Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL BOOK REVIEW

MK : DASAR DASAR BIMBINGAN


KONSELING
PRODI S1 PGSD-FIP

Skor Nilai

 PENGEMBANGAN PROFESI BIMBINGAN & KONSELLING


 (Drs.Mochamad Nursalim, M.Si)
 BIMBINGAN & KONSELLING BERBASIS KOMPETENSI
(Dr.Mamat Supriatna, M.Pd)

NAMA MAHASISWA : SONIA MIRANDA SIMORANGKIR


NIM :1222111009
DOSEN PENGAMPU : PROF.DR.ROSMALA DEWI,M.PD
MATA KULIAH :DASAR DASAR BIMBINGAN KONSELING

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS PENDIDIKAN – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
sehingga saya masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan
critical book review ini dengan judul “Dasar Dasar Bimbingan Konseling”. Critical book
review ini saya buat guna memenuhi penyelesaian tugas pada mata kuliah Dasar dasar
Bimbingan Konseling. semoga critical book review ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi para pembaca.
Dalam penulisan critical book review ini, saya tentu saja tidak dapat menyelesaikannya sendiri
tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kepada Allah SWT
2. Kepada orang tua saya
3. Kepada Dosen pengampu Prof.Dr.Rosmala Dewi,M.Pd
Saya menyadari bahwa critical book review ini masih jauh dari kata sempurna karena
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya dengan segala kerendahan hati meminta
maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan
penyempurnaan ke depannya.
Akhir kata saya mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada dalam
critical book review yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya
bagi para pembaca.

Medan, September 2022

Penyusun

Sonia Miranda Simorangkir


1222111009
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
Rasionnalisasi Pentingnya CBR ........................................................................................................ 1
Tujuan Penulisan CBR ...........................................................................................................................1
Manfaat CBR ............................................................................................................................................ 1
Identitas Buku ....................................................................................................................................... 1-2
BAB II RINGKASAN BUKU
BUKU UTAMA .................................................................................................................................... 3-9
BUKU PEMBANDING..................................................................................................................... 9-11
BAB III PEMBAHASAN BUKU
Kesimpulan atau pembahasan buku ............................................................................................. 12-14
Kelebihan dan kekurangan buku .................................................................................................... 14-15
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan ................................................................................................................................................ 16
Saran ............................................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 17
LAMPIRAN ........................................................................................................................................18-30
BAB I
PENDAHULUAN
Rasionlalisasi Pentingnya CBR
Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami. Terkadang kita
memilih satu buku,namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari segi informasi yang
terkandung di dalamnya.
Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Review ini untuk mempermudah
pembaca dalam memilih buku referensi.Selain itu, salah satu faktor yang melatarbelakangi
penulis mereview buku ini adalah agar kita bisa berpikir kritis dan mengetahui kelebihan
dan kekurangan dari sebuah buku.
Tujuan Penulisan CBR
Critical Book Review ini bertujuan :
Mengulas isi sebuah buku.
Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku.
Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab
dari buku.
Manfaat CBR
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah dasar dasar bimbingan konseling
Untuk menambah pengetahuan para pembaca
Memudahkan pembaca dalam memahami isi dari buku
Menambah wawasan penulis
Melatih penulis berpikir kritis
Identitas Buku Yang Direview:
Buku utama
Judul : Pengembangan Profesi Bimbingan & Konseling
Edisi : cetakan pertama
Pengarang : Drs.Mochamad Nursalim,M.Si
Penerbit : Erlangga
Kota Terbit : Jakarta
Tahun terbit : 2015
ISBN : 978-602-298-440-5
Ukuran Buku : 18 × 25 cm
Jumlah Halaman : 22 hlm

Buku Pembanding :
Judul : Bimbingan Dan Konseling Berbasis Kompetensi
Edisi : cetakan keempat
Pengarang : Dr.Mamat Supriatna,M.Pd
Penerbit : PT RajaGrafindo Persada
Kota Terbit : Depok
Tahun terbit : 2014
ISBN : 978-979-769-333-6
Ukuran Buku : 16 × 23 cm

