ACARA II : GRINDING
STEFANUS LAU
D111 17 1010
GOWA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang hingga saat ini
masih memberikan kita nikmat dan kesehatan, sehingga penyusun diberi kesempatan
Penyusunan Laporan Pengolahan Bahan Galian ini merupakan bentuk dari pemenuhan
yang selalu mendoakan, memberikan dukungan moral, material, spiritual, motivasi dan
membuat penyusun selalu optimis, kepada dosen pengampu mata kuliah yang telah
membimbing kami dalam mata kuliah Pengolahan Bahan Galian, kepada teman-teman
beserta para asisten yang telah mendukung serta membantu penyusun selama proses
penyusunan laporan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penyusun memohon
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk acuan perbaikan kedepannya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL .......................................................................................................... i
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………………...vii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
4.1 Hasil........................................................................................................ 24
iii
BAB V Penutup ............................................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Rod mill ......................................................................................................... 7
3.3 Wadah…………………………………………………………………………………………………………15
3.5 Kuas……………………………………………………………………………………………………………16
3.8 Sampel………………………………………………………………………………………………………..17
3.10 Masker……………………………………………………………………………………………………...17
3.11 Tissue………………………………………………………………………………………………………..18
v
3.16 Memasukkan bola baja………………………………………………………………………………..20
vi
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
vii
BAB I
PENDAHULUAN
memperoleh produksi bahan galian yang bersangkutan (Kelly & Spottiswood, 1982).
Pengolahan Bahan Galian (ore dressing) adalah suatu proses pengolahan bijih (ore)
secara mekanik sehingga mineral berharga dapat dipisahkan dari mineral pengotornya
dengan didasarkan pada sifat fisika atau sifat kimia-fisika permukaan mineral. Bijih yang
dilakukan pengolahan bahan galian akan dapat ditingkatkan kadarnya, sehingga dari
ongkos transportasi dari tempat pengolahan sampai tempat peleburan. Hal ini karena
mineral pengotor (gangue mineral) sudah dapat dipisahkan sehingga tidak ikut
mengurangi bahan imbuh (flux) selama peleburan. Penggerusan adalah proses yang
konsentrasi, dewatering dan operasi tambahan lain yang diperlukan seperti feeding dan
sampling. Pengolahan ini dilakukan secara mekanis dan bertujuan untuk memisahkan
mineral berharga dari zat pengotornya agar menghasilkan prosuk yang kaya akan
mineral berharga (konsentrasi) dan memiliki kadar tailing yang rendah. Salah satu
tahapan yang paling penting dalam pengolahan material adalah preparasi, karena
ketepatan reduksi material akan menentukan tahapan berikutnya dimana yang akan
memisahkan mineral berharga dari mineral pengikitnya atau zat pengotornya. Tahap
1
preparasi dalam mereduksi ukuran material akan dilakukan melalui proses grinding
(Moharm, 2014).
Kadar bijih semakin tinggi berarti kadar mineral pengotor semakin kecil, sehingga
flux yang dibutuhkan juga semakin sedikit. Bijih dari tambang umumnya masih
berukuran relatif besar, sehingga mineral berharga belum terliberasi, maka perlu
direduksi ukurannya dengan menggunakan alat peremuk (crusher) dan alat penggiling
atau penggerus (grinding mill). Supaya hasil peremukan dan penggilingan mempunyai
ukuran yang sama, maka perlu dilakukan pengelompokan ukuran (sizing) yaitu dengan
menggunakan alat yang dirancang bangun mendasarkan sifat fisik mineral atau sifat
Grinding atau biasa disebut proses penggilingan merupakan salah satu di dalam
proses dressing selain crushing. Proses grinding dibutuhkan untuk menghancurkan bijih
mineral yang besar dengan efek pecahan yang kecil. Tahap grinding dilakukan dengan
meremukkan bijih yang besar menjadi bijih yang lebih halus. Hal ini dilakukan unutk
memudahkan pemisahan bijih yang telah menjadi serpihan tadi dengan mineral
1. Mengetahui mekanisme dan gaya yang bekerja pada saat proses penggerusan.
3. Mengetahui hubungan antara lama penggerusan pada ball mill terhadap produk
hasil gerus.
4. Mengetahui pengaruh fraksi ukuran butir terhadap persen kumulatif berat lolos.
2
1.3 Manfaat Praktikum
Manfaat yang dapat diperoleh setelah melakukan praktikum acara grinding yaitu
dapat mengenal alat-alat yang digunakan pada grinding. Selain mengenal alat-alat yang
digunakan, juga dapat diketahui bagian-bagian alat tersebut serta cara penggunaannya.
Setiap alat yang digunakan dapat diketahui karakteristik bahan galian yang efisiensi
untuk digunakan dari media gerusnya. Selain itu, praktikan ini pula dapat melatih
Hasanuddin pada hari Minggu, 2 Oktober 2022 pukul 07.00 WITA. Tahap pertama pada
pengolahan bahan galian adalah mengecilkan ukuran bijih dengan peremukan (grinding)
1 kg, yang kemudian dimasukkan ke dalam Ball Mill dengan waktu yang berbeda yaitu
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kominusi
Istilah kominusi berasal dari kata Latin (comminuere) yang artinya mengecilkan.
Kominusi merupakan proses reduksi ukuran partikel suatu bahan galian sedemikian rupa
melakukan proses lanjutan. Selain pegolahan mineral, aplikasi kominusi juga banyak
digunakan dalam bidang teknik sipil seperti pada pabrik pemecah batu yang
menghasilkan agregat sebagai bahan campuran beton dan aspal (Dutra, 2017).
Umumnya pada bijih, mineral atau bahan galian dari tambang masih berukuran
cukup besar. Sehingga sangat tidak mungkin dapat secara langsung digunakan atau
diolah lebih lanjut. Bijih atau mineral dalam ukuran besar biasanya berkadar sangat
Kominusi adalah proses mereduksi ukuran butir sehingga menjadi lebih kecil dari
ukuran semula. Selain untuk mereduksi ukuran butir, kominusi juga untuk meliberasi
bijih, yaitu proses melepaskan mineral bijih dari ikatannya yang merupakan gangue
mineral. Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses
2. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada
proses berikutnya.
4
2.1.1 Tahapan Kominusi
ukuran bijih kurang lebih 20 mm, sedangkan penggerusan (grinding) digunakan untuk
pengecilan ukuran mulai dari 20 mm sampai halus. Umumnya pengecilan ukuran bijih
ukuran 20 cm.
Prinsip peremukan adalah adanya gaya luar yang bekerja atau diterapkan pada
bijih dan gaya tersebut harus lebih besar dari kekuatan bijih yang akan diremuk.
diterapkan pada bijih tersebut. Setidaknya ada empat gaya yang dapat digunakan untuk
1. Compression
dilakukan diantara dua permukaan plat. Gaya diberikan oleh satu atau kedua
permukaan plat. Pada kompresi, energi yang digunakan hanya pada sebagian
lokasi, bekerja pada sebagian tempat, energi yang digunakan hanya cukup untuk
membebani daerah yang kecil dan menimbulkan titik awal peremukan. Alat yang
5
dapat menerapkan gaya compression ini adalah: jaw crusher, gyratory crusher,
2. Impact
Peremukan terjadi akibat adanya gaya impak yang bekerja pada bijih. Gaya
impact adalah gaya compression yang bekerja dengan kecepatan sangat tinggi.
Dengan gaya impact, energi yang digunakan berlebih, bekerja pada seluruh
bagian. Banyak daerah yang menerima beban berlebih. Alat yang mampu
Peremukan atau pengecilan ukuran akibat adanya gaya abrasi atau kikisan.
Peremukan dengan abrasi, gaya hanya bekerja pada daerah yang sempit
dipermukaan atau terlokalisasi. Terjadi ketika energi yang digunakan cukup kecil,
4. Shear
Pengecilan ukuran dengan cara pemotongan, seperti dengan gergaji. Cara ini
Rod Mill merupakan media gerus menggunakan batang berbentuk silinder yang
panjangnya hampir sama dengan panjang mill. Media gerus biasanya terbuat terbuat
dari baja dan disusun sejajar dalam mill. Rod mill dapat melakukan pengendalian
tersebut karena partikel besar yang terseleksi akan menjadi partikel halus dalam
mekanisme proses grinding dalam rod mill. Dengan demikian, transport bahan yang
melewati rod mill ini tergantung pada karakteristik aliran. Seperti perbedaan yang
6
Gambar 2.1 Rod mill (Ardra, 2011).
Ball mill merupakan salah satu contoh mesin grinding yang paling umum
digunakan. Alat ini berbentuk seperti silinder yang cukup besar. Pada bagian dalam alat
terdapat banyak bola yang terbuat dari logam keras dengan ukuran berbeda beda. Ball
mill dapat dioperasikan untuk memperluas bijih dalam kondisi yag basah. Ball mill juga
produk sebesar ~45 μm. Alat ini bergerak dengan cara berputar. Ketika silinder raksasa
berputar, bola-bola logam yang ada di dalamnya akan menggiling, sehingga bijih
7
2.2.3 Vibrating mill
Vibrating mill banyak digunakan karena relative lebih hemat energi. Namun alat
ini mempunyai kemampuan yang reatif rendah, sehingga vibrating mill hanya dibatasi
untuk partikel berukuran kecil. Material yang digunakan biasanya batubara. Vibrating
mill sendiri merupakn alat grinding yang mirip dengan ball mill. Vibrating mill terdapat
kaki-kaki penggetar. Sistem kerja vibrating mill dengan tidak memutar silinder, namun
Autogeneous mill merupakan media gerus menggunakan bijih itu sendiri. Dimensi
panjang mill relatif lebih kecil daripada diameter mill-nya. Pada mill ini bijih akan
menggerus bijih. Penggerusan dilakukan terhadap bijih yang datang dari tambang atau
bisa dari keluaran operasi peremukan tahap pertama. Penggerusan dapat dengan cara
basah atau kering, dan mekanisme penggerusanna sama dengan ball mill (Sufriadin,
2016).
8
Gambar 2.4 Autogeneous mill
Kecepatan operasi mill dapat dinyatakan dalam persen kecepatan kritis mill.
Kecepatan operasi optimal terutama bergantung pada tingkat pengisisan, ukuran media
gerinda dan jenis liner. Kecepatan Kristis sebuah mill adalah kecepatan rotasi dimana
gaya sentrifugal menetralkan gaya gravitasi yang mempengaruhi bola penggiling agar
bola penggiling tidak jatuh dan oleh karena itu tidak melakukan pekerjaan penggilingan.
Atau untuk membuat definisi lebih mudah, kecepatan kritis adalah kecepatan rotasi
(rpm) mill relatif terhadap kecepatan gaya sentrifugal yang hanya melawan gravitasi dan
menahan muatan pada shell selama rotasi. Agar mill bekerja dalam kondisi optimal,
Muatan mill terdiri dari grinding media atau gerus, bijih dan air. Muatan ini akan
tercampur dengan baik ketika mill berputar. Media gerus akan dapat mengecilkan
partikel bijih dengan satu atau beberapa gaya. Sebagian besar energi kinetik dari muatan
mill akan terbuang sebagai panas, suara dan kehilangan lainnya. Hanya Sebagian kecil
saja yang termanfaatkan sebagai energi untuk pengecilan ukuran. Operasi penggerusan
berjalan secara kontinu, artinya umpan masuk ke dalam mill melalui salah satu ujungnya
9
secara terus-menerus dengan laju tertentu. Bijih tinggal di dalam mill untuk beberapa
saat agar terjadi pengecilan ukuran dan kemudian keluar pada ujung yang lainnya.
Ukuran bijih hasil pengggerusan akan tergeantuk pada jenis media gerus, putaran mill,
tipe sirkuit dan sifat bijih yang digerus. Saat beroperasi, mill akan berputar dan grinding
media beserta bijih akan ikut terbawa naik oleh dinding mill ke arah yang lebih tinggi
dinamiknya tercapai Ketika gaya berat sama dengan gaya sentrifugal. Setelah titik
2.5 Sieving
Sieving merupakan operasi partikel atau mineral secara mekanis yang didasarkan
pada perbedaan ukuran partikel. Sieving adalah metode pengukuran ukuran partikel
padat yang paling tinggi untuk partikel berukuran diatas 0,04 mm. Operasi pengayakan
biasanya dilakukan untuk partikel atau material berukuran relatif kasar. Prinsip
pemisahaannya didasarkan pada ukuran relatif antara ukuran partikel dengan lubang
ayakan. Partikel-partikel yang memiliki lebih kecil daripada ukuran lubang ayakan akan
lolos ayakan. Kelompok partikel disebut undersize product atau partikel minus.
tertinggal di atas ayakan. Partikel ini dikelompokkan sebagai sebagai oversize product
diatas ayakan atau screen yang memiliki lubang dengan ukuran tertentu. Pengayakan
dilakukan dengan alat yang disebut ayakan atau screen seperti grizzly yang terbuat dari
10
2.6 Jenis-Jenis Ayakan
2.6.1 Grizzly
Grizzly merupakan jenis ayakan statis, dimana material yang akan diayak
mengikuti aliran pada posisi kemiringan tertentu. Grizzly screen adalah suatu alat
Grizzly merupakan jenis ayakan statis dimana material yang akan diayak mengikuti aliran
pada posisi kemiringan tertentu. Peremukannya sangat keras dan terbuat dari batangan
baja yang dirangkai agar material yang kecil lolos dan yang besar menggelinding
(Kausarima, 2014).
Vibrating screen adalah ayakan dinamis dengan peremukan horizontal dan miring
digerakkan pada frekuensi 1000 sampai 7000 Hz. Ayakan jenis ini mempunyai kapasitas
tinggi, dengan efisiensi pemisahaan yang baik, yang digunakan untuk range yang luas
dari ukuran partikel. Vibrating screen adalah alat screening yang berbentuk papan
berbeda dengan trammel yang berbentuk seperti tabung atau drum. Vibrating screen
terdiri dari 3 deck atau layer screening (ayakan). Untuk pemisahaan material dengan
ukuran 50-90 mesh. Jenis screen ini bergerak untuk mempercepat proses pengayakan
11
dan mencegah terjadinya penyumbatan. Kecepatan vibrator antara 25-125 rpm
(Kausarima, 2015).
Oscillating screen ayakan dinamis pada frekuensi yang lebih rendah dari vibrating
screen (100-400 Hz) dengan waktu yang lebih lama. Oscillating screen suatu alat
screening yang berbentuk seperti tabung yang mana hampir mirip seperti trommel
screen, dimana di dalam tabung terdapat sikat dan ayakan yang mengikuti bentuk
tabung itu sendiri. Oscillating mengayak dengan cara diputar (Kausarima, 2015).
12
2.6.4 Reciprocating screen
pukulan yang panjang (20-200 Hz). Digunakan untuk pemindahan dengan pemisahan
ukuran. Mesin pengayak ini biasanya tersusun atas beberapa dek ayakan dengan ukuran
aperture, satu diatas yang lainnya dalam sebuah kotak atau casing. Ayakan dan casing-
nya digetarkan memutar untuk meloloskan partikel dan satu dek ke dek lain, dan
memindahkanya dari tempat masuk sampai tempat keluarnya partikel. Sudut kemiringan
ayakan antara 16 sampai 30 derajat terhadap sumbu horizontal. Ayakan pada umumnya
berbentuk persegi panjang dengan ukuran (1.5 x 4 ft) sampai (5 x 14 ft). Kecepataan
girasi dan amplitudonya biasanya dapat diatur sesuai kebutuhan, kecepatan girasi dapat
lebih kecil (sekitar 5 derajat). Mesin diputar-getarkan pada sumbu mendatarnya. Ada
kalanya diantara dua dek ayakan diisi bola karet untuk meningkatkan evisiensi ayakan
13
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Alat dan bahan yang di gunakan dalam praktikum kali ini adalah sebgai berikut:
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu sebagai berikut:
14
3. Wadah atau nampan, digunakan sebagai wadah untuk meletakkan sampel yang
akan ditimbang
15
Gambar 3.5 Kuas
6. Kunci pas, digunakan untuk mengeratkan baut pada mesin Ball mill.
ukuran.
16
3.1.2 Bahan
Bahan yang diogunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1. Sampel pasir besi, berfungsi sebagai sampel yang digunakan dalam praktikum.
17
4. Tissue, berfungsi untuk membersihkan alat yang telah digunakan.
18
Gambar 3.13 Menyiapkan peralatan
2. Mengambil umpan pasir besi yang sudah kering kemudian letakkan di atas
3. Memasukkan umpan pasir besi yang telah ditimbang ke dalam ball mill.
19
4. Masukkan media penggerus (bola baja) ke dalam ball mill.
20
7. Menimbang ulang sampel dari ball mill.
21
10. Melakukan proses sieving selama 5 menit.
22
13. Mengulang kegiatan 2 sampai 12 untuk waktu penggerusan 5 menit dan 7
menit
23
BAB IV
4.1. Hasil
Data-data yang diperoleh dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
1. Data Awal
892,2
58,2
39,8
17,1
10,5
5,8
3,0
2,2
892,2
a. BT(+212) = 1028,8
x 100%
= 86,72%
24
58,2
b. BT(-212 +180) = 1028,8
x 100%
= 5,66%
39,8
c. BT(-180 +150) = x 100%
1028,8
= 3,87%
17,1
d. BT(-150 +125) = 1028,8
x 100%
= 1,66%
10,5
e. BT(-125 +106) = x 100%
1028,8
= 1,02%
5,8
f. BT(-106 +90) = 1028,8
x 100%
= 0,56%
3,0
g. BT(-90 +75) = 1028,8
x 100%
= 0,29%
2,2
h. BT(-75) = x 100%
1028,8
= 0,21%
= 892,2 gram
= 950,4 gram
= 990,2 gram
= 1007,3 gram
25
e. BT(-125 +106) = 1007,3 gram + 10,5 gram
= 1017,8 gram
= 1023,6 gram
= 1026,6 gram
= 1028,8 gram
𝑖 = ∑𝑖𝑛=1( %) 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡
a. BT(+212) = 86,72%
= 92,38%
= 96,25%
= 97,91%
= 98,93%
= 99,49%
= 99,79%
= 100%
26
Berat Lolos (%)
= 13,28%
= 7,62%
= 3,75%
= 2,09%
= 1,07%
= 0,51%
= 0,21%
= 0%
27
-106 +90 5,8 0,56 1023,6 99,49 0,51
Total 1028,8
96,7
57,6
28,6
16,4
7,4
3,8
2,9
782,1
a. BT(+212) = 995,5
x 100%
= 78,56%
96,7
b. BT(-212 +180) = 995,5
x 100%
= 9,71%
57,6
c. BT(-180 +150) = x 100%
995,5
= 5,79%
28
28,6
d. BT(-150 +125) = 995,5
x 100%
= 2,87%
16,4
e. BT(-125 +106) = 995,5
x 100%
= 1,65%
7,4
f. BT(-106 +90) = 995,5
x 100%
= 0,74%
3,8
g. BT(-90 +75) = 995,5
x 100%
= 0,38%
2,9
h. BT(-75) = x 100%
995,5
= 0,29%
= 878,8 gram
= 936,4 gram
= 965 gram
= 981,4 gram
= 988,8 gram
= 992,6 gram
29
h. BT(-75) = 992,6 +2,9
= 995,5 gram
i = ∑𝑖𝑛=1( %) 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡
a. BT(+212) = 78,56 %
= 88,28%
= 94,06%
= 96,94%
= 98,58%
= 99,33%
= 99,71%
= 100%
= 21,44%
30
= 11,72%
= 5,94%
= 3,06%
= 1,42%
= 0,67%
= 0,29%
= 0%
Total 967,9
31
Distribusi ukuran partikel grinding selama 7 menit.
67
36,2
16,3
9,2
4,2
2,4
1,5
845,7
a. BT(+212) = 982,5
x 100%
= 86,08 %
67
b. BT(-212 +180) = x 100%
982,5
= 6,82%
36,2
c. BT(-180 +150) = 982,5
x 100%
= 3,68%
16,3
d. BT(-150 +125) = 982,5
x 100%
= 1,66%
9,2
e. BT(-125 +106) = 982,5
x 100%
= 0,94%
4,2
f. BT(-106 +90) = 982,5
x 100%
32
= 0,43%
2,4
g. BT(-90 +75) = 982,5
x 100%
= 0,24%
1,5
h. BT(-75) = 982,5
x 100%
= 0,15%
= 912,7 gram
= 948,9 gram
= 965,2 gram
= 974,4 gram
= 978,6 gram
= 981 gram
= 982,5 gram
i = ∑𝑖𝑛=1( %) 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡
a. BT(+212) = 86,08 %
33
b. BT(-212 +180) = 86,08% + 6,82%
= 92,90%
= 96,58%
= 98,24%
= 99,18%
= 99,60%
= 99,85%
= 100%
= 13,92%
= 7,10%
= 3,42%
= 1,76%
= 0,82%
34
f. BT(-106 +90) = 0,82% - 0,43%
= 0,40%
= 0,15%
= 0,00%
Total 982,5
4.1.2 Grafik
35
-125 +106 1,07
-75 0,00
36
Gambar 4.2 Grafik Berat lolos setelah grinding selama 5 menit
-75 0,00
37
Gambar 4.3 Grafik Berat lolos setelah grinding selama 7 menit
4.2. Pembahasan
sampel, dengan masing-masing sampel memiliki berat 1 kg sebagai massa awal yang
digunakan pada proses grinding menggunakan ball mill dengan masing-masing durasi
untuk setiap sampel yaitu 3 menit, 5 menit dan 7 menit dan diperoleh hasil penggerusan
secara berturut-turut sebesar 1.028,8 gram, 988,6 gram dan 984,9 gram. Pada sampel
dengan durasi 5 menit dan 7 menit terdapat perbedaan berat awal dengan berat hasil
penggerusan ball mill, sehingga terdapat material yang hilang (loss material) dan
terjadinya galat data. Pada massa sampel grinding dengan waktu 3 menit bertambah
massanya dikarenakan sebelum sampel dimasukkan alat ball mill kurang dibersihkan,
sehingga masih ada sampel dari percobaan sebelumnya yang tertinggal di dalam ball
mill.
38
Proses sieving dilakukan dengan menggunakan material hasil grinding ball mill
masing-masing selama 1 menit. Alat yang digunakan adalah sieve shaker dengan ukuran
212 mesh, 180 mesh, 150 mesh, 125 mesh, 106 mesh, 90 mesh, dan 75 mesh. Material
hasil grinding 3 menit diperoleh berat tertahan secara berturut-turut 892,2 gram, 58,2
gram, 39,8 gram, 17,1 gram, 10,5 gram, 5,8 gram, 3,0 gram, 2,2 gram dengan
persentasi berat lolos sebesar 13,28%, 7,62%, 3,75%, 2,09%, 1,07%, 0,51% 0,21%
dan 0,00%. Material hasil grinding selama 5 menit memiliki berat tahan berturut-turut
sebesar 782,1 gram, 96,7 gram, 57,6 gram, 28,6 gram, 16,4 gram, 7,4 gram, 3,8 gram
dan 2,9 gram dengan persentase berat lolos sebesar 21,44%, 11,72%, 5,94%, 3,06%,
1,42%, 0,67%, 0,29%, 0,00%. Sedangkan untuk hasil grinding selama 7 menit memiliki
berat tahan yaitu 845,7 gram, 67 gram, 36,2 gram, 16,3 gram, 9,2 gram, 4,2 gram, 2,4
gram, 1,5 gram dengan persentase berat lolos sebesar 13,92%, 7,10%, 3,42%, 1,76%,
Hubungan antara ukuran ayakan atau fraksi dengan persentase berat lolos yaitu
semakin besar ukuran lubang ayakan atau fraksi maka akan semakin besar pula
persentase berat lolos material. Hal tersebut ditunjukkan pada kurva dengan waktu
penggerusan 3 menit, 5 menit, dan 7 menit. Hasil sieving pada penggerusan selama 3
menit yaitu +212 mesh (13,28%), -212 +180 mesh (7,62%), -180 +150 mesh (3,75%),
-150 +125 mesh (2,09%), -125 +106 mesh (1,07%), -106 +90 mesh (0,51%), -90 +75
mesh (0,21%). Hasil sieving pada penggerusan selama 5 menit yaitu +212 mesh
(21,44%), -212 +180 mesh (11,72%), -180 +150 mesh (5,94%), -150 +125 mesh
(3,06%), -125 +106 mesh (1,42%), -106 +90 mesh (0,67%), -90 +75 mesh (0,29%).
Hasil sieving pada penggerusan selama 7 menit yaitu +212 mesh (13,28%), -212 +180
mesh (7,62%), -180 +150 mesh (3,75%), -150 +125 mesh (2,09%), -125 +106 mesh
39
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil perhitungan yaitu adanya loss
material, kondisi alat yang kurang akurat, serta ketidaktelitian pada saat pengukuran.
Loss material dapat terjadi pada saat proses penggerusan (grinding) dan pada proses
pengayakan. Oleh karena itu pada percobaan ini terdapat hasil yang menunjukkan
ketidaksesuaian antara data kumulatif awal dengan data kumulatif akhir sebagai hasil
proses grinding.
40
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
berikut :
yang relatif rendah muatan akan bergerak naik tidak begitu tinggi dan setelah
mekanisme ini pengecilan ukuran terjadi akibat gaya abrasi, dan mekanisme
cataracting yaitu Ketika mill berputar cukup tinggi muatan ikut berputar dan
2. Prinsip kerja ball mill adalah dengan memutar silinder yang berisi bola-bola
grinding yang terbuat dari baja dan material (bijih) di dalamnya. Proses grinding
menggerus bijih.
3. Produk hasil penggerusan dipengaruhi oleh waktu penggerusan ball mill, jika
penggerusan dilakukan dalam waktu yang lama maka produk yang dihasilkan
41
5. Hubungan antara fraksi dengan berat lolos yaitu jika ukuran fraksi semakin besar
(mesh rendah) maka persentase berat material yang lolos akan semakin besar,
begitupula sebaliknya jika ukuran fraksi kecil (mesh semakin tinggi) maka
5.2 SARAN
Saran yang bisa saya berikan untik praktikum kali ini agar kedepannya tetap
menjaga kebersihan laboratorium dan kepada praktikan untuk lebih dahulu memahami
42
Daftar Pustaka
Curtis, David. (2020). Impac of grinding wheel specification on surface integrity and
Manufacture.
Dutra D, Pereira G, Kantorski KZ, Exterkate R, Kleverlaan CJ, et al. 2017. Grinding With
approach to obtain soft x-ray transparency for thin films grown on bulk
Hasanuddin.
Zainul, Rahadian. (2015). Teknik dan Prinsip Dasar pada Pengolahan Material.
Kausarima, Finayuari dan Adinda Desta Raisha.2012. Alat Industri Kimia oscillating
screen.Surabaya
of Ore Treatment and Mineral Recovery. Elsevier Science & Tehnology Book”.
Queensland.