Anda di halaman 1dari 14

METODE DEPTH FIRST SEARCH UNTUK MENDIAGNOSA

PENYAKIT IBU HAMIL


DEPTH FIRST SEARCH FOR DIANOSIS OF PREGNANT MOTHER DISEASE
Ermadi Satriya Wijaya1), Nia Intannia 2)
1)2)
Teknik Informatika – Fakultas Teknik Dan Sains-Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Jl. KH. Ahmad Dahlan, PO BOX 202 Purwokerto 53182
1)
ermadi_satriya@yahoo.com
nia.intannia20@gmail.com
2)

Abstrak

Menurut WHO diperkirakan setiap hari terdapat sekitar 830 kematian ibu yang
disebabkan karena komplikasi kehamilan dan persalinan. Salah satu masalah yang dihadapi oleh
ibu hamil pada masa kehamilannya yaitu kurangnya informasi mengenai kesehatan pada ibu
hamil. Dari angka kematian diatas, sebagian besar terjadi di Afrika yakni sebanyak 550
kematian, dan 180 kematian di wilayah Asia. Hal ini menunjukkan bahwa angka kematian ibu
banyak terjadi di negara-negara miskin dan berkembang. Maka dari itu, dikembangkan sebuah
aplikasi diagnosa penyakit ibu hamil menggunakan metode depth first search berbasis web untuk
membantu ibu hamil mengetahui penyakit yang sedang dialami pada masa kehamilan melalui
gejala-gejala yang timbul dan segera mendapatkan penanganan sehingga nantinya dapat
meminimalisir angka kematian ibu hamil dan bayi.
Kata kunci - Depth First Search, penyakit ibu hamil.

Abstrack
According to WHO, 830 cases of maternal death is occurred every day is caused by the
complication during pregnancy and child-delivery. One of the problems faced by pregnant
women during pregnancy is the lack of information about health in pregnant women. Of
mortality above, the vast majority occur in Africa is as many as 550 deaths, and 180 deaths in
the region. This shows that maternal mortality rates occur in many poor and developing
countries. Therefore, a disease diagnosis application for pregnant women is developed using a
web-based depth first search method to help pregnant women find out about the disease that is
being experienced during pregnancy through symptoms that arise and immediately get treatment
so that later it can minimize the mortality rate of pregnant women and infants.
Keywords - Depth First Search, disease in pregnant mother.

(Dikirim: 21 Desember 2020, Direvisi: -16 Desember 2020, Diterima: 23 Desember 2020)
PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi Informasi yang semakin maju memiliki peranan yang penting
dalam kehidupan manusia. Teknologi yang pada penerapannya telah banyak membantu
pekerjaan manusia sehingga pekerjaan manusia menjadi lebih cepat, ringan dan akurat tanpa
mengurangi hasil yang diinginkan. Teknologi informasi sangat membantu bagi perusahaan atau
instansi dalam mengelola data-data pekerjaan hingga mendapatkan suatu informasi yang akurat
untuk menentukan keputusan (Sudarsono, dkk., 2015).
Puskesmas II Kemranjen merupakan puskesmas yang berlokasi di kabupaten Banyumas.
Puskesmas II kemranjen selama ini dalam mengambil keputusan mendiagnosa penyakit
dilakukan dengan wawancara terhadap pasien secara langsung. Namun proses wawancara terkait
gejala-gejala dalam menentukan jenis penyakit pada pasien membutuhkan waktu yang tidak
sedikit. Sedangkan pasien ibu hamil harus segera mendapatkan penanganan terkait penyakit yang
dialami. Mengingat akan rentannya ibu hamil terkena penyakit pada masa kehamilan, maka perlu
di lakukan penelitian untuk membantu Puskesmas II Kemranjen dalam mendiagnosa penyakit ibu
hamil dengan mudah dan tepat.
Angka kematian ibu hamil masih sangat tinggi di Indonesia, hal tersebut dikarenakan ibu
hamil sangat peka terhadap berbagai masalah kesehatan. Kematian ibu hamil menurut WHO
adalah kematian selama kehamilan atau dalam masa 42 hari setelah berakhirnya kehamilan yang
diakibatkan oleh semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau
penanganannya.
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2015, Angka Kematian Ibu
(AKI) masih berada di angka 305 per 100.000 kelahiran hidup (KH). Sedangkan target global
MDGs (Millenium Development Goals) adalah menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi
102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (Eka, 2013). Kurangnya pengetahuan
mengenai gejala yang dirasakan saat masa kehamilan merupakan permasalahan yang saat ini
terjadi. Hal tersebut membuat ibu hamil tidak menghiraukan gejala-gejala tertentu yang
sebenarnya mengindikasi terhadap penyakit yang berbahaya. Selain itu, resiko kematian ibu juga
semakin tinggi akibat adanya faktor keterlambatan yang menjadi penyebab tidak langsung
kematian ibu. Keterlambatan yang dimaksud adalah terlambat mengambil keputusan untuk
dirujuk termasuk rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya saat kehamilan. Dari
hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, hanya sekira 44 persen ibu hamil yang tahu tanda
bahaya (Okezone, 2014).
Metode Depth First Search melakukan penelusuran kaidah secara mendalam dari simpul
akar bergerak menurun ke tingkat dalam yang berurutan. Pencarian mendalam pertama (Depth
First Search) adalah pencarian dilakukan pada suatu simpul dari setiap level dari yang paling
kiri. Kelebihan depth first search adalah pemakaian memori yang sedikit dan penelusuran
masalah dapat digali secara mendalam sampai ditemukannya kepastian suatu solusi yang
optimal.
Penelitian tentang diagnosa penyakit sudah dilakukan oleh beberapa penelti, diantaranya
yaitu Putri dan Mustafidah (2011) menggunakan forward chaining untuk melakukan diagnosa
penyakit hati. Aplikasi sistem pakar yang dibuat mampu menganalisis gejala-gejala yang
dimasukkan oleh user. Pada aplikasi sistem pakar untuk mediagnosa penyakit hati ini, data yang
terdapat pada program aplikasi dapat diubah atau ditambah jika ditemukan data yang baru. Handayani
(2012) menggunakan metode penelusuran forward chaining-depth first search untuk
mendiagnosa penyakit jantung berdasarkan gejala-gejala yang diderita yang dapat menjadi faktor
resiko penyakit jantung.
Dengan demikian, akan dilakukan penelitian terkait mendiagnosa penyakit Ibu Hamil
menggunakan metode Depth First Search di Puskesmas II Kemranjen. Penelitian dilakukan agar
mempemudah dalam penyelesaian yang dihadapi oleh puskesmas tersebut.

A. Tujuan
1. Menerapkan metode Depth First Search pada suatu aplikasi sebagai metode untuk
menentukan jenis penyakit ibu hamil
2. Membangun aplikasi untuk mendiagnosa penyakit ibu hamil dengan metode Depth
First Search.

B. Manfaat
1. Memudahkan dan mempercepat pihak analisis dalam mendiagnosa penyakit ibu hamil
sehingga meningkatkan efektivitas proses penanganan.
2. Hasil diagnosa penyakit ibu hamil melalui gejala-gejala yang diinputkan diharapkan
mampu memberikan penanganan yang lebih baik bagi ibu hamil.

METODE
Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah metode waterfall, dapat dilihat
pada gambar di bawah ini

Gambar 1. Metode waterfall


ANALISIS DAN KEBUTUHAN
Pada tahap analis dan kebutuhan, dilakukan pengumpulan data yang didapat dari
wawancara sekelompok bidan di Puskesmas II Kemranjen dan beberapa referensi yang terkait
dengan penelitian. Data yang didapatkan berupa data penyakit, gejala dan penanganan. Data
penyakit yang dimuat penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis-jenis Penyakit

Kode Nama Penyakit


P1 Preeklamsia
P2 Anemia
P3 Diabetes Gestasional

Total gejala yang digunakan sebanyak 18 gejala. Masing-masing gejala dapat dilihat pada
Tabel 2.

Tabel 2. Gejala dari masing-masing penyakit

Kode Nama Gejala P1 P2 P3


G1 Sesak nafas √ √
G2 Sakit kepala √ √
G3 Berkurangnya volume urine. √
G4 Gangguan penglihatan, misalnya pandangan √
hilang secara sementara, menjadi kabur, atau
sensitif terhadap cahaya.
G5 Mual dan muntah. √
G6 Rasa nyeri pada perut bagian atas (biasanya di √
bawah tulang rusuk sebelah kanan).
G7 Meningkatnya kandungan protein pada urine √
(proteinuria).
G8 Gangguan fungsi hati. √
G9 Pembengkakan pada telapak kaki, √
pergelangan kaki, wajah, dan tangan.
G10 Menurunnya jumlah trombosit dalam darah √
(trombositopeni)
G11 Cepat lelah dan merasa lemah √
G12 Kulit wajah tampak puncak √
G13 Denyut jantung tidak teratur √
G14 Merasa gatal-gatal √
G15 Perubahan pada indera perasa √
G16 Merasa lelah, lemas dan lesu √
G17 Merasa Kelaparan dan ingin makan terus √
G18 Sering kehausan √

Masing-masing penyakit memiliki cara penanganannya yang berbeda. Penanganan untuk


tiap penyakit dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Penanganan dari masing-masing penyakit

