Anda di halaman 1dari 18

Critical book riview

MK, Dasar – Dasar BK


Prodi S1 BK - FIP

Skor Nilai :

Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling


(2019,Prof.Dr.Syafruddin M.Pd.,dkk)

Oleh :

Fadinda Aisyah

NIM : 1203151044

Dosen Pengampu : Armita Sari M.Pd

Fakultas Ilmu Pendidikan

Program Studi : Pendidikan Bimbingan & Konseling

Universitas Negeri Medan

Oktober 2020
Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrahim

Assaalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dalam situasi dan kondisi apapun yang pertama yang harus dan selalu kita lakukan
adalah bersyukur atas kehadirat Alah Swt atas segala nikmat,taufik dan hidayahnya yang di
anugerahkan kepada kita manusia.Seiring dengan itu shalawat dan salam disampaikan
kepada Rasulullah Muhammad Saw karenanya kita memiliki pedoman hidup yang berlaku
disemua tempat dan sepanjang zaman.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Critical Book Riview dari mata kuliah
Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling yang di ampu oleh Ibu Armita Sari M.Pd
.Penyusunan makalah ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai tugas
mata kuliah Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling.

Akhir kata, sebagaimana layaknya manusia biasa yang memiliki banyak


keterbatasan, apabila terdapat kesalahan penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
yang membangun agar selanjutnya dapat lebih baik. Harapan dan tujuan saya dalam
menyelesaikan makalah adalah agar dapat berguna dan dapat menambah pengetahuan
bagi yang membacanya. Atas segala perhatian, do’a dan dukungan semua rekan, saya
mengucapkan terima kasih

Medan, Oktober 2020

Fadinda Aisyah

1|cr i ti cal bo ok revi ew


DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................................................................1

Daftar Isi......................................................................................................................................................................2

Bab I Pendahuluan..................................................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................................3


1.2 Tujuan………………………………………………………………………………………………..…………….…….3
1.3 Manfaat……………………………………………………………………………………………...…………………...3

Bab II Ringkasan Isi Buku ...................................................................................................................................4


2.1 Identitas Buku ……………………………………………………………………………..…………………………4
2.1.1 Identitas Buku Utama …………………………………………….………………………………….4
2.2 Ringkasan Buku ……………………………………………………………………….…………………………….7
2.2.1 Ringkasan Buku Utama ……………………………………………………………………………..5
2.2.2 Ringkasan Buku Pembanding……………………………………………………………………10

Bab III Pembahasan.............................................................................................................................................15


Pembahasan Isi Buku ………………………………………………………………………………………………...15
Kelebihan dan Kekurangan Buku...................................................................................................................16

Bab IV Penutup……………………………………………………….…………………………………………….……17
4.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………………….…17
4.2 Saran………………………………………………………………...………………………………………………….17

Daftar Pustaka.......................................................................................................................................................18

2|cr i ti cal bo ok revi ew


Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Keberadaan lembaga,kegiatan dan proses pendidikan telah berlangsung lama,sama usianya


dengan masa dan regenerasi dalam kehidupan manusia.Karena pada hakikatnya pendidikan adalah
khas kegiatan manusia sebagai makhluk berbudaya.Kegiatan pendidikan dapat berlangsung
dimanapun yaitu rumah tangga dan sekolah.Begitu pula pendidikan berisikan pergaulan yang
disengaja mengarahkan anak anak oleh guru dan pembimbing di sekolah ,bahkan pergaulan social
yang bersengaja secara luas di masyarakat

Dalam konteks ini orang – orang dewasa,guru,konselor,dan kalangan professional bertanggung


jawab memberikan kepedulian terhadap masalah siswa sebagai anak yang berkembang menuju
kedewasaan. Oleh karena itu layanan bimbingan dan konseling sangat diperlukan untuk membantu
masyarakat agar tidak salah langkah dalam menyikapi perkembangan yang serba canggih.

Menurut pakar bimbingan, bimbingan yaitu suatu proses pemberian bantuan yang terus
menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam
pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat
perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan

Konseling merupakan bagian terpadu dari bimbingan dua orang individu, dimana konselor
berusaha membantu konseli untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan
dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.

1.2 Tujuan
1.2.1 Membandingkan dua buku Dasar- dasar bimbingan dan konseling dengan pengarang
yang berbeda.
1.2.2 Mengetahui kelemahan dan kelebihan suatu buku.
1.2.3 Memenuhi tugas Mata Kuliah Dasar – dasar Bimbingan dan Konseling

1.3 Manfaat
1.3.1 Memberikan pengetahuan dan ilmu yang lebih luas mengenai Dasar – dasar
bimbingan dan konseling
1.3.2 Membantu mahasiswa untuk lebih kritis dalam berfikir.

3|cr i ti cal bo ok revi ew


Bab II
Pembahasan

2.1.1 Identitas Buku Utama

Judul Buku : Dasar – dasar Bimbingan dan Konseling

Pengarang : Prof.Dr.Syafaruddin,M.Pd

Ahmad Syarqawi ,S.Pd.I.,M.Pd

Dina Nadira Amelia Siahaan ,.S.Pd.I.,M.Pd

Penerbit : Perdana Publishing

Tahun Terbit : Maret,2019

Kota Terbit : Medan

Tebal Buku : 264 Halaman

ISBN : 978-602-5674-84-6

4|cr i ti cal bo ok revi ew


2.2 Ringkasan Buku

Bab II Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling

A. Bimbingan dan Konseling

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari kata guidance dan counseling
dalam Bahasa Inggris. Guidance artinya menunjukkan jalan, memimpin petunjuk ,
mengatur dan mengarahkan atau memberi nasihat.

Menurut Dunsmoor dan Miller ( dalam Abu Bakar M. Luddin , 2009 ) bimbingan
adalah membantu individu untuk memahami dan menggunakan secara luas kesempatan
pendidikan, jabatan dan pribadi yang mereka miliki atau dapat mereka kembangkan, dan
sebagai bantuan yang sistematik, dimana siswa dapat memperoleh penyesuaian yang baik
terhadap sekolah dan lingkungannya.

Sedangkan Menurut Bernard & Fullmer “konseling” meliputi pemahaman dan


hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan - kebutuhan , motivasi dan potensi
yang unik dari individu yang bersangkutan untuk mengapresiasikan tiga hal tersebut.

Jadi , pengertian bimbingan secara luas adalah suatu proses pemberian yang terus
menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya
agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya,kemampuan untuk dapat
merealisasikan kemampuan dirinya sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam
mencapai penyesuaian diri dalam lingkungan ,baik dalam keluarga,sekolah dan
masyarakat.

Sedangkan konseling adalah pertemuan empat mata antar konselor dan konseling
yang berisi usaha yang unik dan manusiawi,yang dilakukan dalam suasana keahlian dan
yang didasarkan atas norma – norma yang berlaku. Dimana ada hubungan timbal balik
antara individu,dimana konselor berusaha untuk mencapai pengertian tentang dirinya
sendiri dalam hubungan dengan masalah masalah yang dihadapinya yang akan datang.

2. Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Tujuan merupakan pernyataan yang menggambarkan hasil yang diharapkan , atau


sesuatu yang ingin di capai melalu berbagai kegiatan yang di programkan. Menurut
Rochman Natawidjaja ( 2007 : 464 ) Bimbingan konseling bertujuan untuk membantu
siswa agar memiliki kemampuam umtuk mengembangkan dirinya sendiri atau
menginternalisasi nilai nilai yang terkandung dalam tugas – tugas pengembangan yang
dikuasainya. Kemampuan menginternalisasi itu meliputi kepada 3 tahapan yaitu
pemahaman, sikap dan tindakan.
5|cr i ti cal bo ok revi ew
Secara umum . Dewa Ketut Sukardi (2010) menjelaskan bahwasanya tujuan
penyelenggaraan bantuan pelayanan bimbingan dan konseling adalah berupaya membantu
siswa menemukan pribadinya , dalam hal mengenal kekuata dan kelemahan dirinya serta
menerima dirinya secara positif dan dinamis sebagai model pengembangan diri lebih
lanjut.

Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah ialah agar peserta didik
dapat :

1. Mengembangkan seluruh potensi siswa semaksimal mungkin.


2. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri.
3. Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya.
4. Dapat memecahkan masalahnya.
5. Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat dan bakatnya
dalam bidang pendidikan dan pekerjaan.
6. Memperoleh bantuan secara tepat

3. Fungsi Bimbingan dan Konseling

Pelayanan bimbingan konseling mengemban sejumlah fungsi yang hendak di penuhi


melalui pelaksaan bimbingan dan konseling , Menurut Dewa Ketut Sukardi ( 2010 )
bahwasanya fungsi – fungsi tersebut adalah berikut ini :

1) Fungsi Pemahaman ,yaitu fungsi yang akan menghasilkan pemahaman tentang


sesuatu sesuai dengan perkembangan peserta didik.
Pemahaman tentang diri sendiri , orang tua , dan lingkungan.
2) Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi yang akan menghasilkan tercegahnya peserta
didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul dalam proses
perkembangannya.
3) Fungsi Pengetasan , yaitu fungsi yang akan menghasilkan teratasinya berbagai
permasalahan peserta didik.
4) Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi yang akan menghasilkan terpeliharanya
berbagai potensi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya
secara mantap.

Lebih lanjut ditambahkan oleh Ahman ( 2007 : 231 ) fungsi bimbingan konseling
yaitu 1) fungsi pemahaman , memahami karakter siswa. 2) Fungsi Pengembangan ; yaitu
membantu siswa dalam mengembangkan kecakapan dan kemampuan yang dimilkinya. 3)
Fungsi Pencegahan , yaitu fungsi yang mencegah individu dari hal – hal yang tidak
dikehendaki. 4) Fungsi penyembuhan , membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi.
5) Fungsi Penyesuaian, fungsi yang membantu individu untuk memperoleh penyesuaian
pribadi yang sehat. 6) Fungsi adaptasi, fungsi yang membantu individu untuk

6|cr i ti cal bo ok revi ew


menyesuaikan diri . 7) Fungsi Penyaluran yaitu fungsi yang membantu individu untuk
memilih bidang – bidang pendidikan dan pekerjaan yang sesuai potensi dan kebutuhan
individu.

4. Asas – Asas Bimbingan dan Konseling

1. Asas Kerahasiaan
yaitu asas yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan keterangan klien yang
menjadi sasaran layanan.

2. Asas Kesukarelaan,
yaitu asas yang menghendaki adanya kerelaan klien untuk menjalani kegiatan yang
diperuntukkan baginya.

3. Asas Keterbukaan
yaitu asas yang menghendaki agar klien yang menjadi sasaran layanan bersifat
terbuka.

4. Asas Kegiatan
yaitu asas yang menghendaki klien dapat berpartisipasi aktif dalam
penyelenggaraan kegiatan.

5. Asas Kemandirian
yaitu asas yang menghendaki klien menjadi individu yang mandiri.

6. Asas Kekinian
yaitu asas yang menghendaki masalah yang dihadapi klien adalah dlam kondisi
sekarang.

7. Asas Kedinamisan
yaitu asas yang menghendaki isi layanan hendakanya selalu bergerak maju ,tidak
monoton dan terus berkembang dari waktu ke waktu.

8. Asas Keterpaduan
yaitu asas yang menghendaki berbagai layanan yang dilakukan oleh berbagai pihak
saling menunjang, harmonis dan terpadu.

9. Asas Kenormatifan
yaitu asas yang menghendaki seluruh kegiatan konseling berjalan sesuai norma
yang berlaku.

10. Asas Keahlian


yaitu asas yang menghendaki seluruh kegiatan konseling dilaksanakan atas kaidah
yang professional.

11. Asas Alih Tangan Kasus


7|cr i ti cal bo ok revi ew
yaitu asas yang mengehendaki apabila masalah konseling tidak dapat dipecahkan
dapat mengalih tangankan kepada pihak yang lebih ahli.

12. Asas Tut Wuri Handayani


yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling dapat
menciptakan suasana mengayomi,mengembangkan keteladanan,dan memberikan
rangsangan dan dorongan serta kesempatan seluas luasnya pada klien untuk maju.
B.Peran dan Bimbingan dan Konseling

Kehadiran guru dan konselor akan memberikan warna kehidupan yang lebih baik.
Menurut Gantina Komalasari,Eka Wahyuni dan Karsih peran konselor mempertahankan
tiga kondisi inti yaitu :

1) Sikap selaras dan keaslian


Yaitu setiap konselor tidak boleh berpura pura dalam menjalani proses
layanan dan konseling.

2) Penerimaan Tanpa Syarat


Yaitu seorang konselor tidak dibenarkan dalam memilih milih klien.

3) Pemahaman empati yang tepat


Diharapkan memberikan empati yang sesuai dengan perasaan yang di alami
klien.

8|cr i ti cal bo ok revi ew


2.2 Ringkasan Buku Pembanding

Bab 3
PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling

1. Pengertian Bimbingan
Berbagai rumusan tersebut dikemukakan sebagai berikut:

Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih,
mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam
jabatan yang dipilihnya itu Frank Parson, dalam Jones, 1951).

Bimbingan membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi


tentang dirinya sendiri. (Chiskolm, dalam McDaniel, 1959)

…bimbingan membantu seseorang agar menjadi berguna, tidak sekadar mengikuti kegiatan
yang berguna. (Tiedeman, dalam Bernard & Fullmer, 1969).

Hal-hal pokok yang terdapat dalam rumusan bimbingan tersebut ialah:

Rumusan 1 (Parson, dalam Jones, 1951)


a. Bimbingan diberikan kepada individu.
b. Bimbingan mempersiapkan individu untuk memasuki suatu jabatan.
c. Bimbingan menyiapkan individu agar mencapai kemajuan dalam jabatan.

Rumusan 2 (Chiskolm, dalam McDaniel, 1959)

a. Bimbingan membantu setiap individu.


b. Bimbingan berusaha agar klien memahami diri sendiri.

Rumusan 3(Bernar & Fullmer, 1969)


a. Bimbingan itu dilakukan dengan berbagai cara
b. Bimbingan itu dilakukan untuk meningkatkan perwujudan dirri.
c. Bimbingan itu diberikan kepada individu.

Merangkum keseluruhan isi yang terdapat di dalam semua rumusan tentan


bimbingan, dapat dikemukakan unsure-unsur pokok bimbingan sebagai berikut:
1. Pelayanan bimbingan merupakan suatu proses.
2. Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan.
3. Bantuan itu diberikan kepada individu
4. Pemecahan masalah dalam bimbingan dilakukan oleh dan atas kekuatan klien sendiri.

9|cr i ti cal bo ok revi ew


5. Bimbingan dilaksanakan dengan menggunakan berbagai bahan, interaksi, nasihat,
ataupun gagasan, serta alat-alattertentu baik yang berasal dari klien sendiri, konselor
maupun dari lingkungan.
6. Bimbingan tidak hanya diberikan untuk kelompok-kelompok umur tertentu saja, tetapi
meliputi semua usia, mulai dari ana-anak , remaja, dan oraang dewasa.
7. Bimbingan diberikan oleh orang-orang yang ahli, yaitu orang-orang yang memiliki
kepribadian yang terpilih dan telah memperoleh pendidikan serta latihan yang memadai
dalam bidang bimbingan dan konseling.
8. Pembimbingan tidak selayaknya memaksakan keingina-keinginannya kepada klien
karena klien mempunyai hak dan kewajiban untuk menentukan arah dan jalan hidupnya
sendiri, sepanjang dia tidak mencampuri hak-hak orang lain
9. Satu hal yang belum tersurat secara langsung dalam rumusan-rumusan diatas ialah:
bimbingan dilaksanakan sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli
kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa;
agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan
mandiri; dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan; berdasarkan norma-norma yang berlaku.

2. Pengertian Konseling
Secara etimologis, istiah konseling berasal dari bahasa Lati, yaitu “consilium” yang
berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau “memahami”.
Sedangkan dalam bahsa Anglo-Saxon, istilah konseling berasal dari “sellan” yang berarti
“menyerahkan” atau “menyampaikan”.

Hal-hal pokok yang terkandung dalam masing-masing rumusan konseling tersebut


adalah sebagai berikut:

Rumusan 1 (Jones, 1951)


a. Konseling terdiri atas kegiatan: pengungkapan fakta atau data tentang siswa, serta
pengarahan kepada siswa untuk dapat mengatasi sendiri masalah-masalah yang
dihadapinya.
b. Bantuan itu diberikan secara langsung kepada siswa.
c. Tujuan konseling adalah agar siswa dapat mencapai perkembangan yang semakin baik.

Rumusan 2 (Smith, dalam Sherter & Stone, 1974)


a. Konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan.
b. Bantuan itu dilakukan dengan menginterpretasikan fakta-fakta atau data, baik mengenai
diri individu yang dibimbing sendiri maupun lingkungannya, khususnya yang
menyangkut pilihan-pilihan, dan rencana-rencana yang akan dibuat.

Rumusan 3 (Bernard & Fullmer, 1969)


a. Konseling meliputi hubungan antarindividu untuk mengungkapkan kebutuhan,
motivasi, dan potensi.

10 | c r i t i c a l b o o k r e v i e w
b. Konseling bertujuan agar individu yang dibimbing mampu mengapresiasi kebutuhan,
motivasi dan potensi-potensinya.
Dapat disimpulkan cir-ciri pokok pengertian konseling yaitu konseling adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli kepada
individu yang sedang mengalami sesuatu masalah yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi oleh klien.

B. Istilah Penyuluhan dan Konseling


Penggunaan istilah penyuluhan dalam arti “konseling” dan penyuluhan dalam arti
“pembinaan masyarakat” seolah-olah berlomba dan saling memepertahankan keberadaan
masing - masing. Yang lebih memprihatinkan lagi ialah penyuluhan dalam arti konseling itu
ternyata steril, kurang mampu memantapkan diri sendiri maupun pelayanan kepada
masyarakat.

Sejak tahun 1980-an, gerakan bimbingan mulai digalakkan dengan penggunaan


istilah konseling. Para pemakai istilah ini sengaja memakainya untuk benar-beenar
menampilkan pelayanan yang sebenarnya dari usaha yang dimaksudkan itu.

Masih dalam rangka ketidaksepakatan dalam penggunaan istilah “penyuluhan” atau


“konseling”, ada sejumlah orang yang berusaha mencari jalan tengah yaitu untuk tingkat
sekolah dasar dan menengah dipakai istilah bimbingan dan penyuluhan , dan untuk
perguruan tinggi dipaki istilah bimbigan dan konsling, tetapi jalan tengah kedua ini tidak
tepat. Istilah yang dipergunakan untuk masyarakat umum atau untuk mereka yang berada
di lingkungans ekolah belum ada jawaban yang tepat diberikan.

C. Perkembangan Konsepsi Bimbingan dan Konseling


 Pada awal perkembangan grakan bimbingan yang diprakasai oleh Frank Parson,
pengertian bimbingan baru mencakup bimbingan jabatan.
 Pada periode kedua, gerakan bimbingan lebih menekankan pada bimbingan
pendidikan
 Pada periode ketiga, pelayanan untuk penyelesaian diri mrndapat perhatian utama.
 Pada periode keempat gerakan bimbingan menekankan pentingnya proses
perkembangan individu.
 Pada periode kelima tampak adanya dua arah yang berbeda, yaitu kecenderungan
yang ingin kembali ke periode pertama dan cenderug yang lebih menekankan pada
rekonstruksi sosial dalam rangka membantu pemecahan masalah yang dihadapi
Berdasarkan uraian secara praktis, tidak ada gunanya membedakan tugas atau
ruang lingkup kerja konseling di satu sisi dan bimbingan di sisi lain.

D. Tujuan Bimbingan dan Konseling


Tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran tujuan umum tersebut
yang dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami oleh individu yang
bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahannya itu.

11 | c r i t i c a l b o o k r e v i e w
E. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling

1. Asas Kerahasiaan
Segala sesuatu yang dibicarakan klien kepada konselor tidak boleh disampaikan kepada
orang lain, atau lebih-lebih hal atau keterangan yang tidak boleh atau tidak layak diketahui
orang lain.

2. Asas Kesukarelaan
Proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar kesukarelaan, baik dari
pihak si terbimbing atau klien, maupun dari pihak konselor.

3. Asas Keterbukaan
Dalam pelaksanaan bimbingan konseling sangat diperlukan suasana keterbukaan, baik
keterbukaan dari konselor maupun keterbukaan dari klien.

4. Asas Kekinian
Masalah individu yang ditanggulangi ialah masalah-masalah yang sedang dirasakan
bukan masalah yang sudah lampau, dan juga bukan masalah yang mungkin akan dialami di
masa yang akan datang.

5. Asas Kemandirian
Pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan menjadikan siterbimbing dapat berdiri
sendiri, tidak tergantung pada orang lain atau tergantung pada konselor.

6. Asas Kegiatan
Usaha bimbingan dan konseling tidak akan memberikan buah yang berarti bila klien
tidak melakukan sendiri kegiatan dalam mencapai tujuan bimbingan dan konseling.

7. Asas Kedinamisan
Usaha pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan pada
diri klien, yaitu perubahan tingkah laku kea rah yang lebih baik.

8. Asas Keterpaduan
Pelayanan bimbingan dan konseling berusaha memadukan sebagai aspek kepribadian
klien.

9. Asas kenormatifan
Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang
berlaku, baik ditinjau dari norma agama, norma adat, norma hukum/Negara, norma ilmu,
maupun kebiasaan sehari-hari.

10. Asas Keahlian


Usaha bimbingan dan konseling perlu dilakukan asas keahlian secara teratur dan
sistematik dengan menggunakan prosedur, teknik dan alat yang memadai.

11. Asas Alih Tangan


12 | c r i t i c a l b o o k r e v i e w
Dalam pemberiaan layanan bimbingan dan konseling, asas ahli tangan jika konselor
sudah mengerahkan segegnap kemampuannya untk membantu individu, namun individu
yang bersangkutan belum dapat membantu sebagaimana yang diharapkan, maka konseor
dapat mengirim individu tersebut kepada petugas atau badan yang leih ahli.

12. Asas Tutwuri Handayani


Asas ini menunjuk pada suasana umum yang hendaknya tercipta dalam rangka
hubungan keseluruhan antara konselor dank lien.

F. Kesalahpahaman dalam Bimbingan dan Konseling


1. Bimbingan dan konseling disamakan saja dengan atau dipisahkan sama sekali dari
pendidikan.
2. Konselor di sekolah dianggap sebagai polisi sekolah
3. Bimbingan dan konseling dianggap semata-mata sebagai proses pemberian
nasehat
4. Bibingan dan konseling dibatasu pada hanya menangani masalah yang bersifat
incidental
5. Bimbingan dan konseling dibatasi hanya untuk klien-klien tertentu saja
6. Bimbingan dan konseling melayani “orang sakit” dan atau “kurang normal”
7. Bimbingan dan konseling bekerja sendiri.
8. Konselor harus aktif, sedangkan pihak lain pasif
9. Menganggap pekrjaan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja.
10. Pelayanan bimbingan dan konseling berpusat paa keluhan pertama saja
11. Menyamakan pekerjaan bimbingan dan konseling dengan pekerjaan dokter atau
psikiater.
12. Menganggap hasil pekerjaan bimbingan dan konseling harus segera dilihat.
13. Menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien.
14. Memusatkan usaha bimbingan dan konseling hanya pada penggunaan
instrumentasi bimbingan da konseling (misalnya tes, inventori, angket, dan alat
pengungkap lainnya).
15. Bimbingan dan konseling dibatasi pada hanya menangani masalah-masalah yang
ringan saja.

13 | c r i t i c a l b o o k r e v i e w
Bab III
Pembahasan

Pada buku utama saya mengambil topic yang berada pada bab 2 yang berjudul KONSEP
DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING . Pada bab ini akan memberikan kita pemahaman
tentang pengertian , tujuan , fungsi dan asas asas bimbingan dan konseling.

Menurut buku yang dikarang oleh Prof.Dr.Syafruddin M.Pd.,dkk setelah melihat


pengertian bimbingan dan konseling yang telah diuraikan oleh beberapa ahli maka,
pengertian bimbingan secara luas adalah suatu proses pemberian yang terus menerus dan
sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya agar tercapai
kemampuan untuk dapat memahami dirinya,kemampuan untuk dapat merealisasikan
kemampuan dirinya sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai
penyesuaian diri dalam lingkungan ,baik dalam keluarga,sekolah dan masyarakat.

Sedangkan konseling adalah pertemuan empat mata antar konselor dan konseling
yang berisi usaha yang unik dan manusiawi,yang dilakukan dalam suasana keahlian dan
yang didasarkan atas norma – norma yang berlaku. Dimana ada hubungan timbal balik
antara individu,dimana konselor berusaha untuk mencapai pengertian tentang dirinya
sendiri dalam hubungan dengan masalah masalah yang dihadapinya yang akan datang.

Setelah pengertian, buku ini juga menjelaskan tentang tujuan bimbingan dan
konseling secara khusus dan umum . Mulai dari arti tujuan itu sendiri. Jadi Tujuan
bimbingan dan konseling ialah tujuan penyelenggaraan bantuan pelayanan bimbingan dan
konseling adalah berupaya membantu siswa menemukan pribadinya , dalam hal mengenal
kekuatan dan kelemahan dirinya serta menerima dirinya secara positif dan dinamis
sebagai model pengembangan diri lebih lanjut. Setelah menjelaskan tujuan buku ini juga
menjelaskan fungsi – fungsi bimbingan dan konseling , menjabarkan tentang fungsi
pemahaman, fungsi pencegahan dll.

Menurut buku ini penyelenggaraan bimbingan dan konseling ini harus berdasarkan
asas asas yang telah ditentukan oleh sebab itu secara ringkas padat dan jelas buku ini
membahas asas – asas tersebut.

Sedangkan pada buku pembanding, pembahasa ini terdapat pada bab 3 yaitu dengan
judul pengertian bimbingan dan konseling. Sama seperti buku utama, buku ini juga
membahasa tentang pengertian yang dibahas oleh para ahli dan diambil secara luas
menurut rumusan rumusan yang telah disimpulkan. Pada buku ini membahas penyuluhan
bimbingan dan konseling serta perkembangannya. Dan juga buku ini membahas kesalah
pahaman yang sering terjadi pada saat proses bimbingan dan konseling .

14 | c r i t i c a l b o o k r e v i e w
3.2 Kelebihan dan kekurangan buku

Kelebihan

1. Bukunya dibahas dengan sangat detail dan jelas, penjelasannya sangat detail dan dengan
bahasa yang mudah dipahami

Kekurangan

1. Buku ini terlalu condong terhadap 1 agama yaitu agama islam sehingga mungkin agama
lain akan malas membacanya.

15 | c r i t i c a l b o o k r e v i e w
Bab IV

Kesimpulan

A. KESIMPULAN
Program Bimbingan Konseling di Sekolah merupakan suatu program yang sangat
penting dan dibutuhkan untuk memajukan sekolah. Dengan adanya Program Bimbingan
Konseling Disekolah dapat membantu sekolah dalam menangani masalah-masalah yang
dialami oleh siswa. Program BK disekolah sangat membantu pengembangan potensi siswa,
jika siswa dapat mengetahui potensi nya maka siswa dapat lebih mengasah dan
mengembangkan potensinya tersebut.Menjadi seorang konselor merupakan suatu hal yang
berat, dikarenakan seorang konselor harus mempunyai program-program dan tanggung
jawab yang sangat besar. Dengan adanya Program BK di Sekolah dapat membantu pihak
sekolah menyalesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik.

B. SARAN
Perlunya peningkatan kualitas seorang konselor, dengan adanya peningkatan
kualitas konselor maka akan memberikan dampak yang positif bagi perkembangan dunia
pendidikan. Dan juga perlunya peningkatan jumlah konselor, seorang konselor menghadapi
dalam jumlah siswa banyak akan dibimbing dengan baik. Maka dalam satu sekolah tidak
cukup hanya mengandalkan beberapa orang konselor saja.

16 | c r i t i c a l b o o k r e v i e w
Daftar Pustaka

Prof . Dr . Syafaruddin , M. Pd dkk, Dasar – dasar bimbingan dan konseling 2019

Prayitno dan Amti, Erman. 1994. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta

17 | c r i t i c a l b o o k r e v i e w

Anda mungkin juga menyukai