Anda di halaman 1dari 70

Unsur-unsur Komunikasi

Komunikasi memiliki beberapa unsur. Menurut A.W.Wijaya (2000: 30) sebagai berikut:
1. Sumber
Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalam rangka
memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dokumen, dan lain-lain.
2. Komunikator
Komunikator adalah setiap orang atau kelompok yang menyampaikan pesan- pesan komunikasi sebagai
suatu proses. Komunikator dapat menjadi komunikan dan sebaliknya, komunikan dapat menjadi
komunikator.
3. Pesan
Pesan adalah keseluruhan dri apa yang disampaikan oleh komunikator. Inti pesan menjadi pengarah
dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan.
4. Channel/saluran
Saluran adalah media penyampaian pesan. Media komunikasi dapat berupa media massa, media cetak,
radio, televisi, film, dan lain-lain.
5. Effect/hasil
Efek adalah hasil akhir dari komunikasi, yaitu sikap dan ingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai
dengan yang diinginkan.

Komunikasi yang Efektif


Komunikasi akan dapat berjalan dengan efektif manakala ada beberapa aturan dan kaidah yang diikuti,
yaitu:
1. Komunikator menghargai setiap individu, orang maupun kelompok yang dijadikan
sasaran komunikasi.
Hal ini mensyaratkan bahwa seseorang yang melakukan komunikasi bisa menempatkan diri, tidak
menganggap dirinya sebagai orang yang paling tahu dan paling benar.
2. Komunikator harus mampu menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain.
Setiap orang yang melakukan komunikasi harus mampu mendengar dan dan siap menerima masukan
apapun dengan sikap yang positif. Hal ini akan sangat sulit dilakukan manakala orang tersebut tidak
dapat dikritik atau tidak siap menerima kritik. Menerima kritik memang tidak mudah. Tetapi
kemampuan untuk menerima apapun masukan dengan sikap baik akan membawa pengaruh positif pada
orang tersebut.
3. Pesan diterima oleh penerima pesan dan dapat didengarkan dengan baik.
Hal ini berkaitan dengan media yang digunakan. Seringkali orang melakukan komunikasi dengan individu
maupun kelompok, tetapi pesan tidak dapat dipahami karena media atau alat yang digunakan tidak
mendukung. Misalnya, suara di telepon putus-putus, atau microphon yang mendengung, atau suara di
telepon yang terlalu lemah. Beberapa hal tersebut mengakibatkan penerima pesan kesulitan memahami
isi pesan. Akibatnya selain tidak respon, pemberi pesan justru tidak
akan didengarkan atau diperhatikan.
4. Kejelasan pesan sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi.
Hampir mirip efeknya dengan permasalahan media yang rusak, maka bagian ini berkaitan dengan
kejelasan isi pesan itu sendiri. Misalnya apabila pemberi pesan menggunakan istilah-istilah yang sulit
dipahami oleh penerima pesan, maka jelas akan sulit bagi penerima pesan untuk memahami isi pesan
dan akhirnya umpan balik juga tidak akan muncul. Demikian juga bila pemberi pesan tidak jelas dalam
menyampaikan pesan akibat penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan latar belakang penerima
pesan, maka akan muncul berbagai interpretasi. Akhirnya isi pesan akan bergeser, dan komunikasi tidak
dapat mencapai tujuannya.
5. Berkaitan dengan sikap rendah hati dan mau mendengarkan orang lain
Hal ini berkaitan dengan karakter dan sikap individu masing-masing, baik pemberi maupun penerima
pesan. Termasuk di dalam sikap dan sifat ini adalah kerelaan untuk rendah hati, menghargai, dan mau
mendengarkan orang lain.

Penutup
Pada akhirnya komunikasi hanya akan berjalan dengan efektif ketika semua unsur dalam komunikasi
berfungsi dan berjalan dengan baik. Seperti disampaikan sebelumnya, bahwa komunikasi tidak harus
selalu berakhir dengan persetujuan, tetapi paling tidak muncul pemahaman dan pengertian mengenai
apa yang disampaikan. Karena pada dasarnya fungsi komunikasi tidak sekedar membujuk orang lain
untuk mengikuti dan menyetujui, tetapi bisa juga komunikasi dilakukan untuk sekedar menyampaikan
informasi tanpa bermaksud menggurui.

Etika Dalam Berkomunikasi


Dalam setiap pembicaraan
yang kita lakukan kepada
lawan bicara kita, kita harus
memperhatikan beberapa hal
atau etika berkomunikasi untuk
menjaga perasaan, kepercayaan
dan
harga diri seseorang terutama
pada dunia bisnis atau kerja,
yaitu antara lain:
• Berbicara dengan suara yang
jelas, dalam arti suara tidak
kecil maupun tidak terlalu
kencang.
• Tidak berbicara terlalu cepat
maupun terlalu lambat.
• Saat berbicara dengan lawan
bicara maupun saat
mendengarkan lawan bicara,
mata kita harus
saling melihat, sehingga tidak
terkesan malu ataupun tidak
mendengarkan lawan bicara.
• Berbicara seperlunya, tidak
panjang lebar tanpa arti yang
jelas ataupun berputar-putar
(berbelit-belit)Memberikan
kesempatan kepada lawan
bicara untuk berbicara, sehingga
tidak
terkesan mendominasi
berbicara.
• Jangan menyela atau
memutus pembicaraan lawan
bicara apabila lawan bicara
kita belum
selesai berbicara, karena itu
akan membuat lawan bicara kita
tiak senang dan tidak dihargai.
• Dalam berkomunikasi
diharapkan menjaga emosi kita,
yaitu jangan sampai terbawa
emosi
sehingga marah-marah kepada
lawan bicara.
• Tidak tertawa secara
berlebihan dan terus menerus.
• Sebaiknya tidak menguap
saat lawan bicara sedang
berbicara, karena lawan bicara
akan
merasa kita bosan dengan
pembicaraannya.
• Tidak mengerjakan sesuatu
saat lawan bicara sedang
berbicara (misalnya sambil
menulis,
mengetik, dan lain sebagainya).
• Menghargai pendapat,
masukan atau kritik dari
lawan bicara. Artinya tidak
langsung
membantah.
Etika Dalam Berkomunikasi
Dalam setiap pembicaraan
yang kita lakukan kepada
lawan bicara kita, kita harus
memperhatikan beberapa hal
atau etika berkomunikasi untuk
menjaga perasaan, kepercayaan
dan
harga diri seseorang terutama
pada dunia bisnis atau kerja,
yaitu antara lain:
• Berbicara dengan suara yang
jelas, dalam arti suara tidak
kecil maupun tidak terlalu
kencang.
• Tidak berbicara terlalu cepat
maupun terlalu lambat.
• Saat berbicara dengan lawan
bicara maupun saat
mendengarkan lawan bicara,
mata kita harus
saling melihat, sehingga tidak
terkesan malu ataupun tidak
mendengarkan lawan bicara.
• Berbicara seperlunya, tidak
panjang lebar tanpa arti yang
jelas ataupun berputar-putar
(berbelit-belit)Memberikan
kesempatan kepada lawan
bicara untuk berbicara, sehingga
tidak
terkesan mendominasi
berbicara.
• Jangan menyela atau
memutus pembicaraan lawan
bicara apabila lawan bicara
kita belum
selesai berbicara, karena itu
akan membuat lawan bicara kita
tiak senang dan tidak dihargai.
• Dalam berkomunikasi
diharapkan menjaga emosi kita,
yaitu jangan sampai terbawa
emosi
sehingga marah-marah kepada
lawan bicara.
• Tidak tertawa secara
berlebihan dan terus menerus.
• Sebaiknya tidak menguap
saat lawan bicara sedang
berbicara, karena lawan bicara
akan
merasa kita bosan dengan
pembicaraannya.
• Tidak mengerjakan sesuatu
saat lawan bicara sedang
berbicara (misalnya sambil
menulis,
mengetik, dan lain sebagainya).
• Menghargai pendapat,
masukan atau kritik dari
lawan bicara. Artinya tidak
langsung
membantah.
Etika Dalam Berkomunikasi
Dalam setiap pembicaraan
yang kita lakukan kepada
lawan bicara kita, kita harus
memperhatikan beberapa hal
atau etika berkomunikasi untuk
menjaga perasaan, kepercayaan
dan
harga diri seseorang terutama
pada dunia bisnis atau kerja,
yaitu antara lain:
• Berbicara dengan suara yang
jelas, dalam arti suara tidak
kecil maupun tidak terlalu
kencang.
• Tidak berbicara terlalu cepat
maupun terlalu lambat.
• Saat berbicara dengan lawan
bicara maupun saat
mendengarkan lawan bicara,
mata kita harus
saling melihat, sehingga tidak
terkesan malu ataupun tidak
mendengarkan lawan bicara.
• Berbicara seperlunya, tidak
panjang lebar tanpa arti yang
jelas ataupun berputar-putar
(berbelit-belit)Memberikan
kesempatan kepada lawan
bicara untuk berbicara, sehingga
tidak
terkesan mendominasi
berbicara.
• Jangan menyela atau
memutus pembicaraan lawan
bicara apabila lawan bicara
kita belum
selesai berbicara, karena itu
akan membuat lawan bicara kita
tiak senang dan tidak dihargai.
• Dalam berkomunikasi
diharapkan menjaga emosi kita,
yaitu jangan sampai terbawa
emosi
sehingga marah-marah kepada
lawan bicara.
• Tidak tertawa secara
berlebihan dan terus menerus.
• Sebaiknya tidak menguap
saat lawan bicara sedang
berbicara, karena lawan bicara
akan
merasa kita bosan dengan
pembicaraannya.
• Tidak mengerjakan sesuatu
saat lawan bicara sedang
berbicara (misalnya sambil
menulis,
mengetik, dan lain sebagainya).
• Menghargai pendapat,
masukan atau kritik dari
lawan bicara. Artinya tidak
langsung
membantah.
Etika Dalam Berkomunikasi
Dalam setiap pembicaraan
yang kita lakukan kepada
lawan bicara kita, kita harus
memperhatikan beberapa hal
atau etika berkomunikasi untuk
menjaga perasaan, kepercayaan
dan
harga diri seseorang terutama
pada dunia bisnis atau kerja,
yaitu antara lain:
• Berbicara dengan suara yang
jelas, dalam arti suara tidak
kecil maupun tidak terlalu
kencang.
• Tidak berbicara terlalu cepat
maupun terlalu lambat.
• Saat berbicara dengan lawan
bicara maupun saat
mendengarkan lawan bicara,
mata kita harus
saling melihat, sehingga tidak
terkesan malu ataupun tidak
mendengarkan lawan bicara.
• Berbicara seperlunya, tidak
panjang lebar tanpa arti yang
jelas ataupun berputar-putar
(berbelit-belit)Memberikan
kesempatan kepada lawan
bicara untuk berbicara, sehingga
tidak
terkesan mendominasi
berbicara.
• Jangan menyela atau
memutus pembicaraan lawan
bicara apabila lawan bicara
kita belum
selesai berbicara, karena itu
akan membuat lawan bicara kita
tiak senang dan tidak dihargai.
• Dalam berkomunikasi
diharapkan menjaga emosi kita,
yaitu jangan sampai terbawa
emosi
sehingga marah-marah kepada
lawan bicara.
• Tidak tertawa secara
berlebihan dan terus menerus.
• Sebaiknya tidak menguap
saat lawan bicara sedang
berbicara, karena lawan bicara
akan
merasa kita bosan dengan
pembicaraannya.
• Tidak mengerjakan sesuatu
saat lawan bicara sedang
berbicara (misalnya sambil
menulis,
mengetik, dan lain sebagainya).
• Menghargai pendapat,
masukan atau kritik dari
lawan bicara. Artinya tidak
langsung
membantah.
Etika Dalam Berkomunikasi
Dalam setiap pembicaraan
yang kita lakukan kepada
lawan bicara kita, kita harus
memperhatikan beberapa hal
atau etika berkomunikasi untuk
menjaga perasaan, kepercayaan
dan
harga diri seseorang terutama
pada dunia bisnis atau kerja,
yaitu antara lain:
• Berbicara dengan suara yang
jelas, dalam arti suara tidak
kecil maupun tidak terlalu
kencang.
• Tidak berbicara terlalu cepat
maupun terlalu lambat.
• Saat berbicara dengan lawan
bicara maupun saat
mendengarkan lawan bicara,
mata kita harus
saling melihat, sehingga tidak
terkesan malu ataupun tidak
mendengarkan lawan bicara.
• Berbicara seperlunya, tidak
panjang lebar tanpa arti yang
jelas ataupun berputar-putar
(berbelit-belit)Memberikan
kesempatan kepada lawan
bicara untuk berbicara, sehingga
tidak
terkesan mendominasi
berbicara.
• Jangan menyela atau
memutus pembicaraan lawan
bicara apabila lawan bicara
kita belum
selesai berbicara, karena itu
akan membuat lawan bicara kita
tiak senang dan tidak dihargai.
• Dalam berkomunikasi
diharapkan menjaga emosi kita,
yaitu jangan sampai terbawa
emosi
sehingga marah-marah kepada
lawan bicara.
• Tidak tertawa secara
berlebihan dan terus menerus.
• Sebaiknya tidak menguap
saat lawan bicara sedang
berbicara, karena lawan bicara
akan
merasa kita bosan dengan
pembicaraannya.
• Tidak mengerjakan sesuatu
saat lawan bicara sedang
berbicara (misalnya sambil
menulis,
mengetik, dan lain sebagainya).
• Menghargai pendapat,
masukan atau kritik dari
lawan bicara. Artinya tidak
langsung
membantah.
Etika Dalam Berkomunikasi
Dalam setiap pembicaraan
yang kita lakukan kepada
lawan bicara kita, kita harus
memperhatikan beberapa hal
atau etika berkomunikasi untuk
menjaga perasaan, kepercayaan
dan
harga diri seseorang terutama
pada dunia bisnis atau kerja,
yaitu antara lain:
• Berbicara dengan suara yang
jelas, dalam arti suara tidak
kecil maupun tidak terlalu
kencang.
• Tidak berbicara terlalu cepat
maupun terlalu lambat.
• Saat berbicara dengan lawan
bicara maupun saat
mendengarkan lawan bicara,
mata kita harus
saling melihat, sehingga tidak
terkesan malu ataupun tidak
mendengarkan lawan bicara.
• Berbicara seperlunya, tidak
panjang lebar tanpa arti yang
jelas ataupun berputar-putar
(berbelit-belit)Memberikan
kesempatan kepada lawan
bicara untuk berbicara, sehingga
tidak
terkesan mendominasi
berbicara.
• Jangan menyela atau
memutus pembicaraan lawan
bicara apabila lawan bicara
kita belum
selesai berbicara, karena itu
akan membuat lawan bicara kita
tiak senang dan tidak dihargai.
• Dalam berkomunikasi
diharapkan menjaga emosi kita,
yaitu jangan sampai terbawa
emosi
sehingga marah-marah kepada
lawan bicara.
• Tidak tertawa secara
berlebihan dan terus menerus.
• Sebaiknya tidak menguap
saat lawan bicara sedang
berbicara, karena lawan bicara
akan
merasa kita bosan dengan
pembicaraannya.
• Tidak mengerjakan sesuatu
saat lawan bicara sedang
berbicara (misalnya sambil
menulis,
mengetik, dan lain sebagainya).
• Menghargai pendapat,
masukan atau kritik dari
lawan bicara. Artinya tidak
langsung
membantah.
Etika Dalam Berkomunikasi
Dalam setiap pembicaraan
yang kita lakukan kepada
lawan bicara kita, kita harus
memperhatikan beberapa hal
atau etika berkomunikasi untuk
menjaga perasaan, kepercayaan
dan
harga diri seseorang terutama
pada dunia bisnis atau kerja,
yaitu antara lain:
• Berbicara dengan suara yang
jelas, dalam arti suara tidak
kecil maupun tidak terlalu
kencang.
• Tidak berbicara terlalu cepat
maupun terlalu lambat.
• Saat berbicara dengan lawan
bicara maupun saat
mendengarkan lawan bicara,
mata kita harus
saling melihat, sehingga tidak
terkesan malu ataupun tidak
mendengarkan lawan bicara.
• Berbicara seperlunya, tidak
panjang lebar tanpa arti yang
jelas ataupun berputar-putar
(berbelit-belit)Memberikan
kesempatan kepada lawan
bicara untuk berbicara, sehingga
tidak
terkesan mendominasi
berbicara.
• Jangan menyela atau
memutus pembicaraan lawan
bicara apabila lawan bicara
kita belum
selesai berbicara, karena itu
akan membuat lawan bicara kita
tiak senang dan tidak dihargai.
• Dalam berkomunikasi
diharapkan menjaga emosi kita,
yaitu jangan sampai terbawa
emosi
sehingga marah-marah kepada
lawan bicara.
• Tidak tertawa secara
berlebihan dan terus menerus.
• Sebaiknya tidak menguap
saat lawan bicara sedang
berbicara, karena lawan bicara
akan
merasa kita bosan dengan
pembicaraannya.
• Tidak mengerjakan sesuatu
saat lawan bicara sedang
berbicara (misalnya sambil
menulis,
mengetik, dan lain sebagainya).
• Menghargai pendapat,
masukan atau kritik dari
lawan bicara. Artinya tidak
langsung
membantah.
Etika Dalam Berkomunikasi
Dalam setiap pembicaraan
yang kita lakukan kepada
lawan bicara kita, kita harus
memperhatikan beberapa hal
atau etika berkomunikasi untuk
menjaga perasaan, kepercayaan
dan
harga diri seseorang terutama
pada dunia bisnis atau kerja,
yaitu antara lain:
• Berbicara dengan suara yang
jelas, dalam arti suara tidak
kecil maupun tidak terlalu
kencang.
• Tidak berbicara terlalu cepat
maupun terlalu lambat.
• Saat berbicara dengan lawan
bicara maupun saat
mendengarkan lawan bicara,
mata kita harus
saling melihat, sehingga tidak
terkesan malu ataupun tidak
mendengarkan lawan bicara.
• Berbicara seperlunya, tidak
panjang lebar tanpa arti yang
jelas ataupun berputar-putar
(berbelit-belit)Memberikan
kesempatan kepada lawan
bicara untuk berbicara, sehingga
tidak
terkesan mendominasi
berbicara.
• Jangan menyela atau
memutus pembicaraan lawan
bicara apabila lawan bicara
kita belum
selesai berbicara, karena itu
akan membuat lawan bicara kita
tiak senang dan tidak dihargai.
• Dalam berkomunikasi
diharapkan menjaga emosi kita,
yaitu jangan sampai terbawa
emosi
sehingga marah-marah kepada
lawan bicara.
• Tidak tertawa secara
berlebihan dan terus menerus.
• Sebaiknya tidak menguap
saat lawan bicara sedang
berbicara, karena lawan bicara
akan
merasa kita bosan dengan
pembicaraannya.
• Tidak mengerjakan sesuatu
saat lawan bicara sedang
berbicara (misalnya sambil
menulis,
mengetik, dan lain sebagainya).
• Menghargai pendapat,
masukan atau kritik dari
lawan bicara. Artinya tidak
langsung
membantah.
Etika Dalam Berkomunikasi
Dalam setiap pembicaraan
yang kita lakukan kepada
lawan bicara kita, kita harus
memperhatikan beberapa hal
atau etika berkomunikasi untuk
menjaga perasaan, kepercayaan
dan
harga diri seseorang terutama
pada dunia bisnis atau kerja,
yaitu antara lain:
• Berbicara dengan suara yang
jelas, dalam arti suara tidak
kecil maupun tidak terlalu
kencang.
• Tidak berbicara terlalu cepat
maupun terlalu lambat.
• Saat berbicara dengan lawan
bicara maupun saat
mendengarkan lawan bicara,
mata kita harus
saling melihat, sehingga tidak
terkesan malu ataupun tidak
mendengarkan lawan bicara.
• Berbicara seperlunya, tidak
panjang lebar tanpa arti yang
jelas ataupun berputar-putar
(berbelit-belit)Memberikan
kesempatan kepada lawan
bicara untuk berbicara, sehingga
tidak
terkesan mendominasi
berbicara.
• Jangan menyela atau
memutus pembicaraan lawan
bicara apabila lawan bicara
kita belum
selesai berbicara, karena itu
akan membuat lawan bicara kita
tiak senang dan tidak dihargai.
• Dalam berkomunikasi
diharapkan menjaga emosi kita,
yaitu jangan sampai terbawa
emosi
sehingga marah-marah kepada
lawan bicara.
• Tidak tertawa secara
berlebihan dan terus menerus.
• Sebaiknya tidak menguap
saat lawan bicara sedang
berbicara, karena lawan bicara
akan
merasa kita bosan dengan
pembicaraannya.
• Tidak mengerjakan sesuatu
saat lawan bicara sedang
berbicara (misalnya sambil
menulis,
mengetik, dan lain sebagainya).
• Menghargai pendapat,
masukan atau kritik dari
lawan bicara. Artinya tidak
langsung
membantah.
Berbicara dengan suara yang
jelas, dalam arti suara tidak
kecil maupun tidak terlalu
kencang.
• Tidak berbicara terlalu cepat
maupun terlalu lambat.
• Saat berbicara dengan lawan
bicara maupun saat
mendengarkan lawan bicara,
mata kita harus
saling melihat, sehingga tidak
terkesan malu ataupun tidak
mendengarkan lawan bicara.
• Berbicara seperlunya, tidak
panjang lebar tanpa arti yang
jelas ataupun berputar-putar
(berbelit-belit)Memberikan
kesempatan kepada lawan
bicara untuk berbicara, sehingga
tidak
terkesan mendominasi
berbicara.
• Jangan menyela atau
memutus pembicaraan lawan
bicara apabila lawan bicara
kita belum
selesai berbicara, karena itu
akan membuat lawan bicara kita
tiak senang dan tidak dihargai.
• Dalam berkomunikasi
diharapkan menjaga emosi kita,
yaitu jangan sampai terbawa
emosi
sehingga marah-marah kepada
lawan bicara.
• Tidak tertawa secara
berlebihan dan terus menerus.
• Sebaiknya tidak menguap
saat lawan bicara sedang
berbicara, karena lawan bicara
akan
merasa kita bosan dengan
pembicaraannya.
• Tidak mengerjakan sesuatu
saat lawan bicara sedang
berbicara (misalnya sambil
menulis,
mengetik, dan lain sebagainya).
• Menghargai pendapat,
masukan atau kritik dari
lawan bicara. Artinya tidak
langsung
membantah.
Berbicara dengan suara yang
jelas, dalam arti suara tidak
kecil maupun tidak terlalu
kencang.
• Tidak berbicara terlalu cepat
maupun terlalu lambat.
• Saat berbicara dengan lawan
bicara maupun saat
mendengarkan lawan bicara,
mata kita harus
saling melihat, sehingga tidak
terkesan malu ataupun tidak
mendengarkan lawan bicara.
• Berbicara seperlunya, tidak
panjang lebar tanpa arti yang
jelas ataupun berputar-putar
(berbelit-belit)Memberikan
kesempatan kepada lawan
bicara untuk berbicara, sehingga
tidak
terkesan mendominasi
berbicara.
• Jangan menyela atau
memutus pembicaraan lawan
bicara apabila lawan bicara
kita belum
selesai berbicara, karena itu
akan membuat lawan bicara kita
tiak senang dan tidak dihargai.
• Dalam berkomunikasi
diharapkan menjaga emosi kita,
yaitu jangan sampai terbawa
emosi
sehingga marah-marah kepada
lawan bicara.
• Tidak tertawa secara
berlebihan dan terus menerus.
• Sebaiknya tidak menguap
saat lawan bicara sedang
berbicara, karena lawan bicara
akan
merasa kita bosan dengan
pembicaraannya.
• Tidak mengerjakan sesuatu
saat lawan bicara sedang
berbicara (misalnya sambil
menulis,
mengetik, dan lain sebagainya).
• Menghargai pendapat,
masukan atau kritik dari
lawan bicara. Artinya tidak
langsung
membantah.
Berbicara dengan suara yang
jelas, dalam arti suara tidak
kecil maupun tidak terlalu
kencang.
• Tidak berbicara terlalu cepat
maupun terlalu lambat.
• Saat berbicara dengan lawan
bicara maupun saat
mendengarkan lawan bicara,
mata kita harus
saling melihat, sehingga tidak
terkesan malu ataupun tidak
mendengarkan lawan bicara.
• Berbicara seperlunya, tidak
panjang lebar tanpa arti yang
jelas ataupun berputar-putar
(berbelit-belit)Memberikan
kesempatan kepada lawan
bicara untuk berbicara, sehingga
tidak
terkesan mendominasi
berbicara.
• Jangan menyela atau
memutus pembicaraan lawan
bicara apabila lawan bicara
kita belum
selesai berbicara, karena itu
akan membuat lawan bicara kita
tiak senang dan tidak dihargai.
• Dalam berkomunikasi
diharapkan menjaga emosi kita,
yaitu jangan sampai terbawa
emosi
sehingga marah-marah kepada
lawan bicara.
• Tidak tertawa secara
berlebihan dan terus menerus.
• Sebaiknya tidak menguap
saat lawan bicara sedang
berbicara, karena lawan bicara
akan
merasa kita bosan dengan
pembicaraannya.
• Tidak mengerjakan sesuatu
saat lawan bicara sedang
berbicara (misalnya sambil
menulis,
mengetik, dan lain sebagainya).
• Menghargai pendapat,
masukan atau kritik dari
lawan bicara. Artinya tidak
langsung
membantah.
Berbicara dengan suara yang
jelas, dalam arti suara tidak
kecil maupun tidak terlalu
kencang.
• Tidak berbicara terlalu cepat
maupun terlalu lambat.
• Saat berbicara dengan lawan
bicara maupun saat
mendengarkan lawan bicara,
mata kita harus
saling melihat, sehingga tidak
terkesan malu ataupun tidak
mendengarkan lawan bicara.
• Berbicara seperlunya, tidak
panjang lebar tanpa arti yang
jelas ataupun berputar-putar
(berbelit-belit)Memberikan
kesempatan kepada lawan
bicara untuk berbicara, sehingga
tidak
terkesan mendominasi
berbicara.
• Jangan menyela atau
memutus pembicaraan lawan
bicara apabila lawan bicara
kita belum
selesai berbicara, karena itu
akan membuat lawan bicara kita
tiak senang dan tidak dihargai.
• Dalam berkomunikasi
diharapkan menjaga emosi kita,
yaitu jangan sampai terbawa
emosi
sehingga marah-marah kepada
lawan bicara.
• Tidak tertawa secara
berlebihan dan terus menerus.
• Sebaiknya tidak menguap
saat lawan bicara sedang
berbicara, karena lawan bicara
akan
merasa kita bosan dengan
pembicaraannya.
• Tidak mengerjakan sesuatu
saat lawan bicara sedang
berbicara (misalnya sambil
menulis,
mengetik, dan lain sebagainya).
• Menghargai pendapat,
masukan atau kritik dari
lawan bicara. Artinya tidak
langsung
membantah.
Berbicara dengan suara yang
jelas, dalam arti suara tidak
kecil maupun tidak terlalu
kencang.
• Tidak berbicara terlalu cepat
maupun terlalu lambat.
• Saat berbicara dengan lawan
bicara maupun saat
mendengarkan lawan bicara,
mata kita harus
saling melihat, sehingga tidak
terkesan malu ataupun tidak
mendengarkan lawan bicara.
• Berbicara seperlunya, tidak
panjang lebar tanpa arti yang
jelas ataupun berputar-putar
(berbelit-belit)Memberikan
kesempatan kepada lawan
bicara untuk berbicara, sehingga
tidak
terkesan mendominasi
berbicara.
• Jangan menyela atau
memutus pembicaraan lawan
bicara apabila lawan bicara
kita belum
selesai berbicara, karena itu
akan membuat lawan bicara kita
tiak senang dan tidak dihargai.
• Dalam berkomunikasi
diharapkan menjaga emosi kita,
yaitu jangan sampai terbawa
emosi
sehingga marah-marah kepada
lawan bicara.
• Tidak tertawa secara
berlebihan dan terus menerus.
• Sebaiknya tidak menguap
saat lawan bicara sedang
berbicara, karena lawan bicara
akan
merasa kita bosan dengan
pembicaraannya.
• Tidak mengerjakan sesuatu
saat lawan bicara sedang
berbicara (misalnya sambil
menulis,
mengetik, dan lain sebagainya).
• Menghargai pendapat,
masukan atau kritik dari
lawan bicara. Artinya tidak
langsung
membantah.
Berbicara dengan suara yang
jelas, dalam arti suara tidak
kecil maupun tidak terlalu
kencang.
• Tidak berbicara terlalu cepat
maupun terlalu lambat.
• Saat berbicara dengan lawan
bicara maupun saat
mendengarkan lawan bicara,
mata kita harus
saling melihat, sehingga tidak
terkesan malu ataupun tidak
mendengarkan lawan bicara.
• Berbicara seperlunya, tidak
panjang lebar tanpa arti yang
jelas ataupun berputar-putar
(berbelit-belit)Memberikan
kesempatan kepada lawan
bicara untuk berbicara, sehingga
tidak
terkesan mendominasi
berbicara.
• Jangan menyela atau
memutus pembicaraan lawan
bicara apabila lawan bicara
kita belum
selesai berbicara, karena itu
akan membuat lawan bicara kita
tiak senang dan tidak dihargai.
• Dalam berkomunikasi
diharapkan menjaga emosi kita,
yaitu jangan sampai terbawa
emosi
sehingga marah-marah kepada
lawan bicara.
• Tidak tertawa secara
berlebihan dan terus menerus.
• Sebaiknya tidak menguap
saat lawan bicara sedang
berbicara, karena lawan bicara
akan
merasa kita bosan dengan
pembicaraannya.
• Tidak mengerjakan sesuatu
saat lawan bicara sedang
berbicara (misalnya sambil
menulis,
mengetik, dan lain sebagainya).
• Menghargai pendapat,
masukan atau kritik dari
lawan bicara. Artinya tidak
langsung
membantah.
Berbicara dengan suara yang
jelas, dalam arti suara tidak
kecil maupun tidak terlalu
kencang.
• Tidak berbicara terlalu cepat
maupun terlalu lambat.
• Saat berbicara dengan lawan
bicara maupun saat
mendengarkan lawan bicara,
mata kita harus
saling melihat, sehingga tidak
terkesan malu ataupun tidak
mendengarkan lawan bicara.
• Berbicara seperlunya, tidak
panjang lebar tanpa arti yang
jelas ataupun berputar-putar
(berbelit-belit)Memberikan
kesempatan kepada lawan
bicara untuk berbicara, sehingga
tidak
terkesan mendominasi
berbicara.
• Jangan menyela atau
memutus pembicaraan lawan
bicara apabila lawan bicara
kita belum
selesai berbicara, karena itu
akan membuat lawan bicara kita
tiak senang dan tidak dihargai.
• Dalam berkomunikasi
diharapkan menjaga emosi kita,
yaitu jangan sampai terbawa
emosi
sehingga marah-marah kepada
lawan bicara.
• Tidak tertawa secara
berlebihan dan terus menerus.
• Sebaiknya tidak menguap
saat lawan bicara sedang
berbicara, karena lawan bicara
akan
merasa kita bosan dengan
pembicaraannya.
• Tidak mengerjakan sesuatu
saat lawan bicara sedang
berbicara (misalnya sambil
menulis,
mengetik, dan lain sebagainya).
• Menghargai pendapat,
masukan atau kritik dari
lawan bicara. Artinya tidak
langsung
membantah.
https://anik-gurung.tripod.com/id29.html

Lima hukum komunikasi efektif yang dikembangkan dan dirangkum dalam satu kata yang mencerminkan
esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH
1. Respect
Menghormati setiap orang yang menjadi tujuan dari pesan yang kita kirimkan adalah aturan
pertama dalam membangun komunikasi yang efektif. Aturan dasar berbicara dengan orang lain
adalah rasa hormat, baik untuk orang lain dan satu sama lain. Ingatlah selalu bahwa orang ingin
dihargai dan dihormati secara umum. Jika kita harus mengutuk atau menghukum seseorang,
lakukanlah dengan sangat menghargai martabat orang itu. Jika kita membangun komunikasi
berdasarkan rasa saling menghormati, kita dapat mengembangkan kerjasama yang menciptakan
sinergi yang akan meningkatkan kinerja kita baik secara individu maupun kolektif sebagai
sebuah tim.

2. Empathy
Empati adalah kapasitas untuk membayangkan diri sendiri dalam kesulitan atau keadaan yang
dialami orang lain. Kapasitas kita untuk mendengarkan atau memahami sebelum didengar atau
dipahami oleh orang lain adalah salah satu syarat utama empati. Kebiasaan memahami dulu,
baru memahami (Seek First to Understanding – pemahaman kemudian dipahami untuk
membangun keterampilan mendengarkan empatik yang menginspirasi keterbukaan dan
kepercayaan) adalah salah satu dari tujuh kebiasaan manusia yang paling efektif menurut Covey.
Dia menyebut ini sebagai komunikasi empatik. Kita dapat membangun kepercayaan dan
menciptakan sinergi atau kerjasama dengan orang-orang dengan terlebih dahulu memahami
dan mendengarkan mereka.

3. Audible
Pengertian audible antara lain: dapat didengar atau dipahami dengan jelas. Jika empati
mengharuskan kita mendengarkan terlebih dahulu atau memiliki keterampilan umpan balik
yang baik, maka audible menyiratkan bahwa orang yang kita ajak berkomunikasi benar-benar
dapat mendengar kita. Menurut undang-undang ini, pesan harus disampaikan melalui media
atau cara penyampaian sedemikian rupa sehingga penerima dapat memahaminya. Undang-
undang ini mengacu pada kapasitas kita untuk menggunakan berbagai media serta alat atau
bantuan audiovisual yang memungkinkan kita untuk mengekspresikan pesan kita secara efektif.
Dalam hal komunikasi interpersonal, ini mengacu pada pesan yang disampaikan dengan cara
atau dengan sikap yang dapat diterima oleh penerima.
4. Clarity
Kaidah keempat dalam kaitannya dengan itu adalah kejelasan pesan itu sendiri sehingga tidak
menimbulkan berbagai penafsiran atau penafsiran yang berbeda, selain itu pesan tersebut perlu
dipahami dengan baik. Aturan ini yang paling penting dalam membangun korespondensi tingkat
tinggi ketika saya bekerja di Sekretariat Negara. Kesalahpahaman atau sinyal yang dapat
ditafsirkan dengan berbagai cara akan memiliki efek yang kompleks. Kejelasan juga bisa merujuk
pada keterusterangan dan keterbukaan. Kita perlu menumbuhkan pola pikir terbuka saat
berkomunikasi (tidak ada yang disembunyikan atau dirahasiakan), sehingga dapat menginspirasi
kepercayaan pada audiens atau anggota tim kita. Karena tanpa keterbukaan akan tumbuh rasa
saling curiga yang akan menurunkan semangat dan semangat kelompok atau tim kita.

5. Humble
Kerendahan hati adalah aturan kelima dalam menciptakan komunikasi yang baik. Sikap ini, yang
biasanya didasarkan pada sikap buruk dalam hati kita, merupakan komponen dari hukum
pertama untuk mengembangkan rasa hormat terhadap orang lain. Pada edisi Mandiri, kami
membahas tentang 32 sikap rendah hati, yang intinya meliputi: sikap pelayanan penuh (disebut
dalam pemasaran berbicara sebagai sikap pertama pelanggan), rasa hormat, kesediaan untuk
mendengarkan dan menerima kritik, kurangnya kesombongan dan kurangnya rasa superioritas
terhadap orang lain, keberanian untuk mengakui kesalahan, kesiapan untuk memaafkan,
kelembutan dan pengendalian diri, dan preferensi untuk kepentingan yang lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai