TUGAS AKHIR
Oleh :
PROGRAM STUDI
TEKNIK PRODUKSI DAN PROSES MANUFAKTUR
POLITEKNIK ASTRA
JAKARTA
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh:
REZA WIDIHASTANTO
0220190043
Mengetahui,
i
POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA
TEKNIK PRODUKSI DAN PROSES MANUFAKTUR
JL. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II Jakarta 14330
Telp. (021) 651 9555 ext. 2880 Fax. (021) 651 9821
TPM-FTA-002-00
ii
iii
ABSTRAK
Oleh:
Reza Widihastanto
Pembimbing:
Wahyudi, S.pd., M.T.
Paul Armanto. H
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat yang
dilimpahkan–Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan Tugas
akhir dengan judul “Usulan Pembuatan System Maintenance Jig & Fixture Untuk
Mengurangi Resiko Produk Not Good di PT Nusa Keihin Indonesia, Cikarang
Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat” sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar
ahli madya teknik di Program Studi Teknik Produksi dan Proses Manufaktur
Politeknik Astra.
Laporan tugas akhir ini diharapkan dapat menjadi pegangan dalam
penelitian selanjutnya sekaligus menambah wawasan ataupun gambaran dan
informasi mengenai pembuatan system maintenance jig & fixture untuk
mengurangi resiko produk not good di PT Nusa Keihin Indonesia, Cikarang Barat,
Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam
penulisan laporan ini. Oleh karena itu, saya berharap kepada berbagai pihak untuk
dapat memberikan masukan yang bersifat membangun untuk menjadikan laporan
ini lebih baik.
Reza Widihastanto
NIM. 0220190043
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
vi
2.4.3 Isi Standard Operational Procedures (SOP) ................................ 13
2.4.4 Tahap Penyusunan SOP ................................................................ 14
2.5 Bagan Alir ................................................................................................. 16
2.6 Seven QC Tools ........................................................................................ 20
2.6.1 Diagram Ishikawa (Fishbone Diagram) ........................................ 21
2.6.2 Analisis 5W+1H............................................................................ 22
2.7 Pengertian Maintenance ............................................................................ 22
2.7.1 Tujuan Perawatan .......................................................................... 23
2.7.2 Jenis-Jenis Perawatan .................................................................... 23
2.8 Jig & Fixture ............................................................................................. 25
2.8.1 Jig .................................................................................................. 25
2.8.2 Fixture ........................................................................................... 25
vii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 59
LAMPIRAN ......................................................................................................... 62
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Kriteria Penilaian Severity (sumber: Cicilia Sosiogandhi Arimbi, 2020) ........ 9
Tabel 2. 2 Kriteria Penilaian Occurrence (sumber: Cicilia Sosiogandhi Arimbi, 2020) .. 10
Tabel 2. 3 Kriteria Penilaian Detection (sumber: Cicilia Sosiogandhi Arimbi, 2020) .... 10
Tabel 2. 4 Bagan Alir (sumber: Internet) ................................................................. 17
Tabel 2. 5 Bagan Alir Program (sumber: Internet) .................................................... 19
Tabel 2. 6 Bagan Alir Proses (sumber: Internet) ....................................................... 20
Tabel 3. 1 Data Produksi Produk Finish Good (sumber: PT Nusa Keihin Indonesia) ..... 40
Tabel 3. 2 FMEA Proes Pada Line Machining TRID 142-2 (sumber: PT Nusa Keihin
Indonesia) ........................................................................................................... 41
Tabel 3. 3 FMEA Proses Pada Line Machining TRID 162-2 (sumber: PT Nusa Keihin
Indonesia) ........................................................................................................... 42
Tabel 4. 1 Keterangan Tabel Nilai RPN (sumber: Cicilia Sosioghandi Arimbi, 2020) ... 43
Tabel 4. 2 Data FMEA Dengan Nilai RPN & Drawing Process Bracket TRID BD 142-2
(sumber: PT Nusa Keihin Indonesia) ...................................................................... 44
Tabel 4. 3 Data FMEA Dengan Nilai RPN & Drawing Process Bracket TRID BD 162-2
(sumber: PT Nusa Keihin Indonesia) ...................................................................... 45
Tabel 4. 4 Data FMEA Dengan Nilai RPN & Drawing Process Bracket TRID BD 162-2
(sumber: PT Nusa Keihin Indonesia) ...................................................................... 45
Tabel 4. 5 Data Breakdown Problem Pada Jig TRID BD 142-2 (sumber: PT Nusa Keihin
Indonesia) ........................................................................................................... 46
Tabel 4. 6 Data Breakdown Problem Pada Jig TRID BD 162-2 (sumber: PT Nusa Keihin
Indonesia) ........................................................................................................... 47
Tabel 4. 7 Analisis 5W+1H Pada Jig TRID BD 142-2............................................... 50
Tabel 4. 8 Analisis 5W+1H Pada Jig TRID BD 162-2............................................... 51
Tabel 4. 9 SOP Preventive Maintenance Jig TRID BD 142-2 & TRID BD 162-2 (sumber:
PT Nusa Keihin Indonesia) .................................................................................... 52
Tabel 4. 10 Checksheet Preventive Maintenance Jig TRID BD 142-2 (sumber: PT Nusa
Keihin Indonesia) ................................................................................................. 55
Tabel 4. 11 Checksheet Preventive Maintenance Jig TRID BD 162-2 (sumber: PT Nusa
Keihin Indonesia) ................................................................................................. 56
Tabel 4. 12 Checksheet Preventive Maintenance Jig TRID BD 142-2 (sumber: PT Nusa
Keihin Indonesia) ................................................................................................. 57
Tabel 4. 13 Checksheet Preventive Maintenance Jig TRID BD 162-2 (sumber: PT Nusa
Keihin Indonesia) ................................................................................................. 58
Tabel 5. 1 Data Nilai RPN Sebelum dan Sesudah Melakukan Improvement Pada Jig TRID
BD 142-2 & TRID BD 162-2 (A) TRID BD 142-2, (B) TRID BD 162-2 .................... 59
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
System maintenance yang berfungsi untuk mengatur proses perawatan pada jig
& fixture diperlukan untuk mencegah kerusakan pada jig & fixture dan diharapkan
dapat menghindari potensi terjadinya defect pada produk bracket TRID BD 142-2
& TRID BD 162-2, PT. Nusa Keihin Indonesia saat ini belum memperhatikan
system maintenance yang di anggap crucial dalam menjaga tools dan perlengkapan
pendukung agar tetap standar.
1
2
Tujuan & manfaat yang dicapai pada penulisan tugas akhir ini yaitu :
1.4.1 Tujuan
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah pembuatan system maintenance
jig & fixture untuk mengatasi/mengurangi resiko produk Not Good (NG) pada
Bracket TRID BD 142-2 & TRID BD 162-2.
3
1. Bagi Mahasiswa
a. Memahami dunia kerja khususnya pada perusahaan manufaktur dengan
melatih kemampuaan untuk bekerja sebagai tim.
b. Melatih kemampuan analisa terhadap permasalahan yang dihadapi dalam
dunia industry.
2. Bagi Industri
a. Mengatasi/mengurangi resiko produk Not Good (NG) pada Bracket TRID
142-2 & TRID BD 162-2.
1.5.1 Observasi
Bab ini berisi tentang landasan teori-teori dan penjelasan mengenai metode-
metode yang mendasari dan menguatkan gagasan serta pemikiran penulis dalam
mengolah data dan menyelesaikan permasalahan serta rencana perbaikannya
tentang pembuatan standarisasi, elemen kerja dan penyelesaian masalah.
2. Data penggunaan jig pada produksi produk bracket TRID BD 142-2 &
TRID BD 162-2.
Bab ini berisi hasil improvement, hasil pengamatan sesudah improvement. Serta
penulisan hasil implementasi seperti:
1. Menentukan akar penyebab masalah yang terjadi
2. Membuat rencana perbaikan dan implementasi.
3. Menuliskan hasil implementasi.
Bab ini merupakan penutup dari tugas akhir yang menjadi hasil dari penelitian,
hasil kesimpulan dari perumusan masalah yang dibahas di bab 1. Sedangkan saran
berupa masukan atau usulan yang dapat disampaikan guna meningkatkan
kreativitas pengembangan penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DMAIC
DMAIC memiliki lima tahapan yang harus dilalui yaitu tahapan define, tahapan
measure, tahapan analyze, tahapan improve, dan tahapan control (Gazperz, 2002)1.
2.1.1 Define
1Gazperz V, Sistem Pengukuran Kinerja Terintegrasi Balanced Scorecard dengan six sigma untuk
organisasi pemerintah (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2022)
5
6
2.1.2 Measure
2.1.4 Improve
2.1.5 Control
2Stamatis D. H., Failure mode and effect analysis: FMEA from theory to execution. (American
Society for Quality, Quality Press, 2003)
8
Dibawah ini adalah beberapa waktu yang masuk akal untuk melakukan
penerapan metode FMEA adalah sebagai berikut :
1. Saat mendesain produk, proses, atau layanan baru.
2. Ketika berencana melakukan proses yang ada dengan cara
berbeda.
3. Saat memiliki sasaran peningkatan kualitas untuk proses tertentu.
4. Ketika perlu memahami dan meningkatkan kegagalan suatu
proses.
Tujuan dari penerapan FMEA adalah mencegah masalah terjadi pada proses
Dan produk. Jika digunakan dalam desain dan proses manufaktur, FMEA dapat
mengurangi atau menekan biaya dengan mengidentifikasi dan memperbaiki
produk dan proses pada saat pengembangan. Pembuatannya relative mudah
serta tidak membutuhkan biaya yang banyak. Hasilnya adalah proses menjadi
lebih baik karena telah dilakukan Tindakan koreksi dan mengurangi serta
mengeliminasi kegagalan.
Berikut adalah beberapa tujuan dari penerapan FMEA:
1. mengidentifikasi penyebab kegagalan proses dan memenuhi
kebutuhan pelanggan.
9
3McDermott, R. E., Mikulak, R. J., & Beauregard, M. R, FMEA (New York: Taylor & Francis
Group, 2022)
10
4Rah, J., Manger, R. P., Yock, A. D., & Kim, G. "a comparison of two prospective risk analysis
methods: Traditional FMEA and a modified healthcare FMEA". Medical Physics, 43(Desember
2016), 6347–6353.
11
Hal yang dapat didefinisikan pada proses FMEA yaitu komponen kritis
yang diolah pada tabel FMEA.
2.3 Standard
Menurut (Arnina, 2016), Prosedur adalah suatu rangkaian metode yang telah
menjadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan yang merupakan suatu
kebulatan. Sementara itu prosedur perkantoran atau sistem perkantoran diartikan
sebagai urutan langkah-langkah (atau pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan), di
dalam mana pekerjaan dilakukan dan berhubungan dengan apa yang dilakukan,
bagaimana melakukannya, bilamana melakukannya, di mana melakukannya, dan
siapa yang melakukannya (Moekijat, 1989). Sedangkan menurut Terry dalam
Syamsi (1994), Prosedur kerja adalah serangkaian tugas yang saling berkaitan dan
yang secara kronologis berurutan dalam rangka menyelesaikan suatu pekerjaan.
5 Hidayat, A., Strategi six sigma+ CD. (Elex Media Komputindo, 2007)
12
Maka secara singkat dikatakan bahwa prosedur kerja itu merupakan kegiatan yang
harus dilakukan secara berurutan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu.
1. Memberi Informasi
2. Standard Operating Procedure (SOP) memberikan informasi
mengenai kualifikasi kompetensi yang harus dikuasai oleh pegawai dalam
mengerjakan tugasnya.
3. Instrumen Pelindung Karyawan
4. Melindugi kepegawaian dari tuntutan hukum karena tuduhan
penyimpangan dalam mengerjakan tugas, serta membantu penelusuran
terhadap kesalahan – kesalahan prosedural dalam memberikan pelayanan.
5. Patokan Kerja Terbaik
6
Rifka, R. N., Step by Step Lancar Membuat SOP (Penerbit Nauli Media, 2017)
13
1. Identifikasi Kebutuhan
Proses identifikasi kebutuhan ini melalui penilaiaan beberapa aspek, yakni:
a. Peraturan perundangan terkait.
b. Lingkungan operasional tempat organisasi melaksanakan
kegiatannya.
c. Kebijakan perusahaan dan kebutuhan organisasi dan pemegang
saham.
2. Pengumpulan data
a. Brainstroming: dilakukan ketika tim tidak punya banyak informasi
16
yang dibutuhkan.
b. Focus Group Discussion: dilakukan ketika informasi sudah
terkumpul tetapi memerlukan analisis yang mendalam dengan pihak yang
lebih menguasai proses bisnis Standar Operasional Prosedur (SOP).
c. Wawancara: dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih
mendalam dari narasumber yang lebih berpengalaman dalam pembuatan
Standar Operasional Prosedur (SOP).
d. Survei: dilakukan untuk mendapatkan informasi dari beberapa pihak
yang terkait.
e. Studi banding: dilakukan perbandingan Standar Operasional
Prosedur (SOP) dengan unit kerja lain yang sudah mempunyai Standar
Operasional Prosedur (SOP)
f. Review dokumen: dilakukan untuk mendapatkan informasi dari
referensi – referensi atau dokumen yang terkait, termasuk peraturan
perundang undangan.
3. Analisis sistem
4. Penyusunan dan pengembangan sistem.
5. Uji coba.
6. Sosialisasi.
7. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Standar Operasional Prosedur.
2.5 Bagan Alir
Bagan Alir flowchart adalah bagan chart yang menunjukkan aliran flow di
dalam program atau prosedur sistem secara logic yang digunakan terutama sebagai
alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi. Berikut ada lima macam bagan alir,
yakni:
1. Bagan Alir Sistem
Bagan alir merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan dari sistem
secara keseluruhan, menjabarkan urutan dari prosedur- prosedur yang ada
di dalam sistem serta menunjukkan apa yang dikerjakan di dalam sistem.
Berikut merupakan symbol – symbol flowchart:
17
Bagan alir proses merupakan bagan alir yang banyak digunakan di teknik
industri, berguna bagi analis sistem untuk menggambarkan proses yang ada di
dalam suatu prosedur. Bagan ini juga dapat menunjukkan jarak kegiatan yang satu
dengan yang lain serta waktu yang diperlukan oleh suatu kegiatan. Simbol-simbol:
20
Menurut (Mizuno & Bodek, 2020)8 terdapat tujuh tools dalam analisa yang
biasa digunakan untuk suatu permasalahan hingga menentukan akar masalah dari
masalah sebenarnya. Berikut tujuh tools tersebut:
1. Stratifikasi
2. Lembar data
3. Grafik
4. Diagram pareto
5. Histogram
7. Diagram tebar
8 Mizuno, S., & Bodek, N, Management for quality improvement: The seven new QC tools.
(Productivity press, 2020)
21
yang ada.
4. Why (Kenapa) Berisi alasan atau latar belakang dari masalah yang
terjadi.
5. Who (Siapa) Berisi subjek yang terlibat dalam masalah yang terjadi.
9 Casban, C., Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja pada Proses Washing Container di Divisi
Cleaning dengan Metode Fishbone Diagram dan SCAT. (JISI: Jurnal Integrasi Sistem Industri
2018), hal 111–121.
10 Blanchard, B. S., Verma, D. C., & Peterson, E. L., Maintainability: a key to effective serviceability
Perawatan memiliki tujuan utama supaya suatu mesin dapat bekerja dengan
efektif, diantaranya yaitu:
1. Memaksimalkan waktu operasi atau kapasitas produksinya.
2. Mengoptimalkan kemampuan produksi.
3. Meminimalkan biaya per unitnya.
4. Meminimalkan resiko hilangnya kapasitas produktif.
5. Meminimalkan terjadinya kecelakaan terhadap karyawan.
6. Meminimalkan kerusakan pada lingkungan.
11Blanchard, B. S., Verma, D. C., & Peterson, E. L., Maintainability: a key to effective serviceability
and maintenance management (1995)
24
Jig dan fixture merupakan alat bantu produksi yang digunakan pada proses
manufaktur sehingga dihasilkan duplikasi part yang akurat. Hubungan yang tepat
dan sejajar antara pemotong, atau alat yang lain, dan benda kerja harus dijaga. Jig
dan fixture merupakan alat bantu produksi yang digunakan pada proses manufaktur,
sehingga dihasilkan duplikasi part yang akurat. Jig dan fixture biasanya dibuat
secara khusus sebagai alat bantu proses produksi untuk mempermudah dalam
penyetingan material yang menjamin keseragaman bentuk dan ukuran produk
dalam jumlah banyak serta untuk mempersingkat waktu produksi. (Hoffman,
2012)12
2.8.1 Jig
Jig adalah peralatan khusus yang berfungsi untuk memegang, menahan dan
menyokong benda kerja yang akan mengalami proses pemesinan. Jig tidak
hanya menahan dan menyokong benda kerja, tetapi juga mengarahkan alat
pemotong (pahat) ketika proses produksi dilakukan.
2.8.2 Fixture
Fixture adalah peralatan yang berfungsi untuk menahan benda kerja dan
mendukung pekerjaan sehingga operasi pemesinan dapat dilakukan.
Perancangan jig dan fixture disesuaikan dan dikhususkan untuk memegang dan
menopang benda kerja tertentu karena jig dan fixture termasuk kedalam
dedicated fixture atau dengan kata lain bahwa jig and fixture dirancang guna
kebutuhan benda kerja tertentu.
BAB III
PENGUMPULAN DATA
3.1 Define
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif
yaitu penelitian dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Dan metode
pendekatannya dengan process FMEA, yaitu alat yang digunakan untuk
memastikan bahwa pontential failure modes, sebab dan akibatnya telah
diperhatikan terkait dengan karakteristik prosesnya, digunakan oleh Manufacturing
Engineer/Team.
27
28
Gambar 3. 1 PT. Nusa Keihin Indonesia (sumber: PT. Nusa Keihin Indonesia)
Gambar 3. 2 Struktur Organisasi PT Nusa Keihin Indonesia (sumber: PT Nusa Keihin Indonesia)
30
PT Nusa Keihin Indonesia (PT. NKI) memproduksi produk yang sangat penting
untuk industry manufacturing automotive yang ada di Indonesia, Nusa Keihin
Indonesia mempunyai Specialty job pada proses machining specialist assy
component serta mempunyai kompetensi di bidang machining, welding,
assembling, dan juga die casting. Kini PT Nusa Keihin Indonesia mempunyai
banyak sekali output produk yang dihasilkan yang memang terkhususkan untuk
transmission control.
Ada beberapa produk yang dihasilkan oleh PT Nusa Keihin Indonesia yaitu :
31
(A) (B)
Gambar 3. 3 Bracket TRID 142-2 (A) Tampak Bawah, (B) Tampak Atas (sumber: PT Nusa Keihin
Indonesia)
Gambar 3. 4 Bracket TRID 162-2 (A) Tampak Bawah, (B) Tampak Samping, (C) Tampak Atas
(sumber: PT Nusa Keihin Indonesia)
32
SIPOC adalah metode yang dapat digunakan untuk membantu penulis dalam
mengetahui alur permasalahan yang akan diselesaikan. Diagram SIPOC merupakan
peta kerja yang digunakan untuk menentukan batasan project sesuai dengan
departemennya. Alur permasalahan dapat dijelaskan dari supplier sampai dengan
customer dalam diagram SIPOC sebagai berikut:
1. Supplier
Metode SIPOC, supplier adalah pihak pertama yang memberikan data kepada
quality planning section terkait seluruh hal yang dibutuhkan sebagai data
pendukung dalam proses penanggulangan masalah. Berikut supplier yang
memberikan data awal dari permasalahan yang terjadi: production engineering, dan
divisi maintenance.
2. Input
Input merupakan tahap pengumpulan terhadap data-data yang telah diberikan
oleh supplier, data-data tersebut berupa Data Produksi Januari-Juni 2022, Foto Jig
Bracket TRID 142-2 & 162-2, Checksheet Inspeksi Kondisi Jig TRID 142-2 &
162-2.
33
3. Process
Setelah mengumpulkan data tahap selanjutnya adalah process, dan yang akan
di lakukan adalah memverifikasi kondisi aktualnya dengan melakukan pengamatan.
Sehingga dapat menemukan dan menentukan tindakan apa yang akan dilakukan
untuk menyelesaikan masalah yang ada. Kemudian dilakukan analisa terkait
masalah tersebut.
4. Output
Output yang dimaksud adalah berupa hasil dari analisa, pengujian, dan
perbaikan dalam mengatasi masalah yang ditemukan dengan menggunakan suatu
tindakan ataupun dengan penggunaan suatu tools hingga akhirnya didapatkan solusi
untuk pemecahan masalah berupa metode maupun tindakan yang harus dilakukan.
5. Customer
Customer berperan sebagai pihak yang menerima hasil perbaikkan yang telah
dibuat. yang menjadi customer pada tahap ini adalah Quality Planning, Engineering
Department, Production Departement.
34
Hasil observasi yang dilakukan oleh penulis, maka didapatkalah internal flow
proses part sebagai berikut :
Gambar 3. 6 Flow Process Internal PT. NKI (sumber: PT Nusa Keihin Indonesia)
Data yang diambil dari gambar flow proses diatas, maka dapat diketahui ada
beberapa macam proses sampai akhirnya dari beberapa part menjadi satu mesin siap
untuk di delivery. Untuuk penejelasan flow proses adalah sebagai berikut :
a) Incoming material, merupakan tempat kedatangan atau penempatan awal
material dari pihak vendor.
b) Receiving, merupakan tempat serah terima material yang akan di proses ke
tahap selanjutnya.
c) Quality incoming, merupakan tempat untuk pengecekan material yang
didatangkan oleh vendor.
35
Bracket TRID BD 142-2 & TRID BD 162-2 merupakan part yang berfungsi
sebagai dudukan mesin atau biasa kita sebut engine mounting yang merupakan main
assy dari produk yang akan di assembling di customer yaitu PT Tokai Rubber
Indonesia.
A B
A B
Gambar 3. 7 Bracket TRID 142-2 (sumber: PT Nusa Keihin Indonesia)
A B C
Pembuatan produk bracket TRID 142 & 162 memiliki flow proses sebagai
berikut :
Gambar 3. 9 Flow proses Pembuatan Bracket TRID 142-2 & 162-2 (sumber: PT Nusa Keihin
Indonesia)
3.1.10 Potential Failure Pada Bracket TRID BD 142-2 & TRID BD 162-2
Pengumpulan data berikut merupakan contoh potential failure yang terjadi pada
produk bracket TRID BD 142-2 & TRID BD 162-2, contohnya sebagai berikut:
38
Gambar 3. 10 Potential Failure Yang Bisa Terjadi Pada Produk Bracket TRID BD 142-2 (sumber:
PT Nusa Keihin Indonesia)
Gambar 3. 11 Potential Failure Yang Bisa Terjadi Pada Produk Bracket TRID BD 162-2 (sumber:
PT Nusa Keihin Indonesia)
39
3.1.11 Jig Yang Digunakan Pada Pembuatan Bracket TRID 142-2 & 162-2
Observasi yang telah dilakukan oleh penulis, jenis jig yang dipakai pada produk
bracket TRID BD 142-2 & TRID BD 162-2 berjenis jig gurdi. Yang dimana jig
jenis ini difungsikan untuk mengebor dan mentaping produk bracket TRID 142 &
162. Pada gambar 3.8 & 3.9 dibawah ini merupakan Jig yang dipakai pada proses
pembuatan bracket TRID BD 142-2 & TRID BD 162-2.
Gambar 3. 12 Jig produk bracket TRID BD 142-2 (sumber: PT Nusa Keihin Indonesia)
Gambar 3. 13 Jig produk bracket TRID BD 162-2 (sumber: PT Nusa Keihin Indonesia)
40
3.2 Measure
Data dibawah ini merupakan data penggunaan jig pada produksi produk bracket
TRID 142-2 & 162-2 yang akan di tampilkan pada tabel 3.1
Tabel 3. 1 Data Produksi Produk Finish Good (sumber: PT Nusa Keihin Indonesia)
Tabel 3. 2 FMEA Proes Pada Line Machining TRID 142-2 (sumber: PT Nusa Keihin Indonesia)
Data pada tabel 3.2 memperlihatkan bahwa terdapat beberapa potensi yang ada
pada kerusakan produk dan apakah kerusakan produk tersebut dikarenakan Jig.
Penyebab kerusakan produk yang disebabkan oleh jig akan dibahas di tahap
selanjutnya.
42
Tabel 3. 3 FMEA Proses Pada Line Machining TRID 162-2 (sumber: PT Nusa Keihin Indonesia)
Data pada tabel 3.3 memperlihatkan bahwa terdapat beberapa potensi yang ada
pada kerusakan produk dan apakah kerusakan produk tersebut dikarenakan Jig.
Penyebab kerusakan produk yang disebabkan oleh jig akan di bahas di tahap
selanjutnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analyze
Analisa FMEA dilakukan untuk menentukan RPN tiap komponen unit, berikut
merupakan table yang dikelompokan bedasarkan kerusakan komponen pada jig
yang diteliti.
Tabel 4. 1 Keterangan Tabel Nilai RPN (sumber: Cicilia Sosioghandi Arimbi, 2020)
No Keterangan
1 Occurance Tingkat keseringan terjadinya kerusakan
2 Severity Tingkat keparahan terjadinya kerusakan
3 Detection Tingkat kemudahan mendeteksi kerusakan
4 RPN Perkalian Occurance, Severity, Detection
43
Tabel 4. 2 Data FMEA Dengan Nilai RPN & Drawing Process Bracket TRID BD 142-2
(sumber: PT Nusa Keihin Indonesia)
44
45
Tabel 4. 3 Data FMEA Dengan Nilai RPN & Drawing Process Bracket
TRID BD 162-2 (sumber: PT Nusa Keihin Indonesia)
46
Hasil Analisa dari problem yang merupakan potensi kesalahan pada proses
produksi Bracket TRID BD 142-2 & TRID BD 162-2 adalah membuat breakdown
problem yang merupakan proses atau tahapan pada proses yang merupakan
potential failure yang ada dan sudah ditentukan oleh nilai RPN pada tabel FMEA
dan tindak lanjutnya yaitu melakukan Analisa melalui diagram pareto untuk melihat
komponen atau tahapan kritis yang ada pada proses pembuatan bracket TRID BD
142-2 & TRID BD 162-2. Berikut merupakan data breakdown problem nya :
Tabel 4. 5 Data Breakdown Problem Pada Jig TRID BD 142-2 (sumber: PT Nusa Keihin
Indonesia)
Data yang sudah terlihat pada breakdown problem diatas, lalu dibuatkan
diagram pareto berdasarkan nilai RPN-nya. Berikut merupakan Diagram Pareto
yang sudah dibuat berdasarkan Tabel 4. 4 :
Gambar 4. 1 Diagram Pareto Breakdown Problem Jig TRID BD 142-2 (sumber: PT Nusa Keihin
Indonesia)
47
Tabel 4. 6 Data Breakdown Problem Pada Jig TRID BD 162-2 (sumber: PT Nusa Keihin
Indonesia)
Data yang terlihat dari breakdown problem diatas, lalu dibuatkan diagram
pareto berdasarkan nilai RPN-nya. Berikut merupakan Diagram Pareto yang sudah
dibuat berdasarkan Tabel 4. 5 :
Gambar 4. 2 Diagram Pareto Breakdown Problem Jig TRID BD 162-2 (sumber: PT Nusa Keihin
Indonesia)
Grafik diatas merupakan visualisasi data dari nilai RPN berdasarkan dari tabel
FMEA Proses hasil observasi pada line machining yang sudah dibuat dengan
machining engineering. Berdasarkan grafik diagram pareto diatas menunjukkan
bahwa potensi kesalahan yang paling tinggi pada line machining Bracket TRID
142-2 & TRID 162-2 yaitu posisi lubang bergeser dari standar.
Berdasarkan informasi tersebut, maka penulis memfokuskan untuk menganalisa
permasalahan yang terjadi pada potensi kesalahan yang ada pada proses produksi
Bracket TRID 142-2 & TRID 162-2 yang dilakukan pada line machining agar
potensi kesalahan tersebut dapat berkurang.
48
METHOD
MACHINE/TOOL
S
Gambar 4. 3 Diagram Fishbone Analisa Sebab Akibat Pada Jig TRID BD 142-2
METHOD
Frekuensi Pemakaian
tidak sesuai standard.
Tidak adanya standar
prosedur maintenance jig
Gambar 4. 4 Diagram Fishbone Analisa Sebab Akibat Pada Jig TRID BD 162-2
berdasarkan tabel FMEA yang sudah di Analisa dengan diagram pareto berikut
dengan breakdown problem nya.
Data pada gambar 4.5 diperoleh akar masalah yang terjadi pada faktor method
dan machine/tools. Maka dilakukanlah perbaikan-perbaikan yang sesuai dari
akar masalah tersebut. Sebelum melakukan perbaikan tersebut maka penulis
akan membuat perencanaan perbaikan. Tabel 4.6 & Tabel 4.7 merupakan
rencana perbaikan yang dibuat oleh penulis.
50
4.3 Improvement
Improvement yang dilakukan selama bulan juli. Berikut implementasinya :
1. Dibuatkan standarisasi perawatan jig
2. Dibuatkan Checksheet terkait pengecekan coolant spray
52
Tabel 4. 9 SOP Preventive Maintenance Jig TRID BD 142-2 & TRID BD 162-2 (sumber: PT Nusa
Keihin Indonesia)
Nomor Dokumen
PR-MNT-00-01
PREVENTIVE MAINTENANCE JIG
Revisi Hal
PROSEDUR
TRID BD 142-2 & TRID BD 162-2
1/3
Berlaku Mulai
Tanda
Dibuat Tanggal
Tangan
Tanda
Diperiksa Tanggal
Tangan
Tanda
Disetujui Tanggal
Tangan
1. TUJUAN
Prosedur ini menjelaskan tentang aktivitas preventive maintenance untuk memastikan bahwa sistem
IATF 16949:2016 dan ISO 14001:2015 dapat dijalankan secara efektif dan konsisten serta memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan
2. RUANG LINGKUP
a. Prosedur ini berlaku mulai dari membuat jadwal preventive tahunan sampai dengan update machine
condition card.
b. Prosedur ini berlaku untuk Jig TRID BD 142-2 & TRID BD 162-2 di PT. Nusa Keihin Indonesia
3. REFERENSI
Persyaratan Standar Sistem Manajemen Mutu
IATF 16949:2016 dan ISO 14001:2015 , klausul:
4,1 : Konteks Organisasi
4,2 : Pemahaman kebutuhan dan harapan pihak yang berkepentingan
7,5 : Informasi terdokumentasi
7.1.3 : Infrastruktur
8.5.1.5 : Total Productive Maintenance
4. ISTILAH
5. CATATAN REVISI
SIMBOL ITEM REVISI TANGGAL
53
Nomor Dokumen
PR-MNT-00-01
PREVENTIVE MAINTENANCE JIG
Revisi Hal
PROSEDUR
TRID BD 142-2 & TRID BD 162-2
0 2/3
Berlaku Mulai
DOKUMEN/
AKTIVITAS KETERANGAN
CATATAN
Mulai
Staf Maintenance
Periksa/update
jadwal Preventive
bulanan
Tdk Terse
dia ?
Ya
Staff Maintenance
Buat permintaan Dokumen :
Pembelian - Permintaan pembelian
( FO-PUR-00-03 )
Prosedur Pembelian
Prosedur :
PR-PUR-00-01 PR-PUR-00-01
Teknisi
Lakukan
Preventive Jika terjadi tumpahan bahan
Maintenance Form Preventive
Maintenance atau limbah B3, lakukan
FO-MNT-01-01 s/d 32-02 tindakan sesuai instruksi
kerja penanganan tumpahan
bahan dan limbah B3
B/1 ( IK-SHE-00-12 )
A/1
54
Nomor Dokumen
PR-MNT-00-01
PREVENTIVE MAINTENANCE JIG
Revisi Hal
PROSEDUR
TRID BD 142-2 & TRID BD 162-2
0 3/3
Berlaku Mulai
DOKUMEN/
AKTIVITAS KETERANGAN
CATATAN
A/1
Teknisi Maintenance
Tes Running
B/1
Quality Control
Dokumen :
- Point Perubahan
Verifikasi hasil trial
Tidak
Ok ?
Ya
Staf Maintenance
Machine Condition Card
FO-MNT-00-04
Update Machine Condition
Card
Selesai
55
Tabel 4. 11 Checksheet Preventive Maintenance Jig TRID BD 162-2 (sumber: PT Nusa Keihin
Indonesia)
Penambahan point check pada checksheet yaitu point check inspeksi pada
coolant spray dikarenakan pada Analisa nilai RPN pada tabel FMEA sebelumnya
menunjukkan bahwa masalah lubang yang bergeser dari standarnya dipengaruhi
oleh coolant spray yang tidak berada tepat pada bagian produk yang dilakukan
proses drilling dan tapping sehingga scrap hasil pemakanan mengganjal pada
produk dan menyebab proses drilling dan tapping menjadi tidak sempurna yang
hasilnya mengakibatkan lubang drilling dan tapping bergeser dari standarnya.
4.4 Control
Tahap ini adalah tahapan terakhir pada metode DMAIC, yang mana berisi
tentang bagaimana pengendalian terhadap tahapan tahapan sebelumnya agar
kualitas dapat terkontrol.
57
Tabel 4. 13 Checksheet Preventive Maintenance Jig TRID BD 162-2 (sumber: PT Nusa Keihin
Indonesia)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan perbaikan yang apabila dilakukan, system
maintenance telah dioptimalkan dengan cara membuat beberapa komponen
perbaikan berupa standar operasional prosedur dan checksheet sebagai panduan
untuk menjaga alur perbaikan yang baik dan teratur serta dapat membantu man
power ataupun staff maintenance untuk memahami alur proses dan urutan kerja
preventive maintenance pada jig TRID BD 142-2 & TRID BD 162-2 agar tidak
menghasilkan produk dengan kualitas Not Good (NG). Berikut ini merupakan data
nilai RPN pada saat sebelum dan sesudah melakukan improvement pada jig TRID
BD 142-2 & TRID BD 162-2.
Tabel 5. 1 Data Nilai RPN Sebelum dan Sesudah Melakukan Improvement Pada Jig TRID BD 142-2 &
TRID BD 162-2 (A) TRID BD 142-2, (B) TRID BD 162-2
A B
59
60
5.2 Saran
Setelah dilakukannya Analisa terhadap improvement yang telah dibuat, maka
terdapat beberapa saran sebagai berikut :
1) Melakukan update rekam data maintenance jig machining TRID BD 142-
2 & TRID BD 162-2 serta melakukan evaluasi guna menjaga jig tersebut
dalam keadaan optimal saat digunakan.
2) Untuk perawatan jig tersebut, disarankan untuk diberikan standar
predictive maintenance agar lebih baik lagi dan optimal dalam perawatan
jig tersebut.
3) Diharapkan operator sudah diberikan sosialisasi tentang update system
maintenance record untuk rekam data dari jig tersebut agar bisa
mengetahui kesalahan atau abnormality condition jig pada saat sebelum
ataupun sesudah digunakan dalam proses produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Arnina, P. (2016). Langkah-Langkah Efektif Menyusun SOP. Huta Publisher.
Blanchard, B. S., Verma, D. C., & Peterson, E. L. (1995). Maintainability: a key to
effective serviceability and maintenance management (Vol. 13). John Wiley
& Sons.
Casban, C. (2018). Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja pada Proses Washing
Container di Divisi Cleaning dengan Metode Fishbone Diagram dan SCAT.
JISI: Jurnal Integrasi Sistem Industri, 5(2), 111–121.
Gazperz, V. (2002). Sistem Pengukuran Kinerja Terintegrasi Balanced Scorecard
dengan six sigma untuk organisasi pemerintah. Jakarta, Gramedia Pustaka
Utama.
Hidayat, A. (2007). Strategi six sigma+ CD. Elex Media Komputindo.
Hoffman, E. (2012). Jig and fixture design. Cengage Learning.
McDermott, R. E., Mikulak, R. J., & Beauregard, M. R. (2009). FMEA. New York:
Taylor & Francis Group.
Mizuno, S., & Bodek, N. (2020). Management for quality improvement: The seven
new QC tools. Productivity press.
Rah, J., Manger, R. P., Yock, A. D., & Kim, G. (2016). A comparison of two
prospective risk analysis methods: Traditional FMEA and a modified
healthcare FMEA. Medical Physics, 43(12), 6347–6353.
Rifka, R. N. (2017). Step by Step Lancar Membuat SOP. Penerbit Nauli Media.
Stamatis, D. H. (2003). Failure mode and effect analysis: FMEA from theory to
execution. Quality Press.
(Rah et al., 2016)
61
LAMPIRAN
62