No Kode
Penanganan
. Penyakit
1 P1 a) Penatalaksanaan pada Kehamilan
 Observasi secara cermat merupakan komponen utama
dalam asuhan antepartum maupun intrapartum.
 Ibu yang diidentifikasi sebagai resiko tinggi yakni
termasuk dalam kelompok faktor resiko preeklampsia
harus dirujuk untuk penatalaksanaan tenaga ahli (USG,
pemeriksaan elektrolit, PET Skrining, dan sebagainya).
 Pengkajian untuk profilaksis aspirin atau kalsium
 Skrining doppler pada arteri uterina pada usia 20-24 tahun
untuk mengetahui adanya “notch” pada ibu yang berisiko
tinggi diperlukan untuk penatalaksanaan sedini mungkin.
 Apabila didiagnosis preeklampsia, keseimbangan antara
keparahan penyakit dan maturitas keseimbangan janin
menentukan waktu kelahiran janin.
 Menurut NICE, jika terdapat resiko rendah pada
preeklampsia dianjurkan mengkaji tekanan darah dan
dipstik urine pada usia kehamilan 16,28,34,36,38 dan 41
minggu pada sekundipara dan seterusnya, sedangkan
kunjungan tambahan diperlukan pada nulipara di usia
kehamilan 25 dan 31.
 Pengukuran tekanan darah : ketika mengukur tekanan
darah selama kehamilan, suara Korotkof 1 harus
digunakan – suara pertama kali muncul (untuk tekanan
darah sistolik) dan suara Korotkof 5 – suara menghilang
(untuk tekanan darah diastolik). Pengukuran tekanan
darah yang akurat penting untuk penegakan diagnosis
secara tepat. Terdapat banyak alat otomatis untuk
mengukur tekanan darah, namun sebagian besar alat
tersebut tidak akurat dalam kehamilan.
 Pemeriksaan proteinuria: dipstick urine tetap menjadi
metode pilihan untuk pengkajian proteinuria. Uji ini juga
rentan terhadap kesalahan pengobservasi dan penggunaan
alat baca uji dipstick otomatis telah terbukti meningkatan
ketepatan.
b) Penatalaksanaan pada Persalinan
 Tekanan darah: terapi iv mungkin diperlukan
 Keseimbangan cairan : keseimbangan cairan perlu
diperhatikan dan dipantau secara ketat dengan
menggunakan pemantauan tekanan vena sentral secara
invasive
 Profilaksis eklampsia : pemberian magnesium sulfat
 Pemeriksaan biokimia setiap 6 jam
 Persiapan kelahiran prematur jika diperlukan
c) Penatalaksanaan pada Nifas
 Obat penurun tekanan darah dianjurkan terus dikonsumsi
hingga hipertensi teratasi
 Direkomendasi untuk melakukan tinjauan postnatal dan
perencanaan prakonsepsi
2 P2 Penangangan penyakit Anemia dapat dilihat berikut ini:
a) Bila Anda merasakan gejala anemia di atas dan orang-orang
di sekeliling Anda melihat Anda tampak pucat dan lelah,
segeralah berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan
menanyakan kebiasaan makan Anda dan obat yang sedang
Anda minum. Anda lalu akan mendapatkan pemeriksaan
fisik, pemeriksaan darah dan pemeriksaan penunjang lainnya
untuk menentukan apakah terdapat anemia dan apa
penyebabnya.
b) Penanganan anemia tergantung pada penyebabnya. Bila
penyebabnya adalah kekurangan zat besi, dokter akan
mencari tahu dan mengatasi penyebab kekurangan tersebut.
Suplemen zat besi dalam bentuk tablet atau sirup mungkin
diberikan. (Bila anemia disebabkan oleh masalah penyerapan
pasca- operasi gastrektomi, pemberian suplemen akan
diberikan secara intramuskular atau intravenal).
c) Pemulihan biasanya berlangsung enam hingga delapan
minggu setelah penanganan. Setelah anemia tertangani,
Anda masih akan terus menerima asupan suplemen zat besi
hingga beberapa bulan untuk menjaga kondisi. Tinja Anda
akan berwarna hitam selama perawatan.
d) Bila anemia disebabkan penyakit tertentu, satu-satunya
solusi adalah menyembuhkan penyakitnya.
e) Anemia kronis yang ditandai dengan gejala parah seperti
denyut jantung cepat, nafas tersengal dan pingsan mungkin
harus segera ditangani dengan transfusi darah.
3 P3 Demi kesehatan ibu dan bayi, terdapat beberapa langkah
pengobatan yang biasa disarankan dokter, meliputi:
a. Memonitor kadar glukosa dalam darah. Untuk menghindari
komplikasi lebih lanjut, dokter mungkin akan menganjurkan
untuk memeriksa darah secara rutin, seperti 4 hingga 5 kali
sehari, agar dapat dimonitor dengan baik. Hal ini biasa
dilakukan dengan menggunakan suntikan jari kecil (lanset)
dan kadar glukosa dideteksi langsung menggunakan alat
khusus. Jika diperlukan, dokter mungkin akan menyarankan
untuk menyuntik atau mengkonsumsi insulin agar kadar
glukosa terjaga hingga melahirkan.
b. Pemeriksaan ultrasound. Selain ibu, dokter mungkin akan
melakukan pemeriksaan rutin bayi dengan bantuan
ultrasound untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan
bayi. Selain itu, dokter juga dapat melihat Perkiraan Hari
Lahir (PHL) sang bayi dan jika ibu tidak melahirkan sesuai
dengan waktu yang diperkiraan, dokter dapat langsung
mengambil tindakan secepatnya, seperti induksi atau operasi
caesar. Dalam kasus tertentu, dokter mungkin akan
menyarankan untuk melahirkan sebelum waktunya untuk
menghindari komplikasi lanjutan.
c. Diet sehat. Bagi ibu hamil, khususnya yang didiagnosa
penyakit diabetes gestasional, mengatur pola diet sehat
sangat penting dilakukan, seperti mengkonsumsi sayur-
sayuran, buah-buahan, biji-bijian, hingga makanan dengan
asupan serat, nutrisi dan rendah lemak. Penurunan berat
badan sata hamil biasa tidak disarankan, namun hal ini dapat
dilakukan saat merencanakan kehamilan. Bicarakan dengan
dokter untuk mengetahui diet dan kadar nutrisi yang tepat
untuk kondisi ibu hamil.
d. Olahraga. Selain menjaga asupan makanan, olahraga juga
kerap menjadi hal yang patut diperhatikan sebelum, saat dan
setelah hamil. Dengan melakukan olahraga teratur, tubuh
akan menstimulasi pemindahan glukosa menuju sel dan
mengubahnya menjadi tenaga. Selain itu, olahraga juga
dapat meningkatkan kepekaan sel terhadap insulin sehingga
kadar gula dalam darah lebih terkontrol. Sebagai tambahan,
dokter biasanya menyarankan beberapa olahraga khusus
untuk membantu mengurangi rasa tidak nyaman saat hamil
seperti sakit punggung, kram otot, pembengkakan,
konstipasi, kesulitan tidur hingga mempersiapkan pasien
melewati masa melahirkan kelak.
e. Pengobatan untuk mengontrol diabetes gestasional berbeda
untuk setiap kasus. Tanyakan pada dokter untuk pengobatan
yang lebih tepat.

DESAIN SISTEM
Use case diagram pada Gambar 2. Menjelaskan bahwa admin dapat melihat, mengedit,
menghapus dan menambah data gejala dan data penyakit. Sedangkan user dapat melakukan
diagnosa penyakit.

Gambar 2. Use Case Diagram Aplikasi

Pada Diagram Activity proses diagnosa menjelaskan activity yang dapat dilakukan
pengguna. Pengguna akan diberikan beberapa pertanyaan terkait gejala-gejala pada penyakit.
Kemudian pengguna diminta menjawab pertanyaan sesuai fakta yang ada. Hasil jawaban
pengguna akan diolah berdasarkan rule yang dibuat berdasarkan data yang didapatkan lalu
menerapkan metode depth first search. Diagram activity dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Diagram Activity Proses Diagnosa

Relasi tabel pada database digunakan untuk menunjukan relasi atau hubungan antar tabel
di dalam database yang saling terkait satu sama lain. Gambar relasi tabel ditunjukan pada
Gambar 4.

Gambar 4. Relasi Antar Database

Berdasarkan Gambar 5. menerangkan alur pertanyaan gejala yang akan ditampilkan


berdasarkan metode depth first search. Apabila user menjawab pertanyaan pertama kode gejala
G1 dengan jawaban “Ya” maka akan muncul pertanyaan selanjutnya yaitu pertanyaan kedua
kode gejala G2. Namun apabila user menjawab pertanyaan pertama kode gejala G1 dengan
jawaban “Tidak”, maka pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah pertanyaan dengan kode
G16. Kemudian pada gejala dengan kode G16 apabila pengguna menjawab “Tidak” maka
penyakit tidak terdeteksi.
Gambar 5. Pohon Keputusan

Data – data yang telah didapatkan kemudian diolah menjadi rule. Aturan (Rule) dapat dilihat
pada Tabel 4.

Tabel 4. Rule (Aturan)

No Aturan
1 IF Sesak nafas (G1)
AND Sakit kepala(G2)
AND Berkurangnya volume urine. (G3)
AND Gangguan penglihatan, misalnya pandangan hilang secara sementara,
menjadi kabur, atau sensitif terhadap cahaya. (G4)
AND Mual dan muntah. (G5)
AND Rasa nyeri pada perut bagian atas (biasanya di bawah tulang rusuk sebelah
kanan). (G6)
AND Meningkatnya kandungan protein pada urine (proteinuria).(G7)
AND Gangguan fungsi hati.(G8)
AND Pembengkakan pada telapak kaki, pergelangan kaki, wajah, dan tangan.(G9)
AND Menurunnya jumlah trombosit dalam darah (trombositopenia)(G10)
THEN Preeklampsia (P1)
2 IF Sesak nafas (G1)
AND Sakit kepala (G2)
AND Cepat lelah dan merasa lemah (G11)
AND Kulit tampak puncak (G12)
AND Denyut jantung tidak teratur (G13)
AND Merasa gatal-gatal (G14)
AND Perubahan pada indera perasa (G15)
THEN Anemia (P2)
3 IF Merasa lelah, lemas dan lesu (G16)
AND Merasa Kelaparan dan ingin makan terus (G17)
AND Sering kehausan (G18)
THEN Diabetes Gestational (P3)

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Implementasi
Halaman home merupakan tampilan awal ketika aplikasi dijalankan. Pada Gambar 6.
Halaman Home pengguna memiliki beberapa menu yaitu menu data penyakit dan menu
diagnosa.

Gambar 6. Halaman Home Pengguna

Pada halaman data penyakit, pengguna dapat melihat data-data penyakit yang dapat
didiagnosa pada aplikasi ini. Data penyakit beserta tampilan halaman dapat dilihat pada Gambar
7.
Gambar 7. Halaman Data Penyakit untuk Pengguna

Halaman diagnosa penyakit untuk pengguna terdapat sebuah gambar dimana ketika
pengguna menekan gambar tersebut, maka pengguna akan diarahkan ke halaman pertanyaan
terkait gejala yang dialami. Tampilan halaman diagnosa dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Halaman Diagnosa Penyakit untuk Pengguna

Halaman proses diagnosa untuk pengguna merupakan halaman yang berisi beberapa
pertanyaan yang nantinya akan dijawab oleh pengguna. Pertanyaan yang tampil di halaman
aplikasi adalah gejala-gejala dari data penyakit tertera di halaman data penyakit. Tampilan
halaman proses diagnosa dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Halaman Proses Diagnosa untuk Pengguna

Halaman hasil diagnosa untuk pengguna berisi mengenai penanganan atau solusi terkait
penyakit yang diderita pengguna ketika melakukan diagnosa. Tampilan halaman hasil diagnosa
dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Halaman Hasil Diagnosa untuk Pengguna


B. Pengujian Sistem
Tahap pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang telah dibuat berjalan
dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan. Pada tahap ini dilakukan terhadap fungsi-fungsi yang
ada dalam aplikasi, dengan menjalankan setiap fungsi dan melihat apakah terjadi kesalahan atau
tidak. Jika masih terjadi kesalahan, maka diteliti kembali fungsi yang salah dan dilakukan
perbaikan. Tahap pengujian dilakukan dengan metode black box testing. Tabel pengujian dapat
dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Pengujian Sistem


No Pengujian Hasil yang diharapkan Output Status
1 Melakukan login Menampilkan halaman Tampil halaman Berhasil
dengan username Dashboard Admin Dashboard
dan password Admin
yang benar.
2 Melakukan login Menampilkan pesan Tampil pesan kesalahan Berhasil
dengan username kesalahan
dan password
yang salah
3 Membuka Data Menampilkan Halaman Tampil Halaman Data Berhasil
Penyakit Data Penyakit Penyakit
4 Menambah Data Data Penyakit Data Penyakit Berhasil
Penyakit bertambah bertambah
5 Manambah Data Data Gejala bertambah Data Gejala bertambah Berhasil
Gejala
6 Melakukan Proses berjalan dengan Proses berjalan dengan Berhasil
Diagnosa benar dan menampilkan benar dan menampilkan
Penyakit hasil diagnosa hasil diagnosa

PENUTUP

Telah dikembangkan sebuah aplikasi diagnosa penyakit ibu hamil menggunakan metode
Depth First Search. Aplikasi ini mendiagnosa penyakit melalui gejala-gejala yang diinputkan
oleh pengguna. Kemudian setelah didapatkan data gejala, maka dapat diambil kesimpulan
melalui hasil diagnosa penyakit. Pengguna juga akan mendapatkan informasi berupa solusi
ataupun penanganan setelah melakukan diagnosa.

DAFTAR PUSTAKA

Sudarsono, N., Sudyono, N., dan Kuswandi, A., (2015), Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Pemberian Kredit di Adira Quantum Multifinance Cabang Tasikmalaya Metode Simple
Additive Weighting (SAW), Konferensi Nasional Sistem & Informatika, Teknik
Informatika, STMIK Tasikmalaya, 9 Oktober 2015.
Setyarini, E., Putra, D., and Purnawan, A., (2013), Analysis of Comparison of Expert System of
Diagnosing Dog Disease by Certainty Factor Method and Dempster Shafer Method,
IJCSI International Journal of Computer Science Issues, Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Teknik Universitas Udaya Bali, ISSN: 1694-0784 Volume 10, Nomor 2, Issue 1,
576-584.

Kurnia, E., (2014), Angka kematian ibu terus meningkat,


http://lifestyle.okezone.com/read/2014/12/22/481/1082460/angka-kematian-ibu-di-
indonesia-terusmeningkat, diakses pada tanggal 4 Maret 2018.

Putri, P.A., dan Mustafidah, H., (2011), Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Hati
Menggunakan Metode Forward Chaining, JUITA, Nopember 2011, ISSN: 2086-9398,
Volume I, Nomor 4, 143-155.

Handayani, P.K., (2012), Diagnosa Penyakit Jantung Dengan Metode Penelusuran Forward
Chainning-Depth First Search, Seminar Nasional Informatika UPN “Veteran”
Yogyakarta, Jurusan Sistem Informasi Universitas Muria Kudus, ISSN: 1979-2328, 92-
99.

Anda mungkin juga menyukai