P02 IRKW - Filsafat Penelitian
P02 IRKW - Filsafat Penelitian
( Selayang Pandang )
Ditegaskan oleh Harefa (2000) bahwa syarat belajar (dalam pendidikan) adalah mem-
buka diri, hati bersih dari prasangka (ikhlas), dan bebas dari penghakiman
dini; ditambahkan oleh penulis bahwa ilmu itu ibarat cahaya, maksiat ibarat
penghalang, dan cahaya Tuhan enggan menyinari/menembus pada jiwa yang penuh
penghalang; sehingga jiwa tetap gelap. Menurut penulis, akhlak (moral) tidak dapat
dipisahkan dari ilmu, karena manusia berilmu ialah orang yang memiliki
akhlak/moral yang baik, dan ilmuwan bertanggungjawab secara moral untuk
berbagi ilmu dengan orang yang kurang berilmu, memberi ilmu kepada orang lain
dengan ikhlas bukan menjadi beban tetapi lebih merupakan kebutuhan (karena
ilmu memang seyogyanya diamalkan).
Psikologi pendidikan dimaknai sebagai subdisiplin psikologi yang menelaah masalah-
masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan (terkait dengan proses
belajar, mengajar, dan proses belajar-mengajar), dapat digunakan sebagai
pedoman praktis, di samping sebaga kajian teoretik (Syah, 2001). Menyikapi defi-
nisi tersebut maka sudah selayaknya bahwa bagi setiap guru/pendidik (apapun bi-
dang keilmuannya) diharapkan memiliki ( lebih baik menguasai) pengetahuan psi-
kologi pendidikan yang memadai agar dapat mendidik para siswa melalui proses
belajar-mengajar yang berdaya guna dan berhasil guna; meskipun demikian psi-
kologi pendidikan jangan dipandang sebagai satu-satunga gudang penyimpan se-
gala jawaban yang benar dan pasti atas problematika kependidikan yang dihadapi.
Sebaliknya, guru tetap perlu tahu bahwa dalam psikologi pendidikan terdapat
serangkaian stok informasi mengenai teori-teori dan praktek belajar, mengajar,
dan belajar-mengajar yang bisa dipilih. Dalam hal ini tentu pilihannya akan
diselaraskan dengan kebutuhan kontekstual sesuai tuntutan ruang dan zaman
(sesuai dengan kekinian dan kedisinian, baik ditinjau dari kepentingan siswa
maupun dari sudut jenis dan sifat materi yang disajikan).
Epilog (επιλογ)
H a k i k a t dan M a n f a a t I l m u
….. Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu,
maka Allah memudahkan jalannya ke surga…
(Hadis Nabi)
….. Ilmu itu laksana cahaya atau lentera kehidupan, dan
agama adalah petunjuknya…
( Ghulsyani, 1995)
….. Bicaralah dengan pena, bacalah dengan tinta
dan tulislah dengan doa, agar kelak dilebihkan Nya
timbangan tinta kita dari darah para syuhada…(anonim)
Menurut Syah (2001), hal yang bisa dipetik dari psikologi pendidikan yakni: perkem-
bangan siswa, cara belajar siswa, cara menghubungkan mengajar dengan belajar,
dan pengambilan keputusan untuk pengelolaan PBM. Berlanjut ditandaskan bah-
wa cakupan psikologi pendidikan meliputi : pokok bahasan tentang “belajar”,
“proses belajar”, dan “situasi belajar”. Ikhwal pendidikan, bila dianggap jauh ber-
beda dengan pengajaran adalah keliru. Pengajaran memang tidak sama dengan
pendidikan, tetapi tidak berarti keduanya berbeda tajam. Pendidikan bisa dipan-
dang lebih utama daripada pengajaran dalam arti sebagai konsep ideal (landasan
filosofis-hukum); tetapi sulit dipercaya bila ada sebuah sistem pendidikan berjalan
tanpa pengajaran. Berlandaskan hal itu, pengajaran dengan segala bentuk perwu-
judannya sebaiknya dipandang sebagai konsep operasional yang berposisi kurang
lebih setara dengan pendidikan sebagai konsep ideal. Disimpulkan bahwa hakikat
hubungan antara pendidikan dengan pengajaran ibarat dua sisi mata uang logam.