Anda di halaman 1dari 2

Ramai Akibat Tunjangan Profesi Guru Dihapus, Apa Itu RUU Sisdiknas?

Medan, Kelompok 3

Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional atau yang disebut dengan RUU
Sisdiknas menjadi perbincangan. Sejak muncul ke permukaan, revisi Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional atau RUU Sisdiknas amat mencuri perhatian publik. Sempat
dimasukkan secara resmi sebagai usulan prioritas Prolegnas nampaknya harapan itu harus
tertunda. Berdasarkan keputusan Badan Legislasi Nasional pada Selasa tanggal 20 September
2022, draf naskah akademik RUU Sisdiknas perlu diperbaiki sehingga tidak masuk
Prolegnas. Kabar ini tentu menjadi pil pahit bagi sebagian publik yang menantikan adanya
transformasi di dunia pendidikan. Pada prinsipnya pemerintah ingin menghadirkan sistem
pendidikan yang ideal dan terintegrasi. Mulai dari sistem kelembagaan hingga ke profesi
pengajar yakni guru dan dosen.

Dalam draf RUU Sisdiknas, pasal tentang tunjangan profesi guru telah dihilangkan.
Menurut Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim
mengatakan, Pasal 105 huruf a-h RUU Sisdiknas yang memuat hak guru atau pendidik hanya
memuat “hak penghasilan/pengupahan dan jaminan sosial”. Satriawan turut berujar, RUU
Sisdiknas juga akan mencabut dan mengintegrasikan tiga UU terkait pendidikan, salah
satunya UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.Dalam Pasal 16 ayat (1) UU
Guru dan Dosen, secara eksplisit diatur masalah tunjangan profesi guru.

Untuk mendapatkan testimoni yang lebih terukur, tim penulis mencoba mewawancarai
langsung seorang guru UPT SD NEGERI 066650 Medan Kota bernama Sumiati Hasibuan.
“Secara pribadi, Ibu tidak setuju dengan RUU Sisdiknas. Jadi memang sudah beredar di
media sosial bahwa katanya, sertifikasi itu ditiadakan. Tapi yang pernah Ibu baca, sertifikasi
itu diubah namanya menjadi Tukin (Tunjangan Kinerja). Bagi ASN, walaupun dia belum
sertifikasi tetap mendapat tunjangan tersebut.” ujar Ibu Sumiati.

Beliau mengatakan ada siginifikan yang terjadi di RUU Sisdiknas. Sebelumnya, para
guru yang telah mendapat sertifikasi kesejahteraannya semakin baik. Apabila kebijakan
menghapus sertifikasi di RUU Sisdiknas diresmikan, dikhawatirkan akan menurunkan tingkat
kesejahteraan para guru dan tenaga pendidik. “Terlebih lagi saya sekarang ini ditunjuk
sebagai guru pamong PPG UNIMED, mereka itu sedang melaksanakan PPG menuju
sertifikasi. Jadi, alangkah tidak baiknya kalau sertifikasi itu ditiadakan. Ketidaksetujuan Ibu
terhadap RUU SISDIKNAS dikarenakan ancaman akan kesejahteraan guru dan tenaga
pendidik tadi. Jadi usulannya, kalau memang betul-betul sertifikasi itu ditiadakan ya tetap
sajalah namanya diganti jadi Tukin itu tadi.” tutupnya.

LINK VIDEO REPORTASE BERITA KELOMPOK 3

Anggota Kelompok 3:
1.

https://drive.google.com/file/d/1PDU5QTh1dy3gOaodknnLQfkpxwqP1Nzn/view?
usp=drivesdk

Anda mungkin juga menyukai