Jumlah Halaman : 60 hlm


BAB II
RINGKASAN BUKU
Buku utama
BAB 5 ( ORGANISASI DAN KODE ETIK PROFESI SERTA PENGEMBANGANNYA)
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sementara itu, yang dimaksud dengan
organisasi profesi adalah otganisasi kemasyarakatan yang mewadahi suatu pekerjaan
spesifik yang membutuhkan suatu keahlian.
Alasan yang mendasari suatu kelahiran organisasi profesi adalah :
sosial,politik,ekonomi,budaya,falsafah atau sistem nilai. Tetapi pada umumnya adalah adanya
latar belakang solidaritas diantara para pengemban pekerjaan yang bersangkutan.
Saat ini , profesi bimbingan konseling di indonesia mewadahi diri dalam organisasi
profesi yang diberi nama Asosiasi Bimbingan Dan Konseling Indonesia (ABKIN) yang
berdiri tanggal 17 Desember 1975 di Malang setelah sebelumnya berganti nama (IPBI).
Program ABKIN secara garis besar adalah :

 Pengembangan kemampuan profesional dan karier para anggota ABKIN melalui
kegiatan ilmiah dan profesional, seperti seminar ,pelatihan,worksop,dsb.
  Peningkatan pelaksanaan kewajiban dan hak para anggota ABKIN
  
Peningkatan pelaksanaan hak dan kewajiban pengguna layanan profesional


Terlibat dalam pengambilan keputusan yang relevan dengan keprofesionalan
bimbingan konseling , misalnya UU , kurikulum, jabatan profesi BK,dsb.

Kode etik adalah seperangkat standar,peraturan,pedoman,dan nilai yang sangat


mengatur/mengarahkan perbuatan atau tindakan dalam suatu profesi ; atau organisasi
bagi para pekerja atau anggota masyarakat.
Kode etik profesi harus diindahkan oleh setiap anggota profesi didalam melaksanakan tugas
profesinya dan dalam kehidupan bermasyarakat.kode etik profesi juga memberi panduan
pada individu individu dengan profesi terkait, dalam hal ini konselor,mengenai apa yang
boeh mereka laksanakan atau larangan yang sebaiknya mereka hindari.
Tujuan kode etik profesi:

  konselor yang menjadi anggota asosiasi dan konseli sebagai penerima
Melindungi
layanan
  Mendukung misi asosiasi bimbingan dan konseling di indonesia

Kode etik merupakan prinsip prinsip yang memberikan panduan perlaku etis bagi
konselor dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling
  Kode etik membantu konselor membangun kegiatan layanan profesionsl. 

 dan menyelesaikan masalah atau
Kode etik menjadi landasan dalam menghadapi
keluhan yang datang dari anggota asosiasi.
BAB 8 ( PROFIL DAN PERAN KONSELOR)
Dalam proses konseling,konselor berhubungan dengan konseli yang
mengalami penyimpangan (distorsi) persepsi tentang dirinya dan lingkungan.
Kualitas pribadi konselor ditandai dengan beberapa karakteristik berikut:

Pemahaman diri, self knowledge berarti bahwa konselor memahami dirinya dengan
 
baik, memahami secara pasti apa yang dilakukan, alasan yang menyebabkannya
melakukan hal tersebut, dan masalah apa yang harus diselesaikan.

Kompeten, konselor memiliki kualitas fisik, intelektual, emosional,sosial,dan moral
 sebagai pribadi yang berguna.konselor yang efektif adalah konselor yang memiliki
pengetahuan akademik,kualitas pribadi,dan keterampilan konseling.

Kesehatan psikologis yang baik, konselor dengan kesehatan psikologis yang baik
memiliki kualitas sebagai berikut: memperoleh pemuasan kebutuhan rasa
aman,cinta,kekuatan,dan hasrat seksual; dapat mengatasi masalah masalah pribadi
 yang dihadapinya; menyadari kelemahan atau keterbatasan kemampuan dirinya;
menciptakan hubungan yang lebih baik

Dapat dipercaya,konselor yang dapat dipercaya cenderung memiliki kualitas sikap
dan perilaku sebagai berikut: memiliki pribadi yang konsisten; dapat dipercaya oleh
orang lain;tidak pernah membuat orang lain kecewa atau kesal;bertanggung
jawab,mampu merespons orang lain secara utuh,tidak ingkar janji,dan mau
 membantu secara penuh.

  bersikap
Jujur,konselor yang bersikap transparan,autentik,asli, memiliki karakteristik
kongruen,dan memiliki pemahaman yang jelas tentang makna kejujuran.

