Anda di halaman 1dari 16

PROFIL INDIKATOR 6 SASARAN KESELAMATAN PASIEN

1. Kepatuhan Pemberi Layanan dalam mengidentifikasi Pasien dengan Benar

Judul Indikator Kepatuhan Pemberi Layanan dalam


mengidentifikasi Pasien dengan Benar
Dasar Pemikiran 1. Permenkes No.11 tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
2. Permenkes No. 27 tahun 2017 tentang
Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi
Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 43
tahun 2019 tentang Puskesmas
4. Ketepatan identifikasi pengguna layanan
merupakan sasaran keselamatan pasien yang
pertama. Yang dimaksud dengan keselamatan
pasien adalah keselamatan pengguna layanan.
Ketepatan identifikasi menjadi sangat penting
untuk menjamin keselamatan Pengguna Layanan
selama proses pelayanan dan mencegah insiden
keselamatan pengguna layanan.
5. Untuk menjamin ketepatan identifikasi
pengguna layanan maka diperlukan indikator
yang mengukur dan memonitor tingkat
kepatuhan pemberi pelayanan dalam melakukan
proses identifikasi. Sehingga pemberi pelayanan
akan menjadikan identifikasi sebagai proses
rutin dalam proses pelayanan.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan a. Meningkatkan kepatuhan pemberi layanan
dalam melaksanakan identifikasi pengguna
layanan pada proses pelayanan
b. Tujuan ganda dari sasaran ini adalah : pertama,
untuk dengan cara yang dapat dipercaya/reliable
mengidentifikasi pasien sebagai individu yang
dimaksudkan untuk mendapatkan pelayanan
atau pengobatan; dan kedua, untuk
mencocokkan pelayanan atau pengobatan
terhadap individu tersebut.
Definisi 1. Prosedur identifikasi pasien adalah kegiatan
Operasional menanyakan 2 (dua) identitas yaitu: nama, umur
atau tanggal lahir dilengkapi dengan nomor
rekam medis sebagai acuan petugas dalam
mencocokan identitas pasien sebelum tindakan
dilakukan seperti sebelum memberi obat,
sebelum mengambil sampel laboratorium,
sebelum melakukan tindakan prosedur dan
asuhan keperawatan, kemudian mencocokan
dengan kartu status (rawat jalan)
2. Pasien adalah semua orang yang dating
berobat/berkunjung ke puskesmas untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan, termasuk
didalamnya adalah keluarga, sasaran, kelompok
masyarakat dan lintas sektor
3. Identifikasi pengguna layanan secara benar
adalah proses mencocokkan identitas pengguna
layanan dengan menggunakan minimal dua dari
tiga identitas yang tidak pernah berubah.
Misalnya nama, tanggal lahir, nomor rekam
medik, NIK sesuai dengan yang ditetapkan di
Puskesmas
4. Proses identifikasi pengguna layanan oleh
petugas dilakukan dengan mencocokkan antara
identitas yang tertera di dokumen dengan hasil
klarifikasi pada pengguna layanan secara visual
dan atau verbal.
5. Peluang adalah indikasi dilakukan
identifikasi pengguna layanan secara benar pada
saat :
1. Pendaftaran
2. Sebelum tindakan
3. Penyerahan hasil laboratorium
4. Penyerahan obat
-

Jenis Indikator Proses


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan
(pembilang) identifikasi secara benar
Denominator Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam
(penyebut) periode observasi.
Target Pencapaian 100%
Kriteria:  Kriteria Inklusi :
Semua pemberi pelayanan yang memberikan
pelayanan kepada pasien
 Kriteria Ekslusi :
Tidak ada

Jumlah pemberi pelayanan yang melakukan identifikasi


secara benar
Formula Jumlah pemberi pelayanan yang diobservasi dalam periode
X 100 %
observasi.

Desain
Concurrent (Survei harian) Data Primer
Pengumpulan Data
Sumber Data Data Primer
Instrumen
Pengambilan Formulir observasi
Data
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistik
Frekuensi Bulanan
Pengumpulan
Data
Periode Pelaporan
Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Periode Analisis
Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
 Tabel
Penyajian Data  Control chart
 Run chart
Penanggung Jawab Penanggung jawab mutu

2. Meningkatkan Komunikasi yang Efektif


Judul Indikator Meningkatkan Komunikasi yang Efektif dengan
menggunakan metode SBAR
Dasar Pemikiran 1. Permenkes No.11 tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
2. Permenkes No. 27 tahun 2017 tentang
Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian
Infeksi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor
43 tahun 2019 tentang Puskesmas
Dimensi Mutu Keselamatan pasien, Efektif, tepat-waktu
Tujuan 1. Menimalisir kesalahan dalam melakukan
tindakan serta menjamin keselamatan
pasien
2. Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas
dalam melakukan komunikasi efektif
dengan pasien dan antar sesame petugas
pemberi layanan
3. Menjamin keselamatan petugas dan
pengguna layanan dengan cara
mengurangi risiko infeksi.
Definisi Operasional a. Komunikasi efektif, yang tepat waktu,
akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami
oleh resipien/penerima, akan mengurangi
kesalahan, dan menghasilkan peningkatan
keselamatan pasien.
b. Komunikasi dapat secara elektronik,
lisan, atau tertulis. Komunikasi yang
paling mudah mengalami kesalahan
adalah perintah diberikan secara lisan
dan yang diberikan melalui telpon, bila
diperbolehkan peraturan perundangan.
c. Fasilitas pelayanan kesehatan secara
kolaboratif mengembangkan suatu
kebijakan dan/atau prosedur untuk
perintah lisan dan melalui telepon
termasuk: menuliskan (atau
memasukkan ke komputer) perintah
secara lengkap atau hasil pemeriksaan
oleh penerima informasi; penerima
membacakan kembali (read back)
perintah atau hasil pemeriksaan; dan
mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah
dituliskan dan dibacakan ulang dengan
akurat.untuk obat-obat yang termasuk
obat NORUM/LASA dilakukan eja ulang.
a. Komunikasi SBAR (Situation –
Background – Assessment –
Recommendation) adalah
kerangka teknik komunikasi yang
disediakan untuk petugas
kesehatan dalam menyampaikan
kondisi pasien.
b. S : Situation, Situasi
c. Sebutkan nama anda dan dari
unit apa
d. Sebutkan nama pasien, umur,
diagnosis medis, dan tanggal
masuk
e. Jelaskan secara singkat masalah
kesehatan pasien dan keluhan
utama termasuk pain score
f. B : Background, Latar Belakang
g. Sebutkan riwayat alergi, obat-
obatan, dan cairan infus yang
digunakan
h. Jelaskan pemeriksaan yang
mendukung dan hasil
laboratorium
i. Jelaskan informasi klinis yang
mendukung
j. Tanda vital pasien
k. A : Assessment, Penilaian
l. Jelaskan secara lengkap hasil
pengkajian pasien terkini seperti
status mental, status emosional,
kondisi kulit, dan saturasi
oksigen.
m. Nyatakan kemungkinan masalah,
seperti gangguan pernafasan,
gangguan neurologi, gangguan
perfusi, dan lain-lain.
n. R : Recommendation,
Rekomendasi
o. Mengusulkan dokter untuk
melihat pasien

Jenis Indikator Proses


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah pelaporan yang menggunakan Metode
SBAR saat melakukan instruksi verbal/per
telepon dalam periode bulan tertentu.
Denominator (penyebut) Jumlah pelaporan melalui instruksi verbal/per
telepon dengan menggunakan medote SBAR
dalam periode bulan yang sama..
Target Pencapaian 100 %
Kriteria:  Kriteria Inklusi :
Rekam medis yang yang berisi Form SBAR
 Kriteria Ekslusi :
Tidak ada

Jumlah pelaporan yang menggunakan Metode SBAR saat


melakukan instruksi verbal/per telepon dalam periode
X 100 %
waktu tertentu
Formula Jumlah pelaporan melalui instruksi verbal/per telepon
dengan menggunakan medote SBAR dalam periode waktu
yang sama

Desain Pengumpulan
Concurrent (Survei harian)
Data
Sumber Data Sumber data primer yaitu Dokumen rekam
medis
Instrumen Pengambilan
Formulir SBAR
Data
Besar Sampel Semua rekam medis pada periode/bulan
Frekuensi Pengumpulan
Bulanan
Data
Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan, Tahunan
 Tabel
Penyajian Data  Control chart
 Run chart
Penanggung Jawab Penanggung jawab mutu

3. Meningkatkan Keamanan Obat-obatan yang harus diwaspadai


Judul Indikator Kepatuhan petugas terhadap prosedur dalam
memberikan obat kepada pasien dalam
Keamanan Obat-obatan yang harus diwaspadai
Dasar Pemikiran 1. Permenkes No.11 tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI
tentang Puskesmas
3. Peraturan Menteri kesehatan tentang
stadar pelayanan kefarmasian di
puskesmas
4. Daftar obat-obatan yang sangat perlu
diwaspadai tersedia di WHO. Yang sering
disebut-sebut dalam isu keamanan obat
adalah pemberian elektrolit konsentrat
secara tidak sengaja (misalnya,
kalium/potasium klorida [sama dengan 2
mEq/ml atau yang lebih pekat)],
kalium/potasium fosfat [(sama dengan atau
lebih besar dari 3 mmol/ml)],
natrium/sodium klorida [lebih pekat dari
0.9%], dan magnesium sulfat[sama dengan
50% atau lebih pekat]. Kesalahan ini bisa
terjadi bila staf tidak mendapatkan
orientasi dengan baik di unit asuhan
pasien, bila perawat kontrak tidak
diorientasikan sebagaimana mestinya
terhadap unit asuhan pasien, atau pada
keadaan gawat darurat/emergensi
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Meningkatkan kepatuhan pemberi layanan
dalam memberikan obat kepada pasien
dkhususnya Obat-obatan yang harus
diwaspadai
Definisi Operasional Obat-obatan adalah bagian dari rencana
pengobatan pasien, maka penerapan
manajemen yang benar penting/krusial
untuk memastikan keselamatan pasien.
Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-
alert medications) adalah obat yang
persentasinya tinggi dalam menyebabkan
terjadi kesalahan/error dan/atau kejadian
sentinel (sentinel event), obat yang berisiko
tinggi menyebabkan dampak yang tidak
diinginkan (adverse outcome) demikian pula
obat-obat yang tampak mirip/ucapan mirip
(Nama Obat, Rupa dan Ucapan
Mirip/NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike/
LASA).

Jenis Indikator Proses


Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah permintaan obat-obat injeksi yang
diencerkan dalam satu bulan (hitung
permintaan / resep)
Denominator (penyebut) Seluruh jumlah permintaan obat-obat injeksi
yang diencerkan yang disorder dalam satu
bulan (hitung permintaan/resep).
Target Pencapaian 100 %
Kriteria:  Kriteria Inklusi :
Semua obat yang tergolong pada obat-obat
yang perlu di waspadai (KCL 7,64% dan
Natrium bicarbonate 8,4%.)
 Kriteria Ekslusi :
Obat waspada tinggi yang tidak tergolong
kategori elektrolit pekat.

Jumlah permintaan obat-obat injeksi yang


diencerkan dalam satu bulan (hitung permintaan /
resep)
Formula Seluruh jumlah permintaan obat-obat injeksi yang X 100 %
diencerkan yang disorder dalam satu bulan (hitung
permintaan/resep).

Desain Pengumpulan
Concurrent (Survei harian) Data Primer
Data
Sumber Data Laporan Resep Unit Farmasi
Instrumen Pengambilan
Form laporan penggunaan obat
Data
Besar Sampel Seluruh jumlah permintaan obat-obat
Frekuensi Pengumpulan
Bulanan
Data
Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan, Tahunan
 Tabel
Penyajian Data  Control chart
 Run chart
Penanggung Jawab Penanggung jawab farmasi (Apoteker)

4. Memastikan Lokasi Pembedahan Yang Benar, Prosedur Yang Benar,


Pembedahan pada Pasien yang Benar

Judul Indikator Kepatuhan petugas untuk memastikan Lokasi


Pembedahan Yang Benar, Prosedur Yang
Benar, Pembedahan pada Pasien yang Benar
Dasar Pemikiran 1. Permenkes No.11 tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
2. Permenkes No. 27 tahun 2017 tentang
Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian
Infeksi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor
43 tahun 2019 tentang Puskesmas
4. Salah-lokasi, salah-prosedur, salah-pasien
operasi, adalah kejadian yang
mengkhawatirkan dan biasa terjadi di
fasilitas pelayanan kesehatan. Kesalahan
ini adalah akibat dari komunikasi yang
tidak efektif atau tidak adekuat antara
anggota tim bedah, kurang/ tidak
melibatkan pasien di dalam penandaan
lokasi (site marking), dan tidak ada
prosedur untuk memverifikasi lokasi
operasi. Di samping itu juga asesmen
pasien yang tidak adekuat, penelaahan
ulang catatan medis tidak adekuat, budaya
yang tidak mendukung komunikasi terbuka
antar anggota tim bedah, permasalahan
yang berhubungan dengan resep yang
tidak terbaca (illegible handwriting) dan
pemakaian singkatan adalah merupakan
faktor-faktor kontribusi yang sering terjadi.
Dimensi Mutu Keselamatan pasien, berorientasi pada pasien
Tujuan Untuk menjamin keselamatan pasien
terhadap salah-lokasi, salah-prosedur, salah-
pasien operasi
Definisi Operasional Kepatuhan petugas untuk melaksanakan
proses dalam setiap tindakan operatif dengan
memastikan Lokasi Pembedahan Yang Benar,
Prosedur Yang Benar, Pembedahan pada
Pasien yang Benar sehingga menghilangkan
potensi salah-lokasi, salah-prosedur, salah-
pasien operasi dengan memperhatikan dan
melengkapi identifikasi pasien seperti :

 Kolom identitas (Nama, umur, no RM,


dan jenis kelamin)
 Waktu pelaksanaan tindakan SIGN IN,
TIME OUT dan SIGN OUT (tanggal, jam
awal, dan jam akhir).
 Check list masing-masing tindakan SIGN
IN, TIME OUT dan SIGN OUT.
 Nama dan tandatangan petugas di setiap
tindakan SIGN IN, TIME OUT
 dan SIGN OUT.
 Seluruh komponen diatas harus terisi
lengkap, apabila ada salah satu/lebih
komponen yang tidak terisi maka
akan DINYATAKAN TIDAK LENGKAP.
Jenis Indikator Input, Proses, Hasil
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah semua pasien yang dilakukan tindakan
operatif yang Lokasi Pembedahan Yang Benar,
Prosedur Yang Benar, Pembedahan pada Pasien
yang Benar
Denominator (penyebut) Jumlah semua pasien yang dilakukan tindakan
operatif
Target Pencapaian Minimal 90 %
Kriteria:  Kriteria Inklusi :
Semua pasien yang mendapat tindakan
operatif di UGD
 Kriteria Ekslusi :

Jumlah semua pasien yang dilakukan tindakan operatif


yang Lokasi Pembedahan Yang Benar, Prosedur Yang
Formula Benar, Pembedahan pada Pasien yang Benar
X 100 %
Jumlah semua pasien yang dilakukan tindakan operatif

Desain Pengumpulan
Observasional
Data
Sumber Data Dokumen rekam medis
Instrumen Pengambilan
Dokumen rekam medis
Data
Besar Sampel Populasi
Frekuensi Pengumpulan
Per 3 Bulanan
Data
Periode Pelaporan Data Triwulanan, Tahunan
Periode Analisis Data Triwulanan, Tahunan
 Tabel
Penyajian Data  Control chart
 Run chart
Penanggung Jawab Koordinator Pelayanan UGD

5. Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan


Judul Indikator Kepatuhan petugas kesehatan dalam
menggunakan APD melakukan kebersihan
tangan (hand hygiene)
Dasar Pemikiran 1. Permenkes No.11 tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
3. Keputusan Menteri Kesehatan tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)
4. Pedoman Kementerian Kesehatan tentang
Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD)
5. Puskesmas harus memperhatikan
kepatuhan pemberi pelayanan dalam
menggunakan APD sesuai dengan prosedur
Dimensi Mutu Efektif, Keselamatan, Berorientasi pada
pasien/pengguna layanan
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas
dalam menggunakan APD
2. Menjamin keselamatan petugas dan
pengguna layanan dengan cara mengurangi
risiko infeksi
3. Mengukur kepatuhan pemberi layanan
kesehatan sebagai dasar untuk
memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan
agar dapat menjamin keselamatan pasien
dengan cara mengurangi risiko infeksi yang
terkait pelayanan kesehatan
Definisi Operasional 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat
alat yang dirancang sebagai penghalang
terha dap penetrasi zat, partikel padat, cair,
atau udara untuk melindungi pemakainya
dari ce dera atau penyebaran infeksi atau
penyakit.
2. APD digunakan sesuai dengan standar dan
indikasi
3. Indikasi penggunaan APD adalah jika
melakukan tindakan yang memungkinkan
tubuh atau membran mukosa terkena atau
terperc ik darah atau cairan tubuh atau
kemungkin an pasien terkontaminasi dari
petugas.

4. Kepatuhan penggunaan APD adalah


kepatu han petugas dalam menggunakan
APD sesuai standar dan indikasi.
5. Penilaian kepatuhan penggunaan APD
adalah penilaian yang dilakukan
terhadap petugas dalam menggunakan
APD saat melakukan prosedur pelayanan
kesehatan.
6. Observer adalah orang yang
melakukan pengamatan terhadap
kepatuhan kepada petugas.
7. Kebersihan tangan dilakukan dengan
mencuci tangan menggunakan sabun
dan air mengalir bila tangan jelas kotor
atau terkena cairan tubuh, atau
menggunakan alkohol (alcohol-based
handrubs) bila tangan tidak tampak kotor
8. Kebersihan tangan dilakukan dengan
5 indikasi (Five moments) menurut WHO
dan 5 indikasi sesuai dengan Keputusan
Menteri Kesehatan tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19
9. Kebersihan tangan dilakukan dengan
cara 6 langkah menurut WHO.
10. Penilaian kepatuhan kebersihan
tangan adalah penilaian kepatuhan
terhadap petugas yang melakukan
kebersihan tangan sesuai dengan
indikasi yang terdiri dari :
 Sebelum kontak dengan pasien, yaitu
sebelum menyentuh pasien
(permukaan tubuh atau pakaian
pasien).
 Sesudah kontak dengan pasien yaitu
setelah menyentuh pasien
(permukaan tubuh atau pakaian
pasien ).

 Sebelum melakukan prosedur aseptik


contoh: Pemasangan intra vena
kateter (infus), perawatan luka,
pemasangan kateter urin, suctioning,
pemberian suntikan dan lain lain
 Setelah bersentuhan dengan
cairan tubuh pasien seperti muntah,
darah, nanah, urin, feces, produksi
drain, dan setelah melepas sarung
tangan
 Setelah bersentuhan dengan
lingkungan pasien meliputi:
menyentuh tempat tidur pasien,
linen yang terpasang di tempat tidur,
alat-alat di sekitar pasien atau
peralatan lain yang digunakan pasien,
kertas/lembar untuk menulis yang
ada di sekitar pasien
11. Melepas sarung tangan steril
12. Melepas APD
13. Setelah kontak dengan permukaan
benda mati dan objek termasuk
peralatan medis
14. Setelah melepaskan sarung tangan
steril.
15. Sebelum menangani obat-obatan atau
menyiapkan makanan
16. Observer adalah orang yang paham
dan memiliki kompetensi untuk
melakukan penilaian kepatuhan
kebersihan tangan dengan metode dan
tool yang telah ditentukan.
17. Pengamatan dilakukan selama maksimal
20 menit (rerata 10 menit)
18. Peluang adalah indikasi kebersihan
tangan dalam 20 menit periode
pengamatan
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah petugas yang menggunakan APD dan
mencuci tangan sesuai indikasi dan peluang
dalam pengamatan
Denominator (penyebut) Jumlah petugas yang diamati.
Target Pencapaian 100 %

Kriteria:  Kriteria Inklusi :


Semua petugas yang terindikasi
harus menggunakan APD dan mencuci
tangan
 Kriteria Ekslusi : Tidak ada.

Jumlah ibu hamil bersalin yang telah mendapatkan


pelayanan ANC lengkap sesuai standar pada tahun
Formula berjalan
Jumlah ibu hamil bersalin di wilayah kerja puskesmas
X 100 %
pada tahun berjalan

Desain Pengumpulan
Survei harian
Data
Sumber Data Sumber data primer yaitu melalui observasi
Instrumen Pengambilan
Formulir observasi
Data
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah
statistik
Frekuensi Pengumpulan
Bulanan
Data
Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan, Tahunan
 Tabel
Penyajian Data  Control chart
 Run chart
Penanggung Jawab Penanggung jawab mutu

6. Mengurangi Resiko Pasien Akibat Terjatuh


Judul Indikator Kepatuhan Pelaporan Insiden Pasien Jatuh
Dasar Pemikiran 1. Permenkes No.11 tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien
2. Jumlah kasus jatuh menjadi bagian yang
bermakna penyebab cedera pasien rawat
inap. Dalam konteks populasi/masyarakat
yang dilayani, pelayanan yang diberikan,
dan fasilitasnya, fasilitas pelayanan
kesehatan perlu mengevaluasi risiko pasien
jatuh dan mengambil tindakan untuk
mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh.
Evaluasi bisa meliputi riwayat jatuh, obat
dan telaah terhadap obat dan konsumsi
alkohol, penelitian terhadap gaya/cara jalan
dan keseimbangan, serta alat bantu berjalan
yang digunakan oleh pasien.
Dimensi Mutu Keselamatan Pasien
Tujuan Program ini memonitor baik konsekuensi yang
dimaksudkan atau yang tidak sengaja
terhadap langkah-langkah yang dilakukan
untuk mengurangi jatuh. Misalnya
penggunaan yang tidak benar dari alat
penghalang atau pembatasan asupan cairan
bisa menyebabkan cedera, sirkulasi yang
terganggu, atau integrasi kulit yang
menurun. Program tersebut harus diterapkan
di fasilitas pelayanan kesehatan.
Definisi Operasional Fasilitas pelayanan kesehatan
mengembangkan suatu pendekatan untuk
mengurangi risiko pasien dari cedera karena
jatuh.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah Pasien yang datang kepuskesmas dan
di identifikasi memiliki risiko jatuh
Denominator (penyebut) Jumlah pasien yang datang berkunjung ke
puskesmas
Target Pencapaian 100%
Kriteria:  Inklusi
Semua pasien yang berisiko jatuh
 Esklusi : tidak ada

Jumlah Pasien yang datang kepuskesmas dan di identifikasi


Formula memiliki risiko jatuh
Jumlah pasien yang datang berkunjung ke puskesmas X 100 %

Desain Pengumpulan
Survei harian
Data
Sumber Data Sumber data primer yaitu melalui observasi
Instrumen Pengambilan
Formulir Pengkajian Risiko Jatuh
Data
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah
statistik
Frekuensi Pengumpulan
Bulanan
Data
Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan, Tahunan
 Tabel
Penyajian Data  Control chart
 Run chart
Penanggung Jawab Penanggung jawab Loket Pendaftaran

Anda mungkin juga menyukai