Anda di halaman 1dari 4

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : Al-Asma’ Al-Husna III


B. Kegiatan Belajar : KB 4

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1 Konsep (Beberapa istilah Beragam cara ditempuh oleh manusia untuk
dan definisi) di KB mendekatkan diri pada Sang Pencipta yaitu Allah Swt. Cara
tersebut ada yang ditempuh melalui jalan merenung atau ber-
tafakkur dan ada pula yang melalui berdzikir. Kedekatan
hamba dengan Tuhannya tentu saja akan mengantarkannya
mendapatkan berbagai fasilitas hidup, yaitu kesenangan dan
kenikmatan yang tiada tara. Sebagaimana apabila anak dekat
dengan orang tua, pegawai dekat dengan pimpinannya, siswa
dekat dengan gurunya, maka akan mudah sekali
mendapatkan kasih sayang dan dikabulkan permintaannya.
Salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah
dengan berdzikir dan salah satu cara untuk dikabulkannya
permohonan dengan berdoa.
Sedangkan adab berdoa agar mudah dikabulkannya
permohonan adalah diawali memuji kepada allah sedangkan
pujian yang paling baik adalah dengan menyebut-nyebut
namanya yaitu Asma’ul Husna. Maka bukan hanya setelah
shalat saja berdzikir asma’ul Husna itu dilakukan, tetapi
sangatlah tepat apabila Asma’ul Husna itu dibaca ketika akan
memulai pelajaran di waktu pagi, karena ilmu itu berasal dari
Allah Yang Maha Suci, maka ilmu akan mudah diterima oleh
orang-orang yang mau mendekatkan diri kepada-nya, dengan
memperbanyak menyebut-nyebut nama-Nya yaitu al-Asma’
al-Husna.

Memahami Kebesaran Allah SWT melalui Al-Asma’ Al-Husna,


sebagai berikut :
ّ
a. Ar-Razzaq (‫الرزاق‬ )
Ar-Razzaq berarti Allah Maha Pemberi Rezeki. Rezeki
berasal dari kata rizq berarti pemberian untuk waktu
tertentu. Namun demikian, arti asal ini berkembang
sehingga rezeki diartikan sebagai pangan, pemenuhan
kebutuhan, gaji, hujan, dan lain-lain, bahkan anugerah
kenabian pun dinamai rezeki. Sebagaimana firman Allah
Swt dalam QS. Hud [11]: 88 yang artinya : “Dia (Syuaib)
berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku
mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku
dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku
menyalahi perintah-Nya)?...”

b. Al-Malik (‫) المالك‬


Al-Malik berarti Allah Maha Pemilik dan Maha Raja.
Jadi, al-Malik bermakna seseorang yang mempunyai
kewenangan untuk memerintahkan. sesuatu dan melarang
sesuatu dalam pemerintahan. Al-Malik berarti setiap orang
yang memiliki kemampuan di bidang politik dan
pemerintahan.

c. Al-Hasib (‫) الحاسب‬


Al-Hasib berarti Allah Maha Menghitung dan Maha
Mencukupi. Dalam Bahasa Arab, Al-Hasib memiliki dua
arti, yaitu menghitung dan mencukupi. Dalil yang
menunjukkan sifat Al-Hasib adalah QS. ali Imran [3]: 173
‫اخ َش ْو ُه ْم َف َزا َد ُه ْم ِا ْي َما ًن ۖا‬
ْ ‫اس َق ْد َج َمع ُْوا لَ ُك ْم َف‬َ ‫اَلَّ ِذي َْن َقا َل لَ ُه ُم ال َّناسُ اِنَّ ال َّن‬
‫وَّ َقالُ ْوا َحسْ ُب َنا هّٰللا ُ َونِعْ َم ْال َو ِك ْي ُل‬
Kalau kata “al-Hâsib” dipahami dalam arti “menghitung”,
artinya Allah yang melakukan perhitungan menyangkut
amal-amal baik dan buruk manusia secara amat teliti lagi
amat cepat.

d. Al-Hadi (‫) الهادى‬


Al-Hadi berarti Allah Maha Memberi Petunjuk dan
menunjukkan hamba-hamba-Nya kepada-Nya,
menunjukkan jalan kebajikan dan amalan yang bisa
mendekatkan kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah Swt
dalam QS. Fushshilat [41]: 17
ٰ ‫َواَمَّا َثم ُْو ُد َف َه َدي ْٰن ُه ْم َفاسْ َت َحبُّوا ْال َع ٰمى َعلَى ْاله ُٰدى َفا َ َخ َذ ْت ُه ْم‬
ِ ‫ص ِع َق ُة ْال َع َذا‬
‫ب‬
‫ْاله ُْو ِن ِب َما َكا ُن ْوا َي ْكسِ ب ُْو َن‬
Artinya: “Dan adapun kaum Samud, mereka telah Kami
beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai kebutaan
(kesesatan) daripada petunjuk itu, maka mereka disambar
petir sebagai azab yang menghinakan disebabkan apa
yang te-lah mereka kerjakan.”
Kedua, hidayah yang hanya diberikan Allah Swt.
Hidayah ini hanya Allah Swt yang mampu memberikan
kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Semua
manusia tidak mampu memberikan hidayah ini, bahkan
Rasulullah Saw pun tidak mampu memberikan hidayah
kepada orang-orang yang beliau kasihi. Oleh karena itu,
semua manusia diwajibkan untuk senantiasa memohon
hidayah (petunjuk) kepada Allah Swt setiap saat agar
selalu ditunjukkan jalan yang lurus dan diridhoi-Nya.

e. Al-Khaliq (‫) الخالق‬


Al-Khaliq berarti Allah Maha Pencipta. Allah Swt telah
menciptakan seluruh makhluk-Nya yang ada dari
ketiadaan. Menciptakan dan membentuk dalam bentuk
yang berbeda dari yang sudah ada. Allah Swt menamakan
diri-Nya sebagai Al-Khaliq, Al-Bari’, Al-Khallaq, al-Fatir,
dan Badi’us Samawati wa al-Ardli. Firman Allah Swt dalam
QS. al-Hasyr [59]: 24
ِ ‫ص ِّو ُر لَهُ ااْل َ ْس َم ۤا ُء ْال ُح ْس ٰنىۗ يُ َسبِّ ُح لَهٗ َما فِى السَّمٰ ٰو‬
‫ت‬ َ ‫ارُئ ْال ُم‬ ُ ِ‫هُ َو هّٰللا ُ ْالخَال‬
ِ َ‫ق ْالب‬
‫ض َوهُ َو ْال َع ِز ْي ُز ْال َح ِك ْي ُم‬
ِ ۚ ْ‫َوااْل َر‬ ࣖ
Artinya: “Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang
Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-
nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih
kepada-Nya. Dan Dialah Yang Mahaperkasa,
Mahabijaksana.”
Berdasarkan ayat di atas, tujuan Allah Swt menciptakan
Jin dan manusia adalah untuk beribadah. Menurut M.
Quraish Shihab, hakikat ibadah mencakup dua hal pokok,
yaitu: pertama, kemantapan makna penghambaan diri
kepada Allah dalam hati setiap insan. Kemantapan
perasaan bahwa ada hamba dan ada Tuhan, hamba yang
patuh dan Tuhan yang disembah (dipatuhi). Tidak
selainnya. Tidak ada dalam wujud ini kecuali satu Tuhan
dan selain-Nya adalah hamba-hamba-Nya. Kedua,
mengarah kepada Allah dengan setiap gerak pada nurani,
pada setiap anggota badan dan setiap gerak dalam hidup.
Semuannya hanya mengarah kepada Allah secara tulus.
Melepaskan diri dari segala perasaan yang lain dan dari
segala makna selain makna pengambaan diri kepada
Allah.

f. Al-Hakim (‫) الحاكم‬


Al-Hakim berarti Allah Mahabijaksana. Bijaksana
dalam mengambil keputusan hukum secara adil, tidak pilih
kasih serta menempatkan segala sesuatu sesuai dengan
tempat dan waktunya yang tepat. Salah satu dalil yang
menunjukkan sifat Allah Swt sebagai al-Hakîm adalah Q.S.
Az-Zariyat [51]: 30
ِ ۙ ِ‫قَالُوْ ا َك ٰذل‬
‫ك قَا َل َرب ُِّك ۗاِنَّهٗ ه َُو ْال َح ِك ْي ُم ْال َعلِ ْي ُم‬
Artinya: “Mereka berkata, “Demikianlah Tuhanmu
berfirman. Sungguh, Dialah Yang Mahabijaksana, Maha
Mengetahui.”

Daftar materi pada KB


2 Tidak ada materi yang sulit dipahami
yang sulit dipahami
‫اَ ْل َملِ ُك‬ atau ُ‫اَ ْل َملِ ْيك‬
‫ك‬ ُ ِ‫ اَ ْل َمل‬disebutkan dalam banyak ayat, seperti,

ِ ‫َمالِكِ َي ْو ِم ال ِّد‬
‫ين‬
“Yang menguasai di Hari Pembalasan.” (QS. Al-Fatihah: 4)
ِ ‫ َملِكِ َي ْو ِم ال ِّد‬, begitu juga dalam ayat
Dalam qiraah lain dibaca ‫ين‬
lain Allah SWT berfirman,

ِ ‫َملِكِ ال َّن‬
‫اس‬
“Raja manusia.” (QS. An-Nas: 2)
Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW bersabda,
Daftar materi yang sering ‫ض؟‬ِ ْ‫ك اَأْلر‬
ُ ‫ك َأي َْن مُلُو‬
ُ ِ‫َأ َنا ْال َمل‬
3 mengalami miskonsepsi “Aku adalah raja, di mana raja-raja dunia?” 
dalam pembelajaran Adapun kata ‫ك‬ُ ‫ اَ ْل َملِ ْي‬hanya datang dalam satu ayat, Allah SWT
berfirman,

‫ فِي َم ْق َع ِد صِ ْد ٍق عِ ْندَ َملِيكٍ ُم ْق َتد ٍِر‬.‫ت َو َن َه ٍر‬ َ ‫ِإنَّ ْال ُم َّتق‬


ٍ ‫ِين فِي َج َّنا‬
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam
taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di
sisi Tuhan Yang Berkuasa.” (QS. Al-Qamar: 54-55)
Maka diambil kesimpulan dari makna-maknanya:
 ‫ك‬ ُ €€€ِ‫( اَ ْل َمال‬Al-Maalik) diambil dari kata ‫ك‬ ُ €€€‫ اَ ْلم ِْل‬yang artinya
kepemilikan. Sehingga ‫ك‬ ْ
ُ ِ‫ اَل َمال‬artinya Sang Pemilik.
 ‫ك‬ ُ €€€€ِ‫( اَ ْل َمل‬Al-Malik) diambil dari kata ‫ك‬ ُ €€€€‫ اَ ْلم ُْل‬yang artinya
kerajaan/kekuasaan. Sehingga ‫ك‬ ُ ِ‫ اَ ْل َمل‬artinya Sang Raja.

Anda mungkin juga menyukai