Kuat, menampilkan kualitas sikap dan perilaku yang bersifat fleksibel,memiliki
  yang jelas,dan dapat membuat batasan waktu yang pantas dalam
identitas diri
konseling
  Bersikap hangat,bersikap ramah,penuh perhatian,dan memberikan kasih sayang. 

Responsif, bersifat dinamis dan tidak pasif dalam pemberian umpan balik yang
berrmanfaat informasi yang berguna,mengemukakan gagasan baru sehingga
  dengan tanggung jawab masing masing
muncul diskusi antara konselor dan konseli
guna menyelesaikan masalah konseli.

 yang sabar cenderung menampilkan kualitas sikap dan perilaku yang tidak
Sabar,konselor
tergesa gesa.

  yang tersembunyi atau sifat sifat peka yang
Sensitif,menyadari adanya dinamika psikologis
ada pada diri klien maupun dirinya sendiri.

Memiliki kesadaran holistik, yaitu : menyadari secara akurat dimensi kepribadian
yang kompleks, menemukan cara memberikan konsultasi yang tepat dan
mempertimbangkan perlu atau tidaknya rujukan, akrab dan terbuka terhadap
berbagai teori.
Peran konselor

 
Konselor sebagai terapis / wawancara , bahwa usaha membantu ( menyembuhkan) orang
lain dilakukan konselor melalui suatu proses wawancara konseling.

  evaluasi, fasilitasi, informasi,negoisasi,alih
Konselor sebagai konsultan, melakukan
tangan,dan hubungan masyarakat.

Konselor sebagai agen perubahan, bahwa keseluruhan lingkungan konseli harus dapat
berfungsi sehingga dapat memengaruhi kesehatan mental konseli agar menjadi lebih
baik dan dapat digunakan konselor untuk memperkuat atau
meningkatkan keberfungsian konseli.

Konselor sebagai agen pencegahan, sebagai pencegah perkembangan yang salah
  kegiatan atau program
atau mencegah terjadinya masalah. Dengan melakukan
layanan informasi, penempatan, dan penyaluran.

Konselor sebagai koordinator, konselor harus sanggup menangani berbagai seni
 
program pelayanan yang memiliki ragam variasi pengharapan dan peran yang
beragam.

  pentingnya orientasi peserta didik
Konselor sebagai agen orientasi, perlu mengakui
terhadap tujuan dan lingkungan sekolahnya.

 Konselor sebagai assessor,melakukan penilaian kepada peserta didik berdasarkan data
hasil tes maupun non-test.

Konselor sebagai pengembang karier, membuat kontribusi dalam mengembangkan  program
pendidikan karier yang terintegrasi , berkesinambungan, dan terus menerus.
BAB 14 ( PENGEMBANGAN DIRI DAN PEMINATAN PESERTA DIDIK)
Pengembangan diri memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,bakat,dan minat mereka sesuai
dengan kondisi sekolah.
Pelayanan bimbingan dan konseling untuk pengembangan diri
Strategi implementasi program:

Bimbingan kelas , program dirancang menuntut konselor unuk melakukan kontak
  peserta didik dikelas.secara terjadwal, konselor memberikan
langsung dengan
pelayanan.

Pelayanan orientasi, suatu kegiatan yang memungkinkan peserta didik memahami dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah, dan
mempermudah atau memperlancar peran mereka di lingkungan baru tersebut.
  Pelayanan informasi, melalui komunikasi langsung maupun tidak langsung. 
  
Bimbingan kelompok,merespons kebutuhan dan minat peserta didik.

Pelayanan bimbingan data, untuk mengumpulkan data atau informasi  tentang peserta didik
dari lingkungan peserta didik. Dilakukan dengan test atau non test.

Peminatan peserta didik adalah program kurikuler yang disediakan untuk mengakomodasi
pilihan minat , bakat, dan/atau kemampuan peserta didik dengan orientasi
pemusatan,perluasan,dan /atau pedalaman mata pelajaran dan /atau muatan kejuruan.
Pengoptimalan peran konselor dalam peminatan peserta didik

Konselor / guru bimbingan dan konseling perlu meningkatkan pemahaman
hakikat,tujuan,dan mekanisme bimbingan peminatan sebagai bagian integral dari
 kurikulum 2013.upaya ini dapat dilakukan melalui serangkaian kegiatan 
pengembangan profesi melalui berbagai seminar, pendidikan,dan pelatihan,dsb.

 
Guru bimbingan dan konseling secara optimal menginternalisasi karakteristik profesi
konselor sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kepribadian dalam dirinya.

Guru bimbingan dan konseling harus meningkatkan kualitas pengetahuan dan
keterampilan secara berkelanjutan.

Guru bimbingan dan konseling harus mampu menampilkan hubungan kerja sama dan
kolaborasi yang efektif dan positif dengan seluruh pihak,baik yang terkait langsung
  dengan layanan bimbingan dan konseling yang
maupun tidak langsung
diselenggarakannya.

Guru bimbingan dankonseling mampu menerapkan konsep dan praktik manajemen yang
berkesinambungan.

Buku pembanding
BAB 1 ( ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN KODE ETIK
PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI INDONESIA)
Kode etik profesi adalah regulasi dan norma perilaku profesional yang harus diindahkan
oleh setiap anggota profesi dalam menjalankan tugas profesi dan dalam kehidupannya di
dalam masyarakat. Norma norma itu berisi apa yang tidak boleh, apa yang seharusnya
dilakukan,dan apa yang diharapkan dari tenaga profesi. Pelanggaran terhadap norma norma
tersebut akan mendapatkan sanksi.
Penerapan kode etik bertujuan untuk :
1. Menjunjung tinggi martabat profesi
2. Melindungi masyarakat dari perbuatan malpraktik
3. Meningkatkan mutu profesi
4. Menjaga standar mutu dan status profesi
5. Menegakkan ikatan antara tenaga profesi dan profesi yang disandangnya.
Ruang lingkup dan materi kode etik
Kode etik profesi konseling meliputi hal hal yang bersangkut paut dengan kompetensi yang
dimiliki kewenangan dan kewajiban tenaga profesi serta cara cara pelaksanaan layanan
yang dilakukannya dalam kegiatan profesi. Ruang lingkup dan kode etik profesi bimbingan
konseling dituangkan dalam kode Etik profesi konselor indonesia.
BAB 2 ( PROFIL KONSELOR)
Karakteristik guru pembimbing atau konselor

Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yanh Maha Esa. Ciri ciri : hendaknya tampil
 dalam perilaku keseharian seseorang konselor, dan memperlakukan konseli, dan
dalam pengamam keputism dalam merancang pendekatan yang akan digunakan

Berpandangan positif dan dinamis tentang manusia sebagai makhluk
spritual,bermoral,individual,dan sosial.konselor hendaknya memandang konseli
bukan sebagai makhluk yang dapat diperlakukakan semena mena sesuai rasa senang
konselor ( dianggap mainan)
  Menghargai harkat dan martabat manusia dan hak asasinya,serta bersikap demokratis. 
  
Menampilkan nilai,norma,dan moral yang berlaku dan berakhlak mulia.
  
Menampilkan integritas dan stabilitas kepribadian dan kematangan emosional.
 
Cerdas,kreatif, mandiri, dan bernampilan menarik.

Konselor memiliki kualitas dan ciri ciri tertentu yang dapat memperlancar
pekerjaannya, yaitu:

Memiliki cara cara sendiri. Konselor selalu ada dalam proses pengembangan gaya
yang unik,yang menggambarkan filsafat dan gaya hidup pribadinya, dan walaupun
 ide ide dan teknik teknik orang lain,ia tidak secara mekanis
bebas meminjam
menirunya.
  Memiliki kehormatan diri dan apresiasi diri
  
Mempunyai kekuatan yang utuh,mengenal dan kemampuan sendiri.
  
Terbuka terhadap perubahan dan mau mengambil resiko yang lebih besar.
  
Terlibat dalam proses proses pengembangan kesadaran diri dan orang lain.
  
Mau dan mampu menerima dan memberikan toleransi terhadap ketidakmenentuan.

yang dapat
Memiliki identitas diri. Artinya mereka mengetahui siapa diri mereka,apa
dicapai,keinginan keinginan dalam hidup,dan hal-hal apa yang penting.
  Mempunyai rasa empati yang tidak posesif.

  sangat
Hidup.artinya pilihan mereka berorientasi pada kehidupan.perasaannya
mendalam,dapat berpatisipasi dalam hidup,dan menyenangi hidup.

 Autentik, nyata,sejalan,jujur,dan bijak.mereka tidak hidup
berpura berpura tetapi
berupaya menjadi apa yang mereka pikirkan dan rasakan.

 Memberi dan menerima kasih sayang ,dapat
memberikan sesuatu dengan sepenuh hati,
dan kemampuan memperhatikan orang lain.

 menjalani masa kini, hidup pada masa kini, dan berada
Hidup pada masa kini . Mereka dapat
bersama orang lain pada masa kini.

Dapat berbuat salah dan mau mengakui kesalahan. Mereka belajar dari kesalahan,
 
tidak gampang melupakan kesalahan, tetapi tidak tersiksa oleh kesalahan
kesalahan tersebut.


Dapat terlibat secara mendalam dengan pekerjaan pekerjaan dan kegiatan kegiatan
kreatif, menyerap makna yang kaya dalam hidup melalui kegiatan kegiatan.

BAB 8 ( PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN PERKEMBANGAN


PESERTA DIDIK)
Dalam bimbingan dan konseling fungsi utama asesmen terkait dengan pemahaman diri
individu (peserta didik). Instrumen asesmen digunakan untuk mengumpulkan berbagai
informasi (data) tentang peserta didik.
Untuk mengumpulkan data dilakukan dengan 2 pendekatan yaitu pendekatan tes, dan
pendekatan nontest. Tes dilakukan menghimpun pertanyaan yang harus dijawab,atau tugas
tugas yang harus dilakukan oleh orang yang dites (testi) dengan tujuan untuk mengukur suatu
aspek perilaku atau memperoleh informasi tentang trait atau atribut dari orang yang dites.
Nontest dilakukan dengan cara wawancara, observasi,angket dan inventori.
Pemanfaatan hasil asesmen dalam bimbingan konseling

Sebagai bahan penyusunan program, suatu program dapat disusun berdasarkan
data yang ditemukan dari lapangan.kegiatan pengumpulan data yang bertujuan
  program kegiatan yang disebut need assessment atau
untuk merancang suatu
preliminary survei.
Need assessment bertujuan untuk mengidentifikasi jenis kegiatan apa yang perlu
dilakukan atau materi kegiatan apa yang harus dilakukan berdasarkan pemikiran
peserta didik suatu kegiatan. Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan
menyebarkan angket atau kuesioner.
Sedangkan preliminary survei.tujuannya lebih berorientasi untuk mengidentifikasi apa
yang sudah tersedia berdasarkan hasil pengamatan.kegiatan yang dilakukan biasanya
observasi.

Sebagai bahan pemberian bimbingan.data yang diperoleh akan menentukan jenis
bimbingan apa yang diperlukan.dari data tersebut akan menentukan jenis
 bimbingan apa yang diperlukan (sosial,pribadi,karier,atau lainnya, bimbingan
individual atau kelompok.dsb.

 Sebagai data bahan evaluasi, hasil pengumpulan data. Hal ini
terutama bila data yang
dikumpulkan untuk mengakhiri suatu kegiatan atau program.

Sebagai bahan diagnostik, dengan diperolehnya sejumlah data tentang peserta
didik,khususnya peserta didik yang bermasalah maka guru bimbingan konseling dapat
melakukan penelaahan tentang: apa masalah yang didapat peserta didik? Dalam
 alternatif apa yang diperkirakan cocok untuk
masalah apa itu dan apa penyebab,
memecahkan masalahnya? Dsb.
BAB 3
PEMBAHASAN BUKU
Kelebihan dan kekurangan buku
Kelebihan buku utama :
1. Cover yang sangat menarik dan bagus
2. Kertas yang digunakan pada cover sangat bagus
3. Font yang digunakan pada cover bagus dan jelas dan dapat terbaca
4. Kata kata yang digunakan mudah dipahami dan to the point
5. Tata letak atau margin pada cover telah bagus dan rapi
6. Tata letak atau margin pada isi telah bagus dan rapi
7. Penulisan pada buku bagus, rapi,dan dapat terbaca.
8. Kertas yang digunakan pada isi buku adalah kertas yang bagus dan berkualitas.
9. Sistemetika penulisan baik, teratur, dan rapi
Kekurangan buku utama:
1. Pembahasannya kurang lengkap atau materi yang disampaikan kurang lengkap
atau banyak sehingga pembaca kurang mendapat informasi yang lebih banyak lagi.
2. Kurang banyak diberikan penjelasan dalam bentuk gambar, sehingga pembaca tidak
terlalu memahami materinya. Karena bila digambarkan penjelasan dalam bentuk
gambar ataupun peta konsep, pembaca akan dapat langsung memahami gambaran
atau isi dari materi yang dijelaskan.
Kelebihan buku pembanding:
1. Pembahasan mengenai materi banyak dan dijelaskan secara rinci dan lengkap ataupun isi
dari materi lengkap sehingga wawasan pembaca dapat berkembang dan luas.
2. Kertas yang digunakan pada cover bagus dan berkualitas tinggi
3. Font yang digunakan pun bagus dan dapat terbaca oleh pembaca
4. Tata letak margin pada cover bagus dan rapi
5. Tata letak margin pada kertas isi bagus dan rapi dan teratur.
6. Font yang digunakan pada kertas isi dapat terbaca
7. Sistemetika penulisan baik, rapi, teratur
8. Kertas yang digunakan pada bagian isi bagus dan berkualitas tinggi
Kekurangan buku pembanding:
1. Kata kata yang sulit dipahami dan tidak to the point sehingga pembaca juga
kurang memahami maksud dari penjelasan materi tersebut
2. Kurang banyaknya penjelasan dalam bentuk gambaran atau peta konsep juga
sehingga pembaca kurang paham
3. Cover yang tidak menarik Sehingga kurang menarik minat pembaca
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Disetiap buku pasti memiliki kelebihan dan kekurangan buku masing masing. Dan diantara
kedua buku ini. Kelebihan yang paling banyak adalah di buku utama. Karena buku utama
tersebut sangat menarik untuk dibaca dan itu telah nampak pada cover dari buku tersebut.
Dan materi yang dijelaskan pun bagus tapi sayangnya tidak lengkap tetapi kata kata yang
digunakan juga baku dan mudah dipahami. Sedagkan di buku pembanding materi sudah
lengkap tetapi hanya itu kurang lebih unggul dari buku utama dan materi yang
disampaikan menggunakan kata kata yang memang agak sulit untuk dipahami.
Saran
1. Hendaknya dibuku utama lebih melengkapi isi dari materi yang dijelaskan
2. Dan hendaknya di kedua buku memberikan gambaran atau peta konsep dari
materi sehingga pembaca dapat memahami isi dari materi.
3. Hendaknya di buku pembanding menggunakan kata kata yang mudah dipahami,baku,
dan to the point sehingga pembaca dapat memahami isi dari materi yang dijelaskan.
4. Hendaknya di buku pembanding menggunakan cover yang lebih kreatif lagi atau
dibuat dalam bentuk berwarna dan penambahan gambar gambar lagi sehingga
pembaca tertarik untuk membacanya.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalim,Mochammad.2015.pengembangan profesi bimbingan dan konseling.Jakarta:
penerbit Erlangga
Supriatna, Mamat.2014. Bimbingan dan konseling berbasis kompetensi.Depok: PT Raja

Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai