. Kepribadian depresi
dapat dikonseptualisasikan sebagai bagian dari spektrum kondisi afektif di mana
gangguan distimik dan gangguan depresi mayor merupakan varian yang lebih
parah. Pasien dengan gangguan kepribadian avoidant bersifat introvert dan
dependen, tetapi mereka cenderung lebih cemas daripada depresi dibandingkan
dengan orang dengan kepribadian depresi.
Kursus dan Prognosis.Orang dengan kepribadian depresif mungkin
berisiko besar mengalami gangguan distimik dan gangguan depresi berat.
Dalam sebuah penelitian oleh Donald Klein dan Gregory Mills, subjek
dengan kepribadian depresi menunjukkan tingkat gangguan mood saat ini
secara signifikan, gangguan mood seumur hidup, depresi berat, dan dysthy
mia daripada subjek tanpa kepribadian depresi.
Perlakuan.Psikoterapi adalah pengobatan pilihan untuk kepribadian
depresif. Pasien menanggapi psikoterapi berorientasi wawasan, dan karena
pengujian realitas mereka baik, mereka dapat memperoleh wawasan tentang
psikodinamika penyakit mereka dan menghargai efeknya pada hubungan antar
pribadi mereka. Pengobatannya cenderung jangka panjang. Terapi kognitif
membantu pasien memahami manifestasi kognitif dari harga diri dan pesimisme
mereka yang rendah. Psikoterapi kelompok dan terapi interpersonal juga
berguna. Beberapa orang menanggapi tindakan swadaya.
Pendekatan psikofarmakologis termasuk penggunaan obat
antidepresan, terutama agen serotonergik seperti sertraline (Zoloft), 50
mg sehari. Beberapa pasien menanggapi dosis kecil psikostimulan,
seperti amfetamin, 5 sampai 15 mg sehari. Dalam semua kasus, agen
psikofarmakologis harus dikombinasikan dengan psikoterapi untuk
mencapai efek maksimal.
Kepribadian Sadomasokis
Beberapa tipe kepribadian dicirikan oleh unsur sadisme atau
masokisme atau kombinasi keduanya. Kepribadian sadomasokistik
dicantumkan di sini karena merupakan minat klinis dan historis utama
dalam psikiatri. Ini bukan kategori diagnostik resmi di DSM-5, tetapi dapat
didiagnosis sebagai gangguan kepribadian yang tidak diklasifikasikan.
Sadisme adalah keinginan untuk menyakiti orang lain dengan melakukan kekerasan seksual
atau secara umum secara fisik atau psikologis kasar. Dinamakan untuk Marquis de Sade, seorang
penulis erotika akhir abad ke-18, menggambarkan orang-orang yang mengalami kenikmatan
seksual sambil menimbulkan rasa sakit pada orang lain. Freud percaya bahwa sadis menangkal
kecemasan pengebirian dan mampu mencapai kenikmatan seksual hanya ketika mereka dapat
melakukan kepada orang lain apa yang mereka takutkan akan dilakukan kepada mereka.
Masokisme, dinamai Leopold von Sacher-Masoch, seorang novelis Jerman abad
ke-19, adalah pencapaian kepuasan seksual dengan menimbulkan rasa sakit pada diri
sendiri. Apa yang disebut masokis moral umumnya mencari penghinaan dan
kegagalan daripada rasa sakit fisik. Freud percaya bahwa kemampuan masokis untuk
mencapai orgasme terganggu oleh kecemasan dan perasaan bersalah tentang seks,
yang dikurangi dengan penderitaan dan hukuman.
Pengamatan klinis menunjukkan bahwa unsur-unsur perilaku sadis dan
masokis biasanya ada pada orang yang sama. Pengobatan dengan
psikoterapi berorientasi wawasan, termasuk psikoanalisis, telah efektif
dalam beberapa kasus. Sebagai hasil dari terapi, pasien menjadi sadar akan
kebutuhan untuk menghukum diri sendiri akibat rasa bersalah yang tidak
disadari yang berlebihan dan mulai mengenali impuls agresif yang ditekan,
yang berasal dari masa kanak-kanak.
Kepribadian Sadis
Kepribadian sadis tidak termasuk dalam DSM-5, tetapi masih muncul dalam
literatur dan mungkin digunakan secara deskriptif. Dimulai pada masa dewasa awal,
orang dengan kepribadian sadis menunjukkan pola perilaku kejam, merendahkan, dan
agresif yang meluas yang diarahkan pada orang lain. Kekejaman atau kekerasan fisik
digunakan untuk menyakiti orang lain, bukan untuk mencapai tujuan lain, seperti
merampok seseorang untuk mencuri. Orang dengan kepribadian sadis suka
mempermalukan atau merendahkan orang lain di depan orang lain dan biasanya
memperlakukan atau mendisiplinkan orang dengan tidak biasa, terutama anak-anak.
Secara umum, orang dengan kepribadian sadis terpesona oleh kekerasan, senjata,
cedera, atau penyiksaan. Untuk dimasukkan dalam kategori ini, orang-orang tersebut
tidak dapat jangan hanya dimotivasi oleh keinginan untuk
memperoleh gairah seksual dari perilaku mereka; jika mereka begitu termotivasi,
parafilia sadisme seksual harus didiagnosis.
PERUBAHAN KEPRIBADIAN KARENA
KONDISI MEDIS UMUM
Perubahan kepribadian karena kondisi medis umum adalah kejadian
yang signifikan. ICD- 10 termasuk kategori gangguan kepribadian dan
perilaku akibat penyakit, kerusakan, dan disfungsi otak, yang meliputi
gangguan kepribadian organik, sindrom pascaensefalitis, dan sindrom
pascagegar otak. Perubahan kepribadian karena kondisi medis umum
ditandai dengan perubahan yang nyata dalam gaya dan sifat kepribadian
dari tingkat fungsi sebelumnya. Pasien harus menunjukkan bukti faktor
organik penyebab yang mendahului timbulnya perubahan kepribadian.
Etiologi
Kerusakan struktural pada otak biasanya merupakan penyebab perubahan
kepribadian, dan trauma kepala mungkin merupakan penyebab paling
umum. Neoplasma serebral dan kecelakaan vaskular, terutama lobus
temporal dan frontal, juga merupakan penyebab umum. Kondisi yang
paling sering dikaitkan dengan perubahan kepribadian tercantum dalam
Tabel 22- 1 1 .
Diagnosis dan Fitur Klinis
Perubahan kepribadian dari pola perilaku sebelumnya atau
eksaserbasi karakteristik kepribadian sebelumnya adalah penting.
Gangguan kontrol ekspresi emosi dan impuls adalah fitur utama.
Emosi secara khas labil dan dangkal, meskipun euforia atau apatis
mungkin menonjol. Euforia mungkin meniru hipomania, tetapi
kegembiraan yang sebenarnya tidak ada, dan pasien mungkin
mengaku tidak benar-benar merasa bahagia. Ada cincin hampa dan
konyol untuk kegembiraan dan keceriaan mereka, terutama ketika
lobus frontal terlibat. Juga terkait dengan

Tabel 22-1 1
Kondisi Medis Terkait dengan
Perubahan Kepribadian
Trauma kepala
Penyakit serebrovaskular
Tumor serebral
Epilepsi (khususnya, epi lepsi parsial kompleks)
Penyakit Hunt ngton
Sklerosis ganda
Gangguan endokrin
Keracunan logam berat (mangan, merkuri)
Neurosifilis adalah
Acqu i sindrom defisiensi imun merah (AIDS)
kerusakan pada lobus frontal, yang disebut sindrom lobus frontal, terdiri
dari ketidakpedulian dan sikap apatis yang menonjol, ditandai dengan
kurangnya perhatian terhadap kejadian di lingkungan terdekat. Ledakan
amarah, yang dapat terjadi dengan sedikit atau tanpa provokasi, terutama
setelah konsumsi alkohol, dapat mengakibatkan perilaku kekerasan.
Ekspresi impuls dapat dimanifestasikan oleh lelucon yang tidak pantas; cara
yang kasar; rayuan seksual yang tidak pantas; dan perilaku antisosial yang
mengakibatkan konflik dengan hukum, seperti penyerangan terhadap
orang lain, pelanggaran seksual, dan pengutilan. Pandangan ke depan dan
kemampuan untuk mengantisipasi konsekuensi sosial atau hukum dari
tindakan biasanya berkurang. Orang dengan epilepsi lobus temporal secara
khas menunjukkan keadaan tanpa humor, hipergrafia, hiperreligius, dan
agresivitas yang nyata selama kejang.
Orang dengan perubahan kepribadian karena kondisi medis umum
memiliki sensorium yang jelas. Gangguan ringan fungsi kognitif sering
muncul bersamaan tetapi tidak menyebabkan kemunduran intelektual.
Pasien mungkin lalai, yang dapat menjelaskan gangguan memori baru-baru
ini. Namun, dengan beberapa dorongan, pasien cenderung mengingat apa
yang mereka klaim telah mereka lupakan. Diagnosis harus dicurigai pada
pasien yang menunjukkan perubahan mencolok dalam perilaku atau
kepribadian yang melibatkan labilitas emosional dan gangguan kontrol
impuls, yang tidak memiliki riwayat gangguan mental, dan yang perubahan
kepribadiannya terjadi secara tiba-tiba atau dalam waktu yang relatif
singkat.
Steroid Anabolik.Semakin banyak atlet sekolah menengah dan
perguruan tinggi dan binaragawan menggunakan steroid anabolik
sebagai jalan pintas untuk memaksimalkan perkembangan fisik. Steroid
anabolik termasuk oxymetholone (Anadrol), somatropin (Humat rope),
stanozolol (Winstrol), dan testosteron.
Tidak jelas apakah perubahan kepribadian yang disebabkan oleh
penyalahgunaan steroid lebih baik didiagnosis sebagai perubahan kepribadian
karena kondisi medis umum atau sebagai salah satu dari yang lain (atauunkn
sendiri) gangguan penggunaan zat. Disebutkan di sini karena steroid anabolik
dapat menyebabkan perubahan kepribadian dan perilaku yang terus-menerus.
Penyalahgunaan steroid anabolik dibahas di Bagian12. 13 .
Perbedaan diagnosa
Demensia melibatkan kemerosotan global dalam kapasitas intelektual dan
perilaku, di mana perubahan kepribadian hanyalah salah satu kategorinya.
Perubahan kepribadian dapat menandakan gangguan kognitif yang pada
akhirnya akan berkembang menjadi demensia. Dalam kasus ini, ketika
kerusakan mulai mencakup memori yang signifikan dan
https://kat.cr/user/Blink99/
Bab22:Gangguan Kepribadian 759
defisit kognitif, diagnosis gangguan berubah dari perubahan
kepribadian yang disebabkan oleh kondisi medis umum menjadi
demensia.Dimembedakan sindrom spesifik dari gangguan lain di
mana perubahan kepribadian dapat terjadi-seperti skizofrenia,
gangguan delusi, gangguan mood, dan gangguan kontrol impuls-
dokter harus mempertimbangkan faktor yang paling penting,
adanya gangguan perubahan kepribadian dari faktor penyebab
organik tertentu.
Kursus dan Prognosis
Baik perjalanan maupun prognosis perubahan kepribadian
karena kondisi medis umum bergantung pada penyebabnya.
Jika hasil gangguan dari kerusakan struktural otak, gangguan
cenderung bertahan. Gangguan ini dapat mengikuti periode
koma dan delirium dalam kasus trauma kepala atau kecelakaan
vaskular dan mungkin permanen. Perubahan kepribadian dapat
berkembang menjadi demensia pada kasus tumor otak,
multiple sclerosis, dan penyakit Huntington. Perubahan
kepribadian yang dihasilkan oleh keracunan kronis, penyakit
medis, atau terapi obat (seperti levodopa [Larodopa] untuk
parkinsonisme) dapat dibalik jika penyebab yang mendasarinya
diobati. Beberapa pasien memerlukan perawatan kustodian
atau setidaknya pengawasan ketat untuk memenuhi kebutuhan
dasar mereka, menghindari konflik berulang dengan hukum,
Perlakuan
Penatalaksanaan gangguan perubahan kepribadian melibatkan pengobatan
kondisi organik yang mendasari bila memungkinkan. Pengobatan
makologis psikofara untuk gejala tertentu dapat diindikasikan dalam
beberapa kasus, seperti imipramine atau fiuoxetine untuk depresi.
Pasien dengan gangguan kognitif berat atau kontrol perilaku yang lemah
mungkin memerlukan konseling untuk membantu menghindari kesulitan di
tempat kerja atau untuk mencegah rasa malu sosial. Sebagai aturan, keluarga
pasien membutuhkan dukungan emosional dan nasihat nyata tentang
bagaimana membantu meminimalkan perilaku pasien yang tidak diinginkan.
Alkohol harus dihindari, dan keterlibatan sosial harus dibatasi ketika pasien
cenderung bertindak dengan cara yang sangat ofensif.
MODEL PERAWATAN
PSIKOBIOLOGIS
Model psikobiologis pengobatan menggabungkan terapi
psikoterapi dan farmakoterapi dan didasarkan pada karakteristik
struktural, klinis, dan neurokimia yang didalilkan dari temperamen
dan karakter. Farmakoterapi dan psikoterapi dapat secara
sistematis disesuaikan dengan struktur kepribadian dan tahap
perkembangan karakter setiap pasien --- jelas merupakan
keunggulan unik dibandingkan pendekatan lain yang tersedia.
Perkembangan terbaru adalah mengobati gangguan kepribadian
secara farmakologis. Gejala target diidentifikasi, dan obat-obatan tertentu
dengan efek yang diketahui pada ciri-ciri kepribadian (misalnya,
rizes pilihan obat untuk
penghindaran bahaya) digunakan. Meja22- 12summsebuah
berbagai gejala target gangguan kepribadian.
Dibuku nya,Mendengarkan Prozac,Peter Kramer menggambarkan
perubahan kepribadian yang dramatis ketika kadar serotonin dinaikkan
oleh pemberian fiuoxetine, seperti penurunan kepekaan terhadap
penolakan, peningkatan ketegasan, peningkatan harga diri, dan
760 Bab2 2 :Gangguan Kepribadian

Tabel 22-1 2
Farmakoterapi Domain Gejala Target Gangguan Kepribadian
Gejala Sasaran Obat Pilihan Kontraindikasi

SAYA . Diskontrol perilaku

Agresi atau impulsif
Agresi afektif (temperatur panas dengan EEG normal) Lithi uma ? Benzodiazepin
Obat serotonergik Stimulan
Antikonvulsan
Antipsikotik dosis rendah
Agresi predator (permusuhan atau kekejaman) Antipsikotik Benzodiazepi
Litium Stimulan semut

,8 - Antagonis reseptor adrenergik

Organik-saya ke agresi lmipraminea
Kol i nergic agonis (donepezi l )
Agresi lctal (EEG abnormal) Carbamazepi nea Antipsikotik
Difenil hidantoi Stimulan
Benzodiazepin
1 1 .Disregulasi suasana hati

Emosional !abi l ity Lith iuma ? Obat ic trisik

Antipsikotik
Depresi
Depresi atipikal, disforia MAOIsa
Obat serotonergik
Antipsikotik
Detasemen emosional Serotoni n-dopamin antagoni stsa ? Obat ic trisik
Atipikal anti psikotik
1 1 1 .Kecemasan

kognitif kronis Obat serotonergik Stimulan semut

MAOIsa
Benzodiazepin
Kronik somatik MAOIsa
,8 - Antagonis reseptor adrenergik
Kecemasan parah anti psikotik dosis rendah
MAOL
IV. Gejala psikotik
Akut dan psikosis Antipsikotik Stimulan
Gejala seperti psikotik kronis dan tingkat rendah Anti psikotik dosis rendah

• orug pilihan atau kontraindikasi mayor.

EEG, elektroensefalogram; MAO!, monam ine oksidase dan ibitor.

kemampuan untuk menoleransi stres. Perubahan sifat kepribadian ini
terjadi pada pasien dengan berbagai kondisi psikiatri serta pada orang
tanpa gangguan mental yang dapat didiagnosis. Menggunakan obat-obatan
untuk mengobati ciri-ciri tertentu pada seseorang yang dinyatakan normal
(yaitu, tidak memenuhi kriteria untuk gangguan kepribadian yang parah)
masih kontroversial. Ini telah disebut "kosmetik psikofar macology" oleh
para kritikusnya.
Perangai
Temperamen mengacu pada bias tubuh dalam modulasi respons
perilaku terkondisikerangsangan fisik yang menentukan. Pengkondisian
perilaku (yaitu, pembelajaran prosedural) melibatkan sensasi
presemantik yang memunculkan emosi dasar, seperti ketakutan atau
kemarahan, terlepas dari pengenalan sadar, observasi deskriptif,
refleksi, atau penalaran. Pekerjaan perintis olehSEBUAH.Thomas dan S.
Chess mengkonseptualisasikan temperamen sebagai komponen gaya
("bagaimana") perilaku, yang dibedakan dari motivasi.
("mengapa") dan isi (''apa") dari perilaku. Namun, konsep modern
tentang temperamen menekankan aspek emosional, motivasi, dan
adaptifnya. Secara khusus, empat ciri temperamen utama telah
diidentifikasi dan menjadi sasaran neurobiologis, psikososial, dan
pemeriksaan klinis:menyakitipenghindaran, pencarian kebaruan,
ketergantungan penghargaan, dan ketekunan. Sungguh luar biasa
bahwa model temperamen empat faktor ini, dalam retrospeksi, dapat
dilihat sebagai interpretasi modern dari empat temperamen kuno:
Individu berbeda dalam derajat melankolis (penghindaran bahaya),
koleris (pencarian kebaruan), optimis (penghargaan). ketergantungan),
dan apatis (ketekunan). Namun, keempat temperamen sekarang
dipahami sebagai dimensi independen secara genetik yang terjadi di
semua kemungkinan kombinasi dalam individu yang sama dan bukan
sebagai kategori yang saling eksklusif.
Biologis Sifat karakter.Empat sifat karakter
telah dijelaskan, masing-masing dengan substrat neurokimia dan
neurofisiologis tertentu. Mereka berbagi sumber yang sama dari
 Bab22:Gangguan Kepribadian 761

Tabel 22-1 3 Akhir ekspresi transporter serotonin menyumbang 4 sampai 9 persen

Deskriptor Individu yang Mendapat Skor Tinggi atau dari total varians dalam penghindaran bahaya. Temuan ini mendukung
Rendah pada Empat Dimensi Temperamen peran untuk proyeksi GABA dan serotonergik dari raphe dorsal yang
mendasari perbedaan individu dalam penghambatan perilaku yang
Deskripsi Varian Ekstrim
diukur dengan penghindaran bahaya. Orang yang diberi obat serotonin
Dimensi Temperamen Tinggi Rendah
menunjukkan penurunan perilaku menghindari bahaya.
Penghindaran bahaya Pesimistis tongkat optimasi
PENCARIAN BARU. Pencarian kebaruan mencerminkan bias yang diwariskan dalam
Takut Berani
inisiasi atau aktivasi pendekatan nafsu makan dalam menanggapi
Malu Keluar
kebaruan, pendekatan terhadap sinyal penghargaan, penghindaran
mudah lelah Energik
aktif dari sinyal hukuman yang dikondisikan, dan pelarian dari hukuman
Pencarian hal baru Penyelidikan Disimpan
tanpa syarat (yang semuanya dihipotesiskan sebagai bagian dari satu
Impulsif Del iberate
sistem warisan yang diwariskan).arning). Pencarian kebaruan diamati
Boros Hemat
sebagai aktivitas eksplorasi dalam menanggapi kebaruan, impulsif,
saya mudah tersinggung Sangat tabah
pemborosan dalam pendekatan isyarat penghargaan, dan
Ketergantungan hadiah Sentimentil Terpisah
penghindaran frustrasi secara aktif. Individu yang tinggi dalam
Membuka Al oof
pencarian kebaruan cepat marah, ingin tahu, mudah bosan, impulsif,
Hangat Dingin
boros, dan tidak teratur. Orang yang rendah dalam pencarian kebaruan
Penuh kasih sayang Mandiri
adalah orang yang pemarah, tidak bertanya, tabah, reflektif, hemat,
Kegigihan Rajin Malas
pendiam, toleran terhadap monoton, dan teratur.
Bertekad Dimanja
Proyeksi dopaminergik memiliki peran penting dalam pencarian
Antusias kurang berprestasi
kebaruan. Pencarian kebaruan melibatkan peningkatan reuptake
Kesempurnaan saya pragmatis
tambang dopa di terminal prasinaptik, sehingga membutuhkan
stimulasi yang sering untuk mempertahankan tingkat stimulasi
dopaminergik pascasinaptik yang optimal. Pencarian kebaruan
kovariasi yang kuat dan invarian terlepas dari perubahan mengarah pada berbagai perilaku mencari kesenangan, termasuk
lingkungan dan pengalaman masa lalu. Tabel 22- 1 3 sumsebuah
mhadiah
merokok, yang mungkin menjelaskan seringnya pengamatan aktivitas
set kontras perilaku yang membedakan pencetak skor ekstrim pada MAO tipe B (MAOB) trombosit yang rendah karena merokok
empat dimensi temperamen. Perhatikan bahwa setiap ekstrem dari menghambat aktivitas MAOB di plate let dan otak.
dimensi ini memiliki keuntungan dan kerugian adaptif yang spesifik, Studi gen yang terlibat dalam neurotransmisi dopamin,
sehingga baik skor tinggi maupun rendah secara inheren tidak berarti seperti dopamingen pengangkut (DATJ)dan gen reseptor
adaptasi yang lebih baik. Masing-masing dari empat dimensi dopamin tipe 4 (DRD4),telah memberikan bukti hubungan
temperamen memiliki penentu genetik yang unik menurut studi dengan pencarian kebaruan atau risikomengambilg perilaku.
keluarga dan kembar, serta studi asosiasi genetik dengan penanda DNA
tertentu. Beberapa pekerja mendalilkan gen spesifik untuk beberapa KETERGANTUNGAN HADIAH. Ketergantungan hadiah mencerminkan pemeliharaan

sifat, seperti gen pencari kebaruan. nance perilaku dalam menanggapi isyarat penghargaan sosial. Individu yang memiliki

PENGHINDARAN KERUGIAN. Penghindaran bahaya melibatkan bias yang diwariskan
dalam penghambatan perilaku dalam menanggapi sinyal hukuman dan
nonreward. Penghindaran bahaya yang tinggi diamati sebagai ketakutan akan
ketidakpastian, hambatan sosial, rasa malu dengan orang asing, cepat lelah, dan
kekhawatiran pesimis dalam mengantisipasi masalah bahkan dalam situasi yang
tidak membuat khawatir orang lain. Orang dengan tingkat penghindaran bahaya
yang rendah adalah orang yang periang, berani, energik, ramah, dan optimis
bahkan dalam situasi yang membuat kebanyakan orang khawatir.
Psikobiologi penghindaran bahaya itu kompleks. Benzodi azepin
disinhibit penghindaran oleh r-aminobutyric acid (GABA)
penghambatan ergic neuron serotonergik yang berasal dari inti
raphe dorsal.
Tomografi emisi positron (PET) di Institut Nasional
1
Tute of Mental Health (NIMH) dengan [8F]-deoxyglucose (FDG)
pada 3 1 sukarelawan dewasa sehat selama tugas kinerja sederhana
dan berkelanjutan menunjukkan bahwa penghindaran bahaya
dikaitkan dengan peningkatan aktivitas di sirkuit paralimbik anterior,
khususnya amigdala dan insula kanan, korteks orbitofrontal kanan, dan
korteks prefrontal medial kiri.
Konsentrasi GABA yang tinggi dalam plasma juga berhubungan
dengan penghindaran bahaya yang rendah. Konsentrasi GABA plasma
juga telah berkorelasi dengan ukuran kerentanan kecemasan lainnya,
dan berkorelasi tinggi dengan konsentrasi GABA di otak. Akhirnya,
sebuah gen pada kromosom 17q12 yang mengatur
ketergantungan penghargaan yang tinggi adalah orang yang berhati lembut, sensitif,
bergantung secara sosial, dan mudah bergaul. Individu yang rendah dalam
ketergantungan penghargaan adalah praktis, berpikiran keras, dingin, tidak peka secara
sosial, tidak tegas, dan acuh tak acuh jika sendirian.
Proyeksi noradrenergik dari lokus seruleus dan proyeksi
serotonergik dari median raphe diperkirakan mempengaruhi
pengkondisian penghargaan tersebut. Ketergantungan penghargaan
yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan aktivitas di talamus.
Konsentrasi 3-metoksi-4-hidroksifenilglikol (MHPG) rendah pada orang
dengan ketergantungan penghargaan yang tinggi.
KEGIGIHAN. Kegigihan mencerminkan pemeliharaan perilaku
meskipun frustrasi, kelelahan, dan penguatan intermiten. Orang yang sangat
gigih adalah orang yang bekerja keras, gigih, dan ambisius yang cenderung
meningkatkan upaya mereka dalam menanggapi imbalan yang diantisipasi dan
memandang frustrasi dan kelelahan sebagai tantangan pribadi. Individu yang
persistensinya rendah adalah orang yang malas, tidak aktif, tidak stabil, dan tidak
menentu; mereka cenderung mudah menyerah ketika menghadapi frustrasi,
jarang berusaha untuk pencapaian yang lebih tinggi, dan menunjukkan sedikit
ketekunan bahkan dalam menanggapi hadiah yang terputus-putus.
Pekerjaan terbaru pada hewan pengerat terkait integritas efek
kepunahan penguatan parsial dengan koneksi hipokampus dan
metabolisme glutamat. Kegigihan dapat ditingkatkan dengan
stimulan psiko.

https://kat.cr/user/Blink99/
762 Bab2 2 :Gangguan Kepribadian
Tabel 22-1 4
Empat Sistem Otak yang Tidak Dapat Dipisahkan yang Mempengaruhi Pola Stimulus-Respons yang Mendasari Temperamen
Sistem Otak (Dimensi Kepribadian Kepala sekolah
Terkait) Neuromodulator
Perilaku i nh ibition (penghindaran bahaya) GABA
Serotonin (punggung raphe)
Aktivasi perilaku (pencarian kebaruan) dopamin
Keterikatan sosial (ketergantungan hadiah) Nefrin norepi
Serotonin (median
raphe)
Penguatan parsial (kegigihan) Gl utamate
Serotonin (punggung raphe)
CS, rangsangan yang dikondisikan; GABA, asam r-aminobutirat; UCS, rangsangan tanpa syarat kita.
Diadaptasi dari Cloni nger CR. Sebuah metode sistematis untuk deskripsi klinis dan klasifikasi variabel kepribadian.Psikiatri Jendral Agung. 1 987;44:573.
Psikobiologi Temperamen.Sifat temperamen dari penghindaran
bahaya, pencarian kebaruan, ketergantungan penghargaan, dan
ketekunan didefinisikan sebagai perbedaan yang diwariskan yang
mendasari respons otomatis terhadap bahaya, kebaruan, persetujuan
sosial, dan penghargaan intermiten, masing-masing. Ciri-ciri komponen
("segi") untuk masing-masing dari empat dimensi temperamen
memiliki karakteristik belajar yang berbeda dan berkorelasi lebih kuat
satu sama lain daripada dengan komponen temperamen lainnya.
Model pembelajaran neurobiologis yang paling komprehensif pada
hewan yang telah secara sistematis dikaitkan dengan struktur
temperamen manusia
mterlampir dalamadalah sumar
Tabel22-14.Model ini membedakan empat sistem
otak yang dapat dipisahkan untuk penghambatan perilaku (penghindaran
bahaya), aktivasi perilaku (pencarian kebaruan), keterikatan sosial
(ketergantungan hadiah), dan penguatan parsial (ketekunan).
Perbedaan individu dalam temperamen dan emosi dasar
memodifikasi pemrosesan informasi sensorik dan membentuk
karakteristik pembelajaran awal, terutama pengkondisian asosiatif dari
respons perilaku bawah sadar. Temperamen dikonseptualisasikan
dalam hal bias yang diwariskan dalam emosionalitas dan pembelajaran
yang mendasari perolehan sifat dan kebiasaan perilaku otomatis
berbasis emosi yang dapat diamati sejak awal kehidupan dan relatif
stabil selama masa hidup individu.
Masing-masing dari empat dimensi utama adalah sifat
kuantitatif yang terdistribusi secara normal, cukup dapat
diwariskan, dapat diamati pada awal masa kanak-kanak, relatif
stabil dalam waktu, dan cukup memprediksi perilaku remaja dan
dewasa. Keempat dimensi telah terbukti secara genetik homogen
dan secara independen diwarisi satu sama lain dalam studi kembar
independen yang besar di Amerika Serikat, Australia, dan Jepang.
Perbedaan temperamen, yang awalnya tidak terlalu stabil,
cenderung stabil selama tahun kedua dan ketiga kehidupan.
Dengan demikian, peringkat keempat sifat temperamen ini pada
usia1 0ke1 1tahun cukup prediktif dari ciri-ciri kepribadian pada
usia15, 18,dan27tahun dalam sampel besar anak-anak Swedia.
Keempat dimensi tersebut telah berulang kali terbukti universal di
berbagai budaya, kelompok etnis, dan sistem politik yang berbeda di
setiap benua yang berpenghuni.Disumsebuah mry, aspek-aspek ini
Kepribadian disebut temperamen karena sifat-sifat tersebut diwariskan,
bermanifestasi sejak awal kehidupan, stabil secara perkembangan, dan
konsisten dalam budaya yang berbeda. Sifat temperamen mirip
Stimulus yang Relevan Respons Perilaku
Pengkondisian permusuhan (berpasangan Pembentukan CS permusuhan
CS dan UKS) Penghindaran pasif
Sinyal terkondisi untuk Kepunahan
hukuman dan non reward
yang frustasi
Kebaruan Pengejaran eksplorasi
CS hadiah Pendekatan selera
CS atau UCS untuk menghilangkan monoton Penghindaran Aktif
atau hukuman Melarikan diri
Pengkondisian hadiah (pa i ring CS Pembentukan nafsu makan
dan UKS) cs
Intermiten (sebagian) Ketahanan terhadap pemadaman
bala bantuan
untuk mengkristal kecerdasan karena mereka tidak menunjukkan
perubahan cepat dengan bertambahnya usia atau di seluruh kelompok
kelahiran yang diamati untuk kecerdasan cair dan ciri-ciri karakter.
REFERENSI
BatemanA, Fonagy P. 8 tahun tindak lanjut dari pasien yang dirawat karena personal borderline
gangguan ity: pengobatan berbasis mentalisasi versus pengobatan seperti biasa.Fokus. 2013
3 ; 1 1 (2), 261-268.
Kloninger CR.Merasa Baik: Ilmu Kesejahteraan.New York: Oxford Uni
versi Pers; 2004.
CrawfordTN,Cohen P, Johnson JG, Sneed Joel R, Brook JS. Kursus dan psy
korelasi kososial gejala gangguan kepribadian pada masa remaja: teori
perkembangan Erikson ditinjau kembali.JYouthAdolesc.2004;33:373-387. Forster C,
Berthollier N, Rawlinson D. Tinjauan Sistematis Mekanisme Potensial
nisme Perubahan Intervensi Psikoterapi untuk Gangguan Kepribadian.
Jpsycho/ Psikolog.2014;4(133):2161--0487.
Helgeland MI, Kjelsberg E, Torgersen S. Kesinambungan antara emosi dan
gangguan perilaku disrupsi pada masa remaja dan gangguan kepribadian pada masa
dewasa.Saya psikiatri.2005; 1 62: 1 941-1947.
Johnson JG, PertamaMB,Cohen P, SkodolAE,Kasen S, Brook JS. Hasil yang merugikan
terkait dengan gangguan kepribadian yang tidak ditentukan dalam sampel
komunitas.Saya psikiatri.2005; 1 62: 1926-1932.
LinehanMM,comtoisKA,MurraySAYA,CokelatMZ,MencongklangRJ,MendengarHL,
KorslundKE,Tutek DA, Reynolds SK, Lindenboim N. Dua tahun uji coba terkontrol
secara acak dan tindak lanjut dari terapi perilaku dialektis vs terapi oleh para ahli
untuk perilaku bunuh diri dan gangguan kepribadian ambang.Psikiatri Jendral
Agung.2006;63(7):757-766.
Nikel MK, Muehlbacher M, Nikel C, Kettler C, Pedrosa Gil F, Bachler E,
Buschmann W, Rother N, Fartacek R, Egger C, Anvar J, RotherWK,Loew TH,
Kaplan P. Aripiprazole dalam pengobatan pasien dengan gangguan borderline
per sonality: Sebuah studi double-blind, terkontrol plasebo.Saya psikiatri. 2006;
1 63(5):833-838.
Ozkan M, AltindagA. Gangguan kepribadian komorbiditas pada subjek dengan gangguan panik
urutan: Apakah gangguan kepribadian meningkatkan keparahan klinis?Komp. Psikiatri.
2005;46:20--26.
Penyembah berhalaJL,Oltmanns TF, WhitmoreMJ,Turkheimer E. Gangguan kepribadian tidak
ditentukan lain: Mencari ambang diagnostik berbasis empiris. gangguan JPers.
2005; 19:674--689.
Papaioannou D, Brazier J, Parry G. Bagaimana mengukur kualitas hidup untuk efek biaya
analisis keaktifan gangguan kepribadian: Tinjauan sistematis.gangguan JPers.
2013;27(3):383--401 .
Schwarze C, Mobascher A, Pallasch B, dkk. Kesulitan prenatal: Faktor risiko dalam
gangguan kepribadian ambang?Psiko / Med.20 13;43(6):1279-1291 . Sussman N.
Kepribadian ambang dan gangguan bipolar: Apakah ada hubungannya?
Psikiatri Primer.2004;1 1 : 13 .
Svrakic DM, Cloninger CR. Gangguan kepribadian. Dalam: Sadock BJ, SadockVA, eds.
kaplan&Buku Teks Komprehensif Psikiatri Sadock.edisi ke-8. Jil. 2. Philadelphia:
Lippincott Williams&Wilkins; 2005:2063.
Witkiewitz K, King K, McMahonRJ,dkk. Bukti untuk multi-dimensi
model struktural laten dari extabadigangguan isasi.J Abnorm Child Psycho/.
2013;41 (2):223-237.
Zimmerman M, Rothschild L, Chelminski I. Prevalensi DSM-IV pribadi
gangguan jiwa pada pasien rawat jalan psikiatri.Saya psikiatri.2005 ; 162: 191 1-1918.