Komunikasi memiliki beberapa unsur. Menurut A.W.Wijaya (2000: 30) sebagai berikut:
1. Sumber
Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalam rangka
memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dokumen, dan lain-lain.
2. Komunikator
Komunikator adalah setiap orang atau kelompok yang menyampaikan pesan- pesan komunikasi sebagai
suatu proses. Komunikator dapat menjadi komunikan dan sebaliknya, komunikan dapat menjadi
komunikator.
3. Pesan
Pesan adalah keseluruhan dri apa yang disampaikan oleh komunikator. Inti pesan menjadi pengarah
dalam usaha mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan.
4. Channel/saluran
Saluran adalah media penyampaian pesan. Media komunikasi dapat berupa media massa, media cetak,
radio, televisi, film, dan lain-lain.
5. Effect/hasil
Efek adalah hasil akhir dari komunikasi, yaitu sikap dan ingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai
dengan yang diinginkan.
Penutup
Pada akhirnya komunikasi hanya akan berjalan dengan efektif ketika semua unsur dalam komunikasi
berfungsi dan berjalan dengan baik. Seperti disampaikan sebelumnya, bahwa komunikasi tidak harus
selalu berakhir dengan persetujuan, tetapi paling tidak muncul pemahaman dan pengertian mengenai
apa yang disampaikan. Karena pada dasarnya fungsi komunikasi tidak sekedar membujuk orang lain
untuk mengikuti dan menyetujui, tetapi bisa juga komunikasi dilakukan untuk sekedar menyampaikan
informasi tanpa bermaksud menggurui.
Lima hukum komunikasi efektif yang dikembangkan dan dirangkum dalam satu kata yang mencerminkan
esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH
1. Respect
Menghormati setiap orang yang menjadi tujuan dari pesan yang kita kirimkan adalah aturan
pertama dalam membangun komunikasi yang efektif. Aturan dasar berbicara dengan orang lain
adalah rasa hormat, baik untuk orang lain dan satu sama lain. Ingatlah selalu bahwa orang ingin
dihargai dan dihormati secara umum. Jika kita harus mengutuk atau menghukum seseorang,
lakukanlah dengan sangat menghargai martabat orang itu. Jika kita membangun komunikasi
berdasarkan rasa saling menghormati, kita dapat mengembangkan kerjasama yang menciptakan
sinergi yang akan meningkatkan kinerja kita baik secara individu maupun kolektif sebagai
sebuah tim.
2. Empathy
Empati adalah kapasitas untuk membayangkan diri sendiri dalam kesulitan atau keadaan yang
dialami orang lain. Kapasitas kita untuk mendengarkan atau memahami sebelum didengar atau
dipahami oleh orang lain adalah salah satu syarat utama empati. Kebiasaan memahami dulu,
baru memahami (Seek First to Understanding – pemahaman kemudian dipahami untuk
membangun keterampilan mendengarkan empatik yang menginspirasi keterbukaan dan
kepercayaan) adalah salah satu dari tujuh kebiasaan manusia yang paling efektif menurut Covey.
Dia menyebut ini sebagai komunikasi empatik. Kita dapat membangun kepercayaan dan
menciptakan sinergi atau kerjasama dengan orang-orang dengan terlebih dahulu memahami
dan mendengarkan mereka.
3. Audible
Pengertian audible antara lain: dapat didengar atau dipahami dengan jelas. Jika empati
mengharuskan kita mendengarkan terlebih dahulu atau memiliki keterampilan umpan balik
yang baik, maka audible menyiratkan bahwa orang yang kita ajak berkomunikasi benar-benar
dapat mendengar kita. Menurut undang-undang ini, pesan harus disampaikan melalui media
atau cara penyampaian sedemikian rupa sehingga penerima dapat memahaminya. Undang-
undang ini mengacu pada kapasitas kita untuk menggunakan berbagai media serta alat atau
bantuan audiovisual yang memungkinkan kita untuk mengekspresikan pesan kita secara efektif.
Dalam hal komunikasi interpersonal, ini mengacu pada pesan yang disampaikan dengan cara
atau dengan sikap yang dapat diterima oleh penerima.
4. Clarity
Kaidah keempat dalam kaitannya dengan itu adalah kejelasan pesan itu sendiri sehingga tidak
menimbulkan berbagai penafsiran atau penafsiran yang berbeda, selain itu pesan tersebut perlu
dipahami dengan baik. Aturan ini yang paling penting dalam membangun korespondensi tingkat
tinggi ketika saya bekerja di Sekretariat Negara. Kesalahpahaman atau sinyal yang dapat
ditafsirkan dengan berbagai cara akan memiliki efek yang kompleks. Kejelasan juga bisa merujuk
pada keterusterangan dan keterbukaan. Kita perlu menumbuhkan pola pikir terbuka saat
berkomunikasi (tidak ada yang disembunyikan atau dirahasiakan), sehingga dapat menginspirasi
kepercayaan pada audiens atau anggota tim kita. Karena tanpa keterbukaan akan tumbuh rasa
saling curiga yang akan menurunkan semangat dan semangat kelompok atau tim kita.
5. Humble
Kerendahan hati adalah aturan kelima dalam menciptakan komunikasi yang baik. Sikap ini, yang
biasanya didasarkan pada sikap buruk dalam hati kita, merupakan komponen dari hukum
pertama untuk mengembangkan rasa hormat terhadap orang lain. Pada edisi Mandiri, kami
membahas tentang 32 sikap rendah hati, yang intinya meliputi: sikap pelayanan penuh (disebut
dalam pemasaran berbicara sebagai sikap pertama pelanggan), rasa hormat, kesediaan untuk
mendengarkan dan menerima kritik, kurangnya kesombongan dan kurangnya rasa superioritas
terhadap orang lain, keberanian untuk mengakui kesalahan, kesiapan untuk memaafkan,
kelembutan dan pengendalian diri, dan preferensi untuk kepentingan yang lebih besar.